SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
PEMBANGUNAN MELALUI DESENTRALISASI




                        Disusun Oleh:

      1. Ady Setiawan                   (111714043)

      2. Sri Yulianti                   (111714013)

      3. Dhianita Retnaningtyas         (111714009)

      4. Rizki Ayu Pramita              (111714017)



                           Kelas :

                         MP A 2011

                           Dosen:

              DR. Erny Roesminingsih, M.Si



              Universitas Negeri Surabaya

                Fakultas Ilmu Pendidikan

         Program Studi Manajemen Pendidikan

                         Tahun 2011

                              0
KATA PENGANTAR



       Salam ketawadluan hanya diperuntukkan pada Allah SWT. Betapa tanpa
petunjuk dan perawatannya atas kita semua, niscaya tak kan pernah ada kehidupan,
kedamaian, dan seluruh efek hidup yang ditimbulkan oleh perilaku manusia. Perlu
disadari bahwa barang siapa yanng telah dianugerahi petunjuk oleh-Nya, maka sekali-
kali tak akan pernah ada yang bisa mencegahnya dan membuangnya dalam jurang
kenistaan. Begitu pula sebaliknya, siapa orang yang memang dipatenkan oleh-Nya
dalam kegelapan dan kekhufuran, maka tak akan ada yanng mampu tuk memasukkan
benih-benih petunjuk kebenaran dalam jiwanya kecuali hanya kehendak-Nya.

       Menyadari hal tersebut, buah karya makalah yang juga merupakan bagian
petunjuk dan tuntunan-Nya yang mengarahkan kami untuk andil menuangkan fikiran
mengenai kondisi Sistem Desentralisasi negara kita ini, juga tak kan pernah luput dari
bimbingan-Nya. Maka, tanpa pemaksaan dan interfensi pihak manapun kami
mengungkapkan ucapan syukur yang tak terhingga pada-Nya atas izin waktu dan
kemampuan yang diberikan untuk menyusun makalah ini sebagai penyempurnaan
tugas mata kuliah Kapita Selekta semester gasal tahun 2011 ini.

       Harapan besar tertuang pada makalah ini agar dapat dijadikan sarana sekaligus
washilah bagi pembaca sekalian untuk menambah khasanah keilmuan tentang ilmu
politik yang konsentrasi pada masalah desentralisasi pemerintahan. Mengingat bab
yang akan kami angkat pada kesempatan ini bertemakan “Pembangunan Melalui
Desentralisasi”.

       Terakhir, dengan senang hati kami sisipkan pemberitahuan bahwa pintu
koreksi dan saran tak akan pernah tertutup untuk seluruh responden sebelum
tercapainya penyempurnaan yang perfect guna penyusanan makalah selanjutnya.

Semoga bermanfa’at.

                                                       Surabaya, 29 November 2011




                                                       Tim Penyusun

                                          1
DAFTAR ISI



Kata Pengantar....…………………………………………………………………….. 1

Daftar Isi....…………..……………………………………………………………….. 2

Bab I. Pendahulan

Latar Belakang....…………………………………………………………………….. 3

Bab II. Pembahasan

   A. Analisis Hasil Desentralisasi....………………………...…………………….. 4

   B. Berbagai Ruang Lingkup Prioritas Dari Peneympurnaan Administrasi…….. 7

   C. Training Yang Berorientasi pada Praktek…………......…………………….. 8

Bab III. Penutup

Kesimpulan...…………………………………………………………..…………..... 10
Daftar Pustaka……………..…………………………………………..…………..... 11




                                      2
BAB I

                                PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

   Sebagai warga Negara yang baik tentunya bukan saja dinilai dari perjuangan
untuk menjalankan kewajiban saja. Penyeimbangan antara kewajiban dan hak warga
Negara pun dapat dijadikan cermin keberhasilan akan koherensi hubungan antara
pihak pemerintah dan warga sipil. Salah satu hak yang telah, sedang dan akan terus
diperjuangkan yakni mengenai kepemimpinan yang menganut system desentralisasi,
karena dianggap lebih gesit dalam mendengar dan menyelesaikan aspirasi rakyat
bawah. System yang telah berjalan selama beberapa tahun silam ini dinilai masih
terus perlu perbaikan dan penyempurnaan sesuai kebutuhan dan tuntutan warga, baik
penyempurnaan yang dilakukan dalam bentuk perundang-undangan maupun prakter
lapangan langsung, sekalipun memang praktek tersebut selalu harus berdasar pada
undang-undang yang berlaku.

   Hingga saat ini, pembangunan demi pembangunan terus digalakkan sesuai dengan
potensi daerah masing-masing. Potensi SDM maupun SDA yang terdapat di daerah
tersebut. karena dalam konteks undang-undang secara tersirat mendelegasikan seluruh
pimpinan daerah maupun kabupaten untuk terus berpacu dalam kemajuan daerah
masing-masing yang dipimpinnya. Sementara itu, dalam proses desentralisasi ini
ditemukan berbagai macam kemelut permasalahan yang berpicu pada pengamalan
undang-undang tersebut dan penyelewengan yang dilakukan berbagai pihak. Padahal
jika ditinjau pada isi undang-undang secara tersurat sudah cukup sempurna dalam
penyusanan dan rencana yang ditargetkan. Hal ini yang mendasari kami untuk
mengulas balik dan membedah tuntas mengenai proses pembangunan yang
dijadwalkan menggunakan jalur desentralisasi menyeluruh ini. Dimana di dalamnya
akan kita kupas mengenai hasil pencapaian system desentralisasi hingga detik ini dan
penyempurnaan administrasi yang telah dilakukan. Tanpa melupakan pembahasan
mengenai prakter desentralisai dan training-training yang dilakukan untuk memacu
pelaksanaan desentralisasi yang semakin membaik pada masa akan datang.


