SlideShare a Scribd company logo
RUANG LINGKUP
URAIAN UMUM
ASPEK HIDROLOGI
ASPEK HIDROLIKA
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM
DRAINASE
INFRA STRUKTUR KOTA
Bangunan (fasilitas dasar) peralatan
dan instalasi yang dibangun & dibutuh
kan untuk mendukung berfungsinya
tatanan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
Infra struktur kota ada 7 kelompok.
INFRA STRUKTUR KOTA
7 kelompok Infra struktur kota.
1. Air (air bersih, sanitasi, drainase,
pengendalian banjir)
2. Jalan (Jl. Raya, Jl. Kota, jembatan)
3. Sarana transportasi (terminal, plabuhan,
pelud, stasiun)
4. Pengelolaan Limbah (sampah)
5. Bangunan kota (pasar, OR terbuka)
6. Energi (Listrik dan gas)
7. Telekomunikasi.
INFRA STRUKTUR AIR KOTA
Sistem Air Bersih
(urban water suplply),
Sistem Sanitasi
(waste water),
Sistem Drainase
Air Hujan
(storm water sistem)
SISTEM AIR BERSIH (urban water supply system)
Sistem Air Bersih (urban water suplply),
Sistem Sanitasi (waste water),
SISTEM SANITASI (urban waste water system)
Sistem Sanitasi (waste water),
SISTEM SANITASI
(urban waste water system)
 Sistem Air Bersih (urban water
suplply),
 Sistem Sanitasi (waste water),
 Sistem Drainase Air Hujan (storm
water sistem)
DRAINASE PERKOTAAN
 Drainase (drainage) : mengalirkan, menguras,
membuang/mengalirkan air.
 Teknik Sipil : tindakan teknis utk kurangi kelebihan
air (air hujan, rembesan, kelebihan irigasi). Usaha
mengontrol mutu air tanah kaitannya dg salinitas
DRAINASE PERKOTAAN
 Secara Umum : drainase merupk serangkaian
bangunan air (saluran penerima, pengumpul,
pembawa & saluran induk), berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air,
sehingga lahan berfungsi optimal.
Untuk drainase tercampur air diolah dengan
IPAL, & dibuang ke badan air penerima (tak
mengganggu)
SEJARAH PERKB DRAIN KOTA
 Romawi Kuno: pertama kali membangun
saluran bawah tanah untuk membuang
limpasan air hujan.
 London 1815, Boston 1833, Paris 1880:
membangun sistem drainase tercampur
(air hujan dengan air buangan domestik).
SEJARAH PERKB DRAIN KOTA
 Akhir Abad 19 : dikembangkan sistem bangunan
terpisah yi drainase air buangan domestik
dengan rioolering (air buangan di treatment
dengan IPAL) baru dibuang ke badan air, dan
saluran pembuang air hujan disendirikan.
MASALAH DRAINASE KOTA
Banjir makin meningkat, berkait dengan
cepat tambah penduduk (urbanisasi &
migrasi), tataguna lahan kota jadi acak2 an,
drainase rumit. Kesadaran masy thd sistem
drainase & hukum masih rendah, lebih
mengutamakan kebutuhan primer.
