SlideShare a Scribd company logo
Page | 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ancaman bencana yang nyata di Indonesia adalah bahaya geologis berupa gempabumi dan tsunami.
Dalam skala besar, kejadian bencana ini relatif tidak terlalu sering terjadi dibandingkan dengan bencana
hidrometeorologis. Akan tetapi dampak yang ditimbulkannya akan sangat merusak dan menimbulkan korban
jiwa yang banyak. Korban dan kerusakan yang timbul pada umumnya disebabkan karena kurangnya
kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya serta kurangnya kemampuan dalam mengantisipasi bencana dapat
terlihat dari belum optimalnya perencanaan tata ruang dan perencanaan pembangunan yang kurang
memperhatikan risiko bencana. Minimnya fasilitas jalur dan tempat evakuasi warga juga merupakan salah satu
contoh kurangnya kemampuan dalam menghadapi bencana. Peta bahaya dan peta risiko yang telah dibuat
belum dimanfaatkan secara optimal dalam program pembangunan dan pengurangan risiko bencana yang
terpadu. Terdapat kecenderungan bahwa Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) hanya dianggap
sebagai biaya tambahan, bukan bagian dari investasi pembangunan yang dapat menjamin pembangunan
berkelanjutan
Untuk itu, gempabumi yang berpotensi besar dalam membangkitkan tsunami perlu mendapat perhatian khusus.
Secara geografis, wilayah Kepulauan Indonesia terletak pada zona perbatasan tiga lempeng besar, yaitu:
Lempeng Eurasia Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Selain deformasi pada batas lempeng,
pergerakan tektonik lempeng bumi ini menyebabkan pembentukan banyak patahan-patahan aktif baik di wilayah
daratan maupun di dasar laut. Batas lempeng dan patahan-patahan aktif inilah yang menjadi sumber timbulnya
gempabumi tektonik.
Terkait dengan ancaman bencana trsunami tersebut serta dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden RI,
BNPB bersama instansi terkait telah menyusun Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (MP-PRB
Tsunami) dalam rangka mendukung Visi Penanggulangan Bencana nasional yaitu “Ketangguhan Bangsa
Dalam Menghadapi Bencana”. Keberadaan MP-PRB Tsunami ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
program-program peningkatan kapasitas dalam menghadapi bahaya tsunami, yang berlaku untuk jangka waktu
tahun 2013-2018.
Penyusunan program dan kegiatan dalam MP-PRB Tsunami dilaksanakan berdasarkan analisis bahaya, analisis
risiko bencana, identifikasi kapasitas dan kebutuhan dalam rangka kesiapsiagaan dan pengurangan risiko
bencana tsunami yang akan dilaksanakan pada tahun 2012-2014 melalui identifikasi kebutuhan daerah dan
masyarakat, serta koordinasi di tingkat Pusat, sebagai penjabaran prioritas pembangunan nasional RPJMN
2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam bidang lingkungan hidup dan pengelolaan bencana,
antara lain sebagai berikut:
1. Penguatan Mata Rantai Peringatan Dini Tsunami
Penguatan mata rantai peringatan dini perlu difokuskan untuk memastikan bahwa peringatan dini dari
BMKG dapat diterima oleh pihak berkepentingan semua tingkatan dan masyarakat secara luas.
Permasalahan utama dalam mata rantai peringatan dini ini terkait dengan peralatan, sistem komunikasi,
sumber daya manusia, prosedur tetap, serta beroperasinya Pusdalops BPBD secara 24/7.
Page | 2
2. Sarana Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami
Penyediaan TES tsunami perlu didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang membantu
masyarakat dalam mengenali dan mencapai TES tsunami secara cepat. Antara lain: peta evakuasi
yang menunjukkan jalur dan arah evakuasi; rambu-rambu evakuasi, dan jalur evakuasi yang disiapkan
dengan baik dengan memperhitungkan kondisi masyarakat yang paling rentan.
3. Kapasitas Kesiapsiagaan Dan Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
Penguatan kelembagaan Pemerintah Daerah terkait manajemen bencana dan penguatan
kesiapsiagaan masyarakat perlu menjadi fokus utama Pengurangan Resiko Bencana (PRB) tsunami.
Mengingat struktur sosial budaya masyarakat yang beragam di Indonesia, penguatan kesiapsiagaan
masyarakat tidak dapat dilakukan dengan pendekatan umum namun melalui pendekatan partisipasi
masyarakat.
4. Kemandirian Industri Terkait Kebencanaan
Salah satu kunci dalam Pengurangan Resiko Bencana (PRB) adalah penggunaan instrumen yang
dapat mendukung operasi kegiatan kebencanaan (mulai dari pendeteksian dini, peringatan dini, respon,
kedaruratan, hingga pemulihan pasca bencana) Mengingat kebutuhan akan instrumentasi kebencanaan
di Indonesia yang cukup besar, industri instrumentasi kebencanaan perlu didukung secara menyeluruh,
mulai dari pemanfaatan teknologi canggih hingga pemanfaatan teknologi tradisional dan lokal.
Pemerintah perlu membuat kebijakan dan sistem insentif yang mendorong perkembangan dan
pemanfaatan produk industri instrumentasi kebencanaan.
Kordinasi Pelaksanaan MP-PRB Tsunami
TIM KOORDINASI PELAKSANAAN MP-PRB TSUNAMI
MP-PRB Tsunami secara keseluruhan dikoordinasikan oleh BNPB dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.
Dalam melaksanakankoordinasi pelaksanaan Masterplan, BNPB berfungsi:
 Melakukan koordinasi secara menyeluruh pelaksanaan MP-PRB Tsunami
 Memberikan dukungan teknis pelaksanaan sesuai dengan MP-PRB Tsunami
 Melakukan optimalisasipendanaan pembangunan untuk pelaksanaan MP-PRB Tsunami.
KETUA
SEKERTARIS UTAMA BNPB
SEKERTARIAT TIM KORDINASI
KEPALABIRO PERENCANAAN BNPB
KORDINATOR PROGRAM I
DEPUTI BIDANG GEOFISIKA
BMKG
KORDINATORPROGRAM 2
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA
KARYAKEMENTERIAN PU
KORDINATORPROGRAM IV
DEPUTI BIDANG
PENDAYAGUNAANIPTEK
KEMERINSTEK
KORDINATORPROGRAM III
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN
DANKESIAPSIAGAAN BNPB
INSTANSI TERKAIT LANGSUNG
DIREKTORAT KESIAPSIAGAAN
BNPB
BPBD PROPINSI
BPBD KAB/KOTA
INSTANSI TERKAIT LANGSUNG INSTANSI TERKAIT LANGSUNG INSTANSI TERKAIT LANGSUNG
DIREKTORAT PENATAAN
BANGUNANDAN
LINGKUNGANKEMENTERIAN
PU
DIREKTORAT PENATAAN
RUANG KEMENTERIAN PU
DIREKTORAT PENGELOLAAN
PESISIR
BPBD POVINSI
BPBD KAB/KOTA
DIREKTORAT BANDAR UDARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGANPUSDATINHUMASBNPB
DIREKTORAT PENGURANGAN
RESIKOBENCANA BNPB
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN
MASYARAKATBNPB
DIREKTORAT LOGISTIK BNPB
DIREKTORAT PERALATAN BNPB
LIPI, BPPT, DLL
PUSDIKLATBNPB
BPBD PROVINSI
BPBD KAB/KOTA
Page | 3
MP-PRB Tsunami secara keseluruhan dikoordinasikan oleh BNPB dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden RI. Dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan Masterplan, BNPB berfungsi:
1. Melakukan koordinasi secara menyeluruh pelaksanaan MP-PRB Tsunami yang dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat.
2. Memberikan dukungan teknis pelaksanaan sesuai dengan MP-PRB Tsunami
Melakukan optimalisasi pendanaan pembangunan dari sumber APBN/APBD dan/atau sumber pendanaan
lainnya yang tidak mengikat, termasuk dari Sumber Hibah Luar Negeri, untuk pelaksanaan MP-PRB Tsunami
1.2 Tujuan Dan Manfaat
Tujuan penyusunan Profil Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Tulungagung, Provinsi
Jawa Timur adalah terwujudnya sebuah buku sebagai media informasi mengenai kebencanaan, khususnya
dalam aspek kesiapsiagaan terkait Program MP-PRB Tsunami yang berguna bagi para pemangku kepentingan
dan masyarakat umum. Informasi yang tersedia dalam buku profil ini di antaranya :
1. Gambaran atau potret mengenai kondisi ancaman dan kerentanan wilayah terdampak tsunami
2. Gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan MP-PRB Tsunami, ketersediaan sumber daya personil,
peralatan, dan logistik dalam mengantisipasi kejadian bencana tsunami di Kabupaten Tulungagung
3. Gambaran tentang upaya-upaya yang telah dilakukan para pemangku kepentingan dan masyarakat
Kabupaten Tulungagung dalam peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana tsunami;
Manfaat dari buku Profil Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Tulungagung adalah
untuk membantu para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam memahami secara komprehensif tentang
kondisi ancaman bencana tsunami, kondisi kesiapsiagaan dan keberlanjutan program dan kegiatan MP-PRB
tsunami di wilayah Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Barat, sehingga para pemangku kepentingan dan
masyarakat umum dapat mempersiapkan diri ketika terjadi bencana tsunami. Oleh karena itu, secara tidak
langsung diharapkan buku profil kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini juga dapat menjadi salah satu
media Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami.
1.3 Ruang Lingkup
Lingkup penyusunan Profil MP-Tsunami di Kabupaten Tulungagung meliputi :
1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum
3. Kondisi Ancaman
4. Upaya Pencegahan dan Kesiapsiagaan
5. Kondisi Kelembagaan
Page | 4
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 Luas Dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Tulungagung berdasarkan letak geografisnya terletak pada posisi 111' 43' sampai dengan 112' 07'
bujur Timur dan 7' 51' sampai dengan 8' 18' lintang Selatan dengan luas wilayah 1.055,65 km2 terbagi menjadi
19 Kecamatan dan 271 desa/kelurahan, dengan batas-batas wilayah dari Kabupaten Tulungagung adalah
sebagai berikut ;
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Kediri
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Blitar
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek
ecara umum gambaran wilayah administrasi untuk Kabupaten Tulungagung dapat dilihat pada gambar 1
Gambar
Peta Administratif Kabupaten Tulungagung
S
Page | 5
2.2 Kondisi Demografi
Jumlah Penduduk Kota Tulungagung berdasarkan dari Statistik Tulungagung 2012 berjumlah 1043.385 jiwa
dengan luas wilayah 1.055,65 Km2, maka kepadatan penduduknya 988 jiwa/ km2. Dari data tabel
kependudukan di bawah Kecamatan Tanggunggunung merupakan wilayah terluas di Kabupaten Tulungagung
dengan tingkat kepadatan penduduk terendah, sedangkan Kecamatan Tulungagung adalah kebalikannya
dengan wilayah terkecil tapi memiliki kepadatan pendudukya yang paling besar.
Tabel 1
Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
No Kecamatan
Luas Wilayah
(Km2)
Persentase
luas
Kabupaten
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
1 Besuki 82,16 7,78 36,585 445
2 Bandung 41,96 3,97 48,187 1,148
3 Pakel 36,06 3,42 52,083 1,444
4 Campurdarat 39,56 3,75 55,200 1,395
5 Tanggunggunung 117,73 11,15 25,382 216
6 Kalidawir 97,81 9,27 69,333 709
7 Pucanglaban 82,94 7,86 26,485 319
8 Rejotangan 66,49 6,30 75,111 1,130
9 Ngunut 37,70 3,57 78,391 2,079
10 Sumbergempol 39,28 3,72 65,444 1,666
11 Boyolangu 38,44 3,64 75,160 1,955
12 Tulungagung 13,67 1,29 68,958 5,045
13 Kedungwaru 29,74 2,82 86,239 2,900
14 Ngantru 37,03 3,51 54,958 1,484
15 Karangrejo 35,54 3,37 39,970 1,125
16 Kauman 30,84 2,92 51,859 1,682
17 Gondang 44,02 4,17 56,053 1,273
18 Pagerwojo 88,22 8,36 30,598 347
19 Sendang 96,46 9,14 47,389 491
Jumlah Total 1055,65 100,00 1,043,385 988
Page | 6
2.3 Kondisi Topografi
Secara Topografi Kabupaten Tulungagung terbagi menjadi tiga dataran yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dataran
rendah merupakan daerah dengan ketinggian dibawah 500 m dari permukaan laut, daerah ini meliputi semua
kecamatan tetapi tidak semua desa untuk Kecamatan Pagerwojo dan Sendang hanya empat desa. Dataran
sedang mempunyai ketinggian 500 m sampai dengan 700 m dari permukaan laut, daerah ini meliputi Kecamatan
Pagerwojo sebanyak 6 desa dan Kecamatan Sendang sebanyak 5 desa.
Sedangkan dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian diatas 700 m dari permukaan air laut yaitu
Kecamatan Pagerwojo sebanyak 1 desa dan Kecamatan Sendang sebanyak 2 desa. Daerah yang
mempunyai wilayah terluas secara berurutan yaitu Kecamatan Tanggunggunung, Kecamatan Kalidawir,
Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo.
2.4 Kondisi Klimatologi
Kota Tulungagung beriklim tropis dan mempunyai curah hujan rata-rata pertahun kurang dari 2000 mm
pertahunatau rata-rata sebesar 1.682 mm/tahun dengan bulan kering selama 6 bulan. Angin berhembus denagn
kecepatan rata-rata antara 15-20 knots ke arah barat laut. Sedangkan temperatur rata-rata untuk wilayah kota
berkisar antara 28º-31ºC
2.5 Kawasan Rawan Terdampak Bencana Tsunami Kab. Tulungagung
Kawasan yang berada disepanjang pantai dan yang tidak berada jauh dari pantai merupakan daerah yang
dianggap rawan terdampak Bencana Tsunami, kawasan ini terdiri dari 4 wilayah Kecamatan dari 19 Kecamatan
yang ada dengan 11 desa yang terdampak dengan jumlah penduduknya sebanyak 44.735 jiwa. Kawasan desa
yang terdampak bencana tsunami ini dapat dilihat dalam Tabel .
Tabel
Jumlah Penduduk Kecamatan Dan Desa Yang Terdampak Tsunami
No Kecamatan Desa
Jenis Kelamin Jumlah
Penduduk
Pria Wanita
Keboireng 1,346 1,286 2,632
1 Besuki Besuki 2,056 1,964 4,020
Besole 4,695 4,507 9,202
Ngrejo 1,646 1,680 3,326
2 Tanggunggunung Jengglungharjo 2,354 2,334 4,688
Kresikan 1,807 2,245 4,052
Tanggunggunung 2,018 2,011 4,029
3 Kalidawir Kalibatur 3,174 3,598 6,772
Page | 7
No Kecamatan Desa
Jenis Kelamin Jumlah
Penduduk
Pria Wanita
Panggungkalak 518 560 1,078
4 Pucanglaban Kalidawe 441 453 894
Pucanglaban 2,004 2,038 4,042
Jumlah Total 22,059 22,676 44,735
Sumber:http://dibi.bnpb.go.id
2.6. Sejarah Kejadian Bencana
Berdasarkan penelusuran dari catatan yang dihimpun dari Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang
dirilis oleh BNPB, tercatat sejumlah kejadian bencana pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung. Selain itu,
kejadian bencana juga tercatat di beberapa institusi yang ada di Kabupaten Tulungagung, seperti: BPBD
Kabupaten Tulungagung, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PVMG, Dinas Tata Ruang dan
Permukiman, Polres Tulungagung, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan
dan Pertamanan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Berikut adalah uraian kejadian bencana di
Kabupaten Tulungagung khususnya dalam sepuluh tahun terakhir.
Tabel
Jenis dan Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Tulungagung
Tahun 2003 – 2013
Jenis Bencana
Jumlah
Kejadian
Penduduk
Terdampak
Kerusakan
Bangunan
Kerusakan
Lahan
Jiwa Unit Hektar
Banjir 13 14,202 312 1,360
Tanah Longsor 13 10 10 -
Banjir dan Tanah
Longsor
1 - - 91
Gempa bumi - - - -
Kekeringan 13 - - 3,421
Cuaca Ekstrim - - - -
Gelombang Ekstrim
dan Abrasi
- - - -
Sumber:http://dibi.bnpb.go.id
Dari Tabel terlihat bahwa bencana yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir di Kabupaten Tulungagung ada 4
kejadian bencana diantaranya adalah banjir sebanyak (13 kali), kemudian tanah longsor (13 kali), banjir dan
tanah longsor (1) dan kekeringan (13 kali). Kejadian bencana tersebut berdampak kepada penduduk seperti
menimbulkan korban jiwa, luka-luka, dan mengungsi dan menderita.
Selain itu, bencana juga menyebabkan kerusakan bangunan (rumah, fasilitas pendidikan dan kesehatan) serta
lahan pertanian. Bencana banjir berdampak kepada penduduk sebanyak 14.202 jiwa, menyebabkan 312 unit
bangunan rusak dan kerusakan lahan pertanian 1.360 ha. Tanah longsor berdampak kepada 10 jiwa dan
Page | 8
merusak 10 unit bangunan. Banjir dan Tanah longsor menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian 91 ha.
Sedangkan bencana kekeringan menimbulkan kerusakan pada lahan seluas 3.421 ha.
Page | 9
BAB 3
KONDISI ANCAMAN
3.1 KONDISI ANCAMAN
Tsunami adalah gelombang panjang yang diakibatkan karena adanya perubahan dasar laut atau karena adanya
perubahan badan air secara tiba-tiba dan impulsif yang disebabkan karena adanya gempa bumi, erupsi letusan
gunung berapi, longsor di dasar laut, runtuhan gunung es dan jatuhan benda angkasa. Tsunami yang
merupakan gelombang panjang pada istilah oseanografi atau kelautan akan menjalar memasuki paparan benua
dengan kecepatan yang semakin menurun tetapi dengan amplitudo gelombang yang semakin tinggi.
Adapun pembangkit gelombang panjang tsunami ini diantaranya adalah gempa bumi dangkal (kedalaman
episenter kurang dari 40 km) yang berpusat di tengah perairan dengan magnitude yang cukup besar, yaitu lebih
dari 6,4 SR. Syarat lainnya adalah gempa tektonik yang terjadi merupakan gempa vertikal yang melibatkan
pergeseran vertikal lempengan dengan luasan yang cukup besar. Selain gempa bumi akibat aktivitas tektonik,
pembangkit tsunami lainnya diantaranya adalah letusan gunung api yang berlokasi di tengah perairan (misalnya
tsunami akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1881), longsoran di wilayah pesisir yang melibatkan luncuran
material dalam jumlah besar serta kejadian luar biasa dari tumbukan benda langit (meteor) seperti yang
diberitakan sejarah di lautan Karibia pada 56 juta tahun yang lalu
Gambar Peta Ancaman Tsunami Wilayah Pesisir Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan hubungan antara tsunami, aktivitas kegempaan dan karakteristik seismotektonik Indonesia, wilayah
Indonesia dapat dibagi ke dalam 6 zona seismotektonik yaitu :
- Zona-A : Busur Sunda bagian Barat, terletak di sebelah Barat Laut Selat Sunda, antara lain Pulau
Sumatera dan Pulau Andalas.
- Zona-B : Busur Sunda bagian Timur, terbentang antara Selat Sunda ke Timur sampai dengan Sumba,
yang terdiri dari Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa dan Pulau Sumba.
- Zona-C : Busur Banda, terletak di Laut Banda, antara lain Flores, Timor, Kepulauan Banda, Kepulauan
Tanimbar, Seram dan Pulau Buru.
- Zona-D : Selat Makassar.
- Zona-E : Laut maluku, termasuk didalamnya Sangihe dan Halmahera;
- Zona-F : Sebelah Utara Irian Jaya.
3.2 KONDISI KERENTANAN
Kecamatan……………
Kecamatan…………..
Page | 10
Kecamatan……..
Tabel
Jumlah Penduduk Kecamatan Terdampak Berdasarkan jenis Kelamin dan Rentang Umur
Kabupaten Tulungagung
Kecamatan
Total 0-4 Thn 5-14 Thn 15-64 Thn > 65 Thn
Jiwa L P L P L P L P L P
Page | 11
BAB 4
UPAYA PENCEGAHAN DAN
KONDISI KESIAPSIAGAAN
4.1 PROGRAM MP-PRB TSUNAMI
Terkait dengan ancaman bencana tsunami serta dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden RI, BNPB
bersama instansi terkait telah menyusun Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (MP-PRB
Tsunami) dalam rangka mendukung Visi Penanggulangan Bencana nasional yaitu “Ketangguhan Bangsa
Dalam Menghadapi Bencana”. Keberadaan MP-PRB Tsunami ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
program-program peningkatan kapasitas dalam menghadapi bahaya tsunami, yang berlaku untuk jangka waktu
tahun 2013-2018.
Penyusunan program dan kegiatan dalam MP-PRB Tsunami dilaksanakan berdasarkan analisis bahaya, analisis
risiko bencana, identifikasi kapasitas dan kebutuhan dalam rangka kesiapsiagaan dan pengurangan risiko
bencana tsunami yang dilaksanakan pada tahun 2012-2014 melalui identifikasi kebutuhan daerah dan
masyarakat, serta koordinasi di Tingkat Pusat, sebagai penjabaran prioritas pembangunan nasional RPJMN
2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam bidang lingkungan hidup dan pengelolaan bencana.
Khusus pelaksanaan MP-PRB Tsunami yang dilaksanakan di lingkungan BNPB, Deputi Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BNPB akan menjadi Koordinator Program III, yang mengemban tugas dalam mengkoordinasikan
kebijakan pelaksanaan MP-PRB Tsunami, dengan instansi terkait langsung di Internal BNPB terdiri dari:
1. Direktorat Kesiapsiagaan BNPB.
2. Direktorat Pengurangan Risiko Bencana BNPB.
3. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB.
4. Direktorat Logistik BNPB.
5. Direktorat Peralatan BNPB.
6. Direktorat Pendidikan dan Pelatihan BNPB.
7. Pusdatinhumas BNPB.
Tabel
Program/ Kegiatan MP-PRB Tsunami Tahun 2014
No PROGRAM/KEGIATAN DIREKTORAT
A PENGUATAN MATA RANTAI PERINGATAN DINI
1
Pembangunan Sirine Peringatan Dini Dengan Teknologi
Sederhana Ditingkat Lokal
Pusdatihumas BNPB
2
Pemantauan Sistem Pasang Surut Dengan Teknologi
Sederhana
Pusdatinhumas BNPB
3
Penyediaan Sarana Prasarana Informasi Dan Komunikasi
Peringatan Dini
Pusdatinhumas BNPB
B PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA
4 Penyusunan Peta Jalur Evakuasi Dit. Kesiapsiagaan BNPB
Page | 12
No PROGRAM/KEGIATAN DIREKTORAT
5 Pembuatan Rambu Evakuasi Dan Papan Peringatan Dit. Kesiapsiagaan BNPB
6 Pembangunan Jalur Dan Tangga Evakuasi Dit. Kesiapsiagaan BNPB
7 Sosialisasi Dan Desiminasi TES Dit. Kesiapsiagaan BNPB
C PENGUATAN KAPASITAS KESIAPSIAGAAN DAN PRB
8
Penyusunan Peraturan, Pedoman, Petunjuk Teknis
Kesiapsiagaan Dan PRB Gempabumi Dan Tsunami
Dit. Kesiapsiagaan BNPB
9
Pembangunan Dan Penguatan Pusdalops Yang Terintegrasi
Dengan Sistem Peringatan Dini
Pusdatihumas BNPB
10
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Dan Rencana
Kontijensi Berbasis Komunitas
Dit. Kesiapsiagaan BNPB
11 Pengembangan Desa Tangguh Dit. Pemb. Masy BNPB
12
Pembentukan Dan Penguatan Relawan Penanggulangan
Bencana
Dit. Pemb. Masy BNPB
13
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendukung
Penanggulangan Bencana
Dit. Logistik dan Peralatan
BNPB
14
Pemenuhan Kebutuhan Logistik dan Peralatan Penanggulangan
Bencana
Dit. Logistik dan Peralatan
BNPB
15
Peralatan penanggulangan Bencana Program Pembangunan
Shelter
Dit. Logistik dan Peralatan
BNPB
16 Pelatihan dan Simulasi Pusdiklat BNPB
4.2 PROGRAM MP-PRB TSUNAMI 2014 KAB. TULUNGAGUNG
Pengembangan Sistem Peringatan Dini tsunami di Indonesia merupakan upaya yang terintegrasi antara
pemerintah pusat, pemerintah provinsi/kabupaten dan kota, masyarakat dan pemangku kepentingan terkait.
Sistem tersebut terdiri dari komponen Struktur dan Komponen Kultur.
Komponen Struktur meliputi pembangunan dan pengembangan infrastruktur berteknologi tinggi untuk
mendeteksi kejadian gempa, potensi tsunami sampai menyebarkan peringatan potensi tsunami ke pemangku
kepentingan terkait termasuk diantaranya pemerintah daerah, disamping pengembangan kapasitas institusi
terkait. Pembangunan dan pengembangan komponen ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat
termasuk didalamnya institusi nasional yang tergabung antara lain Ristek, Menko Kesra, BMG, DEPDAGRI,
DEPLU, ESDM, DEPHUB, KLH, DKP, DEKOMINFO, BAPPENAS, BNPB, BPPT, BAKOSURTANAL, LAPAN,
LIPI dan ITB serta stakeholder terkait.
