Dokumen tersebut membahas pentingnya keselamatan dalam bekerja di ketinggian karena jatuh dari ketinggian merupakan penyebab kecelakaan kerja paling sering terjadi. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar keselamatan dalam bekerja di ketinggian, hirarki pengendalian risiko, dan tipe-tipe platform serta cara meminimalkan risiko kecelakaan saat bekerja di ketinggian.
Apa yang perlu diketahui tentang gempa
potensi bahaya gempa di indonesia
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum gempa
Hal-hal yang harus dilakukan saat gempa
Hal-hal yang harus dilakukan setelah gempa
Cara melindungi diri saat gempa
Harap download dalam bentuk ppt agar bisa disesuaikan fontnya dan animasinya bisa muncul. Harap sertakan copyright dan tidak menghapus sumber gambar. terima kasih.
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur untuk pengoperasian jib crane listrik (overhead crane). Dokumen tersebut menjelaskan peraturan keselamatan dan prosedur operasi yang harus dipatuhi untuk menghindari kecelakaan dan melindungi operator, muatan, dan peralatan. Dokumen tersebut juga menyebutkan organisasi yang membuat regulasi keselamatan terkait pengoperasian jib crane listrik.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik evakuasi dalam penanggulangan keadaan darurat. Mencakup definisi bencana dan keadaan darurat, perundangan terkait, upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Juga membahas organisasi, prosedur, pelaksanaan simulasi dan evaluasi evakuasi dalam penanggulangan darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang lifting dan rigging yang meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi, dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat, zona-zona kerja, operasi pengangkatan bebas kontak tangan, metode pengikatan dan pengangkatan, perhitungan WLL dan SWL, serta load chart dan SWL."
Dokumen tersebut membahas pentingnya keselamatan dalam bekerja di ketinggian karena jatuh dari ketinggian merupakan penyebab kecelakaan kerja paling sering terjadi. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar keselamatan dalam bekerja di ketinggian, hirarki pengendalian risiko, dan tipe-tipe platform serta cara meminimalkan risiko kecelakaan saat bekerja di ketinggian.
Apa yang perlu diketahui tentang gempa
potensi bahaya gempa di indonesia
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum gempa
Hal-hal yang harus dilakukan saat gempa
Hal-hal yang harus dilakukan setelah gempa
Cara melindungi diri saat gempa
Harap download dalam bentuk ppt agar bisa disesuaikan fontnya dan animasinya bisa muncul. Harap sertakan copyright dan tidak menghapus sumber gambar. terima kasih.
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur untuk pengoperasian jib crane listrik (overhead crane). Dokumen tersebut menjelaskan peraturan keselamatan dan prosedur operasi yang harus dipatuhi untuk menghindari kecelakaan dan melindungi operator, muatan, dan peralatan. Dokumen tersebut juga menyebutkan organisasi yang membuat regulasi keselamatan terkait pengoperasian jib crane listrik.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik evakuasi dalam penanggulangan keadaan darurat. Mencakup definisi bencana dan keadaan darurat, perundangan terkait, upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Juga membahas organisasi, prosedur, pelaksanaan simulasi dan evaluasi evakuasi dalam penanggulangan darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang lifting dan rigging yang meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi, dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat, zona-zona kerja, operasi pengangkatan bebas kontak tangan, metode pengikatan dan pengangkatan, perhitungan WLL dan SWL, serta load chart dan SWL."
Dokumen tersebut membahas tentang hirarki pengendalian bahaya yang terdiri dari lima tingkatan yaitu eliminasi, substitusi, engineering control, administratif control, dan alat pelindung diri. Jenis-jenis bahaya yang dijelaskan meliputi bahaya biologi, kimia, fisik/mekanik, dan psikososial.
Modul ini membahas tentang lifting dan rigging, meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat seperti lifting gear, lifting devise dan lifting accessories, zona-zona yang harus dihindari selama lifting, serta metode pengikatan dan perhitungan beban yang diangkat.
This document outlines Metode Hirac, a hazard identification and risk assessment method. It involves identifying hazards, assessing risks, implementing controls, and monitoring and reviewing risks. Hazards can be physical, chemical, ergonomic, and more. Risk is determined by likelihood and severity, with controls put in place to eliminate, substitute, use engineering or administrative controls, or personal protective equipment.
Pelindung mesin (safety guarding) adalah alat perlengkapan yang dipasang pada mesin untuk melindungi pekerja dari kecelakaan. Terdapat empat jenis pelindung mesin, yaitu fixed guard, interlocked guard, adjustable guard, dan self-adjusting guard. Pelindung mesin bertujuan melindungi pekerja dari bagian mesin bergerak atau berputar seperti roda gigi yang dapat menyebabkan luka atau kematian.
1. Latihan prediksi bahaya (KYT) bertujuan untuk memprediksi dan mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi selama melakukan aktivitas agar dapat mencegah kecelakaan.
2. KYT terdiri dari 3 langkah yaitu mengidentifikasi bahaya potensial, memprediksi risiko, dan menetapkan tindakan pencegahan.
3. Penerapan KYT diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap bah
Investigasi kecelakaan bertujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan dengan cara mengidentifikasi kegagalan manusia, peralatan, atau lingkungan, serta mencari tindakan perbaikan untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Metode investigasi meliputi merekam fakta kecelakaan secara detail, mewawancarai saksi, dan menganalisis penyebab langsung dan tidak langsung berdasarkan hasil penyelidikan. Hasil akhir
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxdiah238366
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan rencana evakuasi darurat untuk menangani keadaan darurat seperti kebakaran di suatu bangunan. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah penentuan jalur evakuasi, titik kumpul, simulasi evakuasi, dan langkah-langkah yang harus diambil petugas kebakaran ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik mengemudi yang aman dan selalu berhati-hati dengan menekankan pentingnya pandangan, ruang, dan waktu dalam berkendara serta menjaga jarak aman untuk menghindari kecelakaan."
