Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang ciri kajian geografi yang meliputi objek studi, pendekatan, dan analisis geografi seperti pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Gejala geografi dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari seperti makanan pokok, pakaian, dan mata pencaharian penduduk.
2. Oleh:
Agustinus Nainggolan (3123131002)
Qadrul Fahmi (3123131046)
Muhammad Fajrin Salim (3123131039)
Yeyen Wulandari (3123131065)
Kelas : B Reguler
Jurusan : Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
UNIMED
2012
3. Objek Studi geografi dapat dipilah menjadi 2 bagian,
yaitu:
1. Objek Material, yakni sasaran yang menjadi perhatian
dalam penyelidikan.
2. Objek Formal, yakni cara pendekatan dalam
penyelidikan terhadap objek yang sedang menjadi
pusat perhatian.
A. Ciri Studi dan Pengamatan Gejala Geografi
4. Ada 3 cara pendekatan dalam penyelidikan geografi, yaitu:
Pendekatan Keruangan, yakni cara penyelidikan terhadap
gejala di suatu tempat dengan di tempat yang sama atau di
tempat lain.
Pendekatan Lingkungan, yakni cara pengamatan terhadap
hubungan antara gejala sosial dengan gejala alam yang
terjadi di tempat yang sama.
Pendekatan Kompleks Wilayah, yakni cara pengamatan
terhadap wilayah tertentu. Pendekatan ini merupakan
penggabungan antara pendekatan keruangan dan
pendekatan lingkungan. Sehingga pendekatan ini mengamati
gejala di suatu wilayah dan kaitannya dengan gejala di luar
wilayah tersebut.
5. Dalam kehidupan sehari-hari, gejala geografi dapat diamati,
misalnya:
Makanan pokok. Daerah dengan lingkungan yang memenuhi
syarat untuk menanam padi, maka beras adalah makanan pokok
penduduknya.
Pakaian. Petani di dataran tinggi tetap mengenakan baju dan
celana panjang meski bekerja di siang hari karena udara yang
dingin.
Jenis mata pencaharian. Penduduk yang bertempat tinggal di
dekat perairan, maka kecenderungan penduduknya
bermatapencaharian sebagai nelayan.
B. Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari
6. Dimensi keruangan terbagi menjadi 2 aspek, yaitu:
Isi, yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial. Misalnya
untuk menentukan lokasi daerah perkebunan. Tentu kondisi
alam merupakan hal yang harus dipertimbangkan. Kemudian
mengenai kondisi lingkungan sosial, menyangkut keperluan
tenaga keja. Tidak hanya itu lingkungan sosial yang juga
harus diperhatikan adalah adat di wilayah sekitar.
Jarak, yakni menyangkut hubungan fungsional dengan
tempat lain, misal: kondisi sarana prasarana jalan yang
menghubungkan satu wilayah denghan wilayah lain dalam hal
pendistribusian hasil produksi.
C. Hubungan Keruangan Aktivitas Kehidupan
Manusia
7. 1. Teori Difusi
Teori ini merupakan karya Torsten Hagerstrand. Istilah difusi
sering ditemukan dalam bidang fisika, biologi, sosiologi, dan
ekonomi. Difusi artinya pemencaran, penyebaran, dan
penjalaran, seperti:
~ penyebaran berita dari mulut ke mulut
~ penyebaran penyakit dari satu daerah ke daerah lain
~ penyebaran kebudayaan daeri satu suku ke suku lain
Istilah difusi dalam geografi diadaptasikan dalam Difusi
Keruangan. Contohnya adalah penyakit El Tor yang pertama kali
ditemukan pada tahun 1905 di El Tor, kemudian pada 1930
muncul di Sulawesi, kemudian tahun 1964 ditemukan di India.
Pada awal tahun1970-an penyakit ini menyebar ke Afrika
Tengah, Rusia dan Eropa.
D. Ciri Analisis Geografi
8. Dalam geografi, difusi memiliki arti:
1. Pertama
Difusi Ekspansi, yaitu suatu proses penjalaran dan
penyebaran suatu informasi, material yang menjalar
melalui suatu populasi dari suatu daerah ke daerah lain.
