SlideShare a Scribd company logo
FORUM 4 BE & GG
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DI INDONESIA
Sejarah Singkat
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin
populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business (1998), karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting
sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity,
yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari
profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi
belaka (profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan
kesejahteraan masyarakat (people).
Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa
perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas
sosial perusahaan”. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya
mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian”
perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan
“seat belt”, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif
dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan
nasional.
Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasanya kegiatan
perusahaan membawa dampak – for better or worse, bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi
masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik perusahaan
sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan pula stakeholders,
yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan.
Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat
sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media massa dan pemerintah
selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda antara satu perusahaan dengan
lainnya, tergantung pada core bisnis perusahaan yang bersangkutan (Supomo, 2004). Sebagai
contoh, PT Aneka Tambang, Tbk. dan Rio Tinto menempatkan masyarakat dan lingkungan
sekitar sebagai stakeholders dalam skala prioritasnya. Sementara itu, stakeholders dalam skala
prioritas bagi produk konsumen seperti Unilever atau Procter & Gamble adalah para customer-
nya.
Model dan Cakupan CSR
CSR bisa dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan di bawah divisi human resource
development atau public relations. CSR bisa pula dilakukan oleh yayasan yang dibentuk terpisah
dari organisasi induk perusahaan namun tetap harus bertanggung jawab ke CEO atau ke dewan
direksi. Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan
mitra lain, seperti LSM, perguruan tinggi atau lembaga konsultan. Beberapa perusahaan ada pula
yang bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara bersama-sama menjalankan CSR.
Beberapa perusahaan bahkan ada yang menjalankan kegiatan serupa CSR, meskipun tim dan
programnya tidak secara jelas berbendera CSR (Suharto, 2007a).
Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan
terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di negara-negara berkembang.
Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya
dilakukan secara ad-hoc, partial, dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya sekadar do
good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Perusahaan yang melakukannya termasuk
dalam kategori ”perusahaan impresif”, yang lebih mementingkan ”tebar pesona” (promosi)
ketimbang ”tebar karya” (pemberdayaan) (Suharto, 2008).
Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karitatif
semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal.
Pendekatan community development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih
mendekati konsep empowerment dan sustainable development. Prinsip-prinsip good corporate
governance, seperti fairness, transparency, accountability, dan responsibility kemudian menjadi
pijakan untuk mengukur keberhasilan program CSR. Sebagai contoh, Shell Foundation di Flower
Valley, Afrika Selatan, membangun Early Learning Centre untuk membantu mendidik anak-anak
dan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru bagi orang dewasa di komunitas itu. Di
Indonesia, perusahaan-perusahaan seperti Freeport, Rio Tinto, Inco, Riau Pulp, Kaltim Prima
Coal, Pertamina serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam menjalankan
CSR. Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan needs assessment. Mulai dari pembangunan
fasilitas pendidikan dan kesehatan, pemberian pinjaman modal bagi UKM, social forestry,
penakaran kupu-kupu, pemberian beasiswa, penyuluhan HIV/AIDS, penguatan kearifan lokal,
pengembangan skema perlindungan sosial berbasis masyarakat dan seterusnya. CSR pada
tataran ini tidak sekadar do good dan to look good, melainkan pula to make good, menciptakan
kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Undang-Undang CSR
Di Tanah Air, debut CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU
PT No.40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR. Disebutkan bahwa PT yang
menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib
menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).
UU PT tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3 dan 4 hanya disebutkan bahwa
CSR ”dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran”. PT yang tidak melakukan CSR dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR
ini baru akan diatur oleh Peraturan Pemerintah, yang hingga kini sepengetahuan penulis, belum
dikeluarkan.
Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan.” Meskipun UU ini telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci
terhadap badan usaha atau usaha perseorangan yang mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru
mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi
perusahaan nasional. Jika dicermati, peraturan tentang CSR yang relatif lebih terperinci adalah
UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan
Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara
pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL).
Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah
juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi
dan masyarakat. Selanjutnya, Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber dana PKBL
berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar 2 persen yang dapat digunakan untuk
Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan. Peraturan ini juga menegaskan bahwa pihak-
pihak yang berhak mendapat pinjaman adalah pengusaha beraset bersih maksimal Rp 200 juta
atau beromset paling banyak Rp 1 miliar per tahun (lihat Majalah Bisnis dan CSR, 2007). Namun,
UU ini pun masih menyisakan pertanyaan. Selain hanya mengatur BUMN, program kemitraan
perlu dikritisi sebelum disebut sebagai kegiatan CSR. Menurut Sribugo Suratmo (2008), kegiatan
kemitraan mirip dengan sebuah aktivitas sosial dari perusahaan, namun di sini masih ada bau
bisnisnya. Masing-masing pihak harus memperoleh keuntungan.
Pertanyaannya: apakah kerjasama antara pengusaha besar dan pengusaha kecil yang
menguntungkan secara ekonomi kedua belah pihak, dan apalagi hanya menguntungkan pihak
pengusaha kuat (cenderung eksploitatif) bisa dikategorikan sebagai CSR? Meskipun CSR telah
diatur oleh UU, debat mengenai ”kewajiban” CSR masih bergaung. Bagi kelompok yang tidak
setuju, UU CSR dipandang dapat mengganggu iklim investasi. Program CSR adalah biaya
perusahaan. Di tengah negara yang masih diselimuti budaya KKN, CSR akan menjadi beban
perusahaan tambahan disamping biaya-biaya siluman yang selama ini sudah memberatkan
operasi bisnis.
Ada pula yang menyoal definisi dan singkatan CSR, terutama terkait hurup ”R”
(Responsibility). Dalam Bahasa Inggris, “responsibility” berasal dari kata ”response” (tindakan
untuk merespon suatu masalah atau isu) dan ”ability” (kemampuan). Maknanya, responsibility
merupakan tindakan yang bersifat sukarela, karena respon yang dilakukan disesuaikan dengan
ability yang bersangkutan. Menurut pandangan ini, kalau CSR bersifat wajib, maka singkatannya
harus diubah menjadi CSO (Corporate Social Obligation). Selain itu, kalangan yang kontra UU
CSR berpendapat bahwa core business perusahaan adalah mencari keuntungan. Oleh karena
itu, ketika perusahaan diwajibkan memerhatikan urusan lingkungan dan sosial, ini sama artinya
dengan mendesak Greenpeace dan Save The Children untuk berubah menjadi korporasi yang
mencari keuntungan ekonomi. Kelompok yang setuju dengan UU CSR umumnya berargumen
bahwa CSR memberi manfaat positif terhadap perusahaan, terutama dalam jangka panjang.
Selain menegaskan brand differentiation perusahaan, CSR juga berfungsi sebagai sarana untuk
memperoleh license to operate, baik dari pemerintah maupun masyarakat. CSR juga bisa
berfungsi sebagai strategi risk management perusahaan (Suharto, 2008).
Meskipun telah membayar pajak kepada pemerintah, perusahaan tidak boleh lepas
tangan terhadap permasalahan lingkungan dan sosial di sekitar perusahaan. Di Indonesia yang
masih menerapkan residual welfare state, manfaat pajak seringkali tidak dirasakan secara
langsung oleh masyarakat kelas bawah, orang miskin dan komunitas adat terpencil. Oleh karena
itu, bagi kalangan yang setuju UU CSR, CSR merupakan instrumen cash transfer dan sumplemen
system ”negara kesejahteraan residual” yang cenderung gagal mensejahterakan masyarakat
karena kebijakan dan program sosial negara bersifat fragmented dan tidak melembaga.
Definisi CSR
Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR. Sayangnya, belum ada
definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa definisi CSR di
bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai organisasi (lihat Majalah
Bisnis dan CSR, 2007; Wikipedia, 2008; Sukada dan Jalal, 2008).World Business Council for
Sustainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku
etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas
kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada
umumnya.
International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi
terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga
mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui
cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.
Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-
organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,
seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham (shareholders) mereka.
