RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
BUKU IBU NIFAS SEHAT MANDIRI.pdf
1. i
IBU NIFAS SEHAT MANDIRI
PENYUSUN:
Anggorowati
Dwi Susilowati
Sari Sudarmiati
Elsa Naviati
Meira Erawati
EDITOR:
Anggorowati
Penerbit Fakultas Kedokteran UNDIP
2021
2. ii
IBU NIFAS SEHAT MANDIRI
PENYUSUN:
Anggorowati
Dwi Susilowati
Sari Sudarmiati
Elsa Naviati
Meira Erawati
EDITOR:
Anggorowati
Penerbit Fakultas Kedokteran UNDIP
2021
3. iii
IBU NIFAS SEHAT MANDIRI
PENYUSUN:
Anggorowati
Dwi Susilowati
Sari Sudarmiati
Elsa Naviati
Meira Erawati
EDITOR:
Anggorowati
Penerbit Fakultas Kedokteran UNDIP
2021
Semarang, ISBN: 978-623-6528-83-9
4. iv
KATA PENGANTAR
Masa nifas merupakan masa bagi seorang perempuan
menikmati peran sebagai orang tua. Perubahan peran
yang membutuhkan pengetahuan bagi ibu tentang
perawatan diri dan bayinya sehingga tercapai
kemandirian.
Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas selesainya
buku Ibu Nifas Sehat Mandiri yang berisikan
pengetahuan adaptasi ibu nifas. Buku ini dapat
digunakan oleh kader kesehhatan dan ibu nifas sendiri
sebagai panduan pendampingan selama masa nifas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan serta fasilitas dalam
penyelesaian buku ini. Semoga dengan hadirnya buku ini
dapat berkontribusi dalam pengembangan keilmuan
khususnya dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan kepada ibu nifas dan semoga Alloh SWT
selalu memberkahi kemanfaatan buku ini.
Semarang, Oktober 2021
5. v
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................(i)
Halaman penerbit................................................................ (ii)
Kata pengantar .....................................................................(iii)
Daftar isi .............................................................................. (iv)
Pendahuluan.........................................................................(1)
Perubahan Ibu Nifas............................................................. (3)
Perawatan Diri Ibu Nifas ......................................................(15)
Menyusui............................................................................ (30)
Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi.................................(45)
Perawatan Bayi ..................................................................... (60)
Daftar pustaka .....................................................................(68)
6. 1
PENDAHULUAN
Ibu nifas merupakan masa yang dialami seorang
ibu setelah melahirkan sampai 42 hari. Kehadiran
bayi menjadikan pertambahan peran dan tugas
bagi ibu. Sementara pada periode setelah
melahirkan tubuh ibu masih membutuhkan
penyesuaian. Organ tubuh ibu mengalami
perubahan untuk kembali kepada keadaan seperti
sebelum hamil.
Permasalahan ibu nifas sering dialami saat ibu
pulang dari rumah sakit seperti mengatasi bayi
yang rewel, ASI yang keluar sedikit, bayi
mengalami kuning, tali pusat yang basah dan
lainnya. Selain itu pada awal masa nifas ibu
mengalami kelelahan, pola tidur yang berubah, dan
berbagai permasalahan lain terkait perawatan diri.
Ibu nifas membutuhkan pengetahuan yang lebih
agar permasalah ibu nifas dapat diatasi dan dapat
7. 2
dicegah sedini mungkin. Pengetahuan ibu nifas
meliputi pengetahuan perubahan nifas, perawatan
diri ibu nifas, menyusui, perkembangan bayi dan
perawatan bayi. Sumber informasi tersedia dalam
berbagai bentuk informasi berikut merupakan
informasi praktis yang dapat dimanfaatkan ibu nifas
dan juga kader.
Berbekal pengetahuan yang baik, ibu nifas semakin
dapat menyesuaikan diri dan menampilkan peran
dan tugas yang semestinya. Hal ini berkontribusi
pada kesehatan ibu nifas dan perkembangan
bayinya. Ibu bebas dari maslaah fisik dan
psikologis dan bayinya tumbuh sesuai dengan
usianya.
8. 3
PERUBAHAN IBU NIFAS
Setelah melahirkan ibu nifas mengalami berbagai
perubahan baik secara fisik maupun perubahan
psikologis.
Perubahan Fisik, diantaranya:
a. Tanda Vital
Suhu badan normal ibu dalam 24 jam pertama
dalam batas normal jika kurang dari 38 derajat
Celcius. Pada umumnya kenaikan suhu terjadi
pada hari kedua atau ketiga. Terjadinya
kenaikan suhu yang dialami ibu terutama
karena keluhan pada payudaranya yaitu
mengalami mastitis. Setelah melahirkan
khususnya saat pergerakan tekanan darah
dapat turun karena adanya perubahan posisi
telentang ke duduk.
b. Komponen Darah
Selama 72 jam setelah melahirkan volume
plasma darah menurun lebih besar daripada
9. 4
jumlah sel darah. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya kadar hematocrit dan
hemoglobin pada hari ke 17 setelah
melahirkan. Sel darah merah kembali dalam
batas normal ketika diukur pada 8 minggu
masa nifas. Selain itu sel darah putih akan
mengalami peningkatan pada masa awal nifas
dapat mencapai 30.000/mm3 namun tidak
menimbulkan infeksi. Berbeda jika pada 6 jam
pertama sel darah putih (leukosit) mengalami
peningkatan lebih dari 30% maka dapat
terindikasi adanya infeksi.
c. Perkemihan
Umumnya ibu nifas mengalami
ketidakmampuan berkemih 2 hari pertama
setelah melahirkan. Penumpukan air kemih
dan pembesaran kandung kemih
kemungkinan menunjukkan adanya infeksi
pada saluran kemih dan pendarahan setelah
melahirkan. Tanda dan gejala terjadi distensi
kandung kemih antara lain adanya
pembesaran kandung kemih diatas tulang
10. 5
panggul (simfisis pubis) ketika diraba, volume
urin yang keluar kurang dari 150 cc,
pengeluaran daraf nifas meningkat, dan nyeri
tekan pada kandung kemih.
d. Hormon
Keberfungsian hormon untuk menstruasi
karena hormon estrogen dan FSH. Pada
umumnya ibu yang meneteki bayinya
kembali mengalami datang bulan/ haid
sekitar minggu ke 36 setelah melahirkan,
sedangkan jika tidak meneteki akan kembali
haid minggu ke 12. Pada awal nifas
perubahan hormone menyusui
menyebabkan terjadinya pembengkakan
payudara (mastitis) akibat dari produksi ASI
yang dimulai pada hari ke 3.
e. Tulang dan otot
Setelah beberapa hari melahirkan ibu akan
mengalami kelelahan atau sakit pada otot. Hal
ini diakibatkan peregangan bertahap pada
otot abdomen. Dinding perut akan kendor dan
akan kembali sekitar 6 minggu nifas dengan
11. 6
latihan khusus seperti melakukan senam nifas
dan senam kegel untuk membantu
mengembalikan otot pubococcygeal (otot
yang membantu control usus dan kandung
kemih) kembali dalam keadaan normal.
f. Reproduksi
1). Vagina
Keadaan bentuk vagina setelah
melahirkan tampak terbuka lebar, vagina
cenderung mengalami pembengkakan
serta memar. Tonus otot pada vagina
yang bengkak dan celah vagina yang
lebar akan kembali dalam keadaan
seperti semula sekitar 1-2 hari pada
minggu pertama setelah persalinan.
