Dokumen tersebut membahas tentang Tipitaka dan beberapa sutta terkenal dalam agama Buddha. Secara ringkas, Tipitaka terdiri atas tiga bagian yaitu Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka. Beberapa sutta yang dijelaskan antara lain Brahmajala Sutta, Metta Sutta, Subha Sutta, dan Mangala Sutta.
Pengenalan kitab suci tripitaka-supridutaSupriDuta
Sidang Agung Buddha keempat diselenggarakan di Srilanka pada 400 tahun setelah Sang Buddha Gotama mangkat. Sidang ini berhasil secara resmi menulis ajaran-ajaran Buddha Gotama di daun-daun lontar yang kemudian dijadikan buku Tipitaka dalam bahasa Pali. Kitab Suci Tipitaka terdiri atas Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka.
Dokumen tersebut membahas tentang Tipitaka dan beberapa sutta terkenal dalam agama Buddha. Secara ringkas, Tipitaka terdiri atas tiga bagian yaitu Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka. Beberapa sutta yang dijelaskan antara lain Brahmajala Sutta, Metta Sutta, Subha Sutta, dan Mangala Sutta.
Pengenalan kitab suci tripitaka-supridutaSupriDuta
Sidang Agung Buddha keempat diselenggarakan di Srilanka pada 400 tahun setelah Sang Buddha Gotama mangkat. Sidang ini berhasil secara resmi menulis ajaran-ajaran Buddha Gotama di daun-daun lontar yang kemudian dijadikan buku Tipitaka dalam bahasa Pali. Kitab Suci Tipitaka terdiri atas Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar agama Buddha seperti empat kesunyatan mulia, hukum karma, dan kitab-kitab Tripitaka yang merupakan sumber utama ajaran Buddha.
Setiap Agama memiliki Kitab Suci, Kitab suci tidak ubahnya seperti manual book pada alat elektronik yang menjadi panduan penggunaan. Demikian halnya dengan Kitab Suci, ia menjadi panduan dalam mengarungi kehidupan agar dapat bahagia di dunia dan di alam setelah kematian, Maka sudah seharusnya setiap menusia memiliki guiden book (Kitab Suci) agar dapat mencapai tujuan hidup yang sesungguhnya.
Dokumen tersebut membahas pedoman etika dan pola hidup Vaishnava yang mencakup berbagai aspek seperti perilaku di kuil/tempat sembahyang, etika lainnya, prasadam, dapur, hubungan dengan berbagai golongan penyembah, dan sadhana."
Saddharma Pundarika Sutra atau Myoho Renge Kyo atau Sutra Bunga Teratai adalah sutra terakhir dari Buddha Sakyamuni yang dibabarkan 8 tahun sebelum Beliau memasuki Parinirvana. Saddharma Pundarika Sutra terdiri dari 28 bab.
Tamadun India bermula di Lembah Indus, berpusat di India Utara dan Selatan. Ia terbahagi kepada dua wilayah utama iaitu India Utara yang berbahasa Sanskrit dan India Selatan yang berbahasa Dravida. Masyarakatnya mengamalkan sistem kasta yang ketat serta agama utama ialah Hinduisme, Buddha, Islam dan Sikh. Tamadun India telah membangunkan pelbagai bidang seperti seni, seni bina, sains dan teknologi.
1. Dokumen ini membahas tentang empat jenis pemurnian pengetahuan dan penglihatan (ñāṇadassanavisuddhi) yang terjadi pada empat tingkatan kesadaran arah (magga), yaitu Sotapatti, Sakadagami, Anagami, dan Arahat.
2. Setiap kesadaran magga menghilangkan beberapa jenis belenggu (samyojana) dan menyingkirkan berbagai jenis karma dan hasilnya (vipaka).
3. D
[Ringkasan]
Bab 6 kitab Abhidhammatthasaṅgaha membahas tentang Rūpa atau materi yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu Nipphanna Rūpa sebanyak 18 jenis materi yang terbentuk nyata dan Anipphanna Rūpa sebanyak 10 jenis materi yang tidak terbentuk nyata. Nipphanna Rūpa terdiri atas empat unsur dasar yang besar (Mahābhūta) yaitu tanah, air, api dan angin, beserta 14 jenis materi yang
Dokumen tersebut membahas hubungan antara pikiran dan tubuh serta bagaimana meditasi dan yoga dapat meningkatkan energi positif dalam tubuh untuk mencapai keseimbangan jasmani dan rohani sehingga mencegah berbagai penyakit. Dengan melatih pikiran untuk melepaskan stres melalui meditasi, fungsi tubuh dapat berjalan lebih optimal.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar agama Buddha seperti empat kesunyatan mulia, hukum karma, dan kitab-kitab Tripitaka yang merupakan sumber utama ajaran Buddha.
