Dokumen tersebut membahas tentang dislipidemia yang merupakan kelainan metabolisme lipoprotein yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, dan penurunan HDL serta faktor-faktor risikonya seperti obesitas, diet, dan merokok. Dokumen juga menjelaskan penatalaksanaan dislipidemia melalui modifikasi gizi, olahraga, dan pengobatan farmasi seperti statin. Komplikasi utama dari dislipidemia adal
Dokumen tersebut membahas tentang dislipidemia, yaitu peningkatan kolesterol total, LDL, atau trigliserida; HDL rendah; atau kombinasi ini. Dislipidemia dapat disebabkan oleh gangguan transportasi lipoprotein primer atau faktor risiko seperti obat-obatan tertentu dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Pengobatan dislipidemia meliputi perubahan gaya hidup seperti diet rendah lemak dan aktivitas fisik, suplemen serat dan minyak
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptxFitriAyuWahyuni1
Dokumen tersebut membahas tentang hiperlipidemia dan farmokoterapi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi hiperlipidemia dan nilai laboratorium kolesterol yang normal. Selanjutnya, dokumen tersebut juga membahas mengenai target terapi kolesterol LDL dan pilihan obat untuk menurunkan kolesterol seperti statin, ezetimibe, dan inhibitor PCSK9.
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ DislipidemiaTsiompahGREG
Materi presentasi ini diberikan kepada mahasiswa semester V Poltekkes Kemenkes Kaltim sesuai RPS mata kuliah Dietetik Penyakit tidak Menular.
dalam materi akan membahas tentang gambaran umum lipid, pengaruh kelaianan metabolisme lipid, dan penatalaksanaan gizi sesuai PAGT.
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang dislipidemia yang merupakan kelainan metabolisme lipoprotein yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, dan penurunan HDL serta faktor-faktor risikonya seperti obesitas, diet, dan merokok. Dokumen juga menjelaskan penatalaksanaan dislipidemia melalui modifikasi gizi, olahraga, dan pengobatan farmasi seperti statin. Komplikasi utama dari dislipidemia adal
Dokumen tersebut membahas tentang dislipidemia, yaitu peningkatan kolesterol total, LDL, atau trigliserida; HDL rendah; atau kombinasi ini. Dislipidemia dapat disebabkan oleh gangguan transportasi lipoprotein primer atau faktor risiko seperti obat-obatan tertentu dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Pengobatan dislipidemia meliputi perubahan gaya hidup seperti diet rendah lemak dan aktivitas fisik, suplemen serat dan minyak
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptxFitriAyuWahyuni1
Dokumen tersebut membahas tentang hiperlipidemia dan farmokoterapi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi hiperlipidemia dan nilai laboratorium kolesterol yang normal. Selanjutnya, dokumen tersebut juga membahas mengenai target terapi kolesterol LDL dan pilihan obat untuk menurunkan kolesterol seperti statin, ezetimibe, dan inhibitor PCSK9.
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ DislipidemiaTsiompahGREG
Materi presentasi ini diberikan kepada mahasiswa semester V Poltekkes Kemenkes Kaltim sesuai RPS mata kuliah Dietetik Penyakit tidak Menular.
dalam materi akan membahas tentang gambaran umum lipid, pengaruh kelaianan metabolisme lipid, dan penatalaksanaan gizi sesuai PAGT.
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme dan pengelolaan lipid serta dislipidemia pada orang lanjut usia. Faktor risiko seperti riwayat keluarga, diabetes, obesitas, dan gaya hidup berkaitan erat dengan gangguan kadar lipid pada lansia, sehingga penting untuk mengevaluasi profil lipid secara rutin dan mengendalikan risikonya melalui pengoreksian kadar lipid.
