SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 38 TAHUN 2007
TENTANG
KERJASAMA DESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 82 sampai dengan Pasal 87
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kerjasama Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158 tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165 tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4593);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG KERJASAMA DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan
Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa.
Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau
5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah
kota.
6. Kerjasama Desa adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antar desa atau desa dengan
pihak ketiga dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
7 Pihak Ketiga adalah Lembaga, Badan Hukum dan perorangan di luar pemerintahan desa.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Kerjasama Desa meliputi:
a. Kerja sama Antar Desa; dan
b. Kerja sama Desa dengan pihak ketiga.
Pasal 3
(1) Desa dapat melakukan kerjasama antar desa sesuai dengan kewenangan yang
dimilikinya.
(2) Desa dapat melakukan kerjasama dengan pihak
ketiga. Pasal 4
(1)Ruang lingkup kerjasama antar desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
meliputi bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan;
(2)Kerjasama Desa dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
dapat dilakukan dalam bidang:
a. peningkatan perekonomian masyarakat desa;
b. peningkatan pelayanan pendidikan;
c. kesehatan;
d. sosial budaya;
e. ketentraman dan ketertiban;
f. pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan;
g. tenaga kerja;
h. pekerjaan umum;
i. batas desa; dan
j. lain-lain kerjasama yang menjadi kewenangan desa.
Pasal 5
Kerjasama Antar Desa dapat dilakukan antara:
(1)Desa dengan Desa dalam 1 (satu) Kecamatan; dan
(2)Desa dengan Desa di lain Kecamatan dalam satu
Kabupaten/Kota. Pasal 6
Apabila Desa dengan Desa di lain Kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi mengadakan
kerjasama maka harus mengikuti ketentuan Kerjasama Antar Daerah.
Pasal 7
Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau
swasta maupun perorangan sesuai dengan obyek yang dikerjasamakan.
Pasal 8
(1) Kerjasama Antar Desa ditetapkan dengan Keputusan Bersama;
(2) Kerjasama Desa dengan pihak ketiga ditetapkan dengan Perjanjian Bersama.
Pasal 9
(1) Penetapan Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan kerjasama sesuai ketentuan
yang berlaku;
(2) Penetapan Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) antara lain memuat:
a. Ruang lingkup keIjasama;
b. Bidang Kerjasama;
c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan keIjasama;
d. Jangka waktu;
e. Hak dan kewajiban;
f. Pembiayaan;
g. Tata cara perubahan, penundaan dan pembatalan;
h. Penyelesaian perselisihan;
i. Lain-lain ketentuan yang diperlukan.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 10
Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dimaksudkan untuk kepentingan
desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pasal 11
(1) Kerjasama Desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah
ketimpangan antar Desa;
(2) KeIjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berorientasi pada kepentingan
dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 12
(1) KeIjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang membebani masyarakat
dan desa, harus mendapatkan persetujuan BPD;
(2) Segala kegiatan dan biaya dari bentuk KeIjasama Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib dituangkan dalam APBDesa.
Pasal 13
Pembiayaan dalam rangka KeIjasama Desa dibebankan kepada pihak-pihak yang
melakukan keIjasama;
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau
Pasal 14
(1) Kepala Desa selaku pemimpin penyelenggaraan pemerintahan desa mempunyai tugas
memimpin pelaksanaan KeIjasama Desa;
(2) Kepala Desa mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan Kerjasama Desa
secara partisipatip;
(3) Kepala Desa wajib memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan
KeIjasama Desa kepada masyarakat melalui BPD.
Pasal 15
(1) Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat dalam penentuan bentuk kerjasama dan obyek yang
dikerjasamakan;
(2) Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas untuk mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam kegiatan Kerjasama Desa mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelestarian;
(3) Badan Permusyawaratan Desa memberikan informasi keterangan
pertanggungjawaban Kepala Desa mengenai kegiatan Kerjasama Desa kepada
masyarakat;
Pasal 16
Kepala Desa dan BPD mempunyai kewajiban:
a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
b. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
c. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam setiap pengambilan keputusan;
d. memberdayakan masyarakat desa;
e. mengembangkan potensi sumberdaya alam dan melestarikan lingkungan hidup.
Pasal 17
Pihak Ketiga yang melakukan Kerjasama Desa mempunyai kewajiban:
a. men taati segala ketentuan yang telah disepakati bersama;
b. memberdayakan masyarakat lokal;
c. mempunyai orientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
d. mengembangkan potensi obyek yang dikerjasamakan dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup.
BAB VI