Contohnya:
~ Seseorang menanam coklat dalam suatu desa, akibat
keberhasilannya penduduk lain yang masih satu desa ikut
menanam coklat. Sehingga terjadi perubahan keruangan
desa tersebut.
~ Kota Medan yang awalnya hanya terdiri dari 4
kecamatan, kini sudah menjadi 19 kecamatan dan kini
telah mengalami pertambahan lagi.
10. Difusi Ekspansi terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Difusi Menjalar, yaitu proses penjalarannya terjadi melalui
kontak langsung antara manusia dan antar daerah.
Seperti penjalaran penyakit virus HIV/AIDS yang terjadi
akibat kontak langsung manusia dengan manusia,
misalnya melalui hubungan sex.
b. Difusi Kaskade, yaitu proses penjalaran fenomena,
informasi dan material melalui beberapa tingkatan.
Proses difusi kaskade selalu dimulai dari tingkat paling
atas, kemudian menjalar sampai tingkat paling bawah.
Oleh karena itu difusi ini sering juga disebut difusi hirarki.
12. 2. Kedua
Difusi Penampungan, terjadi akibat proses yang sama
dengan penyebaran keruangan. Fenomena, informasi dan
material didifusikan meninggalkan daerah lama
berkembang di daerah lain yang semula tidak diketahui.
Menurut Torsten Hagerstrand, ada 6 teori difusi
keruangan:
1. Daerah tempat terjadinya proses
2. Waktu
3. Item yang didifusikan baik berupa material, seperti
penduduk maupun non material, seperti informasi.
4, 5 & 6 berkaitan dengan pola penyebaran keruangan,
yaitu perbedaan tempat asal, tempat tujuan, dan jalur
perpindahan yang di lokasi terdifusikan.
14. 2. Pendekatan Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani (eco=rumah)
(logos=ilmu), sehingga dapat diumpamakan sebagai
suatu keluarga yang di dalamnya terdapat interaksi.
Dalam mempelajari organisme hidup (dalam geografi
disebut biosfer) serta lingkungannya – lithosfer –
hidrosfer – atmosfer. Perkembangan ekologi makin
berkembang penggunaannya dalam berbagai bidang
ilmu termasuk dalam ilmu geografi juga sudah
semakin berkembang dalam analisis geografi
terutama dalam geografi terapan disebut pendekatan
ekologi.
15. a. Teori Ekosistem
Ekosistem adalah suatu kesatuan masyarakat
kelompok organisme hidup beserta lingkungan
hidupnya. Ekosistem terbagi 2, yaitu:
Pertama: organisme hidup (biotik). Misalnya,
tumbuhan, manusia, dan hewan.
Kedua: lingkungan (abiotik). Terdiri dari:
1. Lithosfer (padat). Misalnya batu-batuan
2. Hidrosfer (cair). Misalnya danau, sungai
3. Atmosfer (gas). Misalnya udara/angin
17. b. Komponen Ekosistem
Ada 4 komponen ekosistem, yaitu:
1. Air
2. Lithosfer, yang digolongkan menjadi 3 aspek, yaitu
batuan – sedimen – tanah
3. Atmosfer, yg terbagi menjadi 4, yaitu troposfer –
stratosfer – mesosfer – termosfer
a. tropofer – tebal 10km berupa gas dan uap air.
Secara langsung mempengaruhi organisme
hidup
b. stratosfer – terdapat ozon yang berfungsi
menyerap radiasi ultraviolet matahari sehingga
tidak terlalu panas ketika menyentuh bumi.
4. Makhluk hidup
18. c. Teori Lingkungan
Lingkungan hidup manusia digolongkan menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Lingkungan fisik: segala sesuatu di sekitar manusia
yang tidak hidup, seperti pegunungan,udara, sungai, sinar
matahari
2. Lingkungan biologi: segala sesuatu di sekitar manusia
yang berupa organisme hidup, seperti hewan dan
tumbuhan
3. Lingkungan sosial: segala sesuatu berupa perilaku,
seperti sikap sosial, kemasyarakatan, dll
Sedangkan William Kirk menggolongkan struktur
Lingkungan Geografi menjadi:
1. Lingkungan Fisik
2. Lingkungan Fenomena
19. 3. Pendekatan Kompleks Wilayah
Analisis Kompleks Wilayah merupakan kombinasi
dari analisis keruangan dan analisis ekologi. Dalam
hubungan dengan analisis kompleks wilayah ini
ramalan wilayah dan perancangan wilayah
merupakan aspek-aspek dalam analisis kompleks
wilayah.