This document outlines the pre-construction planning process for occupational safety and health on a construction project. It discusses examining contract documents to identify safety constraints, conducting a risk assessment to determine hazardous operations and high-risk tasks. It also covers planning logistics like site layout, temporary facilities, equipment needs, and storage areas. The document emphasizes that thorough pre-construction planning is important for budgeting, preparation, and proactively managing OSH risks during the work. Effective planning helps implement basic OSH requirements and make necessary arrangements to protect workers and others on-site.
The document provides an overview of the Construction Design and Management (CDM) Regulations 2015 in the UK. It discusses the objectives of CDM, which are to protect the health and safety of construction workers and require a systematic management approach. It outlines the main duties of key roles including the client, principal designer, principal contractor, designer, and contractor. It also describes important CDM documents such as the construction phase plan, pre-construction information, and health and safety file.
Dokumen tersebut membahas tentang hirarki pengendalian bahaya yang terdiri dari lima tingkatan yaitu eliminasi, substitusi, engineering control, administratif control, dan alat pelindung diri. Jenis-jenis bahaya yang dijelaskan meliputi bahaya biologi, kimia, fisik/mekanik, dan psikososial.
Modul ini membahas tentang lifting dan rigging, meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat seperti lifting gear, lifting devise dan lifting accessories, zona-zona yang harus dihindari selama lifting, serta metode pengikatan dan perhitungan beban yang diangkat.
This document outlines Metode Hirac, a hazard identification and risk assessment method. It involves identifying hazards, assessing risks, implementing controls, and monitoring and reviewing risks. Hazards can be physical, chemical, ergonomic, and more. Risk is determined by likelihood and severity, with controls put in place to eliminate, substitute, use engineering or administrative controls, or personal protective equipment.
Pelindung mesin (safety guarding) adalah alat perlengkapan yang dipasang pada mesin untuk melindungi pekerja dari kecelakaan. Terdapat empat jenis pelindung mesin, yaitu fixed guard, interlocked guard, adjustable guard, dan self-adjusting guard. Pelindung mesin bertujuan melindungi pekerja dari bagian mesin bergerak atau berputar seperti roda gigi yang dapat menyebabkan luka atau kematian.
1. Latihan prediksi bahaya (KYT) bertujuan untuk memprediksi dan mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi selama melakukan aktivitas agar dapat mencegah kecelakaan.
2. KYT terdiri dari 3 langkah yaitu mengidentifikasi bahaya potensial, memprediksi risiko, dan menetapkan tindakan pencegahan.
3. Penerapan KYT diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap bah
Investigasi kecelakaan bertujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan dengan cara mengidentifikasi kegagalan manusia, peralatan, atau lingkungan, serta mencari tindakan perbaikan untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Metode investigasi meliputi merekam fakta kecelakaan secara detail, mewawancarai saksi, dan menganalisis penyebab langsung dan tidak langsung berdasarkan hasil penyelidikan. Hasil akhir
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxdiah238366
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan rencana evakuasi darurat untuk menangani keadaan darurat seperti kebakaran di suatu bangunan. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah penentuan jalur evakuasi, titik kumpul, simulasi evakuasi, dan langkah-langkah yang harus diambil petugas kebakaran ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik mengemudi yang aman dan selalu berhati-hati dengan menekankan pentingnya pandangan, ruang, dan waktu dalam berkendara serta menjaga jarak aman untuk menghindari kecelakaan."
This document outlines the pre-construction planning process for occupational safety and health on a construction project. It discusses examining contract documents to identify safety constraints, conducting a risk assessment to determine hazardous operations and high-risk tasks. It also covers planning logistics like site layout, temporary facilities, equipment needs, and storage areas. The document emphasizes that thorough pre-construction planning is important for budgeting, preparation, and proactively managing OSH risks during the work. Effective planning helps implement basic OSH requirements and make necessary arrangements to protect workers and others on-site.
The document provides an overview of the Construction Design and Management (CDM) Regulations 2015 in the UK. It discusses the objectives of CDM, which are to protect the health and safety of construction workers and require a systematic management approach. It outlines the main duties of key roles including the client, principal designer, principal contractor, designer, and contractor. It also describes important CDM documents such as the construction phase plan, pre-construction information, and health and safety file.
The document discusses construction safety and health topics including potential hazards, OSHA standards, and environmental health issues. It outlines hazards such as falls, trench collapses, and electric shock. It describes OSHA standards for scaffolding, fall protection, ladders, stairways, trenching, cranes, and head protection. It also addresses environmental health issues in construction including noise, dust, radiation, toxic materials, heat, and cold. Throughout, it provides solutions and guidelines to mitigate hazards and ensure worker safety and health.
The document provides guidelines on improving safety in pipeline construction. It discusses an organization called INGAA that develops safety guidelines for pipeline operators, construction companies, and equipment manufacturers. The document outlines principles of an effective safety culture and provides guidelines on excavation safety, working under utility lines, and pressure testing. For each topic, it describes hazards and recommendations. Key aspects covered include hazard assessment, roles and responsibilities, and methods to protect employees and the public. Communication is emphasized as essential for safely applying these and other construction guidelines.
