SlideShare a Scribd company logo
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021
Daftar Isi
Tajuk Utama
- 	 Satu Pohon, Satu Rumah Untuk
	 Keseimbangan Lingkungan	 2
-	 Kelola Ekonomi Keluarga Menutup
Kran Pengeluaran	 3
-	 Prinsip Pengurangan dan
	 Penanganan Sampah RT	4
Advokasi
-	 Meneguhkan Semangat Pemenuhan
Ham Dan Pemberantasan Korupsi
	 di Pedesaan	 5
	
Pertanian
-	 Optimalisasi Organik, Mengurangi
Ketergantungan Kimia	 6
Kesehatan Alternatif
-	 Toga & Pentingnya Peran Pemdes	 7
Profil
-	 Bermanfaat Bagi Ketahanan
	Keluarga	 8
1
Edisi 43 / Nopember 2020 - Januari 2021
Untuk Kalangan Terbatas
bitranet
newsletter
	 Pekarangan Rumah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
sumber pendapatan bagi mereka yang paham. Bagaimana menjadikan
pekarangan rumah sebagai tanaman hiasan maupun tanaman obat-
obatan serta sayuran yang akan menjadi sumber pendapatan mereka
yang menguntungkan. Juga bisa mengurangi pengeluaran yang secara
rutin. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai
manfaat seperti sebagai sumber pangan, penghasil oksigen, tempat
resapan air dari hujan yg turun di waktu tertentu. Pekarangan rumah
bukan hanya sebagai sekedar hiasan saja tapi lebih dari itu, manfaatnya
sangat terasa jika kita mau dan belajar untuk mengelolanya.
	 Pekarangan merupakan suatu lahan yang berada disekitar
rumah, karena itu dalam pemanfaatannya pekarangan tidak hanya
mempertimbangkah hasilnya saja, melainkan lebih dari itu yakni,
aspek keindahan dan kenyamanan. Maka dari itu, pentingnya penataan
pekarangan rumah yang berbasis lingkungan dan kedaulatan yang
dimaknai sebagai perencanaan yang datang dari penataan yang kita
inginkan secara bebas. Selain itu, jika lahan kita memiliki memiliki luas
yang cukup mumpuni. Kita juga bisa melakukan usaha tani di pekarangan
rumah dengan biaya yang lebih murah. Karena limbah yang dihasilkan
dari rumah dapat di daur ulang untuk kepentingan usaha tani. Selain
itu, pemanfaatan pekarangan rumah sangat memberikan dampak positif
untuk kehidupan masa depan, karena pemanfaatan pekarangan rumah
merupakan salah satu bentuk peduli terhadap lingkungan dan perubahan
iklim.
	 Kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah dapat menjadikan lahan
pekarangan yang dinilai tampak biasa saja, menjadi lebih berharga
dengan keuntungan yang diperoleh dari semua aspek tertentu.
Keuntungan bukan hanya soal berapa uang yang kita dapatkan, tetapi
lebih dari itu yakni berapa yang bisa kita kontribusikan untuk perubahan
iklim, sesama manusia, hewan sekitar dan tentu keseimbangan alam ini.
ESENSI PEKARANGAN RUMAH INDAH DAN BERMANFAAT
HIV/AIDS Jauhi Penyakitnya,
Bukan Orangnya
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021
2
Tajuk Utama
Jurnalis BITRANET dalam melaksanakan
tugasnya tidak dibenarkan menerima
amplop atau imbalan apapun. Bagi
masyarakat yang melihat dan dirugikan,
silakan menghubungi redaksi dan
menggunakan hak jawabnya.
Satu Pohon, Satu Rumah Untuk Keseimbangan Lingkungan
	 POHON merupakan sebuah pe-
nopang di lingkungan rumah yang
mampu memberikan banyak man-
faat yang sangat berharga di ke-
hidupan masyarakat. Oleh karena
itu, menjaga lingkungan tetap asri
merupakan kewajiban setiap insan
yang ada di dunia ini, termasuk di-
dalamnya sebuah keluarga. Ten-
tunya, jika setiap rumah memiliki
satu pohon ini akan memberikan
suasana sejuk dan segar untuk dihi-
rup serta dirasakan oleh siapapun
tanpa terkecuali. Disamping itu, me-
nanam pohon sangat penting bagi
setiap rumah, karena rumah yang
menjadi istanamu akan tidak tera-
sa membosankan untuk dilihat dan
beristirahat. Karena seperti yang
kita ketahui, penanaman pohon be-
rarti membuka ruang hidup yang
didalamnya terdapat oksigen yang
segar untuk udara yang sehat.
	 Penanaman pohon sangat pen-
ting bagi setiap rumah dimulai dari
pohon yang berukuran kecil hingga
besar tergantung bagaimana ben-
tuk rumah dan kondisi lingkungan
rumah yang ada disekitarnya. Tentu
saja itu menjadi faktor yang penting
karena kita harus bisa menyesuai-
kan antara kondisi iklim dengan je-
nis pohon yang akan ditanam. Maka
dari itu, menanam pohon peneduh
adalah salah satu alternatif yang
baik ditengah isu lingkungan yang
terus meninggi dikarenakan pema-
nasan global yang mempengaruhi
setiap aspek kehidupan yang dija-
lani oleh masyarakat. Menanam po-
hon yang berbuah merupakan ide
yang cemerlang bagi setiap rumah,
karena kita akan mendapatkan
manfaat ganda dari penanaman po-
hon tersebut. Buah yang dihasilkan
bisa dikonsumsi untuk keperluan
pribadi ataupun juga bisa diolah
menjadi makanan, atau ramuan
obat.
	 Program penanaman pohon
yang paling terkenal sudah dica-
nangkan oleh pemerintah melalui
Program satu miliar pohon yang
sudah dimulai dari era Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sam-
pai era Presiden Jokowi. Satu sisi
pemerintah terus mendorong
masyarakat untuk melestarikan
lingkungan dengan kampanye beri-
bu dan berjuta pohon, tetapi disisi
lain undustri dan korporasi yang
mendapatkan izin maupun tidak te-
rus mengeksplorasi dan mengubah
alam menjadi kekumuhan dan me-
rusak ekosistem yang ada.
	 Ditengah situasi ini tentu kita
tidak boleh menyerah, kegiatan me-
nanam pohon sangat berguna un-
tuk menjernaihkan nalar pikir dan
kesesatan kita bertindak pada alam.
Mendorong kesadaran masyarakat
untuk menanam pohon adalah kun-
ci, akan tetapi menanam satu pohon
satu rumah adalah mencontohkan
dan mengurangi prubahan iklim
yang buruk sejak dini. Yang me-
nunggu desa atau daerah yang asri,
dimana masyarakat bisa lari pagi
tanpa emisi, dan menghirup udara
segar. Dimana masyarakat bisa me-
nikmati suara alami tanpa musik
yang menggelegar. Dimana masya-
rakat bisa berpose dengan bangga
karena keindangan lingkungannya.
(QA)
Penerbit: Yayasan BITRA
Indonesia Medan
Pimpinan Umum: Rusdiana
Pimpinan Redaksi: M. Ikhsan
Dewan Redaksi: Iswan Kaputra,
Aprianta. T. Reporter: Erika
Rosmawati, Berliana, Hawari, Q.
Azam, Misdi, Sudarmanto.
Fotografer: Anto Ungsi, Budi
Manajemen Pelaksana: H. Fachri
Sirkulasi: Ade, Haris.
Redaksi: Jl. Bahagia By Pass
No. 11/35 Medan - 20218
Telepon: 061-787 6408
Email: newsletterbitranet@
yahoo.com
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 3
	 Kondisi keuangan setiap ru-
mah tangga memang layak untuk
menjadi perhatian bagi siapapun,
karena apabila tidak pandai da-
lam pengelolaannya maka segala
kebutuhan pun tidak akan pernah
tercukupi karena minimnya penge-
tahuan bagaimana meminimalisir
pengeluaran ekonomi rumah tang-
ga. Mungkin berbagai cara telah
dilakukan dalam upaya memini-
malisir pengeluaran tersebut. Akan
tetapi, karena modernitas barang
dan jasa serta iming-iming dan ti-
puan dunia membuat kegilaan am-
bisi berbelanja tak bisa terelakkan.
Dalam siklus ini adalah faktor hati
dan pembedaan kebutuhan dan ke-
inginan. Keinginan sering berbasis
pada keirian dan updating barang
atau pelayanan, sehingga pertaru-
ngan antara kebutuhan dan keingi-
nan kadang tak bisa dibedakan dan
menjadi perdebatan sesama keluar-
ga.
	 Maka dari itu, jika kita salah
dalam mengambil langkah atau sa-
lah memahami cara pandang yang
demikian, produknya adalah per-
tengkaran didalam rumah tangga
dan berujung pada hal yang tidak
diinginkan. Disamping itu, faktor
lain yang menyebabkan seseorang
salah dalam mengambil langkah
yaitu ketika dia hanya memikirkan
keinginan pribadinya saja tanpa
berpikir membeli kebutuhan jang-
ka panjang dan manfaatnya sangat
signifikan bagi setiap rumah tangga.
	 Ditengah situasi saat ini, tentu
dan dapat diperkirakan penghasi-
lan akan tak sebanding dan penge-
luaran. Perhitungan demikian akan
membuat kita bertanya, mengapa
ditengah situasi ini kita masih bisa
hidup dan bertahan? Jawabannya
adalah kuasa sang pencipta. Jawa-
ban itu bukan semata untuk meng-
hilangkan narasi perdebatan dan
menemukan cara pengelolaan ke-
uangan keluarga yang lebih efektif.
Akan tetapi jawaban itu sebagai
kerangka dasar, apakah dengan per-
lakukan dan tindakan kita selama
ini sang pencipta akan terus mem-
berikan kuasanya untuk keseim-
bangan kehidupan. Menarik meng-
kaji ini, akan tetapi kita kembali ke
ikhwal awal, upaya dan usaha ada-
lah hal wajib yang harus dilakukan
jika ingin mengubah semua hal.
	 Dalam rumah tangga biasanya
yang memiliki peran penting dalam
pengelolaan keuangan adalah se-
orang ibu ataupun istri. Tentu saja
ini adalah tanggung jawab yang
besar dari setiap kepala rumah
tangga apalagi di masa krisis saat
harga-harga barang kebutuhan po-
kok melonjak dibutuhkan kedua
peran antara kepala keluarga dan
ibu rumah tangga sebagai pengelo-
la pengeluaran rumah tangga agar
dikelola dengan pengeluaran yang
sangat minim.
	 Seperti yang diketahui selama
masa pandemi COVID-19 ber-
langsung begitu banyak efek yang
dirasakan karena seiring dengan