Setiap Agama memiliki Kitab Suci, Kitab suci tidak ubahnya seperti manual book pada alat elektronik yang menjadi panduan penggunaan. Demikian halnya dengan Kitab Suci, ia menjadi panduan dalam mengarungi kehidupan agar dapat bahagia di dunia dan di alam setelah kematian, Maka sudah seharusnya setiap menusia memiliki guiden book (Kitab Suci) agar dapat mencapai tujuan hidup yang sesungguhnya.
Dokumen tersebut membahas pedoman etika dan pola hidup Vaishnava yang mencakup berbagai aspek seperti perilaku di kuil/tempat sembahyang, etika lainnya, prasadam, dapur, hubungan dengan berbagai golongan penyembah, dan sadhana."
Saddharma Pundarika Sutra atau Myoho Renge Kyo atau Sutra Bunga Teratai adalah sutra terakhir dari Buddha Sakyamuni yang dibabarkan 8 tahun sebelum Beliau memasuki Parinirvana. Saddharma Pundarika Sutra terdiri dari 28 bab.
Tamadun India bermula di Lembah Indus, berpusat di India Utara dan Selatan. Ia terbahagi kepada dua wilayah utama iaitu India Utara yang berbahasa Sanskrit dan India Selatan yang berbahasa Dravida. Masyarakatnya mengamalkan sistem kasta yang ketat serta agama utama ialah Hinduisme, Buddha, Islam dan Sikh. Tamadun India telah membangunkan pelbagai bidang seperti seni, seni bina, sains dan teknologi.
1. Dokumen ini membahas tentang empat jenis pemurnian pengetahuan dan penglihatan (ñāṇadassanavisuddhi) yang terjadi pada empat tingkatan kesadaran arah (magga), yaitu Sotapatti, Sakadagami, Anagami, dan Arahat.
2. Setiap kesadaran magga menghilangkan beberapa jenis belenggu (samyojana) dan menyingkirkan berbagai jenis karma dan hasilnya (vipaka).
3. D
[Ringkasan]
Bab 6 kitab Abhidhammatthasaṅgaha membahas tentang Rūpa atau materi yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu Nipphanna Rūpa sebanyak 18 jenis materi yang terbentuk nyata dan Anipphanna Rūpa sebanyak 10 jenis materi yang tidak terbentuk nyata. Nipphanna Rūpa terdiri atas empat unsur dasar yang besar (Mahābhūta) yaitu tanah, air, api dan angin, beserta 14 jenis materi yang
Dokumen tersebut membahas hubungan antara pikiran dan tubuh serta bagaimana meditasi dan yoga dapat meningkatkan energi positif dalam tubuh untuk mencapai keseimbangan jasmani dan rohani sehingga mencegah berbagai penyakit. Dengan melatih pikiran untuk melepaskan stres melalui meditasi, fungsi tubuh dapat berjalan lebih optimal.
The document discusses the turning of the Dhamma wheel. It refers to when the Buddha first taught the Dhamma and four disciples understood his teachings, marking the beginning of the Buddhist tradition. The Buddha's first teaching helped others reach enlightenment and nirvana by following the Noble Eightfold Path, establishing the four noble truths of suffering, its cause, its cessation, and the path to its cessation.
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Target vaksinasi akan dicapai dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia untuk membantu proses vaksinasi. Program vaksinasi diperluas untuk mencapai herd immunity sehingga dapat memperlambat dan menghentikan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Target vaksinasi akan dicapai dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit untuk membantu proses vaksinasi. Vaksinasi diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat.
3. Pernyataan Bhikkhu Subhaddha
“Janganlah bersedih kawan-kawan, janganlah
meratap, sekarang kita terbebas dari Pertapa
Agung yang tidak akan lagi memberitahu kita
apa yang sesuai untuk dilakukan dan apa yang
tidak, yang membuat hidup kita menderita;
tetapi sekarang kita dapat berbuat apapun
yang kita senangi, dan tidak berbuat apa yang
tidak kita senangi.”