Canadian Government: Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan
sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang
dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat
dan berkembang.
European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan
perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya
dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan.
CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan
prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para
stakeholders.
Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan
definisi CSR. Meskipun pedoman CSR standard internasional ini baru akan ditetapkan tahun
2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000, CSR adalah: Tanggung
jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-
kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku
transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang
ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh (draft 3, 2007).
Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana dipahami dan
dipraktikkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh komponen utama, yaitu: the
environment, social development, human rights, organizational governance, labor practices, fair
operating practices, dan consumer issues (lihat Sukada dan Jalal, 2008). Jika dipetakan, menurut
saya, pendefinisian CSR yang relatif lebih mudah dipahami dan bisa dioperasionalkan untuk
kegiatan audit adalah dengan mengembangkan konsep Tripple Bottom Lines (Elkington, 1998)
dan menambahkannya dengan satu line tambahan, yakni procedure (lihat Suharto, 2007a).
Dengan demikian, CSR adalah: Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian
keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet)
secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Dalam
aplikasinya, konsep 4P ini bisa dipadukan dengan komponen dalam ISO 26000. Konsep planet
jelas berkaitan dengan aspek the environment. Konsep people di dalamnya bisa merujuk pada
konsep social development dan human rights yang tidak hanya menyangkut kesejahteraan
ekonomi masyarakat (seperti pemberian modal usaha, pelatihan keterampilan kerja). Melainkan
pula, kesejahteraan sosial (semisal pemberian jaminan sosial, penguatan aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendididikan, penguatan kapasitas lembaga-
lembaga sosial dan kearifan lokal). Sedangkan konsep procedur bisa mencakup konsep
organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer issues.
Corporate Social Responsibility antara Tuntutan dan Kebutuhan
Dalam evolusi pemasaran terdapat lima konsep yang selalu mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Yang pertama adalah konsep produksi dimana konsumen akan membeli suatu
produk apabila harganya murah dan mudah didapat. Kedua, konsep produk yaitu konsumen akan
menyukai produk yang mempunyai mutu terbaik, kinerja terbaik dan sifat paling inovatif. Ketiga,
konsep penjualan dimana konsumen akan membeli produk apabila ada usaha penjualan
danpromosi dalam skala besar. Keempat, konsep pemasaran dimana pencapaian tujuan
organisasi tergantung penentuan kebutuhan dan keinginan konsumen dan memuaskannya lebih
efektif dan efisien dari pada saingan. Kelima, pemasaran berwawasan social dimana pencapaian
tujuan organisasi tergantung penentuan kebutuhan dan keinginan konsumen memenuhinya lebih
efisien dari pada saingan melalui peningkatan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Pada saat sekarang ini konsep pemasaran sudah berada pada tahap kelima dimana
konsumen dalam membeli produk suatu perusahaan tidak hanya sekedar memperhatikan suatu
produk apakah bisa memenuhi kebutuhan mereka secara lebih efisisen dari pada saingan tapi
juga dengan kritis melihat apakah keberadaan perusahaan telah berkontribusi positif terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga apakah keberadaan perusahaan tidak menjadi
bencana di tengah masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kritis
konsumen juga selektif melihat apakah suatu perusahaan tidak melakukan hal-hal tidak terpuji
seperti perusakan lingkungan, eksploitasi sumberdaya alam, manipulasi pajak dan penindasan
terhadap hak-hak buruh.Tekanan yang kuat dari masyarakat terutama di tengah masyarakat yang
kritis seperti Eropa mengharuskan perusahaan menata kembali konsep bisnis mereka tidak
sekedar berorientasi profit belaka tetapi juga harus memiliki tanggung jawab social atau yang
sekarang lebih dikenal sebagai Corporate Social Responsibility. Konsep dan praktek Corporate
Social Responsibility sudah menunjukan suatu keharusan, para pemilik modal tidak bisa lagi
menganggap sebagai suatu pemborosan hal ini berkaitan meningkatnya kesadaran social
kemanusiaan dan lingkungan. Tuntutan untuk melaksanakan program Corporate Social
Responsibility makin tinggi termasuk perusahaan di Indonesia terutama ketika hendak go
international atau sekedar menjalin kerjasama dengan perusahaan dari Negara maju. Biasanya
yang ditanyakan oleh calon mitra bisnis adalah apa saja program Corporate Social Responsibility
nya.
Jika kita perhatikan, masyarakat sekarang hidup dalam kondisi yang dipenuhi beragam
informasi dari berbagai bidang, serta dibekali kecanggihan ilmu dan teknologi. Pola seperti ini
mendorong terbentuknya cara berpikir, gaya hidup dan tuntutan masyarakat yang lebih tajam.
Seiring dengan perkembangan ini tumbuh gerakan konsumen yang kita kenal sebagai vigilante
consumerism yang kemudian berkembang menjadi ethical consumerism. Sehubungan dengan
adanya tuntutan dan kebutuhan akan CSR (Program Corporate Social Reponsibility) yang
merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi
pasal 74 Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang baru. Undang-undang ini disyahkan
dalam sidang paripurna DPR.
Dengan adanya Undang-undang ini, industri atau korporasi-korporasi wajib untuk
melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan suatu beban yang memberatkan. Perlu
diingat pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan industri saja,
tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan
kualitas hidup masyarakat. Industri dan korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha
tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line),
melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan biasa disebut (Triple bottom
line) sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan.
Kita telah menyinggung sebelumnya bahwa konsep tanggung jawab sosial perusahaan
telah dikenal sejak awal 1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan
praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,
penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam
pembangunan secara berkelanjutan (Corporate Social Reponsibility) CSR tidak hanya
merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum
semata. Masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan program-program CSR karena
melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya (Cost Center). CSR tidak memberikan
hasil secara keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan memberikan hasil baik langsung
maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa mendatang. Investor juga ingin
investasinya dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya memiliki citra yang baik di
mata masyarakat umum. Dengan demikian, apabila perusahaan melakukan program-program
CSR diharapkan keberlanjutan, sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik. Oleh karena
itu, program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi
bisnis dari suatu perusahaan. Dalam proses perjalanan CSR banyak masalah yang dihadapinya,
di antaranya adalah :
1. Program CSR belum tersosialisasikan dengan baik di masyarakat.
2. Masih terjadi perbedaan pandangan antara departemen hukum dan HAM dengan
departemen perindustrian mengenai CSR dikalangan perusahaan dan Industri.
3. Belum adanya aturan yang jelas dalam pelaksanaan CSR dikalangan perusahaan.
Bila dianalisis permasalahan di atas yang menyangkut belum tersosialisasikannya dengan baik
program CSR di kalangan masyarakat. Hal ini menyebabkan program CSR belum bergulir
sebagai mana mestinya, mengingat masyarakat umum belum mengerti apa itu program CSR.
Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan
dimasyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan
semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan
kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercifta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam
program tersebut, sesuai dengan kemampuannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kingsley
Davis dan Wilbert Moore, menurut mereka bahwa didalalm masyarakat terdapat stratifikasi social
dimana stratifikasi social itu dibutuhkan masyarakat demi kelangsungan hidup yang
membutuhkan berbagai jenis pekerjaan. Tanpa adanya stratifikasi social, masyarakat tidak akan
terangsang untuk menekuni pekerjaan-pekerjaan sulit atau pekerjaan yang membutuhkan proses
berlajar yang lama dan mahal. Agar masyarakat dapat memiliki modal stimulus untuk merubah
stratifikasi, perlu ada pemberdayaan agar masyarakat sadar dan bangkit dari keterpurukan.
Kondisi ini dapat diatasi dengan program yang bersifat holistik sehingga dapat membangun
tingkat kepercayaan dalam diri masyarakat, untuk itu didukung oleh program CSR yang
berkelanjutan (sustainable).
Kesimpulan
Istilah CSR (Corporate Social Responsibility) mulai digunakan sejak tahun 1970a dan di
Indonesia istilah CSR baru digunakan sejak tahun 1990-an. Sebagian besar perusahaan di
Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti LSM, perguruan tinggi
atau lembaga konsultan. Dimana pengertian dari CSR (Corporate Social Responsibility) dapat
didefenisikan sebagai Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit)
bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan
berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional.
Undang-undang tentang CSR di Indonesia diatur dalam UU PT No.40 Tahun 2007 yang
menyebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan
sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).
UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap
penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Selajutnya
lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih
jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran
dana hingga tatacara pelaksanaan CSR. Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian
keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet)
secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional merupakan
wujud nyata dari pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan kesejahteraan bagi
masyarakat Indonesia.
QUIZ 4 BE & GG
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai
lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan
masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan
membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan
pembangunan bangsa. Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis
antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan
peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi
mendapatkan keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan
kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang
berpijak pada perolehan keuntungan/laba perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan
tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Jika masyarakat (terutama masyarakat sekitar)
menganggap perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya serta tidak
merasakan kontribusi secara langsung bahkan merasakan dampak negatif dari beroperasinya
sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi masyarakat atau gejolak
sosial seperti kasus yang mengenai PT Freeport dan PT Newmont. Komitmen perusahaan untuk
berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek finansial atau ekonomi,
sosial, dan lingkungan itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social
Responsibility(CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Implementasi CSR merupakan
perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan kontribusi pada
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undang-undang
tersebut menyebutkan bahwa ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/
atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan”. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15
(b) menyatakan bahwa ”setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan”.
Pengertian dan Jenis Corporate Social Responsibility
Bibit CSR berawal dari semangat filantropik (kedermawanan) perusahaan namun karena
adanya tekanan yang kuat dari masyarakat, terutama di tengah masyarakat yang kritis seperti
masyarakat Eropa, CSR menjadi seperti social license to operationbagi sebuah perusahaan. CSR
mengandung pengertian yang lebih luas daripada sekedar menyisihkan dana untuk kegiatan
sosial. Awalnya CSR memang lebih banyak diwujudkan dalam bentuk karitas dan filantropi
perusahaan. Kini mulai ada upaya untuk mendorong agar CSR bergeser dari filantropi menjadi
corporate citizenshipyang berarti terdapat rekonsiliasi dengan ketertiban sosial dan lebih
memberikan kontribusi kepada masyarakat. Dilihat dari asal katanya, CSR berasal dari literatur
etika bisnis di Amerika Serikat dikenal sebagai corporate social responsibility atau social
responsibility of corporation. Kata corporation atau perusahaan telah dipakai dalam bahasa
Indonesia yang dia rtikan sebagai perusahaan, khususnya perusahaan besar. Dilihat dari asal
katanya,”perusahaan” berasal dari bahasa Latin ”corpus/ corpora” yang berarti badan. Dalam
sejarah perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan itu merupakan suatu badan hukum yang
didirikan untuk melayani kepentingan umum (not for profit), namun dalam perkembangannya
justeru menumpuk keuntungan (for profit). (Isa Wahyudi & Busyra Azheri, vii). Konsep CSR
sendiri sebenarnya bukanlah baru sama sekali, dan pengertiannya tidaklah statis. CSR pertama
kali muncul dalam diskursus resmi akademik sejak Howard R Bowen menerbitkan bukunya
berjudul Social Responsibilitity of the Businessmanpada tahun 1953. Ide dasar CSR yang
dikemukakan Bowen mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya
sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di tempat perusahaannya
beroperasi. Ia menggunakan istilah sejalan dalam konteks itu untuk meyakinkan dunia usaha
tentang perlunya mereka memiliki visi yang melampaui kinerja finansial perusahaan. Ia menge-
mukakan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan. Prinsip-prinsip yang
dikemukakannya mendapat pengakuan publik dan akademisi sehingga Howard R Bowen
dinobatkan sebagai”Bapak CSR”.
Ada beraneka ragam definisi Corporate Social Responsibilitydan sulit diseragamkan.
Diantaranya adalah definisi yang dikemukakan oleh Magnan & Farrel (2004) yang mendefinisikan
CSR sebagai ”a business acts in socially responsible manner when its decisions and actions
account for and balance diversestakeholder interest”. Definisi ini menekankan pada perlunya
memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholdersyang
beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil pelaku bisnis melalui perilaku yang
secara sosial bertanggungjawab. Komisi Eropa mende-finisikan CSR sebagai ”essentially a
concept whereby companies decide voluntary to contribute to better society and a cleaner
environment”. Definisi ini menekankan bahwa CSR adalah suatu konsep yang menunjukkan
bagaimana perusahaan secara sukarela memberi kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang
lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington (1997) mengemukakan bahwa
sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggungjawab sosialnya akan memberikan perhatian
kepada peningkatan kualitas perusahaan (profit), masyarakat, khususnya komunitas sekitar
(people) serta lingkungan hidup (planet). (Hendrik Budi Untung, 2008 dan A.B Susanto, 2007).
Makna Ani Marlia (2008) mendefinisikan CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai
kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan
pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan
prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Menurut Achda (2006), CSR dapat diartikan
sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam
dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut
menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya.
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibiliy (CSR),
muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap
perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperdulikan
kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan alam. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran dan kepekaan dari stakeholders perusahaan maka konsep tanggung jawab sosial
muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan di
masa yang akan datang. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahan untuk memenuhi dan
memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan.
Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah para shareholder, karyawan (buruh), pelanggan,
komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lain sebagainya.
(Jonathan Sofian Lusa, 2007). Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan
sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena
perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dimana
dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan
lingkungan ataupun dampak sosial lainnya.
Manfaat Corporate Social ResponsibilityBagi Perusahaan
Dalam menjalankan tanggungjawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya
kepada tiga hal yaitu (profit), masyarakat (people), dan lingkungan (planet). Perusahaan harus
memiliki tingkat profitabilitas yang memadai sebab laba merupakan fondasi bagi perusahaan
untuk dapat berkembang danmempertahankan eksistensinya Dengan perolehan laba yang
memadai, perusahaan dapat membagi deviden kepada pemegang saham, memberi imbalan
yang layak kepada karyawan, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh untuk pertumbuhan
dan pengembangan usaha di masa depan, membayar pajak kepada pemerintah, dan
memberikan multiplier effectyang diharapkan kepada masyarakat. Dengan memperhatikan
masyarakat, perusahaan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan cara perusahaan melakukan aktivitas-
aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan, kualitas
hidup dan kompetensi masyarakat diberbagai bidang. Dengan memperhatikan lingkungan,
perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya
kualitas hidup umat manusia dalam jangka panjang. Keterlibatan perusahaan dalam
pemeliharaan dan pelestarian lingkungan berarti perusahaan berpartisipasi dalam usaha
mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana yang diakibatkan oleh
kerusakan lingkungan. Dengan menjalankan tanggungjawab sosial, perusahaan diharapkan tidak
hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
hidup masyarakat dan lingkungan (terutama lingkungan sekitar) dalam jangka panjang.
Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif
bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang makin sarat kompetisi. CSR dapat memberi banyak
keuntungan yaitu :
1. Peningkatan profitabilitas bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik. Banyak
perusahaan-perusahaan besar yang mengimplementasikan program CSR menunjukan
keuntungan yang nyata terhadap peningkatan nilai saham;
2. Menurunkan risiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar, karena
sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat
keberlanjutan perusahaan itu sendiri disebuah kawasan, dengan jalan membangun
kerjasama antar stakeholderyang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun
program-program pengembangan masyarakat sekitar atau dalam pengertian kemampuan
perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan
stakeholderyang terkait;
3. Mampu meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat dipandang sebagai social
marketing bagi perusahaan tersebut yang juga merupakan bagian dari pembangunan
citra perusahaan (corporate image building). Social Marketingakan dapat memberikan
manfaat dalam pembentukan brand image suatu perusahaan dalam kaitannya dengan
kemampuan perusahaan terhadap komitmen yang tinggi terhadap lingkungan selain