                                         3
BAB II

                                   PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Desentralisasi

   1. Pencapaian Desentralisasi

       Desentralisasi tidaklah mungkin dianut oleh pemerintahan kita, bila tidak
   dinilai dengan pertimbangan asumsi bahwa manfa’at yang ditimbulkan akan jauh
   lebih baik dari pada negatifnya. Bahkan, bisa dikatakan hampir tidak memiliki
   celah bila kita mengingat letak geografis Negara kita yang terdiri dari berjuta-juta
   kepulauan. Maka tepat jika desentralisasi ini dilancarkan mengingat rumitnya
   pengurusan pemerintahan jika dilakukan secara terpusat, dan hasil akhir pun akan
   memastikan Negara tidak akan tetap eksis bersatu-padu hingga saat ini.

       Pencanangan hasil yang begitu sempurna tersebut ternyata tidak sedetail apa
   yang telah di angan-angankan dahulu ketika penyusunan desentralisasi ini.
   Permasalahan demi permasalahan terus menerjang untuk menggagalkan
   keberhasilan pemerintahan. Bukanlah permasalah eksternal belaka yang kami
   maksudkan, melainkan permasalahan intern yang berkecamuk dalam masing-
   masing subjek pemegang amanat dari desentralisasi ini sendiri penyebabnya.
   Target yang diinginkan haruslah melalui perjalanan panjang yang dikelilingi
   energi daya juang yang tinggi, kejujuran, antusias dan segala power subjeknya
   dalam mengusahaan tercapainya target yang diharapkan. Namun sayangnya,
   bukan hanya      ketidaksempurnaan hasil      yang disebabkan karena         belum
   sempurnanya usaha yang sesungguhnya, akan tetapi ketidaksempurnaan hasil
   yang disesabkan karena ketidakadanya usaha dari tekad yang kuat untuk
   merealisasikan desentrasi tersebut yang lebih dominan menjadi penyebabnya.
   sehingga berbuah pada prakter kerja yang tidak dilandasi rasa pengorbanan dan
   perjuangan untuk masyarakat umum. Melihat sebab demikian, maka disimpulkan
   sesuai fakta bahwa hasil desentralisasi hingga saat ini masih mengecewakan.

       Selain sebab umum di atas, tokoh-tokoh politik Negara menilai bahwa
   kekecewaan hasil desentralisasi ini juga disebabkan oleh:



                                          4
1. Tujuan yang terlalu terbatas,
2. Pelaksanaanya tidak efisien disebabkan oleh permasalah di atas yang telah kita
       uraikan.
3. Dampak pembangunan pedesaan memiliki jangkauan yang tidak cukup jauh.
       Karena salah satu tujuan utama desentralisasi adalah perataan pembangunan,
       hal ini pastilah menggambarkan sekilas pada mind set kita bahwa sasaran
       desentralisasi lebih dominan pada wilayah pedesaan. Sehingga tidak salah jika
       salah satu criteria keberhasilan pun dilihat dari tingkat perkembangan wilayah
       desa secara umum.
4. Penataan kembali distribusi wewenang manfaatnya hanya terbatas bagi para
       elite setempat atau perwakilan kementerian saja.
5. Pentargetan yang tidak sesuai lapangan, hal ini dilihat pada sisi pelaksanaan
       desentralisasi yang awalnya diharapkan dapat menyelesaikan permasalah
       daerah secara tuntas dalam kurun waktu sekaligus satu waktu tanpa campur
       tangan pihak lain, ternyata belum membuahkan hasil.


       Melihat kondisi demikian, fakta hasil desentralisasi juga banyak memilki
berbagai kekurangan dan ketimpangan. Kekurangan dalam bentuk kemacetan
proses pemerintahan, pelayanan dan pengabdian pemerintah pada masyarakatnya.
Kita boleh mengatakan bahwa Pemerintah pusat menjadi sumber kemacetan ini
bilamana          memang dalam prakteknya pemerintah pusat dinilai sebagai
penanggung jawab utama atas pemberian keputusan mengenai pemberian
pelayanan masyarakat. Sebagai contoh, jika terjadi kemacetan lalu lintas yang
disebabkan karena ketidaksesuaian keputusan pihak kepolisian lalu lintas sebagai
penanggung jawab lancarnya lalu lintas, maka boleh diklaim bahwa pihak yang
menjadi sumber kemacetan adal pihak penanggungjawab karena kekurangtepatan
keputusan yang dijatuhkan. Begitu pula dengan ilmu politik tentang desentralisasi
ini.

       Mengetahui konsekuensi dari pihak penanggungjawab di atas, pihak penyusun
desentralisasi pun tidak mau dijadikan kambing hitam jika terjadi kegagalan.
Salah satu jalan yang dilalui, mereka menawarkan beberapa solusi yang terdapat
dalam maksud atau tujuan diadakannya desentralisasi tersebut, diantaranya:



                                          5
1. Memperlancar      administrasi    pemerintah    pusat     yang beroientasi   pada
    penyelesaian masalah daerah.
2. Menyadarkan Negara akan kebutuhan rakyatnya
3. Penggalian pendapat warga dan penampungan kebutuhan warga


    Tidak dapat dipungkiri, memang disetiap Negara memiliki permasalahan
kompleks yang tidak mungkin dapat dihindari lagi. Terlebih Negara kita yang
begitu kompleks kepulauannya, tentulah pasti akan memiliki permasalahan yang
jauh lebih kompleks dari Negara lain yang lebih sempit dari segi geografis. Bukan
timbulnya permasalahan yang kita soroti, namun sejauh mana kesiapan dan
kemampuan antisipasi kita jika menghadapi permasahan tersebut. Beberapa
permasalahan yang sering muncul diantaranya:

1. Tidak cukupnya dukungan pemerintah pusat
2. Masalah politik dan organisasi pemerintahan
3. Sifat sentralistis yang ditunjukan pejabat/elit politik
4. Desentralisasi dilakukan dengan setengah-setengah
5. Dll.

