SlideShare a Scribd company logo
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia yang terbilang masih labil ini terus berupaya mencari
jati diri dan mencari pola tentang sistem penilaian dan standarisasi mutu pendidikan.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui Kemendiknas dalam rangka mendidik
anak bangsa dari ketertinggalan dan kebodohan. Salah satu upaya yang sudah dilakukan
antara lain dengan memberlakukan kurikulum yang berubah dari satu periode ke periode
yang lainnya.
Telah kita ketahui bersama bahwa budaya mencontek di kalangan pelajar sudah hal
yang wajar bahkan seolah-olah sudah menjadi tradisi. Bahkan ketika Ujian Nasional pun
tradisi contek-mencontek tidak penah ditinggalkan. Dengan alasan standar kelulusan
semakin tinggi sehingga perbuatan contek-mencontek di halalkan. Mencontek sering kali
diartikan sebagai bentuk solidaritas. Tapi solidaritas ini sering disalahartikan yaitu
bagaimana kita membantu teman, baik dalam hal positif maupun negatif. Jika solidaritas
diartikan sebagai solidaritas yang positif maka akan berdampak poositif juga, yaitu semakin
eratnya rasa persatuan. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan memberikan contekan
kepada teman tentu saja ini akan menyimpang arti dari solidaritas yang sebenarnya.
Biasanya mereka beranggapan jika tidak memberikan contekan maka akan di anggap pelit
dan tidak mempunyai teman. Hal ini yang membuat kita serba salah sehingga kita tetap
mencontek meskipun kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang salah.
Sadar atau tidak menyontek dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek
maupun jangka panjang, baik bagi penyontek maupun yang dicontek Bila seorang siswa
terbiasa mencontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk dirinya. Beberapa
karakter yang dapat dihasilkan dari kegiatan mencontek antara lain mengambil milik orang
lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras. Bisa dipastikan,
saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku mencontek mulai
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk,
pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
2
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan kita akan lebih paham akan makna
pendidikan yang sebenarnya sehingga kita tidak akan mernyalahgunakan dari pendidikan itu
sendiri. Dengan ditulisnya makalah ini kita akan mengetahui apa saja bahaya yang
ditimbulkan dari kebiasaan mencontek itu. Sehingga kita akan menghindari bahkan
meninggalkan kebiasaan buruk ini.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan yang ada di negara-negara berkembang pada umumnya memang
merupakan gambaran dari kondisi sosial ekonomi serta politik bangsanya. Persoalan dunia
pendidikan pada negara-negara dunia ketiga, sepertinya statis dari waktu ke waktu.
Demikian halnya yang terjadi di Indonesia persoalan pendidikan belum beranjak menuju
perubahan yang cukup signifikan. Orientasi pendidikan tetap menjadi perdebatan klasik dan
selalu dipertanyakan bahwa pendidikan di Indonesia sedang mengalami involusi.
Di Indonesia yang bergulat dalam bidang pendidikan bukan makin cerdas, berwawasan
luas, berdedikasi, kreatif, jujur dan adil atau kerja tinggi. Pendidikan di Indonesia dalam
waktu yang lama mengalami kemunduran. Banyak faktor yang berkait dan saling
berimplikasi antara yang satu dengan lainnya seperti mahalnya biaya pendidikan, disiplin
kerja, kakunya aparatur penyelenggara pendidikan, serta akar budaya bangsa. Pemerintah
melalui Program Pembangunan Nasional diupayakan akan segera terwujud peningkatan
kuantitas maupun kualitas pendidikan. Bila keadaan ini terus dibiarkan, sangat
dimungkinkan berdampak akan menutup akses bagi golongan ekonomi lemah untuk dapat
mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia juga tidak dapat terlepas dari pengaruh
perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat.
Era pasar bebas merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia karena tidak menutup
kemungkinan membuat adanya peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari
mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global, setidaknya kebijakan
pendidikan nasional harus mengedepankan dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik
secara akademik maupun non-akademik.
Salah satu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidkan dan kualitas
lulusan sekolah ialah dengan cara meningkatkan standar kelulusan baik nilai rata-rata
maupun nilai ketuntasan minimal. Tapi hal ini menjadi sebuah beban bagi sebagian siswa.
Bahkan mereka cenderung melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai baik termasuk
melakukan berbagai kecurangan seperti mencontek. Bukan hanya dari pihak murid sendiri
4
yang melakukan aksi ini, bahkan baik dari pihak orangtua maupun guru ikut terlibat dalam
