Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas mengenai tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dimulai dari definisi CSR, dimensi dan tipologi pelaksanaannya oleh perusahaan, hingga paradoks kemakmuran bisnis global yang tidak sejalan dengan kemiskinan dan kerusakan lingkungan, serta pentingnya CSR untuk menyeimbangkannya.
Pengintegrasian adalah proses menyatukan kepentingan karyawan dan perusahaan agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan. Tujuannya adalah memanfaatkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dan memenuhi kebutuhan karyawan. Metode pengintegrasian meliputi hubungan antar manusia, motivasi, kepemimpinan, dan kesepakatan kerja.
1. Dokumen tersebut membahas tentang peran koperasi sebagai wadah pemberdayaan ekonomi rakyat berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan.
2. Koperasi dimaksudkan sebagai wadah bagi anggotanya untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan melalui kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.
3. Keberhasilan koperasi diharapkan dapat memberikan dampak pengembangan potensi ekonomi wilayah dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya integrasi pegawai dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. 2) Integrasi melibatkan penyesuaian antara kepentingan perusahaan dan pegawai agar dapat bekerja sama secara harmonis. 3) Tujuan integrasi adalah memanfaatkan pegawai agar bersedia bekerja keras untuk mencapai tujuan perusahaan serta kebutuhan
2, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Vision and Company Mission Longterm Objective Cor...SukrasnoSukrasno
Dokumen tersebut membahas tentang visi dan misi perusahaan, tujuan jangka panjang, budaya perusahaan, tata kelola perusahaan, dan teori keagenan serta memberikan contoh implementasinya di Kementerian Keuangan."
2, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Vision and Company Mission Longterm Objective Cor...SukrasnoSukrasno
Dokumen tersebut membahas tentang visi dan misi perusahaan, tujuan jangka panjang, budaya perusahaan, tata kelola perusahaan, dan teori keagenan. Konsep-konsep tersebut dijelaskan dan diimplementasikan pada Kementerian Keuangan sebagai contoh organisasi publik.
Pengintegrasian adalah proses menyatukan kepentingan karyawan dan perusahaan agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan. Tujuannya adalah memanfaatkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dan memenuhi kebutuhan karyawan. Metode pengintegrasian meliputi hubungan antar manusia, motivasi, kepemimpinan, dan kesepakatan kerja.
1. Dokumen tersebut membahas tentang peran koperasi sebagai wadah pemberdayaan ekonomi rakyat berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan.
2. Koperasi dimaksudkan sebagai wadah bagi anggotanya untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan melalui kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.
3. Keberhasilan koperasi diharapkan dapat memberikan dampak pengembangan potensi ekonomi wilayah dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya integrasi pegawai dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. 2) Integrasi melibatkan penyesuaian antara kepentingan perusahaan dan pegawai agar dapat bekerja sama secara harmonis. 3) Tujuan integrasi adalah memanfaatkan pegawai agar bersedia bekerja keras untuk mencapai tujuan perusahaan serta kebutuhan
2, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Vision and Company Mission Longterm Objective Cor...SukrasnoSukrasno
Dokumen tersebut membahas tentang visi dan misi perusahaan, tujuan jangka panjang, budaya perusahaan, tata kelola perusahaan, dan teori keagenan serta memberikan contoh implementasinya di Kementerian Keuangan."
2, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Vision and Company Mission Longterm Objective Cor...SukrasnoSukrasno
Dokumen tersebut membahas tentang visi dan misi perusahaan, tujuan jangka panjang, budaya perusahaan, tata kelola perusahaan, dan teori keagenan. Konsep-konsep tersebut dijelaskan dan diimplementasikan pada Kementerian Keuangan sebagai contoh organisasi publik.
The passage from Jeremiah 9:23-24 says that people should not boast in their wisdom, might, or riches, but rather in their understanding of God and his loving, just, and righteous character.
The document then discusses how the gospel message is about what God has done for us in the past through forgiveness, what he will do for us in the future by bringing us into eternity without sin or struggle, and how the "now" realities of the gospel are not always widely taught.
It ends by explaining from 2 Peter 1:3-9 how through God's power and promises, we can become like his divine nature by making efforts to grow in faith, virtue, knowledge, self-control,
River of Life; Fountain of Blessing Slides, 10/5/14CLADSM
The document references several biblical passages that depict a river as a symbol of God's blessings and eternal life. The river is described as flowing from God's throne and giving healing, delight, and living water to God's people. It is said to be a source of eternal life and gladness for the city of God.
Challenge of complexity - rethinking approachesEduSkills OECD
This presentation was given by Dahle Suggett at the CERI Conference on Innovation, Governance and Reform in Education on 3 November 2014 during session 3.b: The Challenge of Complexity: Rethinking Relationships and Approaches on Knowledge-intensive Governance, Innovation and Change.
The document discusses living life to the fullest by focusing on what's most important rather than getting caught up in urgent but unimportant tasks. It advocates living passionately, loving completely, learning humbly, and leaving boldly, as exemplified by Jesus. The "tyranny of the urgent" makes people slaves to instant demands rather than focusing on vital long-term goals and relationships.
This document provides a summary of the present perfect tense in English grammar. It states that the present perfect is formed with has/have plus the past participle of the verb for affirmative statements and questions, and has/have plus not for negative statements.
Increasing Student Participation in Higher Education: New Collaborations for ...EduSkills OECD
Only 15% of Latino 9th graders will attain a bachelor's degree, compared to 29% of all 9th graders. This achievement gap shows Latinos are less likely than all students to complete high school and earn a 4-year college degree.
Factors influencing international students’ decisions to enroll at a Anglo-Ch...EduSkills OECD
The document discusses a study on factors influencing international students' decisions to enroll at a joint-venture university between the University of Nottingham and a Chinese university. The three main factors identified by the study are: 1) to obtain a degree from the British university, 2) to experience living in China, and 3) to receive a good quality education.
The document lists upcoming events and needs at a church, including no activities on July 1st, an awards night on June 24 at 7pm, a podcast about Christian life, and a need for volunteers in the nursery and preschool.
Managing across geopolitical borders: oversight of international branch campu...EduSkills OECD
The document summarizes the Cross-Border Education Research Team led by Jason Lane and Kevin Kinser at SUNY Albany. It was founded in 2009 and has visited over 40 international branch campuses in 12 countries. The team maintains an up-to-date list of international branch campuses and educational hubs on its website and publishes updates on its research activities. The number of international branch campuses has grown from 15 in 1995 to 82 in 2006 to 182 in 2012.
Managing internationalisation: Implications for strategic management and inst...EduSkills OECD
Internationalization has important implications for strategic management and institutional practice in higher education. As globalization increases competition for students and research partners, universities must thoughtfully manage their international activities and partnerships. Institutional leaders should consider how internationalization aligns with and supports their overall strategic vision and values.