    Demikian berbagai problematika yang mungkin muncul. Rasanya mulai awal
pembahasan penyusun tidak sepihak dengan pemerintah, dilihat dari kritik yang
selalu diluncurkan atas segala kekurangan system desentralisasi. Tapi, sebenarnya
pandangan tersebut tidaklah sesuai. Segala kritik di atas hanyalah untuk memacu
pemerintah agar selalu introspeksi diri untuk memperbaiki kinerja selama ini.
Selain kekurangan di atas, sekalipun banyak ketimpangan-ketimpangan namun
secara umum dapat pula dikatakan desentralisasi sudah cukup berhasil. Ditinjau
dari persyaratan administrasi yang telah banyak dituntaskan sesuai dengan
undang-undang yang dipanuti. Administrasi real bukanlah bermakna segala
administrasi dan proses-proses yang dilalui subjeknnya untuk memenuhi
pelaksanaan system desentralisasi tersebut. Disinilah titik kelemahan dari system
yang sedang dianut oleh pemerintahan kita, yakni terletak pada proses pencapaian
hasil akhir.

    Sebagai penutup pembahasan sub bab ini, tidak ada salahnya jika penyusun
menuliskan beberapa penawaran solusi yang dapat dilakukan, antara lain:

                                        6
1. Peningkatan kualitas pegawai dan motivasi kerja
   2. Meghilangkan pembatasan sektor pemerintahan
   3. Menata kembali peraturan yang tidak perlu diatur
   4. Mengurangi aparat pegawai karena secara umum jumlah aparat telah melebihi
      kapasitas. Khususnnya di wilayah perkotaan.
   5. Menambahkan perangsang pencapaian tujuan sosial ekonomi


B. Berbagai Ruang Lingkup Prioritas dari Penyempurnaan Administrasi

   Istilah desentralisasi mengandung suatu prosedur dengan tiga muka:

   1. Alih kewenangan dalam pengambilan keputusan kepada pejabat yang lain,
      misalnya badan-badan pemerintahan di tingkat daerah (disebut pula sebagai
      dekonsentrasi)
   2. Alih kewenangan pengambilan keputusan kepada lembaga-lembaga otonom
      seperti lembaga daerah (dikenal sebagai devolusi)
   3. Alih   kewenangan        kepada   lembaga-lembaga   non   pemerintah    seperti
      koperasi,badan-badan usaha,organisasi pembangunan, dll.(dikenal sebagai
      pendelegasian)

      Desentralisasi dengan sendirinya menuntut lebih banyak pegawai yang cakap.
   Makin banyak administrasi Negara diperlukan dalam kerangka program
   desentralisasi dalam pelaksanaan tugas-tugas baru dan menangani perubaan-
   perubahan structural dalam pelaksanaan fungsi administrasi. Banyak pula
   administrasi ini dilibatkan dalam mengaktifkan perubahan sosial serta dalam
   memungkinkan perubahan tersebut terjadi. Mendesak pula perlunya penyediaan
   advance    untuk    meningkatkan      kemampuan      komunikasi,     berkerjasama,
   menyelesikan berbagai konflik, serta melibatkan diri dalam cara berfikir
   pemikiran yang strategis.

      Dalam beberapa hal, administrasi berorientasi pada hubungan patronage dan
   clientele untuk memenuhi kepentingan langsung dari stafnya. Dilihat dari sumber
   dana yang terbatas, perangsang yang tidak memadai serta ketergantungan yang
   secara politis beranekaragam serta ketergantungan pribadi, maka kemampuan
   pembaharuan-pembaharuan harus ditempatkan pada urutan bawah.


                                           7
Dalam kaitan dengan masalah di atas, penting bagi Negara dunia ketiga
   menonjolkan pentingnya training dan advanced training ke dalam system
   pengelolaan personalia, menyempurnakan hubungan antara riset, training dan
   konsultasi dan pemanfaatan yang lebih baik dari kerjasama internasional dalam
   bidang penyempurnaan administrasi.

      Dalam tiga dasar warsa yang lalu, lembaga-lembaga yang terlibat dalam
   kerjasama pembangunan telah memberikan saham yang cukup banyak terhadap
   pelaksanaan training dan advanced traning dalam pelayanan masyarakat dan
   pendirian sekolah-sekolah yang relevant di negara-negara berkembang.



C. Training yang Berorientasi Kepada Praktek

      Di berbagai Negara, training menyeluruh diberikan kepada pegawai
   administrasi pada eselon teratas. Namun biasanya hal ini dilakukan dengan
   mengorbankan perkembangan pegawai- pegawai administrasi tingkat menengah
   dan bawah. Suatu advanced training yang systematis serta berorientasi pada
   praktek yang disesuaikan dengan pengetahuan dan pengalaman dari pejabat
   pemerintah hampir tak pernah diberikan. berdasarkan hal ini, Bank Dunia telah
   menyarankan untuk melakukan langkah-langkah berikut :

   a. System pendidikan dan training harus saling berkaitan secara lebih erat,
   b. Kerjasama internasional dalam penyediaan training dan advanced training
      bagi pegawai muda harus diintensifkan,
   c. Rencana-rencana pengembangan karir harus ditetapkan,
   d. Suatu system perangsang kerja terhadap pelayanan masyarakat harus
      ditetapkan, dan
   e. System informasi pegawai harus ditetapkan.

      Langkah-langkah penyempurnaan administrasi dari cara di atas ini pertama-
   tama harus memfokuskan pada karyawan tingkat menengah yang merupakan
   pelaksanaan sesungguhnya dari pengelolaan proyek-proyek pembangunan (dapat
   dibandingkan dengan golongan eksekutif dalam system pemerintahan federal
   dijerman). Oleh karena itu, dalam program-program penyempurnaan administrasi
   di masa mendatang, prioritas harus diberikan kepada usaha-usaha yang secara

                                         8
eksklusif atau sebagian besar dimaksudkan bagi administrasi perintahan pusat
yang bersangkutan.

