SlideShare a Scribd company logo
SUMBER-SUMBER HUKUM HUKUM TATA
NEGARA
I. Sumber hukum menurut tinjauan sejarah: Pertama, stelsel hukum apakah yang
memainkan peranan pada waktu hukum yang sedang berlaku sekarang. Kedua, kitab-
kitab hukum manakah yang telah diperhatikan pembuat undang-undang pada waktu
menetapkan hukum yang berlaku sekarang.
II. Sumber hukum menurut tinjauan filsafat: Pertama, sumber untuk atau menentukan isi
hukum. Kedua, sumber untuk menentukan kekuatan mengikat suatu kaidah hukum
III. Sumber hukum menurut tinjauan agama adalah ketentuan Allah yang diwahyukan
kepada manusia melalui Rasulnya.
Sumber hukum
1) Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dikenal dari
segi bentuknya, karena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku
umum, diketahui dan ditaati selama hukum itu belum mempunyai
bentuk, mungkin hukum itu baru merupakan perasaan hukum
dalam masyarakat atau baru merupakan cita-cita hukum, dan oleh
karena itu belum memunyai kekuatan mengikat.
2) Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber
hukum yang menentukan isi hukum sumber hukum
dalam arti materiil ini diberlakukan ketika akan
menyelidiki asal-usul hukum, dan menentukan isi
hukum.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
Logemann
Berasal dari istilah “sumber” dan
“Hukum Tata Negara”. Sumber
berarti tempat/sumber asal usul
hukum positif yang dijadikan
bahan untuk penyusunan
peraturan perundang-undangan.
Sumber hukum terdiri dari
sumber hukum tertulis dan tidak
tertulis
Hukum yang mengatur
organisasi negara,
sumber Hukum Tata Negara
adalah sumber/asal-usul dari
mana Hukum Tata Negara itu
berasal, apakah dari hukum
tertulis dan/atau tidak tertulis
Bagir Manan
1) Sumber hukum dalam arti
materiil. Adalah sumber hukum
yang menentukan sisi hukum
HTN, yang termasuk misalnya:
Dasar dan pandangan hidup.
2) Sumber hukum Tata Negara
Formal adalah sumber hukum
yang dilihat dari segi bentuknya
terdiri atas: a) Hukum
perundang-undangan
ketatanegaraan b) Traktat c)
Doktrin d) Konvensi e) Hukum
Adat Ketatanegaraan.
Etimologis
SUMBER-SUMBER HUKUM TATA NEGARA
INDONESIA
Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966: “Sumber dari segala Sumber
Hukum”, yang merupakan sumber hukum dari segala sumber hukum
adalah Pancasila, yang menjadi pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
hukum dan cita-cita moral, kejiwaan serta watak dari rakyat negara yang
bersangkutan. Ketetapan tersebut diubah dengan Ketetapan MPR Nomor
III/MPR/ 2000 menurut pasal 1 ayat 3 Ketetapan MPR Nomor
III/MPR/2000, sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila
sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD NRI 1945.
PANCASILA
SUMBER HUKUM
MATERIIL
1) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
2) Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
3) UUD 1945
4) Surat Perintah Sebelas Maret
Proklamasi
Kemerdekaan
17 Agustus
1945
Proklamasi merupakan pernyataan bangsa
Indonesia merdeka dan membentuk negara
Republik Indonesia, yang merupakan tindakan
pertama bangsa Indonesia untuk mewujudkan
citacita Pancasila.
Proklamasi merupakan dasar hukum dalam tata
hukum Indonesia, sehingga proklamasi dikatakan
sebagai “Norma Pertama”
Segi hukum, bangsa Indonesia mulai menyusun,
mengatur negaranya sendiri, serta akan
menentukan hukumnya sendiri
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
a)Pembubaran Konstituante.
b) Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950.
c)Pembentukan MPRS dan DPAS.
Hukum
darurat
a. Hukum darurat Negara yang obyektif/kontitusional (objectief staatsnoodrecht),
hukum yang mengatur kemungkinanpenguasa untuk mengambil tindakan
dalam keadaan darurat.
b. Hukum darurat negara subyektif/inkonstitusional (subjectief staatsnoodrecht),
ialah tindakan penguasa tidak didasarkan atas peraturan yang sudah ada tetapi
didasarkan atas penilaian penguasa sendiri.
UUD NRI 1945
1)Sila Pertama pada Pasal 9, 29 ayat (1) dan (2).
2) Sila Kedua pada Pasal 27, 28, 29 ayat (2), 30,
31 dan 34.
3)Sila Ketiga pada Pasal 1 ayat (l), 18, 26, 31
ayat (2), 32, 35 dan 36.
4)Sila Keempat pada Pasal 1 ayat (2), 2 ayat (1),
3, 5 ayat (1), 6, 18, 23, 27 ayat (1).
5) Sila Kelima pada Pasal 27 ayat (2), 29 ayat
(2), 31, 33 dan 34.
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