2). Perineum
Perineum adalah bagian yang ada di
antara vagina dan anus. Pada proses
persalinan, bagian ini dapat robek baik
karena proses mengejan atau karena
tindakan robekan perineum. Ketika
masa nifas, vulva yang membengkak
12. 7
akan kembali pulih dalam waktu 1-2
minggu, sedangkan kekuatan otot-otot
perineum akan kembali ke keadaan
semula selama enam minggu setelah
persalinan. Namun pada sebagian
kasus, kekuatan otot perineum ini
mungkin tidak akan sempurna seperti
sediakala akibat beratnya robekan yang
terjadi.
3). Rahim
Ketika hamil, berat rahim sendiri bisa
mencapai 1000 g. Ukuran rahim akan terus
menyusut, dan berat rahim pada minggu
keenam setelah melahirkan akan menjadi
hanya 50-100 g. Penurunan rahim (involusio
uteri) merupakan salah satu perubahan
normal pada rahim dimana terjadi proses
perubahan rahim pada kondisi semula baik
dari ukuran, kekuatan serta posisi. Berikut
adalah gambar proses penurunan rahim :
13. 8
Gambar 1. Proses Penurun Rahim
4). Leher rahim (serviks)
Bagian ini juga berangsur-angsur
kembali seperti semula, meski bentuk
dan ukurannya tidak dapat benar-benar
kembali sama seperti ketika sebelum
hamil.
5). Darah Nifas
Darah Nifas/ lokea yaitu proses
keluarnya cairan rahim dari rongga
rahim dan vagina yang terdiri dari
desidua dan darah. Darah Nifas memiliki
bau yang khas (amis) dan ukuran
pengeluaran darah nifas pada setiap
wanita itu berbeda. Darah nifas
14. 9
mengalami perubahan warna dan
volume yang dipengaruhi oleh proses
penururan rahim.
Nifas Hari ke Warna
1-2 Merah pekat
3-7 Merah kekuningan
7-14 Kecoklatan
15 - 42 Putih kekuningan
g. Sistem Pencernaan
Setelah proses persalinan, usus
membutuhkan waktu 3-4 hari untuk
mengembalikan fungsinya menjadi normal.
Pada umumnya sering terjadi konstipasi pada
ibu nifas karena makanan yang kurang serat
selama persalinan. Disamping itu ibu sering
merasa tidak berani untuk BAB karena
khawatir akan jahitan jalan lahir terlepas.
15. 10
Ibu nifas mengalami 3 fase perubahan
psikologis sebagai berikut:
a) Fase Tergantung
Merupakan tahap dimana ibu nifas
bergantung pada orang lain berlangsung dari 24
jam pertama atau dengan rentang waktu satu
sampai dua hari setelah melahirkan. Pada fase ini
ibu memfokuskan sesuatunya untuk dirinya sendiri
pada pemenuhan kebutuhan dasar, sehingga ibu
cenderung tidak aktif atau pasif terhadap
lingkungannya.
Karakteristik ibu pada fase ini sangat
membutuhkan bantuan dalam memenuhi
kebutuhannya seperti rasa nyaman, pola tidur,
pendampingan serta kebutuhan makan, selain itu
ibu selalu ingin mengulang cerita tentang
pengalaman melahirkan yang dialaminya.
Beberapa hal yang penting ketika berada pada
kondisi tersebut ialah pola tidur yang cukup, saling
mengkomunikasikan ketidaknyamanan tersebut
kepada perawat ataupun keluarga serta
memperhatikan asupan nutrisi yang ibu konsumsi.
16. 11
Gangguan psikologis yang ibu alami pada fase ini
meliputi rasa kecewa pada bayinya, merasa tidak
nyaman dengan kondisi fisik yang berubah, sering
merasa serba salah karena kurang mampu
memberikan ASI dengan baik, serta adanya kritikan
pihak keluarganya tentang perawatan bayinya.
b). Fase Tergantung-Mandiri
Dimulai pada hari ketiga sampai hari ke
sepuluh setelah melahirkan. Setelah melewati fase
tergantung ibu nifas selanjutnya memasuki fase
Tergantung-Mandiri dimana pada periode ini ibu
berada pada keadaan ketergantungan menjadi
keadaan yang mulai mandiri. Ibu nifas fokus
terhadap kemampuan perawatan diri dan bayinya.
Fase ini memiliki ciri-ciri yaitu ibu mulai berusaha
menerima kehadiran bayinya, keinginan untuk
mengambil alih, mulai belajar melakukan
perawatan diri secara mandiri, bersikap terbuka
dan dapat menerima pendidikan kesehatan
dengan baik, masih memerlukan bantuan
pengasuhan.
17. 12
Pada umumnya di fase ini ibu merasa cemas
karena merasa tidak mampu dalam merawat diri
dan bayinya sehingga dengan kondisi tersebut
membuat ibu terkadang menjadi lebih sensitive Hal
utama tahap ini ialah berkomunikasi yang baik
dengan ibu, dukungan yang kuat oleh keluarga
dan memberikan informasi tentang merawat
dirinya dan bayinya.
b. Fase Mandiri/ Melepaskan
Ibu sudah memiliki rasa bertanggung jawab
atas posisinya menjadi orang tua, ibu mampu
menyesuaikan diri tanpa ketergantungan dalam
menjalani aktivitas rutinnya. Fase ini berlangsung
kurang lebih 10 hari setelah melahirkan. Fokus
utama dalam fase ini yaitu meningkatnya hubungan
antara anggota keluarga sebagai satu kesatuan
yaitu kondisi ibu lebih percaya diri, berusaha
mandiri melakukan sesuatu terkait merawat dirinya
dan bayinya sehingga sudah tampak memiliki
peningkatan kemampuan tentang hal tersebut.
18. 13
Dalam tahap perkembangannya, masa nifas
terbagi menjadi 3 tahap masa nifas meliputi :
1. Masa 24 jam pertama setelah melahirkan
Merupakan fase kritis bagi ibu dimana Ibu
sedang menjalani pemulihan secara fisiologis
setelah proses kelahiran serta pengeluaran
plasenta. Pada masa ini sering terdapat
masalah, misalnya perdarahan karena kondisi
rahim gagal berkontraksi setelah persalinan.
2. Masa 1 minggu pertama setelah melahirkan
Pada masa ini ibu nifas memiliki penyesuan
diantaranya
- Pada hari pertama hingga hari ketiga ASI
yang keluar biasanya jumlahnya sedikit,
selanjutnya ASI akan berproduksi lebih
banyak.