   Pada negara-negara berkembang “tonggak-tonggak pembaharuan” harus
digalakkan melalu pengutamaan usaha-usaha penyempurnaan administrasi.
Usaha-usaha harus dimulai pada tingkat politik untuk membina kesiapan bagi
desentralisasi serta melalui pelaksanaan bagi pejabat-pejabat tingkat menengah,
usaha-usaha harus dilakukan pada tingkat advanced training pelaksanaan untuk
meningkatkan kemampuan pelaksanaan para administrator.

   Kepentingannya adalah melatih para ahli yang mempunyai posisi untuk
mengalihkan pengetahuan professional mereka serta ketrampilannya dalam
kerangka kelembagaan dan kebudayaan dari negara sahabat, bukan menekan pada
pengetahuan teknis dan ketrampilan organisasi, untuk memberikan sumbangan
kepada pemantapan dan penyempurnaan “ administrasi pembangunan “.




                                     9
BAB III

                                          PENUTUP

A. Kesimpulan

     Berdasarkan pemaparan hasil bedah tentanng desentralisasi dan aplikasinya di
  atas. Maka dapat disimpulkan bahwa system kepemimpinan desentralisasi yang
  tengah kita anut ini sekarang masing belumlah sempurna. Tergantung dari sisi
  mana kita melihat tingkat keberhasilan yang dicapai. Karena memang dinilai perlu
  memberikan masukan secara terus-menerus yang merupakan hasil pengamatan
  dan pengontrolan continue kepada pihak subjek dari desentralisasi tersebut, dalam
  hal ini pemerintah. Agar mereka tidaklah puas hanya mencapai prestasi sekian
  saja, namun dengan kritik dan saran yang terus terangkat dari suara rakyat
  tersebut, diharapkan mampu mendongkrak semangat pemerintah untuk selallu
  berusaha serving the best for public.

     Selain kesimpulan di atas, dapat pula diambil ibrah bahwa desentralisasi tidak
  akan mencapai klimaks jika hanya digantungkan pada satu pihak saja.
  Pembangunan dengan desentralisasi tak akan mencapai finish, jika salah satu
  pihak berpangku tangan dengan menganggap dirinya bukanlah bagian dari misi
  tersebut. kesemua pihak haruslah bergandengan tangan menguatkan ikat pinggang
  untuk serentak meluncur menuju pemerintahan yang jauh lebih baik dengan
  mennganut asaa kepemimpinan desentralisasi ini. Bila ini telah tercapai, maka
  diperkirakan proses penyempurnaan akan jauh lebih mudah, apalagi mengingat
  garis komando hanya sebatas wilayah kecil, tidak bersifat nasional.

     Terakhir, disimpulkan pula bahwa pihak pemerintah tidak dapat menanti hasil
  desentralisasi dengan menunggu hasil akhir saja. Tanpa mengindahkan proses
  yang harus dilalui. Pemerintah memang seyogyanya harus berani menggali
  berbagai macam inovasi berupa kegiatan kemasyarakatan untuk menggalakkan
  desentralisasi ini. Diharapkan masyarakat umum dapat tergugah untuk bersama
  membangun daerah. Baik melalui proses sosialisasi, prakter lapangan, dsb.



                                          10
DAFTAR PUSTAKA



Syafrudin, Ateng, Prof. Dr. S.H. H., 2006, Kapita Selekta Hakekat Otonomi &
Desentralisasi dalam Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Citra Media

http://id.wikipedia.org/wiki/Desentralisasi

http://www.scribd.com/doc/24937181/Dampak-Desentralisasi-Keuntungan-Dan-
Kerugiannya-Farlian-s-Nugroho

http://desentralisasi.net/

http://www.smeru.or.id/report/field/dampakotdantb/dampakotdantb.pdf

http://www.slideshare.net/DadangSolihin/pengaruh-kebijakan-otonomi-daerah-
implementasi-dan-permasalahannya-terhadap-pembangunan-nasional

http://organisasi.org/definisi_pengertian_sentralisasi_dan_desentralisasi_ilmu_ekono
mi_manajemen




                                              11

More Related Content

What's hot

Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Dadang Solihin
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Researcher Syndicate68
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
Tri Widodo W. UTOMO
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Dadang Solihin
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Indriati Dewi
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
Ihrom Lestari
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika Prawita
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Dadang Solihin
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Oswar Mungkasa
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Jerry Makawimbang
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
olerafif
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
JanuarRobiansyah
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
novii77
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
Handhika YP
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
Arya D Ningrat
 
Nama kelompok 4
Nama kelompok 4Nama kelompok 4
Nama kelompok 4
apotek agam farma
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Sanawiyah29
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
Nama kelompok 4
Nama kelompok 4Nama kelompok 4
Nama kelompok 4
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 

Viewers also liked

DESENTRALISASI
DESENTRALISASIDESENTRALISASI
DESENTRALISASIsischayank
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
adysintang
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)
Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)
Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)Dirman Immangk
 
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
Ermawati Syahrudi
 
Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiSentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiabdul14goni
 
Power point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenPower point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenElsa Agustina
 

Viewers also liked (8)

DESENTRALISASI
DESENTRALISASIDESENTRALISASI
DESENTRALISASI
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Sentralisasi
SentralisasiSentralisasi
Sentralisasi
 
Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)
Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)
Teori pelanggaran harapan (presentasi Dirman)
 
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
 
Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiSentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasi
 
Power point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenPower point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemen
 

Similar to Desentralisasi

Materi 9 good governance dan otonomi daerah
Materi 9 good governance dan otonomi daerahMateri 9 good governance dan otonomi daerah
Materi 9 good governance dan otonomi daerah
firdaanggraeni2
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
adysintang
 
Demokrasi dan ham
Demokrasi dan hamDemokrasi dan ham
Demokrasi dan ham
Mustafa Kamal
 
Manajemen pembangunan
Manajemen pembangunanManajemen pembangunan
Manajemen pembangunan
nnugraha41
 
Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi AsimetrisKajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Krismiyati Tasrin
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...
Hendri Sivilianto
 
4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf
4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf
4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf
National Institute of Public Administration, Republic of Indonesia
 
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasievaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpaRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
eli priyatna laidan
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpaRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
eli priyatna laidan
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpaRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
eli priyatna laidan
 
Moratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalam
Moratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalamMoratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalam
Moratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalamOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docxMakalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
LydiaDanira1
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Zukét Printing
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Zukét Printing
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
eli priyatna laidan
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
eli priyatna laidan
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
indraagus
 
desentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasidesentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasiMohammad Nawawi
 

Similar to Desentralisasi (20)

Materi 9 good governance dan otonomi daerah
Materi 9 good governance dan otonomi daerahMateri 9 good governance dan otonomi daerah
Materi 9 good governance dan otonomi daerah
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Demokrasi dan ham
Demokrasi dan hamDemokrasi dan ham
Demokrasi dan ham
 
Manajemen pembangunan
Manajemen pembangunanManajemen pembangunan
Manajemen pembangunan
 
Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi AsimetrisKajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Executive and Direct...
 