memiliki produk yang berkualitas tinggi. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif
terhadap volume unit produksi yang terserap pasar yang akhirnya akan mendatangkan
keuntungan yang besar terhadap peningkatan laba perusahaan.
Kegiatan CSR yang diarahkan memperbaiki konteks korporat inilah yang memungkinkan
alignmentantara manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan
sosial dalam jangka panjang. A.B. Susanto (2007) mengemukakan bahwa dari sisi perusahaan
terdapat 6 (enam) manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR. Pertama, mengurangi risiko
dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang
menjalankan CSR secara konsisten akan mendapat dukungan luas dari komunitas yang
merasakan manfaat dariaktivitas yang dijalankannya. CSR akan mengangkat citra perusahaan,
yang dalam rentang waktu yang panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan. Kedua, CSR
dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk
yang diakibatkan suatu krisis. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen consumer
goods yang beberapa waktu yang lalu dilanda isu adanya kandungan bahan berbahaya dalam
produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menjalankan CSR-
nya maka masyarakat menyikapinya dengan tenang sehingga relatif tidak mempengaruhi
aktivitas dan kinerjanya. Ketiga, keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa
bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten
melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas sehingga mereka merasa
lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. Keempat, CSR yang
dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara
perusahaan dengan para stakeholdersnya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang berkontribusi terhadap
lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Kelima, meningkatnya penjualan.
Konsumen akan lebih menyukai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang secara konsisten
menjalankan CSRnya sehingga memiliki reputasi yang baik. Keenam, insentif-insentif lainnya
seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Menurut Y. Wibisono sebagaimana
dikemukakan Ronny Irawan (2008), perusahaan memperoleh beberapa keuntungan karena
menerapkan tanggungjawab sosialnya antara lain : untuk mempertahankan dan mendongkrak
reputasi dan brand image perusahaan; layak mendapatkan ijin untuk beroperasi (social license
to operate), mereduksi risiko bisnis perusahaan; melebarkan akses ke sumber daya;
membentangkan akses menuju market; mereduksi biaya; memperbaiki hubungan dengan
stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator; dan meningkatkan semangat dan
produktivitas karyawan.
Implementasi dan Model atau Pola Corporate Social Responsibility
Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada standar atau praktik-praktik tertentu yang
dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteritik dan situasi yang unik yang
berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. Dan setiap
perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan isu berkaitan dengan CSR
serta beberapa banyak hal yang telah dilakukan dalam hal mengimplementasikan pendekatan
CSR. Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat bergantung
kepada misi, budaya, lingkungan dan profil risiko, serta kondisi operasional masing-masing
perusahaan. Pelaksanaan CSR dapat dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada
ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Meskipun tidak terdapat standar atau
praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik dalam pelaksanaan CSR, namun kerangka kerja
(framework) yang luas dalam pengim-plemantasian CSR masih dapat dirumuskan, yang
didasarkan pada pengalaman dan juga pengetahuan dalam bidang seperti
manajemenlingkungan. Kerangka kerja yang disodorkan oleh industri Kanada dapat dijadikan
panduan. Kerangka kerja ini mengikuti model ”plan, do, check, improve” dan bersifat fleksibel,
artinya dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan. (A.B.
Susanto, 2007) Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di
Indonesia sebagai berikut :
1. CSR bisa dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan. Perusahaan menjalankan
program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini,
perusahaan bisa menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary
atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas divisi human resource
developmentatau public relations.
2. CSR bisa pula dilaksanakan oleh yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan atau
groupnya. Perusahaan mendirikan yayasan atau organisasi sosial sendiri di bawah
perusahaan atau groupnya yang dibentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan
namun tetap harus bertanggung jawab ke CEO atau ke dewan direksi. Model ini
merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan menyediakan
dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan.
3. Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama atau
bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama
dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, atau lembaga konsultan baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Beberapa perusahaan bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara bersama-
sama menjalankan CSR. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung
suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorsium yang
dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif
mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan program
yang telah disepakati.
Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan
terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di negara-negara berkembang.
Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya
dilakukan secara ad-hoc, parsial, dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya sekadar do
good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Dewasa ini semakin banyak perusahaan
yang kurang menyukai pendekatan karitatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan
keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community developmentkemudian
semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowermentdan sustainable
development. Prinsip-prinsip good corporate governance,seperti fairness, transparency,
accountability,dan responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan
program CSR. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan seperti Unilever, PT Telkom, PLN,
Pertamina, Bank BNI, serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam
menjalankan CSR.Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan needs assessment. Mulai dari
pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, program pencegahan penyakit melalui
pendidikan kesehatan masyarakat, membangun fasilitas MCK untuk masyarakat sekitar,
memberikan kesempatan bekerja secara produktif bagi penyandang cacat, pelatihan untuk
penyandang cacat, pemberian bantuan/pinjaman modal bagi UKM, social forestry, pemberian
beasiswa, bantuan sosial, penyuluhan dan pencegahan HIV/AIDS, penguatan kearifan lokal,
pengembangan skema perlindungan sosial berbasis masyarakat, pengobatan gratis bagi
masyarakat, dan sebagainya. CSR pada tataran ini tidak sekadar do gooddan to look good,
melainkan pula to make good, menciptakan kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. (Makna Ani Marlia, 2008).
Penutup
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR)
merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Secara akademik diskursus CSR untuk pertama
kali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1953 namun sampai sekarang definisi CSR masih
kabur dan sulit diseragamkan. Pada 2007 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang di salah satu pasalnya mencantumkan
kewajiban perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau yang berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-
undang ini menimbulkan sikap pro kontra tergantung siapa yang mendapat manfaat dan siapa
yang dirugikan, serta apa konsekuensi dan implikasi dari undang-undang ini. Undang-undang ini
menetapkan bahwa CSR adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan
(mandatory) bukan sebuah kegiatan sukarela (voluntary). Yang menjadi pertanyaan mengapa
hanya perusahaan yang mengelola sumber daya alam saja. Untuk merangsang pertumbuhan
CSR yang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan
adanya model CSR yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan, adanya sumber daya
manusia dan institusi yang memiliki kapasitas untuk melaksanakan CSR, adanya peraturan dan
kode etik yang jelas dalam dunia usaha serta adanya dukungan sektor publik untuk menjamin
pelaksanaan CSR oleh perusahaan sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat.
Dalam proses perjalanan CSR di Indonesia banyak masalah dan kendala yang
dihadapinya, di antaranya CSR belum tersosialisasikan dengan baik di masyarakat. Hal ini
menyebabkan program CSR belum bergulir sebagai mana mestinya, mengingat masyarakat
umum belum mengerti apa itu program CSR, apa saja yang dapat dilakukannya dan bagaimana
masyarakat dapat berkolaborasi dengan prosedur perusahaan. Kendala dalam implementasi
CSR antara lain adanya gangguan keamanan, kurangnya kreativitas dan inovasi, timbulnya
ketergantungan masyarakat, korupsi, peraturan yang membingungkan, dan pemerintah masih
kurang memberikan situasi yang kondusif bagi perusahaan dalam menjalankan CSR.Program
CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat memberikan alternatif terobosan baru untuk
memberdayakan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan yang
semakin kompleks dan rumit dalam dekade terakhir. Adanya sinergi antara dunia usaha,
masyarakat, dan pemerintah untuk secara terus menerus membangun dan menciptakan
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan lingkungan yang berkualitas akan menentukan
keberhasilan pembangunan bangsa.
Daftar Pustaka :
Anonim 1, 2008, https://mamrh.wordpress.com/2008/07/21/53/ (2 Oktober 2017, 20.15)
Susiloadi, Priyanto, 2008, http://webfisip.fisip.uns.ac.id/journal/sp4_2_priyanto.pdf (2 Oktober
2017, 22.15)