Pembangunan pada umumnya belum
melibatkan masyarakat secara aktif.
MASALAH DRAINASE KOTA
SIDLAKOM (survey, identifacation,
design, land acquisition, operation and
maintenence), perlu dilengkapi dengan
evaluasi dan monitoring, sehingga ada
inventarisasi untuk pijakan dan pertim-
bangan dlm pengembangan masa dtg.
Koordinasi & sinkronisasi antar kom -
ponen Instansi masih lemah.
ASPEK HIDROLOGI
Dlm drainase perlu analisis HIDROLOGI, rumit
krn ketakpastian, (teori, rekaman data, ekonomi)
terbatas
SIKLUS HIDROLOGI.
Precipitation
Channel Precipitation
Interception
Depresion storage
Ground water flow
Infiltration
Interflow
Soil moisture
Ground water
Surface runoff
C
h
a
n
n
e
L
s
t
o
r
a
g
e
Stream
flow
Evaporation
Evaporation
SIKLUS HIDROLOGI
EconomicsPubl
ic Health
Select recurrence
interval
Meteorology
Select design storm
Hydrology
Estimate peak runoff
rate or storm
hydrograph
Hydraulics
Choose appropriate
size of conduit
channel
Gambar Prosedur perancangan sistem drainasi (Hall, 1984)
. IMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
perhitungan jumlah air masuk (inflow) dan
yang keluar (outflow) pada daerah yang
ditinjau selama perioda waktu tertentu
I, Input (hujan)
O, Output (runoff)
I - O = dS/dt
GWF
E
P
I
perc
ΔSs
ΔSg
HUJAN (PRECIPITATION)
 intensitas hujan : kedalaman hujan (d) per
satuan waktu (t)
 frekuensi hujan (f) : waktu rerata antara 2
(dua) kejadian hujan untuk kedalaman dan
lama hujan yang sama:
misal d = 100 mm, t = 6 jam, setiap 50 tahun
f = 1/50 = 0.02
 Kala ulang (T) = 1/f
Hujan
Pengukuran Hujan
 penakar hujan biasa (manual raingauge)
 penakar hujan otomatik (automatic ‘’ )
 ditempatkan sesuai dengan aturan
WMO
Hujan
Hasil pengukuran hujan: (hujan titik)
 penakar hujan biasa: biasanya berupa data
harian, misal dicatat setiap jam 07.00
 penakar hujan otomatik: dengan interval
waktu yang lebih pendek, misal menit.
Metoda yang digunakan untuk memperki -
rakan hujan DAS:
 aritmatik/ rerata aljabar
 poligon Thiessen
 isohyet
 ‘reciprocal square distance method’
Analisis Hujan DAS
Arimatik
tersederhana, hasil teliti bila
stasiun hujan tersebar merata
di DAS, variasi kedlman hujan
antar stasiun relatif kecil
dengan n: jumlah stasiun di
kedalaman hujan di stasiun i
A
B
C
A
B
C
Poligon Thiessen
relatif lebih teliti, kurang fleksibel, tidak
memperhi tungkan faktor topografi,
Objektif
dg n : jumlah stasiun
Pi : kedalaman hujan di stasiun I
i : bobot stasiun I= Ai / Atotal
Ai : luas daerah pengaruh sta. I
Atotal : luas total
C
C
B
B
A
A
n
i
i
i
P
P
P
P
P








