SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Matri Kelas X
Semester II
SMA FRANSISKUS
Teori Cahaya
1. Sir Isaak Newton “teori emisi”
= kec cahaya 3 x 108 m/s
2. Christian Huygens “teori eter alam”
= perambatan cahaya sama dengan bunyi
3. Thomas Young dan Augustine Fresnell
“cahaya membelok & interferensi“
4. Jean Leon Foucault “kec cahaya di zat cair <
kec cahaya di udara”
5. James Clark Maxwell “cahaya merupakan gel
elektromagnetik”
1. Sifat Gelombang Cahaya
Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk
gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat
dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 108 m/s.
2. Sifat2 cahaya :
• Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
• Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
• Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
• Dapat dijumlahkan (interferensi)
• Dapat diuraikan (dispersi)
• Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
• Bersifat sebagai gelombang dan partikel
Sifat – sifat gelombang cahaya
• Tidak memerlukan medium.
• Merambat dalam suatu garis lurus.
• Kecepatan terbesar di dalam vakum (ruang
hampa), yaitu 3 x 108 m/s
• Kecepatan di dalam medium lain lebih kecil
daripada kecepatan di dalam vakum
• Kecepatan cahaya didalam vakum adalah
absolut, tidak tergantung pada pengamat.
Macam-macam pemantulan
• Pemantulan teratur,
yaitu bila cahaya
mengenai permukaan
yang datar
• Pemantulan baur, yaitu
bila cahaya mengenai
permukaan yang tidak
rata
• Hukum pemantulan (snellius) :
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul
terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang = sudut pantul
Pemantulan Sempurna
Pada sudut kecil boleh dikatakan semua sinar dibiaskan
Ketika sudut bias mencapai 900, seluruh sinar dipantulkan
oleh bidang batas
Sudut 900 disebut juga sudut kritis atau sudut batas
Pemantulan sempurna hanya dapat terjadi jika cahaya datang
dari zat yang mempunyai kerapatan lebih besar ke zat
yang mempunyai kerapatan lebih kecil.
Jika ik menyatakan sudut kritis dan nm menyatakan indeks
bias medium, maka :
m
k
n
i
1
sin 
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah
pembelokan arah rambat
cahaya.
Pembiasan cahaya terjadi
jika cahaya merambat dari
suatu medium menembus
ke medium lain yang
memiliki kerapatan yang
berbeda. Misalkan dari
udara ke kaca, dari air ke
udara dan dari udara ke air.
Pembiasan Cahaya
pada medium yang berbeda
renggang
rapat
renggang
rapat
N
N
Hukum Snellius pada pembiasan
i
r
Sinar datang
Garis normal
Sinar bias
Medium 1
Medium 2
n1
n2
v1
v2
Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah
perbandingan cepat rambat
cahaya di ruang hampa
dengan cepat rambat
cahaya dalam zat tersebut
O
A
B
Indeks bias suatu zat dapat
dicari dengan cara metode
snellius ( lihat gambar)
n =
OA
OB
n =
c
cn
Persamaan umum snellius tentang
pembiasan adalah :
2
1
1
2
sin
sin
v
v
n
n
r
i


Dimana :
* n1 dan n2 menyatakan indeks bias medium 1 dan 2
* v1 dan v2 menyatakan kecepatan merambat cahaya
dalam medium 1 dan 2
Pada pembiasan cahaya
berlaku:
n1 sin i = n2 sin r
n1 V1 = n2 V2
n1 . 1 = n2 . 2
f1 = f2
Keterangan:
n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2
v1 , v2 = cepat rambat cahaya dalam
medium 1 dan 2
f1 , f2 = frekuensi cahaya dalam
medium 1 dan 2
i = sudut datang
r = sudut bias
Pembiasan cahaya pada kaca plan-paralel
i
r
x
Garis
normal
r’
udara
kaca
n1
Kaca plan-paralel
i’
udara
n2
d
i = r’ dan i’ = r
'
sin
sin
sin
sin
'
'
r
i
r
i
r
i
n 



r
r
i
d
x
cos
)
(
sin 

d = ketebalan kaca plan paralel
X = jarak pergeseran sinar
Pembiasan pada Prisma
r
r disebut sudut deviasi
Prisma adalah benda optik
berbentuk segitiga atau
piramit
C. Pembiasan cahaya pada
prisma
 sudut deviasi :
 = i1 + r2 - 
= r1 + i2
 Deviasi minimum :
i1 = r2 dan r1 = i2
 sangat kecil
( < 150)
m = (n2/n1 – 1) 
 Dispersi cahaya
 = u - m
 = (nu – nm).  prisma
di udara, deviasi
minimum dan  kecil
Dispersi Cahaya
Dispersi cahaya adalah penguraian warna-warna cahaya.
Suatu berkas sinar putih bila melalui prisma akan terurai
menjadi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru dan
ungu (perhatikan gambar)
Penyebab dispersi cahaya
 Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cayaha
memiliki panjang gelombang yang berbeda sehingga
sudut biasnya berbeda-beda.
 Cahaya putih terdiri dari gabungan beberapa warna,
yaitu merah, hijau dan biru.
 Putih disebut warna polikromatik, yaitu warna
cahaya yang masih bisa diuraikan lagi menjadi warna-
warna dasar.
 Merah, hijau dan biru merupakan warna dasar atau
warna monokromatik, yaitu warna cahaya yang tidak
dapat diuraikan kembali.
Cermin Datar :
bentuk permukaannya datar
Pemantulan cahaya dari obyek (bunga dan vas) pada cermin datar.
Sifat pembentukan bayangan pada cermin datar :
Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin
Tinggi bayangan = tinggi benda
Bayangan bersifat tegak dan maya, dibelakang cermin
Pembentukan bayangan
2 cermin
Jumlah bayangan
Keterangan:
n = jumlah bayangan
 = sudut antara dua cermin
1
360