kebijakan pemerintah mengenai
lockdown masyarakat sangat ter-
pukul karena mereka sangat susah
untuk mencari nafkah untuk kelu-
arga mereka. Maka dari itu, Pereko-
nomian indonesia pun mengalami
berbagai masalah sehingga
mengalami penurunan yang cukup
signifikan di segala aspek. Pemerin-
tah sudah mencoba beberapa kali
mengambil kebijakan untuk men-
gatasi hal ini dengan bantuan dana
yang diberikan kepada setiap kelu-
arga yang membutuhkan, tetapi hal
itu belum mampu mengembalikan
kondisi ekonomi keluarga secara
normal dikarenakan bantuan tidak
selamanya diberikan oleh pemerin-
tah.
	 Terlepas dari berbagai efek
demi efek yang dialami ekonomi ru-
mah tangga, kecerdikan mengelola
sumber dana yang ada dalam rumah
tangga menjadi bagian yang tak ter-
pisahkan. Mengurangi pengeluaran
dan meminimalisir segala jenis pen-
geluaran yang sia-sia adalah upaya
yang bisa dilakukan oleh semua
orang. Bukan berarti ini diartikan
hemat/pelit akan tetapi harus di se-
suaikan dengan tabulasi keinginan
dan kebutuhan. Perhitungan penge-
luaran sudah bisa kita mulai sejak
dini, kemudian kebutuhan dasar ke-
luarga sudah bisa kita putus dengan
mengelola pekarangan rumah, khu-
susnya yang di desa. Dengan begitu
hal yang bisa ditanam untuk apa
dibeli, hal yang membuat ketergan-
tungan dan merugikan untuk apa
ditekuni. Akhirnya kita harus men-
yadari Al-Isro; 26-27 yakni “Dan
janganlah kamu menghambur-ham-
burkan (hartamu) secara boros. Se-
sungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.”
(QA)
Kelola Ekonomi Keluarga Menutup Kran Pengeluaran
Tajuk Utama
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021
4
Tajuk Utama
	 Pemerintah sesungguhnya
telah mengeluarkan kebijakan sejak
lama terkait dengan isu pengelola-
an sampah, yakni dengan kebija-
kan Undang-Undang (UU) Nomor
18 tahun 2008 tentang Pengelola-
an Sampah. Pasca UU tersebut di
undangkan, pemerintah daerah
meresponnya dengan mengeluar-
kan kebijakan di daerah dengan
membuat Belum Peraturan Daerah
(Perda) di masing masing wilayah,
yang pada intinya bertujuan agar
sampah dapat dikendalikan dan
dikelola dengan baik. Salah satu
cara mengendalikan sampah ialah
melakukan pengelolaan sampah.
Maka dari itu, tindakan pengelolaan
sampah dilakukan terlebih dahulu
dari diri sendiri atau lingkungan
keluarga atau rumah tangga. Kare-
na dalam UU tersebut setidaknya
pengelolaan sampah terdiri dari 2
prinsip yakni pengurangan sampah
dan penanganan sampah.
	 Sampah yang merupakan seba-
gai barang yang memiliki nilai, tidak
seharusnya diperlakukan selalu
sebagai barang yang menjijikkan.
Karena sebenarnya sampah meru-
pakan bahan yang dapat dikelola
dan memberikan manfaat yang
signifikan di kalangan masyarakat.
Contohnya sampah rumah, pada
hakikatnya sampah dapat membe-
rikan nilai yang menguntungkan
bagi masyarakat tertentu jka mam-
pu mengelolannya dengan baik dan
mampu mengurangi tercemarnya
sampah di lingkungan masyarakat.
Bekas sayur mayur atau nasi bisa
langsung di berikan spada peliha-
raan rumah seperti ayam, ikan dan
hewanlainnya.Masalahnyakemudi-
an adalah kemauan dan konsistensi
dalam menerapkan rutinitas yang
demikian, oleh karena itu harus ada
dalam satu lingkungan masyarakat
satu orang yang benar-benar mem-
peraktikkan hal yang demikian.
	 Pengelolaan sampah rumah
tangga membutuhkan keterlibatan
pemerintah dalam kegiatan ope-
rasional persampahan ini, yang
meliputi beberapa tahap yang sa-
ngat penting dalam pelaksanaan-
nya. Arah kebijakan pemerintah
kedepan sebaiknya bukan sekedar
untuk menyiapkan lahan Tempan
Pembuangan Sampah Akhir (TPA).
Tapi ada hal lain yang sangat urgen
yakni penanganan melalui pendi-
dikan kreasi dalam memanfaatkan
Prinsip Pengurangan dan Penanganan Sampah RT
sampah menjadi barang yang berni-
lai. Hal yang demikian telah banyak
di praktikkan oleh kalangan masya-
rakat. Juga pemerintah daerah tidak
hanya melakukan kegiatan penga-
daan mobil sampah untuk pengang-
kutan, tapi hal yang mendasar yakni
bagaimana memberikan pendidi-
kan kesadaran pentingnya pengu-
rangan sampajh tersebut.
	 Oleh karena itu, agar kegiatan
pengelolaan sampah dapat terlak-
sana secara optimal diperlukan
adanya kebijakan yang partisipatif.
Pemerintah terbawah yakni desa
bia mengeluarkan kebijakan yang
berbasis pada budaya lokal masya-
rakat dan rutinitas pengurangan
dan penanganan sampah. Peliba-
tan tokoh masyarakat dan seluruh
perwakilan masyarakat lainnya
untuk mendukung program-prog-
ram pengelolaan sampah yang di-
rencanakan dari pemerintah desa.
Sembari itu, masyarakat dituntut
kesadaran, partisipasi, dan keakti-
fan dalam hal pengelolaan sampah
agar terwujudnya lingkungan yang
baik dan masa depan yang sehat
dan bersih untuk desa yang peduli
lingkungan. (QA)
foto :www.hipwee.com
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 5
	 Peringatan hari Hak Asasi
Manusia (HAM) dan Anti Korup-
si menjadi semakin penting un-
tuk di refleksikan, sebagai upaya
mengingat semangat dan peruba-
han dinamika sosial kemasyarakat
yang harus bersandar pada teggak-
nya HAM dan komitmen pemberan-
tasan korupsi. Hal ini tentu sudah
menjadi gambaran dan juga sebagai
inisiatif negara yang mau tak mau,
suka tak suka berkewajiban me-
menuhi, menegakkan, melindungi
dan menghormati HAM sebagai
kerangka dasar seluruh kebijakan
yang dikeluarkan. Begitu juga da-
lam upaya pemberantasan korupsi
di seluruh aspek pemerintahan.
	 UU 39 Tahun 1999 tentang HAM
dan UU No. 19 Tahun 2019 tentang
perubahan kedua UU No 30 Tahun
20002 tentang Komisi Pemberanta-
san Korupsi. Kedua UU ini menjadi
sangat penting untuk dijadikan se-
bagai landasan dalam mengukur
sejauhmana upaya negara dalam
melaksanakan mandat penegakkan
HAM dan pemberantasan korupsi
di Negara Kesatuan Republik Indo-
nesia (NKRI). Dalam perkemban-
gannya UU HAM belum mengalami
perubahan, padahal secara faktual
banyak hal yang masih menjadi
penting untuk dituangkan khusus-
nya pada persoalan pelanggaran
HAM masalu dan juga kewenangan
Komnas HAM yang dinilai belum se-
suai ekspektasi publik. Sedangkan
UU KPK sudah mengalami peruba-
han sebanyak 2 kali, perubahan ini
terus menjadi polemik, karena ba-
nyak kalangan menilai bahwa, peru-
bahan ini berpotensi mengarahkan
pada pengkerdilan kewenangan
KPK sebagai lembaga yang secara
peran dan fungsi mendapatkan du-
kungan publik yang ramai.
	 Walaupun secara subtansi, an-
tara HAM dan upaya pemberanta-
san Korupsi adalah satu upaya yang
terintegratif. Artinya keduanya me-
miliki keterkaitan yang sangat kuat.
Karena korupsi adalah bagian dari
kejahatan kemanusiaan yang dapat
berpotensi merugikan kepentingan
masyarakat luas. Karena itu dua
isu yang saling bekaitan ini, harus
menjadi isu penting untuk terus di
refleksikan pelaksanaan dan pe-
nerapannya, sehingga kita dapat
menemukan hal-hal yang baru, di-
Meneguhkan Semangat Pemenuhan Ham Dan
Pemberantasan Korupsi di Pedesaan
Advokasi
namis dan konseptual untuk terus
merawat ingatan pada persoalan
HAM dan pemberantasan korupsi.
	 Wacana HAM dan pemberan-
tasan korupsi juga dinilai penting
pada pelaksanaan program yang
ada di pemerintahan Desa. Sebagai
pemerintahan yang dekat dengan
masyarakat pedesaan, tentu ini
menjadi wacana yang menarik
untuk dikaji, apalagi setelah ada-
nya kewenangan dan pengelolaan
anggaran yang tidak sedikit. UU 6
tahun 2014 tentang Desa menjadi
legalitas dalam kepengelolaan ang-
garan desa, yang sampai saat ini
juga terus mengalami probelmatika
yang cukup kompleks. Hal-hal yang
mungkin menjadi sorotan secara
umum adalah soal penyimbangan
anggaran desa, belum terkomodir-
nya permasalahan masyarakat desa
dalam program di desa, dan banyak
gangguan kepentingan elit di desa
maupun di struktur pemerintah
diatasnya, yang sesungguhnya
menghambat upaya penegakkan
HAM dan upaya pemberantasan ko-
rupsi melalui pemerintahan desa.
(QA)
foto: www.antikorupsi.org
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021
6
Pertanian
	 Sampah merupakan hasil
buangan proses produksi baik in-
dustri maupun domestik dari ru-
mah. Termasuk didalamnya yaitu
sampah organik yang berasal dari
sisa makhluk hidup yang bisa teru-
rai alami oleh bakteri tanpa adanya
campur tangan dari olahan manu-
sia. Namun, perlu diberikan suatu
bahan lain dalam proses pengu-
raiannya. Tentunya, bau busuk yang
menyengat menjadi faktor penye-
bab adanya penyakit dari bakteri
yang timbul karena proses dari pen-
guraian. Oleh karena itu, pengopti-
malan sampah organik harus benar
-benar ditekuni dengan baik, agar
manfaat dari keuntungan pengolah-
an sampah organik mampu diubah
dari yang awalnya menjijikkan alias
bau menyengat, menjadi sebuah al-
ternatif dalam memperoleh sebuah
keuntungan dari manfaat yang di-
berikan oleh sampah organik terse-
but.
	 Mengoptimalkan sampah or-
ganik menjadi sebuah keharusan
ditengah perubahan tanah dan