1
A
B
C
A
B
C
A
B
C
Isohyet
Flexibel, perlu kerapatan
jaringan cukup untuk
membuat peta isohyet
yang akurat subjektif
A
d
d
A
d
d
A
d
d
A
A
P
n
i
i
i
2
2
2
1
6
5
5
2
1
1
1
2






 


A
B
C
A2
A1
A5
A3
A4
d1
d4
d3
d5
d6
A
B
C
A
B
C
A2
A1
A5
A3
A4
d1
d4
d3
d5
d6
Hujan Rancangan (HR)
Hujan rancangan (design rainfall) : pola hujan
yang digunakan dalam rancangan hidrologi,
berfungsi sebagai masukan input model
hidrologi untuk menentukan debit rancangan
dengan menggunakan model hujan-aliran.
Pemilihan pola Hujan Rancangan tergantung
dari model hujan-aliran yang akan digunakan.
A
i
C
Q T
t
T c )
,
(

Hujan Rancangan (HR)
Hujan rancangan dpt berupa:hujan titik,
misal metoda Rational untuk perancangan
sistem drainasi, hyetograph, misal pada
model hujan-aliran untuk design bangunan
pelimpah Suatu bendungan dengan
menggunakan metoda hidrograf satuan
HIDROGRAF
Komponen
hidrograf
Penguapan
HUJAN
Intersepsi
Tampungan permukaan
Aliran antara
‘interflow’
Akuifer
Aliran air tanah
‘groundwater
flow’
Tampungan permukaan
Limpasan permukaan
‘surface runoff’
infiltrasi
perkolasi
S
i
s
t
e
m
S
u
n
g
a
i
Debit
terukur
Pengaruh hujan & bentuk DAS thd hidrograf
 Pengaruh hujan dan bentuk DAS terhadap
hidrograf
T
p
t
Q
t
Q
T T
t
Q
t
Q
T
p
ASPEK HIDROLIKA
Zat cair mengalir melalui media, yi saluran
alamiah dan buatan, terbuka (mempunyai
permukaan bebas) dan tertutup (tak ada
permukaan bebas).
Dlm saluran tertutup terjadi aliran bebas
(saat normal/ tak penuh), aliran tertekan
(saat penuh).
SALURAN ALAMIAH DAN BUATAN
Galian tanah, pasangan batu, pipa, penamp.
trapesium dll
KLASIFIKASI ALIRAN
Menurut kedalaman dan fungsi waktu:
 Aliran permanen (steady) dan
 Aliran tak permanen (unsteady).
Berdasar fungsi ruang:
 Aliran seragam (uniform) dan
 Aliran tak seragam (non uniform)
ALIRAN PERMANEN, TAK PERMANEN
 Permanen:
kecepatan aliran di suatu titik tak berubah
terhahadap waktu
 Tak permanen :
kecepatan aliran di suatu titik berubah thd
waktu (unsteady flow)
 Dimungkinkan transformasi dari permanen ke
tak permanen
ALIRAN PERMANEN, TAK PERMANEN
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Aliran beraturan laminer, tak beraturan
turbulen. Dipengaruhi gaya kekentalan dan
gaya inersia, Laminer : gy fiskositas
dominan, Turbulen : inersia ditunjukkan dg
angka Reynold (Re)
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Angka Reynold (Re)
Re = VL/v, dengan V = Kec aliran (m/det),
L = panj karakteristik (m) pd saluran muka air bebas
L = R (jari2 hidrolik), v = kekentalan kinematik
m2/det.
R = A/p, A = luas penampang basah,
p = keliling basah.
Laminer >Re=600> Turbulen
ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS
Aliran kritis : kec aliran = kec gelombang
gravitasi amplitudo kecil. (gelombang gravitasi
dibangkitkan dengan kedalaman)
Aliran sub kritis : kec. aliran < kec. kritis.
Aliran Super kritis : kec aliran > kec kritis.
Parameter: antara gaya gravitasi & gaya
inersia dengan angka Froud (F).
ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS
Angka Froud (F):
Dengan : V = kecepatan aliran m/det
h = kedalaman aliran (m)
g = percepatan grafitasi (m/det2)
h
g
V
Fr
.

ALIRAN SERAGAM
Aliran seragam : Kecepatan aliran pada
waktu tertentu tak berubah terhadap
jarak.
Aliran berubah : aliran tak seragam (aliran
berubah lambat laun & berubah tiba-tiba)
ALIRAN SERAGAM
Dristribusi kec pada
potongan melintang
Distribuasi kec sbg
fungsi kedalaman
HUKUM KONSERVASI
Konservasi massa : Persamaan kontinuitas
Pers kontinuitas
Prinsip kontinuitas : jumlah pertambahan volume
= aliran netto yg lewat pada pias,
KONSERVASI ENERGI
.
KONSERVASI MOMENTUM
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
Rumus Chezy
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
1. Rumus Chezy (1768)
Dengan: V = kecepatan rerata
S0 = kemiringan dasar saluran
C = Faktor tahanan saluran disebut koefien Chezy
Pers untuk menentukan koef Chezy C
BAZIN
DARCY
WEISBACH
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
2. MANNING (1889)
dengan : n = kekasaran Manning
Korelasi pers kecepatan Chezy dan Manning :
besarnya angka koedisien
Manning (n) tercantum dalam
tabel referensi.
2
1
3
2
1
S
R
n
V 
n
R
C
6
1