The document discusses personal protective equipment for construction site safety. It recommends wearing a hard helmet, ear plugs, safety glasses or goggles, safety shoes or boots, and gloves for piling work to protect from falling objects, loud noises, debris, foot hazards, and injuries. Additional safety gear like safety belts are required when working at heights or performing tasks like welding, grinding or material handling. Indian safety standards are referenced for various types of protective equipment. Vigilance is stressed along with maintaining safety devices, permits for hazardous areas, illumination, and medical exams.
Superior Glove: Construction Safety Mistakes You’re Probably Making & How to ...Superior Glove Works Ltd.
One in ten construction workers are injured every year. This engaging presentation will dive into the major factors that affect hand injury rates in the construction industry and how to eliminate/reduce those factors. These glove and impact protection experts will cover construction industry best practices when it comes to hand protection. Watch the webinar, reduce injuries.
Speakers:
Bill Soellner, US Sales Manager for Superior Glove®.
With 24 years in the safety industry, having worked for four major manufacturers and a major safety specialty industrial distributor. Bill has held positions in sales, sales management and product management with special emphasis on hand and arm protection. Bill has been published in leading trade publications such as ISHN, Cleanrooms Magazine and Compliance Magazine, writing articles on proper glove selection, clean
environments products and chemical glove selection. He holds a BA from Western Michigan University
Dan Branson , Chair of the ISEA glove committee for anti-vibration and back of hand impacts.
Dan Branson is a 15-year glove veteran. Having managed global glove brands that include Stanley Black and Decker, Dewalt, Remington, and Smith and Wesson, Dan is a respected authority when it comes to hand protection. Dan is also a member of the International Glove Association and holds a position as Director of North American Sales for D3O.
The document discusses personal health and safety responsibilities in construction. It lists responsibilities such as working safely, wearing proper protective equipment like goggles and steel toe boots, keeping work areas tidy, and being respectful of others. It also discusses regulations, roles, and responsibilities related to health and safety, including common regulations, employer responsibilities, and employee responsibilities.
This document discusses electrical safety in construction. It notes that electrical safety is important due to the hidden dangers of electricity and risk of fire or electrocution. Two main electrical hazards are contact with live parts and heat generated from improper installations. Proper design of electrical facilities is needed to provide protection against direct and indirect contact, thermal effects, over/under currents, and overvoltage. Regulations and standards like the Indian Electricity Act and National Electrical Code establish safety rules that all installations must follow. Ten safety commandments and guidelines are also outlined.
This document outlines safety signs used in construction sites. It discusses the colors used - red, yellow, blue, and green - and their meanings of prohibition, hazard, mandatory, and safe conditions. Examples of different types of signs are provided, including prohibition signs indicating no access or smoking, hazard signs warning of falling debris or live wires, mandatory signs requiring hard hat areas or seat belts, and information signs locating first aid kits or exits. Safety signs may use multiple colors to indicate hazards that require mandatory actions. Overall guidelines for construction site safety are also outlined.
The document summarizes regulations for scaffold safety from 29 CFR 1926 Subpart L. It covers the scope and application of regulations to different types of scaffolding. It emphasizes training requirements to protect workers from electrical, fall, and falling object hazards. Clearances must be maintained from power lines. Fall protection like personal fall arrest systems or guardrails are required for scaffolds over 10 feet. Guardrails must be installed on scaffold platforms and falling object protection provided.
This document discusses construction safety and health. It defines key safety terms like accident, injury, hazard, and risk. It outlines common causes of construction accidents such as unsafe acts and unsafe conditions. The importance of safety is discussed in terms of human, financial, and regulatory factors. OSHA regulations are summarized, including record keeping, penalties for violations, and requirements for safety programs and procedures. Major elements of effective safety programs and procedures to prevent common accidents are also presented.
This document discusses operating heavy equipment safely around ground personnel. It identifies many types of heavy equipment that require safe operation near workers on foot. The goal is to prevent accidents between moving equipment and ground workers by ensuring operators can see workers and workers can be seen. Common causes of accidents are discussed, such as runovers from dump trucks backing up. The document provides guidance on management commitment, employee involvement, hazard controls, training, and operator responsibilities to help achieve a safe worksite where the risk of being struck by equipment is minimized.
Construction is the most dangerous sector of work due to constantly changing hazards that are difficult to control. Each year many construction workers are injured or killed in accidents. Common causes of fatalities are falls from heights, falling objects, and accidents involving ladders, scaffolds, and stairways. Proper safety management, training, and enforcement of safety procedures are needed to minimize risks and prevent injuries and deaths on construction sites.
This document provides an overview of principles of construction safety. It discusses fundamentals of safety including definitions, causes of accidents, and techniques for accident prevention. It also covers measuring safety performance through accident investigation and inspections. Additional sections address construction safety management techniques, developing safety policies and plans, assessing risks, and control strategies for construction work. The document concludes with discussions of specific construction hazards and solutions and a quick reference safety guide.
Electrical Safety in Construction by South Carolina State AssociationAtlantic Training, LLC.
This document discusses electrical safety standards for construction work. It covers common electrical hazards, OSHA regulations for electrical installations and equipment, and safe work practices. Regulations address requirements for wiring methods and protection, use of flexible cords, grounding practices, and safety around live parts. The document also identifies tools like voltage testers that can help identify electrical hazards on the jobsite.
Construction Electrical Safety Training by South Carolina State AssociationAtlantic Training, LLC.
The document discusses electrical safety hazards and protections in construction. It notes that about 5 workers are electrocuted every week and electricity is a major cause of young worker deaths. Key electrical hazards include exposed live parts, defective wiring and cords, overloaded circuits, and improper grounding. Proper protections include covering live parts, using grounded tools and equipment, installing ground fault circuit interrupters, closing unused openings in electrical panels, and providing electrical safety training to workers. Following safe work practices and using personal protective equipment can help prevent injuries and electrocutions from electrical hazards.