- Perut terasa mulas mulas disebabkan
rahim ibu berkontraksi/bekerja untuk
mengembalikan kondisi rahim seperti
sebelum hamil
- Ibu nifas harus sudah berkemih 6 jam
setelah melahirkan normal dan 12 jam
19. 14
setelah operasi sesar kateter sudah
dilepas
- Pergerakan usus menurun setelah
melahirkan
- Pada hari pertama sampai ketiga darah
nifas yang keluar berwarna merah
kecoklatan kemudian berangsur
berwarna merah muda, kecoklatan. Bau
darah nifas khas berbau amis. Ibu nifas
perlu mewaspadai bila menjumpai darah
nifas yang berbau busuk.
- Luka daerah kemaluan atau luka operasi
masih sakit.
- Tidak ada nyeri pada daerah betis
3. Masa 6 minggu setelah melahirkan
Periode ini dimulai pada minggu kedua
sampai minggu keenam setelah melahirkan.
Pada periode ini, ibu sudah dalam keadaan
pulih dan sehat sempurna serta ibu sudah
dianggap mandiri secara utuh dalam
menjalani perannya sebagai orang tua.
20. 15
PERAWATAN DIRI IBU NIFAS
Ibu nifas perlu melakukan perawatan diri.
Perawatan diri pada masa nifas meliputi:
kebersihan diri, gizi, perawatan luka perineum,
mengidentiifkasi tanda infeksi dan perdarahan,
mengidentifikasi kenaikan suhu tubuh,
mobilisasi/aktifitas ibu nifas, perawatan payudara,
perawatan luka post sesar.
a. Kebersihan diri
Ibu nifas harus senantiasa menjaga kebersihan
dirinya. Kebersihan diri yang baik membuat ibu
terhindar dari infeksi. Karena pada masa nifas,
ibu rentan terkena kuman dan bakteri.
Kebersihan diri yang perlu dijaga yaitu
kebersihan tubuh, area kelamin, dan kebersihan
kuku dan tangan. Ibu dianjurkan untuk mandi
secara teratur, membasuh seluruh tubuh 2 kali
sehari. Membersihkan area kelamin dapat
dilakukan saat mandi atau ketika mengganti
pembalut. Area kelamin dibersihkan secara
keseluruhan, termasuk daerah lipatan lipatan.
21. 16
Dibersihkan dengan air yang mengalir dari arah
depan ke belakang. Ini dilakukan agar tidak
terjadi kontaminasi kuman dari daerah belakang
ke depan. Ibu nifas dianjurkan mengganti
pembalut secara teratur, sebelum pembalut
terasa penuh. Pembalut yang penuh, merupakan
media yang baik bagi kuman dan bakteri. selain
itu, ibu nifas disarankan untuk memotong kuku
secara teratur dan selalu mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan, dan menghindari
menyentuh luka jahitan.
b. Gizi ibu nifas
ibu nifas memerlukan gizi yang cukup untuk
menjaga dan memulihkan kondisi kesehatan,
serta untuk produksi ASI.Tidak ada pantangan
makanan bagi ibu nifas. Ibu boleh makan
apapun seperti daging, ayam, telur, ikan asalkan
tidak ada alergi. Ibu dianjurkan untuk makan
lebih banyak dari biasanya dan cukup minum air
putih. Ibu menyusui disarankan untuk minum air
putih minimal 3 liter sehari. Selain air putih, bisa
22. 17
divariasikan dengan susu atau jus. Jus yang baik
adalah jus alami yang diminum tanpa
menggunakan pemanis tambahan. Cairan yang
cukup diperlukan untuk mencegah dehidrasi
pada ibu. Untuk mengetahui apakah ibu sudah
minum cukup cairan atau mengalami dehidrasi,
ibu dapat melihat warna air kencing. Apabila air
kencing berwarna kuning pekat, artinya ibu
mengalami dehidrasi sehingga Berikut beberapa
makanan yang dianjurkan untuk ibu nifas:
1. Makanan yang mengandung Karbohidrat
komplek
Karbohidrat komplek seperti roti gandum dan
sereal mengandung lebih banyak vitamin dan
mineral. Karbohidrat komplek juga
membutuhkan waktu cerna lebih lama
dibandingkan dengan karbohidrat sederhana,
sehingga dapat membuat kadar gula darah pada
ibu nifas tetap stabil.
2. Makanan sumber Protein tinggi
Ibu nifas harus makan makanan yang
mengandung protein yang tinggi. Protein
23. 18
diperlukan untuk menggantikan jaringan yang
rusak saat proses melahirkan. Protein juga
berguna untuk mendukung pertumbuhan bayi
(protein terdapat dalam ASI, sehingga ibu
menyusui harus cukup mengkonsumsi protein).
Terdapat dua jenis protein yaitu protein hewani
dan nabati. Ibu nifas hendaknya mengkonsumsi
kedua jenis protein tersebut. Contoh makanan
yang mengandung sumber protein: daging,
kacang kacangan, telur, dsb.
3. Makan makanan yang mengandung omega 3
Omega 3 bermanfaat untuk membantu ibu
mengatasi depresi paska melahirkan dan
meningkatkan kerja otak. Selain itu, dapat
meningkatkan perkembangan motoric, sensorik,
dan kognitif pada bayi. Omega 3 banyak
terdapat pada ikan salmon, biji bijian, ikan
tuna,kuning telur, dan ikan tenggiri.
4. susu
Susu dan produk olahannya seperti yoghurt dan
keju sangat baik dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Kandungan vitamin D dan kalsium yang terdapat
24. 19
di dalam susu dan produk olahannya sangat
diperlukan untuk memnuhi kebutuhan kalsium
ibu dan pertumbuhan tulang serta gigi pada
bayi.
5. sayuran hijau
Sayuran hijau kaya akan vitamin A, vitamin C,
antioksidan, zat besi, dan sumber kalsium yang
bukan berasal dari susu. Nutrisi yang terkandung
dalam sayuran hijau sangat baik untuk ibu dan
dibutuhkan bayi yang disusui untuk mencegah
terjadinya anemia defesiensi besi. Beberapa
jenis sayuran hijau, juga dapat memperlancar
ASI, seperti pare, daun katuk dan daun
singkong.
6. Buah kaya vit C
Vitamin C diperlukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Saat nifas, ibu dapat mengalami
kelelahan karena merawat bayinya. Untuk
menjaga agar ibu tetap sehat, ibu perlu
meningkatkan daya tahan tubuh dengan banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung
25. 20
vitamin c seperti jeruk, jambu biji, manga,
dansebagainya.
c. Perawatan luka perineum
Luka jahitan di daerah perineum (daerah antara
lubang kemaluan dan dubur), harus dijaga
kebersihannya. Luka dapat dirawat dan dibersihkan
dengan cairan antiseptik. Membersihkan luka
perineum dapat dilakukan saat mandi/ setelah
buang air kecil atau saat mengganti pembalut.
