SlideShare a Scribd company logo
1
FUNGSI MANGROVE, PERMASALAHAN DAN KONSEP
PENGELOLAANNYA
Mata Kuliah : AMDAL Lahan Basah
Dosen : Dr. Ir. Achmad Syamsu Hidayat, MP
Oleh:
Dwi Nurcahyani :E2F215008
PROGRAM STUDI
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan Mangrove ditemukan hampir di seluruh kepulauan di Indonesia,
terbesar terkonsentrasi di Papua, Kalimantan (Timur & Selatan), Riau dan
Sumsel. Banyak ancaman yang menghalangi kelestarian mangrove. Secara umum,
isu yang berkaitan dengan pengelolaan mangrove saat ini adalah mengenai
distribusi wewenang pengelolaan, pesatnya pembangunan pemukiman,
fragmentasi kawasan, pencemaran, dan pertambakan. Data Ditjen RLPS Dep.
Kehutanan 2001, bahwa luas hutan mangrof di Indonesia 8,6 juta ha, terdiri dari
3,8 jutan ha di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta ha di luar kawasan hutan.
Berdasarkan perhitungan para ahli, rata-rata nilai tahunan pelayanan
ekonomi oleh alam adalah l.k. 33 trilyun USD, atau nyaris dua kali GNP dunia
(18 trilyun USD) (Constanza R. dkk., 1997). Nilai setinggi itu menunjukkan
bahwa peran yang dijalankan oleh alam tidaklah main-main. Kita dapat
menyatakan bahwa pada dasarnya, semua segi kehidupan manusia, termasuk
masalah ekonomi, sangat bergantung kepada biosfer (alam). Karena itu, apapun
kebijakan yang diambil haruslah sejalan dengan kepentingan dalam menjaga
alam. Sayangnya, di lain pihak, kini pun manusia masih cenderung meremehkan
hal tersebut dan masih banyak membuat kebijakan yang tidak sejalan dengan hal
ini.
Kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa mengkaji kembali nilai
ekonomi ekosistem merupakan hal yang penting. Dalam makalah ini sendiri,
pembahasan mengenai nilai ekonomi ekosistem akan difokuskan pada nilai
ekonomi ekosistem mangrove. Ekosistem yang merupakan salah satu jenis
ekosistem lahan basah ini kini luas wilayahnya semakin berkurang. Kerusakan
mangrove terus terjadi akibat tekanan pembangunan pemukiman dan eksploitasi
berlebihan. Penghitungan terakhir menunjukkan bahwa total luas mangrove di
Indonesia adalah sekitar 9,2 juta ha dengan tingkat kerusakan mencapai 57,6%
atau seluas 5,3 juta ha (Dephut, 2002).
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis mencoba membuat
rumusan masalah tentang Fungsi Mangrove, Permasalahan dan Konsep
Pengelolaan sebagai berikut:
1. Definisi Mangrove dan Fungsi ?
2. Apa saja masalah-masalah di hutan Mangrove?
3. Bagaimana konsep pengelolaan hutan Mangrove ?
1.3. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui fungsi
mangrove, permasalahan yang ada dan konsep pengelolaannya.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
mahasiswa/i tentang manfaat hutan mangrove dalam kehidupan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan Mangrove
Mangrove merupakan salah satu jenis lahan basah pesisir yang tersebar
sepanjang pantai tropis-subtropis di seluruh dunia, biasanya terdapat di antara 25o
LU s.d. 25o LS. Secara kasar, terdapat setidaknya 240.000 km2 hutan mangrove
yang ½ diantaranya terdapat di sekitar lintang 0o-10o (Mitsch dan Gosselink,
2000). Dari luas itu, luas hutan mangrove di Indonesia pada awalnya adalah
9.248.038 ha dan tersisa 5.326.870 ha dengan 3.720.187 ha diantaranya
merupakan wilayah yang dilindungi.
Gambar 1. Peta distribusi hutan mangrove di dunia (Jochem, 2007).
Secara etimologis, mangrove berasal dai kata Portugis “mangue” yang
berarti pohon dan “grove” yang berarti tegakan. Dari istilahnya, mangrove
merupakan suatu bentuk ekosistem pantai tropis dan subtropis yang didominasi
oleh pohon, perdu, semak dan tumbuhan lain yang semua bersifat halofilik yang
tumbuh di wilayah air payau hingga air asin di zona pasang-surut (Mitsch dan
Gosselink, 2000). Dalam hal ini, mangrove mengacu pada ekosistem. Meskipun
begitu, kata “mangrove” juga mengacu pada beragam pohon dan perdu yang
mendominasi tipe lahan basah ini (Mitsch dan Gosselink, 2000).
Cintron dkk. (1985) mengelompokkan hutan mangrove kedalam 4 (empat)
jenis berdasarkan kondisi hidrodinamikanya, yaitu fringe, riverine, basin dan
dwarf mangrove. Fringe mangrove dapat ditemukan di sepanjang garis pantai
terlindung, kanal, sungai dan laguna. Riverine mangrove dapat ditemukan di
sepanjang sungai sekitar pesisir hingga beberapa mil dari pantai. Basine mangrove
5
terdapat di daerah depresi daratan, basin, biasanya di belakang barisan fringe
mangrove, di lokasi dimana air menggenang atau mengalir lambat. Dwarf
mangrove didominasi oleh mangrove semak (tinggi < 2 m) yang terpencar-pencar,
biasa tumbuh di tempat miskin nutrisi, kurang asupan air tawar, memiliki
produtivitas rendah.
Data Ditjen RLPS Dep. Kehutanan 2001, bahwa luas hutan mangrof di
Indonesia 8,6 juta ha, terdiri dari 3,8 jutan ha di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta
ha di luar kawasan hutan
Dilihat dari keragaman jenisnya, mangrove terdiri atas 12 genus dan 60
spesies. Ciri utama kelompok mangrove adalah merupakan pohon atau semak
tersetrial, halofilik, memiliki modifikasi akar dan batang untuk membantu
respirasi dalam sedimen anoksik, biji mengalami pertumbuhan vivivar. Di
antaranya, terdapat genus-genus terkenal seperti Rhizophora, Avicennia,
Bruguiera.
Gambar 2. Vegetasi dan struktur ekosistem hutan mangrove (Jochem, 2007)
2.2. Fungsi Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan
pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan atau padat. Mangrove
menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis
masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini tidak hanya
berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi
pelindung lingkungan yang sangat besar.
6
Hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangkan
lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang
lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Hal ini mendukung
kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi
lingkungan. Melestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk
menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan
mangrove.
Berikut ini adalah beberapa manfaat hutan mangrove secara umum :
1. Mencegah Erosi Pantai
Hutan mangrove menjadi salah satu tempat yang bisa menjaga perbatasan
antara kawasan darah dan laut. Erosi pantai akan terus menggerus permukaan
bumi sehingga mengancam lingkungan manusia. Bahkan kondisi serius bisa
menjadi bencana alam yang besar. Hutan mangrove menjadi salah satu sarana
yang sangat penting untuk menyematkan garis pantai dari perairan laut.
2. Menjadi Katalis Tanah dari Air Laut
Tanah bisa masuk ke dalam air laut secara terus menerus karena bagian
tanah yang bersentuhan secara langsung dengan air laut. Untuk mencegah hal ini
maka manfaat hutan mangrove secara ekologis menjadi sumber yang sangat jelas
untuk melindungi tanah disekitar laut. Tanah akan menjadi lapisan yang lebih
padat dan langkah ini menyelamatkan tanah agar tidak terus tergerus oleh air laut.
3. Habitat Perikanan
Kawasan hutan mangrove adalah salah satu tempat yang paling nyaman
untuk beberapa jenis mahluk hidup dan organisme. Beberapa spesies seperti
udang, ikan dan kepiting banyak berkembang di kawasan hutan mangrove.
Sementara manusia membutuhkan beberapa mahluk hidup tersebut sebagai
sumber nutrisi dan bahan makanan yang penting untuk kesehatan.
4. Memberikan Dampak Ekonomi yang Luas
Pohon mangrove yang banyak ditanam pada hutan mangrove bisa dipanen
seperti jenis tumbuhan lain. Manfaat hutang mangrove bagi manusia berguna
7