Bagian I Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 disebutkan
Supersemar sebagai dasar dan sumber hukum bagi Letjen
Soeharto untuk mengambil segala tindakan guna
mengamankan pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Dengan Supersemar memberikan landasan bagi
pengembangan untuk mengambil langkah mewujudkan
negara berdasarkan Pancasila.
Sumber Hukum
Formal
Ketetapan MPR
Nomor
III/MPR/2000
Undang-Undang Dasar 1945;
Peraturan Pemerintah;
Keputusan Presiden;
Peraturan Daerah.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu);
Undang-Undang;
Ketetapan Majelis Permusyawatan Rakyat RI; .
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
TAP MPR/III/2000
1. UUD 45
2. TAB MPR
3. UU
4. PERPU
5. PP
6. KEPPRES
7. PERDA
UU NO. 10/2004
1. UUD 45
2. UUPERPU
3. PP
4. PERATURAN PRES
5. PERDA
UU NO.12 2011
1. UUD 45
2. TAP MPR
3. UUPERPU
4. PP
5. PERATURAN PRES
6. PERDA (pasal 7)
Undang-Undang Dasar 1945
Dokumen hukum yang mengandung aturan-aturan ketentuan-
ketentuan yang pokok-pokok atau dasar-dasar mengenai
ketatanegaraan dari pada suatu negara yang lazim kepadanya
diberikan sifat luhur dan kekal dan apabila akan mengadakan
perubahan hanya boleh dilakukan dengan prosedur yang berat
dibandingkan dengan cara pembuatan atau perubahan
bentuk-bentuk beraturan dan ketetapan lainnya.
PENGERTIAN KONSTITUSI
• Konstitusi dalam arti Formal
konstitusi dalam arti luas sering digunakan
keseluruhan aturan mengenai ketatanegaraan
yang terdiri dari aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan yang termuat dalam peraturan-
peraturan dan ketetapanketetapan yang tertulis
ataupun bentuk aturan-aturan atau ketentuan-
ketentuan yang tidak tertulis
konstitusi dalam arti sempit dipergunakan untuk
menunjuk pada sebuah dokumen yang memuat
aturan-aturan dan ketentuan pokok-pokok
mengenai ketatanegaraan yang lazim diberikan
sifat kekal dan luhur dan perubahan hanya boleh
dilakukan melalui prosedur yang berat
Konstitusi dalam arti materiil
konstitusi yang benar-benar berlaku dalam
kenyataan seharihari dan dalam arti formal
konstitusi yang dalam kenyataatidak berlaku atau
tidak dipatuhi dan tidak dilaksanakan seperti yang
telah ditentukan
NILAI KONSTITUSI
Nilai Nominal
konstitusi meskipun
telah diterima oleh
suatu bangsa, namun
kenyataannya tidak
berlaku secara
sempurna
Nilai Normatif
Konstitusi telah
diterima sebagai
norma tertinggi
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara
nilai semantik
Meskipun konstitusi telah
diterima oleh suatu bangsa
tetapi dalam praktik hanya
sekedar memberi bentuk
guna pelaksanaan kekuasaan
politik.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945 YANG MULAI BERLAKU
TANGGAL 18 AGUSTUS 1945 TERDIRI ATAS 3 BAGIAN,
1) Pembukaan, merupakan penuangan jiwa Proklamasi 1945 yaitu Pancasila.
2) Batang Tubuh, yang terdiri atas 16 bab, 37 pasal II Aturan Peralihan dan 4 pasal aturan
tambahan.
3) Penjelasan, yang memuat dasar-dasar penyelenggaraan negara yang memuat 7 prinsip.
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT RI
• Surat Presiden tanggal 20 Agustus 1959 no. 2262/HK 71959 yang ditujukan kepada
DPR, istilah ketetapan mulai dipakai pada sidang MPR. Dalam Ketetapan MPRS
Nomor XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR Nomor V/MPR/1973 menguatkan
kedudukan Ketetapan MPR dan diletakkan pada hierarki yang kedua.
(1)Keputusan MPR ialah keputusan yang isinya mengikat ke dalam anggota majelis
(2)Ketetapan MPR ialah putusan majelis yang memunyai kekuatan mengikat ke dalam
dan keluar.
Perbedaan yuridis Ketetapan MPR di dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1999,
Ketetapan MPRMPR No.II/MPR/2000 dan Ketetapan MPR No.III/MPR/2000.
Undang-Undang
Undang-undang adalah produk hukum yang dibuat oleh DPR bersama dengan
Presiden. Undang-undang ini dibuat dalam rangka melaksanakan Undang-
Undang dasar 1945 serta ketetapan MPR.
Proses pembentukan Undang-Undang meliputi:
(1)Tahap persiapan pembentukan Undang-Undang,yang diatur dalam Pasal 17
sampai dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, serta dalam
Pasal 16 sampai dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. (
(2)Tahap penyusunan Undang-undang yang baru dimunculkan dalam Pasal 43
sampai dengan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. (3)Tahap