Dianjurkan untuk mengganti pembalut sebelum
penuh, membilas kemaluan setiap kali buang air
kecil dan besar dengan air yang mengalir dari arah
depan ke belakang. Hindari menyentuh luka
jahitan.
d. Perawatan luka operasi/sesar
bila ibu melahirkan secara sesar, luka operasi yang
terdapat di perut ibu biasanya sudah ditutup
dengan kassa yang kedap air. Kassa ini akan
dibuka setelah satu minggu melahirkan atau saat
ibu kontrol nifas. Ibu boleh mandi di rumah,
26. 21
dengan tetap menjaga kassa tetap kering (air tidak
masuk ke dalam kassa), dan tidak boleh
menggosok daerah di sekitar kassa dengan keras.
Apabila ibu menemukan kassa/balutan basah,
segera ganti balutan tersebut dengan cara sebagai
berikut:
- Siapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti kassa
steril dan Nacl.
- Pastikan kedua tangan ibu dalam keadaan bersih
(cuci tangan terlebih dahulu sebelum mengganti
kassa)
- buka kassa secara perlahan. Amati kondisi luka
dan kassa. Normalnya luka terlihat kering, tidak ada
kemerahan di sekitar luka operasi, tidak ada cairan
yang keluar, tidak ada nyeri.
- Ambil kassa steril, basahi dengan nacl.
- Bersihkan luka operasi dengan menggunakan
kassa steril dengan satu kali usapan (arah usapan
tidak bolak balik). Bila luka masih perlu dibersihkan
kembali, ambil kassa steril yang baru.
- setelah luka dibersihkan, tutup dengan kassa
steril.
27. 22
- cuci tangan
- ibu dianjurkan untuk banyak makan makanan
yang mengandung protein seperti daging, telur,
ikan, ayam, dansebagainya, protein diperlukan
untuk mempercepat penyembuhan luka operasi.
e. Identifikasi tanda infeksi dan perdarahan
ibu nifas harus memantau apakah terdapat infeksi
pada luka operasi atau pun luka akibat proses
kelahiran spontan .
Tanda tanda infeksi pada luka adalah:
Kemerahan pada daerah sekitar luka operasi,
bengkak, nyeri, demam, keluar cairan atau nanah
dari luka, penyembuhan luka lama.
Segera konsul kepada dokter apabila ibu menemui
tanda tanda di atas.
Ibu nifas hendaknya setiap hari mengamati darah
nifas yang keluar, meliputi warna, jumlah,
kekentalan dan bau. Darah nifas pada hari pertama
hingga ke -3 berwarna merah, hari ke-3 hingga ke –
7 berwarna coklat kekuningan dan jumlahnya
28. 23
sudah makin sedikit. Setelah hari ke-10, darah nifas
semakin mendekati warna putih. Pada minggu ke-
6 nifas, sudah bersih. Normalnya, darah nifas
berbau amis seperti bau darah. Ibu perlu waspada
dan segera konsul kepada dokter bila menemukan
darah nifas berbau busuk dan jumlah darah nifas
yang keluar sangat banyak.
f. Identifikasi kenaikan suhu tubuh
Subu badan ibu pada 24 jam pertama setelah
melahirkan normalnya berkisar 36.5 – 37.5 derajat
Celsius. Pada hari kedua nifs, dapat terjadi
peningkatan suhu tubuh hingga 38 derajat Celsius,
tetapi tidak lebih dari 24 jam. Pada hari kedua dan
ketiga, peningkatan suhu dapat diakibatkan
prosespembentukan ASI, kehilangan cairan karena
proses melahirkan. Apabila subu badan ibu stelah
tiga hari tidak mengalami penurunan, ibu harus
waspada adanya kemungkinan infeksi pada
Rahim.. sebaiknya ibu segera memeriksakan diri ke
dokter.
29. 24
g. Mobilisasi/aktifitas ibu nifas.
Pada ibu nifas yang melahirkan spontan, aktifitas
dapat dilakukan secara bertahap setelah 2 jam
melahirkan. Secara bertahap, ibu dapat belajar
miring kanan, miring kiri, duduk, dan berjalan. Pada
ibu yang melahirkan melalui operasi, aktiiftas miring
kanan, kiri, duduk, dan berjalan dilakukan sesuai
dengan anjuran dari dokter.
Ibu dapat melakukan senam nifas mulai hari
pertama setelah melahirkan atau bila ibu sudah
merasa siap secara fisik dan mental. Senam nifas
memiliki beberapa manfaat bagi ibu yaitu:
membantu mengembalikan Rahim pada posisi
semula, memperlnacar sirkulasi darah, mencegah
pembengkakan pada pergelangan kaki, membantu
menjaga kerampingan badan ibu. Perlu diingat,
senam nifas tidak boleh dilakukan pada ibu yang
melahirkan dengan komplikasi ataupun gangguan
lainnya.
h. Perawatan payudara/breast care
30. 25
perawatan payudara sering disebut breast care.
Breast care bertujuan untuk memelihara kebersihan
payudara, memperbanyak atau memperlancar
pengeluaran ASI.
Cara melakukan brast care adalah sebagai berikut:
- Basahi kapas dengan minyak bayi/ minyak
kelapa.
- Tempelkan kapas pada kedua payudara.
- Bersihkan puting susu dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan minyak.
- Pemijatan dengan gerakan memutar dari bagian
dalam payudara kearah atas memutar sampai
bagian bawah payudara kemudian dihentakkan
(gambar 1,2,3).
- Lakukan pengurutan payudara dari arah pangkal
sampai arah areola dengan menggunakan bagian
luar tangan (gambar 4).
- Setelah selesai memijat kemudian kompres
hangat di kedua payudara dengan washlap.
31. 26
i. Pijat oksitosin
Pijat oskitosin merupakan pijatan yang dilakukan
didaerah sepanjang tulang belakang. Pijat ini
berguna untuk memperlancar pengeluaran ASI.
Pijatan inu dapat merangsang pengeluaran
hormone oksitosin yang diperlukan untuk
mengeluarkan ASI.
Cara melakukan pijat oksitosin sebagai berikut:
Ibu berada dalam posisi dudukbersandar ke depan
sambil memeluk bantal agar lebih nyaman. Taruh
meja di depan ibu sebagai tempat untuk bersandar.
Pijat kedua sisi tulang belakang kea rah bawah
32. 27
sampai sebatas dada, dari leher sampai tulang
belikat. Lakukan pijatan ini selama 2 -3 menit.
j. Mengenali tanda bahaya pada masa nifas
ibu nifas perlu waspada apabila menemukan salah
satu tanda seperti berikut:
- demam pada hari ke-3 nifas (suhu diatas 38
derajat selsius)
- kejang
-darah nifas berbau busuk
- tekanan darah tinggi
- perdarahan dari jalan lahir
- pandangan mata kabur
33. 28
- nyeri hebat pada daerah dada
- batuk disertai sesak nafas
- Asi bernanah,payudara berwarna merah,
kencang, dan mengkilap.