untuk diolah menjadi berbagai benda hiasan atau kerajinan. Upaya ini sangat
penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan meningkatkan standar
ekonomi pada daerah tertentu.
5. Sumber Pakan Ternak
Pohon mangrove juga bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti makanan
ternak. Pohon mangrove yang telah dihancurkan dan digiling menjadi bubuk
pakan ternak mengandung nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan ternak
seperti sapi, kambing atau unggas.
Nutris seperti mineral, protein dan kalori akan meningkatkan perkembangan
ternak. Selain itu pohon mangrove juga mengandung tanin dan bahan alami lain.
6. Mencegah Pemanasan Global
Pemanasan global memang menjadi ancaman yang sangat serius untuk
alam dan manusia. Salah satu cara untuk mencegah atau mengurangi dampak
pemanasan global adalah dengan mengembangkan kawasan hutan mangrove.
Tanaman mangrove menjadi salah satu penopang pemanasan dari perairan laut.
Selain itu mangrove juga berperan untuk mengatasi masalah banjir pada kawasan
pesisir.
7. Sumber Pendapatan Bagi Nelayan Pantai
Masyarakat yang tinggal dikawasan pantai biasanya banyak bekerja
menjadi nelayan. Mereka mencari ikan dan berbagai sumber daya untuk
menopang ekonomi keluarga. Manfaat kawasan hutan mangrove menjadi tempat
yang paling sesuai untuk pembibitan ikan, udang dan berbagai potensi habitat laut
lainnya. Kawasan hutan mangrove telah membantu menjaga ketersediaan sumber
daya ikan di laut yang tidak akan habis.
8. Menjaga Kualitas Air dan Udara
Kawasan hutan mangrove juga membantu manusia dalam mendapatkan air
bersih dan udara yang segar. Kawasan hutan mangrove memiliki fungsi untuk
menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah manusia maupun kapal yang
8
berlayar di laut. Manfaat hutan mangrove bagi kehidupan akan menyerap semua
jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih. Selain itu
mangrove juga membantu alam dalam mendapatkan kualitas udara yang lebih
baik dan bersih.
9. Pengembangan Kawasan Pariwisata
Kawasan hutan mangrove bisa dikembangkan menjadi salah satu objek
wisata. Dengan cara ini maka hutan mangrove akan menjadi tujuan wisata dari
berbagai daerah maupun mancanegara. Pariwisata akan memberikan dampak
ekonomi yang sangat baik untuk masyarakat di sekitarnya dan negara secara
khusus.
10. Menyediakan Sumber Kayu Bakar
Hutan mangrove sangat bermanfaat untuk penduduk yang tinggal di
kawasan sekitar hutan mangrove. Pohon dan kayu mangrove yang sudah kering
dan membusuk bisa dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Dengan cara ini maka
secara tidak langsung sudah mengurangi kebutuhan gas atau bahan bakar bagi
sebuah negara. Selain itu, bagi masyarakat di sekitar hutan mangrove juga bisa
memakai kayu mangrove untuk bahan bangunan atau kontruksi rumah.
11. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hutan mangrove menjadi salah satu tempat untuk mengembangkan
berbagai jenis ilmu pengetahuan dalam bidang kelautan, perikanan dan kimia.
Banyak peneliti yang membutuhkan hutan mangrove dan dijadikan berbagai
sumber penelitian. Hutan mangrove akan meningkatkan berbagai jenis penemuan
yang bisa disebarkan ke seluruh dunia. Bahkan banyak peneliti asing yang di
negaranya tidak memiliki hutan mangrove dan harus datang ke Indonesia.
12. Menjaga Iklim dan Cuaca
Perubahan iklim dan cuaca bisa terjadi karena berbagai macam faktor,
salah satunya adalah kerusakan sistem dalam alam. Hutan mangrove menjadi
sumber yang sangat jelas untuk menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai dan
9
darat. Selain itu, manfaat hutan mangrove juga akan membantu manusia dalam
mendapatkan iklim dan cuaca yang paling nyaman yang menghindarkan diri dari
bencana alam.
Adapun fungsi ekologis dan ekonomis hutan mangrove adalah (Santoso
dan H.W Arifin,1998) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi ekologis :
 Pelindung garis pantai dari abrasi,
 Mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan,
 Mencegah intrusi air laut ke daratan,
 Tempat berpijah aneka biota laut,
 Tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia,
reptil, dan
serangga,
 Sebagai pengatur iklim mikro.
2. Fungsi ekonomis :
 Penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan,
bahan
makanan, obat-obatan),
 Penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik,
penyamak kulit,
pewarna),
 Penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur
burung,
 Pariwisata, penelitian, dan pendidikan.
Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan di atas, menurut Irwanto
(2006) hutan mangrove juga memiliki manfaat biologis seperti :
 Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting
bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan.
10
 Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan
udang.
 Tempat berlindung, bersarang dan berkembang.biak dari burung dan satwa
lain.
 Sumber plasma nutfah & sumber genetik.
 Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
2.3. Konsep Pengelolaan Hutan Magrove
Pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan mengacu kepada konsep
pembangunan berkelanjutan seperti termuat dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup , yaitu upaya sadar dan terencana
yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan. Terlihat bahwa intinya berada pada integrasi tiga pilar konsep pembangunan
berkelanjutan yaitu dimensi ekonomi, ekologi dan sosial sehingga memberikan
jaminan akan keberadaan mangrove untuk dinikmati bagi semua generasi di bumi.
Sebagai bagian dari wilayah pesisir, pengelolaan mangrove secara terpadu
dapat mengacu kepada pengertian dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, yaitu pengelolaan
yang mengintegrasikan kegiatan: (a) antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (b).
antar-Pemerintah Daerah; (c). antarsektor; (d). antara Pemerintah, dunia usaha, dan
Masyarakat; ( e ). antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut; dan (f). antara ilmu
pengetahuan dan prinsip-prinsip manajemen.
11
BAB III
PERMASALAHAN
Kerusakan mangrove di Indonesia umumnya disebabkan reklamasi,
penebangan kayu, penambangan dan pencemaran. Hal ini memerlukan langkah
rehabilitasi agar mangrove kembali memberikan jasa lingkungan kepada
masyarakat di sekitarnya. Rehabilitasi adalah suatu langkah strategi manajemen
untuk mencegah degradasi suatu lanskap sehingga menjadi bermanfaat bagi
lingkungannya.
Kementrian Kehutanan RI (2013) mengungkap bahwa lebih 50% hutan
mangrove Indonesia dalam keadaan rusak dan ini menyebabkan merosotnya
biodiversitas dan jasa lingkungan ekosistem mangrove akibat perubahan fungsi
lahan sehingga meningkatkan risiko bencana. Dari segi sosial ekonomi
pengelolaan mangrove berkelanjutan menjadi sulit karena: (a) Perbedaan
pemahaman tentang nilai dan fungsi ekosistem mangrove dan pentingnya upaya
rehabilitasi; (b). Partisipasi masyarakat lokal belum optimal; (c) Sebagian besar
masyarakat di sekitar ekosistem mangrove tergolong miskin; (d). Kegiatan
pemanfaatan ekosistem mangrove ramah lingkungan belum berkembang dan (e ).
Pertumbuhan penduduk tinggi dan aktivitas ekonomi memicu alih fungsi lahan.
Sedangkan menyangkut kelembagaan pengelolaan mangrove terdapat
permasalahan : (a). belum efektifnya koordinasi diantara lembaga terkait dalam
pengelolaan ekosistem mangrove ; (b). Kebijakan antar sektor dalam pengelolaan
ekosistem mangrove masih belum sinergis; (c). Kelembagaan pemerintah dan