Komponen Kultur meliputi peningkatan kapasitas pemerintah daerah untuk menyebarluaskan peringatan dini dan
perintah evakuasi kepada masyarakat termasuk didalamnya menyiapkan atau membangun infrastruktur
penunjang peringatan/perintah evakuasi, prosedur dan jalur evakuasi. Dalam komponen ini, juga tercakup
pembangunan dan peningkatan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan masyarakat untuk proses
evakuasi dan penanganan tanggap darurat
Dengan begitu luasnya daerah Indonesia yang berisiko tsunami, maka diperlukan banyak peralatan-peralatan
pendukung kebencanaan: mulai dari Peralatan Deteksi Gempabumi dan Tsunami, Sirine Peringatan Dini
Tsunami, Peralatan Aktivasi Sirine, Sarana Prasarana Evakuasi yang memadai guna mengakomodir banyaknya
masyarakat yang mencari tempat perlindungan. Baik berupa TES/Shelter Tsunami, Jalur Evakuasi, maupun
Rambu-Rambu Evakuasi. hingga Peralatan Komunikasi Untuk Diseminasi Peringatan Dini agar proses evakuasi
Page | 13
masyarakat dapat berjalan dengan baik, masyarakat perlu mendapatkan informasi peringatan dini secara cepat
dan tepat.
Pemerintah Pusat dalam upaya melindungi masyarakat dari ancaman bencana (tsunami) telah mengeluarkan
Masterplan Pengurangan Resiko Bencana Tsunami pada tahun 2012. Penguatan mata rantai peringatan dini
perlu difokuskan untuk memastikan bahwa peringatan dini dari BMKG dapat diterima oleh pihak berkepentingan
semua tingkatan dan masyarakat secara luas. Permasalahan utama dalam Mata Rantai Peringatan Dini ini
terkait dengan Peralatan, Sistem Komunikasi, Sumber Daya Manusia, Prosedur Tetap, serta beroperasinya
Pusdalops BPBD secara 24/7
Dalam Upaya memperkuat kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana tsunami di Kabupaten
Tulungagung, BPBD Tulungagung sebagai Leading Sector telah diperkuat dengan adanya Sirine Peringatan Dini
Tsunami, Kendaraan Logistik dan Peralatan, Pusat Pengendali dan Operasi (PUSDALOPS) serta Fasilitasi
Penguatan Kapasitas Kesiapsiagaan antara lain Penyusunan Peta Jalur Evakuasi dan Pemasangan Rambu
Evakuasi Tsunami fasilitasi dari Program MP-PRB Tsunami yang dikordinir oleh BNPB.
1. Sirine Peringatan Dini dengan Teknologi Sederhana di Tingkat Lokal
BNPB pada tahun 2013 telah melaksanakan Pengadaan 7 unit Sirine Peringatan Dini (EWS) di
Kabupaten Tulungagung, masing-masing unit sirine sudah terpasang di Kecamatan ……….
2. Sarana Prasarana Informasi dan Komunikasi Peringatan Dini
Peralatan Komunikasi berupa 1 Unit Radio Komunikasi sudah didistribusikan oleh BNPB ke BPBD
Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2013
2. Penyusunan Peta Jalur Evakuasi………………………
3. Pemasangan Rambu Evakuasi dan Papan Peringatan Tsunami
Pemasangan 100 Rambu Evakuasi dan 20 Titik Kumpul tahun 2014 sedang dilaksanakan oleh BNPB.
4. Sosialisasi Dan Desiminasi Tempat Evakuasi Sementara (TES)
Akan dilaksanakan akhir tahun 2014.
5. Pembangunan Jalur dan Tangga Evakuasi…………………..
6. Pembangunan Dan Penguatan Pusdalops Yang Terintegrasi Dengan Sistem Peringatan
Dini………………………………………………..
7. Penyusunan Peraturan, Pedoman, Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan Dan PRB Gempabumi Dan
Tsunami
Kegiatan Penyusunan Pedoman Kesiapsiagaan sedang dilaksanakan tahun ini di Pusat
8. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Dan Rencana Kontijensi Berbasis Komunitas
Kegiatan Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Renkon Berbasis Komunitas
belum dilaksanakan oleh BNPB.
9. Pengembangan Desa Tangguh Bencana
Pembentukan/penguatan Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Tulungagung yang difasilitasi oleh
BNPB yaitu ………………………………………………
10. Pembentukan Dan Penguatan Relawan Penanggulangan Bencana
Kegiatan Penguatan Relawan Penanggulangan Bencana akan dilaksanakan Tahun 2014
11. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendukung Penanggulangan Bencana
Penyediaan sarana dan prasarana pendukung penanggulangan bencana Program MP-PRB tsunami
yaitu 1 unit Mobil Logistik dan Peralatan serta 2 Unit Mobil Pick Up yang sudah dilaksanakan Tahun
2013
12. Pemenuhan Kebutuhan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana
Logistik berupa Makanan Siap Saji sudah didisbustrikan ke BPBD
Page | 14
13. Peralatan Penanggulangan Bencana Program Pembangunan Shelter…………
14. Pelatihan dan Simulasi……………………
.
4.3 SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI
Sistem Peringatan Bencana Tsunami Indonesia disusun berdasarkan Undang‐undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Berdasarkan undang‐undang, alur sistem dapat dilihat
pada Gambar berikut :
Gambar
Sistem Peringatan Dini Bencana Tsunami
Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa Sistem Peringatan Dini Bencana Tsunami terdiri dari 5 tahap.
Tahap pengamatan dan analisis gejala khusus untuk bencana tsunami dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
dalam koordinasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dua tahapan ini berdasarkan standar
prosedur di BMKG telah disebarluaskan ke daerah terancam dalam rentang waktu 5 menit setelah kejadian
gempabumi sebagai pemicu kejadian tsunami. Hasil analisis kemungkinan terjadinya tsunami yang dikeluarkan
oleh BMKG masih bersifat rekomendasi dan tidak memiliki kewenangan untuk pernyataan evakuasi masyarakat.
Pengambilan keputusan oleh pihak berwenang di daerah serta penyebaran keputusan evakuasi atau tidak
adalah dua tahapan selanjutnya dalam rangkaian sistem peringatan bencana. Pada Sistem Peringatan Bencana
Tsunami, keputusan evakuasi atau tidaknya masyarakat diambil oleh kepala daerah yang bersangkutan atau
siapa pun yang ditunjuk oleh Kepala Daerah secara resmi untuk memberikan keputusan evakuasi.
Kendala‐kendala dalam proses evakuasi biasanya terjadi pada kedua tahap ini. Kapasitas daerah yang belum
memadai serta sumber daya untuk menyebarkan arahan evakuasi yang masih sangat terbatas menyebabkan
respon masyarakat terhadap arahan evakuasi menjadi terlambat dan beragam.
PENGAMATAN GEJALA BENCANA
ANALISIS HASIL PENGAMATAN GEJALA BENCANA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PIHAK YANG
BERWENANG
PENYEBARLUASAN INFORMASI TENTANG
PERINGATAN BENCANA
PENGAMBILAN TINDAKAN OLEH MASYARAKAT
Page | 15
Gambar
Rantai Komunikasi Peringatan Dini
1.3.1 Sirine Peringatan Dini
Sirene adalah media yang dapat digunakan di udara terbuka dan berperan penting untuk menyampaikan
peringatan tsunami. Protokol sirene bertujuan untuk menentukan secara jelas bunyi sirene sebagai standar di
seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 2007 pemerintah pusat yang terdiri atas Kemendagri,
Kemenristek, BNPB, dan BMKG bersama dengan perwakilan Pemerintah Daerah di daerah rawan tsunami
menyepakati sebuah protokol sirene yang baku dan berlaku untuk seluruh wilayah rawan tsunami di Indonesia.
Protokol tersebut berisi ketetapan sebagai berikut:
1. Untuk peringatan dini tsunami, sirene akan berbunyi dengan nada tetap selama 3 menit yang berarti
perintah evakuasi harus dilakukan dan dapat berbunyi berulang-ulang apabila masih terdapat bahaya
yang mengancam.
2. Untuk keperluan perawatan, sirene perlu diuji coba secara rutin setiap tanggal 26 Desember pukul
10.00 pagi waktu setempat (sebagai peringatan kejadian tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember
2004, pada pukul 10.00).
3. Untuk uji coba, sirene dibunyikan dengan bunyi nada tetap selama 1 (satu) menit yang sebelumnya
didahului oleh pernyataan suara rekaman yang berbunyi ”Ini merupakan tes untuk peringatan dini
tsunami, ini hanya tes”. Format ini diulang sebanyak 3 kali setiap uji coba.
Page | 16
Bunyi sirene berpengaruh besar kepada masyarakat agar mereka segera bereaksi terhadap bahaya yang
mengancamnya. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa keputusan membunyikan sirene telah didukung oleh
informasi yang akurat dan resmi dari BMKG dan informasi autentik lainnya.
Sirene di daerah pada awalnya dikendalikan oleh BMKG. Berdasarkan UU 24/2007, khususnya pasal 12,
BNPB bertanggung jawab langsung dan bertugas menyampaikan informasi kepada masyarakat. Berdasarkan
PP 21/2008, BNPB dan BPBD bertugas mengkoordinasi tindakan untuk menyelamatkan masyarakat merujuk
pada hasil analisis yang dikeluarkan oleh BMKG.
Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Sehubungan Dengan Penggunaan Sirene
Kelebihan Sistem Sirine Kekurangan Sistem Sirine
Jangkauan bisa 2 - 2.5km, terutama di
daerah yang tidak terjangkau oleh sistem
lainnya
Frekuensi bunyi sirene terdengar lebih
pelan/rendah di daerah-daerah yang
anginnya kencang
Dapat menarik perhatian orang-orang di
dalam rumah sekaligus sebagai pendukung
sistem peringatan dalam ruangan
Sirene tidak selalu dapat terdengar di
dalam gedung dan kendaraan, terutama dii
pada daerah batas jangkauan
Sirene sudah dikenal masyarakat karena
biasanya dipakai oleh pemadam kebakaran
atau lainnya
Masyarakat harus dapat membedakan
berbagai jenis bunyi yang digunakan untuk
berbagai keperluan
Untuk versi dengan sistem suara manusia,
pesan-pesan dapat direkam terlebih dahulu
dalam jumlah banyak dan dapat juga
direkam dalam berbagai bahasa
Untuk jenis yang bukan versi massal,
masyarakat harus diberikan pendidikan
guna mendapatkan tambahan informasi.
Pemberitahuan tambahan harus diberikan
dengan cara lain
Menggunakan sumber listrik yang kecil
seperti baterai aki yang dapat diisi ulang
dengan panel tenaga surya atau tenaga
angin
Harus memiliki sistem sumber daya yang
handal untuk back up
Menggunakan radio kontrol, oleh karena itu
tidak tergantung pada jaringan kabel, dapat
dikendalikan secara terpusat dan diakses
dari jarak jauh
Dibutuhkan jumlah sirene yang cukup
banyak untuk mencakup area yang luas
serta cukup keras untuk didengar oleh
orang-orang yang berada di dalam
ruangan
Perawatan dan pemeliharan yang teratur
dapat mengurangi uji coba
Sirene yang terpasang dan tidak terlindung
dengan sempurna dapat mudah rusak oleh
angin, pasir, ombak, atau debu garam
Sistem bekerja secara penuh selama 24
jam/7 hari
Pengaktifan sirene harus dikoordinasikan
dengan cara-cara yang lain
Pada tahun 2013, BNPB melalui Program MP-PRB Tsunami telah melaksanakan kegiatan Penguatan/
Pembangunan Sirine Peringatan Dini sejumlah 7 Unit kepada BPBD kabupaten Tulungagung. Upaya ini
dilakukan sebagai bentuk penguatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana tsunami di Kabupaten
Tulungagung.
Page | 17
Gambar
Sirine Peringatan Dini Kabupaten Tulungagung
Data Kelengkapan Sirine Peringatan Dini Kab Tulungagung
4.3.2 Pusat Kendali Operasi (PUSDALOPS)
Sesuai dengan pembagian tanggung-jawab dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (INA-TEWS),
Pusat Peringatan Dini Nasional di BMKG memberikan informasi gempa bumi dan peringatan tsunami kepada
masyarakat melalui Institusi Perantara dan Pemerintah Daerah. Pusat Peringatan Dini Lokal di tingkat Provinsi,
Kabupaten dan Kota (PUSDALOPS) beroperasi 24 jam setiap harinya, 7 hari dalam seminggu (24/7), berfungsi
sebagai pusat operasi, pengendalian, dan peringatan, dimana informasi mengenai gempa bumi, ancaman
potensi tsunami atau aktual dianalisa dan disebarluaskan.
Berdasarkan informasi yang diterima dari BMKG Jakarta, Pusdalops akan memutuskan apakah diperlukan
evakuasi untuk mengantisipasi (potensi) tsunami. Lalu PUSDALOPS menyebarluaskan informasi, peringatan,
dan arahan kepada masyarakat umum melalui sirine peringatan dini, saluran komunikasi (radio publik), dan
jaringan komunikasi lainnya untuk mendapatkan reaksi yang tepat dari masyarakat. Operasi dan Prosedur
Peringatan Dini Tsunami didasarkan pada Standard Operating Procedures (SOP) untuk (I) menerima peringatan
dan informasi tsunami, (II) pengambilan keputusan untuk reaksi terhadap peringatan, dan (III) diseminasi arahan
reaksi yang tepat untuk komunitas berisiko.
Pada tahun 2013 BNPB melalui Program MP-Tsunami melaksanakan Kegiatan Pengadaan/ Pembangunan
Pusdalops berupa Modular Office. Kondisi Pusdalops PB Kabupaten Tulungagung saat ini sudah operasional
dan Standard Operating Procedures (SOP) sedang dipersiapkan oleh BPBD Kabupaten Tulungagung.
Sesuai Perka BNPB no 15 Tahun 2012 tentang Pedoman PUSDALOPS, Pembentukan Pusdalops PB di BPBD
Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota berada di bawah Bidang Kedaruratan dan Logistik dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Pelaksana BPBD. Dalam pembentukannya, struktur organisasi Pusdalops PB
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik di mana BPBD berada
Page | 18
Gambar
Pusdalops PB dalam Struktur Organisasi BPBD Prov/Kab/Kota
Tugas pokok Pusdalops PB adalah sebagai berikut:
1. Sebelum Bencana :
- Memberikan dukungan kegiatan pada saat sebelum bencana (pengumpul, pengolah, penyaji
data dan informasi kebencanaan) secara rutin.
2. Saat Bencana
- Memberikan dukungan pada Posko Tanggap Darurat dan Pelaksanaan Kegiatan Darurat.
3. Pasca Bencana
- Memberikan dukungan kegiatan pada saat setelah bencana terjadi (penyedia data dan
informasi khususnya dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi).
Fungsi Pusdalops PB adalah sebagai berikut:
1. Fungsi penerima, pengolah dan pendistribusi informasi kebencanaan.
2. Fungsi penerima, pengolah dan penerus peringatan dini kepada instansi terkait dan masyarakat.
3. Fungsi tanggap darurat sebagai fasilitator pengerahan sumber daya untuk penanganan tanggap darurat
bencana secara cepat tepat, efisien dan efektif.
4. Fungsi koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi pelaksanaan penanggulangan bencana.
Tanggung Jawab Pusdalops PB
1. Secara Struktural
Unit pemantau kebencanaan dari Badan Penanggulangan Bencana yang menyelenggarakan kegiatan
penanggulangan bencana.
2. Secara Institusional
Pusdalops PB
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana BPBD
Bid. Kesiapsiaagaan
Sekertaris
Bid. Kedaruratan dan Logstik Bid. Rehab Rekon
Kepala BPBD
Subbag Umum Subbag Keu Subbag Kepeg
Page | 19
Sebagai pelaksana amanah peraturan perundang-undangan kebencanaan yang berlaku.
3. Secara Operasional
Sebagai pelaksana tugas pokok, fungsi dan peran Pusdalops PB.
Susunan organisasi Pusdalops PB dipimpin oleh Manajer yaitu pejabat struktural dari Direktorat Tanggap
Darurat BNPB, Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD, atau pejabat lain yang ditunjuk. Dalam melaksanakan
tugasnya, Manajer dibantu oleh Koordinator Administrasi yang bertanggung jawab untuk urusan administrasi
Pusdalops PB dan Supervisor yang bertanggungjawab terhadap pemantauan bencana dan urusan teknis
lainnya.
Pusdalops PB dengan segala tugas dan fungsinya dalam penanggulangan bencana harus mendapat dukungan
sarana dan prasarana yang memadai. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi bagi sebuah bangunan
yang akan digunakan untuk Pusdalops PB. Namun demikian, karena perbedaan sumber daya yang terdapat di
pusat dan daerah, maka terdapat perbedaan syarat bangunan ideal dan minimal.
Beberapa prinsip yang hendaknya dipenuhi dalam penyediaan peralatan bagi Pusdalops PB adalah :
a. Mendukung pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan terkoordinasi.
b. Modern dan berteknologi canggih agar dapat tetap berjalan secara independen pada saat bencana
terjadi.
c. Memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam kebencanaan yang menggunakan
beragam bentuk komunikasi.
d. Dapat diintegrasikan dengan sistem lain dari lembaga-lembaga yang terkait kebencanaan.
Persyaratan Ideal
- Meubeler (meja, kursi, filling kabinet, almari), whiteboard, papan flipchart yang disesuaikan jumlah,
ukuran dan penataannya di masingmasing ruang.
- Printer dan Mesin Photocopy.
- Jaringan telepon menggunakan sistem back-up, mulai dari VOIP, PSTN, GSM dan telepon satelit.
- Jaringan Fax dan Internet untuk komunikasi data yang tersedia selama 24 jam.
- Radio komunikasi (rig/base station, UHF, VHF yang mencakup nasional dan lokal), Handy Talky (HT)
dual band, radio HF dan Integrated Communication Internet and Radio.
- 1 unit komputer untuk setiap personil yang dilengkapi perangkat lunak seperti office, GIS, Database.
- Peralatan server untuk: database, peta/GIS, peringatan dini, voice, web, sms gateway dan cadangan.
- Data base yang berisi informasi : kerentanan dan kapasitas daerah, contact person internal dan
eksternal, instansi yang terkait, diagram alir pelaporan bencana, literatur yang berhubungan dengan
penanggulangan bencana (produk hukum, pedoman, protap, laporan).
- Tersedia peta dasar, peta rawan, peta risiko bencana, peta geomedic.
- Perangkat TV dengan jaringan internasional, proyektor LCD, Layar LCD, GPS, Scanner, CCTV untuk
lingkungan gedung.
Persyaratan Minimal
- Meubeler yang disesuaikan jumlah, ukuran dan penataannya di masing-masing ruang.
- Printer dan Mesin Photocopy.
- Jaringan telepon.
- Jaringan Fax dan Internet.
- Radio komunikasi.
- Unit komputer untuk penyusunan laporan.
Page | 20
- Peralatan server untuk mendukung kinerja.
- Data base yang berisi informasi terkait kebencanaan.
- Tersedia Peta-peta untuk mendukung tugas dan fungsi Pusdalops PB.
Gambar
Pusdalops PB Kabupaten Tulungagung
Tabel
Data Kelengkapan Sarana dan Prasaran Pusdalops PB Kab. Tulungagung
1.3.2 Sistem Informasi Dan Komunikasi
Pemerintah Daerah harus mampu menerima berita gempabumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG melalui
berbagai saluran. Oleh karena itu, Pusdalops harus dilengkapi dengan berbagai alat komunikasi dan memiliki
personil yang terlatih untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan tersebut. Gempabumi yang kuat dapat
menyebabkan pemadaman listrik dan gangguan lain yang mungkin berdampak pada peralatan komunikasi.
Salah satu prinsip sistem peringatan dini adalah tersedianya berbagai peralatan komunikasi cadangan
(redundancy) untuk memastikan jika salah satu peralatan atau jalur gagal berfungsi, maka masih ada cadangan
peralatan lain yang bisa digunakan untuk menerima informasi dari BMKG.
Alat-alat komunikasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Pesan secara otomatis
Alat/Saluran Penerima Informasi
dari BMKG
Keterangan
Warning Receiver System
(WRS)
Software WRS perlu diinstal di komputer Pusdalops
dan membuat jaringan langsung ke BMKG via satelit
atau internet.
SMS Nomor ponsel perlu didaftar di BMKG
Email Alamat Email perlu didaftar di BMKG
Faks Nomor Faks perlu didaftar di BMKG
TV dan Radio FM
Berita gempabumi atau peringatan dini tsunami akan
disiarkan setelah stasiun TV dan radio menerima
informasi dari BMKG
Page | 21
2. Pesan secara Proaktif
Alat/Saluran Penerima Pesan dari
BMKG
Keterangan
Komputer yang dapat mengakses
situs web
Bisa membuka website BMKG secara proaktif
setelah gempabumi; bisa mengunakan aplikasi
informasi gempabumi dan peringatan tsunami
Telepon biasa (landline)
Bisa mencari informasi secara proaktif dari
BMKG pusat atau daerah, serta lembaga/
pihak-pihak lain.
Radio VHF dan HF
Bisa mencari informasi secara proaktif atau
menerima langsung dari BMKG pusat atau
daerah, serta lembaga/pelaku lain.
Tabel
Data Peralatan Komunikasi BPBD Kab. Tulungagung
Tabel
Mekanisme Penyampaian Informasi Peringatan Dini Tsunami
No Uraian Kegiatan
Pencatatan
Format Yang
Digunakan
Mekanisme Penyampaian
Informasi
Keterangan
Ya Tidak
Sesuai
Pedoman
Format
Sendiri
Langsung Permintaan
Tidak
Diinformasikan
Page | 22
Tabel
Data Fasilitas Peringatan Dini dan Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Tulungagung
Tahun 2014
No Jenis Fasilitas Instansi
Status Kondisi Uji coba
Keterangan
Ada
Tidak
ada
Jumlah Baik Kurang
Tidak
berfungsi
Sudah
Berapa
x
Belum
1 Sirine Peringatan Dini BPBD
2
Sistem Pemantau Pasang
Surut BPBD v
3
Sapras Informasi &
Komunikasi
BPBD v
4
Tempat Evakuasi Akhir
(TEA)
Tempat Evakuasi
Sementara (TES)
5 Greenbelt Mitigasi Tsunami Dinas
Kelautan
v
6 Peraturan, Pedoman dan
Juknis Kesiapsiagaan
BPBD v
7 Peta Jalur Evakuasi BPBD v
8 Jalur & Tangga Evakuasi BPBD v
9
Rambu Evakuasi
BPBD
v
Rambu Titik Kumpul v
10
Sosialisasi dan Desiminasi
TES
v
11
Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) dan
Kontijensi Berbasis
Komunitas
v
12
Pengembangan Desa
Tangguh
BPBD v 2
13
Relawan Penanggulangan
Bencana
BPBD
SAR
Linmas
v
14
Pembangunan dan
Penguatan Pusdalops
BPBD
Modular Office v
Ruangan 6x4 m v v v
Page | 23
Tabel
Peralatan dan Logistik Kesiapsiagaan Menghadapi Tsunami Kab. Tulungagung
No
Jenis Peralatan Dan
Logistik
Ketersediaan
Kondisi
Kebutuhan
Baik Sedang Rusak
Tidak
Ada
1 Ina TEWS
2 Papan Pengumuman
3
Sirine EWS
Sederhana/Lokal
4 Inter Koneksi EWS
5 Sirine BMKG
6 Website
7 Telephone Satelite
8 Radio Single Side Band
9 Repeater
10 Mobil Dapur Lapangan
11 Mobil Rescue+HT
12 Mobil Truck MCk
13 Mobil Ambulance
14 Mobil Tangki Air
15 Motor Trail Rescue
16 Kapal Ambulance
17 Perahu Karet
18 Perahu Evakuasi
19 Mesin Perahu 18 PK
20 HT
21 RIG
22 Genset 5 KVA
23
Water Treatment
Portable
24 Papan Rambu Tsunami
25 Gergaji Mesin STIHLL
26 Kompas
27 Topi Lapangan
28 Pisau Lipat Multitool
29
Safety Helmet/Helm
keselamatan
30 Tas Ransel Punggung
31
Sepatu Lapangan/
Sepatu Safety
32 Sepatu Banjir
33 Masker Karbon
34 Rompi Pelampung
35 Matras Alas Tidur
36 Kantong Tidur
37 Printer Portable
38 External Portable
39 Camera Digital
40 Handycam
41 Telephone Satelit
42 GPS
43 Printer Multifungsi
44 Radio Komunikasi SSB
45 Modem Internal Internet
46 UPS
Page | 24
No
Jenis Peralatan Dan
Logistik
Ketersediaan
Kondisi
Kebutuhan
Baik Sedang Rusak
Tidak
Ada
47 Proyektor
48
Tenda Terpal /
Terpaulin/Gulung
49 Tenda Posko 3X3m
50 Tenda Pleton
51 Tenda Regu
52 Tenda keluarga
53 Velbed
54 Kantong Mayat
55 Mantel / Jas Hujan
56 Jas Hujan Ponco
57 Sarung Tangan
58 Senter
59 Pompa Air Honda
60 Selang Spiral 2 "
61 Trimport
62 Lampu Sorot
63 Megaphone TOA
4.4 SARANA DAN PRASARANA TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) DAN
TEMPAT EVAKUASI AKHIR (TEA)
Berdasarkan Masterplan Tsunami penyediaan Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami perlu didukung
dengan berbagai sarana dan prasarana yang membantu masyarakat dalam mengenali dan mencapai TES
tsunami secara cepat. Antara lain: Peta Evakuasi yang menunjukkan jalur dan arah evakuasi; rambu-rambu
evakuasi, dan jalur evakuasi yang disiapkan dengan baik dengan memperhitungkan kondisi masyarakat yang
paling rentan. Untuk itu, maka diperlukan:
1. Pendampingan pemerintah daerah dalam mengembangkan peta bahaya dan peta risiko di tingkat lokal;
2. Pendampingan pemerintah daerah dalam mengembangkan peta evakuasi dan TES tsunami yang
dilengkapi jalur evakuasi yang memadai di wilayah yang memiliki keterbatasan akses termasuk bagi
masyarakat rentan;
3. Regulasi peningkatan fungsi bangunan swasta dan fasilitas umum sebagai TES tsunami dan sosialisasi
ke masyarakat tentang fungsi bangunan tersebut sebagai TES tsunami;
4. Dukungan pemerintah dalam melakukan evaluasi kekuatan struktur bangunan guna memastikan bahwa
bangunan tersebut aman untuk digunakan sebagai TES tsunami;
5. Penyediaan TES tsunami yang diintegrasikan dengan fungsi fasilitas sosial dan umum seperti
bangunan tempat peribadatan;
6. Komitmen Pemerintah Daerah dalam penyediaan lahan TES tsunami
Page | 25
4.4.1 Jalur Evakuasi Tsunami Kabupaten Tulungagung
Salah satu indikator sikap siaga mengantisipasi bencana tsunami pada adalah tersedianya peta jalur evakuasi
ke tempat aman dari kawasan rawan tsunami baik itu berupa baliho, billboard, poster, maupun leaflet. Selain itu
diperlukan pelatihan bagaimana menyelamatkan diri dari bencana tsunami. Peta jalur evakuasi berisi petunjuk
evakuasi dari daerah rawan tsunami ke tempat aman.
Peta jalur evakuasi harus bersifat sederhana, mudah dibaca dan dimengerti oleh semua kalangan atau
kelompok masyarakat, baik penduduk setempat maupun pendatang atau wisatawan untuk daerah wisata bahari.
Peta jalur evakuasi bersifat dinamis disesuaikan dengan informasi yang tersedia yang kemudian dapat
disempurnakan lagisesuai dengan informasi kerentanan terhadap bencana, perkembangan tata ruang kota dan
tingkat kepadatan populasi. Di lapangan, peta jalur evakuasi harus dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk
menuju tempat aman atau tempat evakuasi yang mudah dikenal dan jelas terlihat.
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun atau merancang peta jalur evakuasi adalah sebagai berikut :
- Jalur evakuasi dirancang menjauhi garis pantai dan menjauhi aliran sungai
- Jalur evakuasi disarankan tidak melintasi sungai atau jembatan dan supaya tidak terjadi
penumpukan massa, dibuat beberapa jalur evakuasi paralel. Prioritaskan daerah pantai yang
terbuka
- Di daerah berpenduduk padat, dirancang jalur evakuasi berupa sistim blok yang dibatasi oleh aliran
sungai, dimana pergerakan massa setiap blok tidak tercampur dengan blok lainnya untuk
menghindari kemacetan.
- Di daerah terlalu landai dimana tempat tinggi cukup jauh, dibuat sistim berupa bangunan-bangunan
yang direkomendasikan aman sebagai tempat evakuasi sementara (evakuasi vertikal)
- Dalam setiap jalur evakuasi diperlukan rambu-rambu evakuasi untuk memandu pengungsi menuju
tempat aman.
Peta jalur evakuasi bencana tsunami Kabupaten Tulungagung dibagi ke dalam 4 sektor evakuasi. Pembagian
sektor ini berdasarkan pada wilayah Kecamatan yang berdampak bahaya tsunami, mengingat pembagian
administratif tersebut juga telah berdasarkan pada keadaan geografis Kecamatan tersebut
Tabel
Rekomendasi Jalur Evakuasi Tsunami Kab. Tulungagung
No Sektor Zona Jalur Evakuasi Utama
1
Sektor A
Kecamatan Besuki
Zona 1 Desa Besuki : Pantai Bayem dan Pantai Tangkilan
Zona 2 Desa Kebo ireng : Pantai Klatak
Zona 3 Desa Besole : Pantai Sidem dan Pantai Popoh
2
Sektor B
Kec. Tanggunggunung
Zona 4 Desa Ngerejo : Pantai Brumbun
Zona 5 Desa Ngrejo : Pantai Gerangan
Zona 6 Desa Jengglungharjo : Pantai Sine 2
3 Sektor C Zona 7 Desa Kalibatur : Pantai Sine 1
Page | 26
No Sektor Zona Jalur Evakuasi Utama
Kecamatan Kalidawir Zona 8
Zona 9
4
Sektor D
Kec. Pucanglaban
Zona 10 Desa Rejosari : Pantai Dlodo
Zona 11
Zona 12
4.4.2 RAMBU EVAKUASI TSUNAMI
Indonesia telah mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Rambu Evakuasi Tsunami melalui SNI
7743:2011 yang dapat menjadi acuan bagi daerah dalam membuat rambu evakuasi tsunami. Panduan SNI yang
dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional ini merujuk pada Pedoman Pembuatan Rambu Evakuasi
Tsunami yang dikeluarkan oleh Pusat Informasi Riset Bencana Alam dari Kementerian Riset dan Teknologi
Papan rambu evakuasi tsunami harus memuat simbol, nama area evakuasi, dan jarak. Sementara papan rambu
daerah evakuasi tidak perlu mengidikasikan jarak, karena papan-papan tersebut dipasang di pintu-pintu masuk
lokasi evakuasi. Rambu evakuasi tsunami harus dipasang sesuai dengan rencana evakuasi daerah dan
diletakan di di tempat-tempat yang mudah dilihat dan strategis
Pada masa berlangsungnya evakuasi masyarakat, petunjuk arah serta pengumuman lokasi shelter/TES dan
TEA amat penting artinya. Pemerintah Indonesia telah memiliki standar rambu penunjuk arah evakuasi untuk
bencana tsunami. Banyak daerah telah mengikuti bentuk dan standar rambu ini. Rambu penunjuk arah evakuasi
dapat dilihat pada Gambar
Gambar 7
Contoh Rambu Petunjuk Arah Evakuasi Bencana Tsunami
Penempatan rambu petunjuk arah evakuasi minimal diletakkan pada persimpangan jalan-jalan utama di
Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan hasil kajian kebutuhan rambu minimal untuk setiap sektor dapat dilihat
pada Tabel berikut
Page | 27
Tabel
Jumlah kebutuhan Rambu Evakuasi Berdasarkan Sektor Evakuasi
No Sektor Jumlah Rambu
1 Sektor A
2 Sektor B
3 Sektor C
4 Sektor D
Total
4.4.3 TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) DAN TEMPAT EVAKUASI AKHIR (TEA)
Penyediaan TES tsunami perlu didasarkan pada peta bahaya tsunami dan/atau kajian risiko tsunami. Selain
informasi tersebut, penentuan TES tsunami perlu melibatkan masyarakat setempat dengan pendekatan
partisipatif. Dengan kata lain, pelibatan masyarakat dimulai sejak proses perencanaan hingga ke pembangunan.
Hal ini sangat penting karena masyarakat lebih memahami lingkungan tempat tinggalnya serta dapat
membangun kesadaran dan rasa kepemilikan atas TES tsunami tersebut. Penyediaan TES tsunami ini perlu
didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang membantu masyarakat dalam mengenali dan mencapai
TES tsunami secara cepat.
1. Kriteria Tempat Evakuasi Sementara (TES), antara lain :
a. Berjarak lebih dari 500 m dari bibir pantai (Kurang dari 500 m, tidak diperkenankan untuk dijadikan
TES, dikarenakan berdasarkan kejadian bencana tsunami yang pernah terjadi di Provinsi Aceh,
wilayah dekat dengan pantai sebagian besar mengalami kerusakan dan kehancuran).
b. Mempertimbangkan aksesibilitas menuju Tempat Evakuasi Sementara.
c. Dapat menggunakan Gedung, atau bangunan bertingkat yang ada dengan kriteria:
- Minimal memiliki 3 Lantai dan ketinggian lantai minimal 9
- Memiliki ketahanan struktur bangunan terhadap gempabumi dan tsunami.
- Mampu menampung minimal 1.000 Jiwa.
Jika tidak tersedia sarana dan prasarana di atas, maka perlu Identifikasi lokasi yang bisa dibangun TES.
2. Kriteria Tempat Evakuasi Akhir (TEA), antara lain :
a. Berada di Zona AMAN.
b. Kemudahan aksesibilitas, fasilitas air bersih dan sanitasi (dekat dengan sungai dengan jarak
minimal 200 meter).
c. Memenuhi standar‐standar kebutuhan pengungsian yang telah ditetapkan oleh lembaga terkait
(BNPB, Kemensos).
Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui BPBD telah menentukan Lokasi Pembangunan
Tempat Evakuasi Sementara (TES) yaitu di Kecamatan……………., mengenai realisasi Pembangunan Tempat
Evakuasi Sementara (TES) Kabupaten Tulungagung/BPBD Tulungagung masih menunggu informasi
Kementerian Pekerjaan Umum
Page | 28
Tabel
Kesiapan Lahan Untuk Sarana Prasarana TES dan TEA
No
Jenis Sarana dan
Prasarana
Status
Kepemilikan
Luas Lahan
Surat
Peruntukan
Surat Hibah
Tabel
Rekomendasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami
Kabupaten Tulungagung Berdasarkan Jalur Evakuasi
Nama Jalan Jalur Evakuasi
TES
Zona yang
di layaniLokasi
Daya
Tampung
Pembangunan
Page | 29
Tabel
Rekomendasi Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Tsunami
Berdasarkan Peta Jalur Evakuasi Kabupaten Tulungagung
No
Sektor
Area Tea
Prakiraan Jumlah
Pengguna (Orang)
Sektor A
Sektor B
Sektor C
Sektor D
Sektor E
Page | 30
BAB 5
KONDISI KELEMBAGAAN
5.1 BPBD Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan Peraturan Bupati Tulungagung Nomor tahun 2011 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, BPBD kabupaten Tulungagung mempunyai Tugas Pokok :
a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup
pencegahan bencana, penangganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi secara adil dan sesuai
dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
b. Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Menyusun, menetapkan dan mengimformasikan peta rawan bencana;
d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap sebulan sekali dalam
kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
g. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah;
h. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Fungsi Kelembagaan
Untuk melaksanakan tugas pokok di atas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung
mempunyai fungsi :
1. Fungsi Koordinasi merupakan fungsi koordinasi unsur pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung yang
dilaksanakan melalui koordinasi dengan SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga
usaha dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana;
2. Fungsi Komando merupakan fungsi komando unsur pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung yang
dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari SKPD lainnya, instansi
vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penganan darurat
bencana;
3. Fungsi pelaksana merupakan fungsi pelaksana unsur pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung yang
dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di
daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kerja Sama Lintas Sektor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terbentuk pada tanggal bulan tahun 2010, Pada saat
Masa Tanggap Darurat Bencana didukung Tim Reaksi Cepat (TRC), Organisasi Relawan dan Rapid Health
Assesment (RHA) yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dengan kerjasama lintas sektor
yang difokuskan pada kegiatan sebagai berikut :
1. Pencarian korban (Search)
2. Penyelamatan korban (Rescue)
Page | 31
3. Pertolongan pertama (Live Saving)
4. Stabilisasi korban
5. Evakuasi dan rujukan
Selain itu pada Masa Tanggap Darurat Bencana, BPBD Kabupaten Tulungagung bekerja sama dengan SKPD
lain seperti :
a. DINSOSNAKERTRANS : Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Stock Logistik, hunian sementara.
b. DINAS PU BINA MARGA : Alat Berat & Jalur Evakuasi.
c. DINAS SDAP : Mitigasi Hidrologis, sanitasi. 
d. DISTARKIM : Pengadaan Perumahan & Relokasi Pasca Bencana serta Mobile water treatment, hunian
sementara.
e. DIS-SDAP : Mitigasi Geologi, Peta Rawan Bencana.
f. DISDIK : Pendidikan
g. DISHUB : Alat Transportasi, pengamanan evakuasi.
h. TPH : Mitigasi Kekeringan/ Dukungan Kebijakan.
i. DISHUT: Mitigasi & Fasilitasi Kebakaran Hutan/lahan.
j. KESBANGPOL : Dukungan Ketentraman Masyarakat.
k. DLHKP : Deteksi Dini Pencegahan Terkait Lingkungan Hidup, amdal.
l. SATPOL PP DAN LINMAS : Pengamanan Lokasi
m. TNI : Dukungan SAR, Dukungan Fasilitas, Diklat & Penyuluhan
n. POLRI : Dukungan SAR, Pengamanan Darurat Lokasi Pemukiman yang ditinggalkan,
Diklat & Penyuluhan;
o. BMKG : Pemantauan dan Rekomendasi Potensi Bencana Terkait Meteorologi, Klimatologi & Geofisika,
p. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi : Analisa Rawan Bencana & Peta Rawan
Bencana,
q. BASARNAS : mendukung BPBD dalam Pencarian & Penyelamatan dengan sumberdayanya,
r. Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Usaha, dan Relawan : Melaksanakan Prosedur Penanggulangan
Bencana sesuai Kemampuan Sumberdayanya.
Peluang Dan Tantangan
BPBD Kab. Tulungagung yang berdiri tahun 2011 masih menghadapi banyak tantangan dalam menjalankan
perannya, diantaranya :
a. Kurangnya kompetensi sumber daya manusia yang mendukung kerja baik kualitas maupun kuantitas
yang berkaitan dengan Penanggulangan Bencana-PB (pelatihan, studi banding, workshop, seminar, dll)
b. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung (alat-alat tanggap darurat, pengadaan peringatan dini,
alat komunikasi, dll)
c. Terbatasnya sumber dana untuk pelaksanaan rencana program-program kerja
d. Program/kegiatan (kerja sama sudah dirintis tetapi belum membuahkan hasil karena masih memerlukan
tahapan)
e. Belum optimalnya koordinasi dan sinergisitas dengan semua pelaku kebencanaan
f. Kurangnya supervisi dan sumber rujukan, baik dari perangkat daerah yang lebih tinggi, instansi vertikal
(ORNOP, lembaga pendidikan, dll)
Page | 32
Dari sisi peluang yang telah diidentifikasi, maka BPBD Kab. Tulungagung telah memiliki :
1. Program prioritas Anggaran untuk PB dan dukungan legislatif
2. Koordinasi sudah mulai dibangun melalui Forum PRB yang terbentuk sejak 13 Oktober 2013
3. Kerjasama dan kolaborasi bilateral lembaga sudah ada dengan beberapa organisasi
Berdasarkan identifikasi tersebut, banyak hal yang masih perlu ditingkatkan dalam peran BPBD Tulungagung.
Untuk itu Forum PRB (F-PRB) yang digagas oleh BPBD Tulungagung menjadi langkah untuk mengoptimalkan
semua peran pemangku kepentingan agar lebih bersinergi dalam mengurangi resiko bencana yang mungkin
timbul.
Dalam prosesnya, BPBD Tulungagung telah banyak mengalami perubahan paradigma penanganan bencana
yang tidak hanya terfokus pada penanganan bencana tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada
keseluruhan manajemen risiko bencana. Hal tersebut didasarkan pada kebijakan yang tertuang pada UU nomor
24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dimana didalam ketentuan umumnya disebutkan bahwa,
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat, dan rehabilitasi. Selanjutnya ketiga upaya tadi disebut sebagai tahapan penanggulangan
bencana.
5.2 Pemberdayaan Masyarakat
5.2.1 Forum Pengurangan Resiko Bencana (F-PRB) Kabupaten Tulungagung
F-PRB adalah forum yang menyatukan
organisasi/lembaga yang bergerak dalam
mendukung upaya-upaya pengurangan risiko
bencana di wilayah Kab. Tulungagung. F-PRB
melibatkan lebih dari 120 (28 organisasi) peserta
pada kongres I dari berbagai elemen masyarakat,
unsur pemerintah, swasta, LSM, media masa,
tokoh masyarakat dan kependidikan. Forum
tersebut telah berhasil mengolah dan mensahkan
statuta F-PRB Kab. Tulungagung.
Selain mensahkan statuta pada tanggal Oktober
2014, kegiatan masih dalam tahapan identifikasi
bencana dan pembagian peran awal yang
dilakukan oleh beberapa pihak yang tergabung.
F-PRB tersebut merupakan wadah yang
menyatukan semua komponen yang bergerak dalam mendukung upaya PRB di wilayah Kabupaten
Tulungagung. Dalam statuta tersebut dijelaskan tentang peran dan tanggung jawab unsur-unsur organisasi yang
tergabung dalam F-PRB yang terdiri dari : Anggota, Mitra dan Pengurus.
 Anggota : Lembaga/Institusi/organisasi/ kelompok yang menyatakan diri menjadi anggota dan
memenuhi kewajiban sebagai anggota forum PRB Tulungagung.
 Mitra : Lembaga/institusi/organisasi/ kelompok baik lokal, regional, nasional, maupun internasional yang
memiliki kesamaan visi dan misi dalam pengurangan risiko bencana serta mempunyai komitmen untuk
Page | 33
bekerja sama dengan menjunjung azas dan prinsip forum PRB kabupaten Tulungagung.
 Pengurus : Dewan yang menjalankan mandat kongres untuk mengelola semua kegiatan
yang dilaksanakan oleh forum.
5.2.2 Pasukan Khusus Penanggulangan Bencana (Passusgana)
BPBD Kabupaten Tulungagung bersama F-PRB
juga telah membentuk Pasukan Khusus
Penanggulangan Bencana (Pasussgana) yang
pelatihannya dibimbing oleh Pasukan Penyelam
dari TNI-AL Surabaya yang telah dilakukan
dipantai Sidem dengan melibatkan unsur-unsur
masyarakat, lembaga dan Institusi terkait dalam
kesiapsiagaan penanggulangan bencana yang
berada di wilayah kabupaten Tulungagung.
5.2.3 Penguatan Sekolah Siaga Bencana
Program penguatan sekolah dalam kesiapsiagaan bencana ini menjadi salah satu program yang dilakukan oleh
BPBD Kabupaten Tulungagung. Program ini dilakukan di Sekolah-sekolah Lanjutan Atas Tulungagung yang
bertujuan untuk mempersiapkan sekolah siaga bencana & pengurangan resiko bencana di sekolah. Sekolah-
sekolah ini dipersiapkan menjadi “Sekolah Penyangga Tanggap Darurat”, dimana selain kondisi ancaman di
Kabupaten Tulungagung yang telah dijelaskan sebelumnya, juga mempertimbangkan bahwa :
 Tingkat kesiagaan masyarakat sekolah lebih rendah dibanding masyarakat serta aparat.
 Sekolah tetap terpercaya sebagai wahana efektif untuk membangun budaya bangsa termasuk
membangun kesiagaan bencana warga negara pada usia anak, pendidik dan tenaga kependidikan dan
para pemangku kepentingan lainnya.
 Kesiapan sekolah dalam menghadapi bencana juga merupakan bagian dari Upaya Pengurangan
Resiko Bencana (PRB)
Proses pendampingan yang dilakukan oleh BPBD Tulungagung pada sekolah ini selain pada penyiapan apa
yang dimaksud bencana, identifikasi dan ketrampilan dalan kesiapsiagaan, pelatihan dan simulasi bencana serta
juga penyiapan sarana antara lain :
1. Sekretariat dan Gudang Logistik
2. Kendaraan Operasional
3. Alat Komunikasi (Website, Radio Komunikasi, HT, Garmin, GPS)
4. Balai Pengobatan
5. Terpal/Tenda
6. Alat Dapur Umum
7. Robot pendeteksi korban
Keseriusan dan komitmen program sekolah siaga bencana ini sebenarnya memberikan inspirasi positif bagi
sekolah-sekolah lain di Kabupaten Tulungagung, kegiatan lain yang telah dilakukan untuk mendukung program
tersebut antara lain :
Page | 34
 Pembentukan Satgasus (Satuan Petugas Khusus) yang terdiri dari guru-guru sekolah dan siswa;
74 guru-guru dilatih (dengan berbagai pelatihan untuk digunakan dalam praktek) untuk menjadi
relawan.
 Pembuatan Robotik sebagai inovasi siswa dengan bimbingan guru elektronika untuk pembuatan
robot pendeteksi korban bencana. Robot ini diharapkan dapat membantu relawan di wilayah sulit
dampak gempa untuk mendeteksi adanya korban yang tidak dapat ditemuan manusia. Robot ini
dibuat dari konsep mobile robot (dapat digunakan diwilayah terjal dan dilengkapi sistem pendeteksi
hambatan (scanning) serta sensor dan konsep alarm robot (yang biasa digunakan oleh industri).
 Memiliki berbagai macam visual simulasi bencana yang dibuat bersama siswa (ada panduan, video
gempa, longsor, dll).
Upaya dan aksi yang telah dilakukan Sekolah-sekolah lanjutan dengan BPBD Kabupaten Tulungagung ini masih
perlu diperkuat dengan konsep yang jelas jika memang akan berkembang menjadi sekolah penyangga bencana.
Konsep dan kerangka harus didiskusikan secara kritis karena lembaga pendidikan menjadi strategis bagi
pemahaman dan sosialisasi agar siswa dan Fasilitator pendidikan juga memahami tentang paradigma PRBBM di
tingkat sekolah.
5.2.4 Desa Tangguh Bencana
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah desa/kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi
dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang
merugikan, jika terkena bencana. Dengan demikian sebuah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah sebuah
desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman diwilayahnya dan mampu
mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas
demi mengurangi risiko bencana. Kemampuan ini diwujudkan dalam perencanaan pembangunan yang
mengandung upaya-upaya pencegahan, kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas
untuk pemulihan pasca keadaan darurat.
BPBD Kabupaten Tulungagung berperan aktif untuk mengembangkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana serta
turut mendorong dan memfasilitasi desa/kelurahan untuk merencanakan dan melaksanakan program ini. Selain
bantuan teknis, BPBD Kabupaten Tulungagung juga turut memberikan dukungan sumber daya untuk
pengembangan program di tingkat desa/kelurahan dan masyarakat.
Sekarang ini sudah ada 2 desa yang dikembangkan menjadi Desa Tangguh Bencana yaitu ; Desa Tebu Ireng
yang berada di Kecamatan Besuki dan Desa Sine yang berada di Kecamatan Kalidawir dan akan ditindak lanjuti
kepada desa-desa lainnya yang menjadi wilayah berdampak bencana tsunami.
5.3 Pelatihan Dan Sosialisasi
5.3.1 Sosialisasi Pelaksanaan Prosedur Evakuasi Tsunami
Dalam menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang Pengurangan Resiko Bencana Tsunami,
maka BNPB Kabupaten Tulungagung terus melakukan Kegiatan Sosialisasi antara lain ; Pada tahun 2013 telah
dilakukan sosialisasi tentang Prosedur Evakuasi serta latihan simulasi evakuasi dipantai Sine desa Kalibatur
Kecamatan Kalidawir.
Page | 35
Sosialisasi lain juga telah dilakukan dalam membentuk Posko Siaga Darurat dan Antisipasi Bencana yang
dilaksanakan pada 30 Januari 2012, yang melibatkan peserta sosialisasi dari unsur terkait : Koramil, Polsek,
UPTD Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, perangkat desa, tokoh masyarakat, masyarakat peduli hutan dan
elemen masyarakat lainnya.
Ditempat yang sama BNPB Kabupaten Tulungagung bersama GIZ juga telah melatih 32 orang peserta yang
merupakan Kader Tsunami (Katsumi) yang nantinya akan berperan sebagai relawan yang aktif membantu
didalam penanganan bencana yang terjadi di Kabupaten Tulungagung.
5.3.2 Sosialisasi Dan Simulasi Peningkatan Kapasitas Kelompok Rentan
Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten
Tulungagung ini sebagai bagian dari upaya peningkatan
kapasitas anak-anak difabel/ penyandang cacat yaitu di
antaranya sosialisasi dan simulasi gempa bumi di
sekolah luar biasa. Kegiatan ini diikuti siswa-siswa,
orang tua, guru, serta pegawai di lingkungan sekolah
sehingga ada kesepahaman antara siswa, guru, dan
orang tua dalam melakukan penanggulangan bencana.
Melalui sosialisasi dan simulasi gempa bumi, anak-anak
di lingkungan sekolah luar biasa mendapatkan informasi
mengenai kemungkinan bencana gempa bumi, langkah
perlindungan diri di dalam & luar ruangan apabila terjadi
gempa bumi, dan cara mengikuti petunjuk evakuasi
karena bencana gempa bumi biasanya diiringi rangkaian
peristiwa seperti: bangunan roboh, kaca pecah,
kebakaran, tanah longsor/amblas/retak, atau bahkan
tsunami (apabila di tepi pantai atau danau). Kegiatan ini
diharapkan menjadi satu langkah dalam meminimalkan
jatuhnya korban dan timbulnya kerugian akibat dari
bencana.