Apabila ibu menemukan salah satu tanda diatas,
sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
k. Mengamati mulas mulas di Rahim
mulas mulas di Rahim merupakan hal normal. Ini
menandakan Rahim berkontraksi untuk
mengembalikan ukuran Rahim seperti sebelum
kehamilan. Dengan adanya mulas mulas tersebut,
pembuluh darah yang terbuka pada saat proses
persalinan akan menutup. Setiap hari, akan terjadi
penurunan ketinggian Rahim sebesar satu jari/ 1
cm. pada hari ke 14, tinggi Rahim sudah tidak
dapat diraba. Ibu perlu waspada, apabila Rahim
teraba lembek dan tidak terasa mulas mulas.
l.Buang Air Kecil
Buang air kecil dapat dilakukan oleh ibu sesegra
mungkin setelah melahirkan atau sebelum 6 jam
34. 29
paska melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk
buang air kecil meskipun terdapat luka jalan
lahir. Beberapa ibu menjadi sulit kencing
misalnya bila terdapat bengkak pada kandung
kemih yang terjadi saat persalinan. Kencing
yang ditahan dapat menimbulkan infeksi.
m.Buang Air Besar
Ibu nifas harus sudah buang air besar dalam 3-4
hari nifas. Ibu tidak perlu takut untuk buang air
besar karena semakin ditahan akan
mengakibatkan tinja semakin keras. Agar tinja
tidak keras, ibu dapat makan makanan yang
banyak mengandung serat dan minum cukup air
putih.
35. 30
MENYUSUI
Kegiatan menyusui adalah suatu pekerjaan yang
sangat mulia dan di idam idamkan oleh semua
perempuan. Menyusui adalah keterampilan yang
dipelajari oleh ibu dan bayi, dimana keduanya
membutuhkan waktu dan kesabaran untuk
pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan
(Mulyani, 2013). Menyusui adalah proses alami dan
banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
pemberian ASI eksklusif memberikan manfaat
kesehatan bagi bayi dan ibu. Setelah ibu
melahirkan, semua ibu pasti ingin memberikan Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayinya.
Oleh karena itu pemberian Air Susu Ibu (ASI) di
Indonesia perlu ditingkatkan dan dilestarikan terutama
pemberian ASI eksklusif. ASI merupakan sumber
makanan yang baik untuk bayi karena banyak
kombinasi nutrisi yang terkandung dalam ASI.
36. 31
1. Apa itu ASI Ekslusif ?
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah
bila ASI yang diberikan kepada bayi dari awal
lahir sampai enam bulan, tanpa memberikan
makanan atau minuman tambahan lain
(terkecuali obat, vitamin, dan mineral). Bayi
tidak diberikan apapun selain makanan yang
dikonsumsi oleh ibu, karena bayi mendapatkan
nutrisi yang baik melalui ASI.
2. Apa manfaat ASI Ekslusif?
Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang
positif baik bagi ibu maupun bayinya sehingga ASI
mempunyai banyak manfaat bagi bayi dan juga
pada ibunya. Manfaat bagi bayi menurut
Mufdillah dkk (2017) dan Monika (2016) adalah
makanan yang optimal dan nutrisi lengkap,
meningkatkan daya tahan tubuh dan
perlindungan penyakit,meningkatkan
kecerdasan dan EQ (emotional
quotiente),mengurangi terjadinya karies
dentis,mengurangi terjadinya alergi ,membantu
merangsang pertumbuhan gigi. Menurut lubis
37. 32
(2014) bayi ASI akan lebih sehat dan jarang sakit
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat
ASI. Bayi yang tidak diberikan ASI mempunyai
risiko 2,4 kali mengalami kematian apabila
menderita ISPA dan 3,9 kali saat menderita diare.
Sementara bayi yang tidak diberikan ASI maka
daya tahan tubuh tidak optimal, perkembangan
otak kurang, perkembangan gigi dan rahang
kurang, dampak psikologis kedekatan dengan ibu
kurang dan sering timbul alergi dan ruam.
Adapun manfaat ASI bagi ibu adalah
mempercepat pemulihan Kesehatan,
kontrasepsi / KB, penurunan berat badan atau
mengurangi risiko kegemukan, mengurangi
risiko stress dan kegelisahan, mengurangi
risiko kanker payudara (Mufdillah dkk ,2017;
Monika, 2016). Manfaat memberikan ASI bagi
ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi
dapat mengurangi perdarahan setelah
melahirkan, mempercepat pemulihan
kesehatan ibu, menunda kehamilan,
mengurangi risiko terkena kanker payudara,
38. 33
dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi
ibu (Kemenkes, 2014) .
4. Apa saja masalah – masalah dalam
pemberian ASI?
Pemberian ASI Ekslusif pada sebagian ibu dan
bayi akan mengalami beberapa kendala dan
hambatan. Hal ini akan berdampak pada ibu
maupun bayi, sehingga ibu tidak dapat
melakukan pemberian ASI secara ekslusif
sehingga bayi tidak mendapatkan ASI secara
maksimal. Berikut beberapa masalah yang
mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif :
1) Masalah pada bayi
a) Bayi sering menangis
b) Bayi mengalami kebingungan puting
c) Bayi dengan lidah pendek
2) Masalah pada ibu
a) Kurang atau salah informasi
b) Puting susu masuk atau terbenam
c) Puting susu lecet
d) Payudara bengkak
e) ASI kurang atau sedikit
39. 34
5. Bagaimana teknik menyusui yang
benar?
Teknik menyusui yang benar merupakan
cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan
benar (Rini dan Kumala, 2017). Beberapa
manfaat dari teknik menyusui yang benar
yaitu putting susu tidak lecet, perlekatan
menyusu pada bayi kuat, bayi menjadi
tenang dan tidak terjadi gumoh
(Wahyuningsih, 2019).
a. Teknik Menyusui
Banowati (2019) menyampaikan teknik
menyusui yang benar yaitu :
1) Sebelum mulai menyusui putting dan
areola mammae dibersihkan terlebih
dahulu dengan kapas basah.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu /
payudara.
a) Ibu duduk dengan santai (lebih
baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak
40. 35
menggantung) dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang pada belakang
bahunya dengan menggunakan
satu lengan, kepala bayi terletak
pada siku ibu (kepala tidak boleh
menengadah dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan).
c) Satu tangan bayi diletakkan
dibelakang badan ibu, dan yang
satunya di depan.
d) Perut bayi menempel pada badan
ibu, posisi kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya menoleh
atau membelokkan kepala bayi).
e) Telinga dan lengan bayi terletak
pada satu garis lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih
sayang.
41. 36
3) Payudara dipegang dengan ibu jari
diatas dan jari yang lain menopang di
bawah, jangan terlalu menekan putting
susu atau kalang payudara saja.
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka
mulut (roting refleks) dengan cara
menyentuh pipi dengan putting susu
atau menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan
cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dan putting susu serta
42. 37
kalang payudara dimasukkan ke mulut
bayi.
a). Usahakan sebagian besar kalang
payudara dapat masuk kedalam
mulut bayi, sehingga putting susu
berada di bawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar
dari tempat penampungan ASI yang
terletak di bawah kalang payudara.
b) Setelah bayi mulai menghisap
payudara tak perlu dipegang atau
disangga.
c) Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu
43. 38
payudara sampai kosong, sebaiknya
diganti dengan payudara yang
satunya. Cara melepas isapan bayi
yaitu jari kelingking ibu dimasukkan
ke mulut bayi melalui sudut mulut
atau dagu bayi ditekan ke bawah.
6) Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah
untuk mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah setelah
menyusu. Cara menyendawakan bayi
adalah bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk secara perlahan
atau dengan cara bayi tidur tengkurap
dipangkuan ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan.
6. Bagaiman cara mengevaluasi bila teknik
menyusui sudah benar?
Rini dan Kumala (2017) mengungkapkan
apabila bayi telah menyusui dengan benar
44. 39
maka akan memperlihatkan tanda-tanda
sebagai berikut :
1) Bayi nampak tenang.
2) Badan bayi menempel dengan perut
ibu.
3) Mulut bayi terbuka lebar.
4) Dagu bayi menempel dengan
payudara ibu.
5) Sebagian areola masuk kedalam
mulut bayi.
6) Hidung bayi mendekati dan kadang-
kadang menyentuh payudara ibu.
7) Lidah bayi menopang putting dan
areola bagian bawah.
7. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi
keberhasilan menyusui ?
Keberhasilan pemberian ASI
eksklusif di pengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal (Roslina dan Sindi, 2018).
Faktor internal meliputi pengetahuan,
pendidikan, sikap ibu dan keadaan
45. 40
payudara. Sedangkan faktor eksternal
meliputi sosial budaya, ekonomi,
pelayanan kesehatan, industri susu
formula serta pengaruh dan peran
keluarga serta masyarakat. Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Asi
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi produksi (Mulyani, 2013)
yaitu, antara lain :
a. Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui
sangat berpengaruh terhadap produksi
ASI. Apabila makanan yang ibu konsumsi
cukup gizi dan pola makan yang teratur,
maka produksi ASI akan berjalan lancar.
b. Ketenangan jiwa dan fikiran
Kondisi kejiwaan dan fikiran ibu harus
tenang sehingga mampu memproduksi
ASI yang baik. Keadaan psikologis ibu
yang tertekan, sedih dan tegang akan
menurunkan volume ASI.
c. Penggunaan alat kontrasepsi
46. 41
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu
yang menyusui perlu diperhatikan supaya
tidak mengurangi produksi ASI. Contoh
alat kontrasepsi yang bisa digunakan
untuk ibu menyusui adalah kondom, IUD,
pil khusus ataupun suntik hormonal 3
bulanan.
d. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat
merangsang payudara untuk
mengeluarkan hormon prolaktin dan
oksitosin.
e. Anatomis payudara
f. Faktor fisiologis
ASI terbentuk karena pengaruh hormon
prolaktin yang menentukan produksi ASI
dan mempertahankan sekresi air susu.
g. Pola istirahat
Faktor istirahat dapat mempengaruhi
produksi dan pengeluaran ASI. Jika
kondisi ibu terlalu capek ataupun kurang
istirahat maka ASI juga akan berkurang.
47. 42
h. Faktor isapan anak atau frekuensi
penyusuan
Semakin sering bayi menyusu pada
payudara ibu, maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin banyak.
i. Berat lahir bayi
j. Umur kehamilan saat melahirkan
k. Konsumsi rokok dan alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI
karena akan menggangu hormon
prolaktin dan oksitosin untuk produksi
ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana adrenalin
akan menghambat pelepasan oksitosin.
Meskipun minuman alkohol dosis rendah,
disatu sisi dapat membuat ibu merasa
lebih rileks sehingga membantu proses
pengeluaran ASI namun disisi lain etanol
dapat menghambat pelepasan oksitosin.
8. Bagaimana cara penyimpanan ASI bila ibu
tidak bisa menyusui?
48. 43
Apabila ibu bekerja atau memiliki kesibukan
diluar rumah maka ibu tidak dapat memberikan
ASI pada bayi secara langsung. Oleh karena
itu perlu dilakukan pemerahan ASI. ASI yang
diperah dapat di simpan dalam freezer. ASI
perah ini berguna sebagai cadangan maupun
stok supaya bayi tetap terpenuhi
kebutuhannya. Penyimpanana ASI harus
diperhatikan supaya kandungan zat gizi tidak
rusak. Berikut beberapa cara penyimpanan ASI
adalah sebagai berikut :
1) ASI yang baru diperah
Dapat disimpan disuhu ruangan dan didalam
freezer. Penyimpanan dalam suhu ruangan,
daya tahan ASI selama 4 – 8 jam.
Penyimpanan ASI didalam freezer dengan
suhu - 18◦C, daya tahan ASI selama 3 – 6
bulan.
2) ASI beku yang dicairkan
ASI yang beku tidak boleh dipanaskan
dengan kompor, dan air mendidih. ASI yang
beku perlu diletakkan dalam kulkas bagian
49. 44
bawah selama 12 – 24 jam sebelum
diberikan pada bayi. Hangatkan ASI yang
telah diletakkan dalam kulkas bagian bawah
menggunakan air hangat. ASI tersebut
sesegera mungkin diberikan kepada bayi
dan tidak diperbolehkan dimasukkan lagi ke
dalam freezer.
50. 45
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BAYI
2. Apa itu pertumbuhan dan perkembangan
bayi?
Istilah pertumbuhan dan perkembangan
terdiri dari dua peristiwa yang sifatnya berbeda
tetapi saling berkaitan dan tidak mungkin untuk
dipisahkan. Proses pertumbuhan pada bayi
ditandai dengan bertambahnya ukuran tubuh,
yang biasanya diukur dengan berbagai
indikator seperti berat badan, panjang badan,
dan lingkar kepala.
Berbeda dengan pertumbuhan, konsep
perkembangan diartikan sebagai pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks. Perkembangan menyangkut
adanya proses differensiasi sel-sel, jaringan,
organ, dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Pada bayi,
51. 46
perkembangan ini dapat dilihat melalui
peningkatan kemampuannya dalam melakukan
aktifitas sehari-hari. Indikator yang digunakan
untuk mengukur tingkat perkembangan bayi
antara lain kemampuan gerak kasar, gerak
halus, kemampuan bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan ini
merupakan hasil interaksi antara otak dengan
organ tubuh yang dipengaruhinya.
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi?
a. Faktor internal
- Ras
Ras atau keturunan. Ahli antropologi
menyatakan bahwa ras berkulit kuning
cenderung memiliki ukuran tubuh yang
lebih pendek dibanding dengan ras kulit
putih. Suku Asmat di Papua cenderung
memiliki warna kulit yang lebih gelap
dibandingkan dengan suku Dayak di
Kalimantan.
- Penyakit genetik.
52. 47
Bayi-bayi yang mengalami kelainan
genetik, misalnya sindrom down
memperlihatkan gangguan pertumbuhan
maupun perkembangan. Bahkan tidak
sedikit dari bayi-bayi penderitanya juga
mengalami gangguan kesehatan yang
lain, seperti kelainan jantung.
- Umur.