pembahasan Undang-Undang, yang diatur dalam Pasal 32 sampai dengan Pasal
36 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, serta dalam Pasal 65 sampai dengan
Pasal 71 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
(4)Tahap pengesahan Undang-Undang, yang diatur dalam Pasal 37 sampai
dengan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, lihat juga dalam Pasal
74 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-
undang (Perpu)
bentuk peraturan atau ketetapan yang dibuat oleh
Presiden sendiri berdasarkan kewenangan pasal 22 UUD
1945 jo. Pasal 3 ayat (4) Ketetapan MPR Nomor III/MPR/
2000, yaitu dalam ihwal kepentingan yang memaksa, yang
kalau ditetapkan dalam bentuk Undang-undang akan
membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan
keadaan yang genting itu harus segera dapat diatasi
sehingga kepada Presiden diberi hak untuk menetapkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang, dengan
syarat bahwa Presiden harus meminta persetujuan DPR
dalam sidang berikutnya.
Peraturan
Pemerintah
peraturan yang menurut UUD NRI 1945 dapat dibuat oleh
Presiden untuk melaksanakan lebih lanjut suatu undang-
undang sebagaimana mestinya. Presiden menetapkan
Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-undang
sebagaimana mestinya demikian bunyi Pasal 5 ayat (2)
UUD NRI 1945.
Keputusan
Presiden
Peraturan perundangundangan yang dibentuk
oleh Presiden berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat
(1) UUD NRI 1945 yang berbunyi: “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
Keputusan Presiden dimaksud untuk
melaksanakan ketentuan UUD NRI 1945,
Ketetapan MPR, Undang-undang dan Peraturan
Pemerintah.
Peraturan Daerah
 Peraturan perundangundangan yang dibentuk
oleh pemerintah daerah atau salah satu unsur
Pemerintah Daerah yang berwenang membuat
peraturan daerah.
 Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah
adalah Pasal 18 ayat (6) UUD 1945, Ketetapan
MPR Nomor III/MPR/2000 Pasal 3 ayat (7) dan
Pasal 69 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah
Traktat
 Tata cara mengikatkan diri dalam perjanjian
diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
 (1)Penandatanganan.
 (2)Pengesahan.
 (3)Pertukaran dokumen perjanjian/nota politik.
(4)Cara-cara lain sebagaimana disepakati para
pihak dalam perjanjian internasional
Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2000 melalui tahap penjajakan,
perundingan,perumusannaskah, penerimaan dan
penandatanganan.
ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA
Asas Kekeluargaan
(1) Cara pengambilan keputusan yang
dilakukan dalam lembaga Majelis-
Permusyawaratan rakyat (MPR),
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
lembaga-lembaga lainnya.
(2) Hubungan kerja sama antara
Presiden dan DPR dalam rangka
penyusunan Undang-undang
Asas Kedaulatan Rakyat
Berdaulat ditujukan pada negara-negara
yang berhak menentukan urusannya
sendiri, baik masalah-masalah dalam
negeri maupun masalah-masalah luar
negeri tanpa ada campur tangan negara
lain.
Asas Pembagian Kekuasaan
Berdaulat ditujukan pada negara-negara
yang berhak menentukan urusannya sendiri,
baik masalah-masalah dalam negeri maupun
masalah-masalah luar negeri tanpa ada
campur tangan negara lain
Asas Negara Hukum
Negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga
negaranya. Keadilan merupakan syarat
bagi terciptanya kebahagiaan hidup
bagai warga negaranya
NEGARA HUKUM LIBERAL ATAU NEGARA HUKUM DALAM ARTI SEMPIT
DIKENAL DUA (2) UNSUR, YAKNI:
a. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
b. Pemisahan kekuasaan.
Pada negara hukum formil, unsur-unsurnya bertambah menjadi empat unsur yakni:
a. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
b. Pemisahan kekuasaan.
c. Setiap tindakan pemerintah didasarkan atas Undang-Undang.
d. Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri.
KUIS
1. Hukum tata negara adalah hukum privat yang mengatur tentang hubungan antara
seorang dengan orang lain menyangkut hak dan kewajiban para pihak dalam
suatu perbuatan hokum. Benar atau salah.
2. Obyek Hukum Tata Negara dan ruang lingkup kajian Hukum Tata
3. Masalah ketatanegaran ada 5 pokok utama apa saja
4. Dalam pembagain kekuasan dikenal trias Politica. Sebutkan pembagiannya dan
beri contoh lembaga2 yang termasuk dalam Lembaga tersebut.