iklim yang terus berubah. Hama
yang semakin banyak, penyakit
yang terus bertambah, dalm musuh
alami lainnya, mengindikansikan
rusaknya proses hubungan timbal
balik dalam ekosistem kehidupan
yang alami. Untuk mengembalikan
kealamiahan tersebut, maka inter-
vensi yang dilakukan haruslah seca-
ra alami, dan menghindari interven-
si kimia yang semkain merusak dan
membahayakan. Salah satu yang
mudah adalah dengan membuat
kompos yang dapat digunakan un-
tuk berkebun dan bertani. Kompos
yang dibuat secara alamiah, tentu
dengan proses yang sedikit rumit
menguji cara fikir dan pandang ter-
kait dengan sejauhmana upaya kita
memperbaiki alam yang telah mulai
rusak ini. Katelatenan dan keteli-
tian dalam semua proses pembua-
tan, dan pengamatan setiap waktu
membuat masyarakat atau petani
semakin terlatih untuk menjadi pe-
tani yang cerdas dan terpelajar.
	 Kebijakan terkait organik ini se-
cara praktik belum efektif diberikan
pemerintah. Walaupun tanggung
jawab telah diberikan pada suatu
badan khusus untuk mengelolanya.
Pada prinsipnya, pengelolaan sam-
pah organik yang ada di setiap dae-
rah dilakukan oleh unit atau badan
yang sistem operasi, program, serta
pembagian kerjanya sudah jelas.
Namun persfektif dan cara kerja
untuk mengimplementasikan kebi-
jakan yang yang berkaitan dengan
organik ini, sangat buruk. Terlihat
tidak ada satu daerah atau desa
yang memang dapat dijadikan satu
percontohan atau stimulan untuk
di reflikasi baik kebijakan dan bu-
didaya organik yang berkelanjutan.
Karenanya terus organik terhambat
dan semakin meluas dan sistema-
tisnya industri kimia untuk mere-
but hati dan pikiran petani menjadi
instan dan melupakan yang alami.
	 Optimalisasi organik bagi kehi-
dupan tentunya tidak terlepas
dari peran antara pemerintah dan
masyarakat karena disini kita tidak
bolehbertumpupadakesadarandan
kebiasaan masyarakat saja. Lebih
jauh lagi kita harus bisa menilai ba-
gaimana pentingnya infrastruktur
dalam pengelolaan sampah or-
ganik. Keseriusan dan kesadaran
pentingnya berorganik seharusnya
membuat kita semakin terpacu un-
tuk mengembalikan hakikat menge-
lola alam secara alami. Keuntungan
yang surplus bukan terletak pada
hasil tanaman yang banyak, akan
tetapi dalam semua unsur keun-
tungan yakni, berbagi pada sesama,
menyeimbangkan alam, sumbangan
pada alam dan kehidupan didalam-
nya, dan kesehatan manusia itu sen-
diri merupakan keuntungan yang
tak terhitung. Inilah yang disebut
dengan mengurangi keserakan kita
mengeksploitiasi alam. (QA)
Optimalisasi Organik, Mengurangi Ketergantungan Kimia
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 7
Kesehatan Alternatif
	TOGA merupakan singkatan
dari Tanaman Obat Keluarga
yang berfungsi sebagai penyedia
obat pertama bagi keluarga. Toga
juga dapat membuat manfaat
lainnya seperti menghiasi dan
memperindah perkarangan ru-
mah/ lahan dekat rumah. Toga
sebagai upaya yang dilakukan
untuk pencegahan penyakit
(kesehatan preventif), pening-
katan derajat kesehatan (kese-
hatan promotif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemu-
lihan kesehatan (rehabilitatif).
Selain itu Toga juga berfungsi
untuk meningkatkan kesejah-
teraan keluarga untuk mem-
perbaiki status gizi keluarga,
menambah penghasilan keluar-
ga, meningkatkan kesehatan
lingkungan masyarakat pemu-
kiman dan dapat melestarikan
tanaman obat dan budaya lokal
masyarakat Desa.
	 Toga dapat digunakan seba-
gai bahan pengobatan tradisio-
nal oleh industri obat tradisional
rumahan. Dengan kemasan se-
derhana dan bisa diakses secara
mandiri, dekat dan terjangkau.
Manfaat tersebut dapat diguna-
kan masyarakat untuk pemuli-
han kesehatan secara mandiri
dan mengurangi ketergantungan
kan Toga sebagai tanaman bu-
didaya yang memiliki manfaat
yang besar bagi masyarakat.
Dan juga dukungan sarana dan
prasana dari pemerintah yang
dibutuhkan masyarakat. Agar
masyarakat dapat termotivasi
untuk melakukan gerakan bu-
didaya Toga. Tentu semua poin
diatas harus terangkum dalam
kebijakan yang partisipatif.
Adanya aturan yang disepakati
secara bersama, dapat menjadi
produk hukum untuk memasti-
kan keberlanjutan program dan
pelaksanaan pelertarian dan
pengembangan Toga di Desa.
Salah satu upaya adalah dengan
mentabulasi data obat berkha-
siat dan mendorong adanya pe-
raturan desa (Perdes) tentang
Toga ini.
	 Selain itu juga, diperlukan
kerjasama diantara beberapa
pihak, pemerintah mulai tingkat
pusat, daerah dan Desa perlu
menjalin kemitraan yang selaras
dengan pihak lembaga swasta,
perguruan tinggi, kelompok bu-
didaya masyarakat yang ada di
Desa. Kemitraan yang selaras ini
adalah salah satu poin penting
untuk mendorong kebijakan
Toga yang lebih efektif. (QA)
Toga & Pentingnya Peran Pemdes
pada resep obat yang mengan-
dung unsur kimiawi dan kerap
sulit dijangkau karena harga
dan ketersediannya. Melihat
aset dan potensi jenis tanaman
yang dapat dijadikan obat ter-
sebar diseluruh daerah di Indo-
nesia, data terakhir menyebut-
kan bahwa Indonesia memiliki
± 30.000 jenis tanaman, sekitar
9.600 jenis tanaman berkhasiat
obat dan ±300 jenis tanaman
yang sudah digunakan sebagai
bahan pengobatan tradisional
oleh industri tradisional (Za-
mroni Salim; 2017).
	 Pemerintah pusat dan daerah
telah lama mencanangkan prog-
ram Toga, yang bertujuan menja-
ga kesehatan keluarga yang mu-
rah dan mandiri, namun dalam
perjalanan penerapannya makin
banyak dilupakan dan program
hanya sekedar sosialisasi. Me-
lihat itu, pentingnya komitmen
dan keseriusan pemerintah khu-
susnya pemerintah desa dalam
menerapkan memastikan keber-
lanjutan program budidaya Toga
di perkarangan rumah dalam
lingkunagn masyarakat.
	 Pemerintah perlu melakukan
pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat dalam memanfaat-
Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021
Bermanfaat Bagi Ketahanan Keluarga
Profil
	Sumarno yang juga kerap dis-
apa dengan panggilan Mas Ben oleh
warga Dusun I Lubuk Rotan mau-
pun aparat Pemerintah Desa Teluk
rutin melakukan berbagai macam
aktifitas dan kreasi di Desa. Sosok
yang sangat aktif dalam mengurus
warganya ini juga telah memprak-
tekkan pemanfaatan lahan rumah
sebagai upaya ketahanan pangan
keluarga. “Lahan pekarangan ini te-
lah saya tanami sejak 3–4 tahun lalu
sebelum pandemi covid 19, kami
sangat beruntung punya lahan yang
tidak terlalu luas ini, cukup untuk
kebutuhan dapur keluarga.” Ucap-
nya.
	 Sumarno juga dipercaya seba-
gai Kepala Dusun (Kadus) Lubuk
Rotan I Desa Teluk dan sejak 2019
dan dipercaya oleh anggota Serikat
Rakyat Binjai Langkat (Serbila)
untuk menjadi Sekretaris sampai
sekarang ini. Bapak yang berumur
donesia, saya mengubah design
pekarangan rumah ini, dan disitu
saya tahu bahwa selain bermanfa-
at hasil tanamannya untuk rumah
tangga. Hal lain yang bisa di petik
adalah soal keindahan dan keber-
sihan pekarangan rumah”. Menurut
dia permakultur adalah satu design
yang mempertemukan ketahanan
pangan keluarga dan keindahan ru-
mah yang ditempati.
	 Suami dari Pariani ini sejak
mempraktikkan design permakul-
tur dirumahnya, telah banyak di ta-
nyai oleh warga desa Teluk maupun
di luar Desa. Apalagi ditengah Pan-
demi Covid 19 ini, memanfaatkan
pekarangan rumah merupakan
program pemerintah baik pusat
maupun daerah. Ditengah ia men-
gembangkan praktik permakultur,
ia kerap dimintai pertimbangan
terkait pemanfatan pekarangan
oleh warga maupun aparat desa
Teluk maupun desa sekitarnya.
	 Mas Ben sangat berharap apa
yang dilakukannya bisa dicontoh
oleh warga desa yang lain. Seper-
ti yang ia telah lakukan membuat
demplot dengan berbagai macam
bentuk, dan mengintegrasikan ta-
naman dengan peliharaan di rumah.
Tentu kegiatan ini harus mendapat
dukungan penuh dari keluarga yang
tinggal bersama, tanpa mereka pe-
manfaatan pekarangan rumah den-
gan design permakultur akan sulit
dilakukan.
	 Peraktik ini menurutnya men-
gajarkan ia bahwa penting mema-
najemen keuangan, tapi jauh lebih
penting memanajemen lahan ru-
mah untuk mengurangi pengelua-
ran dapur yang seharusnya bisa kita
tanam dan hasilkan sendiri tanpa
dibeli. (QA)
41 tahun ini, ditengah kesibukannya
masih menyempatkan mengelola
lahan pekarangan rumah dan beter-
nak sapi di belakang rumahnya. “Ya
walaupun saya kadang kesana ke-
mari di desa melayani urusan war-
ga dusun, tapi untuk beternak dan
memanfaatkan lahan pekarangan
adalah sebuah hal yang telah saya
jalani sebelum ini. Bisa dibilang ru-
tinitas yang telah saya rindukan..he-
hehe”, ungkapnya.
	 Menurutnya apa yang di-
lakukannyua tersebut merupakan
bagian dari upaya untuk mengem-
bangkan pemanfaatan pekarangan
rumah dengan design permakultur.
Bapak yang memiliki 4 orang anak
ini mengakui bahwa, sejak 1 tahun
terakhir ini telah mengubah design
pekarangan rumahnya berbasis
pada pendekatan permakultur. “Se-
jak satu tahun setelah mendapatkan
pendidikan dari Yayasan Bitra In-