More Related Content

What's hot

Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoJoni Iswanto
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
ibram77
 
Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaPermasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Febrianto
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanJoni Iswanto
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
infosanitasi
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Joy Irman
 
Pengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
Pengantar Manajemen Penanggulangan BencanaPengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
Pengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan PartisipatifBab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
bramantiyo marjuki
 
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISPTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
JUHERAH
 
Materi Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptx
Materi Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptxMateri Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptx
Materi Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptx
BoengRyan
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
TV Desa
 
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
Konsep Pemantauan dan  EvaluasiKonsep Pemantauan dan  Evaluasi
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
Dadang Solihin
 
Penetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kotaPenetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kota
Bie BenJamin
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Penetapan Zona dan Sistem Sanitasi Permukiman
Penetapan Zona dan Sistem Sanitasi PermukimanPenetapan Zona dan Sistem Sanitasi Permukiman
Penetapan Zona dan Sistem Sanitasi Permukiman
infosanitasi
 

What's hot (20)

Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaPermasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratan
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Pengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
Pengantar Manajemen Penanggulangan BencanaPengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
Pengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
 
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan PartisipatifBab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISPTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
 
Materi Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptx
Materi Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptxMateri Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptx
Materi Ringkasan DESTANA & KATANA 2022.pptx
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
 
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
Konsep Pemantauan dan  EvaluasiKonsep Pemantauan dan  Evaluasi
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
 
Penetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kotaPenetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kota
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
Konsep Bencana
Konsep BencanaKonsep Bencana
Konsep Bencana
 
Penetapan Zona dan Sistem Sanitasi Permukiman
Penetapan Zona dan Sistem Sanitasi PermukimanPenetapan Zona dan Sistem Sanitasi Permukiman
Penetapan Zona dan Sistem Sanitasi Permukiman
 

Viewers also liked

Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
ppbkab
 
Young marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHa
Young marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHaYoung marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHa
Young marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHa
Phung Tu Oanh
 
śLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smokówśLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smoków
kolorynietoperza
 
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitecturaMundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Arianne García
 
Prez, Salider
Prez, SaliderPrez, Salider
Prez, Salider
Frank Frank Tfm
 
Jabłko z robalem
Jabłko z robalemJabłko z robalem
Jabłko z robalem
kolorynietoperza
 
Compare & Contrast
Compare & ContrastCompare & Contrast
Compare & Contrast
Leah Allard
 
What is-context-2
What is-context-2What is-context-2
What is-context-2
Leah Allard
 
High school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new york
High school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new yorkHigh school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new york
High school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new york
kondal reddy
 
Afryka dzika
Afryka dzikaAfryka dzika
Afryka dzika
kolorynietoperza
 
Terasia Calagoue
Terasia Calagoue Terasia Calagoue
Terasia Calagoue
codemargonda
 
Option B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological PigmentsOption B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological Pigments
ALIAH RUBAEE
 
Stages
StagesStages
Stages
Leah Allard
 
Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.
Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.
Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.
Leah Allard
 
Young marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu Oanh
Young marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu OanhYoung marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu Oanh
Young marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu Oanh
Phung Tu Oanh
 
Święto niepodległości
Święto niepodległościŚwięto niepodległości
Święto niepodległości
kolorynietoperza
 
Pecha kucha 11th jan
Pecha kucha 11th janPecha kucha 11th jan
Pecha kucha 11th jan
Leah Allard
 
24 CIPR IoD Public Relations Director of the Year
24 CIPR IoD Public Relations Director of the Year24 CIPR IoD Public Relations Director of the Year
24 CIPR IoD Public Relations Director of the YearBridget Aherne
 
Pieśń o wodzu miłym
Pieśń o wodzu miłymPieśń o wodzu miłym
Pieśń o wodzu miłym
kolorynietoperza
 

Viewers also liked (20)

Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
 
Young marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHa
Young marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHaYoung marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHa
Young marketers Elite 2 - Brand Positioning 3 - OanhDungHa
 
śLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smokówśLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smoków
 
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitecturaMundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
 
Prez, Salider
Prez, SaliderPrez, Salider
Prez, Salider
 
Jabłko z robalem
Jabłko z robalemJabłko z robalem
Jabłko z robalem
 
Compare & Contrast
Compare & ContrastCompare & Contrast
Compare & Contrast
 
What is-context-2
What is-context-2What is-context-2
What is-context-2
 
High school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new york
High school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new yorkHigh school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new york
High school algebra I ,Algebra II Online math tutor in new york
 
Afryka dzika
Afryka dzikaAfryka dzika
Afryka dzika
 
Terasia Calagoue
Terasia Calagoue Terasia Calagoue
Terasia Calagoue
 
Album
Album Album
Album
 
Option B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological PigmentsOption B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological Pigments
 
Stages
StagesStages
Stages
 
Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.
Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.
Formative Assessment: Inside and Out. Inside or Out.
 