Dokumen tersebut membahas tentang dislipidemia yang merupakan gangguan kadar lipid dalam darah yang ditandai dengan peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia dapat terjadi secara primer karena faktor genetik atau sekunder yang disebabkan oleh kondisi seperti obesitas, diabetes melitus, dan pengobatan tertentu. Penatalaksanaan dislipidemia meliputi perubahan gaya hidup sehat dan peng
Kolesterol ada dua jenis, LDL yang berbahaya dan HDL yang baik. Kolesterol tinggi terutama LDL dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Faktor penyebabnya antara lain usia, genetik, pola makan tidak sehat, merokok, dan kurang berolahraga. Gejalanya kadang tidak dirasakan, tetapi dapat muncul sakit kepala dan pegal. Penanganannya dengan mengetahui kad
Ny Rusni dirawat di rumah sakit karena DM, hipertensi, dislipidemia, dan asidosis metabolik. Terapi yang dianjurkan adalah insulin, ACE inhibitor, statin, dan natrium bikarbonat untuk mengendalikan kondisinya.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya mengecek kadar kolesterol secara berkala untuk mengetahui risiko penyakit jantung. Pemeriksaan kolesterol sebaiknya dilakukan di laboratorium karena hasilnya lebih akurat daripada alat ukur sendiri. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan empat komponen kolesterol yaitu total, HDL, LDL, dan trigliserida beserta kisaran normalnya untuk menentukan tindakan selanjut
Pria berusia 44 tahun mengalami obesitas tingkat 2 dengan IMT 30,46 kg/m2, dislipidemia, hipertensi, dan hiperurisemia. Ia mungkin menderita sindrom metabolik yang ditandai oleh obesitas sentral, resistensi insulin, dan gangguan lipoprotein. Penatalaksanaan mungkin meliputi edukasi gizi, olahraga teratur, dan pengobatan.
Teks tersebut membahas tentang kolesterol dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Ada dua jenis kolesterol yaitu HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol jahat) yang berperan dalam terjadinya aterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh asupan makanan berlemak, merokok, dan gaya hidup tidak sehat. Pencegahannya meliputi pola makan seimbang dan mengurangi asupan lemak.
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaseruna18
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kolesterol, jenis-jenis kolesterol seperti LDL, HDL dan trigliserida, pengaruh kolesterol tinggi terhadap pembuluh darah, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol, gejala kolesterol tinggi, dan cara pencegahannya.
Dokumen ini membahas tentang LDL (Low Density Lipoprotein) yang berfungsi mengangkut kolesterol ke sel tubuh. Kadar LDL yang optimal adalah 70-100 mg/dl, namun jika berisiko penyakit jantung harus 50-70 mg/dl. LDL tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyumbatan pembuluh darah yang berisiko serangan jantung dan stroke. Untuk mencegah LDL tinggi perlu makan serat tinggi, hindari lemak jenuh, konsumsi minyak tidak jenu
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan dislipidemia yang meliputi faktor risiko seperti umur, riwayat keluarga, merokok, hipertensi, kadar HDL rendah, kategori risiko, therapeutic lifestyle changes seperti diet rendah lemak dan karbohidrat tinggi, manajemen berat badan, aktivitas fisik, serta terapi farmakologis jika terapi non-farmakologis tidak membaik selama 3-6 bulan.
Sindrom metabolik adalah kelompok gejala yang terdiri dari obesitas sentral, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Sindrom ini merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes. Tatalaksananya meliputi perubahan gaya hidup seperti diet seimbang dan latihan fisik, serta pengobatan farmasi sesuai kondisi pasien.
Dokumen ini membahas diet rendah lemak dan kolesterol untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak darah (dislipidemia). Diet ini mengutamakan konsumsi lemak tidak jenuh, protein, serat, serta sayuran dan buah-buahan segar untuk mencegah penyakit jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme dan pengelolaan lipid serta dislipidemia pada orang lanjut usia. Faktor risiko seperti riwayat keluarga, diabetes, obesitas, dan gaya hidup berkaitan erat dengan gangguan kadar lipid pada lansia, sehingga penting untuk mengevaluasi profil lipid secara rutin dan mengendalikan risikonya melalui pengoreksian kadar lipid.