SALURAN PALING EKONOMIS
Qmaks dicapai pada Vmaks, dan akan dicapai jika Rmaks,
dengan Pminimum.
1. Penampang persegi yang ekonomis:
A = Bh atau B = A/h, P = B + 2h
substitusi : P = (A/h)+2h
SALURAN PALING EKONOMIS
asumsi luas penampang A konstan:
Atau: B = 2h, atau h = B/2
Jari-jari hidraulik:
Atau:
0
2
2



h
A
dh
dP , A= 2h2 = Bh
h
B
Bh
p
A
R
2



2
2
2
2 2
h
h
h
h
R 


SALURAN PALING EKONOMIS
2. Penampang trapesium terekonomis:
A = (B+mh)h, dan
Substitusi :
1
2 2


 m
h
B
P
2
2
)
1
2
( mh
h
m
h
P
A 



SALURAN PALING EKONOMIS
Penampang trapesium terekonomis:
Asumsi A dan miring dinding konstan:
0
2
1
4 2




 mh
m
h
P
dh
dP
0
2
1
4 2



 mh
m
P
3
2
3
)
3
/
2
(
3
)
3
/
8
( h
h
h
P 


3
3
4
3
3
4
3
2 h
h
h
B 


Contoh 1
Saluran drainase penampang trapesium mengalirkan
debit 10 m3/detik, miring dasar saluran 1:5000, dinding
saluran dilining dengan n = 0,012.
Tentukan dimensi saluran terekonomis!
Penyelesaian:
Manning:
Q = A.V = , Q = 10 m2/dt
3
2h
P 

2
h
R
2
1
3
2
)
2
(
1
3
2 S
h
n
x
h
,
2
1
3
2
)
2
(
1
3
2 S
h
n
x
h
Q 
Pers Manning:
Dg:
Q = 10 m2/dt,
n = 0,012
S = 1/5000
Dari pers manning,
didapat:
Jadi ukuran yg ekonomis B=2,49 m, tinggi h= 2,16 m
,
2
1
)
5000
/
1
(
3
2
)
2
(
012
,
0
1
3
2
10
h
x
h

m
h
B
m
h
h
49
,
2
3
3
2
16
,
2
;
78
,
7
3
2




Contoh 2
Saluran drainase trapesium dg kemiringan dinding m=2, h = 2,5 m,
lebar dasar B = 5 m, koef kekasaran Manning n = 0,025, debit Q = 75
m3/detik, berapa S
Penyelesaian:
Pers Manning : , A = (B+mh)h = (5+2x2)2 = 18 m2
P = B+2h(m2+1)0,5 = 5+2x2(4+1)0,5 =13,94 m
2
1
3
2
1
S
R
n
V 
,
291
,
1
94
,
13
18



P
A
R ,
17
,
4
18
75



A
Q
V
2
1
3
2
291
,
1
025
,
0
1
17
,
4 xS
x

0077
,
0
;
0879
,
0
2
1

 S
sehingga
S
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Ali Asnan
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Joy Irman
 
Uji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data HujanUji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data Hujan
triseptiaindriharian
 
Pedoman desain drainase tersier
Pedoman desain  drainase tersierPedoman desain  drainase tersier
Pedoman desain drainase tersier
NadhilaGK
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
TriskaSombokanan
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
Miftakhul Yaqin
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
Ezra Sebayang
 
Perencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airPerencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airEpri Hartono
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
Kharistya Amaru
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Joy Irman
 
14 darinase permukaan
14   darinase permukaan14   darinase permukaan
14 darinase permukaan
Kharistya Amaru
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Mela Prihapsari Purwaningrum
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airIren Doke
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
Peka Canggung
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Bambang Supriatna
 
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Joy Irman
 
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Erlana Citra Putri Kharisma
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
nurhayatiuntan
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
 

What's hot (20)

Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
 
Uji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data HujanUji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data Hujan
 
Pedoman desain drainase tersier
Pedoman desain  drainase tersierPedoman desain  drainase tersier
Pedoman desain drainase tersier
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
 
Perencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airPerencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan air
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
 
14 darinase permukaan
14   darinase permukaan14   darinase permukaan
14 darinase permukaan
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
 
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
 
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 

Similar to DRAINASE (1).ppt

W-06_Hydrometry_of-River.pptx
W-06_Hydrometry_of-River.pptxW-06_Hydrometry_of-River.pptx
W-06_Hydrometry_of-River.pptx
JassieNagisa
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
DestiaSuci2
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
heny novi
 