BADAN KERJASAMA DESA
Pasal 18
Dalam rangka pelaksanaan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat
dibentuk Badan Kerjasama Desa.
Pasal 19
Pengurus Badan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 terdiri dari
unsur:
a. Pemerintah Desa;
b. Anggota Badan Permusyawaratan Desa;
c. Lembaga Kemasyarakatan;
d. Lembaga lainnya yang ada di desa; dan
e. Tokoh masyarakat.
Pasal 20
Pasal 21
(1) Mekanisme dan tata kerja Badan Kerjasama Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa;
(2) Badan Kerjasama Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
BAB VII
TATA CARA KERJASAMA
Pasal 22
(1) Rencana Kerjasama Desa dibahas dalam Rapat Musyawarah Desa dan dipimpin
langsung oleh Kepala Desa;
(2) Rencana Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membahas antara lain:
a. Ruang lingkup kerjasama;
b. Bidang Kerjasama;
c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;
d. Jangka waktu;
e. Hak dan kewajiban;
f. Pembiayaan;
g. Penyelesaian perselisihan;
h. Lain-lain ketentuan yang diperlukan.
(3) Hasil pembahasan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
menjadi acuan Kepala Desa dan atau Badan Kerjasama Desa dalam melakukan
Kerjasama Desa.
Pasal 23
(1) Hasil pembahasan Rencana Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
dibahas bersama dengan desa dan atau pihak ketiga yang akan melakukan kerjasama
desa;
(2) Hasil pembahasan Rencana Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat antara lain:
a. Ruang lingkup kerjasama;
b. Bidang Kerjasama;
c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;
d. Jangka waktu;
e. Hak dan kewajiban;
f. Pembiayaan;
g. Penyelesaian perselisihan;
h. Lain-lain ketentuan yang diperlukan.
(3) Hasil kesepakatan pembahasan kerjasama desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama Kerjasama Desa.
BAB VIII
PERUBAHAN DAN PEMBATALAN
Pasal 24
Perubahan dan pembatalan Kerjasama Desa harus dimusyawarahkan untuk mencapai
mufakat dengan melibatkan berbagai pihak yang terikat dalam Kerjasama Desa.
Pasal 25
Peru bahan kerjasama desa dapat dilakukan apabila:
a. terjadi situasi force majeur;
b. atas permintaan salah satu pihak dan atau kedua belah pihak;
Pembentukan Badan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ditetapkan
dengan Keputusan Bersama.
c. atas hasil pengawasan dan evaluasi Badan Permusyawaratan Desa;
d. kerjasama desa telah habis masa berlakunya.
Pasal 26
Pembatalan kerjasama desa dapat dilakukan apabila:
a. salah satu pihak dan atau kedua belah pihak melanggar kesepakatan;
b. kerjasama desa bertentangan dengan ketentuan diatasnya;
c. merugikan kepentingan masyarakat.
BAB IX
TENGGANG WAKTU
Pasal 27
Penentuan tenggang waktu Kerjasama Desa ditentukan dalam kesepakatan bersama oleh
kedua belah pihak yang melakukan Kerjasama.
Pasal 28
(1) Penentuan tenggang waktu Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 antara
lain harus memperhatikan:
a. Ketentuan yang berlaku;
b. Ruang lingkup;
c. Bidang kerjasama;
d. Pembiayaan;
e. Ketentuan lain mengenai Kerjasama Desa.
(2) Penentuan tenggang waktu Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memperhatikan saran dari Camat selaku pembina dan pengawas Kerjasama Desa.
BAB X
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 29
Setiap perselisihan yang timbul dalam Kerjasama Desa harus diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat serta dilandasi dengan semangat kekeluargaan.
Pasal 30
(1) Perselisihan Kerjasama Desa dalam satu Kecamatan, difasilitasi dan diselesaikan oleh
Camat;
(2) Perselisihan Kerjasama Desa lain Kecamatan pada satu Kabupaten/Kota difasilitasi dan
diselesaikan oleh Bupati/Walikota;
(3) Perselisihan Kerjasama Desa lain Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi difasilitasi dan
diselesaikan oleh Gubernur.
Pasal 31
Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 bersifat final dan ditetapkan
dalam suatu keputusan.
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Kerjasama Desa;
(2) Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. menetapkan pengaturan yang berkaitan dengan kerjasama desa;
b. memberikan pedoman teknis pelaksanaan kerjasama desa;
c. melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kerjasama desa; dan
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa.
(3) Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. memfasilitasi kerjasama desa;
b. melakukan pengawasan kerjasama desa; dan
c. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa.
Pasal 33
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Kerjasama Desa diatur dengan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota;
(2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya memuat:
a. ruang lingkup;
b. maksud dan tujuan;
c. tugas dan tanggung jawab;
d. pelaksanaan;
e. penyelesaian perselisihan;
f. jangka waktu;
g. bentuk kerjasama;
h. force majeur;
i. pembiayaan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Dengan berlakunya Peraturan ini, semua peraturan tentang KeIjasama Desa yang telah ada
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan ini dinyatakan berlaku.
Pasal 35
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya, diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 36
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 24 Juli 2007
MENTERI DALAM NEGERI a.i.,
ttd.
WIDODO AS.
Pasal 32
(1) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib
membina dan mengawasi pelaksanaan