4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf
4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf
4. Policy Brief Inovasi Administrasi Negara (2021).pdf
 
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasievaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpaRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpaRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpaRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
 
Moratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalam
Moratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalamMoratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalam
Moratorium pns sebagai salah satu langkah kebijakan pemerintah dalam
 
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docxMakalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jp
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
desentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasidesentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasi
 

More from adysintang

Presentations tips
Presentations tipsPresentations tips
Presentations tips
adysintang
 
Unesa presentasi
Unesa presentasiUnesa presentasi
Unesa presentasi
adysintang
 
Curiculum vitae radith
Curiculum vitae radithCuriculum vitae radith
Curiculum vitae radith
adysintang
 
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN  3 Surabaya.dochasil observasi SMAN  3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
adysintang
 
Dua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanDua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanadysintang
 
analisis film DMC
analisis film DMCanalisis film DMC
analisis film DMC
adysintang
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologi
adysintang
 
02 okultasi venus
02 okultasi venus02 okultasi venus
02 okultasi venus
adysintang
 
01 metode ilmiah
01 metode ilmiah01 metode ilmiah
01 metode ilmiah
adysintang
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
adysintang
 
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiPerubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
adysintang
 
Merancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaMerancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaadysintang
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
adysintang
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 
Hasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaHasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaadysintang
 
Nikah
NikahNikah
Nikah
adysintang
 
Bioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan AplikasinyaBioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan Aplikasinya
adysintang
 
Hasil observasi SMAN 3 Surabaya
Hasil observasi SMAN 3 SurabayaHasil observasi SMAN 3 Surabaya
Hasil observasi SMAN 3 Surabaya
adysintang
 

More from adysintang (20)

Presentations tips
Presentations tipsPresentations tips
Presentations tips
 
Unesa presentasi
Unesa presentasiUnesa presentasi
Unesa presentasi
 
Curiculum vitae radith
Curiculum vitae radithCuriculum vitae radith
Curiculum vitae radith
 
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN  3 Surabaya.dochasil observasi SMAN  3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
 
Dua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanDua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaan
 
analisis film DMC
analisis film DMCanalisis film DMC
analisis film DMC
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologi
 
02 okultasi venus
02 okultasi venus02 okultasi venus
02 okultasi venus
 
01 metode ilmiah
01 metode ilmiah01 metode ilmiah
01 metode ilmiah
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
 
01 nikah
01 nikah01 nikah
01 nikah
 
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiPerubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
 
Merancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaMerancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesa
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Hasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaHasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabaya
 
Nikah
NikahNikah
Nikah
 
Bioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan AplikasinyaBioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan Aplikasinya
 
Hasil observasi SMAN 3 Surabaya
Hasil observasi SMAN 3 SurabayaHasil observasi SMAN 3 Surabaya
Hasil observasi SMAN 3 Surabaya
 