Wednedsay Night Series - "How People Change", Week 7CLADSM
The document discusses how people can change when they internalize the message of the cross (CROSS). It says that because Christ lives in us, we have everything we need to respond to daily challenges in new ways. We must consistently ask where God is calling us to respond differently and help others recognize Christ's practical importance. The document prompts reflection on specific areas where we fail to let the cross shape our lives and how we would change if we lived in a more cross-centered way. It emphasizes that with Christ within us, we have new identity, wisdom, strength and character at our disposal.
Over the past few weeks, several people have reported strange photos appearing on their phones of unfamiliar places and events they did not capture themselves. The photos seem to show everyday situations but the people in them are always blurred or obscured. Experts are unsure how this is happening but believe it may have a technical explanation rather than a paranormal one.
The document contains multiple passages from the Bible that use running a race as a metaphor for living the Christian life. It encourages believers to remove distractions, focus on Jesus, exercise self-control over their bodies, and run with endurance to finish the race and receive the prize of eternal life.
The document advertises a "Wife of Excellence" seminar for women to take place on September 15th from 9am to 3:30pm. The $35 registration includes breakfast, lunch, and a book. The seminar will teach biblical principles for lasting marriage based on Proverbs 31:10, which describes a wife of noble character as being worth far more than rubies. Contact Leah Shortell at (515) 371-2340 for registration information.
A Changing Higher Education Landscape in Ireland - the perspectives of academ...EduSkills OECD
This document summarizes research on the changing landscape of higher education in Ireland from the perspective of academics at University College Dublin (UCD). It discusses how UCD underwent restructuring after 2004 with the appointment of a new Vice-Chancellor, including consolidating departments, increasing research focus, and centralizing decision-making. Academics reflected that while some changes were needed, there is now less participation in decision-making, increased administrative workload, and declining collegiality and interaction between faculty.
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Teknologi komunikasi berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data antar perangkat. Teknologi informasi berperan penting dalam bidang pendidikan, pemerintahan, keuangan, industri, dan kesehat
This document provides information about various upcoming events including Wednesday night classes from June 27th to August 8th, a Ranger Awards Night, summer camps the weeks of June 25-29 and July 16-20, and a health screening event on July 19th. It also notes there will be no evening activities on July 4th and advertises a cafe located in the seat back.
This document provides information about returning materials by June 26th to win a $15 gift card, Christian Life Assembly events from June 20-24 and July 11-15, a Friday night event on July 1st from 7-10pm to contact Andy about participating in, and a Saturday event on November 12th. It also includes pricing information for Assembly.
The passage from Jeremiah 9:23-24 says that people should not boast in their wisdom, might, or riches, but rather in their understanding of God and his loving, just, and righteous character.
The document then discusses how the gospel message is about what God has done for us in the past through forgiveness, what he will do for us in the future by bringing us into eternity without sin or struggle, and how the "now" realities of the gospel are not always widely taught.
It ends by explaining from 2 Peter 1:3-9 how through God's power and promises, we can become like his divine nature by making efforts to grow in faith, virtue, knowledge, self-control,
River of Life; Fountain of Blessing Slides, 10/5/14CLADSM
The document references several biblical passages that depict a river as a symbol of God's blessings and eternal life. The river is described as flowing from God's throne and giving healing, delight, and living water to God's people. It is said to be a source of eternal life and gladness for the city of God.
Challenge of complexity - rethinking approachesEduSkills OECD
This presentation was given by Dahle Suggett at the CERI Conference on Innovation, Governance and Reform in Education on 3 November 2014 during session 3.b: The Challenge of Complexity: Rethinking Relationships and Approaches on Knowledge-intensive Governance, Innovation and Change.
The document discusses living life to the fullest by focusing on what's most important rather than getting caught up in urgent but unimportant tasks. It advocates living passionately, loving completely, learning humbly, and leaving boldly, as exemplified by Jesus. The "tyranny of the urgent" makes people slaves to instant demands rather than focusing on vital long-term goals and relationships.
This document provides a summary of the present perfect tense in English grammar. It states that the present perfect is formed with has/have plus the past participle of the verb for affirmative statements and questions, and has/have plus not for negative statements.
Increasing Student Participation in Higher Education: New Collaborations for ...EduSkills OECD
Only 15% of Latino 9th graders will attain a bachelor's degree, compared to 29% of all 9th graders. This achievement gap shows Latinos are less likely than all students to complete high school and earn a 4-year college degree.
Factors influencing international students’ decisions to enroll at a Anglo-Ch...EduSkills OECD
The document discusses a study on factors influencing international students' decisions to enroll at a joint-venture university between the University of Nottingham and a Chinese university. The three main factors identified by the study are: 1) to obtain a degree from the British university, 2) to experience living in China, and 3) to receive a good quality education.
The document lists upcoming events and needs at a church, including no activities on July 1st, an awards night on June 24 at 7pm, a podcast about Christian life, and a need for volunteers in the nursery and preschool.
Managing across geopolitical borders: oversight of international branch campu...EduSkills OECD
The document summarizes the Cross-Border Education Research Team led by Jason Lane and Kevin Kinser at SUNY Albany. It was founded in 2009 and has visited over 40 international branch campuses in 12 countries. The team maintains an up-to-date list of international branch campuses and educational hubs on its website and publishes updates on its research activities. The number of international branch campuses has grown from 15 in 1995 to 82 in 2006 to 182 in 2012.
Managing internationalisation: Implications for strategic management and inst...EduSkills OECD
Internationalization has important implications for strategic management and institutional practice in higher education. As globalization increases competition for students and research partners, universities must thoughtfully manage their international activities and partnerships. Institutional leaders should consider how internationalization aligns with and supports their overall strategic vision and values.
Wednedsay Night Series - "How People Change", Week 7CLADSM
The document discusses how people can change when they internalize the message of the cross (CROSS). It says that because Christ lives in us, we have everything we need to respond to daily challenges in new ways. We must consistently ask where God is calling us to respond differently and help others recognize Christ's practical importance. The document prompts reflection on specific areas where we fail to let the cross shape our lives and how we would change if we lived in a more cross-centered way. It emphasizes that with Christ within us, we have new identity, wisdom, strength and character at our disposal.
Over the past few weeks, several people have reported strange photos appearing on their phones of unfamiliar places and events they did not capture themselves. The photos seem to show everyday situations but the people in them are always blurred or obscured. Experts are unsure how this is happening but believe it may have a technical explanation rather than a paranormal one.
The document contains multiple passages from the Bible that use running a race as a metaphor for living the Christian life. It encourages believers to remove distractions, focus on Jesus, exercise self-control over their bodies, and run with endurance to finish the race and receive the prize of eternal life.