aksi kecurangan ini. Dengan alasan tidak ingin kena malu mereka juga melakukan berbagai
cara untuk membantu para murid atau anaknya padahal mereka tahu apa yang mereka
lakukan ini adalah perbuatan yang salah. Bahkan ketika Ujian Nasional berlangsung tidak
jarang ada orang tua yang rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membayar sejumlah
oknum untuk memberikan jawaban Ujian Nasional agar anak mereka dapat lulus dengan
nilai yang baik.
2.2 Definisi Mencontek
Mencontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan
dengan kehidupan sekolah khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha mencontek
dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, tapi tidak jarang usaha tersebut telah
dimulai sejak ujian dimulai. Walaupun kata mencontek telah dikenal sejak lama namun
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung.
Kata mencontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru
tulisan pekerjaan orang lain. Dalam kamus modern bahasa Indonesia istilah mencontek
memiliki pengertian yang hampir sama yaitu meniru hasil pekerjaan orang lain.
Ada berbagai macam definisi tentang mencontek,yaitu:
1. Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah mencontoh, meniru,
atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
2. Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata mencontek sama dengan cheating.
Beliau mengutip pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan
yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu
mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Sedang
menurut Deighton (1971), cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak fair (tidak jujur).
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mencontek adalah suatu
perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk
mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran.
2.3 Kategori Mencontek
5
Pada dasarnya mencontek dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu mencontek
dengan usaha sendiri dengan membuka buku catatan atau membuat berbagai catatan kecil
yang ditulis di tangan atau di tempat lain yang dianggap aman. Bagian yang kedua yaitu
dengan meminta bantuan teman. Misalnya dengan meniru jawaban dari teman atau dengan
berkompromi menggunakan berbagai macam kode tertentu.
2.4 Tinjauan Psikologi Tentang mencontek
Orang menyontek disebabkan oleh faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu
psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa
yang orang-orang bayangkan dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya anggapan
bahwa, "saya adalah orang pintar". Anggapan itu akan memunculkan kompenen afektif yang
disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan
dengan lingkungan di luar pribadinya.
Fungsi psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interpenden dan
berlangsung secara terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan.
Dalam hal ini, faktor penentu tingkah laku internal keyakinan dan harapan, serta faktor
penentu eksternal hadiah dan hukuman merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling
berinteraksi. Proses interaksi yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu
atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi.
Pada saat dorongan tingkah laku mencontek terjadilah proses atensi, yaitu muncul
ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai
jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap
stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk
mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek baik
secara maya maupun nyata.
Mencontek atau cheating bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi
underpressure atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari
pada potensi yang dimiliki. Semakin besar harapan atau semakin tinggi prestasi yang
diinginkan dan semakin kecil potensi yang dimiliki maka semakin besar hasrat dan
kemungkinan untuk melakukan tindakan mencontek. Dalam hal seperti itu maka, perilaku
mencontek tinggal menunggu kesempatan atau peluang saja. Seperti kita lihat iklan di
6
televisi mengatakan tentang teori kriminal bahwa kejahatan akan terjadi apabila bertemu
antara niat dan kesempatan.
Pertimbangan-pertimbangan yang sering digunakan adalah nilai-nilai agama yang
akan memunculkan perasaan bersalah dan perasaan berdosa, kepuasan diri terhadap prestasi
akademik yang dimiliki, dan juga karena sistem pengawasan ujian, kondusif atau tidak untuk
mencontek. Masalah kepuasan prestasi akademik juga akan menjadi sebuah konsekuensi
yang mungkin menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mencontek. Bila ia mencontek,
maka ia menjadi tidak puas dengan hasil yang diperolehnya.
Menurut Yesmil Anwar (dalam Rakasiwi, 2007) mengatakan, sebenarnya nilai hanya
menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena
pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan.
Yesmil Anwar mengungkapkan, bahwa menyontek telanjur dianggap sepele oleh
masyarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk
masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali saja
jarum itu rusak bahkan mesin motor pun mati.
2.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Siswa Mencontek Ketika Ujian
a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada hasil studi berupa angka dan nilai
yang diperoleh siswa dalam test formatif atau sumatif.
b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam
kehidupan siswa.
c. Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai
mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
d. Anak remaja lebih sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi
mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman- teman
sekelasnya.
e. Kurang mengerti arti dari pendidikan.
f. Adanya kesempatan atau pengawasan tidak ketat.
g. Takut gagal karena yang bersangkutan merasa belum siap menghadapi ujian dan dia
tidak ingin mengulang.
h. Tidak percaya diri sehingga tidak yakin pada jawabanya sendiri.
7
2.6 Dampak dari Perbuatan Mencontek
Dampak yang timbul dari praktek mencontek yang secara terus menerus dilakukan
akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka yaitu
peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan
menjadi kandidat koruptor.
Selain itu kebiasaan mencontek juga akan mengakibatkan seseorang itu tidak mau
berusaha sendiri dan selalu mengandalkan orang lain. Sehingga siswa tersebut tidak mau
mempergunakan otaknya sendiri dan tentu saja akan muncul generasi-generasi yang bodoh
dan tidak jujur. Bahkan yang lebih parah lagi pendidikan tidak akan maju.
2.7 Cara Mengatasi Kebisaan Mencontek
Kita sebagai calon pendidik tentunya memiliki tugas yang berat dalam upaya
mengatasi kebiasaan mencontek di kalangan pelajar. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan
sebagai calon guru ialah memberikan motivasi pada siswa yang mencontek pada saat
ulangan agar siswa dapat bersikap jujur dalam menghadapi ulangan dan menanamkan rasa
percaya diri pada setiap siswa.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mencontek bukanlah salah satu bentuk solidaritas tapi justru mencontek itu adalah
bentuk dari kecurangan. Mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur,
curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau
ujian pada setiap mata pelajaran. Banyak hal yang menyebakan siswa itu berani mencontek,
baik itu dari dorongan diri sendiri maupun orang lain.
Mencontek memberikan dampak yang buruk bagi siswa, karena dengan mencontek
siswa cenderung tidak percaya diri dan hanya mengandalkan orang lain. Selain itu kebiasaan
mencontek juga menjadikan seorang siswa itu menjadi pribadi yang tidak jujur. Salah satu
cara yang efektif untuk mencegah tindakan mencotek ialah dengan cara memberikan tes
lisan.
3.2 Kritik dan Saran
Tidak munafik jika kebiasaan mencontek sulit untuk dihilangkan. Bahkan penulis
sendiri sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan mencontek ini. Namun kita tidak boleh
hanya menyerah dengan kebiasaan buruk ini, tapi kita harus tetap berusaha menjadi manusia
yang lebih baik. Jika kita memang benar-benar sulit menghilangkan kebiasaan ini, tapi
paling tidak kita dapat meminimalisir kebiasaan mencontek ini. Bukan hal yang mustahil
kebiasaan ini untuk dihilangkan, jika tekad dan niat kita sungguh-sungguh maka tidak
mungkin jika tidak dapat meninggalkan kebiasaan ini.
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai seorang pendidik untuk menghilangkan
kebiasaan mencontek ini. Misalnya saja dengan memberikan motivasi pada para peserta
didik kita, sehingga mereka dapat menjadi anak yang jujur dan percaya diri sehingga mereka
dapat yakin dengan mereka sendiri. Memberikan tes lisan juga merupakan cara yang efektif,
karena dengan lisan ini akan meminimalisir berbagai tindakan kecurangan. Adanya
kesepakatan dan kerjasama dari berbagai pihak juga sangat penting, karena jika hanya satu
pihak saja yang mendukung tapi pihak lain bertentangan maka tidak akan muncul
kesepakatan. Dan tentunya juga harus didukung dengan kejujuran dari semua pihak
9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Alhadza, Abdullah. 2004. Masalah menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan.
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal
Megawangi, Ratna. 2005. Indonesia Merdeka Manusia Indonesia Merdeka?.
http://www.suarapembaruan.com
Poedjinoegroho, Baskoro. 2006. Biasa Mencontek Melahirkan Koruptor.
http://ilman05.blogspot.com
Suparno, Paul. 2000. Sekolah Memasung Kebebasan Berfikir Siswa.
https://www.kompas.com/kompas
Vegawati, Dian. 2004. Perilaku Mencontek di Kalangan Mahasiswa. http://www.pikiran-
rakyat.com.
10