The document outlines a safety plan for a construction site. It discusses why safety is important for health reasons, to control costs from accidents, and for legal reasons. It then describes how the plan protects workers through individual protective equipment like gloves and helmets, collective protections like safety nets and barriers, and training and assistance for workers to increase safety.
The document discusses Design for Construction Safety (DfCS), which involves addressing construction site safety and health considerations during the design phase of a project. It notes that currently building codes do not require construction safety in design. The document outlines why DfCS is necessary, providing statistics on construction accidents in the US. It discusses how design decisions can influence construction safety and presents examples of design features that impact safety risks. The objectives of DfCS training are also summarized.
The document outlines the key components of an effective construction site safety program, including assigning responsibilities, hazard identification and control, training, and enforcing safety rules. It discusses establishing performance goals and rewarding safe behavior, as well as reviewing incidents and taking corrective actions. Personal protective equipment and ongoing program evaluation are also covered. The benefits of an effective safety program and the hidden costs of accidents are reviewed. The roles of supervisors, safety coordinators, and a work plan for implementing safety are described.
This document provides an overview of construction safety. It begins by defining building operations according to relevant regulations. It then lists common hazards at construction sites like falls, electricity, and vehicles. The document outlines the types of accidents that occur, such as falling from heights, being hit by falling objects, and drowning. It also discusses the employer's safety management responsibilities, including establishing committees, training workers, and inspecting worksites. The goal is to educate about safety requirements and strategies to prevent accidents in the construction industry.
Dokumen tersebut memberikan panduan keselamatan dan etika kerja ketika berada di bengkel elektrik. Pelajar perlu mematuhi peraturan keselamatan diri, alat, dan lingkungan kerja serta mengamalkan budaya kerja yang bertanggungjawab.
Dokumen tersebut memberikan ringkuman tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk aktivitas pengelasan, pemotongan, dan penggerindaan (welding, cutting, grinding). Dokumen tersebut menjelaskan tentang potensi bahaya, risiko, dan pengendalian risiko dari aktivitas-aktivitas tersebut serta Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus diterapkan.
Dokumen tersebut merupakan analisis keselamatan kerja (Job Safety Analysis/JSA) untuk pekerjaan mengoperasikan excavator. Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah kerja, risiko yang terkait, dan tindakan pencegahan yang direkomendasikan untuk setiap langkah kerja dalam mengoperasikan excavator secara aman.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi alat pelindung diri (APD) dan jenis-jenis APD beserta penggunaannya untuk melindungi tubuh dari berbagai bahaya di tempat kerja seperti bahaya fisik, kimia, dan biologi. Dokumen juga menjelaskan hirarki pengendalian bahaya K3 dan dasar hukum penggunaan APD.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis-jenis, dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi pekerja dari berbagai bahaya di tempat kerja. APD meliputi pelindung kepala, mata, telinga, pernafasan, tangan, kaki, serta sabuk pengaman yang digunakan sesuai dengan bahaya yang dihadapi. APD harus memenuhi standar dan digunakan dengan benar agar memberikan perlindungan yang memadai
GUIDELINES CLSR FOR DR rev DRW 021219.pptxAepSyaefudin
Kebijakan HSSE Pertamina menyatakan komitmen perusahaan untuk melaksanakan operasi secara aman dan ramah lingkungan dengan menerapkan standar tinggi, termasuk Corporate Life Saving Rules yang mengatur pekerjaan berisiko tinggi."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas pentingnya penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta hukum yang mengatur kewajiban penyediaan dan penggunaan APD. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai jenis APD untuk melindungi bagian tubuh tertentu.
SCBA (SELF CONTAIN BREATHING APPARATUS) & DONNING FIRE SUIT GEAR.pptxglfertlawe
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan penggunaan SCBA (Self Contain Breathing Apparatus) dan Fire Suit Gear. Pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat menggunakan peralatan tersebut dengan benar dan menghitung kebutuhan udara. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen SCBA, prosedur inspeksi, cara menggunakan dan melepas SCBA serta Fire Suit Gear.
Manual book ini memberikan panduan penggunaan aplikasi ION (Inspeksi Online) untuk pelaporan hasil inspeksi secara online. Aplikasi ini memudahkan pelaporan temuan, dokumentasi data, dan monitoring laporan inspeksi. Pengguna aplikasi adalah petugas inspeksi yang ditunjuk. Aplikasi dapat diakses melalui peramban seluler atau desktop dengan spesifikasi minimal Android versi 5 atau iOS versi 11.
Manual book ini memberikan panduan inspeksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan menjelaskan fitur-fitur aplikasi Apung Cetar Inspection seperti pemetaan lokasi APAR, rekapitulasi kondisi APAR, checklist inspeksi, dan bagian-bagian APAR yang perlu diperiksa.
Manual book ini memberikan panduan penggunaan aplikasi Apung Cetar Publik untuk memantau kondisi Alat Pemadam Api Ringan secara online. Aplikasi ini dapat diakses dengan mengscan kode QR pada APAR untuk melihat status kondisinya. Manual ini juga menjelaskan bagian-bagian penting APAR yang perlu diperhatikan saat inspeksi rutin untuk memastikan keamanannya.
Sistem informasi pengaduan berbasis web responsif dikembangkan untuk PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak untuk memudahkan pengelolaan pengaduan terkait Alat Pemadam Api Ringan, kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, dan pengaduan umum lainnya dengan database MySQL dan antarmuka pengguna PHP. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan penanganan pengaduan.