The document advertises a "Wife of Excellence" seminar for women to take place on September 15th from 9am to 3:30pm. The $35 registration includes breakfast, lunch, and a book. The seminar will teach biblical principles for lasting marriage based on Proverbs 31:10, which describes a wife of noble character as being worth far more than rubies. Contact Leah Shortell at (515) 371-2340 for registration information.
A Changing Higher Education Landscape in Ireland - the perspectives of academ...EduSkills OECD
This document summarizes research on the changing landscape of higher education in Ireland from the perspective of academics at University College Dublin (UCD). It discusses how UCD underwent restructuring after 2004 with the appointment of a new Vice-Chancellor, including consolidating departments, increasing research focus, and centralizing decision-making. Academics reflected that while some changes were needed, there is now less participation in decision-making, increased administrative workload, and declining collegiality and interaction between faculty.
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Teknologi komunikasi berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data antar perangkat. Teknologi informasi berperan penting dalam bidang pendidikan, pemerintahan, keuangan, industri, dan kesehat
This document provides information about various upcoming events including Wednesday night classes from June 27th to August 8th, a Ranger Awards Night, summer camps the weeks of June 25-29 and July 16-20, and a health screening event on July 19th. It also notes there will be no evening activities on July 4th and advertises a cafe located in the seat back.
This document provides information about returning materials by June 26th to win a $15 gift card, Christian Life Assembly events from June 20-24 and July 11-15, a Friday night event on July 1st from 7-10pm to contact Andy about participating in, and a Saturday event on November 12th. It also includes pricing information for Assembly.
Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai bentuk konkret kepedulian perusahaan. CSR merupakan aktivitas perusahaan untuk masyarakat dan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan dan dukungan dari pemangku kepentingan. Implementasi CSR harus sesuai dengan peraturan dan kemampuan perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), termasuk definisi, landasan hukum, manfaat, dan pandangan berbagai pihak terkait CSR."
10, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, corporate social responsibili...TeguhBudiSantoso9
Dokumen tersebut membahas tentang konsep Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan dan lingkungan sekitar dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. CSR bertujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan mengelola dampak operasi perusahaan. Dokumen ini juga membahas model-model penerapan CSR, manfaat CSR bagi perusahaan dan masyarakat, serta
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...arisatrias
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan. CSR merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan dan lingkungan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. CSR bertujuan untuk menjamin keberlanjutan bisnis jangka panjang dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar perusahaan.
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...Ari Prayogo
Teks tersebut membahas tentang etika bisnis, CSR, dan manajemen risiko. Etika bisnis adalah tentang perilaku yang jujur dan adil dalam bisnis. CSR adalah tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan. Manajemen risiko digunakan untuk mengelola ketidakpastian dan ancaman terhadap bisnis.
Makalah ini membahas tentang Corporate Social Responsibility (CSR) dan etika bisnis. CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan seperti konsumen, karyawan, pemegang saham, dan lingkungan. Makalah ini juga menjelaskan perkembangan CSR di Amerika Serikat dan implementasinya, serta manfaat CSR bagi perusahaan. CSR kini telah diatur dalam undang-undang Indonesia.
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...Imam Arifin
Dokumen tersebut membahas tentang Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan konsep tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. CSR bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan melalui kegiatan seperti memberikan beasiswa, dukungan fasilitas umum, dan pembangunan fasilitas sosial. CSR juga bermanfaat untuk menjamin kelangsungan bisnis perusahaan dengan meng
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...dyahruthw
Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang mencakup definisi CSR, alasan perusahaan menerapkannya, dan strategi pengelolaannya. CSR dijelaskan sebagai komitmen perusahaan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di mana perusahaan beroperasi, dan perusahaan menerapkannya untuk menjaga reputasi serta mendapat dukungan dari masyarakat.
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...PT Kalbe Farma
Dokumen tersebut membahas tentang Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan konsep tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. CSR meliputi berbagai program seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan, pendidikan, dan fasilitas umum. CSR bermanfaat untuk reputasi perusahaan dan hubungan dengan masyarakat setempat serta mendukung keberlanjutan bisnis jangka
Be and gcg, desy dharmawati, hapzi ali, csr, umb, 2017desydharmawati
Dokumen tersebut membahas mengenai implementasi CSR di Indonesia yang belum berjalan efektif karena masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan CSR dengan baik sehingga dampak positifnya belum dirasakan masyarakat. Dokumen tersebut juga menyebutkan beberapa penyebab kurang berhasilnya implementasi CSR di Indonesia seperti rendahnya komitmen perusahaan, kekeliruan perencanaan program, dan CSR yang dianggap sebagai biaya.
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Indra Hendiyana
Dokumen tersebut membahas tentang stakeholder perusahaan dan etika bisnis yang sesuai dengan budaya Indonesia. Dibahas mengenai definisi stakeholder, jenis-jenis stakeholder, dan cara menjaga hubungan dengan stakeholder sesuai etika bisnis yang berlaku di Indonesia seperti tanggung jawab sosial, persaingan yang sehat, dan kewajiban perusahaan terhadap karyawan serta sebaliknya.
OpenSID adalah sistem informasi desa yang dikembangkan oleh Lembaga Hukum Perkumpulan Desa Digital Terbuka untuk mendukung fungsi administrasi pemerintahan desa melalui berbagai modul seperti administrasi umum, kependudukan, keuangan, pembangunan, dan layanan publik. OpenSID memiliki fitur website desa, pengolah data administrasi, layanan mandiri, dan absensi pegawai untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat dan pengelolaan data des
Proposal ini merupakan draf rencana renovasi dan perluasan sarana Pondok Pesantren Husnul Khowatim untuk mengakomodasi peningkatan jumlah santri. Proposal ini mencakup latar belakang, tujuan, rencana kegiatan pembangunan seperti renovasi madrasah dan asrama santri, serta rincian anggaran untuk pembangunan madrasah.
Desa ini memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional dalam bidang pengelolaan BUMDes, program PKK, KB, serta dijadikan desa percontohan. Desa ini juga mendapat kesempatan kunjungan dari beberapa mentri dan kedutaan besar serta mendapat beasiswa ke Tiongkok.
Dokumen tersebut berisi visi, misi, tujuan dan sasaran Pemerintah Desa Biaung untuk periode 2018-2023. Visi utamanya adalah menciptakan Desa Biaung yang cerdas, aman, nyaman, tentram, indah dan berkeluarga. Misi antara lain meningkatkan pelayanan pemerintahan desa, meningkatkan sarana prasarana, dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Tujuan dan sasarannya meliputi pening
Dokumen tersebut membahas tentang keanggotaan BPD yang terdiri atas wakil dari penduduk desa yang dipilih melalui pemilihan umum setiap 5 tahun sekali, struktur kelembagaan BPD yang terdiri dari ketua, wakil ketua dan sekretaris, serta peraturan tata tertib BPD yang mengatur
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri pariwisata dengan membangun objek-objek wisata baru dan memperbaiki fasilitas yang ada. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Pemerintah berharap langkah ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19, mencakup pendataan kesehatan warga, pembagian tugas antara aparat desa dan masyarakat, serta cara penyampaian informasi tentang COVID-19 kepada masyarakat."