More Related Content

What's hot

Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiArtikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Iswi Haniffah
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasional
dayurikaperdana19
 
Logika (logic)
Logika (logic)Logika (logic)
Logika (logic)
Tenia Wahyuningrum
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa IndonesiaMakalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Semarang
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Alfan Fatoni
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hariDinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Widiastutiwiwi
 
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam IalamMenyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
خليفة السعدية السعدية
 
Contoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan BahasaContoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan Bahasa
Deewani P Sumbadra
 
Makalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 aMakalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 a
risda11
 
Teks Eksplanasi
Teks EksplanasiTeks Eksplanasi
Teks Eksplanasi
NSS Slide
 
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiahPengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
tarmizitaher
 
Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (
Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (
Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (Bayu Chandra Pamungkas
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
PutriAgilya
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
tiharum
 
Komponen kurikulum smk appg
Komponen kurikulum smk appgKomponen kurikulum smk appg
Komponen kurikulum smk appg
Kriezwantoro Padukajiwa
 
Makalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdmMakalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdm
DianUndari
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
natal kristiono
 
Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebas
Dwi Wati
 
IMTAQ dan IPTEK
IMTAQ dan IPTEKIMTAQ dan IPTEK
IMTAQ dan IPTEK
Mailendra Hatake
 

What's hot (20)

Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiArtikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasional
 
Logika (logic)
Logika (logic)Logika (logic)
Logika (logic)
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa IndonesiaMakalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hariDinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam IalamMenyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
 
Contoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan BahasaContoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan Bahasa
 
Makalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 aMakalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 a
 
Teks Eksplanasi
Teks EksplanasiTeks Eksplanasi
Teks Eksplanasi
 
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiahPengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
 
Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (
Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (
Pendidikan sejarah perjuangan persatuan guru republik indonesia (
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
 
Komponen kurikulum smk appg
Komponen kurikulum smk appgKomponen kurikulum smk appg
Komponen kurikulum smk appg
 
Makalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdmMakalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 1 7 dian undari (11150216) 7 n-msdm
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
 
Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebas
 
IMTAQ dan IPTEK
IMTAQ dan IPTEKIMTAQ dan IPTEK
IMTAQ dan IPTEK
 

Similar to Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswaPentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Linda Rosita
 
kak
kakkak
PAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdf
PAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdfPAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdf
PAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdf
LiraAgustriani
 
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014
ekho109
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
Pengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremajaPengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremaja
Septian Muna Barakati
 
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhiPerilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Nia Kurniati
 
Tugas word asan
Tugas word asanTugas word asan
Tugas word asan
hasanputra
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemmasriyah91
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
TeukuMahawira
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
Ciptanursarill Gudangkaos
 
PELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdf
PELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdfPELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdf
PELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdf
bambangheroesoerjant
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
ImanSetiawan26
 
Aliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3AAliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3A
Fennipratiwi95
 
Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6
Fennipratiwi95
 
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
anis_mh
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaHilman Latief
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaAndy Nostalgither's
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
Operator Warnet Vast Raha
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
DidikSusetiyanto
 

Similar to Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar (20)

Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswaPentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
Pentingya pendidikan karakter dengan menanamkan nilai nilai moral pada siswa
 
kak
kakkak
kak
 
PAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdf
PAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdfPAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdf
PAPER KWN, UAS, VERONIKA YUNI S. 152863.pdf
 
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 14.4.2014-9.4.2014
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
 
Pengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremajaPengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremaja
 
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhiPerilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
 
Tugas word asan
Tugas word asanTugas word asan
Tugas word asan
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 
PELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdf
PELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdfPELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdf
PELAKSANAAN MPLS DENGAN Materi-MPLS-PENDIDIKAN-karakter.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
 
Aliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3AAliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3A
 
Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6
 
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
 

More from Wayan Permadi

Presentasi produk dettol
Presentasi produk dettolPresentasi produk dettol
Presentasi produk dettol
Wayan Permadi
 
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA pptPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
Wayan Permadi
 
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYAPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
Wayan Permadi
 
Peran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hinduPeran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Wayan Permadi
 
Morfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptMorfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya ppt
Wayan Permadi
 
Praktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster IPraktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster IWayan Permadi
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
Wayan Permadi
 

More from Wayan Permadi (10)

Presentasi produk dettol
Presentasi produk dettolPresentasi produk dettol
Presentasi produk dettol
 
Tes kebugaran
Tes kebugaranTes kebugaran
Tes kebugaran
 
Tugas TIK (ICO)
Tugas TIK (ICO)Tugas TIK (ICO)
Tugas TIK (ICO)
 
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA pptPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
 
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYAPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
 
Peran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hinduPeran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hindu
 
Morfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptMorfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya ppt
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Praktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster IPraktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster I
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 

Recently uploaded

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 

Recently uploaded (20)

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 

Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

  • 2. 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia yang terbilang masih labil ini terus berupaya mencari jati diri dan mencari pola tentang sistem penilaian dan standarisasi mutu pendidikan. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui Kemendiknas dalam rangka mendidik anak bangsa dari ketertinggalan dan kebodohan. Salah satu upaya yang sudah dilakukan antara lain dengan memberlakukan kurikulum yang berubah dari satu periode ke periode yang lainnya. Telah kita ketahui bersama bahwa budaya mencontek di kalangan pelajar sudah hal yang wajar bahkan seolah-olah sudah menjadi tradisi. Bahkan ketika Ujian Nasional pun tradisi contek-mencontek tidak penah ditinggalkan. Dengan alasan standar kelulusan semakin tinggi sehingga perbuatan contek-mencontek di halalkan. Mencontek sering kali diartikan sebagai bentuk solidaritas. Tapi solidaritas ini sering disalahartikan yaitu bagaimana kita membantu teman, baik dalam hal positif maupun negatif. Jika solidaritas diartikan sebagai solidaritas yang positif maka akan berdampak poositif juga, yaitu semakin eratnya rasa persatuan. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan memberikan contekan kepada teman tentu saja ini akan menyimpang arti dari solidaritas yang sebenarnya. Biasanya mereka beranggapan jika tidak memberikan contekan maka akan di anggap pelit dan tidak mempunyai teman. Hal ini yang membuat kita serba salah sehingga kita tetap mencontek meskipun kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang salah. Sadar atau tidak menyontek dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik bagi penyontek maupun yang dicontek Bila seorang siswa terbiasa mencontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk dirinya. Beberapa karakter yang dapat dihasilkan dari kegiatan mencontek antara lain mengambil milik orang lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras. Bisa dipastikan, saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku mencontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah 2
  • 3. Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan kita akan lebih paham akan makna pendidikan yang sebenarnya sehingga kita tidak akan mernyalahgunakan dari pendidikan itu sendiri. Dengan ditulisnya makalah ini kita akan mengetahui apa saja bahaya yang ditimbulkan dari kebiasaan mencontek itu. Sehingga kita akan menghindari bahkan meninggalkan kebiasaan buruk ini. BAB II 3
  • 4. PEMBAHASAN 2.1 Gambaran Pendidikan di Indonesia Sistem pendidikan yang ada di negara-negara berkembang pada umumnya memang merupakan gambaran dari kondisi sosial ekonomi serta politik bangsanya. Persoalan dunia pendidikan pada negara-negara dunia ketiga, sepertinya statis dari waktu ke waktu. Demikian halnya yang terjadi di Indonesia persoalan pendidikan belum beranjak menuju perubahan yang cukup signifikan. Orientasi pendidikan tetap menjadi perdebatan klasik dan selalu dipertanyakan bahwa pendidikan di Indonesia sedang mengalami involusi. Di Indonesia yang bergulat dalam bidang pendidikan bukan makin cerdas, berwawasan luas, berdedikasi, kreatif, jujur dan adil atau kerja tinggi. Pendidikan di Indonesia dalam waktu yang lama mengalami kemunduran. Banyak faktor yang berkait dan saling berimplikasi antara yang satu dengan lainnya seperti mahalnya biaya pendidikan, disiplin kerja, kakunya aparatur penyelenggara pendidikan, serta akar budaya