2. OSHA
adalah sebuah lembaga dari Departemen Tenaga
Kerja Amerika Serikat . Kongres mendirikan lembaga
di bawah Keselamatan dan Kesehatan Act , yang
Presiden Richard M. Nixon menandatangani undang-
undang pada tanggal 29 Desember , misi 1970. OSHA
ada untuk " menjamin kondisi kerja yang aman dan sehat
untuk pria dan wanita yang bekerja dengan menetapkan
dan menegakkan standar dan dengan memberikan
pelatihan , penjangkauan , pendidikan dan bantuan " .
Badan ini juga bertugas dalam menegakkan berbagai
undang-undang dan peraturan whistleblower .
3. PURPOSE OF TRAINING
Refresh Materi tentang K3
Memahami beberapa bagian dari peralatan dan
penggunaanya yang tepat terkait dengan K3
Menambah sikap aware dan wawasan tentang K3
GRADE UP!!!
6. HOT WORK
Hot work atau pekerjaan panas adalah setiap
pekerjaan yang menggunakan / menghasilkan api
terbuka seperti pengelasan, pemotongan dan
pekerjaan lainnya.
Pekerjaan panas ini memilki potensi bahaya
ledakan atau kebakaran yang akibatnya bisa fatal
8. PRECAUTIONS
Berikan perlindungan atau pengamanan disekitar
material yang mudah terbakar, ada
kemungkinan percikan api menembus laintai atau
dinding kerja.
Fire Extinguishers harus tersedia disekitar
pengelasan atau pemotongan
Fire Watch minimal 30 menit setelah pengelasan
atau pemotongan dilakukan penegecekan
apakah ada api atau percikan setelah proses
pengelasan atau pemotongan
9. PRECAUTIONS
Otorisasi: Ada seseorang yang bertangggung
jawab untuk menginspeksi area dan bahaya-
bahayanya, ditulis pada permit
Relokasi bahan yang mudah terbakar: Bahan
mudah terbakar atau bahan bakar dipindahkan
atau diproteksi dalam radius 35 feet.
10.
11. PRECAUTIONS
Area terlarang untuk pengelasan :
Tidak dijinkan oleh Management
Ketika berdampak pada sprinkle
Explosive atmospheres
Dekat dengan tempat penyimpanan bahan bakar
dalam jumlah besar
Pipes atau metal cukup dekat dengan bahan bakar
menyebabkan pengapian karena konduksi tidak
dapat dipotong atau dilas.
12. PRECAUTIONS
Ducts: Ducts & conveyor systems yang
memungkinkan membawa percikan harus
dimatikan.
Dinding mudah terbakar harus diproteksi.
Dinding yang tidak mudah terbakar, berada
pada sisi yang berlawanan atau mengcover
material yang mudah terbakar.
Cover yang mudah terbakar: Dilarang
melakukan pengelasan pada cover atau layer
yang mudah terbakar
15. Cylinders & Containers: Storage
Jauhkan dari sumber panas ( seperti radiators)
Ketika didalam bangunan:
Area harus aman, berventilasi, kering jarak minimal 20 ft
dari bahan mudah terbakar
Penempatan harus aman dari bahaya pukulan atau
tabrakan
Ketika kosong: valve harus tertutup
Ketika tidak digunakan: harus diberi penutup valve
atau cap
16. Oxygen Storage
Protect tabung oksigen dari fire hazards seperti acetylene:
Distance: 20 ft dari gas bahan bakar, or
Barrier: 5 ft ketinggian partisi yang tidak mudah terbakar dengan
half-hour fire-resistance rating
18. ARC WELDING & CUTTING
Electrode holders bila tidak digunakan harus
dicegah supaya tidak menjadi sengatan listrik.
Perlindungan untuk mencegah sengatan listrik:
Jangan pernah menggunakan kabel sambungan pada
holder ataupun arde
Welder dilarang keras melewatkan kabel pada tubuhnya
Tindakan perawatan untuk memastikan safety:
Pastikan kabel dan alat yang rusak diganti.
Kebel pada perlatan harus tersambung dengan rapi dan
sempurna.
19. OPERATING PROCEDURE
Tabung, valves tabung,sambungan, regulators,
selang, and perlatan lainnya bersih atau bebas
dari oli maupun grease
Dilarang handling tabung oksigen dalam keadaan
tangan atau sarung tangan berkas oli atau grease
Jet oxygen dilarang diarahkan pada oli, bahan
bakar, grease dll
20. OPERATING PROCEDURE
Oxygen-Fuel Gas Welding & Cutting
Campuran bahan bakar dan udara harus dijaga dan
diatur.
Penggunaan tekanan acyteline maksimal 15 psi
Peralatan dan personil yang disetujui.