More Related Content

What's hot

Pemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahan
Pemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahanPemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahan
Pemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahanNana-fina
 
Dari meja makan untuk Lingkungan
Dari meja makan untuk LingkunganDari meja makan untuk Lingkungan
Dari meja makan untuk Lingkungan
Jack Anarko
 
Pengelolaan sumber daya airyang benar
Pengelolaan sumber  daya airyang benarPengelolaan sumber  daya airyang benar
Pengelolaan sumber daya airyang benar
Septian Muna Barakati
 
KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMY
KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMYKONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMY
KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMY
Hasanuddin University
 
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixPengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Andy Herlambang
 
Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021
Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021 Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021
Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021
Biotani & Bahari Indonesia
 
Hari air sedunia atau world water day
Hari air sedunia atau world water day Hari air sedunia atau world water day
Hari air sedunia atau world water day
Stefany Imanuel
 
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
Biotani & Bahari Indonesia
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Andrew Hutabarat
 
Pendekatan Lingkungan Hidup
Pendekatan Lingkungan HidupPendekatan Lingkungan Hidup
Pendekatan Lingkungan Hidup
florindaeka_pw
 
24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampah24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampahgerygerger
 
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Akademi Desa 4.0
 
Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...
Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...
Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...
EducationCommunity
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologi
Ardianti
 
Kelangkaan x iis2 stc1
Kelangkaan x iis2 stc1Kelangkaan x iis2 stc1
Kelangkaan x iis2 stc1
Antonius Suranto
 
Topik 9 makalah plh
Topik 9 makalah plhTopik 9 makalah plh
Topik 9 makalah plh
irmakurniasih
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Rizki Gumilar
 