More Related Content

Similar to Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx

Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
Selancar Info
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Ahmad Solihin
 
Konstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi KewarganegaraanKonstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi Kewarganegaraan
Edwin Rhema Adisetya
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan
Risky Saputra
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
Fauzan Ardana
 
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIDASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
Aninda Firdaus
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Ahsanul Minan
 
615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx
615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx
615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx
LuhAriyani1
 
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraPkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Yudistira Ydstr
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
FucekBoy5
 
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional IndonesiaBab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
mugia_islami
 
PPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptx
PPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptxPPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptx
PPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptx
LuhAriyani1
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
ahmadasif16
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
VitaSevia
 
Pertemuan 5.pdf
Pertemuan 5.pdfPertemuan 5.pdf
Pertemuan 5.pdf
RezaWahyuni6
 
KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.ppt
cheheru
 

Similar to Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx (20)

Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
 
Konstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi KewarganegaraanKonstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi Kewarganegaraan
 
Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan Tugas pendidikan kewarganegaraan
Tugas pendidikan kewarganegaraan
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIDASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
 
615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx
615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx
615952053-PPT-PRESENTASI-SEJARAH-KONSTITUSI.pptx
 
PKn
PKnPKn
PKn
 
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraPkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
 
UUD NKRI 1945
UUD NKRI 1945UUD NKRI 1945
UUD NKRI 1945
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional IndonesiaBab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
 
PPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptx
PPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptxPPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptx
PPT-PRESENTASI KONSTITUSI dan SISTEM POLITIK.pptx
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
 