Dalam hal perancangan wilayah, misalnya dalam
rangka penyiapan pemukiman transmigrasi, sebagai
berikut:
1. Identifikasi wilayah potensi di luar Jawa, yang
minimal memiliki tingkat kesuburan tanah dengan
kemiringan permukaan bumi maksimum 8%.
20. 2. Identifikasi bagian-bagian wilayah menurut tingkat
aksebilitas berdasarkan: a. hasil (1) dan b. analisis
tingkat aksebilitas
3. Perumusan perancangan umum, yaitu untuk 20
tahunberdasarkan: a. hasil (2), yang dikelompokkan
menurutkonsep Struktur Pengembangan Wilayah, b.
optimasi program 20 tahun – Tahap I koordinasi
dengan sektor lain
4. Perumusan program 5 tahun berdasarkan: a. hasil
(3) dan b. sasaran program transmigrasi 5 tahun –
Tahap II koordinasi dengan dengan sektor lain
21. 5. Penyesuaian foto udara skala 1:20.000
berdasarkan hasil (4)
6. Perumusan rendanana pendahuluan tata
pemukiman berdasarkan hasil (5) dan b. standard
tata pemukiman I – Tahap III koordinasi dengan
sektor lain
7. Penyedian peta topografi detail skala 1:2.000
hingga 1:5.000 berdasarkan: a.hasil (6)
8. Penyelesaian rencana tata permukiman detail
berdasarkan: a. hasil (6) dan (7) dan b. standar tata
pemukiman II – Tahap IV koordinasi dengan sektor
lain. Luas wilayah (8) lebih kurang hanya 30% dari
luas wilayah (4)
22. Rancangan penyiapan permukiman transmigrasi
mengandung 2 aspek, yaitu:
1. Penyebaran fenomena dalam ruang
2. Kemungkinan adanya interaksi antara manusia
dengan lingkungannya.
Selain itu perlu pula dilakukan peramalan wilayah
untuk suatu daerah pengaliran sungai. Daerah
pengaliran sungai merupakan suatu ekosistem
dimana komponen-komponen dalam daerah
pengaliran sungai terdapat organisme hidup (biosfer)
– lithosfer – hidrosfer dan atmosfer yang saling
berinteraksi.
23. Manusia yang hidup dalam masyarakat yang sudah maju
pada setiap pembuatan keputusan selalu mempertimbangkan
dimensi keruangan.
Dimensi keruangan terbagi menjadi 2 aspek, yaitu:
Isi, yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial. Untuk
menentukan lokasi daerah perkebunan, misal:
dipertimabngkan mengenai kecocokan kondisi alamnya. Lalu
mengenai lingkungan sosial menyangkut tenaga kerja dan
persoalan seperti lahan yang dijadikan perkebunan, apakah
tidak berbenturan dengan adat warga setempat.
C. Hubungan Keruangan Aktivitas Kehidupan
Manusia
25. Jarak, yakni menyangkut hubungan fungsional dengan
tempat lain, misal: jarak dengan kota pelabuhan, apabila
ada produksi perkebunan tersebut hendak diekspor
ataupun kota tempat untuk mengolah produksi
perkebunan sebagai tempat bahan mentah. Kemudian
sarana dan prasarana jalan yang menghubungkan
secara fungsional lokasi perkebunan dengan tempat lain,
akan menentukan lokasi relatif. Lokasi relatif merupakan
salah satu dasar pertimbangan dalam memilih lokasi
perkebunan.
Demikian juga jika memilih lokasi industri, dimensi
dimensi keruangan merupakan merupakan dasar
pertimbangan mutlak.