Sampah menjadi sedekah
Sampah menjadi sedekahSampah menjadi sedekah
Sampah menjadi sedekah
rmbagus
 
Ff bermartabat (yuti) - 5
Ff   bermartabat (yuti) - 5Ff   bermartabat (yuti) - 5
Ff bermartabat (yuti) - 5
Syahyuti Si-Buyuang
 

What's hot (20)

Pemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahan
Pemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahanPemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahan
Pemberdayaan ekonomi produktif melalui pengolahan
 
Dari meja makan untuk Lingkungan
Dari meja makan untuk LingkunganDari meja makan untuk Lingkungan
Dari meja makan untuk Lingkungan
 
Pengelolaan sumber daya airyang benar
Pengelolaan sumber  daya airyang benarPengelolaan sumber  daya airyang benar
Pengelolaan sumber daya airyang benar
 
KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMY
KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMYKONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMY
KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI BERKELANJUTAN DENGAN MODEL GREEN ECONOMY
 
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixPengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
 
Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021
Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021 Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021
Plastik n sampah plastik pantau Januari 2021
 
Hari air sedunia atau world water day
Hari air sedunia atau world water day Hari air sedunia atau world water day
Hari air sedunia atau world water day
 
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Pendekatan Lingkungan Hidup
Pendekatan Lingkungan HidupPendekatan Lingkungan Hidup
Pendekatan Lingkungan Hidup
 
24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampah24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampah
 
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
 
Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...
Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...
Pendidikan lingkungan hidup (eco education) dalam keluarga melalui gerakan ka...
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologi
 
Kelangkaan x iis2 stc1
Kelangkaan x iis2 stc1Kelangkaan x iis2 stc1
Kelangkaan x iis2 stc1
 
Topik 9 makalah plh
Topik 9 makalah plhTopik 9 makalah plh
Topik 9 makalah plh
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
 
Sampah menjadi sedekah
Sampah menjadi sedekahSampah menjadi sedekah
Sampah menjadi sedekah
 
Ff bermartabat (yuti) - 5
Ff   bermartabat (yuti) - 5Ff   bermartabat (yuti) - 5
Ff bermartabat (yuti) - 5
 

Similar to Bitranet edisi 43

faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...
faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...
faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...
Trisna Monalia
 
Angkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumah
Angkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumahAngkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumah
Angkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumahmandalina landy
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
GeGe_7T7
 
12-Desa dan SDGs.ppt
12-Desa dan SDGs.ppt12-Desa dan SDGs.ppt
12-Desa dan SDGs.ppt
Rutiana Dwi Wahyunengseh
 
Masalah Ekonomi
Masalah EkonomiMasalah Ekonomi
Masalah Ekonomi
Laila Fadilah
 
Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...
Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...
Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...
Ninil Jannah
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Herlambang Bagus
 
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologismutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
gilbertsg
 
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGKIs Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
UGK
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
Ir. Zakaria, M.M
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...Ir. Zakaria, M.M
 
Cinta lingkungan
Cinta lingkunganCinta lingkungan
Cinta lingkungan
nurpatria setiawan
 
PROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdf
PROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdfPROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdf
PROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdf
a180315
 
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Braja Mas
 
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptxMENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
TPPP3MDMunaBarat
 
Bank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ah
Bank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ahBank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ah
Bank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ah
Agung Nugroho
 
Konsep pembangunan
Konsep pembangunanKonsep pembangunan
Konsep pembangunan
Kiki Purwanto
 
Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02
Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02
Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02David Rajagukguk
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Hikmat Hikmatullah
 

Similar to Bitranet edisi 43 (20)

faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...
faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...
faktor pengaruh pertumbuhan dan hasil pertanian. faktor biotik (jenis,varieta...
 
Angkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumah
Angkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumahAngkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumah
Angkubah yang sering digunakan untuk mengukur penggunaan isirumah
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
 
12-Desa dan SDGs.ppt
12-Desa dan SDGs.ppt12-Desa dan SDGs.ppt
12-Desa dan SDGs.ppt
 
Masalah Ekonomi
Masalah EkonomiMasalah Ekonomi
Masalah Ekonomi
 
Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...
Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...
Modul 5 Inisiatif Membangun Ketangguhan Keluarga Berbasis Ekonomi Produktif d...
 
Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
 
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologismutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
 
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGKIs Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
 
Cinta lingkungan
Cinta lingkunganCinta lingkungan
Cinta lingkungan
 
PROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdf
PROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdfPROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdf
PROJEK AKHIR PEMBANGUNAN MAPAN (A180315).pdf
 
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
 
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptxMENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
 
Bank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ah
Bank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ahBank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ah
Bank sampah, implikasi antara ekonomi hijau & ekonomi syari'ah
 
Konsep pembangunan
Konsep pembangunanKonsep pembangunan
Konsep pembangunan
 
Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02
Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02
Tulisan dr prakarsa 03 04-2011-02
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
 

More from BitraIndonesia

Profil Bitra 2023.pdf
Profil Bitra 2023.pdfProfil Bitra 2023.pdf
Profil Bitra 2023.pdf
BitraIndonesia
 
BITRANET edisi 50.pdf
BITRANET edisi 50.pdfBITRANET edisi 50.pdf
BITRANET edisi 50.pdf
BitraIndonesia
 
BITRANET edisi 49
BITRANET edisi 49BITRANET edisi 49
BITRANET edisi 49
BitraIndonesia
 
BITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdfBITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdf
BitraIndonesia
 
BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48
BitraIndonesia
 
Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47
BitraIndonesia
 
Poster organik-2021
Poster organik-2021Poster organik-2021
Poster organik-2021
BitraIndonesia
 
Poster permakultur
Poster permakulturPoster permakultur
Poster permakultur
BitraIndonesia
 

More from BitraIndonesia (8)

Profil Bitra 2023.pdf
Profil Bitra 2023.pdfProfil Bitra 2023.pdf
Profil Bitra 2023.pdf
 
BITRANET edisi 50.pdf
BITRANET edisi 50.pdfBITRANET edisi 50.pdf
BITRANET edisi 50.pdf
 
BITRANET edisi 49
BITRANET edisi 49BITRANET edisi 49
BITRANET edisi 49
 
BITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdfBITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdf
 
BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48
 
Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47
 
Poster organik-2021
Poster organik-2021Poster organik-2021
Poster organik-2021
 
Poster permakultur
Poster permakulturPoster permakultur
Poster permakultur
 

Recently uploaded

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
pelestarikawasanwili
 
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
AmandaJesica
 
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
heri purwanto
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
MuhaiminMuha
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
pelestarikawasanwili
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
DidiKomarudin1
 

Recently uploaded (9)