Desentralisasi

  • 1. MAKALAH PEMBANGUNAN MELALUI DESENTRALISASI Disusun Oleh: 1. Ady Setiawan (111714043) 2. Sri Yulianti (111714013) 3. Dhianita Retnaningtyas (111714009) 4. Rizki Ayu Pramita (111714017) Kelas : MP A 2011 Dosen: DR. Erny Roesminingsih, M.Si Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Tahun 2011 0
  • 2. KATA PENGANTAR Salam ketawadluan hanya diperuntukkan pada Allah SWT. Betapa tanpa petunjuk dan perawatannya atas kita semua, niscaya tak kan pernah ada kehidupan, kedamaian, dan seluruh efek hidup yang ditimbulkan oleh perilaku manusia. Perlu disadari bahwa barang siapa yanng telah dianugerahi petunjuk oleh-Nya, maka sekali- kali tak akan pernah ada yang bisa mencegahnya dan membuangnya dalam jurang kenistaan. Begitu pula sebaliknya, siapa orang yang memang dipatenkan oleh-Nya dalam kegelapan dan kekhufuran, maka tak akan ada yanng mampu tuk memasukkan benih-benih petunjuk kebenaran dalam jiwanya kecuali hanya kehendak-Nya. Menyadari hal tersebut, buah karya makalah yang juga merupakan bagian petunjuk dan tuntunan-Nya yang mengarahkan kami untuk andil menuangkan fikiran mengenai kondisi Sistem Desentralisasi negara kita ini, juga tak kan pernah luput dari bimbingan-Nya. Maka, tanpa pemaksaan dan interfensi pihak manapun kami mengungkapkan ucapan syukur yang tak terhingga pada-Nya atas izin waktu dan kemampuan yang diberikan untuk menyusun makalah ini sebagai penyempurnaan tugas mata kuliah Kapita Selekta semester gasal tahun 2011 ini. Harapan besar tertuang pada makalah ini agar dapat dijadikan sarana sekaligus washilah bagi pembaca sekalian untuk menambah khasanah keilmuan tentang ilmu politik yang konsentrasi pada masalah desentralisasi pemerintahan. Mengingat bab yang akan kami angkat pada kesempatan ini bertemakan “Pembangunan Melalui Desentralisasi”. Terakhir, dengan senang hati kami sisipkan pemberitahuan bahwa pintu koreksi dan saran tak akan pernah tertutup untuk seluruh responden sebelum tercapainya penyempurnaan yang perfect guna penyusanan makalah selanjutnya. Semoga bermanfa’at. Surabaya, 29 November 2011 Tim Penyusun 1
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar....…………………………………………………………………….. 1 Daftar Isi....…………..……………………………………………………………….. 2 Bab I. Pendahulan Latar Belakang....…………………………………………………………………….. 3 Bab II. Pembahasan A. Analisis Hasil Desentralisasi....………………………...…………………….. 4 B. Berbagai Ruang Lingkup Prioritas Dari Peneympurnaan Administrasi…….. 7 C. Training Yang Berorientasi pada Praktek…………......…………………….. 8 Bab III. Penutup Kesimpulan...…………………………………………………………..…………..... 10 Daftar Pustaka……………..…………………………………………..…………..... 11 2
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai warga Negara yang baik tentunya bukan saja dinilai dari perjuangan untuk menjalankan kewajiban saja. Penyeimbangan antara kewajiban dan hak warga Negara pun dapat dijadikan cermin keberhasilan akan koherensi hubungan antara pihak pemerintah dan warga sipil. Salah satu hak yang telah, sedang dan akan terus diperjuangkan yakni mengenai kepemimpinan yang menganut system desentralisasi, karena dianggap lebih gesit dalam mendengar dan menyelesaikan aspirasi rakyat bawah. System yang telah berjalan selama beberapa tahun silam ini dinilai masih terus perlu perbaikan dan penyempurnaan sesuai kebutuhan dan tuntutan warga, baik penyempurnaan yang dilakukan dalam bentuk perundang-undangan maupun prakter lapangan langsung, sekalipun memang praktek tersebut selalu harus berdasar pada undang-undang yang berlaku. Hingga saat ini, pembangunan demi pembangunan terus digalakkan sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Potensi SDM maupun SDA yang terdapat di daerah tersebut. karena dalam konteks undang-undang secara tersirat mendelegasikan seluruh pimpinan daerah maupun kabupaten untuk terus berpacu dalam kemajuan daerah masing-masing yang dipimpinnya. Sementara itu, dalam proses desentralisasi ini ditemukan berbagai macam kemelut permasalahan yang berpicu pada pengamalan undang-undang tersebut dan penyelewengan yang dilakukan berbagai pihak. Padahal jika ditinjau pada isi undang-undang secara tersurat sudah cukup sempurna dalam penyusanan dan rencana yang ditargetkan. Hal ini yang mendasari kami untuk mengulas balik dan membedah tuntas mengenai proses pembangunan yang dijadwalkan menggunakan jalur desentralisasi menyeluruh ini. Dimana di dalamnya akan kita kupas mengenai hasil pencapaian system desentralisasi hingga detik ini dan penyempurnaan administrasi yang telah dilakukan. Tanpa melupakan pembahasan mengenai prakter desentralisai dan training-training yang dilakukan untuk memacu pelaksanaan desentralisasi yang semakin membaik pada masa akan datang. 3
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Desentralisasi 1. Pencapaian Desentralisasi Desentralisasi tidaklah mungkin dianut oleh pemerintahan kita, bila tidak dinilai dengan pertimbangan asumsi bahwa manfa’at yang ditimbulkan akan jauh lebih baik dari pada negatifnya. Bahkan, bisa dikatakan hampir tidak memiliki celah bila kita mengingat letak geografis Negara kita yang terdiri dari berjuta-juta kepulauan. Maka tepat jika desentralisasi ini dilancarkan mengingat rumitnya pengurusan pemerintahan jika dilakukan secara terpusat, dan hasil akhir pun akan memastikan Negara tidak akan tetap eksis bersatu-padu hingga saat ini. Pencanangan hasil yang begitu sempurna tersebut ternyata tidak sedetail apa yang telah di angan-angankan dahulu ketika penyusunan desentralisasi ini. Permasalahan demi permasalahan terus menerjang untuk menggagalkan keberhasilan pemerintahan. Bukanlah permasalah eksternal belaka yang kami maksudkan, melainkan permasalahan intern yang berkecamuk dalam masing- masing subjek pemegang amanat dari desentralisasi ini sendiri penyebabnya. Target yang diinginkan haruslah melalui perjalanan panjang yang dikelilingi energi daya juang yang tinggi, kejujuran, antusias dan segala power subjeknya dalam mengusahaan tercapainya target yang diharapkan. Namun sayangnya, bukan hanya ketidaksempurnaan hasil yang disebabkan karena belum sempurnanya usaha yang sesungguhnya, akan tetapi ketidaksempurnaan hasil yang disesabkan karena ketidakadanya usaha dari tekad yang kuat untuk merealisasikan desentrasi tersebut yang lebih dominan menjadi penyebabnya. sehingga berbuah pada prakter kerja yang tidak dilandasi rasa pengorbanan dan perjuangan untuk masyarakat umum. Melihat sebab demikian, maka disimpulkan sesuai fakta bahwa hasil desentralisasi hingga saat ini masih mengecewakan. Selain sebab umum di atas, tokoh-tokoh politik Negara menilai bahwa kekecewaan hasil desentralisasi ini juga disebabkan oleh: 4