More Related Content

What's hot

KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...
KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...
KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...Rachdian Yahya
 
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan DesaPermendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan DesaJARI Indonesia Borneo Barat
 
Uu no 6_th_2014_ttg_desa
Uu no 6_th_2014_ttg_desaUu no 6_th_2014_ttg_desa
Uu no 6_th_2014_ttg_desaUpiet Bae
 
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Tomy Risqi
 
Perda bumdes
Perda bumdesPerda bumdes
Perda bumdesy d
 
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!YessicaClaudian
 
Permen no. 4_th_2015_bumdes
Permen no. 4_th_2015_bumdesPermen no. 4_th_2015_bumdes
Permen no. 4_th_2015_bumdesSungonlegowo
 
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desa
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desaPeraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desa
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desaEko Doank
 

What's hot (15)

KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...
KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...
KEPRES NOMOR. 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DES...
 
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan DesaPermendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
 
Uu no 6_th_2014_ttg_desa
Uu no 6_th_2014_ttg_desaUu no 6_th_2014_ttg_desa
Uu no 6_th_2014_ttg_desa
 
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
 
Perda bumdes
Perda bumdesPerda bumdes
Perda bumdes
 
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa!
 
Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014
 
Ruu desa
Ruu desaRuu desa
Ruu desa
 
Pp no.73 th.2005
Pp no.73 th.2005Pp no.73 th.2005
Pp no.73 th.2005
 
Permen no 4_2015
Permen no 4_2015Permen no 4_2015
Permen no 4_2015
 
Permendesa pdtt no.4 th. 2015
Permendesa pdtt no.4 th. 2015Permendesa pdtt no.4 th. 2015
Permendesa pdtt no.4 th. 2015
 
Pp 47 tahun 2015 tentang desa
Pp 47 tahun 2015 tentang desaPp 47 tahun 2015 tentang desa
Pp 47 tahun 2015 tentang desa
 
Permen no. 4_th_2015_bumdes
Permen no. 4_th_2015_bumdesPermen no. 4_th_2015_bumdes
Permen no. 4_th_2015_bumdes
 
Proposal rw
Proposal rwProposal rw
Proposal rw
 
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desa
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desaPeraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desa
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desa
 

Similar to perdes

PERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA
PERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESAPERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA
PERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESAPemdes Wonoyoso
 