Dokumen tersebut membahas tentang dislipidemia yang merupakan gangguan kadar lipid dalam darah yang ditandai dengan peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia dapat terjadi secara primer karena faktor genetik atau sekunder yang disebabkan oleh kondisi seperti obesitas, diabetes melitus, dan pengobatan tertentu. Penatalaksanaan dislipidemia meliputi perubahan gaya hidup sehat dan peng
Kolesterol ada dua jenis, LDL yang berbahaya dan HDL yang baik. Kolesterol tinggi terutama LDL dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Faktor penyebabnya antara lain usia, genetik, pola makan tidak sehat, merokok, dan kurang berolahraga. Gejalanya kadang tidak dirasakan, tetapi dapat muncul sakit kepala dan pegal. Penanganannya dengan mengetahui kad
Ny Rusni dirawat di rumah sakit karena DM, hipertensi, dislipidemia, dan asidosis metabolik. Terapi yang dianjurkan adalah insulin, ACE inhibitor, statin, dan natrium bikarbonat untuk mengendalikan kondisinya.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya mengecek kadar kolesterol secara berkala untuk mengetahui risiko penyakit jantung. Pemeriksaan kolesterol sebaiknya dilakukan di laboratorium karena hasilnya lebih akurat daripada alat ukur sendiri. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan empat komponen kolesterol yaitu total, HDL, LDL, dan trigliserida beserta kisaran normalnya untuk menentukan tindakan selanjut
Pria berusia 44 tahun mengalami obesitas tingkat 2 dengan IMT 30,46 kg/m2, dislipidemia, hipertensi, dan hiperurisemia. Ia mungkin menderita sindrom metabolik yang ditandai oleh obesitas sentral, resistensi insulin, dan gangguan lipoprotein. Penatalaksanaan mungkin meliputi edukasi gizi, olahraga teratur, dan pengobatan.
Teks tersebut membahas tentang kolesterol dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Ada dua jenis kolesterol yaitu HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol jahat) yang berperan dalam terjadinya aterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh asupan makanan berlemak, merokok, dan gaya hidup tidak sehat. Pencegahannya meliputi pola makan seimbang dan mengurangi asupan lemak.
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaseruna18
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kolesterol, jenis-jenis kolesterol seperti LDL, HDL dan trigliserida, pengaruh kolesterol tinggi terhadap pembuluh darah, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol, gejala kolesterol tinggi, dan cara pencegahannya.
Dokumen ini membahas tentang LDL (Low Density Lipoprotein) yang berfungsi mengangkut kolesterol ke sel tubuh. Kadar LDL yang optimal adalah 70-100 mg/dl, namun jika berisiko penyakit jantung harus 50-70 mg/dl. LDL tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyumbatan pembuluh darah yang berisiko serangan jantung dan stroke. Untuk mencegah LDL tinggi perlu makan serat tinggi, hindari lemak jenuh, konsumsi minyak tidak jenu
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan dislipidemia yang meliputi faktor risiko seperti umur, riwayat keluarga, merokok, hipertensi, kadar HDL rendah, kategori risiko, therapeutic lifestyle changes seperti diet rendah lemak dan karbohidrat tinggi, manajemen berat badan, aktivitas fisik, serta terapi farmakologis jika terapi non-farmakologis tidak membaik selama 3-6 bulan.
Sindrom metabolik adalah kelompok gejala yang terdiri dari obesitas sentral, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Sindrom ini merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes. Tatalaksananya meliputi perubahan gaya hidup seperti diet seimbang dan latihan fisik, serta pengobatan farmasi sesuai kondisi pasien.
Dokumen ini membahas diet rendah lemak dan kolesterol untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak darah (dislipidemia). Diet ini mengutamakan konsumsi lemak tidak jenuh, protein, serat, serta sayuran dan buah-buahan segar untuk mencegah penyakit jantung.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
2. Definisi Dislipidemia
Dislipidemia suatu kelainan yang terjadi pada
metabolisme lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun
kekurangan. Keadaan yang mungkin timbul dapat
berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar
low density lipoprotein (LDL), dan kadar trigliserida
serta penurunan dari kadar high density lipoprotein
(HDL) di dalam darah
3. Faktor Resiko
Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
Obesitas
Diet kaya lemak
Kurang melakukan olah raga
Penyalahgunaan alkohol
Merokok sigaret
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Hipotiroidisme
Sirosis
4. Jenis lipoprotein
Kilomikron
Kilomikron membawa makanan ke jaringan lemak dan
otot rangka serta membawa kolesterol kembali ke
hepar.
VLDL
VLDL digunakan untuk mengangkut trigliserida ke
jaringan
5. IDL
IDL merupakan zat perantara sewaktu VLDL
dikatabolisme menjadi IDL.
LDL
Lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70%).
Hidrolisis LDL menghasilkan kolesterol bebas yang
berfungsi untuk sintesis sel membran dan hormone
steroid.