21. OPERATING PROCEDURE
Ketika mengangkut tabung dengan crane:
Gunakan perlatan yang sesuai
Jangan pernah gunakan electric magnet
Cap untuk valve protection harus terpasang
22. OPERATING PROCEDURE
Jangan gunakan cap sebagai
anchor poin dalam
mengangkat tabung gas
Jangan gunakan batangan
besi untuk melonggarkan cap
valve
Gunakan air hangat jangan
yang mendidih
23. OPERATING PROCEDURE
Sebelum tabung dipindahkan:
Regulator harus dilepas
Pemasangan cap
Jika diperlukan naikan tabung ada
kendaraan khusus
24. OPERATING PROCEDURE
Valve tabung harus ditutup dan menghadap
keatas ketika telah, usai maupun saat disimpan
25. OPERATING PROCEDURE
Sebelum mengkoneksikan tabung dengan regulator:
Buka tabung sedikit dan tutup dengan segera
Saat membuka jangan berada didepan valve
Jangan melakukan hal tersebut didepan atau
didekat pekerjaan panas
26. OPERATING PROCEDURE
Selalu buka tabung dengan pelan
Jangan pernah membuka tabung acetylene lebih
dari 1,5 putaran dari spindle, disarankan ¾
putaran saja
30. WELDING CABLE SIZE
SHORT CIRCUIT RATING OF 1100 VOLTS GRADE
PVC INSULATED
HEAVY DUTY CABLES ( FOR DURATION OF ONE
SECOND )
SHORT CIRCUIT RATING FOR XLPE INSULATED
CABLES ( FOR DURATION OF ONE SECOND )
31. WELDING CABLE SIZE
Calculation welding cable
K : Constant tergantung
material yang digunakan
A : Nominal cross-sectional
area of conductor in mm2
t : durasi dari short circuit in
second (minimal 2)
32. WELDING INSTALLATION CHECK
Regulator (EN ISO
2503)
Selang (Rubber
Welding Twin Hose)
Clamp
Flashback Arestor (EN
730-1)
Torch
33. HOSE and HOSE CONNECTION
Ganti selang yang retak, rusak, terbakar, bocor
dengan yang baru
Ketika pemasangan selang hose dipasah, maka
perlu diberikan pengikat atau tape per 4 -12 inch
40. GENERAL CHECK
Switch control berfungsi
Grounding terkonek pada body jika tidak,ada
simbol kotak atau simbol double insulation
Kondisi kabel tidak ada luka
Pengunci bor atau gerinda terpasang pada
body
43. Special Precaution Angle Grinder
Safety guard pada
angle grinder memiliki
sudut perlindungan
paparan sekitar 180
derajat
Dapat disesuaikan
posisinya sesuai dengan
arah pengerindaan
44. Special Precaution Angle Grinder
Speed dari mesin
gerinda harus
dibawah maksimum
speed yang tertera
pada batu gerinda
45. Special Precaution Angle Grinder
Cutting Wheel atau batu gerinda potong digunakan untuk
memotong material , batu lebih tipis
Posisi memotong sebagai berikut : sisi tajam, atau bagian
dari keliling lingkaran yang diarahkan ke material
46. Special Precaution Angle Grinder
Abrasive Wheel atau batu gerinda kasar digunakan
untuk menghaluskan material, batu lebih tebal
Posisi penggunaan sebagai berikut : sisi kasar, bagian
permukaan batu gerinda yang diarahkan ke material
47. Special Precaution Angle Grinder
Flexible Wheel atau batu gerinda flexible,
digunakan untuk melakukan pembersihan atau
penghalusan di area yang sulit, batu tipis
Caution :
Tidak untuk disarankan untuk pemotongan
Tidak disarankan untuk penghalusan yang bersifat
berat
48. Special Precaution Angle Grinder
Hati-hati dengan kickback,
segera matikan bila mesin terjepit
material
Dalam penggunaan angle grinder
pastikan pemasangan batu
gerinda dengan tepat, pastikan
dengan 4 titik poin tekanan
Penyimpanan batu gerinda
ditempat kering
49. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
Kacamata atau
Faceshield
Sarung tangan ketat
Masker
Hindari penggunaan
baju terlalu longgar
pada bagian lengan
atau tangan
Bila perlu gunakan Apron
(Otto Dada)
51. PANEL
Panel tidak terhalang
minimal 1 meter
Ada tanda bahaya
tegangan tinggi
Switch control
diidentifikasi dengan baik
Pengunaan MCB seusai
dengan kapasitas kabel
Arus Kerja < MCB <
Kapasitas Kabel
52. PANEL
Setiap kabel yang
masuk harus diberi
gland
Penataan kabel rapi,
harus menggunakan
kabel scune
53. PANEL
Terdapat pelindung
acliryc untuk mencegah
sentuh langsung
Ground terhunung
dengan langsung ke
body Panel
Pintu Panel dapat
dikunci
54. MAIN/Miniature CIRCUIT BREAKER
MCB : berfungsi
sebagai alat
pengaman saat terjadi
hubung singkat
(konsleting) maupun
beban lebih (over
load)
55. EARTH LEAKAGE CIRCUIT BREAKER
ELCB : mendeteksi arus
bocor baik dari
gangguna tanah maupun
ground dengan cara
membandingkan nilai
fasa pada suatu sistem
56. CABLE AND SOCKET
Cable NYHYY
(biasanya berwarna
hitam) untuk 1 phase
menggunakan 3 core
sementara untuk 3
phase menggunakan 5
core
57. CABLE AND SOCKET
Untuk lokasi
indoor kering
gunakan
minimal IP 44
Untuk indoor basah atau
outdor gunakan minimal IP 55
INDOOR KERING OUTDOOR ATAU INDOOR BASAH
60. CABLE AND SOCKET
For unqualified person :
Untuk tegangan ke tanah 50kV atau di bawah - 3m (
10 kaki) .
