Dokumen tersebut membahas tentang analisis dan proses kebijakan publik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang empat tahapan utama dalam proses kebijakan publik yaitu identifikasi masalah, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan.
2. ANALISIS DAN PROSES KEBIJAKAN
1. Analisis determinasi
Kebijakan: Cara pembuatan
kebijakan: Mengapa, Kapan:
untuk siapa kebijakan itu
dibuat
2. Analisis Isi Kebijakan:
Deskripsi tentang kebijakan
tertentu bagaimana
perkembangan dalam
hubungan dengan kebijakan
sebelumnya
3. Monitoring dan Evaluasi
Kebijakan: Advokasi dan
Infprmasi untuk kebijakan
4. Informasi Untuk
Kebijaka
5. Advokasi Kebijakan
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
Analisis
Kebijakan
Analisis untuk
Kebijakan
Diadabtasi dari Gordon, et.al (1977)
4. PARADIGMA PENELITIAN (1)
Positivisme:
1. Realita eksis dan diatur oleh hokum sebab akibat yang bisa diketahui
2. Penelitian bisa bebas nilai (free of value)
3. Hiporesis dapat diuji secara empiris
Post-Positivisme:
1. Realita eksis, tetapi tidak bisa dipahami atau dijelaskan secara menyeluruh
(ada multisiplitas sebab akibat)
2. Obyektivitas adalah sesuatu yang ideal, tetapi membutuhkan komunitas yang
kritis
3. Post Positivisme merupakan kritik terhadap ekperimentalisme, dan
menekankan pada pendekatan,teori dan penemuan yang besifat kuantitatif
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
5. PARADIGMA PENELITIAN (2)
Teori Kritis:
1. Realita eksis tetapi tidak bisa dipahami atau dijelaskan secara menyeluruh. Ada
multisiplisitas sebab akibat
2. Nilai memediasi penelitian
3. Teori kritis mengajukan usul eliminasi kesadaran semu dan menfasilitasi
transformaasi dan partisipasi itu.
Konstruktivisme:
1. Realita eksis, sebagai konstruk mental dan relative terhadap siapa yang
menganutnya.
2. Pengetahuan Pihak yang mengetahui adalah bagian dari entitas subyektif yang
sama. Temuan adalah hasil dari interaksi keduanya.
3. Konstruktiviame: mengidentifikasi, membandingkan dan mendiskripsikan
berbagai konstruksi yang eksis (Hermeneutikal dan dialektikal).
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
8. Indicators for Policy Action
1) Rhetorical attention (attention given to specific programs and agencies) [i.e.
paragraph/page counts of testimony presented by agency personnel at hearings,
agency reports, administrators’ speeches, etc.]
2) Planning actions [number of formal plans announced by agency]
3) Acquisitive Actions [number of authorization statutes & amendments enacted; #
of executive orders, department delegations, amount of appropriations, new
personnel granted, acquisition of physical resources]
4) Implementing actions [ disbursal of resources: expenditures, grants, loans,
personnel assigned; directives issued, directives enforced (“cases”); information
collected and disseminated by agency; contractual relations entered into, etc.]
10. PERBANDINGAN KONSEP DAN TEORI DALAM
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
KAPAN TIMBULNYA MASALAH
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN?
TERJADI KETIDAKSESUAIAN
ANTARA APA YG
DIHARAPKAN DARI
KEBIJAKAN DENGAN APA YG
TERJADI DARI PELAKSANAAN
KEBIJAKAN
IMPLEMENTATION GAP
11. Diskusi kelompok
Bisa identifikasikan mengepa bisa terjadi gap
dari implementasi kebijakan?
Bisa identifikasikan faktor-faktor penyebab
terjadinya gap dari implementasi kebijakan
tersebut?
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
12. KEGAGALAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
MENURUT GUNN DAN HOGWOOD
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
NON
IMPLEMENTATIO
N
Kebijakan tidak dilaksanakan secara efektif.