masyarakat belum berkembang dan berfungsi secara optimal; (d). Kurangnya
kapasitas pemerintah pusat dan daerah serta stakeholder terkait dalam
menginterpretasikan dan mengimplementasikan kebijakan pengelolaan ekosistem
mangrove; dan (e). data ekosistem mangrove belum terintegrasi secara nasional.
Pada bidang perundundang-undangan Indonesia masih menghadapi masalah
lemahnya penegakan hukum serta kurang terintegrasi dan terimplementasikannya
regulasi tentang pengelolaan mangrove.
12
BAB IV
ALTERNATIF/SOLUSI
Pengelolaan hutan mangrove di Indonesia saat ini diarahkan kepada
rehabilitasi karena banyaknya kawasan yang rusak sehingga jika kegiatan tersebut
berhasil, diharapkan dapat mengembalikan fungsi ekologisnya untuk
menyediakan jasa lingkungan bagi masyarakat sekitarnya dan bagi masyarakat
yang berada di luar kawasan tersebut. Namun kegiatan rehabilitasi tersebut tidak
bisa mengabaikan isu-isu ekonomi dan soaial terkait kehadiran masyarakat di
sekitarnya.
Menurut Kementrian Kehutanan (2013) menyebutkan pengelolaan
ekosistem mangrove berbasis masyarakat merupakan bagian dari kebijakan
Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove guna meningkatkan
pendapatan masyarakat dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Pengelolaan mangrove harus mengikuti azas: (1). Transparansi, yaitu bisa diakses
oleh semua pihak untuk ditinjau ulang; (2). Partisipatif, yaitu mengakomodasi
semua komitmen stakeholders dan dapat diterapkan secara partisipatif ; (3).
Akuntabilitas, yaitu disosialisasikan kepada publik dan dikaji secara menyeluruh,
ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan; (4). Responsif, yaitu mampu
mengantisipasi perubahan komitmen lokal, nasional dan global terhadap
ekosistem mangrove; (5). Efisiens, yaitu mempunyai kemampuan untuk
menserasikan kebijakan (Pusat dan Daerah) secara harmonis; (6). Efektif, yaitu
dapat dilaksanakan tepat sasaran oleh para pihak baik pemangku kepentingan
maupun masyarakat ; dan (7) Berkeadilan, yaitu mampu memberikan manfaat
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat.
Faktor lain yang penting diperhatikan dalam pengelolaan mangrove
berkelanjutan adalah pengakuan terhadap masyarakat adat dan kearifan lokal yang
dimilikinya. Menurut UU Nomor 32/2009, nilai-nilai luhur yang berlaku dalam
tata kehidupan masyarakat perlu dihidupkan kembali guna melindungi dan
mengelola lingkungan hidup secara lestari. Sedangkan mengacu kepada
Kementrian Kehutanan (2013) keterpaduan dalam pengelolaan mangrove
direalisasikan dengan cara :
13
1. Pengelolaan ekosistem mangrove sebagai bagian integral dari pengelolaan
wilayah pesisir terpadu dan pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai).
2. Memperkuat komitmen politik dan dukungan kuat pemerintah, pemerintah
daerah, dan para pihak.
3. Koordinasi dan kerjasama antar instansi dan para pihak terkait secara vertical
dan horizontal.
4. Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kewenangan
dan kewajiban pengelolaan ekosistem mangrove sesuai dengan kondisi dan
aspirasi lokal.
5. Pengembangan riset, iptek dan sistem informasi yang diperlukan untuk
memperkuat pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan
6. Pengelolaan ekosistem mangrove melalui pola kemitraan antara pemerintah,
pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat dengan dukungan lembaga
dan masyarakat Internasional, sebagai bagian dari upaya mewujudkan
komitmen lingkungan global.
Keterpaduan pengelolaan mangrove dalam konteks wilayah dikenal dengan
istilah ekoregion, yang dalam UU nomor 32/2009 diterjemahkan sebagai wilayah
geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta
pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam
dan lingkungan hidup. Konsep ini sulit diterapkan di Indonesia karena pembagian
wilayah admnistrasi yang tidak memperhatikan kesamaan karakteristik kawasan.
Akibatnya pembangunan di suatu wilayah administrasi berpotensi merusak
kawasan di wilayah administrasi lainnya karena perencanaan dan pelaksanakan
pembangunan yang tidak terintegrasi dengan baik.
Selanjutnya Kusmana (2010) menjelaskan pengelolaan mangrove harus dapat
dipanen secara berkelanjutan dan dipertahankan secara alami seperti semula.
Preservasi sebagian areal mangrove yang betul-betul tidak terganggu (pristine
mangrove forest) seharusnya diperjuangkan atau dialokasikan sehingga jika suatu
pengelolaan mengalami kegagalan yang menyebabkan kerusakan bahkan
hilangnya mangrove tersebut, bagian pristine mangrove forest dapat menjadi
penyelamat kondisi tersebut. Ekosistem mangrove harus dikelola berdasarkan
pada paradigma ekologi yang meliputi prinsip-prinsip interdependensi antar unsur
14
ekosistem, sifat siklus dari proses ekologis, fleksibilitas, diversitas dan koevolusi
dari organisme beserta lingkungannya dalam suatu unit fisik DAS.
15
BAB V
REKOMENDASI
1. Pengelolaan mangrove saat ini yang masih terpisah antara satu wilayah
administrasi dengan wilayah administrasi lainnya harus dipadukan agar
tercapai efisiensi pengelolaan dan menghindari dampak negative proses
pembangunan yang tidak menghiraukan konsep ekoregion.
2. Pengeloaan mangrove bertujuan konservasi harus dipadukan dengan
tujuan untuk kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat memiliki
insentif untuk melindungi kawasan mangrove dari kerusakan.
3. Pemahaman masyarakat tentang manfaat hutan mangrove sebagai
penghasil kayu harus dikembangkan kepada hal-hal yang lebih luas
dengan menggali manfaat ekonomi lainnya (non kayu). Hal ini harus
dimulai dari penelitian dan pengembangan manfaat mangrove yang
bersifat aplikasi dan tepat guna sehingga dapat dikerjakan oleh
masyarakat. Mengembangkan perhatian kepada manfaat non kayu juga
akan mencegah/mengurangi kegiatan illegal logging di hutan mangrove.
4. Pencemaran pada kawasan mangrove tidak hanya diakibatkan oleh
kegiatan di laut, tapi sangat dipengaruhi oleh aktivitas di daratan sehingga
perencanaan pembangunan yang memperhatikan integrasi hulu dan hilir
sangat penting untuk mencegah meningkatnya pencemaran yang berakibat
pada kematian tanaman dan biodiversitas kawasan mangrove.
16
DAFTAR PUSTAKA
Constanza R. dkk.. 1997. The Value of The World’s Ecosystem Services and
Natural Capital. Nature. Vol 387 pp 253-260.
Departemen Kehutanan. 2002. Statistik Kehutanan Indonesia 2000/2001. Biro
Perencanaan Departemen Kehutanan. Jakarta.
Irawanti S dan Kuncoro A. tanpa tahun. Rehabilitasi Mangrove Secara Swadaya:
Belajar Dari Masyarakat Sinjai, diunduh tanggal 15 Mei 2016, tersedia
pada http:// puslitsosekhut.web.id.
Irwanto (2006). Keanekaragaman Fauna Pada habitat Mangrove
Kementrian Kehutanan RI. 2013. Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem
Mangrove Indonesia. Jakarta: Kementrian Kehutanan RI.
Kusmana C dan Samsuri. 2009. Rehabilitas Mangrove Pada Tapak-Tapak Yang
Khusus, diunduh tanggal 14 Mei 2016, tersedia pada
http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/files/2011/01/2009-Mangrove-
Rehabilitasi-Mangrove-Tapak-Khusus.pdf
Mitsch, W.J. and J.G. Gosselink, 1994, Wet Land, In Water Quality Prevention,
Identiication and Management of Diffuse Pollution. Van Nostrand
Reinhold, New York.
Santoso, N., H.W. Arifin. 1998. Rehabilitas Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau Di
Indonesia. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP
Mangrove). Jakarta, Indonesia.
Setyawan AD, Winarno K dan Purin CP. 2003a.Ekosistem Mangrove di Jawa:
Kondisi Terkini. Jurnal Biodiversitas Vol.4 (2)