More Related Content

What's hot

Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Eka Yulianto
 
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
ApriliaSafitri2
 
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Kanaidi ken
 
Konsep dasar csr
Konsep dasar csrKonsep dasar csr
Konsep dasar csr
riarezkiamalia
 
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
sunnas1st
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...
Antoni Butarbutar
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
Ruslan -
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Ryan Tantri Andi
 
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan  Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Dadang Solihin
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
Rachmad Hidayat
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Edi Putra, S.Inf., M.M., ASCA
 
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
dyahruthw
 
CSR
CSRCSR
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
Imam Arifin
 
CSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur draf
CSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur drafCSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur draf
CSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur draf
Futurum2
 
Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)Luthfi Indallah
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
etika bisnis & tanggung jawab sosial
 etika bisnis & tanggung jawab sosial etika bisnis & tanggung jawab sosial
etika bisnis & tanggung jawab sosial
sunnysidemochi
 
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility
Fajar Sidiq 📶 📡
 
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
PT Kalbe Farma
 

What's hot (20)

Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
 
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
 
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...
 
Konsep dasar csr
Konsep dasar csrKonsep dasar csr
Konsep dasar csr
 
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corporate Social ...
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
 
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan  Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
 
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
 
CSR
CSRCSR
CSR
 
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
 
CSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur draf
CSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur drafCSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur draf
CSR dan ketentuan perpajakan di indonesia, belum diatur draf
 
Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
 
etika bisnis & tanggung jawab sosial
 etika bisnis & tanggung jawab sosial etika bisnis & tanggung jawab sosial
etika bisnis & tanggung jawab sosial
 
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility
 
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
 

Similar to BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu Buana, 2017

BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...
Annisa Nurlestari
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
Rudy Harland
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...
Universitas Mercu Buana
 
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Imroatul Yusuf
 
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
arisatrias
 
1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...
1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...
1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...
TioKharisma
 
Csr etika bisnis
Csr etika bisnisCsr etika bisnis
Csr etika bisnis
Winda nawangasari
 
10, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...
10, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...10, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...
10, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...
Adi Novian Prihantoro
 
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
ciciliaeritawanti
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...
DavidOktarioSidharta
 
4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility
4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility
4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility
Kerina Decia
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...
Bonita Admaja
 
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
FatinahGhiyats1
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
Ipung Sutoyo
 
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoniCSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoni
Riki Ardoni
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
Melania Bastian
 
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Imam Prastio
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
Muhammad Frayogi
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
Asteria Dian Perdanawati
 

Similar to BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu Buana, 2017 (20)

BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
 
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and impl...
 
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
 
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
 
1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...
1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...
1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali corporate social responsib...
 
Csr etika bisnis
Csr etika bisnisCsr etika bisnis
Csr etika bisnis
 
10, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...
10, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...10, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...
10, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate social responsibiliti...
 
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, board of directors 2 & csr, universi...
 
4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility
4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility
4 Be & gg, kerina decia, hapzi ali, Corporate Social Responsibility
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Merc...
 
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
 
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoniCSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoni
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
 
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
 

More from syifa khoirudin

BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...
syifa khoirudin
 
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...
syifa khoirudin
 
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...
syifa khoirudin
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...
syifa khoirudin
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...
syifa khoirudin
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...
syifa khoirudin
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...
syifa khoirudin
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...
syifa khoirudin
 
BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...
BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...
BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...
syifa khoirudin
 

More from syifa khoirudin (9)

BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Universit...
 
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan GCG pada Perusahaan, Unive...
 
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...
PPT BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusaha...
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana...
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Audit dan Internal Control, Universitas ...
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Budaya Kerja atau Nilai-Nilai Etik Perus...
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan, ...
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Penerapan Good Governance di Indonesia, ...
 
BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...
BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...
BE & GG, Syifa Khoirudin , Hapzi Ali, Good Corporate and Governance, Universi...
 