  • 6. 1. Tujuan yang terlalu terbatas, 2. Pelaksanaanya tidak efisien disebabkan oleh permasalah di atas yang telah kita uraikan. 3. Dampak pembangunan pedesaan memiliki jangkauan yang tidak cukup jauh. Karena salah satu tujuan utama desentralisasi adalah perataan pembangunan, hal ini pastilah menggambarkan sekilas pada mind set kita bahwa sasaran desentralisasi lebih dominan pada wilayah pedesaan. Sehingga tidak salah jika salah satu criteria keberhasilan pun dilihat dari tingkat perkembangan wilayah desa secara umum. 4. Penataan kembali distribusi wewenang manfaatnya hanya terbatas bagi para elite setempat atau perwakilan kementerian saja. 5. Pentargetan yang tidak sesuai lapangan, hal ini dilihat pada sisi pelaksanaan desentralisasi yang awalnya diharapkan dapat menyelesaikan permasalah daerah secara tuntas dalam kurun waktu sekaligus satu waktu tanpa campur tangan pihak lain, ternyata belum membuahkan hasil. Melihat kondisi demikian, fakta hasil desentralisasi juga banyak memilki berbagai kekurangan dan ketimpangan. Kekurangan dalam bentuk kemacetan proses pemerintahan, pelayanan dan pengabdian pemerintah pada masyarakatnya. Kita boleh mengatakan bahwa Pemerintah pusat menjadi sumber kemacetan ini bilamana memang dalam prakteknya pemerintah pusat dinilai sebagai penanggung jawab utama atas pemberian keputusan mengenai pemberian pelayanan masyarakat. Sebagai contoh, jika terjadi kemacetan lalu lintas yang disebabkan karena ketidaksesuaian keputusan pihak kepolisian lalu lintas sebagai penanggung jawab lancarnya lalu lintas, maka boleh diklaim bahwa pihak yang menjadi sumber kemacetan adal pihak penanggungjawab karena kekurangtepatan keputusan yang dijatuhkan. Begitu pula dengan ilmu politik tentang desentralisasi ini. Mengetahui konsekuensi dari pihak penanggungjawab di atas, pihak penyusun desentralisasi pun tidak mau dijadikan kambing hitam jika terjadi kegagalan. Salah satu jalan yang dilalui, mereka menawarkan beberapa solusi yang terdapat dalam maksud atau tujuan diadakannya desentralisasi tersebut, diantaranya: 5
  • 7. 1. Memperlancar administrasi pemerintah pusat yang beroientasi pada penyelesaian masalah daerah. 2. Menyadarkan Negara akan kebutuhan rakyatnya 3. Penggalian pendapat warga dan penampungan kebutuhan warga Tidak dapat dipungkiri, memang disetiap Negara memiliki permasalahan kompleks yang tidak mungkin dapat dihindari lagi. Terlebih Negara kita yang begitu kompleks kepulauannya, tentulah pasti akan memiliki permasalahan yang jauh lebih kompleks dari Negara lain yang lebih sempit dari segi geografis. Bukan timbulnya permasalahan yang kita soroti, namun sejauh mana kesiapan dan kemampuan antisipasi kita jika menghadapi permasahan tersebut. Beberapa permasalahan yang sering muncul diantaranya: 1. Tidak cukupnya dukungan pemerintah pusat 2. Masalah politik dan organisasi pemerintahan 3. Sifat sentralistis yang ditunjukan pejabat/elit politik 4. Desentralisasi dilakukan dengan setengah-setengah 5. Dll. Demikian berbagai problematika yang mungkin muncul. Rasanya mulai awal pembahasan penyusun tidak sepihak dengan pemerintah, dilihat dari kritik yang selalu diluncurkan atas segala kekurangan system desentralisasi. Tapi, sebenarnya pandangan tersebut tidaklah sesuai. Segala kritik di atas hanyalah untuk memacu pemerintah agar selalu introspeksi diri untuk memperbaiki kinerja selama ini. Selain kekurangan di atas, sekalipun banyak ketimpangan-ketimpangan namun secara umum dapat pula dikatakan desentralisasi sudah cukup berhasil. Ditinjau dari persyaratan administrasi yang telah banyak dituntaskan sesuai dengan undang-undang yang dipanuti. Administrasi real bukanlah bermakna segala administrasi dan proses-proses yang dilalui subjeknnya untuk memenuhi pelaksanaan system desentralisasi tersebut. Disinilah titik kelemahan dari system yang sedang dianut oleh pemerintahan kita, yakni terletak pada proses pencapaian hasil akhir. Sebagai penutup pembahasan sub bab ini, tidak ada salahnya jika penyusun menuliskan beberapa penawaran solusi yang dapat dilakukan, antara lain: 6
  • 8. 1. Peningkatan kualitas pegawai dan motivasi kerja 2. Meghilangkan pembatasan sektor pemerintahan 3. Menata kembali peraturan yang tidak perlu diatur 4. Mengurangi aparat pegawai karena secara umum jumlah aparat telah melebihi kapasitas. Khususnnya di wilayah perkotaan. 5. Menambahkan perangsang pencapaian tujuan sosial ekonomi B. Berbagai Ruang Lingkup Prioritas dari Penyempurnaan Administrasi Istilah desentralisasi mengandung suatu prosedur dengan tiga muka: 1. Alih kewenangan dalam pengambilan keputusan kepada pejabat yang lain, misalnya badan-badan pemerintahan di tingkat daerah (disebut pula sebagai dekonsentrasi) 2. Alih kewenangan pengambilan keputusan kepada lembaga-lembaga otonom seperti lembaga daerah (dikenal sebagai devolusi) 3. Alih kewenangan kepada lembaga-lembaga non pemerintah seperti koperasi,badan-badan usaha,organisasi pembangunan, dll.(dikenal sebagai pendelegasian) Desentralisasi dengan sendirinya menuntut lebih banyak pegawai yang cakap. Makin banyak administrasi Negara diperlukan dalam kerangka program desentralisasi dalam pelaksanaan tugas-tugas baru dan menangani perubaan- perubahan structural dalam pelaksanaan fungsi administrasi. Banyak pula administrasi ini dilibatkan dalam mengaktifkan perubahan sosial serta dalam memungkinkan perubahan tersebut terjadi. Mendesak pula perlunya penyediaan advance untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, berkerjasama, menyelesikan berbagai konflik, serta melibatkan diri dalam cara berfikir pemikiran yang strategis. Dalam beberapa hal, administrasi berorientasi pada hubungan patronage dan clientele untuk memenuhi kepentingan langsung dari stafnya. Dilihat dari sumber dana yang terbatas, perangsang yang tidak memadai serta ketergantungan yang secara politis beranekaragam serta ketergantungan pribadi, maka kemampuan pembaharuan-pembaharuan harus ditempatkan pada urutan bawah. 7