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
 
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
 
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
 

Bitranet edisi 43

  • 1. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 Daftar Isi Tajuk Utama - Satu Pohon, Satu Rumah Untuk Keseimbangan Lingkungan 2 - Kelola Ekonomi Keluarga Menutup Kran Pengeluaran 3 - Prinsip Pengurangan dan Penanganan Sampah RT 4 Advokasi - Meneguhkan Semangat Pemenuhan Ham Dan Pemberantasan Korupsi di Pedesaan 5 Pertanian - Optimalisasi Organik, Mengurangi Ketergantungan Kimia 6 Kesehatan Alternatif - Toga & Pentingnya Peran Pemdes 7 Profil - Bermanfaat Bagi Ketahanan Keluarga 8 1 Edisi 43 / Nopember 2020 - Januari 2021 Untuk Kalangan Terbatas bitranet newsletter Pekarangan Rumah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber pendapatan bagi mereka yang paham. Bagaimana menjadikan pekarangan rumah sebagai tanaman hiasan maupun tanaman obat- obatan serta sayuran yang akan menjadi sumber pendapatan mereka yang menguntungkan. Juga bisa mengurangi pengeluaran yang secara rutin. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat seperti sebagai sumber pangan, penghasil oksigen, tempat resapan air dari hujan yg turun di waktu tertentu. Pekarangan rumah bukan hanya sebagai sekedar hiasan saja tapi lebih dari itu, manfaatnya sangat terasa jika kita mau dan belajar untuk mengelolanya. Pekarangan merupakan suatu lahan yang berada disekitar rumah, karena itu dalam pemanfaatannya pekarangan tidak hanya mempertimbangkah hasilnya saja, melainkan lebih dari itu yakni, aspek keindahan dan kenyamanan. Maka dari itu, pentingnya penataan pekarangan rumah yang berbasis lingkungan dan kedaulatan yang dimaknai sebagai perencanaan yang datang dari penataan yang kita inginkan secara bebas. Selain itu, jika lahan kita memiliki memiliki luas yang cukup mumpuni. Kita juga bisa melakukan usaha tani di pekarangan rumah dengan biaya yang lebih murah. Karena limbah yang dihasilkan dari rumah dapat di daur ulang untuk kepentingan usaha tani. Selain itu, pemanfaatan pekarangan rumah sangat memberikan dampak positif untuk kehidupan masa depan, karena pemanfaatan pekarangan rumah merupakan salah satu bentuk peduli terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah dapat menjadikan lahan pekarangan yang dinilai tampak biasa saja, menjadi lebih berharga dengan keuntungan yang diperoleh dari semua aspek tertentu. Keuntungan bukan hanya soal berapa uang yang kita dapatkan, tetapi lebih dari itu yakni berapa yang bisa kita kontribusikan untuk perubahan iklim, sesama manusia, hewan sekitar dan tentu keseimbangan alam ini. ESENSI PEKARANGAN RUMAH INDAH DAN BERMANFAAT HIV/AIDS Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021
  • 2. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 2 Tajuk Utama Jurnalis BITRANET dalam melaksanakan tugasnya tidak dibenarkan menerima amplop atau imbalan apapun. Bagi masyarakat yang melihat dan dirugikan, silakan menghubungi redaksi dan menggunakan hak jawabnya. Satu Pohon, Satu Rumah Untuk Keseimbangan Lingkungan POHON merupakan sebuah pe- nopang di lingkungan rumah yang mampu memberikan banyak man- faat yang sangat berharga di ke- hidupan masyarakat. Oleh karena itu, menjaga lingkungan tetap asri merupakan kewajiban setiap insan yang ada di dunia ini, termasuk di- dalamnya sebuah keluarga. Ten- tunya, jika setiap rumah memiliki satu pohon ini akan memberikan suasana sejuk dan segar untuk dihi- rup serta dirasakan oleh siapapun tanpa terkecuali. Disamping itu, me- nanam pohon sangat penting bagi setiap rumah, karena rumah yang menjadi istanamu akan tidak tera- sa membosankan untuk dilihat dan beristirahat. Karena seperti yang kita ketahui, penanaman pohon be- rarti membuka ruang hidup yang didalamnya terdapat oksigen yang segar untuk udara yang sehat. Penanaman pohon sangat pen- ting bagi setiap rumah dimulai dari pohon yang berukuran kecil hingga besar tergantung bagaimana ben- tuk rumah dan kondisi lingkungan rumah yang ada disekitarnya. Tentu saja itu menjadi faktor yang penting karena kita harus bisa menyesuai- kan antara kondisi iklim dengan je- nis pohon yang akan ditanam. Maka dari itu, menanam pohon peneduh adalah salah satu alternatif yang baik ditengah isu lingkungan yang terus meninggi dikarenakan pema- nasan global yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan yang dija- lani oleh masyarakat. Menanam po- hon yang berbuah merupakan ide yang cemerlang bagi setiap rumah, karena kita akan mendapatkan manfaat ganda dari penanaman po- hon tersebut. Buah yang dihasilkan bisa dikonsumsi untuk keperluan pribadi ataupun juga bisa diolah menjadi makanan, atau ramuan obat. Program penanaman pohon yang paling terkenal sudah dica- nangkan oleh pemerintah melalui Program satu miliar pohon yang sudah dimulai dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sam- pai era Presiden Jokowi. Satu sisi pemerintah terus mendorong masyarakat untuk melestarikan lingkungan dengan kampanye beri- bu dan berjuta pohon, tetapi disisi lain undustri dan korporasi yang mendapatkan izin maupun tidak te- rus mengeksplorasi dan mengubah alam menjadi kekumuhan dan me- rusak ekosistem yang ada. Ditengah situasi ini tentu kita tidak boleh menyerah, kegiatan me- nanam pohon sangat berguna un- tuk menjernaihkan nalar pikir dan kesesatan kita bertindak pada alam. Mendorong kesadaran masyarakat untuk menanam pohon adalah kun- ci, akan tetapi menanam satu pohon satu rumah adalah mencontohkan dan mengurangi prubahan iklim yang buruk sejak dini. Yang me- nunggu desa atau daerah yang asri, dimana masyarakat bisa lari pagi tanpa emisi, dan menghirup udara segar. Dimana masyarakat bisa me- nikmati suara alami tanpa musik yang menggelegar. Dimana masya- rakat bisa berpose dengan bangga karena keindangan lingkungannya. (QA) Penerbit: Yayasan BITRA Indonesia Medan Pimpinan Umum: Rusdiana Pimpinan Redaksi: M. Ikhsan Dewan Redaksi: Iswan Kaputra, Aprianta. T. Reporter: Erika Rosmawati, Berliana, Hawari, Q. Azam, Misdi, Sudarmanto. Fotografer: Anto Ungsi, Budi Manajemen Pelaksana: H. Fachri Sirkulasi: Ade, Haris. Redaksi: Jl. Bahagia By Pass No. 11/35 Medan - 20218 Telepon: 061-787 6408 Email: newsletterbitranet@ yahoo.com
  • 3. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 3 Kondisi keuangan setiap ru- mah tangga memang layak untuk menjadi perhatian bagi siapapun, karena apabila tidak pandai da- lam pengelolaannya maka segala kebutuhan pun tidak akan pernah tercukupi karena minimnya penge- tahuan bagaimana meminimalisir pengeluaran ekonomi rumah tang- ga. Mungkin berbagai cara telah dilakukan dalam upaya memini- malisir pengeluaran tersebut. Akan tetapi, karena modernitas barang dan jasa serta iming-iming dan ti- puan dunia membuat kegilaan am- bisi berbelanja tak bisa terelakkan. Dalam siklus ini adalah faktor hati dan pembedaan kebutuhan dan ke- inginan. Keinginan sering berbasis pada keirian dan updating barang atau pelayanan, sehingga pertaru- ngan antara kebutuhan dan keingi- nan kadang tak bisa dibedakan dan menjadi perdebatan sesama keluar- ga. Maka dari itu, jika kita salah dalam mengambil langkah atau sa- lah memahami cara pandang yang demikian, produknya adalah per- tengkaran didalam rumah tangga dan berujung pada hal yang tidak diinginkan. Disamping itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang salah dalam mengambil langkah yaitu ketika dia hanya memikirkan keinginan pribadinya saja tanpa berpikir membeli kebutuhan jang- ka panjang dan manfaatnya sangat signifikan bagi setiap rumah tangga. Ditengah situasi saat ini, tentu dan dapat diperkirakan penghasi- lan akan tak sebanding dan penge- luaran. Perhitungan demikian akan membuat kita bertanya, mengapa ditengah situasi ini kita masih bisa hidup dan bertahan? Jawabannya adalah kuasa sang pencipta. Jawa- ban itu bukan semata untuk meng- hilangkan narasi perdebatan dan menemukan cara pengelolaan ke- uangan keluarga yang lebih efektif. Akan tetapi jawaban itu sebagai kerangka dasar, apakah dengan per- lakukan dan tindakan kita selama ini sang pencipta akan terus mem- berikan kuasanya untuk keseim- bangan