PPT S1.ppt
PPT S1.pptPPT S1.ppt
Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...
Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...
Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...
Rendiswan Dhana
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
Fitria Anggrainy
 
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptxMATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
Tawakkal2
 
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxPertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
ErniMulyandari1
 
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptxPertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
PIPITSPP1
 
Tugas Sugai
Tugas SugaiTugas Sugai
Tugas Sugai
Syafutri Asbintari
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugai
Hendrizal
 
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdf
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdfDrainase perkotaan pertemuan 3.pdf
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdf
khoirulanam357251
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intanNurul Aulia
 
1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA
alam luas
 
Drainase perkotaan
Drainase perkotaanDrainase perkotaan
Drainase perkotaan
Ichalmuhrizal
 
PPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptxPPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptx
Razgriz3
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Marfizal Marfizal
 

Similar to DRAINASE (1).ppt (20)

W-06_Hydrometry_of-River.pptx
W-06_Hydrometry_of-River.pptxW-06_Hydrometry_of-River.pptx
W-06_Hydrometry_of-River.pptx
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
 
Laporan hidrologi
Laporan hidrologiLaporan hidrologi
Laporan hidrologi
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
PPT S1.ppt
PPT S1.pptPPT S1.ppt
PPT S1.ppt
 
Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...
Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...
Sistem perencanaan drainase dan sawerage perumahan griya asri cikarang, kab. ...
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptxMATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
 
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxPertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
 
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptxPertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
 
Tugas Sugai
Tugas SugaiTugas Sugai
Tugas Sugai
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugai
 
Air
AirAir
Air
 
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdf
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdfDrainase perkotaan pertemuan 3.pdf
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdf
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intan
 
1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Drainase perkotaan
Drainase perkotaanDrainase perkotaan
Drainase perkotaan
 
PPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptxPPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptx
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 

Recently uploaded

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 

Recently uploaded (11)