Pertemuan 5.pdf
Pertemuan 5.pdfPertemuan 5.pdf
Pertemuan 5.pdf
 
KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.ppt
 
konstitusi dan uud
konstitusi dan uudkonstitusi dan uud
konstitusi dan uud
 

More from DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H

SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptxSISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptxSEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptxPengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptxKonsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
KEWARGANEGARAAN.pptx
KEWARGANEGARAAN.pptxKEWARGANEGARAAN.pptx
KEWARGANEGARAAN.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptxIstilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
PERADILAN HUKUM ADAT.pptx
PERADILAN HUKUM ADAT.pptxPERADILAN HUKUM ADAT.pptx
PERADILAN HUKUM ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
HUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptxHUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
HUKUM TANAH ADAT.pptx
HUKUM TANAH ADAT.pptxHUKUM TANAH ADAT.pptx
HUKUM TANAH ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptxHUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptxHUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptxHUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
DELIK ADAT.pptx
DELIK ADAT.pptxDELIK ADAT.pptx
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptxSTRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptxSIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
SEJARAH HUKUM ADAT.pptx
SEJARAH HUKUM ADAT.pptxSEJARAH HUKUM ADAT.pptx
SEJARAH HUKUM ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptxPENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 

More from DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H (17)

SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptxSISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
 
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptxSEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
 
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptxPengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
 
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptxKonsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
 
KEWARGANEGARAAN.pptx
KEWARGANEGARAAN.pptxKEWARGANEGARAAN.pptx
KEWARGANEGARAAN.pptx
 
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptxIstilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
 
PERADILAN HUKUM ADAT.pptx
PERADILAN HUKUM ADAT.pptxPERADILAN HUKUM ADAT.pptx
PERADILAN HUKUM ADAT.pptx
 
HUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptxHUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptx
 
HUKUM TANAH ADAT.pptx
HUKUM TANAH ADAT.pptxHUKUM TANAH ADAT.pptx
HUKUM TANAH ADAT.pptx
 
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptxHUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
 
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptxHUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
 
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptxHUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
 
DELIK ADAT.pptx
DELIK ADAT.pptxDELIK ADAT.pptx
DELIK ADAT.pptx
 
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptxSTRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
 
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptxSIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
 
SEJARAH HUKUM ADAT.pptx
SEJARAH HUKUM ADAT.pptxSEJARAH HUKUM ADAT.pptx
SEJARAH HUKUM ADAT.pptx
 
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptxPENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
 

Recently uploaded

CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 

Recently uploaded (13)

CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 

Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx

  • 1.
  • 2. SUMBER-SUMBER HUKUM HUKUM TATA NEGARA I. Sumber hukum menurut tinjauan sejarah: Pertama, stelsel hukum apakah yang memainkan peranan pada waktu hukum yang sedang berlaku sekarang. Kedua, kitab- kitab hukum manakah yang telah diperhatikan pembuat undang-undang pada waktu menetapkan hukum yang berlaku sekarang. II. Sumber hukum menurut tinjauan filsafat: Pertama, sumber untuk atau menentukan isi hukum. Kedua, sumber untuk menentukan kekuatan mengikat suatu kaidah hukum III. Sumber hukum menurut tinjauan agama adalah ketentuan Allah yang diwahyukan kepada manusia melalui Rasulnya.
  • 3. Sumber hukum 1) Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dikenal dari segi bentuknya, karena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui dan ditaati selama hukum itu belum mempunyai bentuk, mungkin hukum itu baru merupakan perasaan hukum dalam masyarakat atau baru merupakan cita-cita hukum, dan oleh karena itu belum memunyai kekuatan mengikat. 2) Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum sumber hukum dalam arti materiil ini diberlakukan ketika akan menyelidiki asal-usul hukum, dan menentukan isi hukum.
  • 4. SUMBER HUKUM TATA NEGARA Logemann Berasal dari istilah “sumber” dan “Hukum Tata Negara”. Sumber berarti tempat/sumber asal usul hukum positif yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan tidak tertulis Hukum yang mengatur organisasi negara, sumber Hukum Tata Negara adalah sumber/asal-usul dari mana Hukum Tata Negara itu berasal, apakah dari hukum tertulis dan/atau tidak tertulis Bagir Manan 1) Sumber hukum dalam arti materiil. Adalah sumber hukum yang menentukan sisi hukum HTN, yang termasuk misalnya: Dasar dan pandangan hidup. 2) Sumber hukum Tata Negara Formal adalah sumber hukum yang dilihat dari segi bentuknya terdiri atas: a) Hukum perundang-undangan ketatanegaraan b) Traktat c) Doktrin d) Konvensi e) Hukum Adat Ketatanegaraan. Etimologis
  • 5. SUMBER-SUMBER HUKUM TATA NEGARA INDONESIA Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966: “Sumber dari segala Sumber Hukum”, yang merupakan sumber hukum dari segala sumber hukum adalah Pancasila, yang menjadi pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum dan cita-cita moral, kejiwaan serta watak dari rakyat negara yang bersangkutan. Ketetapan tersebut diubah dengan Ketetapan MPR Nomor III/MPR/ 2000 menurut pasal 1 ayat 3 Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000, sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD NRI 1945.
  • 6. PANCASILA SUMBER HUKUM MATERIIL 1) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. 2) Dekrit Presiden 5 Juli 1959. 3) UUD 1945 4) Surat Perintah Sebelas Maret
  • 7. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Proklamasi merupakan pernyataan bangsa Indonesia merdeka dan membentuk negara Republik Indonesia, yang merupakan tindakan pertama bangsa Indonesia untuk mewujudkan citacita Pancasila. Proklamasi merupakan dasar hukum dalam tata hukum Indonesia, sehingga proklamasi dikatakan sebagai “Norma Pertama” Segi hukum, bangsa Indonesia mulai menyusun, mengatur negaranya sendiri, serta akan menentukan hukumnya sendiri
  • 8. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 a)Pembubaran Konstituante. b) Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950. c)Pembentukan MPRS dan DPAS. Hukum darurat a. Hukum darurat Negara yang obyektif/kontitusional (objectief staatsnoodrecht), hukum yang mengatur kemungkinanpenguasa untuk mengambil tindakan dalam keadaan darurat. b. Hukum darurat negara subyektif/inkonstitusional (subjectief staatsnoodrecht), ialah tindakan penguasa tidak didasarkan atas peraturan yang sudah ada tetapi didasarkan atas penilaian penguasa sendiri.
  • 9. UUD NRI 1945 1)Sila Pertama pada Pasal 9, 29 ayat (1) dan (2). 2) Sila Kedua pada Pasal 27, 28, 29 ayat (2), 30, 31 dan 34. 3)Sila Ketiga pada Pasal 1 ayat (l), 18, 26, 31 ayat (2), 32, 35 dan 36. 4)Sila Keempat pada Pasal 1 ayat (2), 2 ayat (1), 3, 5 ayat (1), 6, 18, 23, 27 ayat (1). 5) Sila Kelima pada Pasal 27 ayat (2), 29 ayat (2), 31, 33 dan 34.