n
Pemantulan cahaya oleh cermin lengkung
Cermin lengkung adalah cermin yang
permukaannya lengkung.
Ada dua jenis cermin lengkung yaitu :
1. cermin cekung : permukaan yang memantulkan
cahaya bagian dalamnya.
bersifat mengumpulkan sinar yang datang
padanya
2. cermin cembung : permukaan yang memantulkan
cahaya bagian luarnya.
bersifat menyebarkan sinar yang datang padanya
Analisis banyangan pada cermin lengkung
• Untuk mempermudahkan kita dalam
menganalisis banyangan pada cermin
lengkung dibagi dalam beberapa wilayah
sebagai berikut :
IV I II III IV I II III
a) Cermin Cekung b ) Cermin Cembung
Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin lengkung dengan lapisan
mengkilap pada bagian dalam.
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan cahaya
R f
Tiga sinar utama pada cermin cekung
R f
R f
R f
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
R f
b. Pemantulan pada Cermin Cekung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cekung :
• Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik
fokus.
• Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu
utama.
• Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik itu juga.
Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka c. Bila benda di ruang III, maka
Bayangan di ruang IV Bayangan di ruang II
Maya, tegak, diperbesar Nyata, terbalik, diperkecil
b. Bila benda di ruang II, maka
Bayangan di ruang III
Nyata, terbalik, diperbesar
Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin lengkung
dengan lapisan cermin di bagian luar.
Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya.
f R
f R
f R
f R
Tiga sinar utama pada cermin cembung
Pembentukan bayangan
f R
Sifat bayangan:
tegak
maya
diperkecil
B. Pembiasan pada lensa
• Lensa tebal
R
n
n
s
n
s
n 1
2
2
1
'



s
n
s
n
M
.
'
2
1


Keterangan:
n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2
s = letak benda (cm)
s’ = letak bayangan (cm)
R = jari-jari kelengkungan (cm)
M = perbesaran bayangan (kali)
Pembiasan Cahaya oleh Lensa Tipis
• Lensa tipis merupakan benda tembus cahaya yang terdiri atas dua bidang
lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.
• Macam-macam lensa tipis :
1. lensa cembung-cembung (bikonveks)
2. Lensa Cembung-datar (plan konveks)
3. Lensa Cembung-Cekung (konkave konveks)
4. Lensa Cekung – Cekung (Bikonkave)
5. Lensa Cekung – Datar ( plan Konkave)
6. Lensa Cekung – Cembung ( Konveks-konkave)
1 2 3 4 5 6
LENSA TIPIS
• Lensa tipis Pada lensa tipis berlaku:
Keterangan:
f = jarak fokus (cm)
S = jarak benda (cm)
S’= jarak bayangan (cm)
h = tinggi benda (cm)
h’= tinggi bayangan (cm)
M =perbesaran bayangan (kali)
Lensa tipis ada 2 macam:
• lensa cembung (lensa
positif)
 lensa cekung (lensa
negatif)
Aturan-aturan pada lensa tipis :
 No. R benda + no. R bay = 5
 No. R benda < no. R  diperbesar
 Bayangan didepan lensa  maya tegak
Persamaan pembentuk lensa :
Kuat lensa :
Keterangan:
f = jarak fokus lensa (cm)
n2 =indeks bias lensa
n1 =indeks bias lingkungan
R = jari-jari kelengkungan (cm)
P = kuat lensa (dioptri=D)
Pada lensa gabungan
berlaku persamaan: Keterangan:
fgab = jarak fokus lensa
gabungan (cm)
f1,2,3 = jarak fokus lensa 1, 2, 3
(cm)
Pgab = kuat lensa gabungan
(dioptri=D)
P1,2,3 = kuat lensa 1, 2, 3
(dioptri=D)
OPTIKA MATA
• Bagian-bagian pada Mata
Lensa
retina
pupil
kornea
iris
Bintik buta
Syaraf mata
Otot akomodasi
Bintik kuning
Cara Kerja Mata
JANGKAUAN PENGLIHATAN
PP PR
Jangkauan Penglihatan
Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda
dalam jangkauan penglihatan, yaitu diantara titik
dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh
mata (punctum remontum).
Untuk mata
normal
Titik dekat = 25 cm
Titik jauh = tak terhingga
= 25 cm = ∞
CACAT MATA
Yaitu terjadi ketidaknormalan pada mata,
dan dapat di atasi dengan memakai
kacamata, lensa kontak atau melalui
suatu operasi
JENISNYA
Rabun Jauh (Miopi)
Rabun Dekat (Hipermetropi)
Mata Tua (Presbiop)
Astigmatisma
Katarak dan Glaucoma
RABUN JAUH (MIOPI)
Dapat melihat dengan jelas pada jarak 25 cm tetapi tidak
dapat melihat benda benda jauh dengan jelas.
Karena lensa mata tidak dapat memipih, sehingga
bayangan terletak di depan retina
PP < 25 cm
Jangkauan Penglihatan
PR tertentu
Persamaan untuk meng
hitung kuat lensa yang
diperlukan P =
1
f
1
S
+
1
S’
=
1
f
S’ = - titik jauh penderita
f = jarak fokus (m)
P = kuat lensa (dioptri
RABUN JAUH (MIOPI)
S’ = 100
S = ∞
Contoh Soal
Seorang penderita rabun jauh (miopi) dengan titik jauh 100 cm ingin melihat benda yang
sangat jauh. Berapa jarak fokus dan kuat lensa yang harus digunakan?
1
S
+
1
S’
=
1
f
1
∞
+
1
-100
=
1
f
f = -100 cm = -1 m
Penyelesaian
P =
1
f
Kuat Lensa
P =
1
-1
= -1 dioptri
RABUN DEKAT (HIPERMETROPI)
Dapat melihat dengan jelas benda jauh tetapi tidak dapat
melihat benda benda dekat dengan jelas.
Karena lensa mata tidak dapat menjadi cembung, sehingga
bayangan terletak di belakang retina
PP > 25 cm
Jangkauan Penglihatan
PR tak terhingga
RABUN DEKAT (HIPERMETROPI)
Persamaan untuk meng
hitung kuat lensa yang
diperlukan P =
1
f
1
S
+
1
S’
=
1
f
S’ = - titik dekat penderita
f = jarak fokus (m)
P = kuat lensa (dioptri
S’ = 100
S = 25 cm
Contoh Soal
Seorang penderita rabun dekat (hipermetropi) dengan titik
dekat 100 cm ingin membaca pada jarak baca normal (25 cm).
Berapa jarak fokus dan kuat lensa yang harus digunakan?
1
S
+
1
S’
=
1
f
1
25
+
1
-100
=
1
f
f = 100/3 cm =1/3 m
Penyelesaian
P =
1
f
Kuat Lensa
P =
1
1/3
= 3 dioptri
S
S’
NYATA
TERBALIK
DIPERKECIL
PEMBENTUKAN
BAYANGAN PADA
KAMERA
1
S
+
1
S’
=
1
f
Berlaku
Persamaan:
aperture
shuttter
PERBEDAAN
MATA
Tempat
Bayangan
Retina
Pengatur
Cahaya
Iris
Jarak
Bayangan
Tetap
Jarak Fokus Berubah sesuai dengan
jarak benda
KAMERA
Diafragma
Berubah, sesuai
dengan jarak
benda
Tetap
Film
PERSAMAAN ANTARA
MATA DENGAN KAMERA
SAMA SAMA MEMILIKI JENIS
LENSA CEMBUNG
SIFAT BAYANGANNYA SAMA SAMA
NYATA, TERBALIK, DIPERKECIL
SLIDE PROYEKTOR
Berfungsi untuk memproyeksikan benda diapositif
SIFAT
BAYANGAN
NYATA
TERBALIK
DIPERBESAR
KACA PEMBESAR (LUP)
• Lup (kaca pembesar) adalah alat optik yang terdiri
dari sebuah lensa cembung.
•Fungsinya, untuk melihat benda benda kecil.
•Benda diletakkan antara O dan F
•Sifat bayangannya maya, tegak diperbesar
PERBESARAN LUP
+
M F O
Perbesaran Lup untuk Mata Berakomodasi pada jarak x
Ma
S
S’= -X
Sn
f
+
Sn
x
=
Sn = titik dekat mata normal
F = fokus lensa
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
Perbesaran Lup untuk
Mata Berakomodasi
Maksimum
Penggunaan normal sebuah lup adalah berakomodasi
maksimum. Jika dalam soal tidak disebutkan, maka selalu
dianggap lup digunakan mata berakomodasi maksimum
Ma
Sn
f
+ 1
=
Perbesaran Lup untuk
Mata Tidak
Berakomodasi
Ma
Sn
f
=
f =
1
m=
1
x 100 = 5,00 cm
20 20
1
=
1
+
1
f s s'
a. s’ = -sn = -30
1
=
1
+
1
5 s -30
7
=
1
30 s
s = 4,30 cm
M =
Sn
+1
f
M =
30
+1
5
M = 7 kali
b. s=f 5,00 cm
M =
Sn
f
M =
30
5
M = 6 kali
Sebuah lup memiliki lensa dengan kekuatan 20 dioptri. Seorang pengamat dengan jarak titik dekat 30 cm
menggunakan lup tersebut. Tentukan letak benda dan perbesaran lup untuk :
a. Mata berakomodasi maksimum,
b. Mata tak berakomodasi
c. Mata berakomodasi pada jarak 20 cm!
Dik : P = 20 dioptri
Sn = 30 cm
Dit : a. M max = ----?
smax = ----?
b. M = ----?
s = ----?
Peny:
c. M = ---? (sn=20 cm)
s = ---? (sn =20 cm)
c. s’ = -20
1
=
1
+
1
f s s'
1
=
1
+
1
5 s -20
s = 4 cm
M =
Sn
+
sn
f x
M =
30
+
30
= 7,5 kali
5 20
MIKROSKOP
 Adalah alat untuk melihat benda
benda yang sangat kecil
 Terdiri dari 2 lensa positif (lensa
cembung)
 Fokus Lensa Okuler > Fokus Lensa
Obyektif
 Benda yang diamati diletakkan
antara Fob dan 2 Fob
Lensa okuler
Pengatur
Jarak/ fokus
Lensa
obyektif
Meja
preparat
Cermin
cekung
 Adalah alat untuk melihat
benda benda yang sangat
kecil
 Terdiri dari 2 lensa positif
(lensa cembung)
 Fokus Lensa Okuler >
Fokus Lensa Obyektif
 Benda yang diamati
diletakkan antara Fob dan
2 Fob
2Fob Fob
Fob 2Fob Fok
PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MIKROSKOP
Lensa Obyektif
Lensa Okuler
SIFAT
BAYANGAN
Nyata, Terbalik, Diperbesar
Lensa Obyektif :
Maya, Terbalik, Diperbesar
Lensa Okuler :
2Fob Fob
Fob 2Fob Fok
Sob
S’ob
1
Sob
+
1
S’ob
=
1
f ob
Sok
d = S’ob + S ok
S’ok
1
Sok
+
1
S’ok
=
1
f ok
M = Mob x Mok
Perbesaran :
KETENTUAN UMUM
Untuk mata berakomodasi maksimum, bayangan dari lensa okuler
terletak di depan lensa sejauh titik dekat pengamat.
S’ok = - Sn
KETENTUAN UMUM
Jika mikroskup digunakan oleh mata tidak berakomodasi maksimum,
titik jauh berada di tak terhingga, sehingga jarak benda okuler sama
dengan jarak fokus okuler.
S’ok = tak terhingga, shg Sok = F ok
PERBESARAN MIKROSKOP M = Mob x Mok
M ob =
h’ ob
h ob
-S’ob
S ob
=
Perbesaran Lensa
Obyektif
Perbesaran Lensa Okuler
M ok =
S n
f ok
1
+
M ok =
S n
f ok
Mata berakomodasi
maksimum
Mata tidak berakomodasi
Sebuah mikroskop memiliki lensa okuler dengan jarak fokus 2,5 cm dan lensa objektif dengan jarak fokus 1,2 cm.
Tentukan perbesaran total mikroskop untuk:
a.Mata berakomodasi maksimum,
b.Mata tidak berakomodasi,
Apabila jarak lensa objektif dan okuler 23 cm!
Dik: fok= 2,5 cm
fob=1,2 cm
sn = 25 cm
d = 23 cm
Dit: a. Mtot.. ?(mata berakomodasi maksimum)
b. Mtot…?(mata tidak berakomodasi)
Peny: sn=s’ok=-25 cm
1
=
1
-
1
sok fok s'ok
1
=
1
+
1
sok 2,5 2,5 =
11
25
sok =
25
11
d = s'ob + sok
23 = s'ob +
25
11
s'ob = 23 -
25
=
235-25
=
228
cm
11 11 11
b. Mata tidak berakomodasi
1
=
1
+
1
fob sob s'ob
1
+
1
=
1
Sob 20.5 1.2
-
1
=
10
+
10
sob 12 250
=
2050 - 120
12 x 205
=
1930
12 x 205
sob =
12 x 205
1930
Mob =
- s’ob
sob
=
-20,5
12 x 205
1930
= -20,5 x
1930
12 x 205
=
-193
12
Mok =
Sn
=
25 cm
= 10
fok 2,5 cm
M tot = Mob x Mok
=
193
x 10
20
= 160,8 kali
JENISNYA Teropong Bias
Teropong Pantul
Lensa Obyektif
Lensa Okuler
f ob = f ok
f ob f ok
d = f ob + f ok
M a =
f ob
S ok
Perbesaran
TEROPONG BINTANG
Sifat bayangan
Maya , Diperbesar, Terbalik
Sebuah teropong bintang memiliki
lensa objektif dengan jarak fokus
150 cm dan lensa okuler dengan
jarak fokus 10 cm. Tentukan
panjang dan perbesaran dengan
mata berakomodasi maksimum! Dik : fob: 150 cm
fok: 10 cm
s’ok : -sn : -25 cm
Dit : M = …?
d = …?
Mata berakomodasi maksimum
1
=
1
-
1
sok fok s'ok
1
=
1
+
1
sok 10 25
=
5
+
2
=
7
50 50 50
= 7,14 Ma =
fob
=
150 cm
= 21 kali
sok 7,14 cm
d = fob+ sok
= 150 + 7,14 = 157,14 cm
Lensa Obyektif Lensa Okuler
f ob 2fp
d = f ob + 4 fp + f ok
M a =
f ob
S ok
Perbesaran
TEROPONG BUMI
Lensa Pembalik
2fp fok
Untuk mata tidak berakomodasi
Sifat bayangan
Maya
Diperbesar
Tegak
TEROPONG PRISMA
Disebut juga teropong binokuler
Untuk memperpendek teropong, lensa pembalik
diganti dengan dua prisma samakaki yang akan
memantulkan bayangan secara sempurna
Bayangan akhir tegak, maya, diperbesar
Pemantulan pada
prisma
L. Okuler
f ob
f ok
L. Obyektif
f ob = f ok
T
Sinar datang sejajar dari lensa obyektif membentuk bayangan tepat di
fokusnya, sebagai benda maya lensa okuler
Sinar sejajar yang keluar dari lensa okuler menuju mata bersifat tegak
di titik tak terhingga
d = f ob + f ok
M a =
f ob
S ok
Perbesaran
TEROPONG PANTUL
TEROPONG PANTUL
f ob
cermin datar
lensa okuler
cermin
cekung
sebagai
obyektif
Menggunakan cermin cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul
cahaya dengan alasan :
cermin mudah dibuat diabndingkan lensa
cermin tidak mengalami aberasi
cermin lebih ringan daripada lensa
• Biasa digunakan di kapal selam, untuk melihat keadaan di
permukaan laut.
• Periskop terdiri dari dua buah lensa dan dua buah cermin.
Pembentukan bayangan pada periskop
Ketika kamu melihat dari ujung
bawah, cahaya sejajar masuk lewat
ujung atas mengenai cermin. Oleh
cermin akan dipantulkan membentuk
sudut 45° ke cermin bawah yang juga
akan membentuk sudut 45°. Sinar-
sinar pantul sejajar tadi dipantulkan
kembali ke matamu yang melihat dari
ujung bawah sehingga kamu dapat
melihat benda-benda yang berada di
ujung atas.
Contoh soal
1. Seorang tukang arloji menggunakan sebuah lup
yang fokusnya 5 cm. a) Hitung perbesaran
maksimum yang dapat diperoleh dari lup
tersebut. b) Hitung juga perbesaran lup jika
mata tidak berakomodasi . Abaikan jarak mata-
lup dan anggap mata normal.
Jawab :
a) Perbesaran maksimum terjadi ketika :
25 cm (mata normal)
n
s d s

   
25
1 1 6
5
n
ok
s
M
f
    
b) Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan yang
dibentuk lensa harus jatuh di 
25
5
5
n
a
s
M
f
  
2. Sebuah mikroskop mempunyai lensa obyektif dengan
fokus 1 cm dan lensa okuler dengan fokus 4 cm.
Anggap jarak kedua lensa d = 21 cm.
Hitung perbesaran mikroskop ketika :
mata tidak berakomodasi
Jawab
25
6, 25
4
n
ok
s
M
f
  
Lensa okuler
4 cm
ok ok
s f
 
ob ok
ob ok
Rumus panjang mikroskop :
d s s
s d s 21 4 17 cm

 
     
ob ob ob
ob ob
ob
Lensa obyektif:
1 1 1
f s s
1 1 1 1 16
4 s 17 s 68
s 4, 25 cm
 

   

ob
ob
ob
ob ok
Perbesaran lensa obyektif
-s 17
M 4
s 4,25
(tanda - menunjukkan bayangan terbalik)
Perbesaran total :
M M x M 4 x 6,25 25
 
   
    
Soal Latihan
1. Tentukan kekuatan lensa kacamata yg
diperlukan oleh seseorang yg mempunyai
titik dekat 40 cm, supaya orang tsb dapat
membaca sebagaimana halnya orang
normal.
2. Seorang anak mempunyai titik jauh 4 m.
Supaya anak tsb dapat melihat benda2
jauh dg normal, tentukan kekuatan lensa
kacamata yg diperlukan.
3. Sebuah preparat diletakkan 1 cm di depan
lensa objektif dari sebuah mikroskop.
Jarak fokus lensa objektifnya 0,9 cm,
jarak fokus lensa okuler 5 cm. Jarak
antara kedua lensa tsb 13 cm. tentukan
perbesaran oleh mikroskop tsb.
4. Teropong bintang dg jarak fokus
objektifnya 4 m dan jarak fokus
okulernya 4 cm, tentukan perbesaran
bayangan yg dihasilkan masing2 untuk
mata tak berakomodasi dan mata
berakomodasi maksimum.

More Related Content

Similar to Optik_geometri.pptx

Similar to Optik_geometri.pptx (20)

Pembiasan cahaya
Pembiasan cahayaPembiasan cahaya
Pembiasan cahaya
 
CAHAYA-OPTIK.pptx
CAHAYA-OPTIK.pptxCAHAYA-OPTIK.pptx
CAHAYA-OPTIK.pptx
 
CAHAYA-OPTIK.pptx
CAHAYA-OPTIK.pptxCAHAYA-OPTIK.pptx
CAHAYA-OPTIK.pptx
 
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
 
Cahaya optika
Cahaya optikaCahaya optika
Cahaya optika
 
Cahaya
Cahaya Cahaya
Cahaya
 
Optika Geometri
Optika GeometriOptika Geometri
Optika Geometri
 
Optik
OptikOptik
Optik
 
Fsika kelas x
Fsika kelas xFsika kelas x
Fsika kelas x
 
Indera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optikIndera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optik
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
power poin cahaya dan alat optik edukasi.ppt
power poin cahaya dan alat optik edukasi.pptpower poin cahaya dan alat optik edukasi.ppt
power poin cahaya dan alat optik edukasi.ppt
 
sifat-sifat cahaya
sifat-sifat cahayasifat-sifat cahaya
sifat-sifat cahaya
 
Cahaya optik
Cahaya optikCahaya optik
Cahaya optik
 
Rahma Safitri-PPT.ppt-Physic Science of 8
Rahma Safitri-PPT.ppt-Physic Science of 8Rahma Safitri-PPT.ppt-Physic Science of 8
Rahma Safitri-PPT.ppt-Physic Science of 8
 
Bab materi Cahaya kelas 8
Bab materi Cahaya kelas 8Bab materi Cahaya kelas 8
Bab materi Cahaya kelas 8
 
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.pptppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
 
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).pptCAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
 
Cermin
CerminCermin
Cermin
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 

Recently uploaded

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 

Recently uploaded (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 

Optik_geometri.pptx

  • 1. Matri Kelas X Semester II SMA FRANSISKUS
  • 2. Teori Cahaya 1. Sir Isaak Newton “teori emisi” = kec cahaya 3 x 108 m/s 2. Christian Huygens “teori eter alam” = perambatan cahaya sama dengan bunyi 3. Thomas Young dan Augustine Fresnell “cahaya membelok & interferensi“ 4. Jean Leon Foucault “kec cahaya di zat cair < kec cahaya di udara” 5. James Clark Maxwell “cahaya merupakan gel elektromagnetik”
  • 3. 1. Sifat Gelombang Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 108 m/s. 2. Sifat2 cahaya : • Dapat mengalami pemantulan (refleksi) • Dapat mengalami pembiasan (refraksi) • Dapat mengalami pelenturan (difraksi) • Dapat dijumlahkan (interferensi) • Dapat diuraikan (dispersi) • Dapat diserap arah getarnya (polarisasi) • Bersifat sebagai gelombang dan partikel
  • 4. Sifat – sifat gelombang cahaya • Tidak memerlukan medium. • Merambat dalam suatu garis lurus. • Kecepatan terbesar di dalam vakum (ruang hampa), yaitu 3 x 108 m/s • Kecepatan di dalam medium lain lebih kecil daripada kecepatan di dalam vakum • Kecepatan cahaya didalam vakum adalah absolut, tidak tergantung pada pengamat.
  • 5. Macam-macam pemantulan • Pemantulan teratur, yaitu bila cahaya mengenai permukaan yang datar • Pemantulan baur, yaitu bila cahaya mengenai permukaan yang tidak rata
  • 6. • Hukum pemantulan (snellius) : 1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. 2. Sudut datang = sudut pantul
  • 7. Pemantulan Sempurna Pada sudut kecil boleh dikatakan semua sinar dibiaskan Ketika sudut bias mencapai 900, seluruh sinar dipantulkan oleh bidang batas Sudut 900 disebut juga sudut kritis atau sudut batas Pemantulan sempurna hanya dapat terjadi jika cahaya datang dari zat yang mempunyai kerapatan lebih besar ke zat yang mempunyai kerapatan lebih kecil. Jika ik menyatakan sudut kritis dan nm menyatakan indeks bias medium, maka : m k n i 1 sin 
  • 8. Pembiasan Cahaya Pembiasan cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya. Pembiasan cahaya terjadi jika cahaya merambat dari suatu medium menembus ke medium lain yang memiliki kerapatan yang berbeda. Misalkan dari udara ke kaca, dari air ke udara dan dari udara ke air.
  • 9. Pembiasan Cahaya pada medium yang berbeda renggang rapat renggang rapat N N
  • 10. Hukum Snellius pada pembiasan i r Sinar datang Garis normal Sinar bias Medium 1 Medium 2 n1 n2 v1 v2
  • 11. Indeks Bias Indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa dengan cepat rambat cahaya dalam zat tersebut O A B Indeks bias suatu zat dapat dicari dengan cara metode snellius ( lihat gambar) n = OA OB n = c cn
  • 12. Persamaan umum snellius tentang pembiasan adalah : 2 1 1 2 sin sin v v n n r i   Dimana : * n1 dan n2 menyatakan indeks bias medium 1 dan 2 * v1 dan v2 menyatakan kecepatan merambat cahaya dalam medium 1 dan 2
  • 13. Pada pembiasan cahaya berlaku: n1 sin i = n2 sin r n1 V1 = n2 V2 n1 . 1 = n2 . 2 f1 = f2 Keterangan: n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2 v1 , v2 = cepat rambat cahaya dalam medium 1 dan 2 f1 , f2 = frekuensi cahaya dalam medium 1 dan 2 i = sudut datang r = sudut bias
  • 14. Pembiasan cahaya pada kaca plan-paralel i r x Garis normal r’ udara kaca n1 Kaca plan-paralel i’ udara n2 d i = r’ dan i’ = r ' sin sin sin sin ' ' r i r i r i n     r r i d x cos ) ( sin   d = ketebalan kaca plan paralel X = jarak pergeseran sinar
  • 15. Pembiasan pada Prisma r r disebut sudut deviasi Prisma adalah benda optik berbentuk segitiga atau piramit
  • 16. C. Pembiasan cahaya pada prisma  sudut deviasi :  = i1 + r2 -  = r1 + i2  Deviasi minimum : i1 = r2 dan r1 = i2  sangat kecil ( < 150) m = (n2/n1 – 1)   Dispersi cahaya  = u - m  = (nu – nm).  prisma di udara, deviasi minimum dan  kecil
  • 17. Dispersi Cahaya Dispersi cahaya adalah penguraian warna-warna cahaya. Suatu berkas sinar putih bila melalui prisma akan terurai menjadi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu (perhatikan gambar)
  • 18. Penyebab dispersi cahaya  Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cayaha memiliki panjang gelombang yang berbeda sehingga sudut biasnya berbeda-beda.  Cahaya putih terdiri dari gabungan beberapa warna, yaitu merah, hijau dan biru.  Putih disebut warna polikromatik, yaitu warna cahaya yang masih bisa diuraikan lagi menjadi warna- warna dasar.  Merah, hijau dan biru merupakan warna dasar atau warna monokromatik, yaitu warna cahaya yang tidak dapat diuraikan kembali.
  • 19. Cermin Datar : bentuk permukaannya datar Pemantulan cahaya dari obyek (bunga dan vas) pada cermin datar. Sifat pembentukan bayangan pada cermin datar : Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin Tinggi bayangan = tinggi benda Bayangan bersifat tegak dan maya, dibelakang cermin
  • 20. Pembentukan bayangan 2 cermin Jumlah bayangan Keterangan: n = jumlah bayangan  = sudut antara dua cermin 1 360    n
  • 21. Pemantulan cahaya oleh cermin lengkung Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya lengkung. Ada dua jenis cermin lengkung yaitu : 1. cermin cekung : permukaan yang memantulkan cahaya bagian dalamnya. bersifat mengumpulkan sinar yang datang padanya 2. cermin cembung : permukaan yang memantulkan cahaya bagian luarnya. bersifat menyebarkan sinar yang datang padanya
  • 22. Analisis banyangan pada cermin lengkung • Untuk mempermudahkan kita dalam menganalisis banyangan pada cermin lengkung dibagi dalam beberapa wilayah sebagai berikut : IV I II III IV I II III a) Cermin Cekung b ) Cermin Cembung
  • 23. Cermin Cekung Cermin cekung adalah cermin lengkung dengan lapisan mengkilap pada bagian dalam. Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan cahaya R f
  • 24. Tiga sinar utama pada cermin cekung R f R f R f
  • 25. Pembentukan bayangan pada cermin cekung R f
  • 26. b. Pemantulan pada Cermin Cekung Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cekung : • Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus. • Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. • Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik itu juga. Sifat Bayangan : a. Bila benda di ruang I, maka c. Bila benda di ruang III, maka Bayangan di ruang IV Bayangan di ruang II Maya, tegak, diperbesar Nyata, terbalik, diperkecil b. Bila benda di ruang II, maka Bayangan di ruang III Nyata, terbalik, diperbesar