Kabupaten gresik 2009-3
Kabupaten gresik 2009-3Kabupaten gresik 2009-3
Kabupaten gresik 2009-3Sungonlegowo
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Sungonlegowo
 
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes Frans Dione
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Arifuddin Ali
 
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaPerdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
 
Permendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeri
Permendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeriPermendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeri
Permendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeriImtihan Imtihan
 
Pp no 50_th_2007
Pp no 50_th_2007Pp no 50_th_2007
Pp no 50_th_2007reslian
 
Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018Irwan Thahir
 
PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSOPERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSOPemdes Wonoyoso
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Arifuddin Ali
 
Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan Jusa Erza
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Arifuddin Ali
 
PERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdf
PERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdfPERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdf
PERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdfCHAIRUDIN2
 
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...Pemdes Seboro Sadang
 
Permendagri No. 18 Tahun 2018.pdf
Permendagri No. 18 Tahun 2018.pdfPermendagri No. 18 Tahun 2018.pdf
Permendagri No. 18 Tahun 2018.pdfVitaSari42
 

Similar to perdes (20)

PERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA
PERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESAPERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA
PERATURAN DESA TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA
 
Kabupaten gresik 2009-3
Kabupaten gresik 2009-3Kabupaten gresik 2009-3
Kabupaten gresik 2009-3
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12
 
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
 
Perda BKAD 2013
Perda BKAD 2013Perda BKAD 2013
Perda BKAD 2013
 
Permen no.07 2007
Permen no.07 2007Permen no.07 2007
Permen no.07 2007
 
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaPerdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
 
Permendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeri
Permendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeriPermendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeri
Permendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeri
 
Pp no 50_th_2007
Pp no 50_th_2007Pp no 50_th_2007
Pp no 50_th_2007
 
Musyawarah Desa
Musyawarah DesaMusyawarah Desa
Musyawarah Desa
 
Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018
 
PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSOPERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSO
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
 
Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
 
PERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdf
PERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdfPERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdf
PERDA NOMOR 2 TAHUN 2019.pdf
 
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
 
Permendagri No. 18 Tahun 2018.pdf
Permendagri No. 18 Tahun 2018.pdfPermendagri No. 18 Tahun 2018.pdf
Permendagri No. 18 Tahun 2018.pdf
 
Pp no.19 2008
Pp no.19 2008Pp no.19 2008
Pp no.19 2008
 

Recently uploaded

283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.pptmumtaza6
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...ssupi412
 
MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...
MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...
MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...sukmawatirajalan
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPemdes Wonoyoso
 
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangWA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangKelas Online Pra Nikah Nikah
 
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdfFendryGustianVandell
 
CTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdf
CTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdfCTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdf
CTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdfHarizalJanisah
 

Recently uploaded (9)

Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
 
MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...
MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...
MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangWA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
 
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
 
CTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdf
CTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdfCTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdf
CTU552 GROUP ASSIGNMENT (FALSAFAH ALAM SEKITAR).pdf
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 