kehidupan. Menarik meng- kaji ini, akan tetapi kita kembali ke ikhwal awal, upaya dan usaha ada- lah hal wajib yang harus dilakukan jika ingin mengubah semua hal. Dalam rumah tangga biasanya yang memiliki peran penting dalam pengelolaan keuangan adalah se- orang ibu ataupun istri. Tentu saja ini adalah tanggung jawab yang besar dari setiap kepala rumah tangga apalagi di masa krisis saat harga-harga barang kebutuhan po- kok melonjak dibutuhkan kedua peran antara kepala keluarga dan ibu rumah tangga sebagai pengelo- la pengeluaran rumah tangga agar dikelola dengan pengeluaran yang sangat minim. Seperti yang diketahui selama masa pandemi COVID-19 ber- langsung begitu banyak efek yang dirasakan karena seiring dengan kebijakan pemerintah mengenai lockdown masyarakat sangat ter- pukul karena mereka sangat susah untuk mencari nafkah untuk kelu- arga mereka. Maka dari itu, Pereko- nomian indonesia pun mengalami berbagai masalah sehingga mengalami penurunan yang cukup signifikan di segala aspek. Pemerin- tah sudah mencoba beberapa kali mengambil kebijakan untuk men- gatasi hal ini dengan bantuan dana yang diberikan kepada setiap kelu- arga yang membutuhkan, tetapi hal itu belum mampu mengembalikan kondisi ekonomi keluarga secara normal dikarenakan bantuan tidak selamanya diberikan oleh pemerin- tah. Terlepas dari berbagai efek demi efek yang dialami ekonomi ru- mah tangga, kecerdikan mengelola sumber dana yang ada dalam rumah tangga menjadi bagian yang tak ter- pisahkan. Mengurangi pengeluaran dan meminimalisir segala jenis pen- geluaran yang sia-sia adalah upaya yang bisa dilakukan oleh semua orang. Bukan berarti ini diartikan hemat/pelit akan tetapi harus di se- suaikan dengan tabulasi keinginan dan kebutuhan. Perhitungan penge- luaran sudah bisa kita mulai sejak dini, kemudian kebutuhan dasar ke- luarga sudah bisa kita putus dengan mengelola pekarangan rumah, khu- susnya yang di desa. Dengan begitu hal yang bisa ditanam untuk apa dibeli, hal yang membuat ketergan- tungan dan merugikan untuk apa ditekuni. Akhirnya kita harus men- yadari Al-Isro; 26-27 yakni “Dan janganlah kamu menghambur-ham- burkan (hartamu) secara boros. Se- sungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QA) Kelola Ekonomi Keluarga Menutup Kran Pengeluaran Tajuk Utama
  • 4. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 4 Tajuk Utama Pemerintah sesungguhnya telah mengeluarkan kebijakan sejak lama terkait dengan isu pengelola- an sampah, yakni dengan kebija- kan Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelola- an Sampah. Pasca UU tersebut di undangkan, pemerintah daerah meresponnya dengan mengeluar- kan kebijakan di daerah dengan membuat Belum Peraturan Daerah (Perda) di masing masing wilayah, yang pada intinya bertujuan agar sampah dapat dikendalikan dan dikelola dengan baik. Salah satu cara mengendalikan sampah ialah melakukan pengelolaan sampah. Maka dari itu, tindakan pengelolaan sampah dilakukan terlebih dahulu dari diri sendiri atau lingkungan keluarga atau rumah tangga. Kare- na dalam UU tersebut setidaknya pengelolaan sampah terdiri dari 2 prinsip yakni pengurangan sampah dan penanganan sampah. Sampah yang merupakan seba- gai barang yang memiliki nilai, tidak seharusnya diperlakukan selalu sebagai barang yang menjijikkan. Karena sebenarnya sampah meru- pakan bahan yang dapat dikelola dan memberikan manfaat yang signifikan di kalangan masyarakat. Contohnya sampah rumah, pada hakikatnya sampah dapat membe- rikan nilai yang menguntungkan bagi masyarakat tertentu jka mam- pu mengelolannya dengan baik dan mampu mengurangi tercemarnya sampah di lingkungan masyarakat. Bekas sayur mayur atau nasi bisa langsung di berikan spada peliha- raan rumah seperti ayam, ikan dan hewanlainnya.Masalahnyakemudi- an adalah kemauan dan konsistensi dalam menerapkan rutinitas yang demikian, oleh karena itu harus ada dalam satu lingkungan masyarakat satu orang yang benar-benar mem- peraktikkan hal yang demikian. Pengelolaan sampah rumah tangga membutuhkan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ope- rasional persampahan ini, yang meliputi beberapa tahap yang sa- ngat penting dalam pelaksanaan- nya. Arah kebijakan pemerintah kedepan sebaiknya bukan sekedar untuk menyiapkan lahan Tempan Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Tapi ada hal lain yang sangat urgen yakni penanganan melalui pendi- dikan kreasi dalam memanfaatkan Prinsip Pengurangan dan Penanganan Sampah RT sampah menjadi barang yang berni- lai. Hal yang demikian telah banyak di praktikkan oleh kalangan masya- rakat. Juga pemerintah daerah tidak hanya melakukan kegiatan penga- daan mobil sampah untuk pengang- kutan, tapi hal yang mendasar yakni bagaimana memberikan pendidi- kan kesadaran pentingnya pengu- rangan sampajh tersebut. Oleh karena itu, agar kegiatan pengelolaan sampah dapat terlak- sana secara optimal diperlukan adanya kebijakan yang partisipatif. Pemerintah terbawah yakni desa bia mengeluarkan kebijakan yang berbasis pada budaya lokal masya- rakat dan rutinitas pengurangan dan penanganan sampah. Peliba- tan tokoh masyarakat dan seluruh perwakilan masyarakat lainnya untuk mendukung program-prog- ram pengelolaan sampah yang di- rencanakan dari pemerintah desa. Sembari itu, masyarakat dituntut kesadaran, partisipasi, dan keakti- fan dalam hal pengelolaan sampah agar terwujudnya lingkungan yang baik dan masa depan yang sehat dan bersih untuk desa yang peduli lingkungan. (QA) foto :www.hipwee.com
  • 5. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 5 Peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) dan Anti Korup- si menjadi semakin penting un- tuk di refleksikan, sebagai upaya mengingat semangat dan peruba- han dinamika sosial kemasyarakat yang harus bersandar pada teggak- nya HAM dan komitmen pemberan- tasan korupsi. Hal ini tentu sudah menjadi gambaran dan juga sebagai inisiatif negara yang mau tak mau, suka tak suka berkewajiban me- menuhi, menegakkan, melindungi dan menghormati HAM sebagai kerangka dasar seluruh kebijakan yang dikeluarkan. Begitu juga da- lam upaya pemberantasan korupsi di seluruh aspek pemerintahan. UU 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 19 Tahun 2019 tentang perubahan kedua UU No 30 Tahun 20002 tentang Komisi Pemberanta- san Korupsi. Kedua UU ini menjadi sangat penting untuk dijadikan se- bagai landasan dalam mengukur sejauhmana upaya negara dalam melaksanakan mandat penegakkan HAM dan pemberantasan korupsi di Negara Kesatuan Republik Indo- nesia (NKRI). Dalam perkemban- gannya UU HAM belum mengalami perubahan, padahal secara faktual banyak hal yang masih menjadi penting untuk dituangkan khusus- nya pada persoalan pelanggaran HAM masalu dan juga kewenangan Komnas HAM yang dinilai belum se- suai ekspektasi publik. Sedangkan UU KPK sudah mengalami peruba- han sebanyak 2 kali, perubahan ini terus menjadi polemik, karena ba- nyak kalangan menilai bahwa, peru- bahan ini berpotensi mengarahkan pada pengkerdilan kewenangan KPK sebagai lembaga yang secara peran dan fungsi mendapatkan du- kungan publik yang ramai. Walaupun secara subtansi, an- tara HAM dan upaya pemberanta- san Korupsi adalah satu upaya yang terintegratif. Artinya keduanya me- miliki keterkaitan yang sangat kuat. Karena korupsi adalah bagian dari kejahatan kemanusiaan yang dapat berpotensi merugikan kepentingan masyarakat luas. Karena itu dua isu yang saling bekaitan ini, harus menjadi isu penting untuk terus di refleksikan pelaksanaan dan pe- nerapannya, sehingga kita dapat menemukan hal-hal yang baru, di- Meneguhkan Semangat Pemenuhan Ham Dan Pemberantasan Korupsi di Pedesaan Advokasi namis dan konseptual untuk terus merawat ingatan pada persoalan HAM dan pemberantasan korupsi. Wacana HAM dan pemberan- tasan korupsi juga dinilai penting pada pelaksanaan program yang ada di pemerintahan Desa. Sebagai pemerintahan yang dekat dengan masyarakat pedesaan, tentu ini menjadi wacana yang menarik untuk dikaji, apalagi setelah ada- nya kewenangan dan pengelolaan anggaran yang tidak sedikit. UU 6 tahun 2014 tentang Desa menjadi legalitas dalam kepengelolaan ang- garan desa, yang sampai saat ini juga terus mengalami probelmatika yang cukup kompleks. Hal-hal yang mungkin menjadi sorotan secara umum adalah soal penyimbangan anggaran desa, belum terkomodir- nya permasalahan masyarakat desa dalam program di desa, dan banyak gangguan kepentingan elit di desa maupun di struktur pemerintah diatasnya, yang sesungguhnya menghambat upaya penegakkan HAM dan upaya pemberantasan ko- rupsi melalui pemerintahan desa. (QA) foto: www.antikorupsi.org