  • 10. Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) Bagian I Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 disebutkan Supersemar sebagai dasar dan sumber hukum bagi Letjen Soeharto untuk mengambil segala tindakan guna mengamankan pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dengan Supersemar memberikan landasan bagi pengembangan untuk mengambil langkah mewujudkan negara berdasarkan Pancasila.
  • 11. Sumber Hukum Formal Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 Undang-Undang Dasar 1945; Peraturan Pemerintah; Keputusan Presiden; Peraturan Daerah. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu); Undang-Undang; Ketetapan Majelis Permusyawatan Rakyat RI; .
  • 12. TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN TAP MPR/III/2000 1. UUD 45 2. TAB MPR 3. UU 4. PERPU 5. PP 6. KEPPRES 7. PERDA UU NO. 10/2004 1. UUD 45 2. UUPERPU 3. PP 4. PERATURAN PRES 5. PERDA UU NO.12 2011 1. UUD 45 2. TAP MPR 3. UUPERPU 4. PP 5. PERATURAN PRES 6. PERDA (pasal 7)
  • 13. Undang-Undang Dasar 1945 Dokumen hukum yang mengandung aturan-aturan ketentuan- ketentuan yang pokok-pokok atau dasar-dasar mengenai ketatanegaraan dari pada suatu negara yang lazim kepadanya diberikan sifat luhur dan kekal dan apabila akan mengadakan perubahan hanya boleh dilakukan dengan prosedur yang berat dibandingkan dengan cara pembuatan atau perubahan bentuk-bentuk beraturan dan ketetapan lainnya.
  • 14. PENGERTIAN KONSTITUSI • Konstitusi dalam arti Formal konstitusi dalam arti luas sering digunakan keseluruhan aturan mengenai ketatanegaraan yang terdiri dari aturan-aturan dan ketentuan- ketentuan yang termuat dalam peraturan- peraturan dan ketetapanketetapan yang tertulis ataupun bentuk aturan-aturan atau ketentuan- ketentuan yang tidak tertulis konstitusi dalam arti sempit dipergunakan untuk menunjuk pada sebuah dokumen yang memuat aturan-aturan dan ketentuan pokok-pokok mengenai ketatanegaraan yang lazim diberikan sifat kekal dan luhur dan perubahan hanya boleh dilakukan melalui prosedur yang berat Konstitusi dalam arti materiil konstitusi yang benar-benar berlaku dalam kenyataan seharihari dan dalam arti formal konstitusi yang dalam kenyataatidak berlaku atau tidak dipatuhi dan tidak dilaksanakan seperti yang telah ditentukan
  • 15. NILAI KONSTITUSI Nilai Nominal konstitusi meskipun telah diterima oleh suatu bangsa, namun kenyataannya tidak berlaku secara sempurna Nilai Normatif Konstitusi telah diterima sebagai norma tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara nilai semantik Meskipun konstitusi telah diterima oleh suatu bangsa tetapi dalam praktik hanya sekedar memberi bentuk guna pelaksanaan kekuasaan politik.
  • 16. UNDANG-UNDANG DASAR 1945 YANG MULAI BERLAKU TANGGAL 18 AGUSTUS 1945 TERDIRI ATAS 3 BAGIAN, 1) Pembukaan, merupakan penuangan jiwa Proklamasi 1945 yaitu Pancasila. 2) Batang Tubuh, yang terdiri atas 16 bab, 37 pasal II Aturan Peralihan dan 4 pasal aturan tambahan. 3) Penjelasan, yang memuat dasar-dasar penyelenggaraan negara yang memuat 7 prinsip.
  • 17. KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT RI • Surat Presiden tanggal 20 Agustus 1959 no. 2262/HK 71959 yang ditujukan kepada DPR, istilah ketetapan mulai dipakai pada sidang MPR. Dalam Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR Nomor V/MPR/1973 menguatkan kedudukan Ketetapan MPR dan diletakkan pada hierarki yang kedua. (1)Keputusan MPR ialah keputusan yang isinya mengikat ke dalam anggota majelis (2)Ketetapan MPR ialah putusan majelis yang memunyai kekuatan mengikat ke dalam dan keluar. Perbedaan yuridis Ketetapan MPR di dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1999, Ketetapan MPRMPR No.II/MPR/2000 dan Ketetapan MPR No.III/MPR/2000.
  • 18. Undang-Undang Undang-undang adalah produk hukum yang dibuat oleh DPR bersama dengan Presiden. Undang-undang ini dibuat dalam rangka melaksanakan Undang- Undang dasar 1945 serta ketetapan MPR. Proses pembentukan Undang-Undang meliputi: (1)Tahap persiapan pembentukan Undang-Undang,yang diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, serta dalam Pasal 16 sampai dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. ( (2)Tahap penyusunan Undang-undang yang baru dimunculkan dalam Pasal 43 sampai dengan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. (3)Tahap pembahasan Undang-Undang, yang diatur dalam Pasal 32 sampai dengan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, serta dalam Pasal 65 sampai dengan Pasal 71 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. (4)Tahap pengesahan Undang-Undang, yang diatur dalam Pasal 37 sampai dengan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, lihat juga dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