Young marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu Oanh
Young marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu OanhYoung marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu Oanh
Young marketers elite 2 - Brand communication 2 - Viet Chinh - Tu Oanh
 
Święto niepodległości
Święto niepodległościŚwięto niepodległości
Święto niepodległości
 
Pecha kucha 11th jan
Pecha kucha 11th janPecha kucha 11th jan
Pecha kucha 11th jan
 
24 CIPR IoD Public Relations Director of the Year
24 CIPR IoD Public Relations Director of the Year24 CIPR IoD Public Relations Director of the Year
24 CIPR IoD Public Relations Director of the Year
 
Pieśń o wodzu miłym
Pieśń o wodzu miłymPieśń o wodzu miłym
Pieśń o wodzu miłym
 

Similar to Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung

Muko bab 1 des
Muko bab 1 desMuko bab 1 des
Muko bab 1 des
Carel Ohoiulun
 
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
helmut simamora
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Luhur Moekti Prayogo
 
Presentasi sidang kolikium
Presentasi sidang kolikiumPresentasi sidang kolikium
Presentasi sidang kolikium
Rulli Saputra
 
Questionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersQuestionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersawakmila
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Luhur Moekti Prayogo
 
mitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxmitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptx
ADHENAby
 
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptxDraf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
RezaOktaviaPutra
 
Sistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan BencanaSistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan Bencana
Prasidananto Nur Santoso
 
Laporan cemare jadi
Laporan cemare jadiLaporan cemare jadi
Laporan cemare jadi
Ridho Ahyana
 
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
Tuti Rina Lestari
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
Tuti Rina Lestari
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Luhur Moekti Prayogo
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dadang Solihin
 
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdfINSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
Johanes Wirasto SW
 
2707246.ppt
2707246.ppt2707246.ppt
2707246.ppt
RaiMahardika
 
Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...
Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...
Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...
Dwi Diantono
 
Mitigasi bencana Desa Melung.pdf
Mitigasi bencana Desa Melung.pdfMitigasi bencana Desa Melung.pdf
Mitigasi bencana Desa Melung.pdf
Budi Ragiel
 
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
NandaBaskakara06
 

Similar to Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung (20)

Muko bab 1 des
Muko bab 1 desMuko bab 1 des
Muko bab 1 des
 
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Presentasi sidang kolikium
Presentasi sidang kolikiumPresentasi sidang kolikium
Presentasi sidang kolikium
 
Questionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersQuestionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc members
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
mitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxmitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptx
 
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptxDraf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
 
Sistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan BencanaSistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan Bencana
 
Laporan cemare jadi
Laporan cemare jadiLaporan cemare jadi
Laporan cemare jadi
 
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
 
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdfINSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
 
2707246.ppt
2707246.ppt2707246.ppt
2707246.ppt
 
Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...
Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...
Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungp...
 
Mitigasi bencana Desa Melung.pdf
Mitigasi bencana Desa Melung.pdfMitigasi bencana Desa Melung.pdf
Mitigasi bencana Desa Melung.pdf
 
Disaster risk reduction
Disaster risk reductionDisaster risk reduction
Disaster risk reduction
 
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
 

More from Sapik Bubud

Guidebook tew for broadcasting insts
Guidebook tew for broadcasting instsGuidebook tew for broadcasting insts
Guidebook tew for broadcasting insts
Sapik Bubud
 
Aceh besar peta bahaya_tsunami
Aceh besar peta bahaya_tsunamiAceh besar peta bahaya_tsunami
Aceh besar peta bahaya_tsunami
Sapik Bubud
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
Sapik Bubud
 
Uu 2012 2
Uu 2012 2Uu 2012 2
Uu 2012 2
Sapik Bubud
 
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantulProfil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Sapik Bubud
 

More from Sapik Bubud (6)

Guidebook tew for broadcasting insts
Guidebook tew for broadcasting instsGuidebook tew for broadcasting insts
Guidebook tew for broadcasting insts
 
Aceh besar peta bahaya_tsunami
Aceh besar peta bahaya_tsunamiAceh besar peta bahaya_tsunami
Aceh besar peta bahaya_tsunami
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
 
Uu 2012 2
Uu 2012 2Uu 2012 2
Uu 2012 2
 
mp tsunami
mp tsunamimp tsunami
mp tsunami
 
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantulProfil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 

Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung

  • 1. Page | 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ancaman bencana yang nyata di Indonesia adalah bahaya geologis berupa gempabumi dan tsunami. Dalam skala besar, kejadian bencana ini relatif tidak terlalu sering terjadi dibandingkan dengan bencana hidrometeorologis. Akan tetapi dampak yang ditimbulkannya akan sangat merusak dan menimbulkan korban jiwa yang banyak. Korban dan kerusakan yang timbul pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya serta kurangnya kemampuan dalam mengantisipasi bencana dapat terlihat dari belum optimalnya perencanaan tata ruang dan perencanaan pembangunan yang kurang memperhatikan risiko bencana. Minimnya fasilitas jalur dan tempat evakuasi warga juga merupakan salah satu contoh kurangnya kemampuan dalam menghadapi bencana. Peta bahaya dan peta risiko yang telah dibuat belum dimanfaatkan secara optimal dalam program pembangunan dan pengurangan risiko bencana yang terpadu. Terdapat kecenderungan bahwa Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) hanya dianggap sebagai biaya tambahan, bukan bagian dari investasi pembangunan yang dapat menjamin pembangunan berkelanjutan Untuk itu, gempabumi yang berpotensi besar dalam membangkitkan tsunami perlu mendapat perhatian khusus. Secara geografis, wilayah Kepulauan Indonesia terletak pada zona perbatasan tiga lempeng besar, yaitu: Lempeng Eurasia Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Selain deformasi pada batas lempeng, pergerakan tektonik lempeng bumi ini menyebabkan pembentukan banyak patahan-patahan aktif baik di wilayah daratan maupun di dasar laut. Batas lempeng dan patahan-patahan aktif inilah yang menjadi sumber timbulnya gempabumi tektonik. Terkait dengan ancaman bencana trsunami tersebut serta dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden RI, BNPB bersama instansi terkait telah menyusun Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (MP-PRB Tsunami) dalam rangka mendukung Visi Penanggulangan Bencana nasional yaitu “Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana”. Keberadaan MP-PRB Tsunami ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi program-program peningkatan kapasitas dalam menghadapi bahaya tsunami, yang berlaku untuk jangka waktu tahun 2013-2018. Penyusunan program dan kegiatan dalam MP-PRB Tsunami dilaksanakan berdasarkan analisis bahaya, analisis risiko bencana, identifikasi kapasitas dan kebutuhan dalam rangka kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana tsunami yang akan dilaksanakan pada tahun 2012-2014 melalui identifikasi kebutuhan daerah dan masyarakat, serta koordinasi di tingkat Pusat, sebagai penjabaran prioritas pembangunan nasional RPJMN 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam bidang lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, antara lain sebagai berikut: 1. Penguatan Mata Rantai Peringatan Dini Tsunami Penguatan mata rantai peringatan dini perlu difokuskan untuk memastikan bahwa peringatan dini dari BMKG dapat diterima oleh pihak berkepentingan semua tingkatan dan masyarakat secara luas. Permasalahan utama dalam mata rantai peringatan dini ini terkait dengan peralatan, sistem komunikasi, sumber daya manusia, prosedur tetap, serta beroperasinya Pusdalops BPBD secara 24/7.
  • 2. Page | 2 2. Sarana Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami Penyediaan TES tsunami perlu didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang membantu masyarakat dalam mengenali dan mencapai TES tsunami secara cepat. Antara lain: peta evakuasi yang menunjukkan jalur dan arah evakuasi; rambu-rambu evakuasi, dan jalur evakuasi yang disiapkan dengan baik dengan memperhitungkan kondisi masyarakat yang paling rentan. 3. Kapasitas Kesiapsiagaan Dan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Penguatan kelembagaan Pemerintah Daerah terkait manajemen bencana dan penguatan kesiapsiagaan masyarakat perlu menjadi fokus utama Pengurangan Resiko Bencana (PRB) tsunami. Mengingat struktur sosial budaya masyarakat yang beragam di Indonesia, penguatan kesiapsiagaan masyarakat tidak dapat dilakukan dengan pendekatan umum namun melalui pendekatan partisipasi masyarakat. 4. Kemandirian Industri Terkait Kebencanaan Salah satu kunci dalam Pengurangan Resiko Bencana (PRB) adalah penggunaan instrumen yang dapat mendukung operasi kegiatan kebencanaan (mulai dari pendeteksian dini, peringatan dini, respon, kedaruratan, hingga pemulihan pasca bencana) Mengingat kebutuhan akan instrumentasi kebencanaan di Indonesia yang cukup besar, industri instrumentasi kebencanaan perlu didukung secara menyeluruh, mulai dari pemanfaatan teknologi canggih hingga pemanfaatan teknologi tradisional dan lokal. Pemerintah perlu membuat kebijakan dan sistem insentif yang mendorong perkembangan dan pemanfaatan produk industri instrumentasi kebencanaan. Kordinasi Pelaksanaan MP-PRB Tsunami TIM KOORDINASI PELAKSANAAN MP-PRB TSUNAMI MP-PRB Tsunami secara keseluruhan dikoordinasikan oleh BNPB dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Dalam melaksanakankoordinasi pelaksanaan Masterplan, BNPB berfungsi:  Melakukan koordinasi secara menyeluruh pelaksanaan MP-PRB Tsunami  Memberikan dukungan teknis pelaksanaan sesuai dengan MP-PRB Tsunami  Melakukan optimalisasipendanaan pembangunan untuk pelaksanaan MP-PRB Tsunami. KETUA SEKERTARIS UTAMA BNPB SEKERTARIAT TIM KORDINASI KEPALABIRO PERENCANAAN BNPB KORDINATOR PROGRAM I DEPUTI BIDANG GEOFISIKA BMKG KORDINATORPROGRAM 2 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYAKEMENTERIAN PU KORDINATORPROGRAM IV DEPUTI BIDANG PENDAYAGUNAANIPTEK KEMERINSTEK KORDINATORPROGRAM III DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DANKESIAPSIAGAAN BNPB INSTANSI TERKAIT LANGSUNG DIREKTORAT KESIAPSIAGAAN BNPB BPBD PROPINSI BPBD KAB/KOTA INSTANSI TERKAIT LANGSUNG INSTANSI TERKAIT LANGSUNG INSTANSI TERKAIT LANGSUNG DIREKTORAT PENATAAN BANGUNANDAN LINGKUNGANKEMENTERIAN PU DIREKTORAT PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PU DIREKTORAT PENGELOLAAN PESISIR BPBD POVINSI BPBD KAB/KOTA DIREKTORAT BANDAR UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGANPUSDATINHUMASBNPB DIREKTORAT PENGURANGAN RESIKOBENCANA BNPB DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKATBNPB DIREKTORAT LOGISTIK BNPB DIREKTORAT PERALATAN BNPB LIPI, BPPT, DLL PUSDIKLATBNPB BPBD PROVINSI BPBD KAB/KOTA
  • 3. Page | 3 MP-PRB Tsunami secara keseluruhan dikoordinasikan oleh BNPB dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan Masterplan, BNPB berfungsi: 1. Melakukan koordinasi secara menyeluruh pelaksanaan MP-PRB Tsunami yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. 2. Memberikan dukungan teknis pelaksanaan sesuai dengan MP-PRB Tsunami Melakukan optimalisasi pendanaan pembangunan dari sumber APBN/APBD dan/atau sumber pendanaan lainnya yang tidak mengikat, termasuk dari Sumber Hibah Luar Negeri, untuk pelaksanaan MP-PRB Tsunami 1.2 Tujuan Dan Manfaat Tujuan penyusunan Profil Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur adalah terwujudnya sebuah buku sebagai media informasi mengenai kebencanaan, khususnya dalam aspek kesiapsiagaan terkait Program MP-PRB Tsunami yang berguna bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat umum. Informasi yang tersedia dalam buku profil ini di antaranya : 1. Gambaran atau potret mengenai kondisi ancaman dan kerentanan wilayah terdampak tsunami 2. Gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan MP-PRB Tsunami, ketersediaan sumber daya personil, peralatan, dan logistik dalam mengantisipasi kejadian bencana tsunami di Kabupaten Tulungagung 3. Gambaran tentang upaya-upaya yang telah dilakukan para pemangku kepentingan dan masyarakat Kabupaten Tulungagung dalam peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana tsunami; Manfaat dari buku Profil Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Tulungagung adalah untuk membantu para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam memahami secara komprehensif tentang kondisi ancaman bencana tsunami, kondisi kesiapsiagaan dan keberlanjutan program dan kegiatan MP-PRB tsunami di wilayah Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Barat, sehingga para pemangku kepentingan dan masyarakat umum dapat mempersiapkan diri ketika terjadi bencana tsunami. Oleh karena itu, secara tidak langsung diharapkan buku profil kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini juga dapat menjadi salah satu media Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami. 1.3 Ruang Lingkup Lingkup penyusunan Profil MP-Tsunami di Kabupaten Tulungagung meliputi : 1. Pendahuluan 2. Gambaran Umum 3. Kondisi Ancaman 4. Upaya Pencegahan dan Kesiapsiagaan 5. Kondisi Kelembagaan
  • 4. Page | 4 BAB 2 GAMBARAN UMUM 2.1 Luas Dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Tulungagung berdasarkan letak geografisnya terletak pada posisi 111' 43' sampai dengan 112' 07' bujur Timur dan 7' 51' sampai dengan 8' 18' lintang Selatan dengan luas wilayah 1.055,65 km2 terbagi menjadi 19 Kecamatan dan 271 desa/kelurahan, dengan batas-batas wilayah dari Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut ; Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Kediri Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Blitar Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek ecara umum gambaran wilayah administrasi untuk Kabupaten Tulungagung dapat dilihat pada gambar 1 Gambar Peta Administratif Kabupaten Tulungagung S
  • 5. Page | 5 2.2 Kondisi Demografi Jumlah Penduduk Kota Tulungagung berdasarkan dari Statistik Tulungagung 2012 berjumlah 1043.385 jiwa dengan luas wilayah 1.055,65 Km2, maka kepadatan penduduknya 988 jiwa/ km2. Dari data tabel kependudukan di bawah Kecamatan Tanggunggunung merupakan wilayah terluas di Kabupaten Tulungagung dengan tingkat kepadatan penduduk terendah, sedangkan Kecamatan Tulungagung adalah kebalikannya dengan wilayah terkecil tapi memiliki kepadatan pendudukya yang paling besar. Tabel 1 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase luas Kabupaten Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 1 Besuki 82,16 7,78 36,585 445 2 Bandung 41,96 3,97 48,187 1,148 3 Pakel 36,06 3,42 52,083 1,444 4 Campurdarat 39,56 3,75 55,200 1,395 5 Tanggunggunung 117,73 11,15 25,382 216 6 Kalidawir 97,81 9,27 69,333 709 7 Pucanglaban 82,94 7,86 26,485 319 8 Rejotangan 66,49 6,30 75,111 1,130 9 Ngunut 37,70 3,57 78,391 2,079 10 Sumbergempol 39,28 3,72 65,444 1,666 11 Boyolangu 38,44 3,64 75,160 1,955 12 Tulungagung 13,67 1,29 68,958 5,045 13 Kedungwaru 29,74 2,82 86,239 2,900 14 Ngantru 37,03 3,51 54,958 1,484 15 Karangrejo 35,54 3,37 39,970 1,125 16 Kauman 30,84 2,92 51,859 1,682 17 Gondang 44,02 4,17 56,053 1,273 18 Pagerwojo 88,22 8,36 30,598 347 19 Sendang 96,46 9,14 47,389 491 Jumlah Total 1055,65 100,00 1,043,385 988
  • 6. Page | 6 2.3 Kondisi Topografi Secara Topografi Kabupaten Tulungagung terbagi menjadi tiga dataran yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dataran rendah merupakan daerah dengan ketinggian dibawah 500 m dari permukaan laut, daerah ini meliputi semua kecamatan tetapi tidak semua desa untuk Kecamatan Pagerwojo dan Sendang hanya empat desa. Dataran sedang mempunyai ketinggian 500 m sampai dengan 700 m dari permukaan laut, daerah ini meliputi Kecamatan Pagerwojo sebanyak 6 desa dan Kecamatan Sendang sebanyak 5 desa. Sedangkan dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian diatas 700 m dari permukaan air laut yaitu Kecamatan Pagerwojo sebanyak 1 desa dan Kecamatan Sendang sebanyak 2 desa. Daerah yang mempunyai wilayah terluas secara berurutan yaitu Kecamatan Tanggunggunung, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo. 2.4 Kondisi Klimatologi Kota Tulungagung beriklim tropis dan mempunyai curah hujan rata-rata pertahun kurang dari 2000 mm pertahunatau rata-rata sebesar 1.682 mm/tahun dengan bulan kering selama 6 bulan. Angin berhembus denagn kecepatan rata-rata antara 15-20 knots ke arah barat laut. Sedangkan temperatur rata-rata untuk wilayah kota berkisar antara 28º-31ºC 2.5 Kawasan Rawan Terdampak Bencana Tsunami Kab. Tulungagung Kawasan yang berada disepanjang pantai dan yang tidak berada jauh dari pantai merupakan daerah yang dianggap rawan terdampak Bencana Tsunami, kawasan ini terdiri dari 4 wilayah Kecamatan dari 19 Kecamatan yang ada dengan 11 desa yang terdampak dengan jumlah penduduknya sebanyak 44.735 jiwa. Kawasan desa yang terdampak bencana tsunami ini dapat dilihat dalam Tabel . Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Dan Desa Yang Terdampak Tsunami No Kecamatan Desa Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Pria Wanita Keboireng 1,346 1,286 2,632 1 Besuki Besuki 2,056 1,964 4,020 Besole 4,695 4,507 9,202 Ngrejo 1,646 1,680 3,326 2 Tanggunggunung Jengglungharjo 2,354 2,334 4,688 Kresikan 1,807 2,245 4,052 Tanggunggunung 2,018 2,011 4,029 3 Kalidawir Kalibatur 3,174 3,598 6,772
  • 7. Page | 7 No Kecamatan Desa Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Pria Wanita Panggungkalak 518 560 1,078 4 Pucanglaban Kalidawe 441 453 894 Pucanglaban 2,004 2,038 4,042 Jumlah Total 22,059 22,676 44,735 Sumber:http://dibi.bnpb.go.id 2.6. Sejarah Kejadian Bencana Berdasarkan penelusuran dari catatan yang dihimpun dari Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang dirilis oleh BNPB, tercatat sejumlah kejadian bencana pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung. Selain itu, kejadian bencana juga tercatat di beberapa institusi yang ada di Kabupaten Tulungagung, seperti: BPBD Kabupaten Tulungagung, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PVMG, Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Polres Tulungagung, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Berikut adalah uraian kejadian bencana di Kabupaten Tulungagung khususnya dalam sepuluh tahun terakhir. Tabel Jenis dan Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Tulungagung Tahun 2003 – 2013 Jenis Bencana Jumlah Kejadian Penduduk Terdampak Kerusakan Bangunan Kerusakan Lahan Jiwa Unit Hektar Banjir 13 14,202 312 1,360 Tanah Longsor 13 10 10 - Banjir dan Tanah Longsor 1 - - 91 Gempa bumi - - - - Kekeringan 13 - - 3,421 Cuaca Ekstrim - - - - Gelombang Ekstrim dan Abrasi - - - - Sumber:http://dibi.bnpb.go.id Dari Tabel terlihat bahwa bencana yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir di Kabupaten Tulungagung ada 4 kejadian bencana diantaranya adalah banjir sebanyak (13 kali), kemudian tanah longsor (13 kali), banjir dan tanah longsor (1) dan kekeringan (13 kali). Kejadian bencana tersebut berdampak kepada penduduk seperti menimbulkan korban jiwa, luka-luka, dan mengungsi dan menderita. Selain itu, bencana juga menyebabkan kerusakan bangunan (rumah, fasilitas pendidikan dan kesehatan) serta lahan pertanian. Bencana banjir berdampak kepada penduduk sebanyak 14.202 jiwa, menyebabkan 312 unit bangunan rusak dan kerusakan lahan pertanian 1.360 ha. Tanah longsor berdampak kepada 10 jiwa dan
  • 8. Page | 8 merusak 10 unit bangunan. Banjir dan Tanah longsor menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian 91 ha. Sedangkan bencana kekeringan menimbulkan kerusakan pada lahan seluas 3.421 ha.
  • 9. Page | 9 BAB 3 KONDISI ANCAMAN 3.1 KONDISI ANCAMAN Tsunami adalah gelombang panjang yang diakibatkan karena adanya perubahan dasar laut atau karena adanya perubahan badan air secara tiba-tiba dan impulsif yang disebabkan karena adanya gempa bumi, erupsi letusan gunung berapi, longsor di dasar laut, runtuhan gunung es dan jatuhan benda angkasa. Tsunami yang merupakan gelombang panjang pada istilah oseanografi atau kelautan akan menjalar memasuki paparan benua dengan kecepatan yang semakin menurun tetapi dengan amplitudo gelombang yang semakin tinggi. Adapun pembangkit gelombang panjang tsunami ini diantaranya adalah gempa bumi dangkal (kedalaman episenter kurang dari 40 km) yang berpusat di tengah perairan dengan magnitude yang cukup besar, yaitu lebih dari 6,4 SR. Syarat lainnya adalah gempa tektonik yang terjadi merupakan gempa vertikal yang melibatkan pergeseran vertikal lempengan dengan luasan yang cukup besar. Selain gempa bumi akibat aktivitas tektonik, pembangkit tsunami lainnya diantaranya adalah letusan gunung api yang berlokasi di tengah perairan (misalnya tsunami akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1881), longsoran di wilayah pesisir yang melibatkan luncuran material dalam jumlah besar serta kejadian luar biasa dari tumbukan benda langit (meteor) seperti yang diberitakan sejarah di lautan Karibia pada 56 juta tahun yang lalu Gambar Peta Ancaman Tsunami Wilayah Pesisir Kabupaten Tulungagung Berdasarkan hubungan antara tsunami, aktivitas kegempaan dan karakteristik seismotektonik Indonesia, wilayah Indonesia dapat dibagi ke dalam 6 zona seismotektonik yaitu : - Zona-A : Busur Sunda bagian Barat, terletak di sebelah Barat Laut Selat Sunda, antara lain Pulau Sumatera dan Pulau Andalas. - Zona-B : Busur Sunda bagian Timur, terbentang antara Selat Sunda ke Timur sampai dengan Sumba, yang terdiri dari Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa dan Pulau Sumba. - Zona-C : Busur Banda, terletak di Laut Banda, antara lain Flores, Timor, Kepulauan Banda, Kepulauan Tanimbar, Seram dan Pulau Buru. - Zona-D : Selat Makassar. - Zona-E : Laut maluku, termasuk didalamnya Sangihe dan Halmahera; - Zona-F : Sebelah Utara Irian Jaya. 3.2 KONDISI KERENTANAN Kecamatan…………… Kecamatan…………..
  • 10. Page | 10 Kecamatan…….. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Terdampak Berdasarkan jenis Kelamin dan Rentang Umur Kabupaten Tulungagung Kecamatan Total 0-4 Thn 5-14 Thn 15-64 Thn > 65 Thn Jiwa L P L P L P L P L P
  • 11. Page | 11 BAB 4 UPAYA PENCEGAHAN DAN KONDISI KESIAPSIAGAAN 4.1 PROGRAM MP-PRB TSUNAMI Terkait dengan ancaman bencana tsunami serta dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden RI, BNPB bersama instansi terkait telah menyusun Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (MP-PRB Tsunami) dalam rangka mendukung Visi Penanggulangan Bencana nasional yaitu “Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana”. Keberadaan MP-PRB Tsunami ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi program-program peningkatan kapasitas dalam menghadapi bahaya tsunami, yang berlaku untuk jangka waktu tahun 2013-2018. Penyusunan program dan kegiatan dalam MP-PRB Tsunami dilaksanakan berdasarkan analisis bahaya, analisis risiko bencana, identifikasi kapasitas dan kebutuhan dalam rangka kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana tsunami yang dilaksanakan pada tahun 2012-2014 melalui identifikasi kebutuhan daerah dan masyarakat, serta koordinasi di Tingkat Pusat, sebagai penjabaran prioritas pembangunan nasional RPJMN 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam bidang lingkungan hidup dan pengelolaan bencana. Khusus pelaksanaan MP-PRB Tsunami yang dilaksanakan di lingkungan BNPB, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB akan menjadi Koordinator Program III, yang mengemban tugas dalam mengkoordinasikan kebijakan pelaksanaan MP-PRB Tsunami, dengan instansi terkait langsung di Internal BNPB terdiri dari: 1. Direktorat Kesiapsiagaan BNPB. 2. Direktorat Pengurangan Risiko Bencana BNPB. 3. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB. 4. Direktorat Logistik BNPB. 5. Direktorat Peralatan BNPB. 6. Direktorat Pendidikan dan Pelatihan BNPB. 7. Pusdatinhumas BNPB. Tabel Program/ Kegiatan MP-PRB Tsunami Tahun 2014 No PROGRAM/KEGIATAN DIREKTORAT A PENGUATAN MATA RANTAI PERINGATAN DINI 1 Pembangunan Sirine Peringatan Dini Dengan Teknologi Sederhana Ditingkat Lokal Pusdatihumas BNPB 2 Pemantauan Sistem Pasang Surut Dengan Teknologi Sederhana Pusdatinhumas BNPB 3 Penyediaan Sarana Prasarana Informasi Dan Komunikasi Peringatan Dini Pusdatinhumas BNPB B PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA 4 Penyusunan Peta Jalur Evakuasi Dit. Kesiapsiagaan BNPB
  • 12. Page | 12 No PROGRAM/KEGIATAN DIREKTORAT 5 Pembuatan Rambu Evakuasi Dan Papan Peringatan Dit. Kesiapsiagaan BNPB 6 Pembangunan Jalur Dan Tangga Evakuasi Dit. Kesiapsiagaan BNPB 7 Sosialisasi Dan Desiminasi TES Dit. Kesiapsiagaan BNPB C PENGUATAN KAPASITAS KESIAPSIAGAAN DAN PRB 8 Penyusunan Peraturan, Pedoman, Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan Dan PRB Gempabumi Dan Tsunami Dit. Kesiapsiagaan BNPB 9 Pembangunan Dan Penguatan Pusdalops Yang Terintegrasi Dengan Sistem Peringatan Dini Pusdatihumas BNPB 10 Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Dan Rencana Kontijensi Berbasis Komunitas Dit. Kesiapsiagaan BNPB 11 Pengembangan Desa Tangguh Dit. Pemb. Masy BNPB 12 Pembentukan Dan Penguatan Relawan Penanggulangan Bencana Dit. Pemb. Masy BNPB 13 Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendukung Penanggulangan Bencana Dit. Logistik dan Peralatan BNPB 14 Pemenuhan Kebutuhan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana Dit. Logistik dan Peralatan BNPB 15 Peralatan penanggulangan Bencana Program Pembangunan Shelter Dit. Logistik dan Peralatan BNPB 16 Pelatihan dan Simulasi Pusdiklat BNPB 4.2 PROGRAM MP-PRB TSUNAMI 2014 KAB. TULUNGAGUNG Pengembangan Sistem Peringatan Dini tsunami di Indonesia merupakan upaya yang terintegrasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi/kabupaten dan kota, masyarakat dan pemangku kepentingan terkait. Sistem tersebut terdiri dari komponen Struktur dan Komponen Kultur. Komponen Struktur meliputi pembangunan dan pengembangan infrastruktur berteknologi tinggi untuk mendeteksi kejadian gempa, potensi tsunami sampai menyebarkan peringatan potensi tsunami ke pemangku kepentingan terkait termasuk diantaranya pemerintah daerah, disamping pengembangan kapasitas institusi terkait. Pembangunan dan pengembangan komponen ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat termasuk didalamnya institusi nasional yang tergabung antara lain Ristek, Menko Kesra, BMG, DEPDAGRI, DEPLU, ESDM, DEPHUB, KLH, DKP, DEKOMINFO, BAPPENAS, BNPB, BPPT, BAKOSURTANAL, LAPAN, LIPI dan ITB serta stakeholder terkait. Komponen Kultur meliputi peningkatan kapasitas pemerintah daerah untuk menyebarluaskan peringatan dini dan perintah evakuasi kepada masyarakat termasuk didalamnya menyiapkan atau membangun infrastruktur penunjang peringatan/perintah evakuasi, prosedur dan jalur evakuasi. Dalam komponen ini, juga tercakup pembangunan dan peningkatan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan masyarakat untuk proses evakuasi dan penanganan tanggap darurat Dengan begitu luasnya daerah Indonesia yang berisiko tsunami, maka diperlukan banyak peralatan-peralatan pendukung kebencanaan: mulai dari Peralatan Deteksi Gempabumi dan Tsunami, Sirine Peringatan Dini Tsunami, Peralatan Aktivasi Sirine, Sarana Prasarana Evakuasi yang memadai guna mengakomodir banyaknya masyarakat yang mencari tempat perlindungan. Baik berupa TES/Shelter Tsunami, Jalur Evakuasi, maupun Rambu-Rambu Evakuasi. hingga Peralatan Komunikasi Untuk Diseminasi Peringatan Dini agar proses evakuasi