  • 27. Cermin Cembung Cermin cembung adalah cermin lengkung dengan lapisan cermin di bagian luar. Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya. f R
  • 28. f R f R f R Tiga sinar utama pada cermin cembung
  • 29. Pembentukan bayangan f R Sifat bayangan: tegak maya diperkecil
  • 30. B. Pembiasan pada lensa • Lensa tebal R n n s n s n 1 2 2 1 '    s n s n M . ' 2 1   Keterangan: n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2 s = letak benda (cm) s’ = letak bayangan (cm) R = jari-jari kelengkungan (cm) M = perbesaran bayangan (kali)
  • 31. Pembiasan Cahaya oleh Lensa Tipis • Lensa tipis merupakan benda tembus cahaya yang terdiri atas dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. • Macam-macam lensa tipis : 1. lensa cembung-cembung (bikonveks) 2. Lensa Cembung-datar (plan konveks) 3. Lensa Cembung-Cekung (konkave konveks) 4. Lensa Cekung – Cekung (Bikonkave) 5. Lensa Cekung – Datar ( plan Konkave) 6. Lensa Cekung – Cembung ( Konveks-konkave) 1 2 3 4 5 6
  • 32. LENSA TIPIS • Lensa tipis Pada lensa tipis berlaku: Keterangan: f = jarak fokus (cm) S = jarak benda (cm) S’= jarak bayangan (cm) h = tinggi benda (cm) h’= tinggi bayangan (cm) M =perbesaran bayangan (kali)
  • 33. Lensa tipis ada 2 macam: • lensa cembung (lensa positif)  lensa cekung (lensa negatif) Aturan-aturan pada lensa tipis :  No. R benda + no. R bay = 5  No. R benda < no. R  diperbesar  Bayangan didepan lensa  maya tegak
  • 34. Persamaan pembentuk lensa : Kuat lensa : Keterangan: f = jarak fokus lensa (cm) n2 =indeks bias lensa n1 =indeks bias lingkungan R = jari-jari kelengkungan (cm) P = kuat lensa (dioptri=D)
  • 35. Pada lensa gabungan berlaku persamaan: Keterangan: fgab = jarak fokus lensa gabungan (cm) f1,2,3 = jarak fokus lensa 1, 2, 3 (cm) Pgab = kuat lensa gabungan (dioptri=D) P1,2,3 = kuat lensa 1, 2, 3 (dioptri=D)
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 40. • Bagian-bagian pada Mata Lensa retina pupil kornea iris Bintik buta Syaraf mata Otot akomodasi Bintik kuning
  • 42. JANGKAUAN PENGLIHATAN PP PR Jangkauan Penglihatan Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda dalam jangkauan penglihatan, yaitu diantara titik dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh mata (punctum remontum). Untuk mata normal Titik dekat = 25 cm Titik jauh = tak terhingga = 25 cm = ∞
  • 43. CACAT MATA Yaitu terjadi ketidaknormalan pada mata, dan dapat di atasi dengan memakai kacamata, lensa kontak atau melalui suatu operasi JENISNYA Rabun Jauh (Miopi) Rabun Dekat (Hipermetropi) Mata Tua (Presbiop) Astigmatisma Katarak dan Glaucoma
  • 44. RABUN JAUH (MIOPI) Dapat melihat dengan jelas pada jarak 25 cm tetapi tidak dapat melihat benda benda jauh dengan jelas. Karena lensa mata tidak dapat memipih, sehingga bayangan terletak di depan retina
  • 45. PP < 25 cm Jangkauan Penglihatan PR tertentu Persamaan untuk meng hitung kuat lensa yang diperlukan P = 1 f 1 S + 1 S’ = 1 f S’ = - titik jauh penderita f = jarak fokus (m) P = kuat lensa (dioptri RABUN JAUH (MIOPI)
  • 46. S’ = 100 S = ∞ Contoh Soal Seorang penderita rabun jauh (miopi) dengan titik jauh 100 cm ingin melihat benda yang sangat jauh. Berapa jarak fokus dan kuat lensa yang harus digunakan? 1 S + 1 S’ = 1 f 1 ∞ + 1 -100 = 1 f f = -100 cm = -1 m Penyelesaian P = 1 f Kuat Lensa P = 1 -1 = -1 dioptri
  • 47. RABUN DEKAT (HIPERMETROPI) Dapat melihat dengan jelas benda jauh tetapi tidak dapat melihat benda benda dekat dengan jelas. Karena lensa mata tidak dapat menjadi cembung, sehingga bayangan terletak di belakang retina
  • 48. PP > 25 cm Jangkauan Penglihatan PR tak terhingga RABUN DEKAT (HIPERMETROPI) Persamaan untuk meng hitung kuat lensa yang diperlukan P = 1 f 1 S + 1 S’ = 1 f S’ = - titik dekat penderita f = jarak fokus (m) P = kuat lensa (dioptri
  • 49. S’ = 100 S = 25 cm Contoh Soal Seorang penderita rabun dekat (hipermetropi) dengan titik dekat 100 cm ingin membaca pada jarak baca normal (25 cm). Berapa jarak fokus dan kuat lensa yang harus digunakan? 1 S + 1 S’ = 1 f 1 25 + 1 -100 = 1 f f = 100/3 cm =1/3 m Penyelesaian P = 1 f Kuat Lensa P = 1 1/3 = 3 dioptri
  • 50.
  • 52. PERBEDAAN MATA Tempat Bayangan Retina Pengatur Cahaya Iris Jarak Bayangan Tetap Jarak Fokus Berubah sesuai dengan jarak benda KAMERA Diafragma Berubah, sesuai dengan jarak benda Tetap Film
  • 53. PERSAMAAN ANTARA MATA DENGAN KAMERA SAMA SAMA MEMILIKI JENIS LENSA CEMBUNG SIFAT BAYANGANNYA SAMA SAMA NYATA, TERBALIK, DIPERKECIL
  • 54. SLIDE PROYEKTOR Berfungsi untuk memproyeksikan benda diapositif SIFAT BAYANGAN NYATA TERBALIK DIPERBESAR
  • 55.
  • 56. KACA PEMBESAR (LUP) • Lup (kaca pembesar) adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa cembung. •Fungsinya, untuk melihat benda benda kecil. •Benda diletakkan antara O dan F •Sifat bayangannya maya, tegak diperbesar
  • 57. PERBESARAN LUP + M F O Perbesaran Lup untuk Mata Berakomodasi pada jarak x Ma S S’= -X Sn f + Sn x = Sn = titik dekat mata normal F = fokus lensa S = jarak benda S’ = jarak bayangan
  • 58. Perbesaran Lup untuk Mata Berakomodasi Maksimum Penggunaan normal sebuah lup adalah berakomodasi maksimum. Jika dalam soal tidak disebutkan, maka selalu dianggap lup digunakan mata berakomodasi maksimum Ma Sn f + 1 = Perbesaran Lup untuk Mata Tidak Berakomodasi Ma Sn f =
  • 59. f = 1 m= 1 x 100 = 5,00 cm 20 20 1 = 1 + 1 f s s' a. s’ = -sn = -30 1 = 1 + 1 5 s -30 7 = 1 30 s s = 4,30 cm M = Sn +1 f M = 30 +1 5 M = 7 kali b. s=f 5,00 cm M = Sn f M = 30 5 M = 6 kali Sebuah lup memiliki lensa dengan kekuatan 20 dioptri. Seorang pengamat dengan jarak titik dekat 30 cm menggunakan lup tersebut. Tentukan letak benda dan perbesaran lup untuk : a. Mata berakomodasi maksimum, b. Mata tak berakomodasi c. Mata berakomodasi pada jarak 20 cm! Dik : P = 20 dioptri Sn = 30 cm Dit : a. M max = ----? smax = ----? b. M = ----? s = ----? Peny: c. M = ---? (sn=20 cm) s = ---? (sn =20 cm) c. s’ = -20 1 = 1 + 1 f s s' 1 = 1 + 1 5 s -20 s = 4 cm M = Sn + sn f x M = 30 + 30 = 7,5 kali 5 20