Dokumen tersebut memberikan ringkasan strategi dan kegiatan untuk mempercepat program Open Defecation Free (ODF) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Strategi utama adalah menghentikan perilaku buang air besar sembarangan dan meningkatkan akses sanitasi melalui Gerakan Sanitasi Total Sa Sukabumi. Kegiatan kunci meliputi sosialisasi, pembangunan fasilitas sanitasi, verifikasi, dan deklarasi desa-desa ODF di Kabupaten S
Dokumen tersebut merangkum tugas, fungsi, hak, kewajiban, dan kewenangan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berdasarkan peraturan perundang-undangan. Secara ringkas, BPD bertugas menampung aspirasi masyarakat desa, mengawasi kinerja kepala desa, dan membahas rancangan peraturan desa. BPD juga berhak meminta keterangan kepada pemerintah desa dan berkewajiban memegang teguh Pancasila serta
Dokumen tersebut merupakan lampiran peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Cianjur tahun 2011-2031 yang mengatur ketentuan umum peraturan zonasi, struktur ruang wilayah yang terdiri dari sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana, serta ketentuan prasarana dan sarana minimum di setiap zona.
Dokumen tersebut berisi matriks program utama rencana tata ruang kabupaten Cianjur tahun 2011-2031 yang mencakup pembangunan infrastruktur transportasi darat seperti jalan arteri, kolektor, dan lokal di berbagai kecamatan untuk mendukung struktur ruang dan sistem prasarana utama kabupaten.
Dokumen tersebut merupakan lampiran peraturan daerah Kabupaten Cianjur tentang rencana tata ruang wilayah 2011-2031. Dokumen tersebut menyajikan data luas wilayah, luas kawasan perkotaan, dan peruntukan lahan di 9 kecamatan di Kabupaten Cianjur. Juga disajikan perbandingan luas lahan peruntukan tata ruang eksisting dan yang direncanakan.
This document is the Takokak Subdistrict in Figures 2018 publication from the BPS-Statistics of Cianjur Regency. It contains tables of data on geography, government, population, employment, social welfare, housing, agriculture, and the economy of Takokak Subdistrict. The publication aims to improve data quality and completeness to meet the needs of data users and help with development planning in Cianjur Regency. Criticism and suggestions are welcomed to improve future publications.
This document is the Sukanagara Subdistrict in Figures 2018 publication from the BPS-Statistics of Cianjur Regency. It contains statistical tables on various topics related to Sukanagara Subdistrict, including geography, government, population, employment, education, social welfare, housing, environment, agriculture, and economy. The tables provide data by village and were obtained from secondary sources as well as routine surveys conducted by the BPS. The publication is intended to help complete development planning in Cianjur Regency by making relevant statistical data available.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY:
What is and Benefits for Corporate1
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Apa itu dan Apa Manfaatnya Bagi Perusahaan
Edi Suharto, PhD2
“It is true that economic and social objectives have long been seen as distinct and often competing. But
this is a false dichotomy…Companies do not function in isolation from the society around them. In fact,
their ability to compete depends heavily on the circumstances of locations where they operate.”
Michael E. Porter dan Mark R. Kramer (2002: 5)
PENGANTAR
CSR kini semakin meroket dan marak diterapkan perusahaan di berbagai belahan dunia.
Menguatnya terpaan prinsip good corporate gorvernance telah mendorong CSR semakin
menyentuh ”jantung hati” dunia bisnis. Di Indonesia, CSR sekarang dinyatakan lebih tegas lagi
dalam UU PT No.40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR.
Pendapat Milton Friedman yang menyatakan bahwa tujuan utama korporasi adalah
memperoleh profit semata, semakin ditinggalkan. Sebaliknya, konsep triple bottom line (profit,
planet, people) yang digagas John Elkington semakin masuk ke mainstream etika bisnis
(Suharto, 2007a).
Persoalannya, hingga kini masih banyak perusahaan yang sekadar membagi-bagikan mie
instant saat bencana alam atau menyumbang uang kepada Karang Taruna untuk perayaan 17
Agustus-an, sudah merasa melakukan CSR. Karenanya, seminar dan diskusi untuk
memperkaya pemahaman tentang CSR senantiasa significant.
Makalah ini membahas topik berikut ini:
Dimensi CSR
Tipologi: Perusahaan dan CSR
Paradoks Kejayaan Dunia Bisnis
Mengapa CSR Penting?
Manfaat CSR: Taken for Granted?
Bias-Bias CSR
Good CSR
1 Disampaikan pada Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social Responsibility): Strategy, Management and
Leadership, Intipesan, Hotel Aryaduta Jakarta 13-14 February 2008
2 Ketua Program Pascasarjana Spesialis Pekerjaan Sosial, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)
Bandung; Redaktur Ahli Majalah Bisnis & CSR; Penulis buku CSR dan ComDev, diantaranya, “Pekerjaan Sosial di
Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibily)” (Refika
Aditama, 2007), “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat” (Refika Aditama, 2006). Konsultan di
beberapa lembaga internasional; Web: www.policy.hu/suharto; Email: suharto@policy.hu; Cellphone:
081324156999
CSR2008/suharto@policy.hu 1
2. Penutup: Perusahaan dan Serangga.
DIMENSI CSR
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak
hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk
pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan.
Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR
adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community
development.
Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan
CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif
kemanusiaan, dan corporate community relations bernafaskan tebar pesona, maka community
development lebih bernuansa pemberdayaan (Briliant dan Rice, 1988; Burke, 1988; Suharto,
2007a).
Dalam konteks pemberdayaan, CSR merupakan bagian dari policy perusahaan yang
dijalankan secara profesional dan melembaga. CSR kemudian identik dengan CSP (corporate
social policy), yakni strategi dan roadmap perusahaan yang mengintegrasikan tanggung jawab
ekonomis korporasi dengan tanggung jawab legal, etis, dan sosial sebagaimana konsep
piramida CSR-nya Archie B. Carol (Suharto, 2007a) .
Dalam literatur pekerjaan sosial (social work), CSR termasuk dalam gugus Pekerjaan Sosial
Industri, industrial social work atau occupational social work (Suharto, 2007a). Pekerjaan
Sosial Industri mencakup pelayanan sosial internal dan eksternal.
Pengembangan sumberdaya manusia, pelayanan konseling, terapi sosial, dan jaminan sosial
bagi pegawai serta keluarganya adalah beberapa bentuk pelayanan sosial internal. CSR yang
di dalamnya mencakup penerapan ComDev, pengembangan program sosial, dan advokasi
sosial merupakan strategi pelayanan sosial yang bermatra eksternal (Suharto, 2007b).