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 

DRAINASE (1).ppt

  • 1.
  • 2. RUANG LINGKUP URAIAN UMUM ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE
  • 3. INFRA STRUKTUR KOTA Bangunan (fasilitas dasar) peralatan dan instalasi yang dibangun & dibutuh kan untuk mendukung berfungsinya tatanan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Infra struktur kota ada 7 kelompok.
  • 4. INFRA STRUKTUR KOTA 7 kelompok Infra struktur kota. 1. Air (air bersih, sanitasi, drainase, pengendalian banjir) 2. Jalan (Jl. Raya, Jl. Kota, jembatan) 3. Sarana transportasi (terminal, plabuhan, pelud, stasiun) 4. Pengelolaan Limbah (sampah) 5. Bangunan kota (pasar, OR terbuka) 6. Energi (Listrik dan gas) 7. Telekomunikasi.
  • 5. INFRA STRUKTUR AIR KOTA Sistem Air Bersih (urban water suplply), Sistem Sanitasi (waste water), Sistem Drainase Air Hujan (storm water sistem)
  • 6. SISTEM AIR BERSIH (urban water supply system) Sistem Air Bersih (urban water suplply), Sistem Sanitasi (waste water),
  • 7. SISTEM SANITASI (urban waste water system) Sistem Sanitasi (waste water),
  • 8. SISTEM SANITASI (urban waste water system)  Sistem Air Bersih (urban water suplply),  Sistem Sanitasi (waste water),  Sistem Drainase Air Hujan (storm water sistem)
  • 9. DRAINASE PERKOTAAN  Drainase (drainage) : mengalirkan, menguras, membuang/mengalirkan air.  Teknik Sipil : tindakan teknis utk kurangi kelebihan air (air hujan, rembesan, kelebihan irigasi). Usaha mengontrol mutu air tanah kaitannya dg salinitas
  • 10. DRAINASE PERKOTAAN  Secara Umum : drainase merupk serangkaian bangunan air (saluran penerima, pengumpul, pembawa & saluran induk), berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air, sehingga lahan berfungsi optimal. Untuk drainase tercampur air diolah dengan IPAL, & dibuang ke badan air penerima (tak mengganggu)
  • 11. SEJARAH PERKB DRAIN KOTA  Romawi Kuno: pertama kali membangun saluran bawah tanah untuk membuang limpasan air hujan.  London 1815, Boston 1833, Paris 1880: membangun sistem drainase tercampur (air hujan dengan air buangan domestik).
  • 12. SEJARAH PERKB DRAIN KOTA  Akhir Abad 19 : dikembangkan sistem bangunan terpisah yi drainase air buangan domestik dengan rioolering (air buangan di treatment dengan IPAL) baru dibuang ke badan air, dan saluran pembuang air hujan disendirikan.
  • 13. MASALAH DRAINASE KOTA Banjir makin meningkat, berkait dengan cepat tambah penduduk (urbanisasi & migrasi), tataguna lahan kota jadi acak2 an, drainase rumit. Kesadaran masy thd sistem drainase & hukum masih rendah, lebih mengutamakan kebutuhan primer. Pembangunan pada umumnya belum melibatkan masyarakat secara aktif.
  • 14. MASALAH DRAINASE KOTA SIDLAKOM (survey, identifacation, design, land acquisition, operation and maintenence), perlu dilengkapi dengan evaluasi dan monitoring, sehingga ada inventarisasi untuk pijakan dan pertim- bangan dlm pengembangan masa dtg. Koordinasi & sinkronisasi antar kom - ponen Instansi masih lemah.
  • 15.
  • 16.
  • 17. ASPEK HIDROLOGI Dlm drainase perlu analisis HIDROLOGI, rumit krn ketakpastian, (teori, rekaman data, ekonomi) terbatas SIKLUS HIDROLOGI.
  • 18. Precipitation Channel Precipitation Interception Depresion storage Ground water flow Infiltration Interflow Soil moisture Ground water Surface runoff C h a n n e L s t o r a g e Stream flow Evaporation Evaporation SIKLUS HIDROLOGI
  • 19. EconomicsPubl ic Health Select recurrence interval Meteorology Select design storm Hydrology Estimate peak runoff rate or storm hydrograph Hydraulics Choose appropriate size of conduit channel Gambar Prosedur perancangan sistem drainasi (Hall, 1984)