perdes

  • 1. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 82 sampai dengan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kerjasama Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158 tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165 tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4593); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG KERJASAMA DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
  • 2. 4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau
  • 3. 5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. 6. Kerjasama Desa adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antar desa atau desa dengan pihak ketiga dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 7 Pihak Ketiga adalah Lembaga, Badan Hukum dan perorangan di luar pemerintahan desa. 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Kerjasama Desa meliputi: a. Kerja sama Antar Desa; dan b. Kerja sama Desa dengan pihak ketiga. Pasal 3 (1) Desa dapat melakukan kerjasama antar desa sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. (2) Desa dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Pasal 4 (1)Ruang lingkup kerjasama antar desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan; (2)Kerjasama Desa dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dapat dilakukan dalam bidang: a. peningkatan perekonomian masyarakat desa; b. peningkatan pelayanan pendidikan; c. kesehatan; d. sosial budaya; e. ketentraman dan ketertiban; f. pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; g. tenaga kerja; h. pekerjaan umum; i. batas desa; dan j. lain-lain kerjasama yang menjadi kewenangan desa. Pasal 5 Kerjasama Antar Desa dapat dilakukan antara: (1)Desa dengan Desa dalam 1 (satu) Kecamatan; dan (2)Desa dengan Desa di lain Kecamatan dalam satu Kabupaten/Kota. Pasal 6 Apabila Desa dengan Desa di lain Kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi mengadakan
  • 4. kerjasama maka harus mengikuti ketentuan Kerjasama Antar Daerah. Pasal 7 Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau
  • 5. swasta maupun perorangan sesuai dengan obyek yang dikerjasamakan. Pasal 8 (1) Kerjasama Antar Desa ditetapkan dengan Keputusan Bersama; (2) Kerjasama Desa dengan pihak ketiga ditetapkan dengan Perjanjian Bersama. Pasal 9 (1) Penetapan Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan kerjasama sesuai ketentuan yang berlaku; (2) Penetapan Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain memuat: a. Ruang lingkup keIjasama; b. Bidang Kerjasama; c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan keIjasama; d. Jangka waktu; e. Hak dan kewajiban; f. Pembiayaan; g. Tata cara perubahan, penundaan dan pembatalan; h. Penyelesaian perselisihan; i. Lain-lain ketentuan yang diperlukan. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 10 Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dimaksudkan untuk kepentingan desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pasal 11 (1) Kerjasama Desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar Desa; (2) KeIjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berorientasi pada kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. BAB IV PEMBIAYAAN Pasal 12 (1) KeIjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang membebani masyarakat dan desa, harus mendapatkan persetujuan BPD; (2) Segala kegiatan dan biaya dari bentuk KeIjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dituangkan dalam APBDesa. Pasal 13 Pembiayaan dalam rangka KeIjasama Desa dibebankan kepada pihak-pihak yang melakukan keIjasama; BAB V
  • 6. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau
  • 7. Pasal 14 (1) Kepala Desa selaku pemimpin penyelenggaraan pemerintahan desa mempunyai tugas memimpin pelaksanaan KeIjasama Desa; (2) Kepala Desa mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan Kerjasama Desa secara partisipatip; (3) Kepala Desa wajib memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan KeIjasama Desa kepada masyarakat melalui BPD. Pasal 15 (1) Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam penentuan bentuk kerjasama dan obyek yang dikerjasamakan; (2) Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Kerjasama Desa mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelestarian; (3) Badan Permusyawaratan Desa memberikan informasi keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa mengenai kegiatan Kerjasama Desa kepada masyarakat; Pasal 16 Kepala Desa dan BPD mempunyai kewajiban: a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; b. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; c. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam setiap pengambilan keputusan; d. memberdayakan masyarakat desa; e. mengembangkan potensi sumberdaya alam dan melestarikan lingkungan hidup. Pasal 17 Pihak Ketiga yang melakukan Kerjasama Desa mempunyai kewajiban: a. men taati segala ketentuan yang telah disepakati bersama; b. memberdayakan masyarakat lokal; c. mempunyai orientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat; d. mengembangkan potensi obyek yang dikerjasamakan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. BAB VI BADAN KERJASAMA DESA Pasal 18 Dalam rangka pelaksanaan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dibentuk Badan Kerjasama Desa. Pasal 19 Pengurus Badan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 terdiri dari unsur: a. Pemerintah Desa; b. Anggota Badan Permusyawaratan Desa; c. Lembaga Kemasyarakatan; d. Lembaga lainnya yang ada di desa; dan