  • 9. Dalam kaitan dengan masalah di atas, penting bagi Negara dunia ketiga menonjolkan pentingnya training dan advanced training ke dalam system pengelolaan personalia, menyempurnakan hubungan antara riset, training dan konsultasi dan pemanfaatan yang lebih baik dari kerjasama internasional dalam bidang penyempurnaan administrasi. Dalam tiga dasar warsa yang lalu, lembaga-lembaga yang terlibat dalam kerjasama pembangunan telah memberikan saham yang cukup banyak terhadap pelaksanaan training dan advanced traning dalam pelayanan masyarakat dan pendirian sekolah-sekolah yang relevant di negara-negara berkembang. C. Training yang Berorientasi Kepada Praktek Di berbagai Negara, training menyeluruh diberikan kepada pegawai administrasi pada eselon teratas. Namun biasanya hal ini dilakukan dengan mengorbankan perkembangan pegawai- pegawai administrasi tingkat menengah dan bawah. Suatu advanced training yang systematis serta berorientasi pada praktek yang disesuaikan dengan pengetahuan dan pengalaman dari pejabat pemerintah hampir tak pernah diberikan. berdasarkan hal ini, Bank Dunia telah menyarankan untuk melakukan langkah-langkah berikut : a. System pendidikan dan training harus saling berkaitan secara lebih erat, b. Kerjasama internasional dalam penyediaan training dan advanced training bagi pegawai muda harus diintensifkan, c. Rencana-rencana pengembangan karir harus ditetapkan, d. Suatu system perangsang kerja terhadap pelayanan masyarakat harus ditetapkan, dan e. System informasi pegawai harus ditetapkan. Langkah-langkah penyempurnaan administrasi dari cara di atas ini pertama- tama harus memfokuskan pada karyawan tingkat menengah yang merupakan pelaksanaan sesungguhnya dari pengelolaan proyek-proyek pembangunan (dapat dibandingkan dengan golongan eksekutif dalam system pemerintahan federal dijerman). Oleh karena itu, dalam program-program penyempurnaan administrasi di masa mendatang, prioritas harus diberikan kepada usaha-usaha yang secara 8
  • 10. eksklusif atau sebagian besar dimaksudkan bagi administrasi perintahan pusat yang bersangkutan. Pada negara-negara berkembang “tonggak-tonggak pembaharuan” harus digalakkan melalu pengutamaan usaha-usaha penyempurnaan administrasi. Usaha-usaha harus dimulai pada tingkat politik untuk membina kesiapan bagi desentralisasi serta melalui pelaksanaan bagi pejabat-pejabat tingkat menengah, usaha-usaha harus dilakukan pada tingkat advanced training pelaksanaan untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan para administrator. Kepentingannya adalah melatih para ahli yang mempunyai posisi untuk mengalihkan pengetahuan professional mereka serta ketrampilannya dalam kerangka kelembagaan dan kebudayaan dari negara sahabat, bukan menekan pada pengetahuan teknis dan ketrampilan organisasi, untuk memberikan sumbangan kepada pemantapan dan penyempurnaan “ administrasi pembangunan “. 9
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan hasil bedah tentanng desentralisasi dan aplikasinya di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa system kepemimpinan desentralisasi yang tengah kita anut ini sekarang masing belumlah sempurna. Tergantung dari sisi mana kita melihat tingkat keberhasilan yang dicapai. Karena memang dinilai perlu memberikan masukan secara terus-menerus yang merupakan hasil pengamatan dan pengontrolan continue kepada pihak subjek dari desentralisasi tersebut, dalam hal ini pemerintah. Agar mereka tidaklah puas hanya mencapai prestasi sekian saja, namun dengan kritik dan saran yang terus terangkat dari suara rakyat tersebut, diharapkan mampu mendongkrak semangat pemerintah untuk selallu berusaha serving the best for public. Selain kesimpulan di atas, dapat pula diambil ibrah bahwa desentralisasi tidak akan mencapai klimaks jika hanya digantungkan pada satu pihak saja. Pembangunan dengan desentralisasi tak akan mencapai finish, jika salah satu pihak berpangku tangan dengan menganggap dirinya bukanlah bagian dari misi tersebut. kesemua pihak haruslah bergandengan tangan menguatkan ikat pinggang untuk serentak meluncur menuju pemerintahan yang jauh lebih baik dengan mennganut asaa kepemimpinan desentralisasi ini. Bila ini telah tercapai, maka diperkirakan proses penyempurnaan akan jauh lebih mudah, apalagi mengingat garis komando hanya sebatas wilayah kecil, tidak bersifat nasional. Terakhir, disimpulkan pula bahwa pihak pemerintah tidak dapat menanti hasil desentralisasi dengan menunggu hasil akhir saja. Tanpa mengindahkan proses yang harus dilalui. Pemerintah memang seyogyanya harus berani menggali berbagai macam inovasi berupa kegiatan kemasyarakatan untuk menggalakkan desentralisasi ini. Diharapkan masyarakat umum dapat tergugah untuk bersama membangun daerah. Baik melalui proses sosialisasi, prakter lapangan, dsb. 10
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Syafrudin, Ateng, Prof. Dr. S.H. H., 2006, Kapita Selekta Hakekat Otonomi & Desentralisasi dalam Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Citra Media http://id.wikipedia.org/wiki/Desentralisasi http://www.scribd.com/doc/24937181/Dampak-Desentralisasi-Keuntungan-Dan- Kerugiannya-Farlian-s-Nugroho http://desentralisasi.net/ http://www.smeru.or.id/report/field/dampakotdantb/dampakotdantb.pdf http://www.slideshare.net/DadangSolihin/pengaruh-kebijakan-otonomi-daerah- implementasi-dan-permasalahannya-terhadap-pembangunan-nasional http://organisasi.org/definisi_pengertian_sentralisasi_dan_desentralisasi_ilmu_ekono mi_manajemen 11