6. HDL
HDL yang merupakan inverse predictor untuk resiko
penyakit jantung koroner. Kadar HDL menurun pada
kegemukan, perokok, pasien diabetes yang tidak
terkontrol dan pemakai kombinasi estrogen-progestin.
HDL memiliki efek protektif yaitu mengangkut kolesterol
dari perifer untuk di metabolisme di hepar
Lipoprotein (a)
Terdiri atas partikel LDL dan apoprotein sekunder selain
apoB-100. Lipoprotein jenis ini menghambat fibrinolisis
atau bersifat aterogenik.
10. Klasifikasi Patogenik
1. Primer Dislipidmia primer memiliki penyebab
yang tidak jelas. Contoh dari dislipidemia primer
adalah hiperkolesterolemia poligenik,
hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia kombinasi
familial, dan lain-lain.
2. Sekunder Dislipidemia sekunder memiliki
penyakit dasar seperti sindroma nefrotik, diabetes
melitus, hipotiroidisme.
11. Gejala Klinis
Kebanyakan pasien adalah asimptomatik selama
bertahun-tahun sebelum penyakit jelas secara klinis.
Gejala-gejala yang bisa tampak diantaranya
berkeringat, jantung berdebar, nafas pendek dan
cemas.
12. Diagnosis
Pada anamnesis biasanya didapatkan faktor resiko
seperti kegemukan, diabetes mellitus, konsumsi tinggi
lemak, merokok dan faktor resiko lainnya.
Pada pemeriksaan fisik sukar ditemukan kelainan
yang spesifik kecuali jika didapatkan riwayat penyakit
yang menjadi faktor resiko dislipidemia.
Kelainan mungkin didapatkan bila sudah terjadi
komplikasi lebih lanjut seperti penyakit jantung
koroner.
13. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan
trigliserid
Kadar LDL dapat dilakukan secara langsung atau
menggunakan rumus Friedewaid jika didapatkan kadar
trigliserida < 400mg/d
14. Penatalaksanaan
Dimulai dengan melakukan penilaian jumlah faktor resiko
koroner pada pasien untuk menentukan kolesterol-LDL yang
harus dicapai.
Faktor Resiko (Selain Kolesterol LDL) yang Menentukan Sasaran
Kolesterol LDL yang Ingin Dicapai
Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.
Riwayat keluarga PAK (Penyakit Arteri Koroner) dini yaitu ayah usia <
55 tahun dan ibu < 65 tahun.
Kebiasaan merokok
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat
atihipertensi)
Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol HDL
≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor resiko
19. Penatalaksanaan secara
umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah :
modifikasi diet, latihan jasmani serta pengelolaan
berat badan. terapi diet memiliki tujuan untuk
menurunkan resiko PKV dengan mengurangi asupan
lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan
kesimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi.
20. Tatalaksana farmakologis
Pengobatan farmakologi dilakukan bila terjadi kegagalan
dengan pengobatan non-farmakologis.
Obat lini pertama yang danjurkan oleh NCEP-ATP III adalah
HMG-CoA reductase inhibitor
kadar trigliserid >400mg/dl pengobatan dimulai dengan
golongan asam fibrat untuk menurunkan trigliserid.
namun kadar kolesterol LDL belum mencapai sasaran maka
HMG-CoA reductase inhibitor akan dikombinasikan dengan
asam fibrat.
21. Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu. Bila
target sudah tercapai, pemantauan dilanjutakan setiap
4-6 bulan.
Bila setelah 6 minggu terapi target belum tercapai,
intensifkan/naikkan dosis statin atau kombinasi
dengan yang lain.
27. Komplikasi - Aterosklerosis
Aterosklerosis (atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk
penyakit-penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal
dan kurang lentur.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau
kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat
mencukupi kebutuhan akan oksigen. Tetapi jika penyumbatan
terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan
menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara
mendadak.
28. DIAGNOSIS ATEROSKLEROSIS
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis
aterosklerosis:
ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di
pergelangan kaki dan lengan
Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
Skening ultrasonik Duplex
CT scan di daerah yang terkena
Arteriografi resonansi magnetik
Arteriografi di daerah yang terkena
IVUS (intravascular ultrasound)
Tatalaksana:
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam
nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin), Aspirin, ticlopidine dan
clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko
terbentuknya bekuan darah.