  • 9. Pasal 21 (1) Mekanisme dan tata kerja Badan Kerjasama Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa; (2) Badan Kerjasama Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa. BAB VII TATA CARA KERJASAMA Pasal 22 (1) Rencana Kerjasama Desa dibahas dalam Rapat Musyawarah Desa dan dipimpin langsung oleh Kepala Desa; (2) Rencana Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membahas antara lain: a. Ruang lingkup kerjasama; b. Bidang Kerjasama; c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama; d. Jangka waktu; e. Hak dan kewajiban; f. Pembiayaan; g. Penyelesaian perselisihan; h. Lain-lain ketentuan yang diperlukan. (3) Hasil pembahasan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi acuan Kepala Desa dan atau Badan Kerjasama Desa dalam melakukan Kerjasama Desa. Pasal 23 (1) Hasil pembahasan Rencana Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dibahas bersama dengan desa dan atau pihak ketiga yang akan melakukan kerjasama desa; (2) Hasil pembahasan Rencana Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain: a. Ruang lingkup kerjasama; b. Bidang Kerjasama; c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama; d. Jangka waktu; e. Hak dan kewajiban; f. Pembiayaan; g. Penyelesaian perselisihan; h. Lain-lain ketentuan yang diperlukan. (3) Hasil kesepakatan pembahasan kerjasama desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama Kerjasama Desa. BAB VIII PERUBAHAN DAN PEMBATALAN Pasal 24 Perubahan dan pembatalan Kerjasama Desa harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat dengan melibatkan berbagai pihak yang terikat dalam Kerjasama Desa. Pasal 25
  • 10. Peru bahan kerjasama desa dapat dilakukan apabila: a. terjadi situasi force majeur; b. atas permintaan salah satu pihak dan atau kedua belah pihak; Pembentukan Badan Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ditetapkan dengan Keputusan Bersama.
  • 11. c. atas hasil pengawasan dan evaluasi Badan Permusyawaratan Desa; d. kerjasama desa telah habis masa berlakunya. Pasal 26 Pembatalan kerjasama desa dapat dilakukan apabila: a. salah satu pihak dan atau kedua belah pihak melanggar kesepakatan; b. kerjasama desa bertentangan dengan ketentuan diatasnya; c. merugikan kepentingan masyarakat. BAB IX TENGGANG WAKTU Pasal 27 Penentuan tenggang waktu Kerjasama Desa ditentukan dalam kesepakatan bersama oleh kedua belah pihak yang melakukan Kerjasama. Pasal 28 (1) Penentuan tenggang waktu Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 antara lain harus memperhatikan: a. Ketentuan yang berlaku; b. Ruang lingkup; c. Bidang kerjasama; d. Pembiayaan; e. Ketentuan lain mengenai Kerjasama Desa. (2) Penentuan tenggang waktu Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan saran dari Camat selaku pembina dan pengawas Kerjasama Desa. BAB X PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 29 Setiap perselisihan yang timbul dalam Kerjasama Desa harus diselesaikan secara musyawarah dan mufakat serta dilandasi dengan semangat kekeluargaan. Pasal 30 (1) Perselisihan Kerjasama Desa dalam satu Kecamatan, difasilitasi dan diselesaikan oleh Camat; (2) Perselisihan Kerjasama Desa lain Kecamatan pada satu Kabupaten/Kota difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati/Walikota; (3) Perselisihan Kerjasama Desa lain Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi difasilitasi dan diselesaikan oleh Gubernur. Pasal 31 Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 bersifat final dan ditetapkan dalam suatu keputusan. BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
  • 12. Kerjasama Desa; (2) Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menetapkan pengaturan yang berkaitan dengan kerjasama desa; b. memberikan pedoman teknis pelaksanaan kerjasama desa; c. melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kerjasama desa; dan d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa. (3) Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. memfasilitasi kerjasama desa; b. melakukan pengawasan kerjasama desa; dan c. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa. Pasal 33 (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Kerjasama Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota; (2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang- kurangnya memuat: a. ruang lingkup; b. maksud dan tujuan; c. tugas dan tanggung jawab; d. pelaksanaan; e. penyelesaian perselisihan; f. jangka waktu; g. bentuk kerjasama; h. force majeur; i. pembiayaan. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Dengan berlakunya Peraturan ini, semua peraturan tentang KeIjasama Desa yang telah ada sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan ini dinyatakan berlaku. Pasal 35 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Pasal 36 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juli 2007 MENTERI DALAM NEGERI a.i., ttd. WIDODO AS. Pasal 32 (1) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan