3. KELAINAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN
• FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HUBUNGAN SEKSUAL
Menurut Eisenberg, banyak sekali perubahan
fisik dan psikologis yang mempengaruhi gairah
dan kenikmatan seksual, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Namun untuk beberapa
faktor yang membuat pasangan harus
membiasakan diri dengan keadaan tersebut,
4. KELAINAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN
A. Kondisi fisik
1. Mual dan muntah (pada waktu hamil muda), bila serangan mual
hanya terjadi pada pada waktu-waktu tertentu, gunakanlah saat
waktu tenang untuk berhubungan seksual. Hal itu akan
menghilang di akhir trimester pertama.
2. Keletihan yang biasanya terjadi padaawal bulan keempat, dapat
mempengaruhi hasrat untuk bercinta. Hal ini dapat diatasi dengan
tidur siang diselingi acara bercinta dengan pasangan anda.
3. Perubahan bentuk fisik tubuh, perut buncit, kaki bengkak dan
wajah sembab. Bercinta pada waktu hamil dapat menjadi kaku
dan tidak nyaman karena terhalang dengan perut yang membesar.
Bentuk tubuh wanita yang berubah dapat membuat pasangannya
menjadi tidak bergairah. Anda harus dapat mengatasi perasaan ini
dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa besar itu indah.
5. KELAINAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN
4. Menyempitnya vagina dapat menyebabkan seks kurang memuaskan
(terutama pada waktu hamil tua), karena terasa penuh pada vagina
setelah orgasme sehingga membuat wanita merasa seolah tidak puas.
Bagi pria, menyempitnya alat kelamin wanita dapat meningkatkan
kenikmatan atau mengurangi gairahnya karena penis terasa terjepit
sehingga kehilangan ereksinya.
5. Kebocoran kolostrum. Pada akhir kehamilan beberapa wanita mulai
memproduksi kolostrum. Kolostrum ini dapat bocor karena adanya
rangsangan seksual payudara.
6. Perubahan pada cairan vagina, bertambahnya pelicin ini dapat membuat
hubungan seksual menjadi lebih nikmat bagi pasangan yang cairan
vaginanya kering atau terlalu sempit. Tetapi dapat membuat saluran
vagina menjadi terlalu basah dan licin sehingga pasangan prianya sulit
untuk mempertahankan ereksi.
7. Perdarahan yang disebabkan oleh kepekaan leher rahim. Selama
kehamilan leher rahim menjadi sempit dan lebih lunak. Ini berarti bahwa
penetrasi yang dalam kadang-kadang menyebabkan perdarahan,
terutama pada kehamilan tua.
6. KELAINAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN
B. Kondisi Psikologis
1. Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran. Pada kehamilan
yang normal hubungan seksual tidak akan menyebabkan keguguran
karena janin terlindung dari bantalan selaput ketuban dan rahim.
2. Takut bahwa orgasme akan merangsang terjadinya keguguran atau
persalinan dini. Pada saat orgasme uterus akan mengalami kontraksi
tetapi ini bukan tanda persalinan dan tidak menimbulkan bahaya pada
kehamilan normal. Tapi orgasme yang kuat yang ditimbulkan masturbasi
dilarang pada kehamilan berisiko tinggi terhadap keguguran dan
kelahiran premature.
3. Takut terjadi infeksi pada saat penis masuk ke dalam vagina. Apabila
suami tidak memiliki penyakit menular seksual, tidak ada bahaya infeksi
bagi ibu dan janin melalui hubungan seksual selama kehamilan, asal
kantong amnion tetap utuh. Untuk pencegahan infeksi, pasangan
dianjurkan untuk menggunakan kondom selama hubungan seksual.
7. KELAINAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN
4. Kecemasan akan peristiwa persalinan yang akan datang. Calon ibu dan ayah dapat
mengalami perasaan yang bercampur aduk dalam menghadapi peristiwa persalinan,
pemikiran tentang tanggung jawab dan perubahan cara hidup yang akan datang dan
biaya emosional membesarkan anak, semua ini dapat menghambat hubungan cinta.
Perasaan mendua tentang bayi harus dibicarakan secara terbuka.
5. Kemarahan yang tidak didasari dari calon ayah terhadap ibu karena cemburu bahwa
istrinya sekarang menjadi pusat perhatian ataupun sebaliknya karena wanita merasa
bahwa dirinya harus menanggung penderitaan selama kehamilan, terutama jika
ditemukan komplikasi.
6. Takut menyakiti janin, ketika kepala janin sudah turun ke rongga Panggul. Pada
sebagian pasangan dapat menikmati hubungan seksual yang nyaman selama
kehamilan, ibu dapat menjadi tegang karena posisi janin yang sudah dekat. Ibu dan
suami tidak akan menyakiti janin, jika tidak melakukan penetrasi dalam.
7. Anggapan bahwa hubungan seksual pada enam minggu terakhir kehamilan akan
menyebabkan dimulainya proses melahirkan kontraksi yang disebabkan oleh
orgasme akan semakin kuat pada kehamilan tua. Tetapi bila leher rahim matang dan
siap, maka kontraksi ini tidak akan memulai proses melahirkan. Beberapa kajian
menunjukkan meningkatnya jumlah kelahiran prematur pada pasangan yang sering
melakukan hubungan seksual pada minggu-minggu terakhir kehamilan, maka
seringkali dokter menganjurkan pantang hubungan seksual pada wanita dengan
kehamilan beresiko kelahiran premature.
8.
9. PENGERTIAN
Kista ovarium merupakan perbesaran
sederhana ovarium normal, folikel de graf
atau korpus luteum atau kista ovarium yang
dapat timbul akibat pertumbuhan dari
epithelium ovarium.
Kista ovarium berbentuk menyerupai kantung,
seringkali berbentuk struktur penuh cairan
yang berkembang dalam indung telur wanita.
11. ETIOLOGI
Penyebab dari kista belum diketahui secara
pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :
Gaya hidup tidak sehat
Faktor genetik
12. PATHOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kista ovarium secara pasti
belum bisa diketahui, namun ada beberapa faktor
predisposisi yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
kista ovarium, antara lain adanya riwayat kanker
ovarium dalam keluarga, khususnya ibu atau saudara
perempuan, menopause yang lambat, kehamilan
pertama setelah berusia lebih dari 30 tahun, riwayat
kanker payudara, kanker kolon yang juga dapat
meningkatkan resiko kista ovarium.
13. TANDA DAN GEJALA
Perut terasa penuh, berat, kembung
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang
air kecil)
Haid tidak teratur
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang
dapat menyebar ke punggung bawah dan paha.
Nyeri sanggama
Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip
seperti pada saat hamil.
14. MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala yang sering muncul pada
kista ovarium
Pada stadium awal gejalanya
Pada stadium lanjut
15. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista
ovarium ;
Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian
bawah.
Nyeri saat bersenggama.
Perdarahan.
16. Pada stadium awal gejalanya;
Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi
konstipasi atau sering berkemih.
Dapat terjadi peregangan atau penekanan
daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
Nyeri saat bersenggama
17. Pada stadium lanjut ;
Asites
Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga
perut (usus dan hati)
Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
Gangguan buang air besar dan kecil
Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
22. Riwayat Kesehatan;
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Menstruasi
Riwayat Obstetri
Riwayat Keluarga Berencana
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat pernikahan
Riwayat seksual
Riwayat kesehatan Keluarga
Pola kebiasaan sehari – hari ( Virginia Henderson)
Riwayat penggunaan zat
Riwayat sosial ekonomi
Riwayat psiko sosial dan spiritual
23. Pemeriksaan Fisik;
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Daerah dada
Abdomen
Genitalia Eksterna
Anus
Ektremitas
25. Analisa Data
Analisa data adalah mengkaitkan data,
menghubungkan data dengan konsep, teori
dan kenyataan yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalarn menentukan masalah
keperawatan klien.
26. Diagnosa Keperawatan
Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan
penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus pada
kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan
diagnosa yang muncul harus dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
Menurut Doengoes (2000) diagnosa yang mungkin
muncul adalah :
o Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra
abdomen, perjalanan proses penyakit.
o Resiko tinggi kekurangan cairan b.d adanya perdarahan
intra peritonial.
27. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah
menyusun rencana tindakan keperawatan
yang dilaksanakan untuk menanggulangi
masalah dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien.
28. Implementasi
Pelaksanaan pada klien kista ovarium
dilaksanakan sesuai perencanaan perawatan
yang meliputi tindakan-tindakan yang telah
direncanakan oleh perawat maupun hasil
kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta
memperhatikan kondisi dan keadaan klien
29. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah memberikan
tindakan perawatan dengan melihat respon
klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap
ini merupakan proses yang menetukan
sejauh mana tujuan telah tercapai
31. TUMOR GANAS PADA KEHAMILAN
• Tumor rahim adalah benjolan yang terjadi saat
sel-sel otot rahim tumbuh secara abnormal.
Tumor jenis ini umumnya tidak bersifat ganas.
Meski demikian, keberadaannya kerap membuat
khawatir para ibu hamil maupun wanita yang
sedang merencanakan kehamilan.
• Tumor rahim atau tumor fibroid dikenal juga
dengan leiomioma atau mioma. Menurut Web
MD, miom atau fibroid merupakan tumor yang
tumbuh dari jaringan otot di rahim dan tidak
bersifat kanker.
32. TUMOR GANAS PADA KEHAMILAN
Penyebab Tumor Rahim
Penyebab tumor rahim sendiri belum diketahui.
Namun, para peneliti memiliki hipotesis tentang
pemicu hal tersebut. Di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Faktor hormonal (dipicu kenaikan dan
penurunan kadar estrogen dan progesteron).
2. Faktor genetis (berdasarkan garis keturunan).
33. TUMOR GANAS PADA KEHAMILAN
Faktor Risiko Tumor Rahim
Berikut adalah macam-macamnya:
1. Usia. Wanita kebanyakan mengalami mioma pada usia 40-an.
2. Mengalami menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun.
3. Jenis ras. Wanita Afrika-Amerika memiliki risiko tumor rahim 2,9 kali lebih tinggi
dibandingkan wanita Kaukasia.
4. Berat badan. Sebuah studi menyebutkan bahwa risiko wanita mengidap tumor
meningkat sebesar 21 persen untuk setiap kenaikan 10 kilogram berat badan,
yang diikuti dengan peningkatan indeks massa tubuh.
5. Banyak mengonsumsi daging merah. Sebaliknya, mengonsumsi sayuran hijau
bisa menurunkan risikonya.
6. Belum pernah melahirkan. Wanita yang sudah memiliki anak cenderung lebih
jarang mengalami tumor rahim.
7. Memiliki kebiasaan merokok dapat memperbesar risiko tumor rahim.
8. Riwayat keluarga. Risiko wanita mengidap tumor rahim naik 2,5 kali
dibandingkan wanita yang tidak memiliki garis keturunan pengidap tumor rahim.
34. TUMOR GANAS PADA KEHAMILAN
Komplikasi Tumor Rahim
• Tumor rahim berkembang sebelum kehamilan yang tidak
diketahui sebelumnya, dan akan terdeteksi saat melakukan
ultrasound atau saat pemeriksaan panggul dan hanya 10
hingga 30 persen wanita dengan tumor rahim saat hamil
yang mengalami komplikasi seperti sakit perut yang
terkadang disertai pendarahan vagina ringan.
• Tumor rahim juga dapat menyebabkan persalinan tertunda,
dan jika berada di dekat pembukaan serviks akan
menghalangi jalan lahir bayi, melahirkan melalui operasi
caesar, proses persalinan terhambat, dan solusio plasenta.
35. TUMOR GANAS PADA KEHAMILAN
Menangani Tumor Rahim
• Tumor rahim yang menyakitkan dapat diatasi
dengan tirah baring, obat yang diresepkan
dokter, serta kompres es.
• Tumor biasanya akan tumbuh lebih besar
selama kehamilan yang disebabkan hormon
kehamilan.
36. Mioma uteri
A. PENGERTIAN
Mioma uteri adalah tumor jinak padat dari otot
polos uterus,dikenal juga dengan istilah mioma
atau leimioma (Djowantono,2011;h.1)
37. Mioma uteri
B.penyebab meoma pada kehamilan
1. Peningkatan kadar hormon estrogen
2. Progesteron
3. Human chorionic gonadotropin (HCG)
4. Peningkatan aliran darah didalam rahim
38. Mioma uteri
C.Tanda gejala meoma pada kehamilan
1. Nyeri perut bawah
2. Perdarahan dari vagina
3. Sembelit
4. Sering buang air kecil
5. Nyeri punggung bawah
6. Tekanan/nyeri didalam rongga panggul
39. Mioma uteri
D. Cara mengatasi meoma pada kehamilan
1. Mengurangi aktivitas atau beristirahat total
2. Mengompres area yang terasa nyeri dengan
kompres dingin
3. Mengkonsumsi obat obatan pereda nyeri
yang diresepkan oleh dokter
4. Mengkomsumsi sayur-sayuran
(brokoli,kubis,kol bunga,lobak) buah-buahan.
40. Mioma uteri
E.Tanda bahaya meoma pada Kehamilan
1. Meningkatkan risiko terjadinya keguguran
2. Persalinan prematur
3. posisi bayi menjadi sungsang