More Related Content

What's hot

Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Amril Taufik Gobel
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
abdul samad
 
Penebangan hutan
Penebangan hutanPenebangan hutan
Penebangan hutan
Nani Sumarni
 
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINOpissen Yudisyus
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVEElvionita
 
makalah Hutan Mangrove
makalah Hutan Mangrovemakalah Hutan Mangrove
makalah Hutan Mangrove
Guruh Adhi
 
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Berliana Salsabila
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
iswant mas
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan
abdul gonde
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
Ady Purnomo
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
UNIB
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
yenilolita
 
Zero Waste Research
Zero Waste ResearchZero Waste Research
Zero Waste Research
SMTI Pontianak
 
laporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutananlaporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutanan
abdul gonde
 
Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri
SMA KESATRIAN 2 SEMARANG
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
Teguh Sasmito
 
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-IchtyologyIkan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Sri Wulan Hidayati
 
Transect Analysis
Transect AnalysisTransect Analysis
Transect Analysis
AM Arafandi
 

What's hot (20)

Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
 
Penebangan hutan
Penebangan hutanPenebangan hutan
Penebangan hutan
 
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
 
Ipa hutan mangrove
Ipa hutan mangroveIpa hutan mangrove
Ipa hutan mangrove
 
makalah Hutan Mangrove
makalah Hutan Mangrovemakalah Hutan Mangrove
makalah Hutan Mangrove
 
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
 
Zero Waste Research
Zero Waste ResearchZero Waste Research
Zero Waste Research
 
laporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutananlaporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutanan
 
Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
 
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-IchtyologyIkan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
 
Transect Analysis
Transect AnalysisTransect Analysis
Transect Analysis
 

Viewers also liked

Jurnal
JurnalJurnal
Proposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-oldProposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-old
wahyuddin S.T
 
Buku Flora Mangrove
Buku Flora MangroveBuku Flora Mangrove
Buku Flora Mangrove
Warsein Roy M Sitohang
 
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updatedBab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updatedwahyuddin S.T
 
50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia
Dianira Maengkom
 
Mangrove
MangroveMangrove
Mangrove
Wiina Parmana
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-pptwahyuddin S.T
 
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkuratToefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
wahyuddin S.T
 
Curriculum vitae
Curriculum vitae Curriculum vitae
Curriculum vitae
wahyuddin S.T
 
Tugas petrokimia
Tugas petrokimiaTugas petrokimia
Tugas petrokimia
wahyuddin S.T
 
Pembahasan analisis perilaku konsumen
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
AG Za Mo
 
Rpp kd 3 kelas x
Rpp kd 3 kelas xRpp kd 3 kelas x
Rpp kd 3 kelas x
dessyjs
 
Cover Makalah
Cover Makalah Cover Makalah
Cover Makalah
Cica Aisyah
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
Eman Syukur
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrove
azizahdiasy
 
Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)
KhairilJaa
 

Viewers also liked (20)

Cover
CoverCover
Cover
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Proposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-oldProposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-old
 