Recently uploaded

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu Buana, 2017

  • 1. FORUM 4 BE & GG IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI INDONESIA Sejarah Singkat Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasanya kegiatan perusahaan membawa dampak – for better or worse, bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media massa dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya, tergantung pada core bisnis perusahaan yang bersangkutan (Supomo, 2004). Sebagai
  • 2. contoh, PT Aneka Tambang, Tbk. dan Rio Tinto menempatkan masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai stakeholders dalam skala prioritasnya. Sementara itu, stakeholders dalam skala prioritas bagi produk konsumen seperti Unilever atau Procter & Gamble adalah para customer- nya. Model dan Cakupan CSR CSR bisa dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan di bawah divisi human resource development atau public relations. CSR bisa pula dilakukan oleh yayasan yang dibentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan namun tetap harus bertanggung jawab ke CEO atau ke dewan direksi. Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti LSM, perguruan tinggi atau lembaga konsultan. Beberapa perusahaan ada pula yang bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara bersama-sama menjalankan CSR. Beberapa perusahaan bahkan ada yang menjalankan kegiatan serupa CSR, meskipun tim dan programnya tidak secara jelas berbendera CSR (Suharto, 2007a). Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di negara-negara berkembang. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya dilakukan secara ad-hoc, partial, dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya sekadar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Perusahaan yang melakukannya termasuk dalam kategori ”perusahaan impresif”, yang lebih mementingkan ”tebar pesona” (promosi) ketimbang ”tebar karya” (pemberdayaan) (Suharto, 2008). Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karitatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development. Prinsip-prinsip good corporate governance, seperti fairness, transparency, accountability, dan responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan program CSR. Sebagai contoh, Shell Foundation di Flower Valley, Afrika Selatan, membangun Early Learning Centre untuk membantu mendidik anak-anak dan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru bagi orang dewasa di komunitas itu. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan seperti Freeport, Rio Tinto, Inco, Riau Pulp, Kaltim Prima Coal, Pertamina serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam menjalankan CSR. Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan needs assessment. Mulai dari pembangunan
  • 3. fasilitas pendidikan dan kesehatan, pemberian pinjaman modal bagi UKM, social forestry, penakaran kupu-kupu, pemberian beasiswa, penyuluhan HIV/AIDS, penguatan kearifan lokal, pengembangan skema perlindungan sosial berbasis masyarakat dan seterusnya. CSR pada tataran ini tidak sekadar do good dan to look good, melainkan pula to make good, menciptakan kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang CSR Di Tanah Air, debut CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU PT No.40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR. Disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). UU PT tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3 dan 4 hanya disebutkan bahwa CSR ”dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran”. PT yang tidak melakukan CSR dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR ini baru akan diatur oleh Peraturan Pemerintah, yang hingga kini sepengetahuan penulis, belum dikeluarkan. Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Meskipun UU ini telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha perseorangan yang mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional. Jika dicermati, peraturan tentang CSR yang relatif lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat. Selanjutnya, Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar 2 persen yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan. Peraturan ini juga menegaskan bahwa pihak-
  • 4. pihak yang berhak mendapat pinjaman adalah pengusaha beraset bersih maksimal Rp 200 juta atau beromset paling banyak Rp 1 miliar per tahun (lihat Majalah Bisnis dan CSR, 2007). Namun, UU ini pun masih menyisakan pertanyaan. Selain hanya mengatur BUMN, program kemitraan perlu dikritisi sebelum disebut sebagai kegiatan CSR. Menurut Sribugo Suratmo (2008), kegiatan kemitraan mirip dengan sebuah aktivitas sosial dari perusahaan, namun di sini masih ada bau bisnisnya. Masing-masing pihak harus memperoleh keuntungan. Pertanyaannya: apakah kerjasama antara pengusaha besar dan pengusaha kecil yang menguntungkan secara ekonomi kedua belah pihak, dan apalagi hanya menguntungkan pihak pengusaha kuat (cenderung eksploitatif) bisa dikategorikan sebagai CSR? Meskipun CSR telah diatur oleh UU, debat mengenai ”kewajiban” CSR masih bergaung. Bagi kelompok yang tidak setuju, UU CSR dipandang dapat mengganggu iklim investasi. Program CSR adalah biaya perusahaan. Di tengah negara yang masih diselimuti budaya KKN, CSR akan menjadi beban perusahaan tambahan disamping biaya-biaya siluman yang selama ini sudah memberatkan operasi bisnis. Ada pula yang menyoal definisi dan singkatan CSR, terutama terkait hurup ”R” (Responsibility). Dalam Bahasa Inggris, “responsibility” berasal dari kata ”response” (tindakan untuk merespon suatu masalah atau isu) dan ”ability” (kemampuan). Maknanya, responsibility merupakan tindakan yang bersifat sukarela, karena respon yang dilakukan disesuaikan dengan ability yang bersangkutan. Menurut pandangan ini, kalau CSR bersifat wajib, maka singkatannya harus diubah menjadi CSO (Corporate Social Obligation). Selain itu, kalangan yang kontra UU CSR berpendapat bahwa core business perusahaan adalah mencari keuntungan. Oleh karena itu, ketika perusahaan diwajibkan memerhatikan urusan lingkungan dan sosial, ini sama artinya dengan mendesak Greenpeace dan Save The Children untuk berubah menjadi korporasi yang mencari keuntungan ekonomi. Kelompok yang setuju dengan UU CSR umumnya berargumen bahwa CSR memberi manfaat positif terhadap perusahaan, terutama dalam jangka panjang. Selain menegaskan brand differentiation perusahaan, CSR juga berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh license to operate, baik dari pemerintah maupun masyarakat. CSR juga bisa berfungsi sebagai strategi risk management perusahaan (Suharto, 2008). Meskipun telah membayar pajak kepada pemerintah, perusahaan tidak boleh lepas tangan terhadap permasalahan lingkungan dan sosial di sekitar perusahaan. Di Indonesia yang masih menerapkan residual welfare state, manfaat pajak seringkali tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat kelas bawah, orang miskin dan komunitas adat terpencil. Oleh karena itu, bagi kalangan yang setuju UU CSR, CSR merupakan instrumen cash transfer dan sumplemen
  • 5. system ”negara kesejahteraan residual” yang cenderung gagal mensejahterakan masyarakat karena kebijakan dan program sosial negara bersifat fragmented dan tidak melembaga. Definisi CSR Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR. Sayangnya, belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai organisasi (lihat Majalah Bisnis dan CSR, 2007; Wikipedia, 2008; Sukada dan Jalal, 2008).World Business Council for Sustainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan. Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi- organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham (shareholders) mereka. Canadian Government: Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang. European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan. CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders. Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan definisi CSR. Meskipun pedoman CSR standard internasional ini baru akan ditetapkan tahun 2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000, CSR adalah: Tanggung
  • 6. jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan- kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3, 2007). Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana dipahami dan dipraktikkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights, organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer issues (lihat Sukada dan Jalal, 2008). Jika dipetakan, menurut saya, pendefinisian CSR yang relatif lebih mudah dipahami dan bisa dioperasionalkan untuk kegiatan audit adalah dengan mengembangkan konsep Tripple Bottom Lines (Elkington, 1998) dan menambahkannya dengan satu line tambahan, yakni procedure (lihat Suharto, 2007a). Dengan demikian, CSR adalah: Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Dalam aplikasinya, konsep 4P ini bisa dipadukan dengan komponen dalam ISO 26000. Konsep planet jelas berkaitan dengan aspek the environment. Konsep people di dalamnya bisa merujuk pada konsep social development dan human rights yang tidak hanya menyangkut kesejahteraan ekonomi masyarakat (seperti pemberian modal usaha, pelatihan keterampilan kerja). Melainkan pula, kesejahteraan sosial (semisal pemberian jaminan sosial, penguatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendididikan, penguatan kapasitas lembaga- lembaga sosial dan kearifan lokal). Sedangkan konsep procedur bisa mencakup konsep organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer issues. Corporate Social Responsibility antara Tuntutan dan Kebutuhan Dalam evolusi pemasaran terdapat lima konsep yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Yang pertama adalah konsep produksi dimana konsumen akan membeli suatu produk apabila harganya murah dan mudah didapat. Kedua, konsep produk yaitu konsumen akan menyukai produk yang mempunyai mutu terbaik, kinerja terbaik dan sifat paling inovatif. Ketiga, konsep penjualan dimana konsumen akan membeli produk apabila ada usaha penjualan danpromosi dalam skala besar. Keempat, konsep pemasaran dimana pencapaian tujuan organisasi tergantung penentuan kebutuhan dan keinginan konsumen dan memuaskannya lebih
  • 7. efektif dan efisien dari pada saingan. Kelima, pemasaran berwawasan social dimana pencapaian tujuan organisasi tergantung penentuan kebutuhan dan keinginan konsumen memenuhinya lebih efisien dari pada saingan melalui peningkatan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Pada saat sekarang ini konsep pemasaran sudah berada pada tahap kelima dimana konsumen dalam membeli produk suatu perusahaan tidak hanya sekedar memperhatikan suatu produk apakah bisa memenuhi kebutuhan mereka secara lebih efisisen dari pada saingan tapi juga dengan kritis melihat apakah keberadaan perusahaan telah berkontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga apakah keberadaan perusahaan tidak menjadi bencana di tengah masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kritis konsumen juga selektif melihat apakah suatu perusahaan tidak melakukan hal-hal tidak terpuji seperti perusakan lingkungan, eksploitasi sumberdaya alam, manipulasi pajak dan penindasan terhadap hak-hak buruh.Tekanan yang kuat dari masyarakat terutama di tengah masyarakat yang kritis seperti Eropa mengharuskan perusahaan menata kembali konsep bisnis mereka tidak sekedar berorientasi profit belaka tetapi juga harus memiliki tanggung jawab social atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Corporate Social Responsibility. Konsep dan praktek Corporate Social Responsibility sudah menunjukan suatu keharusan, para pemilik modal tidak bisa lagi menganggap sebagai suatu pemborosan hal ini berkaitan meningkatnya kesadaran social kemanusiaan dan lingkungan. Tuntutan untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility makin tinggi termasuk perusahaan di Indonesia terutama ketika hendak go international atau sekedar menjalin kerjasama dengan perusahaan dari Negara maju. Biasanya yang ditanyakan oleh calon mitra bisnis adalah apa saja program Corporate Social Responsibility nya. Jika kita perhatikan, masyarakat sekarang hidup dalam kondisi yang dipenuhi beragam informasi dari berbagai bidang, serta dibekali kecanggihan ilmu dan teknologi. Pola seperti ini mendorong terbentuknya cara berpikir, gaya hidup dan tuntutan masyarakat yang lebih tajam. Seiring dengan perkembangan ini tumbuh gerakan konsumen yang kita kenal sebagai vigilante consumerism yang kemudian berkembang menjadi ethical consumerism. Sehubungan dengan adanya tuntutan dan kebutuhan akan CSR (Program Corporate Social Reponsibility) yang merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang baru. Undang-undang ini disyahkan dalam sidang paripurna DPR. Dengan adanya Undang-undang ini, industri atau korporasi-korporasi wajib untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan suatu beban yang memberatkan. Perlu
  • 8. diingat pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat. Industri dan korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan biasa disebut (Triple bottom line) sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan. Kita telah menyinggung sebelumnya bahwa konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal 1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan (Corporate Social Reponsibility) CSR tidak hanya merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata. Masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan program-program CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya (Cost Center). CSR tidak memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa mendatang. Investor juga ingin investasinya dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya memiliki citra yang baik di mata masyarakat umum. Dengan demikian, apabila perusahaan melakukan program-program CSR diharapkan keberlanjutan, sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan. Dalam proses perjalanan CSR banyak masalah yang dihadapinya, di antaranya adalah : 1. Program CSR belum tersosialisasikan dengan baik di masyarakat. 2. Masih terjadi perbedaan pandangan antara departemen hukum dan HAM dengan departemen perindustrian mengenai CSR dikalangan perusahaan dan Industri. 3. Belum adanya aturan yang jelas dalam pelaksanaan CSR dikalangan perusahaan. Bila dianalisis permasalahan di atas yang menyangkut belum tersosialisasikannya dengan baik program CSR di kalangan masyarakat. Hal ini menyebabkan program CSR belum bergulir sebagai mana mestinya, mengingat masyarakat umum belum mengerti apa itu program CSR. Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan dimasyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan
  • 9. semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercifta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut, sesuai dengan kemampuannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kingsley Davis dan Wilbert Moore, menurut mereka bahwa didalalm masyarakat terdapat stratifikasi social dimana stratifikasi social itu dibutuhkan masyarakat demi kelangsungan hidup yang membutuhkan berbagai jenis pekerjaan. Tanpa adanya stratifikasi social, masyarakat tidak akan terangsang untuk menekuni pekerjaan-pekerjaan sulit atau pekerjaan yang membutuhkan proses berlajar yang lama dan mahal. Agar masyarakat dapat memiliki modal stimulus untuk merubah stratifikasi, perlu ada pemberdayaan agar masyarakat sadar dan bangkit dari keterpurukan. Kondisi ini dapat diatasi dengan program yang bersifat holistik sehingga dapat membangun tingkat kepercayaan dalam diri masyarakat, untuk itu didukung oleh program CSR yang berkelanjutan (sustainable). Kesimpulan Istilah CSR (Corporate Social Responsibility) mulai digunakan sejak tahun 1970a dan di Indonesia istilah CSR baru digunakan sejak tahun 1990-an. Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti LSM, perguruan tinggi atau lembaga konsultan. Dimana pengertian dari CSR (Corporate Social Responsibility) dapat didefenisikan sebagai Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Undang-undang tentang CSR di Indonesia diatur dalam UU PT No.40 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Selajutnya lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan CSR. Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional merupakan wujud nyata dari pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
  • 10. QUIZ 4 BE & GG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi mendapatkan keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada perolehan keuntungan/laba perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Jika masyarakat (terutama masyarakat sekitar) menganggap perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya serta tidak merasakan kontribusi secara langsung bahkan merasakan dampak negatif dari beroperasinya sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi masyarakat atau gejolak sosial seperti kasus yang mengenai PT Freeport dan PT Newmont. Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek finansial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social Responsibility(CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Implementasi CSR merupakan perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang- undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Pengertian dan Jenis Corporate Social Responsibility Bibit CSR berawal dari semangat filantropik (kedermawanan) perusahaan namun karena adanya tekanan yang kuat dari masyarakat, terutama di tengah masyarakat yang kritis seperti
  • 11. masyarakat Eropa, CSR menjadi seperti social license to operationbagi sebuah perusahaan. CSR mengandung pengertian yang lebih luas daripada sekedar menyisihkan dana untuk kegiatan sosial. Awalnya CSR memang lebih banyak diwujudkan dalam bentuk karitas dan filantropi perusahaan. Kini mulai ada upaya untuk mendorong agar CSR bergeser dari filantropi menjadi corporate citizenshipyang berarti terdapat rekonsiliasi dengan ketertiban sosial dan lebih memberikan kontribusi kepada masyarakat. Dilihat dari asal katanya, CSR berasal dari literatur etika bisnis di Amerika Serikat dikenal sebagai corporate social responsibility atau social responsibility of corporation. Kata corporation atau perusahaan telah dipakai dalam bahasa Indonesia yang dia rtikan sebagai perusahaan, khususnya perusahaan besar. Dilihat dari asal katanya,”perusahaan” berasal dari bahasa Latin ”corpus/ corpora” yang berarti badan. Dalam sejarah perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan itu merupakan suatu badan hukum yang didirikan untuk melayani kepentingan umum (not for profit), namun dalam perkembangannya justeru menumpuk keuntungan (for profit). (Isa Wahyudi & Busyra Azheri, vii). Konsep CSR sendiri sebenarnya bukanlah baru sama sekali, dan pengertiannya tidaklah statis. CSR pertama kali muncul dalam diskursus resmi akademik sejak Howard R Bowen menerbitkan bukunya berjudul Social Responsibilitity of the Businessmanpada tahun 1953. Ide dasar CSR yang dikemukakan Bowen mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di tempat perusahaannya beroperasi. Ia menggunakan istilah sejalan dalam konteks itu untuk meyakinkan dunia usaha tentang perlunya mereka memiliki visi yang melampaui kinerja finansial perusahaan. Ia menge- mukakan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya mendapat pengakuan publik dan akademisi sehingga Howard R Bowen dinobatkan sebagai”Bapak CSR”. Ada beraneka ragam definisi Corporate Social Responsibilitydan sulit diseragamkan. Diantaranya adalah definisi yang dikemukakan oleh Magnan & Farrel (2004) yang mendefinisikan CSR sebagai ”a business acts in socially responsible manner when its decisions and actions account for and balance diversestakeholder interest”. Definisi ini menekankan pada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholdersyang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggungjawab. Komisi Eropa mende-finisikan CSR sebagai ”essentially a concept whereby companies decide voluntary to contribute to better society and a cleaner environment”. Definisi ini menekankan bahwa CSR adalah suatu konsep yang menunjukkan bagaimana perusahaan secara sukarela memberi kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington (1997) mengemukakan bahwa
  • 12. sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggungjawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profit), masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people) serta lingkungan hidup (planet). (Hendrik Budi Untung, 2008 dan A.B Susanto, 2007). Makna Ani Marlia (2008) mendefinisikan CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Menurut Achda (2006), CSR dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibiliy (CSR), muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan alam. Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan kepekaan dari stakeholders perusahaan maka konsep tanggung jawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah para shareholder, karyawan (buruh), pelanggan, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lain sebagainya. (Jonathan Sofian Lusa, 2007). Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dimana dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun dampak sosial lainnya. Manfaat Corporate Social ResponsibilityBagi Perusahaan Dalam menjalankan tanggungjawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yaitu (profit), masyarakat (people), dan lingkungan (planet). Perusahaan harus memiliki tingkat profitabilitas yang memadai sebab laba merupakan fondasi bagi perusahaan untuk dapat berkembang danmempertahankan eksistensinya Dengan perolehan laba yang memadai, perusahaan dapat membagi deviden kepada pemegang saham, memberi imbalan yang layak kepada karyawan, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh untuk pertumbuhan
  • 13. dan pengembangan usaha di masa depan, membayar pajak kepada pemerintah, dan memberikan multiplier effectyang diharapkan kepada masyarakat. Dengan memperhatikan masyarakat, perusahaan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan cara perusahaan melakukan aktivitas- aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup dan kompetensi masyarakat diberbagai bidang. Dengan memperhatikan lingkungan, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas hidup umat manusia dalam jangka panjang. Keterlibatan perusahaan dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan berarti perusahaan berpartisipasi dalam usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. Dengan menjalankan tanggungjawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan (terutama lingkungan sekitar) dalam jangka panjang. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang makin sarat kompetisi. CSR dapat memberi banyak keuntungan yaitu : 1. Peningkatan profitabilitas bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang mengimplementasikan program CSR menunjukan keuntungan yang nyata terhadap peningkatan nilai saham; 2. Menurunkan risiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar, karena sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri disebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholderyang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitar atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholderyang terkait; 3. Mampu meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat dipandang sebagai social marketing bagi perusahaan tersebut yang juga merupakan bagian dari pembangunan citra perusahaan (corporate image building). Social Marketingakan dapat memberikan manfaat dalam pembentukan brand image suatu perusahaan dalam kaitannya dengan kemampuan perusahaan terhadap komitmen yang tinggi terhadap lingkungan selain memiliki produk yang berkualitas tinggi. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif terhadap volume unit produksi yang terserap pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang besar terhadap peningkatan laba perusahaan.
  • 14. Kegiatan CSR yang diarahkan memperbaiki konteks korporat inilah yang memungkinkan alignmentantara manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan sosial dalam jangka panjang. A.B. Susanto (2007) mengemukakan bahwa dari sisi perusahaan terdapat 6 (enam) manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR. Pertama, mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan CSR secara konsisten akan mendapat dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dariaktivitas yang dijalankannya. CSR akan mengangkat citra perusahaan, yang dalam rentang waktu yang panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan. Kedua, CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen consumer goods yang beberapa waktu yang lalu dilanda isu adanya kandungan bahan berbahaya dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menjalankan CSR- nya maka masyarakat menyikapinya dengan tenang sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas dan kinerjanya. Ketiga, keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. Keempat, CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Kelima, meningkatnya penjualan. Konsumen akan lebih menyukai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang secara konsisten menjalankan CSRnya sehingga memiliki reputasi yang baik. Keenam, insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Menurut Y. Wibisono sebagaimana dikemukakan Ronny Irawan (2008), perusahaan memperoleh beberapa keuntungan karena menerapkan tanggungjawab sosialnya antara lain : untuk mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan; layak mendapatkan ijin untuk beroperasi (social license to operate), mereduksi risiko bisnis perusahaan; melebarkan akses ke sumber daya; membentangkan akses menuju market; mereduksi biaya; memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator; dan meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
  • 15. Implementasi dan Model atau Pola Corporate Social Responsibility Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteritik dan situasi yang unik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. Dan setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan isu berkaitan dengan CSR serta beberapa banyak hal yang telah dilakukan dalam hal mengimplementasikan pendekatan CSR. Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkungan dan profil risiko, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. Pelaksanaan CSR dapat dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Meskipun tidak terdapat standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik dalam pelaksanaan CSR, namun kerangka kerja (framework) yang luas dalam pengim-plemantasian CSR masih dapat dirumuskan, yang didasarkan pada pengalaman dan juga pengetahuan dalam bidang seperti manajemenlingkungan. Kerangka kerja yang disodorkan oleh industri Kanada dapat dijadikan panduan. Kerangka kerja ini mengikuti model ”plan, do, check, improve” dan bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan. (A.B. Susanto, 2007) Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sebagai berikut : 1. CSR bisa dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, perusahaan bisa menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas divisi human resource developmentatau public relations. 2. CSR bisa pula dilaksanakan oleh yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan atau groupnya. Perusahaan mendirikan yayasan atau organisasi sosial sendiri di bawah perusahaan atau groupnya yang dibentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan namun tetap harus bertanggung jawab ke CEO atau ke dewan direksi. Model ini merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan. 3. Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama atau bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama
  • 16. dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, atau lembaga konsultan baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. 4. Beberapa perusahaan bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara bersama- sama menjalankan CSR. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorsium yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan program yang telah disepakati. Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di negara-negara berkembang. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya dilakukan secara ad-hoc, parsial, dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya sekadar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karitatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community developmentkemudian semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowermentdan sustainable development. Prinsip-prinsip good corporate governance,seperti fairness, transparency, accountability,dan responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan program CSR. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan seperti Unilever, PT Telkom, PLN, Pertamina, Bank BNI, serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam menjalankan CSR.Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan needs assessment. Mulai dari pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, program pencegahan penyakit melalui pendidikan kesehatan masyarakat, membangun fasilitas MCK untuk masyarakat sekitar, memberikan kesempatan bekerja secara produktif bagi penyandang cacat, pelatihan untuk penyandang cacat, pemberian bantuan/pinjaman modal bagi UKM, social forestry, pemberian beasiswa, bantuan sosial, penyuluhan dan pencegahan HIV/AIDS, penguatan kearifan lokal, pengembangan skema perlindungan sosial berbasis masyarakat, pengobatan gratis bagi masyarakat, dan sebagainya. CSR pada tataran ini tidak sekadar do gooddan to look good, melainkan pula to make good, menciptakan kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Makna Ani Marlia, 2008).
  • 17. Penutup Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Secara akademik diskursus CSR untuk pertama kali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1953 namun sampai sekarang definisi CSR masih kabur dan sulit diseragamkan. Pada 2007 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang di salah satu pasalnya mencantumkan kewajiban perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang- undang ini menimbulkan sikap pro kontra tergantung siapa yang mendapat manfaat dan siapa yang dirugikan, serta apa konsekuensi dan implikasi dari undang-undang ini. Undang-undang ini menetapkan bahwa CSR adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan (mandatory) bukan sebuah kegiatan sukarela (voluntary). Yang menjadi pertanyaan mengapa hanya perusahaan yang mengelola sumber daya alam saja. Untuk merangsang pertumbuhan CSR yang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan adanya model CSR yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan, adanya sumber daya manusia dan institusi yang memiliki kapasitas untuk melaksanakan CSR, adanya peraturan dan kode etik yang jelas dalam dunia usaha serta adanya dukungan sektor publik untuk menjamin pelaksanaan CSR oleh perusahaan sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat. Dalam proses perjalanan CSR di Indonesia banyak masalah dan kendala yang dihadapinya, di antaranya CSR belum tersosialisasikan dengan baik di masyarakat. Hal ini menyebabkan program CSR belum bergulir sebagai mana mestinya, mengingat masyarakat umum belum mengerti apa itu program CSR, apa saja yang dapat dilakukannya dan bagaimana masyarakat dapat berkolaborasi dengan prosedur perusahaan. Kendala dalam implementasi CSR antara lain adanya gangguan keamanan, kurangnya kreativitas dan inovasi, timbulnya ketergantungan masyarakat, korupsi, peraturan yang membingungkan, dan pemerintah masih kurang memberikan situasi yang kondusif bagi perusahaan dalam menjalankan CSR.Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat memberikan alternatif terobosan baru untuk memberdayakan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks dan rumit dalam dekade terakhir. Adanya sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah untuk secara terus menerus membangun dan menciptakan
  • 18. kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan lingkungan yang berkualitas akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Daftar Pustaka : Anonim 1, 2008, https://mamrh.wordpress.com/2008/07/21/53/ (2 Oktober 2017, 20.15) Susiloadi, Priyanto, 2008, http://webfisip.fisip.uns.ac.id/journal/sp4_2_priyanto.pdf (2 Oktober 2017, 22.15)