Beragam cara dilakukan perusahaan untuk menjalankan CSR. Ada perusahaan yang
melaksanakan CSR sendiri, mulai dari perencanaan hingga implementasinya. Ada pula
perusahaan yang mendirikan yayasan, bermitra dengan pihak lain atau bergabung dalam
konsorsium.
Model mana yang dipilih sangat tergantung pada visi dan misi perusahaan, sumberdaya yang
dimiliki, serta tuntutan eksternal (misalnya kondisi masyarakat lokal, tekanan pemerintah atau
LSM).
TIPOLOGI: Perusahaan dan CSR
Berkaitan dengan pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam beberapa
kategori. Meskipun cenderung menyederhanakan realitas, tipologi ini menggambarkan
kemampuan dan komitmen perusahaan dalam menjalankan CSR. Pengakategorian dapat
memotivasi perusahaan dalam mengembangkan program CSR. Dapat pula dijadikan cermin
dan guideline untuk menentukan model CSR yang tepat.
CSR2008/suharto@policy.hu 2
3. Dengan menggunakan dua pendekatan, sedikitnya ada delapan kategori perusahaan.
Perusahaan ideal memiliki kategori reformis dan progresif. Tentu saja, dalam kenyataannya,
kategori ini bisa saja saling bertautan.
1. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR:
Perusahaan Minimalis. Perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang
rendah. Perusahaan kecil dan lemah biasanya termasuk kategori ini.
Perusahaan Ekonomis. Perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi, namun
anggaran CSR-nya rendah. Perusahaan besar, namun pelit.
Perusahaan Humanis. Meskipun profit perusahaan rendah, proporsi anggaran CSR-
nya relatif tinggi. Disebut perusahaan dermawan atau baik hati.
Perusahaan Reformis. Perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang
tinggi. Perusahaan seperti ini memandang CSR bukan sebagai beban, melainkan
sebagai peluang untuk lebih maju (Gambar 1).
2. Berdasarkan tujuan CSR: apakah untuk promosi atau pemberdayaan masyarakat:
Perusahaan Pasif. Perusahaan yang menerapkan CSR tanpa tujuan jelas: bukan
untuk promosi, bukan pula untuk pemberdayaan. Sekadar melakukan kegiatan
karitatif. Perusahaan seperti ini melihat promosi dan CSR sebagai hal yang kurang
bermanfaat bagi perusahaan.
Perusahaan Impresif. CSR lebih diutamakan untuk promosi daripada untuk
pemberdayaan. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan ”tebar pesona” ketimbang
”tebar karya”.
Perusahaan Agresif. CSR lebih ditujukan untuk pemberdayaan ketimbang promosi.
Perusahaan seperti ini lebih mementingkan karya nyata ketimbang tebar pesona.
Perusahaan Progresif. Perusahaan menerapkan CSR untuk tujuan promosi dan
sekaligus pemberdayaan. Promosi dan CSR dipandang sebagai kegiatan yang
bermanfaat dan menunjang satu-sama lain bagi kemajuan perusahaan (Gambar 2).
Profit
Perusahaan
Perusahaan Perusahaan
Ekonomis – Pelit Reformis – Maju
Perusahaan
Perusahaan
Minimalis –
Humanis – Baik
Kecil/Lemah
Hati/Dermawan
Anggaran CSR
Gambar 1: Kategori Perusahaan Berdasarkan Profit Perusahaan dan
Anggaran CSR
CSR2008/suharto@policy.hu 3
4. Promosi
Perusahaan Perusahaan
Impresif – Tebar Progresif – Tebar
Pesona Pesona dan
Karya
Perusahaan Perusahaan
Pasif – Tebar Agresif –
Bukan Tebar Karya
Pemberdayaan
Gambar 2: Kategori Perusahaan Berdasarkan Tujuan CSR
PARADOKS KEJAYAAN DUNIA BISNIS
Majalah Bisnis dan CSR edisi Oktober 2007 menurunkan laporan utama mengenai paradoks
kejayaan dunia bisnis dan fenomena kemiskinan di kancah global (lihat Bisnis dan CSR, 2007:
84-91). Merujuk berbagai sumber, seperti bukunya David C. Korten, When Corporations Rule
the World (1995), dan Anderson Cavanagh dalam The Top 200: The Rise of Corporate Global
Power disimpulkan bahwa dunia bisnis kini telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa di
muka bumi selama setengah abad terakhir ini.
Dari 100 besar penguasa ekonomi dunia, 51 di antaranya adalah korporasi dan 49 nya adalah
negara. Mengutip laporan The United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD), The World Investment (2002), ditemukan bahwa sekitar 65 ribu korporasi
transnasional bersama 850 ribu affiliasi asingnya menguasai 10% total Gros Domestic Product
(GDP) dan 33% ekspor dunia.
Sejumlah korporasi multinasional memiliki pendapatan sebanding dengan GDP negara maju
dan melebihi puluhan negara miskin dan berkembang. Misalnya, penjualan tahunan General
Motor sebanding dengan GDP Denmark dan omset Exxon Mobil melebihi gabungan GDP 180
negara miskin dan berkembang.
Namun demikian, kemajuan perusahaan transnasional tersebut ternyata tidak sejalan dengan
perbaikan kesejahteraan masyarakat dunia. Hingga awal millenium ini, diantara 5,4 miliar
populasi dunia terdapat sekitar 1,3 miliar manusia yang hidup di bawah 1 dollar AS per hari.
Ini belum termasuk ratusan juta keluarga yang tidak memiliki rumah layak, kekurangan air
bersih, anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah, ibu-ibu yang meninggal ketika melahirkan,
dan bayi-bayi yang tidak sempat menatap dunia saat dilahirkan.
Ini juga belum termasuk kerusakan lingkungan yang diakibatkan (baik langsung maupun tidak
langsung) oleh beroperasinya perusahaan dan pada gilirannya mengakibatkan bencana
kemanusiaan berkepanjangan.
CSR2008/suharto@policy.hu 4
5. Buramnya wajah kemanusiaan global ini tidak jauh berbeda dengan potret di Indonesia.
Hingga saat ini, jumlah orang miskin di Indonesia masih sangat mencemaskan (Suharto,
2007b). Pada tahun 2007, jumlah penduduk miskin adalah 37,17 juta orang atau 16,58% dari
total penduduk Indonesia.
Satu tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 39,30 juta atau sebesar
17,75% dari total jumlah penduduk Indonesia tahun tersebut. Ini berarti jumlah orang miskin
turun sebesar 2,13 juta jiwa.
Meskipun terjadi penurunan, secara absolut angka ini tetap saja besar dan melampaui
keseluruhan jumlah penduduk Selandia Baru (4 juta), Australia (12 juta), dan Malaysia (25
juta). Angka kemiskinan ini menggunakan poverty line dari BPS sekitar Rp.5.500 per kapita per
hari.3 Jika menggunakan poverty line dari Bank Dunia sebesar US$2 per kapita per hari,
diperkirakan jumlah orang miskin di Indonesia berkisar antara 40-60% dari total penduduk.
Meski terkadang tumpang tindih, potret kesejahteraan ini akan lebih buram lagi jika
dimasukkan para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang oleh Departemen
Sosial diberi label Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Di dalam kelompok ini berbaris jutaan gelandangan; pengemis; Wanita Tuna Susila; Orang
Dengan Kecacatan; Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA); Komunitas Adat Terpencil (KAT); Anak
yang Membutuhkan Perlindungan Khusus atau Children in Need of Special Protection (CNSP)
(anak jalanan, buruh anak, anak yang dilacurkan, anak yang berkonflik dengan hukum, anak
yang terlibat konflik bersenjata); jompo telantar dan seterusnya.
Mereka bukan saja menghadapi kesulitan ekonomi, melainkan pula mengalami social exlusion
– pengucilan sosial akibat diskriminasi, stigma, dan eksploitasi. Berbeda dengan kelompok
miskin lainnya, mereka jarang tersentuh oleh program CSR.
MENGAPA CSR PENTING?
Lahirnya CSR dipengaruhi oleh fenomena DEAF (yang dalam Bahasa Inggris berarti tuli) di
dunia industri. DEAF adalah akronim dari Dehumanisasi, Emansipasi, Aquariumisasi, dan
Feminisasi (Suharto, 2007a: 103-4):
Dehumanisasi industri. Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia
industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan
buruh di perusahaan, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger mania”
dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang PHK dan pengangguran.
Ekspansi dan eksploitasi industri telah melahirkan ketimpangan sosial, polusi dan
kerusakan lingkungan yang hebat.
Emansipasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk
meminta pertanggung jawaban perusahaan atas berbagai masalah sosial yang
seringkali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin
3 Poverty line (garis kemiskinan), selain berbeda untuk wilayah perdesaan dan perkotaan, juga berbeda untuk
setiap provinsi setiap tahunnya. Selama Maret 2006 sampai dengan Maret 2007, poverty line di Indonesia naik
sebesar 9,67 persen, yaitu dari Rp.151.997 per kapita per bulan pada Maret 2006 menjadi Rp.166.697 per kapita
per bulan pada Maret 2007 (TKPK, 2007)
CSR2008/suharto@policy.hu 5
6. menuntut kepedulian perusahaan bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula
terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.
Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka
laksana sebuah akuarium. Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan
cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis dan filantropis tidak akan mendapat
dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar
perusahaan seperti ini di tutup.
Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut
penyesuaian perusahaan bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti
pemberian cuti hamil dan melahirkan, keselamatan dan kesehatan kerja, melainkan
pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan
remaja, akibat berkurangnya atau hilangnya kehadiran ibu-ibu di rumah dan tentunya
di lingkungan masyarakat. Pendirian fasilitas pendidikan, kesehatan dan perawatan
anak (child care) atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja adalah
beberapa bentuk respon terhadap isu ini.
Pertanyaan mengenai mengapa CSR penting, tidak cukup dijawab dengan menyatakan bahwa
CSR telah diamanatkan UU. Jika CSR dianggap penting hanya karena UU, perusahaan akan
cenderung terpaksa dan stengah hati melaksanakan CSR. Harus ada pemahaman filosofis dan
komitmen etis tentang CSR.
Pentingnya CSR perlu dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta tentang adanya
jurang yang semakin menganga antara kemakmuran dan kemelaratan, baik pada tataran
global maupun nasional. Oleh karena itu, diwajibkan atau tidak, CSR harus merupakan
komitmen dan kepedulian genuine dari para pelaku bisnis untuk ambil bagian mengurangi
nestapa kemanusiaan.
Memberi gaji pada karyawan dan membayar pajak pada negara kurang patut dijadikan alasan
bahwa perusahaan tidak perlu melaksanakan CSR. Terlebih di Indonesia yang menganut
residual welfare state, distribusi pendapatan mengalami distorsi luar biasa.
Manfaat pajak sering tidak sampai kepada masyarakat, terutama kelompok lemah dan rentan
seperti orang miskin, pekerja sektor informal, kaum perempuan, anak-anak, dan komunitas
adat terpencil (KAT). Akibatnya, sebagian besar dari mereka hidup tanpa perlindungan sosial
yang memadai.
MANFAAT CSR: Taken for Granted?
Tiga lembaga internasional independen, Environics International (Kanada), Conference Board
(AS), dan Prince of Wales Business Leader Forum (Inggris) melakukan survey tentang
hubungan antara CSR dan citra perusahaan. Survey dilakukan terhadap 25 ribu konsumen di
23 negara yang dituangkan dalam The Millenium Poll on CSR pada tahun 1999 (lihat Bisnis
dan CSR, 2007: 88-90).
Hasil survey menunjukkan bahwa mayoritas responden (60%) menyatakan bahwa CSR seperti
etika bisnis, praktik sehat terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, merupakan unsur
utama mereka dalam menilai baik atau tidaknya suatu perusahaan. Sedangkan faktor
CSR2008/suharto@policy.hu 6
7. fundamental bisnis, seperti kinerja keuangan, ukuran perusahaan, strategi perusahaan atau
manajemen, hanya dipilih oleh 30% responden.
Sebanyak 40% responden bahkan mengancam akan ”menghukum” perusahaan yang tidak
melakukan CSR. Separo responden berjanji tidak akan mau membeli produk perusahaan yang
mengabaikan CSR. Lebih jauh, mereka akan merekomendasikan hal ini kepada konsumen
lain.
Jika dikelompokkan, sedikitnya ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan (Wikipedia,
2008):
Brand differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa
memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada
gilirannya menciptakan customer loyalty. The Body Shop dan BP (dengan bendera
“Beyond Petroleum”-nya), sering dianggap sebagai memiliki image unik terkait isu
lingkungan.
Human resources. Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan baru,
terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Saat interviu, calon karyawan yang memiliki
pendidikan dan pengalaman tinggi sering bertanya tentang CSR dan etika bisnis
perusahaan, sebelum mereka memutuskan menerima tawaran. Bagi staf lama, CSR
juga dapat meningkatkan persepsi, reputasi dan dedikasi dalam bekerja.
License to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong
pemerintah dan publik memberi ”ijin” atau ”restu” bisnis. Karena dianggap telah
memenuhi standar operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas.
Risk management. Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap perusahaan.
Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap oleh
skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan. Membangun
budaya ”doing the right thing” berguna bagi perusahaan dalam mengelola resiko-resiko
bisnis.