  • 60. MIKROSKOP  Adalah alat untuk melihat benda benda yang sangat kecil  Terdiri dari 2 lensa positif (lensa cembung)  Fokus Lensa Okuler > Fokus Lensa Obyektif  Benda yang diamati diletakkan antara Fob dan 2 Fob
  • 61. Lensa okuler Pengatur Jarak/ fokus Lensa obyektif Meja preparat Cermin cekung  Adalah alat untuk melihat benda benda yang sangat kecil  Terdiri dari 2 lensa positif (lensa cembung)  Fokus Lensa Okuler > Fokus Lensa Obyektif  Benda yang diamati diletakkan antara Fob dan 2 Fob
  • 62. 2Fob Fob Fob 2Fob Fok PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MIKROSKOP Lensa Obyektif Lensa Okuler SIFAT BAYANGAN Nyata, Terbalik, Diperbesar Lensa Obyektif : Maya, Terbalik, Diperbesar Lensa Okuler :
  • 63. 2Fob Fob Fob 2Fob Fok Sob S’ob 1 Sob + 1 S’ob = 1 f ob Sok d = S’ob + S ok S’ok 1 Sok + 1 S’ok = 1 f ok M = Mob x Mok Perbesaran :
  • 64. KETENTUAN UMUM Untuk mata berakomodasi maksimum, bayangan dari lensa okuler terletak di depan lensa sejauh titik dekat pengamat. S’ok = - Sn KETENTUAN UMUM Jika mikroskup digunakan oleh mata tidak berakomodasi maksimum, titik jauh berada di tak terhingga, sehingga jarak benda okuler sama dengan jarak fokus okuler. S’ok = tak terhingga, shg Sok = F ok
  • 65. PERBESARAN MIKROSKOP M = Mob x Mok M ob = h’ ob h ob -S’ob S ob = Perbesaran Lensa Obyektif Perbesaran Lensa Okuler M ok = S n f ok 1 + M ok = S n f ok Mata berakomodasi maksimum Mata tidak berakomodasi
  • 66. Sebuah mikroskop memiliki lensa okuler dengan jarak fokus 2,5 cm dan lensa objektif dengan jarak fokus 1,2 cm. Tentukan perbesaran total mikroskop untuk: a.Mata berakomodasi maksimum, b.Mata tidak berakomodasi, Apabila jarak lensa objektif dan okuler 23 cm! Dik: fok= 2,5 cm fob=1,2 cm sn = 25 cm d = 23 cm Dit: a. Mtot.. ?(mata berakomodasi maksimum) b. Mtot…?(mata tidak berakomodasi) Peny: sn=s’ok=-25 cm 1 = 1 - 1 sok fok s'ok 1 = 1 + 1 sok 2,5 2,5 = 11 25 sok = 25 11 d = s'ob + sok 23 = s'ob + 25 11 s'ob = 23 - 25 = 235-25 = 228 cm 11 11 11 b. Mata tidak berakomodasi 1 = 1 + 1 fob sob s'ob 1 + 1 = 1 Sob 20.5 1.2 - 1 = 10 + 10 sob 12 250 = 2050 - 120 12 x 205 = 1930 12 x 205 sob = 12 x 205 1930 Mob = - s’ob sob = -20,5 12 x 205 1930 = -20,5 x 1930 12 x 205 = -193 12 Mok = Sn = 25 cm = 10 fok 2,5 cm M tot = Mob x Mok = 193 x 10 20 = 160,8 kali
  • 68. Lensa Obyektif Lensa Okuler f ob = f ok f ob f ok d = f ob + f ok M a = f ob S ok Perbesaran TEROPONG BINTANG Sifat bayangan Maya , Diperbesar, Terbalik
  • 69. Sebuah teropong bintang memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 150 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 10 cm. Tentukan panjang dan perbesaran dengan mata berakomodasi maksimum! Dik : fob: 150 cm fok: 10 cm s’ok : -sn : -25 cm Dit : M = …? d = …? Mata berakomodasi maksimum 1 = 1 - 1 sok fok s'ok 1 = 1 + 1 sok 10 25 = 5 + 2 = 7 50 50 50 = 7,14 Ma = fob = 150 cm = 21 kali sok 7,14 cm d = fob+ sok = 150 + 7,14 = 157,14 cm
  • 70. Lensa Obyektif Lensa Okuler f ob 2fp d = f ob + 4 fp + f ok M a = f ob S ok Perbesaran TEROPONG BUMI Lensa Pembalik 2fp fok Untuk mata tidak berakomodasi Sifat bayangan Maya Diperbesar Tegak
  • 71.
  • 72. TEROPONG PRISMA Disebut juga teropong binokuler Untuk memperpendek teropong, lensa pembalik diganti dengan dua prisma samakaki yang akan memantulkan bayangan secara sempurna Bayangan akhir tegak, maya, diperbesar Pemantulan pada prisma
  • 73. L. Okuler f ob f ok L. Obyektif f ob = f ok T Sinar datang sejajar dari lensa obyektif membentuk bayangan tepat di fokusnya, sebagai benda maya lensa okuler Sinar sejajar yang keluar dari lensa okuler menuju mata bersifat tegak di titik tak terhingga d = f ob + f ok M a = f ob S ok Perbesaran
  • 74. TEROPONG PANTUL TEROPONG PANTUL f ob cermin datar lensa okuler cermin cekung sebagai obyektif Menggunakan cermin cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul cahaya dengan alasan : cermin mudah dibuat diabndingkan lensa cermin tidak mengalami aberasi cermin lebih ringan daripada lensa
  • 75. • Biasa digunakan di kapal selam, untuk melihat keadaan di permukaan laut. • Periskop terdiri dari dua buah lensa dan dua buah cermin.
  • 76. Pembentukan bayangan pada periskop Ketika kamu melihat dari ujung bawah, cahaya sejajar masuk lewat ujung atas mengenai cermin. Oleh cermin akan dipantulkan membentuk sudut 45° ke cermin bawah yang juga akan membentuk sudut 45°. Sinar- sinar pantul sejajar tadi dipantulkan kembali ke matamu yang melihat dari ujung bawah sehingga kamu dapat melihat benda-benda yang berada di ujung atas.
  • 77. Contoh soal 1. Seorang tukang arloji menggunakan sebuah lup yang fokusnya 5 cm. a) Hitung perbesaran maksimum yang dapat diperoleh dari lup tersebut. b) Hitung juga perbesaran lup jika mata tidak berakomodasi . Abaikan jarak mata- lup dan anggap mata normal. Jawab : a) Perbesaran maksimum terjadi ketika : 25 cm (mata normal) n s d s     
  • 78. 25 1 1 6 5 n ok s M f      b) Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lensa harus jatuh di  25 5 5 n a s M f   
  • 79. 2. Sebuah mikroskop mempunyai lensa obyektif dengan fokus 1 cm dan lensa okuler dengan fokus 4 cm. Anggap jarak kedua lensa d = 21 cm. Hitung perbesaran mikroskop ketika : mata tidak berakomodasi Jawab 25 6, 25 4 n ok s M f    Lensa okuler 4 cm ok ok s f  
  • 80. ob ok ob ok Rumus panjang mikroskop : d s s s d s 21 4 17 cm          ob ob ob ob ob ob Lensa obyektif: 1 1 1 f s s 1 1 1 1 16 4 s 17 s 68 s 4, 25 cm        
  • 81. ob ob ob ob ok Perbesaran lensa obyektif -s 17 M 4 s 4,25 (tanda - menunjukkan bayangan terbalik) Perbesaran total : M M x M 4 x 6,25 25           
  • 82. Soal Latihan 1. Tentukan kekuatan lensa kacamata yg diperlukan oleh seseorang yg mempunyai titik dekat 40 cm, supaya orang tsb dapat membaca sebagaimana halnya orang normal. 2. Seorang anak mempunyai titik jauh 4 m. Supaya anak tsb dapat melihat benda2 jauh dg normal, tentukan kekuatan lensa kacamata yg diperlukan.
  • 83. 3. Sebuah preparat diletakkan 1 cm di depan lensa objektif dari sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa objektifnya 0,9 cm, jarak fokus lensa okuler 5 cm. Jarak antara kedua lensa tsb 13 cm. tentukan perbesaran oleh mikroskop tsb. 4. Teropong bintang dg jarak fokus objektifnya 4 m dan jarak fokus okulernya 4 cm, tentukan perbesaran bayangan yg dihasilkan masing2 untuk mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi maksimum.