Untuk tegangan ke tanah lebih dari 50kV - 3m ( 10
kaki) ditambah 10 cm ( 4 in . ) Untuk setiap 10kV lebih
50kV
61. PORTABLE LAMP
Lampu portable
dipasang tiang
penyangga
Cable tidak ada luka
atau lecet
Dilengkapi pelindung
kaca lebih baik jala-jala
Khusus untuk confined
space menggunakan
lampu DC
62. FAN BLOWER
Fan blower harus
dilengkapi dengan
pelindung atau tutup
impeler yang sempurna,
mencegah tangan atau
jari menyentuh impeler
Switch on/ off berfungsi
dengan baik
Grounding terpasang
pada body
63. LOTO
Lock Out Tag Out :Penempatan kunci atau tag
pada perangkat - mengisolasi energi sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan , mengisolasi
energi pada perangkat agar tidak dioperasikan
sampai penghapusan kunci atau tag sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
64. LOTO : Step
Persiapkan shutdown, pada saat shutdown perangkat
apa yang harus di off kn
Bertiahu semua karyawan yang terkena dampak
Shutdown peralatan
Isolasi sistem dan energi berbahaya
Pemasangan tag dan lock
Pastikan isolasi
Lakukan maintenance dan service
Lakukan pelepasan tanda, sebelum melakukan
pelepasan infokan dan pastikan kepada seluruh
karyawan dan area yang terdampak
70. CONFINE SPACE
Confine Space adalah ruang yang cukup besar
dan luas serta memungkinkan pekerja masuk dan
bekerja di dalamnya yang mempunyai akses masuk
dan keluar terbatas serta tidak dirancang untuk
tempat kerja.
71. HAZARD IN CONFINE SPACE
Kekurangan oksigen
Bahan mudah
terbakar atau
meledak
Bahan Beracun
Perangkap Cairan
Struktur dan
konfigurasi ruang
Suhu
73. REQUIREMENT AND PROCEDURE
Memastikan kadar oksigen 19-23%
Tidak ada bahan mudah terbakar, jika ada harus
dibawah LEL (Lower Explosive Limit)
Bila tangki sudah terisi gas dilakukan purging selama
24 jam sebelum bekerja atau pencucian, dan
pengecekan ulang kadar oksigen dan suhu didalamnya
Kabel atau exhaust fan tidak boleh mengganggu akses
keluar dan masuk
Minimal 2 orang dalam melakukan pekerjaan confine
space, satu didalam, satu berjaga diluar
74. REQUIREMENT AND PROCEDURE
Memastikan seluruh perlatan emergency (Tandu,
Tabung Oksigen, Life Line, Breathing Apparatus,
First Aid Kit, Fire Extinguisher) tersedia di lokasi
Perlatan seperti mesin las, tabung gas ditempatkan
di luar confine space
75. REQUIREMENT AND PROCEDURE
Pelaksanaan : Dalam pelaksanaan di lapangan
karyawan yang memasuki area confine space
memberikan kartu identitas kepada karywan yang
berjaga pada akses masuk, sehingga memudahkan
dokumentasi.
Usahakan suhu ruangan dapat diturunkan dibawah 30
derajat celcius, apabila tidak memungkinkan usahakan
suhu maksimal 35 derajat celcius, maksimal 15 menit
waktu karyawan itu bekerja di dalam, atur waktu
istirahat atau pergantian karyawan.
78. WELDING CONFINE SPACE
Confined space: ventilasi terlebih dahulu;
respirators digunakan jika ventilasi tidak memadai
Tindakan pencegahan dilakukan saat jeda* dalam
pengelasan untuk mencegah
Kecelakaan karena kontak dengan elektroda
Kebocoran pada torch valve.
*Ketika makan siang atau semalam
81. GUARD RAIL
Top rail at 107cm (+/- 7.6cm) (42
in +/- 3 in.) Mampu menahan
beban 91kg (200 lb.) arah ke
bawah atau arah keluar.
Mid-rails at 53cm (21 in) dan
harus mampu menahan beban 68
kg (150lb.) arah menyamping.
Toe-boards harus mempunyai tinggi
10cm (4 in), mampu menahan
beban 23kg (50lb.).
Jarak antar support tidak lebih
dari 2,44 cm
82. STAIRWAY
Stairway
a : antrede minimal 22.5 cm
o : optrede maksimal 19 cm
lebar anak tangga minimal
80 cm
Tinggi bebas berdiri 2 m
Derajat kemiringan min 35˚
max 55˚
Bordes tiap ketinggian 4.7
m
83. PORTABLE LADDER
Penempatan portable
ladder dengan
perbandingan maksimal
4 : 1
Pada pekerjaan diatas
portable ladder,
dilarang posisi worker
minimal dibawah 90
cm dari ujung atas
tangga
85. VERTICAL LADDER
Vertical Ladder
Jarak antar anak tangga max 30 cm
dengan lebar min 40 cm
Maximal jarak tempuh vertical ladder
7.3 m
Untuk vertical ladder dengan
ketinggian 7.3 m harus diberi cage
ukuran dari center line anak tangga
min 68 cm dan max 76 cm dengan
lebar 68 cm
Vertical ladder harus dilebihkan
minimal 1.1 m pada landing platform
86. OPEN FLOOR AND OPEN WALL
Diharuskan pasang rail/pagar jika
dinding yang terbuka mempunyai
lebar minimal 45cm (18”).
Diharuskan ada rail atas jika jarak
kusen kurang dari 99cm (39”) dari
lantai
Dibutuhkan rail tengah jika jarak
kusen kurang dari 53cm (21”) dari
lantai.
87. WARNING LINE SYSTEM
Pasang di sekeliling sisi/tepi atap area
kerja
Penempatan Warning line (6 feet) 183 cm
dari tepi
Tidak ada peralatan mekanikal dalam
jarak 183 cm (6 ft) dari tepi.