Sebabnya : (1) kebijakan tidak dilaksanakan
sesuai dengan rencana; (2) pihak pelaksana
tidak mampu bekerjasama; (3) Tidak
menguasai permasalahan; (4). Permasalahan
di luar jangkauan kewenangan
UNSUCCESFUL
IMPLEMENTATION
kebijakan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana, namun dalam pelaksanaan terjadi hal-
hal diluar kehendak pelaksana, seperti adanya
pergantian kekuasaan, bencana alam, dsbnya,
sehingga akibat atau dampak yg diharapkan
belum terwujudkan
13. KEGAGALAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Kegagalan implementasi dapat terjadi karena:
Pelaksanaannya jelek (bad execution): Penanganan
Kemacetan lalu lintas Di Jakarta
Kebijakan sendiri memang jelek (bad policy) :
Kebijakan kenaikan harga BBM pada saat krisis
ekonomi, Kebijakan Tera/Tera ulang
Kebijakan itu bernasib jelek (bad luck policy):
Kebijakan PP No.37/2006, Kebijakan Mobnas,
Kebijakan Kedirgantaraan (pesawat)
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
14. FAKTOR PENGHAMBAT/KEBERHASILAN IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN (Gow dan Morss, dalam Turner dan Hulme:
1997), dan Williams (1971)
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
Hambatan politik,
ekonomilingkungan
Kelemahan institusi
Ketidakmampuan SDM di bidang
teknis dan administratif
Kekurangan dalam bantuan
teknis
Kurangnya desentralisasi dan
partisipasi
Pengaturan waktu
Sistem informasi yang kurang
mendukung
Perbedaaan agenda tujuan antar
aktor pelaksana
Dukungan yg berkesinambungan
Implementatio
n Capacity
Implementation
Capacity
Hambatan politik, ekonomi
Kelemahan institusi pelaksana
Ketidakmampuan SDM di bidang
teknis dan administratif
Kekurangan dalam bantuan teknis
Kurangnya desentralisasi dan
partisipasi
Pengaturan waktu yg tidak tepat
Sistem informasi yang kurang
mendukung
Perbedaaan agenda tujuan antar
aktor pelaksana
Dukungan yg tdk berkesinambungan
15. MODEL SMITH (1977)
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
POLICY
MAKING
PROCESS
IMPLEMENTING
ORGANIZATION
TARGET
GROUP
IDEALIZED POLICY
ENVIRONMENTAL FACTORS
TENSIONS
TRANSACTIONS
INSTITUTIONSFEEDBACK
16. URAIAN (LANJUTAN SMITH)
Kempat variabel bukan variabel yang independen (mandiri), tetapi
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi, sehingga
kecenderungan terjadinya ketegangan/konflik
memungkinkan timbulnya Institusi lain untuk mewujudkan tujuan
dan sasaran dari kebijakan dan/atau menjadi feedback bagi proses
formulasi kebijakan
Faktor-faktor tersebut:
1. Idealized Policy
2. Kelompok sasaran
3. Organisasi Pelaksana / Birokrasi Pemerintah
4. Faktor lingkungan: budaya,sosial, ekonomi, politik
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
17. GEORGE EDWARDS III (1980)
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
BUREAUCRATIC
STRUCTURE
RESOURCES
COMMUNICA-
TIONS
DISPOSITIONS
IMPLEMENTATION
PERFORMANCE
18. URAIAN (LANJUTAN EDWARDS III)
VARIABEL 1. KOMUNIKASI
Implementor harus mengetahui apa yang harus
dilakukannya terkait dengan kebijakan (tujuan dan
sasaran kebijakan).
Kelompok sasaran (target group) harus mengetahui
tujuan dan sasaran suatu kebijakan.
Akibat : terjadi RESISTENSI dari kelompok sasaran
Contoh: keberhasilan Intensifikasi pajak akan berhasil
apabila stakeholder memahami fungsi dan penggunaan
pajak secara transparan, melalui berbagai media.
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
19. URAIAN (LANJUTAN EDWARDS III)
VARIABEL 2 . SUMBER DAYA
Sumber daya manusia (kompetensi implementor) dan sumber
daya finansial . Contoh: kebijakan IDT
VARIABEL 3. DISPOSISI
Disposisi terkait: watak dan karakteristik yang dimiliki
implementor: komitmen, kejujuran dan sifat demokratis.
sama dengan policy makers : ok
berbeda dg policy makers : tidak efektif dan bisa gagal
contoh: banyak kasus korupsi dalam kebijakan/ program-
program pembangunan ekonomi
VARIABEL 4. STRUKTUR BIROKRASI
Struktur birokrasi yang panjang dapat menimbulkan LEMAHNYA
CONTROL dan menimbulkan RED-TAPE SOP (standard
operating procedure). Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
20. MODEL MERILE GRINDLE (1980)
Kebijakan
Publik
Endang Wirjatmi Trilestari
A. CONTENT OF POLICY
1. INTEREST AFFECTED
2. TYPE OF BENEFITS
3.EXTED OF CHANGE
ENVISIONED
4.SITE OF DECISION MAKING
5.PROGRAM IMPLEMENTORS
6.RESOURCES COMMITTED
B. CONTEXT OF IMPLEMENTATIONS
1. POWER, INTEREST, AND
STRATEGIES OF ACTORS
INVOLVED
2. INTITUTIONS AND REGIME
CHARACTERISTICS
3. COMPLIANCE AND
RESPONSIVENESS
A. IMPACT ON
INDIVIDUALS
AND GROUPS
B. CHANGE AND ITS
ACCEPTANCE
ACTIONS
PROGRAMS
AND
INDIVIDUAL
PROJECTS
DESIGNED
AND
FUNDED
POLICY
GOALS
GOALS
ARCHIE
VED?
PROGRAM
DELIVERES
DESIGNED
?
FORMULATION POLICY IMPLEMENTING ACTIVITIES
INFLUENCE BY:
OUTCOMES
MEASURING SUCCES
Editor's Notes
1 ) Perhatian Retoris ( perhatian yang diberikan kepada program dan lembaga tertentu ) [ yaitu jumlah ayat / halaman kesaksian yang disampaikan oleh personel lembaga di persidangan , laporan kantor , pidato administrator ' , dll
3 ) Tindakan serakah [ jumlah otorisasi anggaran dasar & amandemen berlaku ; # Dari perintah eksekutif , delegasi departemen , jumlah alokasi , personel baru diberikan , akuisisi sumber daya fisik3 ) Tindakan serakah [ jumlah otorisasi anggaran dasar & amandemen berlaku ; # Dari perintah eksekutif , delegasi departemen , jumlah alokasi , personel baru diberikan , akuisisi sumber daya fisik