  • 20. . IMBANGAN AIR (WATER BALANCE) perhitungan jumlah air masuk (inflow) dan yang keluar (outflow) pada daerah yang ditinjau selama perioda waktu tertentu I, Input (hujan) O, Output (runoff) I - O = dS/dt GWF E P I perc ΔSs ΔSg
  • 21. HUJAN (PRECIPITATION)  intensitas hujan : kedalaman hujan (d) per satuan waktu (t)  frekuensi hujan (f) : waktu rerata antara 2 (dua) kejadian hujan untuk kedalaman dan lama hujan yang sama: misal d = 100 mm, t = 6 jam, setiap 50 tahun f = 1/50 = 0.02  Kala ulang (T) = 1/f
  • 22. Hujan Pengukuran Hujan  penakar hujan biasa (manual raingauge)  penakar hujan otomatik (automatic ‘’ )  ditempatkan sesuai dengan aturan WMO
  • 23. Hujan Hasil pengukuran hujan: (hujan titik)  penakar hujan biasa: biasanya berupa data harian, misal dicatat setiap jam 07.00  penakar hujan otomatik: dengan interval waktu yang lebih pendek, misal menit.
  • 24. Metoda yang digunakan untuk memperki - rakan hujan DAS:  aritmatik/ rerata aljabar  poligon Thiessen  isohyet  ‘reciprocal square distance method’ Analisis Hujan DAS
  • 25. Arimatik tersederhana, hasil teliti bila stasiun hujan tersebar merata di DAS, variasi kedlman hujan antar stasiun relatif kecil dengan n: jumlah stasiun di kedalaman hujan di stasiun i A B C A B C
  • 26. Poligon Thiessen relatif lebih teliti, kurang fleksibel, tidak memperhi tungkan faktor topografi, Objektif dg n : jumlah stasiun Pi : kedalaman hujan di stasiun I i : bobot stasiun I= Ai / Atotal Ai : luas daerah pengaruh sta. I Atotal : luas total C C B B A A n i i i P P P P P         1 A B C A B C A B C
  • 27. Isohyet Flexibel, perlu kerapatan jaringan cukup untuk membuat peta isohyet yang akurat subjektif A d d A d d A d d A A P n i i i 2 2 2 1 6 5 5 2 1 1 1 2           A B C A2 A1 A5 A3 A4 d1 d4 d3 d5 d6 A B C A B C A2 A1 A5 A3 A4 d1 d4 d3 d5 d6
  • 28. Hujan Rancangan (HR) Hujan rancangan (design rainfall) : pola hujan yang digunakan dalam rancangan hidrologi, berfungsi sebagai masukan input model hidrologi untuk menentukan debit rancangan dengan menggunakan model hujan-aliran. Pemilihan pola Hujan Rancangan tergantung dari model hujan-aliran yang akan digunakan. A i C Q T t T c ) , ( 
  • 29. Hujan Rancangan (HR) Hujan rancangan dpt berupa:hujan titik, misal metoda Rational untuk perancangan sistem drainasi, hyetograph, misal pada model hujan-aliran untuk design bangunan pelimpah Suatu bendungan dengan menggunakan metoda hidrograf satuan
  • 30. HIDROGRAF Komponen hidrograf Penguapan HUJAN Intersepsi Tampungan permukaan Aliran antara ‘interflow’ Akuifer Aliran air tanah ‘groundwater flow’ Tampungan permukaan Limpasan permukaan ‘surface runoff’ infiltrasi perkolasi S i s t e m S u n g a i Debit terukur
  • 31. Pengaruh hujan & bentuk DAS thd hidrograf  Pengaruh hujan dan bentuk DAS terhadap hidrograf T p t Q t Q T T t Q t Q T p
  • 32. ASPEK HIDROLIKA Zat cair mengalir melalui media, yi saluran alamiah dan buatan, terbuka (mempunyai permukaan bebas) dan tertutup (tak ada permukaan bebas). Dlm saluran tertutup terjadi aliran bebas (saat normal/ tak penuh), aliran tertekan (saat penuh).
  • 33. SALURAN ALAMIAH DAN BUATAN Galian tanah, pasangan batu, pipa, penamp. trapesium dll
  • 34. KLASIFIKASI ALIRAN Menurut kedalaman dan fungsi waktu:  Aliran permanen (steady) dan  Aliran tak permanen (unsteady). Berdasar fungsi ruang:  Aliran seragam (uniform) dan  Aliran tak seragam (non uniform)
  • 35. ALIRAN PERMANEN, TAK PERMANEN  Permanen: kecepatan aliran di suatu titik tak berubah terhahadap waktu  Tak permanen : kecepatan aliran di suatu titik berubah thd waktu (unsteady flow)  Dimungkinkan transformasi dari permanen ke tak permanen
  • 37. ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN Aliran beraturan laminer, tak beraturan turbulen. Dipengaruhi gaya kekentalan dan gaya inersia, Laminer : gy fiskositas dominan, Turbulen : inersia ditunjukkan dg angka Reynold (Re)