Buku Flora Mangrove
Buku Flora MangroveBuku Flora Mangrove
Buku Flora Mangrove
 
Pdp jadi
Pdp jadiPdp jadi
Pdp jadi
 
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updatedBab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
 
50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia
 
Mangrove
MangroveMangrove
Mangrove
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkuratToefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
 
Purun ft
Purun   ftPurun   ft
Purun ft
 
Curriculum vitae
Curriculum vitae Curriculum vitae
Curriculum vitae
 
Materi kinetika-kimia
Materi kinetika-kimiaMateri kinetika-kimia
Materi kinetika-kimia
 
Tugas petrokimia
Tugas petrokimiaTugas petrokimia
Tugas petrokimia
 
Pembahasan analisis perilaku konsumen
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
 
Rpp kd 3 kelas x
Rpp kd 3 kelas xRpp kd 3 kelas x
Rpp kd 3 kelas x
 
Cover Makalah
Cover Makalah Cover Makalah
Cover Makalah
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrove
 
Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)
 

Similar to Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya

Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangrove
Wiina Parmana
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
erikakurnia
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputer
leosakson
 
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptxPPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
mutiarasagala2
 
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataManfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataDendhy Nugraha
 
Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01
rulli saputra
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Operator Warnet Vast Raha
 
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaEkosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Mardiah Ahmad
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Guruh Adhi
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
Devi Ningsih
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
Aprilia Hapsari
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
RenadaArifaDhuantie
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
har tati
 
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptxPresentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
OwowoowowIwiwiwi
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
masmukriyadi
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdfEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Dian631634
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docxEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Dian631634
 

Similar to Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya (20)

Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangrove
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputer
 
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptxPPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
 
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataManfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
 
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaEkosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
 
Metode penelitian pesisir
Metode penelitian  pesisirMetode penelitian  pesisir
Metode penelitian pesisir
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptxPresentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdfEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docxEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
 

More from wahyuddin S.T

Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dariPrarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
wahyuddin S.T
 
Petrokimia
PetrokimiaPetrokimia
Petrokimia
wahyuddin S.T
 
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
wahyuddin S.T
 
Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2
wahyuddin S.T
 
Transkrip akademik word
Transkrip akademik wordTranskrip akademik word
Transkrip akademik word
wahyuddin S.T
 
Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan
wahyuddin S.T
 
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkuratSupermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
wahyuddin S.T
 
Sukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupkuSukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupku
wahyuddin S.T
 
Rencana studi
Rencana studiRencana studi
Rencana studi
wahyuddin S.T
 
Motivation letter
Motivation letterMotivation letter
Motivation letter
wahyuddin S.T
 
Kontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesiaKontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesia
wahyuddin S.T
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...wahyuddin S.T
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)wahyuddin S.T
 
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2wahyuddin S.T
 
k,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energi
k,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energik,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energi
k,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energiwahyuddin S.T
 
Bdf pilot project okt'14
Bdf pilot project okt'14Bdf pilot project okt'14
Bdf pilot project okt'14wahyuddin S.T
 
1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)
1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)
1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)wahyuddin S.T
 

More from wahyuddin S.T (20)

Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dariPrarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
 
Petrokimia
PetrokimiaPetrokimia
Petrokimia
 
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
 
Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2
 
Transkrip akademik word
Transkrip akademik wordTranskrip akademik word
Transkrip akademik word
 
Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan
 
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkuratSupermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
 
Sukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupkuSukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupku
 
Rencana studi
Rencana studiRencana studi
Rencana studi
 
Motivation letter
Motivation letterMotivation letter
Motivation letter
 
Kontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesiaKontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesia
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)
 
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
 
k,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energi
k,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energik,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energi
k,;Optimalisasi limbah serbuk kayu menjadi bioetanol sebagai energi
 
Kemiri sunan
Kemiri sunanKemiri sunan
Kemiri sunan
 
Bdf pilot project okt'14
Bdf pilot project okt'14Bdf pilot project okt'14
Bdf pilot project okt'14
 
Amdal ppt
Amdal pptAmdal ppt
Amdal ppt
 
1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)
1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)
1.4.7 bdf plant general layout plan (updated 27 apr 2010)
 
Udah putusin aja
Udah putusin ajaUdah putusin aja
Udah putusin aja
 

Recently uploaded

TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 

Recently uploaded (17)

TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 

Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya

  • 1. 1 FUNGSI MANGROVE, PERMASALAHAN DAN KONSEP PENGELOLAANNYA Mata Kuliah : AMDAL Lahan Basah Dosen : Dr. Ir. Achmad Syamsu Hidayat, MP Oleh: Dwi Nurcahyani :E2F215008 PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2016
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan Mangrove ditemukan hampir di seluruh kepulauan di Indonesia, terbesar terkonsentrasi di Papua, Kalimantan (Timur & Selatan), Riau dan Sumsel. Banyak ancaman yang menghalangi kelestarian mangrove. Secara umum, isu yang berkaitan dengan pengelolaan mangrove saat ini adalah mengenai distribusi wewenang pengelolaan, pesatnya pembangunan pemukiman, fragmentasi kawasan, pencemaran, dan pertambakan. Data Ditjen RLPS Dep. Kehutanan 2001, bahwa luas hutan mangrof di Indonesia 8,6 juta ha, terdiri dari 3,8 jutan ha di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta ha di luar kawasan hutan. Berdasarkan perhitungan para ahli, rata-rata nilai tahunan pelayanan ekonomi oleh alam adalah l.k. 33 trilyun USD, atau nyaris dua kali GNP dunia (18 trilyun USD) (Constanza R. dkk., 1997). Nilai setinggi itu menunjukkan bahwa peran yang dijalankan oleh alam tidaklah main-main. Kita dapat menyatakan bahwa pada dasarnya, semua segi kehidupan manusia, termasuk masalah ekonomi, sangat bergantung kepada biosfer (alam). Karena itu, apapun kebijakan yang diambil haruslah sejalan dengan kepentingan dalam menjaga alam. Sayangnya, di lain pihak, kini pun manusia masih cenderung meremehkan hal tersebut dan masih banyak membuat kebijakan yang tidak sejalan dengan hal ini. Kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa mengkaji kembali nilai ekonomi ekosistem merupakan hal yang penting. Dalam makalah ini sendiri, pembahasan mengenai nilai ekonomi ekosistem akan difokuskan pada nilai ekonomi ekosistem mangrove. Ekosistem yang merupakan salah satu jenis ekosistem lahan basah ini kini luas wilayahnya semakin berkurang. Kerusakan mangrove terus terjadi akibat tekanan pembangunan pemukiman dan eksploitasi berlebihan. Penghitungan terakhir menunjukkan bahwa total luas mangrove di Indonesia adalah sekitar 9,2 juta ha dengan tingkat kerusakan mencapai 57,6% atau seluas 5,3 juta ha (Dephut, 2002).
  • 3. 3 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis mencoba membuat rumusan masalah tentang Fungsi Mangrove, Permasalahan dan Konsep Pengelolaan sebagai berikut: 1. Definisi Mangrove dan Fungsi ? 2. Apa saja masalah-masalah di hutan Mangrove? 3. Bagaimana konsep pengelolaan hutan Mangrove ? 1.3. Tujuan Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui fungsi mangrove, permasalahan yang ada dan konsep pengelolaannya. 1.4. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa/i tentang manfaat hutan mangrove dalam kehidupan.
  • 4. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Mangrove Mangrove merupakan salah satu jenis lahan basah pesisir yang tersebar sepanjang pantai tropis-subtropis di seluruh dunia, biasanya terdapat di antara 25o LU s.d. 25o LS. Secara kasar, terdapat setidaknya 240.000 km2 hutan mangrove yang ½ diantaranya terdapat di sekitar lintang 0o-10o (Mitsch dan Gosselink, 2000). Dari luas itu, luas hutan mangrove di Indonesia pada awalnya adalah 9.248.038 ha dan tersisa 5.326.870 ha dengan 3.720.187 ha diantaranya merupakan wilayah yang dilindungi. Gambar 1. Peta distribusi hutan mangrove di dunia (Jochem, 2007). Secara etimologis, mangrove berasal dai kata Portugis “mangue” yang berarti pohon dan “grove” yang berarti tegakan. Dari istilahnya, mangrove merupakan suatu bentuk ekosistem pantai tropis dan subtropis yang didominasi oleh pohon, perdu, semak dan tumbuhan lain yang semua bersifat halofilik yang tumbuh di wilayah air payau hingga air asin di zona pasang-surut (Mitsch dan Gosselink, 2000). Dalam hal ini, mangrove mengacu pada ekosistem. Meskipun begitu, kata “mangrove” juga mengacu pada beragam pohon dan perdu yang mendominasi tipe lahan basah ini (Mitsch dan Gosselink, 2000). Cintron dkk. (1985) mengelompokkan hutan mangrove kedalam 4 (empat) jenis berdasarkan kondisi hidrodinamikanya, yaitu fringe, riverine, basin dan dwarf mangrove. Fringe mangrove dapat ditemukan di sepanjang garis pantai terlindung, kanal, sungai dan laguna. Riverine mangrove dapat ditemukan di sepanjang sungai sekitar pesisir hingga beberapa mil dari pantai. Basine mangrove
  • 5. 5 terdapat di daerah depresi daratan, basin, biasanya di belakang barisan fringe mangrove, di lokasi dimana air menggenang atau mengalir lambat. Dwarf mangrove didominasi oleh mangrove semak (tinggi < 2 m) yang terpencar-pencar, biasa tumbuh di tempat miskin nutrisi, kurang asupan air tawar, memiliki produtivitas rendah. Data Ditjen RLPS Dep. Kehutanan 2001, bahwa luas hutan mangrof di Indonesia 8,6 juta ha, terdiri dari 3,8 jutan ha di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta ha di luar kawasan hutan Dilihat dari keragaman jenisnya, mangrove terdiri atas 12 genus dan 60 spesies. Ciri utama kelompok mangrove adalah merupakan pohon atau semak tersetrial, halofilik, memiliki modifikasi akar dan batang untuk membantu respirasi dalam sedimen anoksik, biji mengalami pertumbuhan vivivar. Di antaranya, terdapat genus-genus terkenal seperti Rhizophora, Avicennia, Bruguiera. Gambar 2. Vegetasi dan struktur ekosistem hutan mangrove (Jochem, 2007) 2.2. Fungsi Hutan Mangrove Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar.
  • 6. 6 Hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangkan lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Hal ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan. Melestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove. Berikut ini adalah beberapa manfaat hutan mangrove secara umum : 1. Mencegah Erosi Pantai Hutan mangrove menjadi salah satu tempat yang bisa menjaga perbatasan antara kawasan darah dan laut. Erosi pantai akan terus menggerus permukaan bumi sehingga mengancam lingkungan manusia. Bahkan kondisi serius bisa menjadi bencana alam yang besar. Hutan mangrove menjadi salah satu sarana yang sangat penting untuk menyematkan garis pantai dari perairan laut. 2. Menjadi Katalis Tanah dari Air Laut Tanah bisa masuk ke dalam air laut secara terus menerus karena bagian tanah yang bersentuhan secara langsung dengan air laut. Untuk mencegah hal ini maka manfaat hutan mangrove secara ekologis menjadi sumber yang sangat jelas untuk melindungi tanah disekitar laut. Tanah akan menjadi lapisan yang lebih padat dan langkah ini menyelamatkan tanah agar tidak terus tergerus oleh air laut. 3. Habitat Perikanan Kawasan hutan mangrove adalah salah satu tempat yang paling nyaman untuk beberapa jenis mahluk hidup dan organisme. Beberapa spesies seperti udang, ikan dan kepiting banyak berkembang di kawasan hutan mangrove. Sementara manusia membutuhkan beberapa mahluk hidup tersebut sebagai sumber nutrisi dan bahan makanan yang penting untuk kesehatan. 4. Memberikan Dampak Ekonomi yang Luas Pohon mangrove yang banyak ditanam pada hutan mangrove bisa dipanen seperti jenis tumbuhan lain. Manfaat hutang mangrove bagi manusia berguna