Ada kecenderungan perkembangan CSR kini bergeser dari underestimate ke overestimate.
Jika pada masa lalu pandangan terhadap CSR lebih banyak dipengaruhi Milton Friedman yang
cenderung ”memusuhi” CSR. Kini, pandangan terhadap CSR lebih positif, bahkan terkadang
overestimate. Seakan-akan CSR adalah panacea yang bisa menyembuhkan penyakit apa
saja. Padahal, manfaat CSR terhadap perusahaan tidaklah ”taken for granted” dan otomatis.
Salah satu tokoh yang kritis terhadap CSR adalah David Vogel, penyandang Solomon Lee
Professor of Business Ethics pada Haas School of Business dan Professor of Political Science
di University of California Berkeley. Menurutnya, perkembangan literatur CSR memiliki
kelemahan yang seragam, yakni “tidak menimbang dengan hati-hati apa yang dapat dan tidak
dapat dicapai oleh dan melalui CSR” (lihat Jalal, 2006).
Vogel mengajukan pertanyaan "does virtue pay?". Berdasarkan hasil studinya, Vogel
menemukan bahwa “tesis” yang menyatakan bahwa CSR akan meningkatkan keuntungan
perusahaan merupakan keyakinan yang kurang didukung data empiris. Investasi dalam CSR
mirip belanja iklan, yang belum tentu mendongkrak keuntungan perusahaan.
CSR2008/suharto@policy.hu 7
8. Namun, ini tidak berarti bahwa melakukan CSR sama sekali tidak memberikan keuntungan.
Bukti-bukti empiris yang ada menyaksikan bahwa pada kondisi-kondisi tertentu CSR berperan
melejitkan keuntungan perusahaan.
Kesimpulannya, CSR bukanlah strategi generik. CSR mungkin cocok pada kondisi tertentu,
tetapi tidak pada kondisi lainnya. Karenanya, menurut Vogel, argumen mengenai hubungan
positif antara kinerja sosial dengan kinerja finansial perusahaan harus dilihat secara lebih
kontekstual (Jalal, 2006).
BIAS-BIAS CSR
Berdasarkan pengamatan terhadap praktik CSR selama ini, tidak semua perusahaan mampu
menjalankan CSR secara otentik sesuai filosofi dan konsep CSR yang sejati. Tidak sedikit
perusahaan yang terjebak oleh bias-bias CSR berikut ini:
Kamuflase. Perusahaan melakukan CSR tidak didasari oleh komitmen, melainkan
hanya sekadar menutupi praktik bisnis yang memunculkan ”ethical questions”. Bagi
perusahaan seperti ini, CD bukan kepanjangan dari Community Development,
melainkan ”Celana Dalam” yang berfungsi menutupi ”aurat” perusahaan. McDonald’s
Corporation di AS dan pabrik sepatu Nike di Asia dan Afrika pernah tersandung kasus
yang berkaitan dengan ”unnecessary cruelty to animals”, ”third world nations are
exploited in producing these goods” dan mempekerjakan anak di bawah umur
(Wikipedia, 2008; Supomo, 2004).
Generik. Program CSR terlalu umum dan kurang fokus karena dikembangkan
berdasarkan template atau program CSR yang telah dilakukan pihak lain. Perusahaan
yang impulsif dan pelit biasanya malas melakukan inovasi dan cenderung melakukan
“copy-paste” (kadang dengan sedikit modifikasi) terhadap model CSR yang dianggap
mudah dan menguntungkan perusahaan.
Directive. Kebijakan dan program CSR dirumuskan secara top down dan hanya
berdasarkan misi dan kepentingan perusahaan (shareholders) semata. Program CSR
tidak partisipatif sesuai prinsip stakeholders engagement yang benar.
Lip Service. CSR tidak menjadi bagian dari strategi dan kebijakan perusahaan.
Biasanya, program CSR tidak didahului oleh needs assessment dan hanya diberikan
berdasarkan belas-kasihan (karitatif). Laporan tahunan CSR yang dibuat Enron dan
British American Tobacco (BAT), pernah menjadi sasaran kritik sebagai hanya “lip
service” belaka (Wikipedia, 2008).
Kiss and Run. Program CSR bersifat ad-hoc dan tidak berkelanjutan. Masyarakat
diberi ”ciuman” berupa barang, pelayanan atau pelatihan, lantas ditinggalkan begitu
saja. Program yang dikembangkan umumnya bersifat myopic, berjangka pendek dan
tidak memerhatikan makna pemberdayaan dan investasi sosial. CSR sekadar
”menanam jagung”, bukan ”menanam jati”.
Alhasil, CSR tidak dapat merespon kebutuhan masyarakat dan kurang menyentuh perhatian
publik. Salah satu karakter dasar CSR, yakni pemberdayaan masyarakat, menjadi semakin
jauh dari pencapaian tujuan CSR. Pelaksanaan CSR yang terjebak bias-bias di atas dapat
mengubah singkatan dan makna CSR menjadi: Candu, Sandera dan Racun.
CSR2008/suharto@policy.hu 8
9. Candu. CSR yang sebelumnya dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat,
malah hanya menciptakan ketergantungan masyarakat sebagai penerima program;
Sandera. CSR yang tadinya merupakan wujud kepedualian sosial perusahaan kepada
masyarakat, bergeser menjadi strategi masyarakat untuk menyandera perusahaan dan
menjadikannya ”sapi perahan”.
Racun. CSR yang tadinya untuk membangun citra perusahaan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, berubah menjadi racun yang bukan saja merusak reputasi
perusahaan. Melainkan pula menghancurkan modal sosial, kearifan lokal dan
kemandirian masyarakat.
GOOD CSR
CSR yang baik memadukan empat prinsip good corporate governance, yakni fairness,
transparency, accountability dan responsibility, secara harmonis. Ada perbedaan mendasar
diantara keempat prinsip tersebut (Supomo, 2004). Tiga prinsip pertama cenderung bersifat
shareholders-driven, karena lebih memerhatikan kepentingan pemegang saham perusahaan.
Sebagai contoh, fairness bisa berupa perlakuan yang adil terhadap pemegang saham
minoritas; transparency menunjuk pada penyajian laporan keuangan yang akurat dan tepat
waktu; sedangkan accountability diwujudkan dalam bentuk fungsi dan kewenangan RUPS,
komisaris, dan direksi yang harus dipertanggung jawabkan.
Sementara itu, prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders-driven, karena lebih
mengutamakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan.
Stakeholders perusahaan bisa mencakup karyawan beserta keluarganya, pelanggan,
pemasok, komunitas setempat dan masyarakat luas, termasuk pemerintah selaku regulator. Di
sini, perusahaan bukan saja dituntut mampu menciptakan nilai tambah (value added) produk
dan jasa bagi stakeholders perusahaan, melainkan pula harus sanggup memelihara
kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya itu (Supomo, 2004).