Kecepatan pertumbuhan bayi berbeda
seuai dengan umurnya. Penambahan
berat badan yang paling banyak terjadi
pada usia 1-4 bulan pertama masa
kehidupan bayi.
b. Faktor eksternal
- Gizi.
Gizi merupakan salah satu komponen
yang penting dalam menopang
keberlangsungan proses perumbuhan
dan perkembangan Apabila kebutuhan
zat gizi tidak terpenuhi, maka dapa
menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
53. 48
- Status kesehatan
Cuaca atau iklim tertentu dapat
menyebabkan bayi lebih rentan terjangkit
suatu penyakit. Kondisi sakit yang
berkepanjangan dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Dalam keadaan sakit, tubuh akan
memprioritaskan upaya pemulihan
dibandingkan pertumbuhan.
- Stimulasi lingkungan
Bayi mendapatkan pengalaman belajar
pertama dari lingkungan terdekatnya
yaitu keluarga. Ibu adalah guru pertama
yang mengajarinya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya seperti minum,
kehangatan, kasih sayang, dan
perhatian. Bayi akan memberikan reaksi
berdasarkan lingkungan yang
menstimulasinya. Bila stimulasi yang
diberikan bersifat posistif, maka
pertumbuhan dan perkembanganya akan
positif, namun bila sebailknya, maka
54. 49
pertumbuhan dan perkembangannya
juga akan menyesuaikan
4. Mengapa Pertumbuhan dan Perkembangan
bayi Penting untuk dipantau?
Masa bayi merupakan masa yang
penting dalam periode pertumbuhan dan
pekembangan anak. Periode ini berlangsung
singkat dan tidak dapat diulang. Tumbuh
kembang saat ini akan menentukan
pertumbuhan dan perkembangan anak pada
periode berikutnya. Bila senantiasa dilakukan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
sejak bayi, maka seandainya terjadi masalah
kesehatan, maka akan diketahui sejak dini dan
segera mendapat penanganan yang sesuai.
Tujuannya adalah agar tindakan yang
dilakukan kepada bayi dapat mengantarkan
bayi tersebut mencapai tumbuh kembang yang
optimal, baik secara fisik, mental, emosional
maupun sosial.
Tanggung jawab pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan bayi berada
55. 50
di tangan orang-orang yang berada di sekitar
bayi tersebut. Dimulai dari orang terdekat bayi
yaitu orang tua, kakek, nenek, kakak, dan
saudara dekat lainnya. Selanjutnya tetangga
sekitar yang berinteraksi dengan bayi. Bila
setiap bulan bayi dibawa ke posyandu, maka
kader kesehatan dan petugas kesehatan yang
memberikan layanan juga merupakan orang-
orang yang bertanggung jawab memantau
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun
demikian, orang tua tetap menjadi penangung
jawab utama terhadap pertumuhan dan
perkembangan bayi dibanding dengan semua
orang yang ada di sekitar bayi tersebut.
5. Apa saja fase-fase pertumbuhan bayi?
Di usia 12 bulan pertama kita akan
melihat pertumbuhan yang luar biasa pada
bayi. Peningkatan berat badan dapat
berlangsung secara cepat terkait dengan
penambahan ukuran organ tubuh, jaringan sub
kutan, pertumbuhan gigi, dan jaringan tubuh
yang lain.
56. 51
a. Usia 1-4 bulan
Perubahan dalam pertumbuhan diawali
dengan perubahan berat badan pada usia
ini. Bila bayi mendapatkan gizi yang baik
(ASI), maka perkiraan penambahan berat
badan akan mencapai 700-1000
gram/bulan. Pertambahan panjang badan
relatif stabil.
b. Usia 4-8 bulan
Pada usia ini penambahan ukuran badan
dapat mencapai dua kali lipat berat badan
saat lahir. Rata-rata kenaikan berat badan
setiap bulan dapat mencapai 500-600 gram
apabila bayi mendapatkan asupan gizi yang
sesuai. Penambahan panjang badan
bersifat stabil.
c. Usia 8-12 bulan
Pada usia ini berat badan bayi dapat
mencapai tiga kali lipat berat badan saat
lahir. Penambahan berat badan per bulan
57. 52
sekitar 350-450 gram pada usia 8-9 bulan,
dan pada usia 10-12 bulan penambahan
berat badan bisa mencapai 250-350 per
bulan. Pertumbuhan panjang badan sekitar
1,5 kali panjang badan saat lahir. Pada usia
12 bulanpenambahan panjang badan bayi
masih bersifat stabil dan diperkirakan dapat
mencapai 75 cm pada usia ini.
6. Bagaimana cara memantau Pertumbuhan
bayi?
Indikator yang digunakan secara umum
untuk memantau pertumbuhan bayi antara lain
berat badan, panjang badan, dan lingkar
kepala. Penimbangan berat badan, pengukuran
panjang badan dan lingkar kepala bayi
dilakukan setiap bulan di Posyandu dan
fasilitas kesehatan lainnya. Hasil dari
pengukuran tersebut dicatat di buku Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) khususnya di bagian Kartu
Menuju Sehat (KMS).
58. 53
Gambar 2. Cara mencatat dan menginterpretasikan
hasil pengukuran berat badan berdasarkan
umur pada KMS
7. Apa saja fase-fase perkembangan bayi?
Aspek-aspek yang diukur atau diperhatikan
dalam melakukan pemantauan terhadap
perkembangan bayi antara lain motorik kasar,
motork halus, kemampuan bicara/bahasa dan
interkasi sosial.
a. Bayi usia 1-2 bulan
− Mengangkat kepala tegak ketika
tengkurap
59. 54
− Tertawa
− Menggerakkan kepala ke kiri dan kanan
− Membalas tersenyum ketika diajak
bicara/tersenyum
− Mengoceh spontan atau bereaksi dengan
mengoceh
b. Bayi usia 3 bulan
− Berbalik dari telungkup ke telentang
− Mengangkat kepala tegak dan
mempertahankannya
− Menggenggam pensil
− Meraih benda dalam jangkauan
− Memegang tangannya sendiri
− Memperluas pandangan
− Mengarahkan mata ke benda-benda kecil
− Mengeluarkan suara gembira bernada
tinggi atau memekik
− Tersenyum melihat mainan/gambar yg
menarik
c. Bayi usia 3-6 bulan
− Berbalik dari telungkup ke telentang
60. 55
− Mengangkat kepala tegak dan
mempertahankannya
− Menggenggam pensil
− Meraih benda dalam jangkauan
− Memegang tangannya sendiri
− Memperluas pandangan
− Mengarahkan mata ke benda-benda kecil
− Mengeluarkan suara gembira bernada
tinggi atau memekik
− Tersenyum melihat mainan/gambar yg
menarik
d. Bayi usia 6-9 bulan
− Duduk sendiri
− Belajar berdiri
− Merangkak mendekati mainan/orang
− Memindahkan benda dr satu tanga ke
tangan lain
− Memungut 1 benda di tangan kanan dan
satu benda di tangan kiri
− Meraup benda kecil (seperti kacang)
dengan meraup
61. 56
− Bersuara tanpa arti – mamama–
dadada– bababa
− Mencari benda yg dijatuhkan
− Tepuk tangan/ cilukba
− Bergembira dengan melempar benda
− Makan kue sendiri
e. Bayi usia 9-12 bulan
− Mengangkat badan ke posisi berdiri
− Berdiri 30 detik atau berpegangan kursi
− Berjalan dituntun
− Mengulukan badan/lengan meraih benda
− Menggenggam erat pensil
− Memasukkan benda ke mulut
− Mengulang menirukan bunyi yg didengar
8. Bagaimana mengenali bayi yang mengalami
gangguan pertumbuhan atau
perkembangan?