bangsa. Pemerintah melalui Program Pembangunan Nasional diupayakan akan segera terwujud peningkatan kuantitas maupun kualitas pendidikan. Bila keadaan ini terus dibiarkan, sangat dimungkinkan berdampak akan menutup akses bagi golongan ekonomi lemah untuk dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia juga tidak dapat terlepas dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Era pasar bebas merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia karena tidak menutup kemungkinan membuat adanya peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global, setidaknya kebijakan pendidikan nasional harus mengedepankan dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik secara akademik maupun non-akademik. Salah satu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidkan dan kualitas lulusan sekolah ialah dengan cara meningkatkan standar kelulusan baik nilai rata-rata maupun nilai ketuntasan minimal. Tapi hal ini menjadi sebuah beban bagi sebagian siswa. Bahkan mereka cenderung melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai baik termasuk melakukan berbagai kecurangan seperti mencontek. Bukan hanya dari pihak murid sendiri 4
  • 5. yang melakukan aksi ini, bahkan baik dari pihak orangtua maupun guru ikut terlibat dalam aksi kecurangan ini. Dengan alasan tidak ingin kena malu mereka juga melakukan berbagai cara untuk membantu para murid atau anaknya padahal mereka tahu apa yang mereka lakukan ini adalah perbuatan yang salah. Bahkan ketika Ujian Nasional berlangsung tidak jarang ada orang tua yang rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membayar sejumlah oknum untuk memberikan jawaban Ujian Nasional agar anak mereka dapat lulus dengan nilai yang baik. 2.2 Definisi Mencontek Mencontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha mencontek dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, tapi tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai. Walaupun kata mencontek telah dikenal sejak lama namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung. Kata mencontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru tulisan pekerjaan orang lain. Dalam kamus modern bahasa Indonesia istilah mencontek memiliki pengertian yang hampir sama yaitu meniru hasil pekerjaan orang lain. Ada berbagai macam definisi tentang mencontek,yaitu: 1. Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. 2. Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata mencontek sama dengan cheating. Beliau mengutip pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Sedang menurut Deighton (1971), cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak fair (tidak jujur). Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran. 2.3 Kategori Mencontek 5
  • 6. Pada dasarnya mencontek dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu mencontek dengan usaha sendiri dengan membuka buku catatan atau membuat berbagai catatan kecil yang ditulis di tangan atau di tempat lain yang dianggap aman. Bagian yang kedua yaitu dengan meminta bantuan teman. Misalnya dengan meniru jawaban dari teman atau dengan berkompromi menggunakan berbagai macam kode tertentu. 2.4 Tinjauan Psikologi Tentang mencontek Orang menyontek disebabkan oleh faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-orang bayangkan dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya anggapan bahwa, "saya adalah orang pintar". Anggapan itu akan memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Fungsi psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interpenden dan berlangsung secara terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan. Dalam hal ini, faktor penentu tingkah laku internal keyakinan dan harapan, serta faktor penentu eksternal hadiah dan hukuman merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling berinteraksi. Proses interaksi yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi. Pada saat dorongan tingkah laku mencontek terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek baik secara maya maupun nyata. Mencontek atau cheating bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada potensi yang dimiliki. Semakin besar harapan atau semakin tinggi prestasi yang diinginkan dan semakin kecil potensi yang dimiliki maka semakin besar hasrat dan kemungkinan untuk melakukan tindakan mencontek. Dalam hal seperti itu maka, perilaku mencontek tinggal menunggu kesempatan atau peluang saja. Seperti kita lihat iklan di 6
  • 7. televisi mengatakan tentang teori kriminal bahwa kejahatan akan terjadi apabila bertemu antara niat dan kesempatan. Pertimbangan-pertimbangan yang sering digunakan adalah nilai-nilai agama yang akan memunculkan perasaan bersalah dan perasaan berdosa, kepuasan diri terhadap prestasi akademik yang dimiliki, dan juga karena sistem pengawasan ujian, kondusif atau tidak untuk mencontek. Masalah kepuasan prestasi akademik juga akan menjadi sebuah konsekuensi yang mungkin menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mencontek. Bila ia mencontek, maka ia menjadi tidak puas dengan hasil yang diperolehnya. Menurut Yesmil Anwar (dalam Rakasiwi, 2007) mengatakan, sebenarnya nilai hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan. Yesmil Anwar mengungkapkan, bahwa menyontek telanjur dianggap sepele oleh masyarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali saja jarum itu rusak bahkan mesin motor pun mati. 2.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Siswa Mencontek Ketika Ujian a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada hasil studi berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam test formatif atau sumatif. b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa. c. Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab. d. Anak remaja lebih sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman- teman sekelasnya. e. Kurang mengerti arti dari pendidikan. f. Adanya kesempatan atau pengawasan tidak ketat. g. Takut gagal karena yang bersangkutan merasa belum siap menghadapi ujian dan dia tidak ingin mengulang. h. Tidak percaya diri sehingga tidak yakin pada jawabanya sendiri. 7
  • 8. 2.6 Dampak dari Perbuatan Mencontek Dampak yang timbul dari praktek mencontek yang secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka yaitu peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptor. Selain itu kebiasaan mencontek juga akan mengakibatkan seseorang itu tidak mau berusaha sendiri dan selalu mengandalkan orang lain. Sehingga siswa tersebut tidak mau mempergunakan otaknya sendiri dan tentu saja akan muncul generasi-generasi yang bodoh dan tidak jujur. Bahkan yang lebih parah lagi pendidikan tidak akan maju. 2.7 Cara Mengatasi Kebisaan Mencontek Kita sebagai calon pendidik tentunya memiliki tugas yang berat dalam upaya mengatasi kebiasaan mencontek di kalangan pelajar. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan sebagai calon guru ialah memberikan motivasi pada siswa yang mencontek pada saat ulangan agar siswa dapat bersikap jujur dalam menghadapi ulangan dan menanamkan rasa percaya diri pada setiap siswa. 8
  • 9. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Mencontek bukanlah salah satu bentuk solidaritas tapi justru mencontek itu adalah bentuk dari kecurangan. Mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran. Banyak hal yang menyebakan siswa itu berani mencontek, baik itu dari dorongan diri sendiri maupun orang lain. Mencontek memberikan dampak yang buruk bagi siswa, karena dengan mencontek siswa cenderung tidak percaya diri dan hanya mengandalkan orang lain. Selain itu kebiasaan mencontek juga menjadikan seorang siswa itu menjadi pribadi yang tidak jujur. Salah satu cara yang efektif untuk mencegah tindakan mencotek ialah dengan cara memberikan tes lisan. 3.2 Kritik dan Saran Tidak munafik jika kebiasaan mencontek sulit untuk dihilangkan. Bahkan penulis sendiri sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan mencontek ini. Namun kita tidak boleh hanya menyerah dengan kebiasaan buruk ini, tapi kita harus tetap berusaha menjadi manusia yang lebih baik. Jika kita memang benar-benar sulit menghilangkan kebiasaan ini, tapi paling tidak kita dapat meminimalisir kebiasaan mencontek ini. Bukan hal yang mustahil kebiasaan ini untuk dihilangkan, jika tekad dan niat kita sungguh-sungguh maka tidak mungkin jika tidak dapat meninggalkan kebiasaan ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai seorang pendidik untuk menghilangkan kebiasaan mencontek ini. Misalnya saja dengan memberikan motivasi pada para peserta didik kita, sehingga mereka dapat menjadi anak yang jujur dan percaya diri sehingga mereka dapat yakin dengan mereka sendiri. Memberikan tes lisan juga merupakan cara yang efektif, karena dengan lisan ini akan meminimalisir berbagai tindakan kecurangan. Adanya kesepakatan dan kerjasama dari berbagai pihak juga sangat penting, karena jika hanya satu pihak saja yang mendukung tapi pihak lain bertentangan maka tidak akan muncul kesepakatan. Dan tentunya juga harus didukung dengan kejujuran dari semua pihak 9
  • 10. BAB IV DAFTAR PUSTAKA Alhadza, Abdullah. 2004. Masalah menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal Megawangi, Ratna. 2005. Indonesia Merdeka Manusia Indonesia Merdeka?. http://www.suarapembaruan.com Poedjinoegroho, Baskoro. 2006. Biasa Mencontek Melahirkan Koruptor. http://ilman05.blogspot.com Suparno, Paul. 2000. Sekolah Memasung Kebebasan Berfikir Siswa. https://www.kompas.com/kompas Vegawati, Dian. 2004. Perilaku Mencontek di Kalangan Mahasiswa. http://www.pikiran- rakyat.com. 10