  • 7. 7 untuk diolah menjadi berbagai benda hiasan atau kerajinan. Upaya ini sangat penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan meningkatkan standar ekonomi pada daerah tertentu. 5. Sumber Pakan Ternak Pohon mangrove juga bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti makanan ternak. Pohon mangrove yang telah dihancurkan dan digiling menjadi bubuk pakan ternak mengandung nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan ternak seperti sapi, kambing atau unggas. Nutris seperti mineral, protein dan kalori akan meningkatkan perkembangan ternak. Selain itu pohon mangrove juga mengandung tanin dan bahan alami lain. 6. Mencegah Pemanasan Global Pemanasan global memang menjadi ancaman yang sangat serius untuk alam dan manusia. Salah satu cara untuk mencegah atau mengurangi dampak pemanasan global adalah dengan mengembangkan kawasan hutan mangrove. Tanaman mangrove menjadi salah satu penopang pemanasan dari perairan laut. Selain itu mangrove juga berperan untuk mengatasi masalah banjir pada kawasan pesisir. 7. Sumber Pendapatan Bagi Nelayan Pantai Masyarakat yang tinggal dikawasan pantai biasanya banyak bekerja menjadi nelayan. Mereka mencari ikan dan berbagai sumber daya untuk menopang ekonomi keluarga. Manfaat kawasan hutan mangrove menjadi tempat yang paling sesuai untuk pembibitan ikan, udang dan berbagai potensi habitat laut lainnya. Kawasan hutan mangrove telah membantu menjaga ketersediaan sumber daya ikan di laut yang tidak akan habis. 8. Menjaga Kualitas Air dan Udara Kawasan hutan mangrove juga membantu manusia dalam mendapatkan air bersih dan udara yang segar. Kawasan hutan mangrove memiliki fungsi untuk menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah manusia maupun kapal yang
  • 8. 8 berlayar di laut. Manfaat hutan mangrove bagi kehidupan akan menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih. Selain itu mangrove juga membantu alam dalam mendapatkan kualitas udara yang lebih baik dan bersih. 9. Pengembangan Kawasan Pariwisata Kawasan hutan mangrove bisa dikembangkan menjadi salah satu objek wisata. Dengan cara ini maka hutan mangrove akan menjadi tujuan wisata dari berbagai daerah maupun mancanegara. Pariwisata akan memberikan dampak ekonomi yang sangat baik untuk masyarakat di sekitarnya dan negara secara khusus. 10. Menyediakan Sumber Kayu Bakar Hutan mangrove sangat bermanfaat untuk penduduk yang tinggal di kawasan sekitar hutan mangrove. Pohon dan kayu mangrove yang sudah kering dan membusuk bisa dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Dengan cara ini maka secara tidak langsung sudah mengurangi kebutuhan gas atau bahan bakar bagi sebuah negara. Selain itu, bagi masyarakat di sekitar hutan mangrove juga bisa memakai kayu mangrove untuk bahan bangunan atau kontruksi rumah. 11. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hutan mangrove menjadi salah satu tempat untuk mengembangkan berbagai jenis ilmu pengetahuan dalam bidang kelautan, perikanan dan kimia. Banyak peneliti yang membutuhkan hutan mangrove dan dijadikan berbagai sumber penelitian. Hutan mangrove akan meningkatkan berbagai jenis penemuan yang bisa disebarkan ke seluruh dunia. Bahkan banyak peneliti asing yang di negaranya tidak memiliki hutan mangrove dan harus datang ke Indonesia. 12. Menjaga Iklim dan Cuaca Perubahan iklim dan cuaca bisa terjadi karena berbagai macam faktor, salah satunya adalah kerusakan sistem dalam alam. Hutan mangrove menjadi sumber yang sangat jelas untuk menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai dan
  • 9. 9 darat. Selain itu, manfaat hutan mangrove juga akan membantu manusia dalam mendapatkan iklim dan cuaca yang paling nyaman yang menghindarkan diri dari bencana alam. Adapun fungsi ekologis dan ekonomis hutan mangrove adalah (Santoso dan H.W Arifin,1998) adalah sebagai berikut: 1. Fungsi ekologis :  Pelindung garis pantai dari abrasi,  Mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan,  Mencegah intrusi air laut ke daratan,  Tempat berpijah aneka biota laut,  Tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga,  Sebagai pengatur iklim mikro. 2. Fungsi ekonomis :  Penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-obatan),  Penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna),  Penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung,  Pariwisata, penelitian, dan pendidikan. Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan di atas, menurut Irwanto (2006) hutan mangrove juga memiliki manfaat biologis seperti :  Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan.
  • 10. 10  Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang.  Tempat berlindung, bersarang dan berkembang.biak dari burung dan satwa lain.  Sumber plasma nutfah & sumber genetik.  Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota. 2.3. Konsep Pengelolaan Hutan Magrove Pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan mengacu kepada konsep pembangunan berkelanjutan seperti termuat dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup , yaitu upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Terlihat bahwa intinya berada pada integrasi tiga pilar konsep pembangunan berkelanjutan yaitu dimensi ekonomi, ekologi dan sosial sehingga memberikan jaminan akan keberadaan mangrove untuk dinikmati bagi semua generasi di bumi. Sebagai bagian dari wilayah pesisir, pengelolaan mangrove secara terpadu dapat mengacu kepada pengertian dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, yaitu pengelolaan yang mengintegrasikan kegiatan: (a) antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (b). antar-Pemerintah Daerah; (c). antarsektor; (d). antara Pemerintah, dunia usaha, dan Masyarakat; ( e ). antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut; dan (f). antara ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip manajemen.
  • 11. 11 BAB III PERMASALAHAN Kerusakan mangrove di Indonesia umumnya disebabkan reklamasi, penebangan kayu, penambangan dan pencemaran. Hal ini memerlukan langkah rehabilitasi agar mangrove kembali memberikan jasa lingkungan kepada masyarakat di sekitarnya. Rehabilitasi adalah suatu langkah strategi manajemen untuk mencegah degradasi suatu lanskap sehingga menjadi bermanfaat bagi lingkungannya. Kementrian Kehutanan RI (2013) mengungkap bahwa lebih 50% hutan mangrove Indonesia dalam keadaan rusak dan ini menyebabkan merosotnya biodiversitas dan jasa lingkungan ekosistem mangrove akibat perubahan fungsi lahan sehingga meningkatkan risiko bencana. Dari segi sosial ekonomi pengelolaan mangrove berkelanjutan menjadi sulit karena: (a) Perbedaan pemahaman tentang nilai dan fungsi ekosistem mangrove dan pentingnya upaya rehabilitasi; (b). Partisipasi masyarakat lokal belum optimal; (c) Sebagian besar masyarakat di sekitar ekosistem mangrove tergolong miskin; (d). Kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove ramah lingkungan belum berkembang dan (e ). Pertumbuhan penduduk tinggi dan aktivitas ekonomi memicu alih fungsi lahan. Sedangkan menyangkut kelembagaan pengelolaan mangrove terdapat permasalahan : (a). belum efektifnya koordinasi diantara lembaga terkait dalam pengelolaan ekosistem mangrove ; (b). Kebijakan antar sektor dalam pengelolaan ekosistem mangrove masih belum sinergis; (c). Kelembagaan pemerintah dan masyarakat belum berkembang dan berfungsi secara optimal; (d). Kurangnya kapasitas pemerintah pusat dan daerah serta stakeholder terkait dalam menginterpretasikan dan mengimplementasikan kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove; dan (e). data ekosistem mangrove belum terintegrasi secara nasional. Pada bidang perundundang-undangan Indonesia masih menghadapi masalah lemahnya penegakan hukum serta kurang terintegrasi dan terimplementasikannya regulasi tentang pengelolaan mangrove.