Indikator sederhana yang bisa
digunakan untuk mengenali gangguan
pertumbuhan pada bayi adalah dengan
memperhatikan grafik pada KMS. Bila berat
62. 57
badan tidak naik dari bulan sebelumnya, atau
berat badan turun dari bulan sebelumnya, atau
justru terjadi kenaikan berat badan secara
berlebihan, maka hal ini mengindikasikan
adanya gangguan pertumbuhan pada bayi. Di
samping itu panjang badan bayi juga bisa
menjadi indikator gangguan pertumbuhan pada
bayi meskipun bukan yang utama.
Sesuai dengan fase-fase
perkembangannya, maka bayi akan
memperlihatkan kemampuan yang semakin
kompleks seiring dengan pertambahan
usianya. Bila kepintaran bayi tidak bertambah
sesuai dengan usianya, maka bisa jadi
merupakan pertanda awal adanya masalah
perkembangan pada bayi. Cara yang paling
mudah untuk mengenali gangguan
perkembangan bayi adalah dengan
membandingkan kemampuan yang
diperlihatkan oleh bayi dengan indikator-
indikator perkembangan bayi secara normal,
63. 58
atau melihat perkembangan bayi lain
seusianya.
9. Kapan perlu berkonsultasi dengan petugas
kesehatan?
Beberapa kondisi dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi tidak
berjalan secara optimal. Di saat inilah maka
orang tua harus tanggap dan segera
mengambil tindakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut sehingga bayi dapat
mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal.
Beberapa kondisi berikut ini memerlukan
perhatian khusus dari para orang tua dan bila
perlu segera menghubungi petugas kesehatan.
a. Usia 1 bulan
− Kedua bola mata bayi memandang ke
arah yang berbeda. Misalnya bola mata
kiri melihat lurus ke depan, sedangkan
bola mata kanan mengarah ke kanan.
64. 59
− Bayi tidak menanggapi suara yang
menyenangkan, seperti suara lembut
atau musik lembut
− Bayi memiliki kaki atau tangan yang
tidak bergerak serempak: misalnya
hanya satu kaki yang menendang atau
hanya satu tangan yang bergoyang
b. Usia 6 bulan
− Menunjukkan sedikit minat pada orang
lain dan jarang tersenyum atau
"berbicara"
− Bayi membuat sedikit kontak mata
− Bayi tidak memindahkan benda dari
satu tangan ke tangan lainnya
− Bayi tidak bisa duduk tanpa dukungan
− Bayi mengalami kesulitan makan
dengan sendok (misalnya, mendorong
makanan keluar dari mulut alih-alih
menelan)
c. Usia 9 bulan
65. 60
− Bayi tidak menunjukkan reaksi ketika
ibu meninggalkan ruangan
− Bayi tidak bisa berguling ke perut
− Bayi belum kehilangan refleks bayi
baru lahir, seperti refleks kaget
PERAWATAN BAYI
A. MEMANDIKAN BAYI
Saat memandikan bayi, ibu perlu menjaga agar
bayi tidak kedinginan dan air tidak masuk ke
hidung mulut atau telinga.
Alat dan Bahan:
1. Bak mandi (tempat air hangat) atau kursi
mandi
66. 61
2. Satu set pakaian (baju, popok, selimut, dll)
3. Handuk dan washlap
67. 62
4. Satu set alat perawatan (sabun, bedak,
kapas air matang, kapas minyak, minyak
telon)
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Letakkan bayi di atas tempat tidur atau meja
yang telah dialasi handuk tebal atau kursi
mandi.
68. 63
3. Lepas baju, popok dan selimuti dengan
handuk agar tidak kedinginan.
4. Mulai bersihkan mata, hidung dan telinga
dengan kapas.
Mohon diperhatikan cara membersihkan
mata, telinga dan hidung berikut ini
(Suririnah, 2009):
69. 64
Cara membersihkan mata
• Pastikan tangan bersih
• Gubakan kapas bulat lembut yang
dibasahi dengan air matang dan diperas.
• Arah membersihkan adalah dari sudut
mata dalam (dekat hidung) ke luar.
• Ganti kapas untuk tiap usapan untuk
mengurangi resiko infeksi.
Cara membersihkan telinga
• Bersihkan dengan menggunakan
washlap dan air matang yang diperas
untuk bagian belakang, luar, daun
telinga dan keringkan dengan lap kering
bersih.
Cara membersihkan hidung
• Kotoran pada hidung hanya dibersihkan
jika sudah tampak pada cuping hidung.
• Basahi kapas bertangkai/ cotton bud lalu
ambil kotoran tersebut.
5. Bersihkan wajah dan kepala dengan
washlap.
70. 65
6. Cuci wajah dan kepala.
7. Bersihkan dengan sabun tubuh bagian
depan (dada, andomen) dan punggung
kemudian seluruh bagian tubuh.
8. Bersihkan sampai lipatan kulit.
9. Bilas bayi dengan air atau masukkan bayi
ke bak mandi dengan menahan punggung
serta kepala dengan lengan, sementara
lengan lain menahan pantat.
10.Setelah selesai, angkat dengan hati-hati
dan keringkan seluruh tubuh dengan
handuk.
71. 66
11.Berikan minyak telon.
12.Pakaikan popok dan pakaian (jangan
terlampau ketat)
13.Selimuti bayi/bedong bayi (tidak terlampau
ketat)
14.Cuci tangan
B. MERAWAT TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR
Alat dan Bahan
1. Air bersih
72. 67
2. Kasa steril
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Cuci tali pusat dengan menggunakan air
bersih dan keringkan dengan kasa steril.
3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan tutupi
dengan kain bersih secara longgar.
4. Lipat popok di bawah sisa tali pusat
73. 68
5. Cuci tangan
Daftar Pustaka
Adriana, D. 2011. Tumbuh kembang dan terapi
bermain pada anak. Ed.2. Jakarta: Salemba
Medika
Aziz Alimul Hidayat. 2008. Buku saku praktikum
keperawatan anak. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2000. Program Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta: Depkes RI
Hidayat, A. A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan
Anak. Ed 1. Jakarta: Salemba Medika
Nandia, J.R.D & Anggorowati. 2020. Pendidikan
Kesehatan pada Ibu Nifas; Sebuah
74. 69
Pendekatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Suririnah. 2009. Buku pintar merawat bayi 0-12
bulan. Jakarta: Gramedia.
Wulandari, D. W., & Erawati, M. 2016. Buku ajar
keperawatan anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. P51-57