Titik akses ke atap harus dijaga (diberi
penandaan)
Tali harus tidak lebih tinggi dari 1 m (39
inch), tidak lebih rendah dari 86 cm (36
inch) dan ditandai dengan material yang
jelas terlihat atau setiap jarak (6 ft) 183
cm diberi tanda
88. WIRE ROPE FOR LIFE LINE
Jika sistem kabel pagar pembatas yang digunakan,
( 1/2 inci ) kabel kawat minimal 13mm harus
digunakan untuk atas dan midrails . Kabel atas harus
ditandai pada 1,8 meter yang ( enam kaki ) interval
dengan bahan visibilitas tinggi .
Minimal 9.8 mm untuk dijadikan anchor point
Menggunakan clip atau kuku macan sesuai dengan
tabel berikut
Jarak antar clip, diameter wire rope x 6
91. BODY HARNESS
How To Use
Dua hook digunakan saat moving atau berpindah
dari anchor point satu ke yang lain
Pastikan jarak aman dan tidak menimbulkan effect
pendulum saat terjatuh
92. BODY HARNESS
Bila perlu matikan
sistem shock
absorber pada body
harness
Bila dengan shock
absorber maka
jarak aman jatuh
dari ketinggian
sekitar 5.6 m
93. LANYARD
Sebuah lanyard harus
diperiksa dari sobekan , dan
keausan sebelum digunakan .
Setiap lanyard yang telah
mengalami kekuatan atau
dampak akibat jatuh harus
dibuang
Harus disimpan di tempat
yang tepat , tidak mengalami
panas berlebihan , dingin ,
dan kelembaban
94. SNAPHOOK
Harus diperiksa
sebelum digunakan ,
dan memastikan
semua fungsinya masih
utuh, terutama sistem
autolocknya
berfungsi atau tidak
Harus disimpan di
tempat yang tepat ,
untuk mencegah korosi
, keausan
95. BODY HARNESS
Body Harness harus
diperiksa untuk sobekan
, terbakar atau keausan
sebelum digunakan
Check disetiap strap,
apakah ada bentuk
keruskan, cek kondisi D
ring apakah ada
deformasi
98. SCAFFOLDING
Semua scaffolding harus memiliki footing yang
baik, kuat, kokoh, jangan ditempatkan ditempat
yang berlumpur, tanah labil, dan benda yang
lain
Semua perancah harus diamankan Secara
vertical maupun horisontal 4 : 1 , itu harus
diikat atau diberi tambahan support ,untuk
menguatkan.
Lebar dari platform kerja minimal 24 inch (60
cm)
103. SCAFFOLDING
Mulai dari ketinggian 61cm scaffolding sudah
mengharuskan penggunaan tangga, dan setiap
bay dengan panjang keliling 30 meter diharuskan
1 tangga
Maksimal penggunaan scaffolding tegak vertical
lurus dengan tanpa butuh perhitungan enginerring
125 feet atau 38 meter
Pada scaffolding khusus seperti gantung,
cantilever, gondola, membutuhkan perhitungan
khusus dari enginerring
108. LOAD-WEIGHT ESTIMATION
Pastikan beban material sebelum diangkat, lebih
baik jika sebelum material atau barang datang
Ketika tidak ada satu pun data, dokumen maupun di
name plate tentang beban material maka apa t
dilakukan perhitungan manual
LWE = Volume benda X Massa Jenis Material
Catatan : sebagai safety faktor LWE x 125%
111. SLING FORMULA “EQUAL”
Lifting Angle 0˚ -90˚
Number of leg 2, maka WWL x 1.4
Number of leg 3-4, maka WLL x 2.1
Lifting Angle 90˚-120˚
Number of leg 2, maka WWL x 1
Number of leg 3-4, maka WLL x 1.5
112. SLING FORMULA “UNEQUAL”
Dalam kondisi tertentu, material berbentuk tidak
beraturan, sehingga menyebabkan center of
gravity tidak tepat ditengan material, center of
gravity yang tidak tepat ditengah material
menyebabkan perbedaan panjang sling yang sisi
satu dengan yang lain.
113. SLING FORMULA “UNEQUAL”
Maka formula yang berlaku :
F = Load x cos a
F : kekuataan sling yang dibutuhkan
Load : berat material
a : sudut yang terbentuk antara material dan sling
Asumsi total jumlah sudut sling yang berhadapan 90˚
114. SLING FORMULA “UNEQUAL”
Berapa kekuatan sling yang
dibutuhkan untuk ac dan bc
ac = 10 ton x cos 55˚
ac = 8.1 ton
bc = 10 ton x cos 35˚
bc = 5.7 ton
c
ab
122. DUNNAGE SLING PRACTICE
Dunnage adalah sesuatu yang ditempatkan diantara
muatan, gunanya untuk mepermudah melepas sling
maupun mengngkat kembali material tersebut
JANGAN GUNAKAN pipa atau material lain yang
mudah rusak atau membuat rusak sebagai dunnage
124. CHAIN
Chain terbagi dari beberapa grade,
Grade (T) OR 80 (T),800,80,8, HA PWB or CM
Grade (P) (P),40,4 or 04
Grade (L) OR 30 (L),30 or 3
Grade yang digunakan pada untuk lifting adalah
Grade 80
130. WIRE ROPE : IF I CAN’T
Formula sederhana untuk menghitung kekuatan wire
rope, sebagai berikut
SWL = D x D x 8
D : Diamater wire rope dalam inch
133. WEB SLING : MARKING
Marking code :
Name dan Trademark dari
manufaktur
Safe Working Load
Rate capacity ketika posisi hitch
Type Material
Identification Number
134. WEB SLING : MARKING
Strip
menndakan
kekuatan lift
dari web sling
Label pada
web sling
Marking code
biasanya
ditempatkan di
eye