  • 12. 12 BAB IV ALTERNATIF/SOLUSI Pengelolaan hutan mangrove di Indonesia saat ini diarahkan kepada rehabilitasi karena banyaknya kawasan yang rusak sehingga jika kegiatan tersebut berhasil, diharapkan dapat mengembalikan fungsi ekologisnya untuk menyediakan jasa lingkungan bagi masyarakat sekitarnya dan bagi masyarakat yang berada di luar kawasan tersebut. Namun kegiatan rehabilitasi tersebut tidak bisa mengabaikan isu-isu ekonomi dan soaial terkait kehadiran masyarakat di sekitarnya. Menurut Kementrian Kehutanan (2013) menyebutkan pengelolaan ekosistem mangrove berbasis masyarakat merupakan bagian dari kebijakan Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan mangrove harus mengikuti azas: (1). Transparansi, yaitu bisa diakses oleh semua pihak untuk ditinjau ulang; (2). Partisipatif, yaitu mengakomodasi semua komitmen stakeholders dan dapat diterapkan secara partisipatif ; (3). Akuntabilitas, yaitu disosialisasikan kepada publik dan dikaji secara menyeluruh, ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan; (4). Responsif, yaitu mampu mengantisipasi perubahan komitmen lokal, nasional dan global terhadap ekosistem mangrove; (5). Efisiens, yaitu mempunyai kemampuan untuk menserasikan kebijakan (Pusat dan Daerah) secara harmonis; (6). Efektif, yaitu dapat dilaksanakan tepat sasaran oleh para pihak baik pemangku kepentingan maupun masyarakat ; dan (7) Berkeadilan, yaitu mampu memberikan manfaat sesuai dengan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat. Faktor lain yang penting diperhatikan dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan adalah pengakuan terhadap masyarakat adat dan kearifan lokal yang dimilikinya. Menurut UU Nomor 32/2009, nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat perlu dihidupkan kembali guna melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Sedangkan mengacu kepada Kementrian Kehutanan (2013) keterpaduan dalam pengelolaan mangrove direalisasikan dengan cara :
  • 13. 13 1. Pengelolaan ekosistem mangrove sebagai bagian integral dari pengelolaan wilayah pesisir terpadu dan pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai). 2. Memperkuat komitmen politik dan dukungan kuat pemerintah, pemerintah daerah, dan para pihak. 3. Koordinasi dan kerjasama antar instansi dan para pihak terkait secara vertical dan horizontal. 4. Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kewenangan dan kewajiban pengelolaan ekosistem mangrove sesuai dengan kondisi dan aspirasi lokal. 5. Pengembangan riset, iptek dan sistem informasi yang diperlukan untuk memperkuat pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan 6. Pengelolaan ekosistem mangrove melalui pola kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat dengan dukungan lembaga dan masyarakat Internasional, sebagai bagian dari upaya mewujudkan komitmen lingkungan global. Keterpaduan pengelolaan mangrove dalam konteks wilayah dikenal dengan istilah ekoregion, yang dalam UU nomor 32/2009 diterjemahkan sebagai wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Konsep ini sulit diterapkan di Indonesia karena pembagian wilayah admnistrasi yang tidak memperhatikan kesamaan karakteristik kawasan. Akibatnya pembangunan di suatu wilayah administrasi berpotensi merusak kawasan di wilayah administrasi lainnya karena perencanaan dan pelaksanakan pembangunan yang tidak terintegrasi dengan baik. Selanjutnya Kusmana (2010) menjelaskan pengelolaan mangrove harus dapat dipanen secara berkelanjutan dan dipertahankan secara alami seperti semula. Preservasi sebagian areal mangrove yang betul-betul tidak terganggu (pristine mangrove forest) seharusnya diperjuangkan atau dialokasikan sehingga jika suatu pengelolaan mengalami kegagalan yang menyebabkan kerusakan bahkan hilangnya mangrove tersebut, bagian pristine mangrove forest dapat menjadi penyelamat kondisi tersebut. Ekosistem mangrove harus dikelola berdasarkan pada paradigma ekologi yang meliputi prinsip-prinsip interdependensi antar unsur
  • 14. 14 ekosistem, sifat siklus dari proses ekologis, fleksibilitas, diversitas dan koevolusi dari organisme beserta lingkungannya dalam suatu unit fisik DAS.
  • 15. 15 BAB V REKOMENDASI 1. Pengelolaan mangrove saat ini yang masih terpisah antara satu wilayah administrasi dengan wilayah administrasi lainnya harus dipadukan agar tercapai efisiensi pengelolaan dan menghindari dampak negative proses pembangunan yang tidak menghiraukan konsep ekoregion. 2. Pengeloaan mangrove bertujuan konservasi harus dipadukan dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat memiliki insentif untuk melindungi kawasan mangrove dari kerusakan. 3. Pemahaman masyarakat tentang manfaat hutan mangrove sebagai penghasil kayu harus dikembangkan kepada hal-hal yang lebih luas dengan menggali manfaat ekonomi lainnya (non kayu). Hal ini harus dimulai dari penelitian dan pengembangan manfaat mangrove yang bersifat aplikasi dan tepat guna sehingga dapat dikerjakan oleh masyarakat. Mengembangkan perhatian kepada manfaat non kayu juga akan mencegah/mengurangi kegiatan illegal logging di hutan mangrove. 4. Pencemaran pada kawasan mangrove tidak hanya diakibatkan oleh kegiatan di laut, tapi sangat dipengaruhi oleh aktivitas di daratan sehingga perencanaan pembangunan yang memperhatikan integrasi hulu dan hilir sangat penting untuk mencegah meningkatnya pencemaran yang berakibat pada kematian tanaman dan biodiversitas kawasan mangrove.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Constanza R. dkk.. 1997. The Value of The World’s Ecosystem Services and Natural Capital. Nature. Vol 387 pp 253-260. Departemen Kehutanan. 2002. Statistik Kehutanan Indonesia 2000/2001. Biro Perencanaan Departemen Kehutanan. Jakarta. Irawanti S dan Kuncoro A. tanpa tahun. Rehabilitasi Mangrove Secara Swadaya: Belajar Dari Masyarakat Sinjai, diunduh tanggal 15 Mei 2016, tersedia pada http:// puslitsosekhut.web.id. Irwanto (2006). Keanekaragaman Fauna Pada habitat Mangrove Kementrian Kehutanan RI. 2013. Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Indonesia. Jakarta: Kementrian Kehutanan RI. Kusmana C dan Samsuri. 2009. Rehabilitas Mangrove Pada Tapak-Tapak Yang Khusus, diunduh tanggal 14 Mei 2016, tersedia pada http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/files/2011/01/2009-Mangrove- Rehabilitasi-Mangrove-Tapak-Khusus.pdf Mitsch, W.J. and J.G. Gosselink, 1994, Wet Land, In Water Quality Prevention, Identiication and Management of Diffuse Pollution. Van Nostrand Reinhold, New York. Santoso, N., H.W. Arifin. 1998. Rehabilitas Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau Di Indonesia. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP Mangrove). Jakarta, Indonesia. Setyawan AD, Winarno K dan Purin CP. 2003a.Ekosistem Mangrove di Jawa: Kondisi Terkini. Jurnal Biodiversitas Vol.4 (2)