Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat mengalami pemantulan, pembiasan, pelenturan, interferensi, dispersi, dan polarisasi. Cahaya memiliki sifat gelombang dan partikel. Pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung, dan cembung menghasilkan bayangan maya atau nyata yang diperbesar atau diperkecil. Pembiasan cahaya terjadi karena perbedaan indeks bias medium dan dijelaskan oleh hukum Snellius. Inter
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya dan konsep-konsep optika dasar seperti pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, serta alat-alat optik seperti mata, lensa, mikroskop dan teropong.
Dokumen tersebut membahas tentang indera penglihatan dan alat optik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik dan sifat-sifatnya, serta bagaimana cahaya dipantulkan dan dibiaskan oleh cermin dan lensa berdasarkan hukum-hukum optika. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang bagian-bagian mata dan fungsinya dalam proses penglihatan.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya dan konsep-konsep optika dasar seperti pemantulan, pembiasaan, lensa dan cermin serta alat-alat optik seperti mata, lup, mikroskop dan teropong."
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya dan beberapa alat optik seperti cermin, lensa, mata, lup, mikroskop dan teropong. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa cahaya bersifat gelombang dan partikel, dapat mengalami pemantulan, pembiasan, pelenturan dan interferensi, serta mendefinisikan beberapa alat optik beserta fungsi dan prinsip kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang optik, termasuk refleksi, refraksi, dan interferensi cahaya serta eksperimen Young. Juga dibahas prinsip Huygens, pembentukan bayangan cermin datar dan cekung, serta alat-alat optik.[/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya dan konsep-konsep optika dasar seperti pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, serta alat-alat optik seperti mata, lensa, mikroskop dan teropong.
Dokumen tersebut membahas tentang indera penglihatan dan alat optik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik dan sifat-sifatnya, serta bagaimana cahaya dipantulkan dan dibiaskan oleh cermin dan lensa berdasarkan hukum-hukum optika. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang bagian-bagian mata dan fungsinya dalam proses penglihatan.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya dan konsep-konsep optika dasar seperti pemantulan, pembiasaan, lensa dan cermin serta alat-alat optik seperti mata, lup, mikroskop dan teropong."
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya dan beberapa alat optik seperti cermin, lensa, mata, lup, mikroskop dan teropong. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa cahaya bersifat gelombang dan partikel, dapat mengalami pemantulan, pembiasan, pelenturan dan interferensi, serta mendefinisikan beberapa alat optik beserta fungsi dan prinsip kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang optik, termasuk refleksi, refraksi, dan interferensi cahaya serta eksperimen Young. Juga dibahas prinsip Huygens, pembentukan bayangan cermin datar dan cekung, serta alat-alat optik.[/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang indera penglihatan dan alat optik. Secara singkat, dibahas tentang cahaya dan sifat-sifatnya, pemantulan cahaya, pembiasaan cahaya, hukum-hukum pemantulan dan pembiasaan, cermin datar dan lengkung, lensa cembung dan cekung, serta bagian-bagian mata dan fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang optika geometri yang mencakup pemantulan cahaya pada cermin datar dan lengkung serta pembiasan cahaya melalui lensa dan prisma. Topik utama yang dibahas antara lain hukum-hukum dasar pemantulan dan pembiasan cahaya, sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh berbagai jenis cermin, serta konsep-konsep dasar interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya.
Cahaya merambat lurus dan menimbulkan bayangan. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dipantulkan, dibiaskan, mengalami interferensi dan polarisasi. Cahaya dapat dipantulkan secara teratur maupun secara baur oleh permukaan yang datar dan tidak rata.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, sifat-sifatnya, dan bagaimana cahaya berinteraksi dengan berbagai benda optik seperti cermin dan lensa. Secara khusus dijelaskan tentang hukum pemantulan, pembiasan, serta karakteristik bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar, cermin cekung, lensa cekung, dan lensa cembung. [/ringkasan]
Teks tersebut membahas tentang cahaya dan beberapa sifatnya seperti pemantulan, pembiasan, dan penggunaan cermin. Dijelaskan pula hukum pemantulan dan pembiasan cahaya serta sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar, cekung, dan cembung.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, termasuk sejarah cahaya, pemantulan cahaya, pemantulan pada cermin, pembiasan cahaya, dan pembiasan pada lensa.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat cahaya dan bagaimana cahaya berinteraksi dengan berbagai benda optik seperti cermin dan lensa. Cahaya dapat memantul, dibiaskan, dan dipantulkan sempurna, yang menghasilkan berbagai jenis bayangan. Berbagai benda optik seperti cermin cekung, cembung, dan lensa memiliki sifat yang berbeda dalam memanipulasi cahaya dan membentuk bayangan.
Bab ini membahas tentang optik, khususnya sifat dan fungsi cermin serta lensa. Dijelaskan hukum pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung, dan cembung beserta pola bayangannya. Juga diuraikan hukum Snellius dalam pembiasan cahaya di lensa cekung dan cembung beserta pola pembentukan bayangannya. Tujuan pembelajaran adalah memahami sifat dan fungsi cermin dan lensa serta dapat menghitung
Dokumen tersebut membahas tentang indera penglihatan dan alat optik. Secara singkat, dibahas tentang cahaya dan sifat-sifatnya, pemantulan cahaya, pembiasaan cahaya, hukum-hukum pemantulan dan pembiasaan, cermin datar dan lengkung, lensa cembung dan cekung, serta bagian-bagian mata dan fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang optika geometri yang mencakup pemantulan cahaya pada cermin datar dan lengkung serta pembiasan cahaya melalui lensa dan prisma. Topik utama yang dibahas antara lain hukum-hukum dasar pemantulan dan pembiasan cahaya, sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh berbagai jenis cermin, serta konsep-konsep dasar interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya.
Cahaya merambat lurus dan menimbulkan bayangan. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dipantulkan, dibiaskan, mengalami interferensi dan polarisasi. Cahaya dapat dipantulkan secara teratur maupun secara baur oleh permukaan yang datar dan tidak rata.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, sifat-sifatnya, dan bagaimana cahaya berinteraksi dengan berbagai benda optik seperti cermin dan lensa. Secara khusus dijelaskan tentang hukum pemantulan, pembiasan, serta karakteristik bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar, cermin cekung, lensa cekung, dan lensa cembung. [/ringkasan]
Teks tersebut membahas tentang cahaya dan beberapa sifatnya seperti pemantulan, pembiasan, dan penggunaan cermin. Dijelaskan pula hukum pemantulan dan pembiasan cahaya serta sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar, cekung, dan cembung.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, termasuk sejarah cahaya, pemantulan cahaya, pemantulan pada cermin, pembiasan cahaya, dan pembiasan pada lensa.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat cahaya dan bagaimana cahaya berinteraksi dengan berbagai benda optik seperti cermin dan lensa. Cahaya dapat memantul, dibiaskan, dan dipantulkan sempurna, yang menghasilkan berbagai jenis bayangan. Berbagai benda optik seperti cermin cekung, cembung, dan lensa memiliki sifat yang berbeda dalam memanipulasi cahaya dan membentuk bayangan.
Bab ini membahas tentang optik, khususnya sifat dan fungsi cermin serta lensa. Dijelaskan hukum pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung, dan cembung beserta pola bayangannya. Juga diuraikan hukum Snellius dalam pembiasan cahaya di lensa cekung dan cembung beserta pola pembentukan bayangannya. Tujuan pembelajaran adalah memahami sifat dan fungsi cermin dan lensa serta dapat menghitung
Dokumen tersebut membahas tentang listrik dinamis dan hukum-hukum dasar listrik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa arus listrik dapat mengalir jika terdapat rangkaian tertutup dengan beda potensial, serta arus listrik dan elektron berlawanan arah. Dokumen juga menjelaskan hukum Kirchhoff dan Ohm serta faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan kawat.
Ekoristem adalah kesatuan dinamis yang terdiri atas komunitas berbagai spesies yang berinteraksi dengan lingkungan biotik dan abiotik. Terdapat interaksi antar faktor biotik seperti kompetisi, simbiosis, dan predasi, serta interaksi antara faktor biotik dan abiotik seperti jenis tumbuhan yang berbeda di daerah dengan curah hujan berbeda. Dalam ekosistem terjadi aliran energi melalui rantai makanan, jaring
Getaran, gerak harmonik, dan gelombang merupakan konsep dasar dalam fisika akustik. Getaran adalah gerak periodik yang terjadi disekitar posisi setimbang, sedangkan gerak harmonik adalah getaran yang mengikuti hukum Hooke. Gelombang merupakan getaran yang merambat melalui medium, seperti gelombang bunyi di udara.
Dokumen tersebut memberikan contoh soal tentang massa jenis zat cair dalam pipa U. Pada soal pertama, diketahui beda tinggi permukaan zat cair adalah 1 cm, dan massa jenis zat cair kedua adalah 1000 kg/m3. Dengan menggunakan rumus massa jenis, dihitung bahwa massa jenis zat cair pertama adalah 900 kg/m3. Pada soal kedua, diminta menentukan tinggi zat cair dengan mass
Dokumen tersebut membahas penerapan hukum Pascal dalam beberapa contoh seperti pompa hidrolik, rem hidrolik, dan dongkrak hidrolik. Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida akan merata ke seluruh bagian fluida tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang gerak pada tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan yang dapat bergerak
2. Beberapa bagian tumbuhan yang dapat bergerak antara lain daun putri malu dan bunga-bunga tertentu
3. Gerak pada tumbuhan dapat terjadi karena berbagai faktor seperti cahaya, sentuhan, suhu, dan air
Dokumen tersebut membahas tentang gerak dan gaya. Gerak benda selalu bersifat relatif terhadap titik acuan dan dapat berupa gerak lurus, melingkar, atau parabola. Gaya dapat berupa gaya sentuh atau tak sentuh, dan dipengaruhi oleh massa dan percepatan sesuai hukum Newton.
Pelangi terjadi ketika cahaya matahari memantul dan memecah di tetes-tetes air. Pelangi terlihat berbentuk setengah lingkaran karena cahaya hanya dapat memantul ke mata pengamat dari sudut tertentu di depan dan di belakang pengamat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. 1. Sifat Gelombang Cahaya
Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk
gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat
dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 108 m/s.
Sifat2 cahaya :
Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
Dapat dijumlahkan (interferensi)
Dapat diuraikan (dispersi)
Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
Bersifat sebagai gelombang dan partikel
3. 2. Pemantulan Cahaya
Hukum Pemantulan Cahaya
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak
pada satu bidang datar.
Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
a. Pemantulan pada Cermin Datar
Sifat pembentukan bayangan pada cermin datar :
Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin
Tinggi bayangan = tinggi benda
Bayangan bersifat tegak dan maya, dibelakang
cermin
4. b. Pemantulan pada Cermin Cekung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cekung :
Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik
fokus.
Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu
utama.
Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik itu juga.
Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka c. Bila benda di ruang III, maka
Bayangan di ruang IV Bayangan di ruang II
Maya, tegak, diperbesar Nyata, terbalik, diperkecil
b. Bila benda di ruang II, maka
Bayangan di ruang III
Nyata, terbalik, diperbesar
5. c. Pemantulan pada Cermin Cembung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cembung :
Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan
seolah-olah berasal dari titik fokus.
Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama.
Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin
dipantulkan melalui titik itu juga.
Sifat Bayangan :
Maya, tegak, diperkecil.
6. d. Perhitungan Pembentukan Bayangan
Contoh :
Sebuah benda berdiri tegak 10 cm di depan cermin
cembung yang mempunyai titik fokus 30 cm. Jika
tinggi bendanya 2 m, tentukanlah tinggi bayangan
yang terbentuk dan perbesaran benda.
R
s
s
f
s
s
2
'
1
1
atau
1
'
1
1
s
s
h
h
m
'
'
7. 3. Pembiasan Cahaya
a. Indeks Bias
n = indeks bias suatu medium
c = kecepatan cahaya di udara
cn = kecepatan cahaya dlm medium
b. Hukum Pembiasan Cahaya
i = sudut datang
r’ = sudut bias
n = indeks bias medium 1
n’ = indeks bias medium 2
n
c
c
n
n
n'
r'
sin
i
sin
8. c. Pembiasan pada Lensa Cembung
Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cembung :
Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
Sinar melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Sinar datang melalui titik pusat optik tidak dibiaskan.
Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka
Bayangan maya (di depan lensa), tegak, diperbesar
b. Bila benda di ruang II, maka
Bayangan nyata (dibelakang lensa), terbalik, diperbesar
c. Bila benda di ruang III, maka
Bayangan nyata, terbalik, diperkecil
9. d. Pembiasan pada Lensa Cekung
Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cekung :
Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik fokus.
Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus
dibiaskan sejajar sumbu utama.
Sinar datang melalui pusat optik tidak dibiaskan.
Sifat Bayangan :
Maya, tegak, diperkecil.
10. e. Perhitungan Pembentukan Bayangan
Contoh :
Sebuah lensa cembung-cembung mempunyai jari2
kelengkungan 15 cm dan 10 cm, dengan indeks bias
1,5. Bila lensa itu berada di udara yang mempunyai
indeks bias 1, tentukan jarak fokus lensa tsb.
2
1
1
1
)
'
(
' R
R
n
n
s
n
s
n
11. e. Lensa Gabungan
f. Kekuatan Lensa (P)
Contoh :
Sebuah lensa cekung-cekung mempunyai jarak fokus 50
cm, tentukan kekuatan lensa.
2
1
1
1
1
f
f
fg
f
P
1
12. 4. Interferensi Cahaya
Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya.
Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua
gelombang cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan
amplitudo yg sama serta selisih fase tetap.
Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu
Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling
memperkuat atau konstruktif)
Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling
memprlemah atau destruktif)
13. Syarat interferensi maksimum
Interferensi maksimum terjadi jika kedua gel memiliki fase yg sama
(sefase), yaitu jika selisih lintasannya sama dgn nol atau
bilangan bulat kali panjang gelombang λ.
Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat,
m=1 disebut terang ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh
lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d), maka sudut θ
sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dgn demikian
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
,...
2
,
1
,
0
;
sin
m
m
d
m
l
pd
14. Syarat interferensi minimum
Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180o, yaitu
jika selisih lintasannya sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ.
Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1
disebut gelap ke-1, dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua
garis gelap berurutan. Jika jarak itu disebut Δp, maka
,...
3
,
2
,
1
;
)
(
sin 2
1
m
m
d
)
( 2
1
m
l
pd
l
pd
15. Contoh :
Pada suatu percobaan YOUNG, jarak antara 2 celah d = 0,25 mm
sedangkan jarak celah ke layar l = 1 m. Jarak garis gelap kedua
ke pusat pola interfernsi pada layar adalah p = 3 mm. Tentukan
:
a. Panjang gelombang cahaya yg digunakan
b. Jarak garis terang ketiga dari pusat
c. Jarak garis terang ketiga dari pusat jika percobaan Young
dicelupkan dalam air yg indeks biasnya 4/3.
16. 5. Difraksi
Jika muka gel bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih
kecil dari panjang gelombang), maka gel ini akan mengalami
lenturan sehingga terjadi gel2 setengah lingkaran yg melebar
di belakang celah tsb. Gejala ini dikenal dgn peristiwa difraksi.
Difraksi Celah Tunggal
Syarat terjadinya garis gelap ke-m adalah
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku
Syarat terjadinya garis terang ke-m adalah
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku
,...
3
,
2
,
1
;
sin
m
m
d
m
l
pd
,...
2
,
1
,
0
;
)
(
sin 2
1
m
m
d
)
( 2
1
m
l
pd
17. Difraksi Celah Majemuk
Pola difraksi maksimum
Pola difraksi minimum
Contoh :
Celah tunggal selebar 0,12 mm disinari cahaya monokromatik
sehingga menghasilkan jarak antara gelap kedua dan terang
pusat 15 mm. Jika jarak layar dengan celah adalah 2 m, berapa
panjang gelombang cahaya yg digunakan?
,...
2
,
1
,
0
;
sin
m
m
d
,...
3
,
2
,
1
;
)
(
sin 2
1
m
m
d
18. 6. Alat-alat Optik
1. Mata
2. Lup
3. Mikroskop
4. Teropong
1. Mata
Memiliki sebuah lensa yg berfungsi sbg alat optik.
Mata mempunyai penglihatan yang jelas pada daerah
yang dibatasi oleh dua titik yaitu titik dekat/
punctum proximum (titik terdekat yg masih dapat
dilihat jelas oleh mata yg berakomodasi sekuat2nya)
dan titik jauh/punctum remotum (titik terjauh yg
masih dapat dilihat jelas oleh mata yg tak
berakomodasi)
19. Mata Normal
Pada mata normal (emetropi) letak titik dekat (PP) terhadap
mata sekitar 25 cm, sedang letak titik jauh (PR)
terhadap mata adalah ~. Mata normal ini dapat melihat
dg jelas suatu benda yg letaknya jauh maupun dekat.
Benda jauh dilihatnya dg mata tak berakomodasi, sedang
benda dekat dilihatnya dg mata berakomodasi.
Cacat Mata
Rabun dekat (hipermetropi) Rabun Jauh (miopi)
Tidak mampu melihat benda2 dekat Tidak mampu melihat benda2 jauh
Titik dekatnya > 25 cm Titik dekatnya = 25 cm
Titik jauhnya ~ Titik jauhnya < ~
Dibantu dg kacamata positif Dibantu dg kacamata negatif
20. Contoh :
1. Tentukan kekuatan lensa kacamata yg diperlukan oleh
seseorang yg mempunyai titik dekat 40 cm, supaya orang
tsb dapat membaca sebagaimana halnya orang normal.
2. Seorang anak mempunyai titik jauh 4 m. Supaya anak tsb
dapat melihat benda2 jauh dg normal, tentukan kekuatan
lensa kacamata yg diperlukan.
21. Lup
Menggunakan sebuah lensa cembung.
Untuk melihat benda2 kecil sehingga tampak lebih besar
dan jelas.
Sifat Bayangan :
Maya (didepan lup), tegak, diperbesar.
Perbesaran Anguler :
- mata tak berakomodasi - mata berakomodasi maks
γ = perbesaran anguler
Sn = titik dekat orang normal
f = jarak fokus lup
f
Sn
1
f
Sn
22. Mikroskop
Untuk melihat detail benda lebih jelas dan lebih besar.
Menggunakan 2 lensa positif, sebagai lensa objektif dan
lensa okuler.
Melihat bayangan benda tanpa akomodasi
Perbesaran bayangan :
Melihat bayangan benda dengan berakomodasi
Sob = jarak benda ke lensa objektif
Sob’ = jarak bayangan ke lensa objektif
Sn = jarak titik dekat mata normal
fok = jarak fokus lensa okuler
ok
n
ob
ob
f
S
x
S
S
m
'
1
'
ok
n
ob
ob
f
S
x
S
S
m
23. Contoh :
Sebuah preparat diletakkan 1 cm di depan lensa objektif dari
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa objektifnya 0,9 cm,
jarak fokus lensa okuler 5 cm. Jarak antara kedua lensa
tsb 13 cm. tentukan perbesaran oleh mikroskop tsb.
24. Teropong Bintang
Menggunakan 2 lensa positif.
Beda teropong bintang dg mikroskop :
mikroskop : fob < fok
letak benda dekat dg lensa objektif
teropong bintang: fob >> Fok
letak benda di jauh tak berhingga
Untuk mata tanpa akomodasi
Untuk mata berakomodasi maksimum
ok
ob
f
f
m
n
ok
n
ok
ob
ok
ob
S
f
S
f
f
s
f
m
25. Teropong Bumi
Menggunakan 3 lensa positif, sebagai lensa objektif,
pembalik dan okuler.
Utk mata tanpa akomodasi Utk mata akomodasi maks
Teropong Panggung
Menggunakan 2 lensa; lensa objektifnya positif, lensa
okulernya negatif.
Utk mata tanpa akomodasi Utk mata akomodasi maks
ok
ob
f
f
m
n
ok
n
ok
ob
ok
ob
S
f
S
f
f
s
f
m
ok
ob
f
f
m
n
ok
n
ok
ob
ok
ob
S
f
S
f
f
s
f
m
26. Contoh :
Teropong bintang dg jarak fokus objektifnya 4 m dan jarak
fokus okulernya 4 cm, tentukan perbesaran bayangan yg
dihasilkan masing2 untuk mata tak berakomodasi dan
mata berakomodasi maksimum.