  • 38. ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN Angka Reynold (Re) Re = VL/v, dengan V = Kec aliran (m/det), L = panj karakteristik (m) pd saluran muka air bebas L = R (jari2 hidrolik), v = kekentalan kinematik m2/det. R = A/p, A = luas penampang basah, p = keliling basah. Laminer >Re=600> Turbulen
  • 39. ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS Aliran kritis : kec aliran = kec gelombang gravitasi amplitudo kecil. (gelombang gravitasi dibangkitkan dengan kedalaman) Aliran sub kritis : kec. aliran < kec. kritis. Aliran Super kritis : kec aliran > kec kritis. Parameter: antara gaya gravitasi & gaya inersia dengan angka Froud (F).
  • 40. ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS Angka Froud (F): Dengan : V = kecepatan aliran m/det h = kedalaman aliran (m) g = percepatan grafitasi (m/det2) h g V Fr . 
  • 41. ALIRAN SERAGAM Aliran seragam : Kecepatan aliran pada waktu tertentu tak berubah terhadap jarak. Aliran berubah : aliran tak seragam (aliran berubah lambat laun & berubah tiba-tiba)
  • 42. ALIRAN SERAGAM Dristribusi kec pada potongan melintang Distribuasi kec sbg fungsi kedalaman
  • 43. HUKUM KONSERVASI Konservasi massa : Persamaan kontinuitas
  • 44. Pers kontinuitas Prinsip kontinuitas : jumlah pertambahan volume = aliran netto yg lewat pada pias,
  • 47. RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA Rumus Chezy
  • 48. RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA 1. Rumus Chezy (1768) Dengan: V = kecepatan rerata S0 = kemiringan dasar saluran C = Faktor tahanan saluran disebut koefien Chezy
  • 49. Pers untuk menentukan koef Chezy C BAZIN DARCY WEISBACH
  • 50. RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA 2. MANNING (1889) dengan : n = kekasaran Manning Korelasi pers kecepatan Chezy dan Manning : besarnya angka koedisien Manning (n) tercantum dalam tabel referensi. 2 1 3 2 1 S R n V  n R C 6 1 
  • 51. SALURAN PALING EKONOMIS Qmaks dicapai pada Vmaks, dan akan dicapai jika Rmaks, dengan Pminimum. 1. Penampang persegi yang ekonomis: A = Bh atau B = A/h, P = B + 2h substitusi : P = (A/h)+2h
  • 52. SALURAN PALING EKONOMIS asumsi luas penampang A konstan: Atau: B = 2h, atau h = B/2 Jari-jari hidraulik: Atau: 0 2 2    h A dh dP , A= 2h2 = Bh h B Bh p A R 2    2 2 2 2 2 h h h h R   
  • 53. SALURAN PALING EKONOMIS 2. Penampang trapesium terekonomis: A = (B+mh)h, dan Substitusi : 1 2 2    m h B P 2 2 ) 1 2 ( mh h m h P A    
  • 54. SALURAN PALING EKONOMIS Penampang trapesium terekonomis: Asumsi A dan miring dinding konstan: 0 2 1 4 2      mh m h P dh dP 0 2 1 4 2     mh m P 3 2 3 ) 3 / 2 ( 3 ) 3 / 8 ( h h h P    3 3 4 3 3 4 3 2 h h h B   
  • 55. Contoh 1 Saluran drainase penampang trapesium mengalirkan debit 10 m3/detik, miring dasar saluran 1:5000, dinding saluran dilining dengan n = 0,012. Tentukan dimensi saluran terekonomis! Penyelesaian: Manning: Q = A.V = , Q = 10 m2/dt 3 2h P   2 h R 2 1 3 2 ) 2 ( 1 3 2 S h n x h
  • 56. , 2 1 3 2 ) 2 ( 1 3 2 S h n x h Q  Pers Manning: Dg: Q = 10 m2/dt, n = 0,012 S = 1/5000 Dari pers manning, didapat: Jadi ukuran yg ekonomis B=2,49 m, tinggi h= 2,16 m , 2 1 ) 5000 / 1 ( 3 2 ) 2 ( 012 , 0 1 3 2 10 h x h  m h B m h h 49 , 2 3 3 2 16 , 2 ; 78 , 7 3 2    
  • 57. Contoh 2 Saluran drainase trapesium dg kemiringan dinding m=2, h = 2,5 m, lebar dasar B = 5 m, koef kekasaran Manning n = 0,025, debit Q = 75 m3/detik, berapa S Penyelesaian: Pers Manning : , A = (B+mh)h = (5+2x2)2 = 18 m2 P = B+2h(m2+1)0,5 = 5+2x2(4+1)0,5 =13,94 m 2 1 3 2 1 S R n V  , 291 , 1 94 , 13 18    P A R , 17 , 4 18 75    A Q V 2 1 3 2 291 , 1 025 , 0 1 17 , 4 xS x  0077 , 0 ; 0879 , 0 2 1   S sehingga S