  • 13. Page | 13 masyarakat dapat berjalan dengan baik, masyarakat perlu mendapatkan informasi peringatan dini secara cepat dan tepat. Pemerintah Pusat dalam upaya melindungi masyarakat dari ancaman bencana (tsunami) telah mengeluarkan Masterplan Pengurangan Resiko Bencana Tsunami pada tahun 2012. Penguatan mata rantai peringatan dini perlu difokuskan untuk memastikan bahwa peringatan dini dari BMKG dapat diterima oleh pihak berkepentingan semua tingkatan dan masyarakat secara luas. Permasalahan utama dalam Mata Rantai Peringatan Dini ini terkait dengan Peralatan, Sistem Komunikasi, Sumber Daya Manusia, Prosedur Tetap, serta beroperasinya Pusdalops BPBD secara 24/7 Dalam Upaya memperkuat kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana tsunami di Kabupaten Tulungagung, BPBD Tulungagung sebagai Leading Sector telah diperkuat dengan adanya Sirine Peringatan Dini Tsunami, Kendaraan Logistik dan Peralatan, Pusat Pengendali dan Operasi (PUSDALOPS) serta Fasilitasi Penguatan Kapasitas Kesiapsiagaan antara lain Penyusunan Peta Jalur Evakuasi dan Pemasangan Rambu Evakuasi Tsunami fasilitasi dari Program MP-PRB Tsunami yang dikordinir oleh BNPB. 1. Sirine Peringatan Dini dengan Teknologi Sederhana di Tingkat Lokal BNPB pada tahun 2013 telah melaksanakan Pengadaan 7 unit Sirine Peringatan Dini (EWS) di Kabupaten Tulungagung, masing-masing unit sirine sudah terpasang di Kecamatan ………. 2. Sarana Prasarana Informasi dan Komunikasi Peringatan Dini Peralatan Komunikasi berupa 1 Unit Radio Komunikasi sudah didistribusikan oleh BNPB ke BPBD Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2013 2. Penyusunan Peta Jalur Evakuasi……………………… 3. Pemasangan Rambu Evakuasi dan Papan Peringatan Tsunami Pemasangan 100 Rambu Evakuasi dan 20 Titik Kumpul tahun 2014 sedang dilaksanakan oleh BNPB. 4. Sosialisasi Dan Desiminasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) Akan dilaksanakan akhir tahun 2014. 5. Pembangunan Jalur dan Tangga Evakuasi………………….. 6. Pembangunan Dan Penguatan Pusdalops Yang Terintegrasi Dengan Sistem Peringatan Dini……………………………………………….. 7. Penyusunan Peraturan, Pedoman, Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan Dan PRB Gempabumi Dan Tsunami Kegiatan Penyusunan Pedoman Kesiapsiagaan sedang dilaksanakan tahun ini di Pusat 8. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Dan Rencana Kontijensi Berbasis Komunitas Kegiatan Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Renkon Berbasis Komunitas belum dilaksanakan oleh BNPB. 9. Pengembangan Desa Tangguh Bencana Pembentukan/penguatan Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Tulungagung yang difasilitasi oleh BNPB yaitu ……………………………………………… 10. Pembentukan Dan Penguatan Relawan Penanggulangan Bencana Kegiatan Penguatan Relawan Penanggulangan Bencana akan dilaksanakan Tahun 2014 11. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendukung Penanggulangan Bencana Penyediaan sarana dan prasarana pendukung penanggulangan bencana Program MP-PRB tsunami yaitu 1 unit Mobil Logistik dan Peralatan serta 2 Unit Mobil Pick Up yang sudah dilaksanakan Tahun 2013 12. Pemenuhan Kebutuhan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana Logistik berupa Makanan Siap Saji sudah didisbustrikan ke BPBD
  • 14. Page | 14 13. Peralatan Penanggulangan Bencana Program Pembangunan Shelter………… 14. Pelatihan dan Simulasi…………………… . 4.3 SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI Sistem Peringatan Bencana Tsunami Indonesia disusun berdasarkan Undang‐undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Berdasarkan undang‐undang, alur sistem dapat dilihat pada Gambar berikut : Gambar Sistem Peringatan Dini Bencana Tsunami Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa Sistem Peringatan Dini Bencana Tsunami terdiri dari 5 tahap. Tahap pengamatan dan analisis gejala khusus untuk bencana tsunami dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dalam koordinasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dua tahapan ini berdasarkan standar prosedur di BMKG telah disebarluaskan ke daerah terancam dalam rentang waktu 5 menit setelah kejadian gempabumi sebagai pemicu kejadian tsunami. Hasil analisis kemungkinan terjadinya tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG masih bersifat rekomendasi dan tidak memiliki kewenangan untuk pernyataan evakuasi masyarakat. Pengambilan keputusan oleh pihak berwenang di daerah serta penyebaran keputusan evakuasi atau tidak adalah dua tahapan selanjutnya dalam rangkaian sistem peringatan bencana. Pada Sistem Peringatan Bencana Tsunami, keputusan evakuasi atau tidaknya masyarakat diambil oleh kepala daerah yang bersangkutan atau siapa pun yang ditunjuk oleh Kepala Daerah secara resmi untuk memberikan keputusan evakuasi. Kendala‐kendala dalam proses evakuasi biasanya terjadi pada kedua tahap ini. Kapasitas daerah yang belum memadai serta sumber daya untuk menyebarkan arahan evakuasi yang masih sangat terbatas menyebabkan respon masyarakat terhadap arahan evakuasi menjadi terlambat dan beragam. PENGAMATAN GEJALA BENCANA ANALISIS HASIL PENGAMATAN GEJALA BENCANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PIHAK YANG BERWENANG PENYEBARLUASAN INFORMASI TENTANG PERINGATAN BENCANA PENGAMBILAN TINDAKAN OLEH MASYARAKAT
  • 15. Page | 15 Gambar Rantai Komunikasi Peringatan Dini 1.3.1 Sirine Peringatan Dini Sirene adalah media yang dapat digunakan di udara terbuka dan berperan penting untuk menyampaikan peringatan tsunami. Protokol sirene bertujuan untuk menentukan secara jelas bunyi sirene sebagai standar di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 2007 pemerintah pusat yang terdiri atas Kemendagri, Kemenristek, BNPB, dan BMKG bersama dengan perwakilan Pemerintah Daerah di daerah rawan tsunami menyepakati sebuah protokol sirene yang baku dan berlaku untuk seluruh wilayah rawan tsunami di Indonesia. Protokol tersebut berisi ketetapan sebagai berikut: 1. Untuk peringatan dini tsunami, sirene akan berbunyi dengan nada tetap selama 3 menit yang berarti perintah evakuasi harus dilakukan dan dapat berbunyi berulang-ulang apabila masih terdapat bahaya yang mengancam. 2. Untuk keperluan perawatan, sirene perlu diuji coba secara rutin setiap tanggal 26 Desember pukul 10.00 pagi waktu setempat (sebagai peringatan kejadian tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, pada pukul 10.00). 3. Untuk uji coba, sirene dibunyikan dengan bunyi nada tetap selama 1 (satu) menit yang sebelumnya didahului oleh pernyataan suara rekaman yang berbunyi ”Ini merupakan tes untuk peringatan dini tsunami, ini hanya tes”. Format ini diulang sebanyak 3 kali setiap uji coba.
  • 16. Page | 16 Bunyi sirene berpengaruh besar kepada masyarakat agar mereka segera bereaksi terhadap bahaya yang mengancamnya. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa keputusan membunyikan sirene telah didukung oleh informasi yang akurat dan resmi dari BMKG dan informasi autentik lainnya. Sirene di daerah pada awalnya dikendalikan oleh BMKG. Berdasarkan UU 24/2007, khususnya pasal 12, BNPB bertanggung jawab langsung dan bertugas menyampaikan informasi kepada masyarakat. Berdasarkan PP 21/2008, BNPB dan BPBD bertugas mengkoordinasi tindakan untuk menyelamatkan masyarakat merujuk pada hasil analisis yang dikeluarkan oleh BMKG. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Sehubungan Dengan Penggunaan Sirene Kelebihan Sistem Sirine Kekurangan Sistem Sirine Jangkauan bisa 2 - 2.5km, terutama di daerah yang tidak terjangkau oleh sistem lainnya Frekuensi bunyi sirene terdengar lebih pelan/rendah di daerah-daerah yang anginnya kencang Dapat menarik perhatian orang-orang di dalam rumah sekaligus sebagai pendukung sistem peringatan dalam ruangan Sirene tidak selalu dapat terdengar di dalam gedung dan kendaraan, terutama dii pada daerah batas jangkauan Sirene sudah dikenal masyarakat karena biasanya dipakai oleh pemadam kebakaran atau lainnya Masyarakat harus dapat membedakan berbagai jenis bunyi yang digunakan untuk berbagai keperluan Untuk versi dengan sistem suara manusia, pesan-pesan dapat direkam terlebih dahulu dalam jumlah banyak dan dapat juga direkam dalam berbagai bahasa Untuk jenis yang bukan versi massal, masyarakat harus diberikan pendidikan guna mendapatkan tambahan informasi. Pemberitahuan tambahan harus diberikan dengan cara lain Menggunakan sumber listrik yang kecil seperti baterai aki yang dapat diisi ulang dengan panel tenaga surya atau tenaga angin Harus memiliki sistem sumber daya yang handal untuk back up Menggunakan radio kontrol, oleh karena itu tidak tergantung pada jaringan kabel, dapat dikendalikan secara terpusat dan diakses dari jarak jauh Dibutuhkan jumlah sirene yang cukup banyak untuk mencakup area yang luas serta cukup keras untuk didengar oleh orang-orang yang berada di dalam ruangan Perawatan dan pemeliharan yang teratur dapat mengurangi uji coba Sirene yang terpasang dan tidak terlindung dengan sempurna dapat mudah rusak oleh angin, pasir, ombak, atau debu garam Sistem bekerja secara penuh selama 24 jam/7 hari Pengaktifan sirene harus dikoordinasikan dengan cara-cara yang lain Pada tahun 2013, BNPB melalui Program MP-PRB Tsunami telah melaksanakan kegiatan Penguatan/ Pembangunan Sirine Peringatan Dini sejumlah 7 Unit kepada BPBD kabupaten Tulungagung. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk penguatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana tsunami di Kabupaten Tulungagung.
  • 17. Page | 17 Gambar Sirine Peringatan Dini Kabupaten Tulungagung Data Kelengkapan Sirine Peringatan Dini Kab Tulungagung 4.3.2 Pusat Kendali Operasi (PUSDALOPS) Sesuai dengan pembagian tanggung-jawab dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (INA-TEWS), Pusat Peringatan Dini Nasional di BMKG memberikan informasi gempa bumi dan peringatan tsunami kepada masyarakat melalui Institusi Perantara dan Pemerintah Daerah. Pusat Peringatan Dini Lokal di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota (PUSDALOPS) beroperasi 24 jam setiap harinya, 7 hari dalam seminggu (24/7), berfungsi sebagai pusat operasi, pengendalian, dan peringatan, dimana informasi mengenai gempa bumi, ancaman potensi tsunami atau aktual dianalisa dan disebarluaskan. Berdasarkan informasi yang diterima dari BMKG Jakarta, Pusdalops akan memutuskan apakah diperlukan evakuasi untuk mengantisipasi (potensi) tsunami. Lalu PUSDALOPS menyebarluaskan informasi, peringatan, dan arahan kepada masyarakat umum melalui sirine peringatan dini, saluran komunikasi (radio publik), dan jaringan komunikasi lainnya untuk mendapatkan reaksi yang tepat dari masyarakat. Operasi dan Prosedur Peringatan Dini Tsunami didasarkan pada Standard Operating Procedures (SOP) untuk (I) menerima peringatan dan informasi tsunami, (II) pengambilan keputusan untuk reaksi terhadap peringatan, dan (III) diseminasi arahan reaksi yang tepat untuk komunitas berisiko. Pada tahun 2013 BNPB melalui Program MP-Tsunami melaksanakan Kegiatan Pengadaan/ Pembangunan Pusdalops berupa Modular Office. Kondisi Pusdalops PB Kabupaten Tulungagung saat ini sudah operasional dan Standard Operating Procedures (SOP) sedang dipersiapkan oleh BPBD Kabupaten Tulungagung. Sesuai Perka BNPB no 15 Tahun 2012 tentang Pedoman PUSDALOPS, Pembentukan Pusdalops PB di BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota berada di bawah Bidang Kedaruratan dan Logistik dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pelaksana BPBD. Dalam pembentukannya, struktur organisasi Pusdalops PB disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik di mana BPBD berada
  • 18. Page | 18 Gambar Pusdalops PB dalam Struktur Organisasi BPBD Prov/Kab/Kota Tugas pokok Pusdalops PB adalah sebagai berikut: 1. Sebelum Bencana : - Memberikan dukungan kegiatan pada saat sebelum bencana (pengumpul, pengolah, penyaji data dan informasi kebencanaan) secara rutin. 2. Saat Bencana - Memberikan dukungan pada Posko Tanggap Darurat dan Pelaksanaan Kegiatan Darurat. 3. Pasca Bencana - Memberikan dukungan kegiatan pada saat setelah bencana terjadi (penyedia data dan informasi khususnya dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi). Fungsi Pusdalops PB adalah sebagai berikut: 1. Fungsi penerima, pengolah dan pendistribusi informasi kebencanaan. 2. Fungsi penerima, pengolah dan penerus peringatan dini kepada instansi terkait dan masyarakat. 3. Fungsi tanggap darurat sebagai fasilitator pengerahan sumber daya untuk penanganan tanggap darurat bencana secara cepat tepat, efisien dan efektif. 4. Fungsi koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi pelaksanaan penanggulangan bencana. Tanggung Jawab Pusdalops PB 1. Secara Struktural Unit pemantau kebencanaan dari Badan Penanggulangan Bencana yang menyelenggarakan kegiatan penanggulangan bencana. 2. Secara Institusional Pusdalops PB Unsur Pengarah Kepala Pelaksana BPBD Bid. Kesiapsiaagaan Sekertaris Bid. Kedaruratan dan Logstik Bid. Rehab Rekon Kepala BPBD Subbag Umum Subbag Keu Subbag Kepeg
  • 19. Page | 19 Sebagai pelaksana amanah peraturan perundang-undangan kebencanaan yang berlaku. 3. Secara Operasional Sebagai pelaksana tugas pokok, fungsi dan peran Pusdalops PB. Susunan organisasi Pusdalops PB dipimpin oleh Manajer yaitu pejabat struktural dari Direktorat Tanggap Darurat BNPB, Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD, atau pejabat lain yang ditunjuk. Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer dibantu oleh Koordinator Administrasi yang bertanggung jawab untuk urusan administrasi Pusdalops PB dan Supervisor yang bertanggungjawab terhadap pemantauan bencana dan urusan teknis lainnya. Pusdalops PB dengan segala tugas dan fungsinya dalam penanggulangan bencana harus mendapat dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi bagi sebuah bangunan yang akan digunakan untuk Pusdalops PB. Namun demikian, karena perbedaan sumber daya yang terdapat di pusat dan daerah, maka terdapat perbedaan syarat bangunan ideal dan minimal. Beberapa prinsip yang hendaknya dipenuhi dalam penyediaan peralatan bagi Pusdalops PB adalah : a. Mendukung pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan terkoordinasi. b. Modern dan berteknologi canggih agar dapat tetap berjalan secara independen pada saat bencana terjadi. c. Memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam kebencanaan yang menggunakan beragam bentuk komunikasi. d. Dapat diintegrasikan dengan sistem lain dari lembaga-lembaga yang terkait kebencanaan. Persyaratan Ideal - Meubeler (meja, kursi, filling kabinet, almari), whiteboard, papan flipchart yang disesuaikan jumlah, ukuran dan penataannya di masingmasing ruang. - Printer dan Mesin Photocopy. - Jaringan telepon menggunakan sistem back-up, mulai dari VOIP, PSTN, GSM dan telepon satelit. - Jaringan Fax dan Internet untuk komunikasi data yang tersedia selama 24 jam. - Radio komunikasi (rig/base station, UHF, VHF yang mencakup nasional dan lokal), Handy Talky (HT) dual band, radio HF dan Integrated Communication Internet and Radio. - 1 unit komputer untuk setiap personil yang dilengkapi perangkat lunak seperti office, GIS, Database. - Peralatan server untuk: database, peta/GIS, peringatan dini, voice, web, sms gateway dan cadangan. - Data base yang berisi informasi : kerentanan dan kapasitas daerah, contact person internal dan eksternal, instansi yang terkait, diagram alir pelaporan bencana, literatur yang berhubungan dengan penanggulangan bencana (produk hukum, pedoman, protap, laporan). - Tersedia peta dasar, peta rawan, peta risiko bencana, peta geomedic. - Perangkat TV dengan jaringan internasional, proyektor LCD, Layar LCD, GPS, Scanner, CCTV untuk lingkungan gedung. Persyaratan Minimal - Meubeler yang disesuaikan jumlah, ukuran dan penataannya di masing-masing ruang. - Printer dan Mesin Photocopy. - Jaringan telepon. - Jaringan Fax dan Internet. - Radio komunikasi. - Unit komputer untuk penyusunan laporan.
  • 20. Page | 20 - Peralatan server untuk mendukung kinerja. - Data base yang berisi informasi terkait kebencanaan. - Tersedia Peta-peta untuk mendukung tugas dan fungsi Pusdalops PB. Gambar Pusdalops PB Kabupaten Tulungagung Tabel Data Kelengkapan Sarana dan Prasaran Pusdalops PB Kab. Tulungagung 1.3.2 Sistem Informasi Dan Komunikasi Pemerintah Daerah harus mampu menerima berita gempabumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG melalui berbagai saluran. Oleh karena itu, Pusdalops harus dilengkapi dengan berbagai alat komunikasi dan memiliki personil yang terlatih untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan tersebut. Gempabumi yang kuat dapat menyebabkan pemadaman listrik dan gangguan lain yang mungkin berdampak pada peralatan komunikasi. Salah satu prinsip sistem peringatan dini adalah tersedianya berbagai peralatan komunikasi cadangan (redundancy) untuk memastikan jika salah satu peralatan atau jalur gagal berfungsi, maka masih ada cadangan peralatan lain yang bisa digunakan untuk menerima informasi dari BMKG. Alat-alat komunikasi yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Pesan secara otomatis Alat/Saluran Penerima Informasi dari BMKG Keterangan Warning Receiver System (WRS) Software WRS perlu diinstal di komputer Pusdalops dan membuat jaringan langsung ke BMKG via satelit atau internet. SMS Nomor ponsel perlu didaftar di BMKG Email Alamat Email perlu didaftar di BMKG Faks Nomor Faks perlu didaftar di BMKG TV dan Radio FM Berita gempabumi atau peringatan dini tsunami akan disiarkan setelah stasiun TV dan radio menerima informasi dari BMKG
  • 21. Page | 21 2. Pesan secara Proaktif Alat/Saluran Penerima Pesan dari BMKG Keterangan Komputer yang dapat mengakses situs web Bisa membuka website BMKG secara proaktif setelah gempabumi; bisa mengunakan aplikasi informasi gempabumi dan peringatan tsunami Telepon biasa (landline) Bisa mencari informasi secara proaktif dari BMKG pusat atau daerah, serta lembaga/ pihak-pihak lain. Radio VHF dan HF Bisa mencari informasi secara proaktif atau menerima langsung dari BMKG pusat atau daerah, serta lembaga/pelaku lain. Tabel Data Peralatan Komunikasi BPBD Kab. Tulungagung Tabel Mekanisme Penyampaian Informasi Peringatan Dini Tsunami No Uraian Kegiatan Pencatatan Format Yang Digunakan Mekanisme Penyampaian Informasi Keterangan Ya Tidak Sesuai Pedoman Format Sendiri Langsung Permintaan Tidak Diinformasikan
  • 22. Page | 22 Tabel Data Fasilitas Peringatan Dini dan Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Tulungagung Tahun 2014 No Jenis Fasilitas Instansi Status Kondisi Uji coba Keterangan Ada Tidak ada Jumlah Baik Kurang Tidak berfungsi Sudah Berapa x Belum 1 Sirine Peringatan Dini BPBD 2 Sistem Pemantau Pasang Surut BPBD v 3 Sapras Informasi & Komunikasi BPBD v 4 Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Tempat Evakuasi Sementara (TES) 5 Greenbelt Mitigasi Tsunami Dinas Kelautan v 6 Peraturan, Pedoman dan Juknis Kesiapsiagaan BPBD v 7 Peta Jalur Evakuasi BPBD v 8 Jalur & Tangga Evakuasi BPBD v 9 Rambu Evakuasi BPBD v Rambu Titik Kumpul v 10 Sosialisasi dan Desiminasi TES v 11 Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Kontijensi Berbasis Komunitas v 12 Pengembangan Desa Tangguh BPBD v 2 13 Relawan Penanggulangan Bencana BPBD SAR Linmas v 14 Pembangunan dan Penguatan Pusdalops BPBD Modular Office v Ruangan 6x4 m v v v
  • 23. Page | 23 Tabel Peralatan dan Logistik Kesiapsiagaan Menghadapi Tsunami Kab. Tulungagung No Jenis Peralatan Dan Logistik Ketersediaan Kondisi Kebutuhan Baik Sedang Rusak Tidak Ada 1 Ina TEWS 2 Papan Pengumuman 3 Sirine EWS Sederhana/Lokal 4 Inter Koneksi EWS 5 Sirine BMKG 6 Website 7 Telephone Satelite 8 Radio Single Side Band 9 Repeater 10 Mobil Dapur Lapangan 11 Mobil Rescue+HT 12 Mobil Truck MCk 13 Mobil Ambulance 14 Mobil Tangki Air 15 Motor Trail Rescue 16 Kapal Ambulance 17 Perahu Karet 18 Perahu Evakuasi 19 Mesin Perahu 18 PK 20 HT 21 RIG 22 Genset 5 KVA 23 Water Treatment Portable 24 Papan Rambu Tsunami 25 Gergaji Mesin STIHLL 26 Kompas 27 Topi Lapangan 28 Pisau Lipat Multitool 29 Safety Helmet/Helm keselamatan 30 Tas Ransel Punggung 31 Sepatu Lapangan/ Sepatu Safety 32 Sepatu Banjir 33 Masker Karbon 34 Rompi Pelampung 35 Matras Alas Tidur 36 Kantong Tidur 37 Printer Portable 38 External Portable 39 Camera Digital 40 Handycam 41 Telephone Satelit 42 GPS 43 Printer Multifungsi 44 Radio Komunikasi SSB 45 Modem Internal Internet 46 UPS