4. Sanghasamaya I
Diadakan 3 bulan setelah Buddha parinibbana (543 SM) selama 2
bln, di Goa Satapani-Rajagaha, disponsori oleh Raja Ajatasatu
Dipimpin oleh YA. Maha Kassapa, dihadiri 500 bhikkhu yang
semuanya arahat
Tujuan : - Menghimpun ajaran Buddha Gotama
- Mengulang Dhamma (oleh YA Ananda) dan Vinaya (oleh
YA Ananda)
Hasil / Keputusan :
Dhamma dan Vinaya tetap utuh, tanpa ditambah maupun
dikurangi.
‘Mengadili’ YA. Ananda
Mengucilkan Bhikkhu Chana
5. Sanghasamaya II
Diadakan 100 th setelah Sanghasamaya I (443 SM) selama 4 bulan, di
Vesali, disponsori oleh Raja Kalasoka
Dipimpin oleh YA. Revata dgn dibantu YA. Yasa, dihadiri 700 bhikkhu
yang semuanya arahat
Tujuan : - Membahas perselisihan antara para bhikkhu di bagian timur
dengan para bhikkhu di bagian barat Vesali karena perbedaan
interpretasi vinaya.
- Mengulang dhamma dan vinaya.
Hasil / Keputusan :
Dhamma dan Vinaya tetap utuh, tanpa ditambah maupun dikurangi.
Para bhikkhu dari suku vajjis dinyatakan melanggar paccittiya
Dhamma dan Vinaya diulang secara lisan
6. Sanghasamaya III
Diadakan ± 230 th setelah Sanghasamaya I (± 313 SM), di Pataliputta, disponsori
oleh Raja Asoka dari suku Mauriya
Dipimpin oleh YA. Tissa Moggaliputta
Tujuan :
Menertibkan perbedaan pendapat yang mengakibatkan perpecahan Sangha.
Usulan Raja Asoka agar sangha mengadakan upacara Uposatha setiap bulan
agar Sangha bersih dari oknum-oknum yang bermaksud tidak baik.
Hasil / Keputusan :
Menghukum bhikkhu-bhikkhu yang slebor
Abhidhamma diulang tersendiri oleh YA. Maha Kassapa
Penghimpunan Tipitaka oleh 1.000 bhikkhu yang benar-benar memahami
ajaran Buddha. (Berlangsung selama 9 bulan)
Mengirimkan misi ke seluruh ‘India yang lebih luas’ guna menyebarkan ajaran
Buddha
7. Sanghasamaya IV
Diadakan pada tahun 83 SM, pada masa pemerintahan Raja Vattagamani Abhaya
di Aluvihara (Aloka Vihara) di Matale
Dipimpin oleh YA. Rakkhita Mahathera, dihadiri ± 500 bhikkhu.
Tujuan : Mencari penyelesaian karena adanya kemungkinan2 yang mengancam
ajaran dan kebudayaan Buddhis (Serangan dari India Selatan,
munculnya berbagai pandangan yang memecah belah sangha, masa m
paceklik yang hampir membinasakan seluruh kelompok penghafal)
Hasil / Keputusan :
Mengulang Tipitaka
Menyempurnakan komentar Tipitaka
Menulis Tipitaka dan komentarnya untuk pertama kalinya di atas daun lontar.
8. Sanghasamaya V
Diadakan pada tahun 1871, di Mandalay
(Burma), dengan bantuan Raja Mindon.
Hasil/Keputusan :
Tipitaka diprasastikan pada 727 lempeng
marmer dan diletakkan di Bukit
Mandalay.
13. Bhikkhu Vibhanga
Berisi peraturan-peraturan
patimokkha bagi para bhikkhu (227
peraturan)
Bhikkhuni Vibhanga
Berisi peraturan-peraturan patimokkha
bagi para bhikkhuni (311 peraturan)
14. Mahavagga
Aturan-aturan untuk memasuki sangha
Pertemuan uposatha dan pengucapan patimokkha
Tempat tinggal selama musim hujan (vassa)
Upacara penutupan musim hujan (pavarana)
Aturan untuk menggunakan pakaian dan perabot hidup
Obat-obatan dan makanan
Upacara Kathina
Bahan jubah, aturan tidur dan aturan bagi bhikkhu yang sakit
Cara menjalankan keputusan oleh sangha
Cara menyelesaikan perselisihan dalam sangha
15. Cullavagga
Aturan untuk menangani pelanggaran
Penerimaan kembali seorang bhikkhu
Aturan untuk menyelesaikan masalah yang timbul
Aturan untuk mandi, berpakaian, dll
Tempat tinggal, perabot, penginapan
Perpecahan
Perlakuan pada berbagai golongan bhikkhu dan
kewajiban para guru dan samanera
Pengucilan dari patimokkha
Pentahbisan dan petunjuk bagi para bhikkhuni
Sejarah Sanghasamaya I di Rajagaha
Sejarah Sanghasamaya II di Vesali
16. Parivara
Ringkasan dan penggolongan
aturan-aturan.