Namun demikian, prinsip good corporate governance jangan diartikan secara sempit. Artinya,
tidak sekadar mengedepankan kredo beneficience (do good principle), melainkan pula
nonmaleficience (do no-harm principle) (Nugroho, 2006).
Perusahaan yang hanya mengedepankan benificience cenderung merasa telah melakukan
CSR dengan baik. Misalnya, karena telah memberikan beasiswa atau sunatan massal gratis.
Padahal, tanpa sadar dan pada saat yang sama, perusahaan tersebut telah membuat
masyarakat semakin bodoh dan berperilaku konsumptif, misalnya, dengan iklan dan produknya
yang melanggar nonmaleficience.
Good CSR memadukan kepentingan shareholders dan stakeholders. Karenanya, CSR tidak
hanya fokus pada hasil yang ingin dicapai. Melainkan pula pada proses untuk mencapai hasil
tersebut. Lima langkah di bawah ini bisa dijadikan panduan dalam merumuskan program CSR,
termasuk ComDev.
1. Engagement. Pendekatan awal kepada masyarakat agar terjalin komunikasi dan relasi
yang baik. Tahap ini juga bisa berupa sosialisasi mengenai rencana pengembangan
CSR2008/suharto@policy.hu 9
10. program CSR. Tujuan utama langkah ini adalah terbangunnya pemahaman, penerimaan
dan trust masyarakat yang akan dijadikan sasaran CSR. Modal sosial bisa dijadikan dasar
untuk membangun ”kontrak sosial” antara masyarakat dengan perusahaan dan pihak-
pihak yang terlibat.
2. Assessment. Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan dijadikan dasar
dalam merumuskan program. Tahapan ini bisa dilakukan bukan hanya berdasarkan needs-
based approach (aspirasi masyarakat), melainkan pula berpijak pada rights-based
approach (konvensi internasional atau standar normatif hak-hak sosial masyarakat).
3. Plan of action. Merumuskan rencana aksi. Program yang akan diterapkan sebaiknya
memerhatikan aspirasi masyarakat (stakeholders) di satu pihak dan misi perusahaan
termasuk shareholders di lain pihak.
4. Action and Facilitation. Menerapkan program yang telah disepakati bersama. Program
bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat atau organisasi lokal. Namun, bisa pula
difasilitasi oleh LSM dan pihak perusahaan. Monitoring, supervisi dan pendampingan
merupakan kunci keberhasilan implementasi program.
5. Evaluation and Termination or Reformation. Menilai sejauh mana keberhasilan
pelaksanaan program CSR di lapangan. Bila berdasarkan evaluasi, program akan diakhiri
(termination) maka perlu adanya semacam pengakhiran kontrak dan exit strategy antara
pihak-pihak yang terlibat. Misalnya, melaksanakana TOT CSR melalui capacity building
terhadap masyarakat (stakeholders) yang akan melanjutkan program CSR secara mandiri.
Bila ternyata program CSR akan dilanjutkan (reformation), maka perlu dirumuskan lessons
learned bagi pengembangan program CSR berikutnya. Kesepakatan baru bisa dirumuskan
sepanjang diperlukan.
PENUTUP: Perusahaan dan Serangga
CSR kini semakin populer. Dehumanisasi, Emansipasi, Aquariumisasi dan Feminisme di dunia
industri mendorong CSR semakin diperlukan perusahaan. Jika modelnya tepat dan terhindar
dari bias, CSR membawa manfaat positif bagi perusahaan, yakni 4D: Diterima masyarakat;
Didukung pemerintah; Diminati konsumen; dan Ditemani LSM.
Good CSR sejalan dengan prinsip good corporate governance, yakni fairness, transparency,
accountability dan responsibility. Good CSR tidak terfokus hanya pada adagium beneficience
(do good principle), melainkan pula pada nonmaleficience (do no-harm principle).
Good CSR juga memerhatikan hasil dan proses. Proses CSR terentang mulai dari
engagement, assessment, plan of action, action and facilitation, hingga evaluation and
termination or reformation.
Elkington (1998) dalam bukunya Canibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century
Business mengelompokkan perusahaan yang peduli dan tidak peduli terhadap CSR
berdasarkan analogi serangga.
Perusahaan kategori pertama laksana ulat, yang memiliki model bisnis rakus dan tidak peduli
pada lingkungan sekelilingnya. Kategori kedua adalah perusahaan yang mirip belalang, model
bisnis yang juga eksploitatif dan degeneratif. Kategori kedua ini mungkin saja sudah mulai
CSR2008/suharto@policy.hu 10
11. mempraktikan CSR. Tetapi, CSR tidak dilakukan dengan sepenuh hati. CD di perusahaan ini
hanyalah ”Celana Dalam” untuk menutupi ”aurat” perusahaan agar terhindar dari tekanan
masyarakat atau LSM.
Perusahaan kupu-kupu adalah kategori ketiga. Korporasi seperti ini punya komitmen kuat
menjalankan CSR. Bagi perusahaan ini CSR adalah investasi, bukan basa-basi. Kategori
terakhir adalah korporasi lebah. Perusahaan seperti ini punya sifat regeneratif atau
menumbuhkan. Perusahaan ideal ini menerapkan etika bisnis dan menjalankan good CSR.
Nah, termasuk kategori yang manakah perusahaan anda?
***
SENARAI LITERATUR
Bisnis dan CSR (2007), Memaknai CSR, edisi Oktober
Brilliant, Eleanor L. dan Kimberlee A. Rice (1988), “Influencing Corporate Philantropy” dalam
Gary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace, New York:
Springer Publishing Co, halaman 299-313
Burke, Edmund M., (1988), “Corporate Community Relations” dalam Gary M. Gould dan
Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace, New York: Springer Publishing
Co, halaman 314-327
Elkington, John (1998), Canibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business,
Gabriola Island, BC: New Society Publishers
Jalal (2006), “Menimbang CSR Secara Rasional” dalam Kompas, September 2006
Nugroho, Alois A. (2006) “Triple Bottom Line” dalam Kompas, 29 Juni
Porter, Michael E. dan Mark R. Kramer (2002), “The Competitive Advantage of Corporate
Phiilantropy”, dalam Harvard Business Review, December, halaman 5
Suharto, Edi (2006), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Stategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama
(cetakan kedua)
Suharto, Edi (2007a), Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility), Bandung: Refika Aditama
Suharto, Edi (2007b), Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik: Peran Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan
di Indonesia, Bandung: Alfabeta
Supomo, Sita (2004) “Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Prinsip GCG” dalam
Republika, 20 Oktober
Wikipedia (2008), Corporate Social Responsibility, http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate
_social_responsibility (diakses 6 Februari)
CSR2008/suharto@policy.hu 11