  • 24. Page | 24 No Jenis Peralatan Dan Logistik Ketersediaan Kondisi Kebutuhan Baik Sedang Rusak Tidak Ada 47 Proyektor 48 Tenda Terpal / Terpaulin/Gulung 49 Tenda Posko 3X3m 50 Tenda Pleton 51 Tenda Regu 52 Tenda keluarga 53 Velbed 54 Kantong Mayat 55 Mantel / Jas Hujan 56 Jas Hujan Ponco 57 Sarung Tangan 58 Senter 59 Pompa Air Honda 60 Selang Spiral 2 " 61 Trimport 62 Lampu Sorot 63 Megaphone TOA 4.4 SARANA DAN PRASARANA TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) DAN TEMPAT EVAKUASI AKHIR (TEA) Berdasarkan Masterplan Tsunami penyediaan Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami perlu didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang membantu masyarakat dalam mengenali dan mencapai TES tsunami secara cepat. Antara lain: Peta Evakuasi yang menunjukkan jalur dan arah evakuasi; rambu-rambu evakuasi, dan jalur evakuasi yang disiapkan dengan baik dengan memperhitungkan kondisi masyarakat yang paling rentan. Untuk itu, maka diperlukan: 1. Pendampingan pemerintah daerah dalam mengembangkan peta bahaya dan peta risiko di tingkat lokal; 2. Pendampingan pemerintah daerah dalam mengembangkan peta evakuasi dan TES tsunami yang dilengkapi jalur evakuasi yang memadai di wilayah yang memiliki keterbatasan akses termasuk bagi masyarakat rentan; 3. Regulasi peningkatan fungsi bangunan swasta dan fasilitas umum sebagai TES tsunami dan sosialisasi ke masyarakat tentang fungsi bangunan tersebut sebagai TES tsunami; 4. Dukungan pemerintah dalam melakukan evaluasi kekuatan struktur bangunan guna memastikan bahwa bangunan tersebut aman untuk digunakan sebagai TES tsunami; 5. Penyediaan TES tsunami yang diintegrasikan dengan fungsi fasilitas sosial dan umum seperti bangunan tempat peribadatan; 6. Komitmen Pemerintah Daerah dalam penyediaan lahan TES tsunami
  • 25. Page | 25 4.4.1 Jalur Evakuasi Tsunami Kabupaten Tulungagung Salah satu indikator sikap siaga mengantisipasi bencana tsunami pada adalah tersedianya peta jalur evakuasi ke tempat aman dari kawasan rawan tsunami baik itu berupa baliho, billboard, poster, maupun leaflet. Selain itu diperlukan pelatihan bagaimana menyelamatkan diri dari bencana tsunami. Peta jalur evakuasi berisi petunjuk evakuasi dari daerah rawan tsunami ke tempat aman. Peta jalur evakuasi harus bersifat sederhana, mudah dibaca dan dimengerti oleh semua kalangan atau kelompok masyarakat, baik penduduk setempat maupun pendatang atau wisatawan untuk daerah wisata bahari. Peta jalur evakuasi bersifat dinamis disesuaikan dengan informasi yang tersedia yang kemudian dapat disempurnakan lagisesuai dengan informasi kerentanan terhadap bencana, perkembangan tata ruang kota dan tingkat kepadatan populasi. Di lapangan, peta jalur evakuasi harus dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk menuju tempat aman atau tempat evakuasi yang mudah dikenal dan jelas terlihat. Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun atau merancang peta jalur evakuasi adalah sebagai berikut : - Jalur evakuasi dirancang menjauhi garis pantai dan menjauhi aliran sungai - Jalur evakuasi disarankan tidak melintasi sungai atau jembatan dan supaya tidak terjadi penumpukan massa, dibuat beberapa jalur evakuasi paralel. Prioritaskan daerah pantai yang terbuka - Di daerah berpenduduk padat, dirancang jalur evakuasi berupa sistim blok yang dibatasi oleh aliran sungai, dimana pergerakan massa setiap blok tidak tercampur dengan blok lainnya untuk menghindari kemacetan. - Di daerah terlalu landai dimana tempat tinggi cukup jauh, dibuat sistim berupa bangunan-bangunan yang direkomendasikan aman sebagai tempat evakuasi sementara (evakuasi vertikal) - Dalam setiap jalur evakuasi diperlukan rambu-rambu evakuasi untuk memandu pengungsi menuju tempat aman. Peta jalur evakuasi bencana tsunami Kabupaten Tulungagung dibagi ke dalam 4 sektor evakuasi. Pembagian sektor ini berdasarkan pada wilayah Kecamatan yang berdampak bahaya tsunami, mengingat pembagian administratif tersebut juga telah berdasarkan pada keadaan geografis Kecamatan tersebut Tabel Rekomendasi Jalur Evakuasi Tsunami Kab. Tulungagung No Sektor Zona Jalur Evakuasi Utama 1 Sektor A Kecamatan Besuki Zona 1 Desa Besuki : Pantai Bayem dan Pantai Tangkilan Zona 2 Desa Kebo ireng : Pantai Klatak Zona 3 Desa Besole : Pantai Sidem dan Pantai Popoh 2 Sektor B Kec. Tanggunggunung Zona 4 Desa Ngerejo : Pantai Brumbun Zona 5 Desa Ngrejo : Pantai Gerangan Zona 6 Desa Jengglungharjo : Pantai Sine 2 3 Sektor C Zona 7 Desa Kalibatur : Pantai Sine 1
  • 26. Page | 26 No Sektor Zona Jalur Evakuasi Utama Kecamatan Kalidawir Zona 8 Zona 9 4 Sektor D Kec. Pucanglaban Zona 10 Desa Rejosari : Pantai Dlodo Zona 11 Zona 12 4.4.2 RAMBU EVAKUASI TSUNAMI Indonesia telah mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Rambu Evakuasi Tsunami melalui SNI 7743:2011 yang dapat menjadi acuan bagi daerah dalam membuat rambu evakuasi tsunami. Panduan SNI yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional ini merujuk pada Pedoman Pembuatan Rambu Evakuasi Tsunami yang dikeluarkan oleh Pusat Informasi Riset Bencana Alam dari Kementerian Riset dan Teknologi Papan rambu evakuasi tsunami harus memuat simbol, nama area evakuasi, dan jarak. Sementara papan rambu daerah evakuasi tidak perlu mengidikasikan jarak, karena papan-papan tersebut dipasang di pintu-pintu masuk lokasi evakuasi. Rambu evakuasi tsunami harus dipasang sesuai dengan rencana evakuasi daerah dan diletakan di di tempat-tempat yang mudah dilihat dan strategis Pada masa berlangsungnya evakuasi masyarakat, petunjuk arah serta pengumuman lokasi shelter/TES dan TEA amat penting artinya. Pemerintah Indonesia telah memiliki standar rambu penunjuk arah evakuasi untuk bencana tsunami. Banyak daerah telah mengikuti bentuk dan standar rambu ini. Rambu penunjuk arah evakuasi dapat dilihat pada Gambar Gambar 7 Contoh Rambu Petunjuk Arah Evakuasi Bencana Tsunami Penempatan rambu petunjuk arah evakuasi minimal diletakkan pada persimpangan jalan-jalan utama di Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan hasil kajian kebutuhan rambu minimal untuk setiap sektor dapat dilihat pada Tabel berikut
  • 27. Page | 27 Tabel Jumlah kebutuhan Rambu Evakuasi Berdasarkan Sektor Evakuasi No Sektor Jumlah Rambu 1 Sektor A 2 Sektor B 3 Sektor C 4 Sektor D Total 4.4.3 TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) DAN TEMPAT EVAKUASI AKHIR (TEA) Penyediaan TES tsunami perlu didasarkan pada peta bahaya tsunami dan/atau kajian risiko tsunami. Selain informasi tersebut, penentuan TES tsunami perlu melibatkan masyarakat setempat dengan pendekatan partisipatif. Dengan kata lain, pelibatan masyarakat dimulai sejak proses perencanaan hingga ke pembangunan. Hal ini sangat penting karena masyarakat lebih memahami lingkungan tempat tinggalnya serta dapat membangun kesadaran dan rasa kepemilikan atas TES tsunami tersebut. Penyediaan TES tsunami ini perlu didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang membantu masyarakat dalam mengenali dan mencapai TES tsunami secara cepat. 1. Kriteria Tempat Evakuasi Sementara (TES), antara lain : a. Berjarak lebih dari 500 m dari bibir pantai (Kurang dari 500 m, tidak diperkenankan untuk dijadikan TES, dikarenakan berdasarkan kejadian bencana tsunami yang pernah terjadi di Provinsi Aceh, wilayah dekat dengan pantai sebagian besar mengalami kerusakan dan kehancuran). b. Mempertimbangkan aksesibilitas menuju Tempat Evakuasi Sementara. c. Dapat menggunakan Gedung, atau bangunan bertingkat yang ada dengan kriteria: - Minimal memiliki 3 Lantai dan ketinggian lantai minimal 9 - Memiliki ketahanan struktur bangunan terhadap gempabumi dan tsunami. - Mampu menampung minimal 1.000 Jiwa. Jika tidak tersedia sarana dan prasarana di atas, maka perlu Identifikasi lokasi yang bisa dibangun TES. 2. Kriteria Tempat Evakuasi Akhir (TEA), antara lain : a. Berada di Zona AMAN. b. Kemudahan aksesibilitas, fasilitas air bersih dan sanitasi (dekat dengan sungai dengan jarak minimal 200 meter). c. Memenuhi standar‐standar kebutuhan pengungsian yang telah ditetapkan oleh lembaga terkait (BNPB, Kemensos). Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui BPBD telah menentukan Lokasi Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara (TES) yaitu di Kecamatan……………., mengenai realisasi Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara (TES) Kabupaten Tulungagung/BPBD Tulungagung masih menunggu informasi Kementerian Pekerjaan Umum
  • 28. Page | 28 Tabel Kesiapan Lahan Untuk Sarana Prasarana TES dan TEA No Jenis Sarana dan Prasarana Status Kepemilikan Luas Lahan Surat Peruntukan Surat Hibah Tabel Rekomendasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami Kabupaten Tulungagung Berdasarkan Jalur Evakuasi Nama Jalan Jalur Evakuasi TES Zona yang di layaniLokasi Daya Tampung Pembangunan
  • 29. Page | 29 Tabel Rekomendasi Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Tsunami Berdasarkan Peta Jalur Evakuasi Kabupaten Tulungagung No Sektor Area Tea Prakiraan Jumlah Pengguna (Orang) Sektor A Sektor B Sektor C Sektor D Sektor E
  • 30. Page | 30 BAB 5 KONDISI KELEMBAGAAN 5.1 BPBD Kabupaten Tulungagung Berdasarkan Peraturan Bupati Tulungagung Nomor tahun 2011 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, BPBD kabupaten Tulungagung mempunyai Tugas Pokok : a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penangganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi secara adil dan sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana; b. Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Menyusun, menetapkan dan mengimformasikan peta rawan bencana; d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; e. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; g. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan belanja daerah; h. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Fungsi Kelembagaan Untuk melaksanakan tugas pokok di atas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung mempunyai fungsi : 1. Fungsi Koordinasi merupakan fungsi koordinasi unsur pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung yang dilaksanakan melalui koordinasi dengan SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana; 2. Fungsi Komando merupakan fungsi komando unsur pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung yang dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penganan darurat bencana; 3. Fungsi pelaksana merupakan fungsi pelaksana unsur pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung yang dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kerja Sama Lintas Sektor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terbentuk pada tanggal bulan tahun 2010, Pada saat Masa Tanggap Darurat Bencana didukung Tim Reaksi Cepat (TRC), Organisasi Relawan dan Rapid Health Assesment (RHA) yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dengan kerjasama lintas sektor yang difokuskan pada kegiatan sebagai berikut : 1. Pencarian korban (Search) 2. Penyelamatan korban (Rescue)
  • 31. Page | 31 3. Pertolongan pertama (Live Saving) 4. Stabilisasi korban 5. Evakuasi dan rujukan Selain itu pada Masa Tanggap Darurat Bencana, BPBD Kabupaten Tulungagung bekerja sama dengan SKPD lain seperti : a. DINSOSNAKERTRANS : Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Stock Logistik, hunian sementara. b. DINAS PU BINA MARGA : Alat Berat & Jalur Evakuasi. c. DINAS SDAP : Mitigasi Hidrologis, sanitasi. d. DISTARKIM : Pengadaan Perumahan & Relokasi Pasca Bencana serta Mobile water treatment, hunian sementara. e. DIS-SDAP : Mitigasi Geologi, Peta Rawan Bencana. f. DISDIK : Pendidikan g. DISHUB : Alat Transportasi, pengamanan evakuasi. h. TPH : Mitigasi Kekeringan/ Dukungan Kebijakan. i. DISHUT: Mitigasi & Fasilitasi Kebakaran Hutan/lahan. j. KESBANGPOL : Dukungan Ketentraman Masyarakat. k. DLHKP : Deteksi Dini Pencegahan Terkait Lingkungan Hidup, amdal. l. SATPOL PP DAN LINMAS : Pengamanan Lokasi m. TNI : Dukungan SAR, Dukungan Fasilitas, Diklat & Penyuluhan n. POLRI : Dukungan SAR, Pengamanan Darurat Lokasi Pemukiman yang ditinggalkan, Diklat & Penyuluhan; o. BMKG : Pemantauan dan Rekomendasi Potensi Bencana Terkait Meteorologi, Klimatologi & Geofisika, p. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi : Analisa Rawan Bencana & Peta Rawan Bencana, q. BASARNAS : mendukung BPBD dalam Pencarian & Penyelamatan dengan sumberdayanya, r. Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Usaha, dan Relawan : Melaksanakan Prosedur Penanggulangan Bencana sesuai Kemampuan Sumberdayanya. Peluang Dan Tantangan BPBD Kab. Tulungagung yang berdiri tahun 2011 masih menghadapi banyak tantangan dalam menjalankan perannya, diantaranya : a. Kurangnya kompetensi sumber daya manusia yang mendukung kerja baik kualitas maupun kuantitas yang berkaitan dengan Penanggulangan Bencana-PB (pelatihan, studi banding, workshop, seminar, dll) b. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung (alat-alat tanggap darurat, pengadaan peringatan dini, alat komunikasi, dll) c. Terbatasnya sumber dana untuk pelaksanaan rencana program-program kerja d. Program/kegiatan (kerja sama sudah dirintis tetapi belum membuahkan hasil karena masih memerlukan tahapan) e. Belum optimalnya koordinasi dan sinergisitas dengan semua pelaku kebencanaan f. Kurangnya supervisi dan sumber rujukan, baik dari perangkat daerah yang lebih tinggi, instansi vertikal (ORNOP, lembaga pendidikan, dll)
  • 32. Page | 32 Dari sisi peluang yang telah diidentifikasi, maka BPBD Kab. Tulungagung telah memiliki : 1. Program prioritas Anggaran untuk PB dan dukungan legislatif 2. Koordinasi sudah mulai dibangun melalui Forum PRB yang terbentuk sejak 13 Oktober 2013 3. Kerjasama dan kolaborasi bilateral lembaga sudah ada dengan beberapa organisasi Berdasarkan identifikasi tersebut, banyak hal yang masih perlu ditingkatkan dalam peran BPBD Tulungagung. Untuk itu Forum PRB (F-PRB) yang digagas oleh BPBD Tulungagung menjadi langkah untuk mengoptimalkan semua peran pemangku kepentingan agar lebih bersinergi dalam mengurangi resiko bencana yang mungkin timbul. Dalam prosesnya, BPBD Tulungagung telah banyak mengalami perubahan paradigma penanganan bencana yang tidak hanya terfokus pada penanganan bencana tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada keseluruhan manajemen risiko bencana. Hal tersebut didasarkan pada kebijakan yang tertuang pada UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dimana didalam ketentuan umumnya disebutkan bahwa, Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Selanjutnya ketiga upaya tadi disebut sebagai tahapan penanggulangan bencana. 5.2 Pemberdayaan Masyarakat 5.2.1 Forum Pengurangan Resiko Bencana (F-PRB) Kabupaten Tulungagung F-PRB adalah forum yang menyatukan organisasi/lembaga yang bergerak dalam mendukung upaya-upaya pengurangan risiko bencana di wilayah Kab. Tulungagung. F-PRB melibatkan lebih dari 120 (28 organisasi) peserta pada kongres I dari berbagai elemen masyarakat, unsur pemerintah, swasta, LSM, media masa, tokoh masyarakat dan kependidikan. Forum tersebut telah berhasil mengolah dan mensahkan statuta F-PRB Kab. Tulungagung. Selain mensahkan statuta pada tanggal Oktober 2014, kegiatan masih dalam tahapan identifikasi bencana dan pembagian peran awal yang dilakukan oleh beberapa pihak yang tergabung. F-PRB tersebut merupakan wadah yang menyatukan semua komponen yang bergerak dalam mendukung upaya PRB di wilayah Kabupaten Tulungagung. Dalam statuta tersebut dijelaskan tentang peran dan tanggung jawab unsur-unsur organisasi yang tergabung dalam F-PRB yang terdiri dari : Anggota, Mitra dan Pengurus.  Anggota : Lembaga/Institusi/organisasi/ kelompok yang menyatakan diri menjadi anggota dan memenuhi kewajiban sebagai anggota forum PRB Tulungagung.  Mitra : Lembaga/institusi/organisasi/ kelompok baik lokal, regional, nasional, maupun internasional yang memiliki kesamaan visi dan misi dalam pengurangan risiko bencana serta mempunyai komitmen untuk
  • 33. Page | 33 bekerja sama dengan menjunjung azas dan prinsip forum PRB kabupaten Tulungagung.  Pengurus : Dewan yang menjalankan mandat kongres untuk mengelola semua kegiatan yang dilaksanakan oleh forum. 5.2.2 Pasukan Khusus Penanggulangan Bencana (Passusgana) BPBD Kabupaten Tulungagung bersama F-PRB juga telah membentuk Pasukan Khusus Penanggulangan Bencana (Pasussgana) yang pelatihannya dibimbing oleh Pasukan Penyelam dari TNI-AL Surabaya yang telah dilakukan dipantai Sidem dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat, lembaga dan Institusi terkait dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana yang berada di wilayah kabupaten Tulungagung. 5.2.3 Penguatan Sekolah Siaga Bencana Program penguatan sekolah dalam kesiapsiagaan bencana ini menjadi salah satu program yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Tulungagung. Program ini dilakukan di Sekolah-sekolah Lanjutan Atas Tulungagung yang bertujuan untuk mempersiapkan sekolah siaga bencana & pengurangan resiko bencana di sekolah. Sekolah- sekolah ini dipersiapkan menjadi “Sekolah Penyangga Tanggap Darurat”, dimana selain kondisi ancaman di Kabupaten Tulungagung yang telah dijelaskan sebelumnya, juga mempertimbangkan bahwa :  Tingkat kesiagaan masyarakat sekolah lebih rendah dibanding masyarakat serta aparat.  Sekolah tetap terpercaya sebagai wahana efektif untuk membangun budaya bangsa termasuk membangun kesiagaan bencana warga negara pada usia anak, pendidik dan tenaga kependidikan dan para pemangku kepentingan lainnya.  Kesiapan sekolah dalam menghadapi bencana juga merupakan bagian dari Upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Proses pendampingan yang dilakukan oleh BPBD Tulungagung pada sekolah ini selain pada penyiapan apa yang dimaksud bencana, identifikasi dan ketrampilan dalan kesiapsiagaan, pelatihan dan simulasi bencana serta juga penyiapan sarana antara lain : 1. Sekretariat dan Gudang Logistik 2. Kendaraan Operasional 3. Alat Komunikasi (Website, Radio Komunikasi, HT, Garmin, GPS) 4. Balai Pengobatan 5. Terpal/Tenda 6. Alat Dapur Umum 7. Robot pendeteksi korban Keseriusan dan komitmen program sekolah siaga bencana ini sebenarnya memberikan inspirasi positif bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Tulungagung, kegiatan lain yang telah dilakukan untuk mendukung program tersebut antara lain :
  • 34. Page | 34  Pembentukan Satgasus (Satuan Petugas Khusus) yang terdiri dari guru-guru sekolah dan siswa; 74 guru-guru dilatih (dengan berbagai pelatihan untuk digunakan dalam praktek) untuk menjadi relawan.  Pembuatan Robotik sebagai inovasi siswa dengan bimbingan guru elektronika untuk pembuatan robot pendeteksi korban bencana. Robot ini diharapkan dapat membantu relawan di wilayah sulit dampak gempa untuk mendeteksi adanya korban yang tidak dapat ditemuan manusia. Robot ini dibuat dari konsep mobile robot (dapat digunakan diwilayah terjal dan dilengkapi sistem pendeteksi hambatan (scanning) serta sensor dan konsep alarm robot (yang biasa digunakan oleh industri).  Memiliki berbagai macam visual simulasi bencana yang dibuat bersama siswa (ada panduan, video gempa, longsor, dll). Upaya dan aksi yang telah dilakukan Sekolah-sekolah lanjutan dengan BPBD Kabupaten Tulungagung ini masih perlu diperkuat dengan konsep yang jelas jika memang akan berkembang menjadi sekolah penyangga bencana. Konsep dan kerangka harus didiskusikan secara kritis karena lembaga pendidikan menjadi strategis bagi pemahaman dan sosialisasi agar siswa dan Fasilitator pendidikan juga memahami tentang paradigma PRBBM di tingkat sekolah. 5.2.4 Desa Tangguh Bencana Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah desa/kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan, jika terkena bencana. Dengan demikian sebuah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah sebuah desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman diwilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana. Kemampuan ini diwujudkan dalam perencanaan pembangunan yang mengandung upaya-upaya pencegahan, kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas untuk pemulihan pasca keadaan darurat. BPBD Kabupaten Tulungagung berperan aktif untuk mengembangkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana serta turut mendorong dan memfasilitasi desa/kelurahan untuk merencanakan dan melaksanakan program ini. Selain bantuan teknis, BPBD Kabupaten Tulungagung juga turut memberikan dukungan sumber daya untuk pengembangan program di tingkat desa/kelurahan dan masyarakat. Sekarang ini sudah ada 2 desa yang dikembangkan menjadi Desa Tangguh Bencana yaitu ; Desa Tebu Ireng yang berada di Kecamatan Besuki dan Desa Sine yang berada di Kecamatan Kalidawir dan akan ditindak lanjuti kepada desa-desa lainnya yang menjadi wilayah berdampak bencana tsunami. 5.3 Pelatihan Dan Sosialisasi 5.3.1 Sosialisasi Pelaksanaan Prosedur Evakuasi Tsunami Dalam menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang Pengurangan Resiko Bencana Tsunami, maka BNPB Kabupaten Tulungagung terus melakukan Kegiatan Sosialisasi antara lain ; Pada tahun 2013 telah dilakukan sosialisasi tentang Prosedur Evakuasi serta latihan simulasi evakuasi dipantai Sine desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir.
  • 35. Page | 35 Sosialisasi lain juga telah dilakukan dalam membentuk Posko Siaga Darurat dan Antisipasi Bencana yang dilaksanakan pada 30 Januari 2012, yang melibatkan peserta sosialisasi dari unsur terkait : Koramil, Polsek, UPTD Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, perangkat desa, tokoh masyarakat, masyarakat peduli hutan dan elemen masyarakat lainnya. Ditempat yang sama BNPB Kabupaten Tulungagung bersama GIZ juga telah melatih 32 orang peserta yang merupakan Kader Tsunami (Katsumi) yang nantinya akan berperan sebagai relawan yang aktif membantu didalam penanganan bencana yang terjadi di Kabupaten Tulungagung. 5.3.2 Sosialisasi Dan Simulasi Peningkatan Kapasitas Kelompok Rentan Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Tulungagung ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas anak-anak difabel/ penyandang cacat yaitu di antaranya sosialisasi dan simulasi gempa bumi di sekolah luar biasa. Kegiatan ini diikuti siswa-siswa, orang tua, guru, serta pegawai di lingkungan sekolah sehingga ada kesepahaman antara siswa, guru, dan orang tua dalam melakukan penanggulangan bencana. Melalui sosialisasi dan simulasi gempa bumi, anak-anak di lingkungan sekolah luar biasa mendapatkan informasi mengenai kemungkinan bencana gempa bumi, langkah perlindungan diri di dalam & luar ruangan apabila terjadi gempa bumi, dan cara mengikuti petunjuk evakuasi karena bencana gempa bumi biasanya diiringi rangkaian peristiwa seperti: bangunan roboh, kaca pecah, kebakaran, tanah longsor/amblas/retak, atau bahkan tsunami (apabila di tepi pantai atau danau). Kegiatan ini diharapkan menjadi satu langkah dalam meminimalkan jatuhnya korban dan timbulnya kerugian akibat dari bencana.