Aturan-aturan dalam Suttavibhanga
dan Khandhaka disertai cerita
mengenai terjadinya aturan itu.
17. Sutta Pitaka
Sutta Pitaka
Digha Nikaya
(Kumpulan
Khotbah
Panjang)
Majjhima
Nikaya
(Kumpulan
Khotbah
Sedang)
Samyutta
Nikaya
(Kumpulan
Khotbah yang
Dikelompok-
Kan)
Anguttara
Nikaya
(Kumpulan
Khotbah
Menurut
Angka)
Khuddaka
Nikaya
(Kumpulan
Buku-buku
Kecil)
18. Digha Nikaya
Terdiri dari 34 sutta yang
dikelompokkan menjadi 3 vagga,
yaitu:
• Silakandha vagga (13 sutta)
• Maha vagga (10 sutta)
• Patika vagga (11 sutta)
19. Majjhima Nikaya
Terdiri dari 152 sutta yang terbagi dalam 15 vagga dan
dikelompokkan menjadi 3 pannasa (rangkaian limapuluh),
yaitu:
Mulapannasapali
(50 khotbah bagian awal & dikelompokkan dalam 5 vagga)
Majjhimapannasapali
(50 khotbah bagian tengah & dikelompokkan dalam 5 vagga)
Uparipannasapali
(52 khotbah bagian terakhir & dikelompokkan dalam 5
vagga)
20. Samyutta Nikaya
Terdiri dari 2.889 sutta yang terbagi
dalam 56 samyutta dan dikelompokkan
menjadi 5 vagga, yaitu:
Sagatha Vagga, memuat 11 samyutta
Nidana Vagga, memuat 10 samyutta
Khandha Vagga, memuat 13 samyutta
Salayatana Vagga, memuat 10 samyutta
Maha Vagga, memuat 12 samyutta
21. Anguttara Nikaya
Berisi 2344 sutta yang terbagi dalam 11
kelompok yang diklasifikasikan (nipata), yaitu:
o Ekaka Nipata (kelompok satu)
o Duka Nipata (kelompok dua)
o Tika Nipata (kelompok tiga)
o Catukka Nipata (kelompok empat)
o Pancaka Nipata (kelompok lima)
o Chakka Nipata (kelompok enam)
o Sattaka Nipata (kelompok tujuh)
o Atthaka Nipata (kelompok delapan)
o Navaka Nipata (kelompok sembilan)
o Dasaka Nipata (kelompok sepuluh)
o Ekadasaka Nipata (kelompok sebelas)
22. Khuddaka Nikaya
Terdiri dari 15 kitab, yaitu:
1. Khuddaka patha, yang terdiri dari:
Saranattaya
Dasasikkhapada
Dvattimsakara
Kumarapanha
Mangala Sutta
Ratana Sutta
Tirokudda Sutta
Nidhikanda Sutta
Metta Sutta
23. Khuddaka Nikaya
2. Dhammapada, terdiri dari 423 bait dalam 26
vagga
3. Udana, kumpulan dari 80 udana dalam 8 vagga
4. Itivuttaka, kumpulan 112 sutta pendek dalam 4
nipata yang masing-masing disertai syair.
5. Sutta Nipata, kumpulan 71 sutta dalam 5 vagga.
6. Vimanavatthu, cerita-cerita mengenai rumah di
surga yang merupakan 85 syair dalam 7 vagga
mengenai sebab/pahala dan bertumimbal lahir di
alam-alam surga.
24. Khuddaka Nikaya
7. Petavatthu, terdiri dari 51 syair dalam 4 vagga
mengenai tumimbal lahir sebagai peta karena
perbuatan-perbuatan tercela.
8. Theragatha, syair tentang para bhikkhu senior (thera)
yang berisi 1.279 gatha dalam 107 syair.
9. Therigatha, syair tentang para bhikkhuni senior (their)
yang berisi 522 gatha dalam 73 syair.
10. Jataka, merupakan kumpulan cerita kehidupan
lampau Buddha Gotama yang terdiri dari 547 kisah.
11. Nidesa, terdiri dari 2 bagian, yaitu:
Mahaniddesa, sebuah ulasan mengenai Atthakavagga dari
Sutta Nipata
Culaniddesa, sebuah ulasan mengenai Parayanavagga dan
Khaggavisana Sutta dari Sutta Nipaya