  • 19. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang (Perpu) bentuk peraturan atau ketetapan yang dibuat oleh Presiden sendiri berdasarkan kewenangan pasal 22 UUD 1945 jo. Pasal 3 ayat (4) Ketetapan MPR Nomor III/MPR/ 2000, yaitu dalam ihwal kepentingan yang memaksa, yang kalau ditetapkan dalam bentuk Undang-undang akan membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan keadaan yang genting itu harus segera dapat diatasi sehingga kepada Presiden diberi hak untuk menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang, dengan syarat bahwa Presiden harus meminta persetujuan DPR dalam sidang berikutnya.
  • 20. Peraturan Pemerintah peraturan yang menurut UUD NRI 1945 dapat dibuat oleh Presiden untuk melaksanakan lebih lanjut suatu undang- undang sebagaimana mestinya. Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya demikian bunyi Pasal 5 ayat (2) UUD NRI 1945.
  • 21. Keputusan Presiden Peraturan perundangundangan yang dibentuk oleh Presiden berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (1) UUD NRI 1945 yang berbunyi: “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Keputusan Presiden dimaksud untuk melaksanakan ketentuan UUD NRI 1945, Ketetapan MPR, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah.
  • 22. Peraturan Daerah  Peraturan perundangundangan yang dibentuk oleh pemerintah daerah atau salah satu unsur Pemerintah Daerah yang berwenang membuat peraturan daerah.  Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah adalah Pasal 18 ayat (6) UUD 1945, Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 Pasal 3 ayat (7) dan Pasal 69 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
  • 23. Traktat  Tata cara mengikatkan diri dalam perjanjian diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:  (1)Penandatanganan.  (2)Pengesahan.  (3)Pertukaran dokumen perjanjian/nota politik. (4)Cara-cara lain sebagaimana disepakati para pihak dalam perjanjian internasional Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 melalui tahap penjajakan, perundingan,perumusannaskah, penerimaan dan penandatanganan.
  • 24. ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA Asas Kekeluargaan (1) Cara pengambilan keputusan yang dilakukan dalam lembaga Majelis- Permusyawaratan rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan lembaga-lembaga lainnya. (2) Hubungan kerja sama antara Presiden dan DPR dalam rangka penyusunan Undang-undang Asas Kedaulatan Rakyat Berdaulat ditujukan pada negara-negara yang berhak menentukan urusannya sendiri, baik masalah-masalah dalam negeri maupun masalah-masalah luar negeri tanpa ada campur tangan negara lain.
  • 25. Asas Pembagian Kekuasaan Berdaulat ditujukan pada negara-negara yang berhak menentukan urusannya sendiri, baik masalah-masalah dalam negeri maupun masalah-masalah luar negeri tanpa ada campur tangan negara lain Asas Negara Hukum Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya kebahagiaan hidup bagai warga negaranya
  • 26. NEGARA HUKUM LIBERAL ATAU NEGARA HUKUM DALAM ARTI SEMPIT DIKENAL DUA (2) UNSUR, YAKNI: a. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. b. Pemisahan kekuasaan. Pada negara hukum formil, unsur-unsurnya bertambah menjadi empat unsur yakni: a. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. b. Pemisahan kekuasaan. c. Setiap tindakan pemerintah didasarkan atas Undang-Undang. d. Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri.
  • 27. KUIS 1. Hukum tata negara adalah hukum privat yang mengatur tentang hubungan antara seorang dengan orang lain menyangkut hak dan kewajiban para pihak dalam suatu perbuatan hokum. Benar atau salah. 2. Obyek Hukum Tata Negara dan ruang lingkup kajian Hukum Tata 3. Masalah ketatanegaran ada 5 pokok utama apa saja 4. Dalam pembagain kekuasan dikenal trias Politica. Sebutkan pembagiannya dan beri contoh lembaga2 yang termasuk dalam Lembaga tersebut.