Komunikasi merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian manusia. Psikologi komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif melalui interaksi antarmanusia. Memahami manusia menjadi kunci untuk berkomunikasi dengan sukses.
Psikologi Komunikasi mempunyai batasan makna yang sangat luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau oranisme.
Pengertian Dan Ruang Lingkup Psikologi KomunikasiIDCH
Penjelasan singkat mengenai Pengertian Dan Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi. Slide ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas matakuliah Psikologi Komunikasi pada Sekolah Tinggi Komunikasi Indonesia Maju.
Nama : Ibrahim Dwicahya Heriyansyah
NPM : 06190200004
Psikologi Komunikasi mempunyai batasan makna yang sangat luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau oranisme.
Pengertian Dan Ruang Lingkup Psikologi KomunikasiIDCH
Penjelasan singkat mengenai Pengertian Dan Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi. Slide ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas matakuliah Psikologi Komunikasi pada Sekolah Tinggi Komunikasi Indonesia Maju.
Nama : Ibrahim Dwicahya Heriyansyah
NPM : 06190200004
Psikologi Kognitif adalah hal-hal seperti sikap, ide, harapan dan sebagainya. Psikologi Kognitif mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Fungsionalisme: Mempelajari fungsi tingkah laku dan proses mental.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama Metode Observasi Tingkah Laku yang terdiri dari dua bagian yaitu Metode Fisiologi dan Metode Variasi Kondisi.
Metode Fisiologi: Menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal.
Metode Variasi Kondisi: Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran dan perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
penjelasan singkat tentang psikologi khususnya psikologi social. Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologidapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan[sunting | sunting sumber]
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundtmendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Sejarah psikologi[sunting | sunting sumber]
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.[2] Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.[3]
1. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi.
2. Observasi Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
3. Sejarah Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya. Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaa
Psikologi Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau bentuk yang utuh. Suatu gestalt dapat berupa objek yang berbeda dari jumlah bagian-bagiannya. Semua penjelasan tentang bagian-bagian objek akan mengakibatkan hilangnya gestalt itu sendiri. Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme Wundt. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Psikologi Kognitif adalah hal-hal seperti sikap, ide, harapan dan sebagainya. Psikologi Kognitif mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Fungsionalisme: Mempelajari fungsi tingkah laku dan proses mental.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama Metode Observasi Tingkah Laku yang terdiri dari dua bagian yaitu Metode Fisiologi dan Metode Variasi Kondisi.
Metode Fisiologi: Menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal.
Metode Variasi Kondisi: Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran dan perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
penjelasan singkat tentang psikologi khususnya psikologi social. Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologidapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan[sunting | sunting sumber]
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundtmendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Sejarah psikologi[sunting | sunting sumber]
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.[2] Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.[3]
1. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi.
2. Observasi Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
3. Sejarah Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya. Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaa
Psikologi Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau bentuk yang utuh. Suatu gestalt dapat berupa objek yang berbeda dari jumlah bagian-bagiannya. Semua penjelasan tentang bagian-bagian objek akan mengakibatkan hilangnya gestalt itu sendiri. Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme Wundt. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Perspektif dasar dan definisi Psikologi.pptxOppaiSneakers
Kata Psikologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu psyche dan logos. Pshyce berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi secara Bahasa, psikologi bisa diartikan sebagai ilmu tentang jiwa atau ilmu yang mempelajari jiwa.
Dewasa ini, menurut Galssman dan Hadad (2009) psikologi modern mereduksi bahasan psikologi menjadi hanya membahas perilaku manusia dan proses mental yang mendasarinya .
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari pikiran, perilaku, emosi, dan proses mental manusia. Ini mencoba untuk memahami bagaimana individu berpikir, merasa, bertindak, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.
1. Komunikasi merupakan bagian yang essensial
buat pertumbuhan kepribadian manusia seperti
disebutkan oleh Ashley Montagu dan Jhonson.
Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku
dan pengalaman kesadaran manusia. Karenanya
komunikasi selalu menarik minat psikolog.
2. Psikologi komunikasi berkaitan dengan
bagaimana mencapai komunikasi yang efektif
dalam interaksi manusia. Untuk itu maka
memahami manusia memang menjadi
kemutlakan jika kita ingin berhasil/efektif
dalam berkomunikasi dengan manusia lain.
3. Ciri khas proses komunikasi
• Komunikasi itu proses yang
dinamis
• Komunikasi itu tak bisa diulang
atau diubah
4. Fungsi Komunikasi
• Memahami diri sendiri dan orang
lain
• Memapankan hubungan yang
bermakna
• Mengubah sikap perilaku
5. Lima Aksioma Komunikasi
Aksioma satu : Anda tidak dapat tidak
berkomunikasi
Aksioma dua : Setiap interaksi memiliki
dimensi isi dan hubungan
Aksioma tiga : Setiap interaksi diartikan oleh
bagaimana para pelaku interaksi menjelaskan
kejadian
Aksioma empat : Pesan itu bersifat digital dan
analog
Aksioma lima : Pertukaran komunikasi bersifat
simetrik dan komplementer
6. EMPAT TEORI PSIKOLOGI TENTANG
MANUSIA
Psikoanalisis
• Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis
memfokuskan perhatian kepada totalias
kepribadian manusia, bukan pada bagian-
bagiannya yang terpisah. Menurutnya,
perilaku manusia merupakan hasil interaksi
tiga subsistem dalam kepribadian manusia Id,
Ego, dan Superego.
7. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan
biologis manusia –pusat instink (hawa nafsu) yaitu :
• libido yaitu instink reproduktif yang menyediakan
energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang
konstruktif (bhs. lain eros yaitu tidak sekadar dorongan
seksual tapi juga segala hal yang mendatangkan
kenikmatan seperti kasih ibu, pemujaan pada Tuhan
dan cinta diri)
• thanatos yaitu instink destruktif dan agresif
Ego adalah jembatan tuntutan Id dengan realitas dunia
luar, sebagai mediator antara hasrat-hasrat hewani
dengan tuntutan rasional dan realistik.
Sementara superego adalah hati nurani yang merupakan
internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural
masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan
hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar.
8. Behaviorisme
• Lahir sebagai reaksi terhadap instropeksionisme
(yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis.
Behaviorisme hanya ingin menganalisa perilaku
yang tampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan
diramalkan. Karenanya sering disebut sebagai teori
Belajar. Belajar artinya perubahan perilaku
organisme sebagai pengaruh lingkungan. Ia tidak
mau mempersoalkan apakah manusia baik atau
jelek, rasional atau emosional, tapi hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan
oleh faktor-faktor lingkungan. Dari sini muncul
istilah homo mechanicus.
9. KognitivismeKognitivisme
Disini muncul paradigma baru bahwa manusia tidak
lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara
pasif pada lingkungan tapi sebagai makhluk selalu
memahami lingkungannya, makhluk yang selalu
berpikir (homo sapiens). Sebagai contoh, apakah
penginderaan kita melalui pengalaman langsung,
sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan alat
indera kita dipertanyakan karena seringkali gagal
menyajikan informasi yang akurat.
Rasionalisme ini tampak jelas pada aliran Gestalt,
manusia tidak memberikan respon kepada stimuli
secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang
menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan.
10. Humanisme
Dari teori sebelumnya baik behaviorisme yang
menyatakan manusia hanyalah mesin yang dibentuk oleh
lingkungan dan psikoanalisis yang menyatakan manusia
melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya, keduanya tidak
menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak
menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan
menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai dan makna
serta pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi oleh psikologi
humanistik.
Psikologi Humanisme ini mengambil banyak dari
psikoanalisis NeoFreudian (sebenarnya Anti-Freudian)
tetapi lebih banyak mengambil dari fenomonologi dan
eksistensialisme. Hal lain yang membedakan adalah
perhatian terhadap makna kehidupan. Manusia bukan saja
seorang pelakon dalam panggung masyarakat, bukan saja
pencari identitas, tetapi juga pencari makna.
11. Faktor biologis
Faktor sosiopsikologis
Motif sosiogenis seperti motif ingin tahu, motif
kompetensi, motif cinta, motif harga diri dan
kebutuhan untuk mencari identitas, kebutuhan akan
nilai, kedambaan dan makna kehidupan dan terakhir
motif akan pemenuhan diri
Sikap
Emosi
Kepercayaan
Kebiasaan
Kemauan
12. Faktor-Faktor Situasional Yang
Mempengaruhi Perilaku Manusia
Faktor ekologis
Faktor rancangan dan arsitektural
Faktor temporal
Suasana perilaku
Teknologi
Faktor-faktor sosial
Lingkungan psikososial
Stimuli yang mendorong dan memperteguh
perilaku
13. KAJIAN TENTANG MANUSIA PRA-
PSIKOLOGI
• Sebagai disiplin yang mempelajari manusia sebagai subjek /
pelaku kehidupan secara terintegrasi, psikologi lahir pada
1879 di Leipzig, Jerman. Dibidani oleh Wilhem Wundt
(1832-1920 ), sebuah laboraturium psikologi untuk kali
pertama berdiri dan memisahkan diri dari induk
semangnya, yakni filsafat dan fisiologi. Wundt, menggagas
pemikiran bahwa jiwa adalah sesuatu yang terstruktur,
terdiri dari elemen-elemen dan asosiasi tiap elemen
sebagai mekanisme penghubung. Awal dari laboraturium
inilah yang kemudian melahirkan dinamika perkembangan
keilmuan psikologi dari ragam perspektif yang kelak
terkenal dengan neuropsikologi, psikoanalisa,
behaviorisme, kognitif dan fenomenologi.
14. MAZHAB-MAZHAB PSIKOLOGI
NEUROBIOLOGI
• Otak manusia terdiri dari 12 milyar sel saraf dengan penghubung yang nyaris tidak
terbatas di mana peristiwa-peristiwa psikolos tergambar dalam kebiasaan yang
digerakkan oleh otak dan sistem saraf. Penemuan terakhir menunjukkan dengan jelas
adanya hubungan erat antara kegiatan otak, perilaku dan pengalaman
PSIKOANALISA
• Sebagian besar perilaku manusia digerakkan oleh proses yang tidak disadari berupa
pemikiran, rasa takut atau keinginan-keinginan yang tidak disadarinya namun
membawa pengaruh pada perilaku
PERILAKU
• Manusia dipahami dalam sesuatu yang sifatnya kasat mata, terukur dan teramati di
mana perilaku tersebut adalah hasil pembelajaran dari rangsangan-rangsangan yang
datang dari luar
KOGNITIF
• Dalam menghadapi rangsangan, manusia melakukan pemrosesan aktif dalam
mengelolanya dan tergantung dari persepsi, memori serta pengalaman yang pernah
berlaku pada dirinya
FENOMENOLOGIS
• Setiap aktivasi manusia berlangsung dalam pengalaman subjektif yang selalu
berhubungan dengan cara diri manusia mentafsirkan fenomena yang dialaminya.
Konsekuensi dari ini menjadikan manusia sebagai mahluk bebas yang menentukan
kehidupan dan implikasi dari jalan kehidupan yang diambilnya.