  • 6. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 6 Pertanian Sampah merupakan hasil buangan proses produksi baik in- dustri maupun domestik dari ru- mah. Termasuk didalamnya yaitu sampah organik yang berasal dari sisa makhluk hidup yang bisa teru- rai alami oleh bakteri tanpa adanya campur tangan dari olahan manu- sia. Namun, perlu diberikan suatu bahan lain dalam proses pengu- raiannya. Tentunya, bau busuk yang menyengat menjadi faktor penye- bab adanya penyakit dari bakteri yang timbul karena proses dari pen- guraian. Oleh karena itu, pengopti- malan sampah organik harus benar -benar ditekuni dengan baik, agar manfaat dari keuntungan pengolah- an sampah organik mampu diubah dari yang awalnya menjijikkan alias bau menyengat, menjadi sebuah al- ternatif dalam memperoleh sebuah keuntungan dari manfaat yang di- berikan oleh sampah organik terse- but. Mengoptimalkan sampah or- ganik menjadi sebuah keharusan ditengah perubahan tanah dan iklim yang terus berubah. Hama yang semakin banyak, penyakit yang terus bertambah, dalm musuh alami lainnya, mengindikansikan rusaknya proses hubungan timbal balik dalam ekosistem kehidupan yang alami. Untuk mengembalikan kealamiahan tersebut, maka inter- vensi yang dilakukan haruslah seca- ra alami, dan menghindari interven- si kimia yang semkain merusak dan membahayakan. Salah satu yang mudah adalah dengan membuat kompos yang dapat digunakan un- tuk berkebun dan bertani. Kompos yang dibuat secara alamiah, tentu dengan proses yang sedikit rumit menguji cara fikir dan pandang ter- kait dengan sejauhmana upaya kita memperbaiki alam yang telah mulai rusak ini. Katelatenan dan keteli- tian dalam semua proses pembua- tan, dan pengamatan setiap waktu membuat masyarakat atau petani semakin terlatih untuk menjadi pe- tani yang cerdas dan terpelajar. Kebijakan terkait organik ini se- cara praktik belum efektif diberikan pemerintah. Walaupun tanggung jawab telah diberikan pada suatu badan khusus untuk mengelolanya. Pada prinsipnya, pengelolaan sam- pah organik yang ada di setiap dae- rah dilakukan oleh unit atau badan yang sistem operasi, program, serta pembagian kerjanya sudah jelas. Namun persfektif dan cara kerja untuk mengimplementasikan kebi- jakan yang yang berkaitan dengan organik ini, sangat buruk. Terlihat tidak ada satu daerah atau desa yang memang dapat dijadikan satu percontohan atau stimulan untuk di reflikasi baik kebijakan dan bu- didaya organik yang berkelanjutan. Karenanya terus organik terhambat dan semakin meluas dan sistema- tisnya industri kimia untuk mere- but hati dan pikiran petani menjadi instan dan melupakan yang alami. Optimalisasi organik bagi kehi- dupan tentunya tidak terlepas dari peran antara pemerintah dan masyarakat karena disini kita tidak bolehbertumpupadakesadarandan kebiasaan masyarakat saja. Lebih jauh lagi kita harus bisa menilai ba- gaimana pentingnya infrastruktur dalam pengelolaan sampah or- ganik. Keseriusan dan kesadaran pentingnya berorganik seharusnya membuat kita semakin terpacu un- tuk mengembalikan hakikat menge- lola alam secara alami. Keuntungan yang surplus bukan terletak pada hasil tanaman yang banyak, akan tetapi dalam semua unsur keun- tungan yakni, berbagi pada sesama, menyeimbangkan alam, sumbangan pada alam dan kehidupan didalam- nya, dan kesehatan manusia itu sen- diri merupakan keuntungan yang tak terhitung. Inilah yang disebut dengan mengurangi keserakan kita mengeksploitiasi alam. (QA) Optimalisasi Organik, Mengurangi Ketergantungan Kimia
  • 7. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 7 Kesehatan Alternatif TOGA merupakan singkatan dari Tanaman Obat Keluarga yang berfungsi sebagai penyedia obat pertama bagi keluarga. Toga juga dapat membuat manfaat lainnya seperti menghiasi dan memperindah perkarangan ru- mah/ lahan dekat rumah. Toga sebagai upaya yang dilakukan untuk pencegahan penyakit (kesehatan preventif), pening- katan derajat kesehatan (kese- hatan promotif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemu- lihan kesehatan (rehabilitatif). Selain itu Toga juga berfungsi untuk meningkatkan kesejah- teraan keluarga untuk mem- perbaiki status gizi keluarga, menambah penghasilan keluar- ga, meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat pemu- kiman dan dapat melestarikan tanaman obat dan budaya lokal masyarakat Desa. Toga dapat digunakan seba- gai bahan pengobatan tradisio- nal oleh industri obat tradisional rumahan. Dengan kemasan se- derhana dan bisa diakses secara mandiri, dekat dan terjangkau. Manfaat tersebut dapat diguna- kan masyarakat untuk pemuli- han kesehatan secara mandiri dan mengurangi ketergantungan kan Toga sebagai tanaman bu- didaya yang memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat. Dan juga dukungan sarana dan prasana dari pemerintah yang dibutuhkan masyarakat. Agar masyarakat dapat termotivasi untuk melakukan gerakan bu- didaya Toga. Tentu semua poin diatas harus terangkum dalam kebijakan yang partisipatif. Adanya aturan yang disepakati secara bersama, dapat menjadi produk hukum untuk memasti- kan keberlanjutan program dan pelaksanaan pelertarian dan pengembangan Toga di Desa. Salah satu upaya adalah dengan mentabulasi data obat berkha- siat dan mendorong adanya pe- raturan desa (Perdes) tentang Toga ini. Selain itu juga, diperlukan kerjasama diantara beberapa pihak, pemerintah mulai tingkat pusat, daerah dan Desa perlu menjalin kemitraan yang selaras dengan pihak lembaga swasta, perguruan tinggi, kelompok bu- didaya masyarakat yang ada di Desa. Kemitraan yang selaras ini adalah salah satu poin penting untuk mendorong kebijakan Toga yang lebih efektif. (QA) Toga & Pentingnya Peran Pemdes pada resep obat yang mengan- dung unsur kimiawi dan kerap sulit dijangkau karena harga dan ketersediannya. Melihat aset dan potensi jenis tanaman yang dapat dijadikan obat ter- sebar diseluruh daerah di Indo- nesia, data terakhir menyebut- kan bahwa Indonesia memiliki ± 30.000 jenis tanaman, sekitar 9.600 jenis tanaman berkhasiat obat dan ±300 jenis tanaman yang sudah digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional oleh industri tradisional (Za- mroni Salim; 2017). Pemerintah pusat dan daerah telah lama mencanangkan prog- ram Toga, yang bertujuan menja- ga kesehatan keluarga yang mu- rah dan mandiri, namun dalam perjalanan penerapannya makin banyak dilupakan dan program hanya sekedar sosialisasi. Me- lihat itu, pentingnya komitmen dan keseriusan pemerintah khu- susnya pemerintah desa dalam menerapkan memastikan keber- lanjutan program budidaya Toga di perkarangan rumah dalam lingkunagn masyarakat. Pemerintah perlu melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaat-
  • 8. Edisi 43: Nopember 2020 - Januari 2021 Bermanfaat Bagi Ketahanan Keluarga Profil Sumarno yang juga kerap dis- apa dengan panggilan Mas Ben oleh warga Dusun I Lubuk Rotan mau- pun aparat Pemerintah Desa Teluk rutin melakukan berbagai macam aktifitas dan kreasi di Desa. Sosok yang sangat aktif dalam mengurus warganya ini juga telah memprak- tekkan pemanfaatan lahan rumah sebagai upaya ketahanan pangan keluarga. “Lahan pekarangan ini te- lah saya tanami sejak 3–4 tahun lalu sebelum pandemi covid 19, kami sangat beruntung punya lahan yang tidak terlalu luas ini, cukup untuk kebutuhan dapur keluarga.” Ucap- nya. Sumarno juga dipercaya seba- gai Kepala Dusun (Kadus) Lubuk Rotan I Desa Teluk dan sejak 2019 dan dipercaya oleh anggota Serikat Rakyat Binjai Langkat (Serbila) untuk menjadi Sekretaris sampai sekarang ini. Bapak yang berumur donesia, saya mengubah design pekarangan rumah ini, dan disitu saya tahu bahwa selain bermanfa- at hasil tanamannya untuk rumah tangga. Hal lain yang bisa di petik adalah soal keindahan dan keber- sihan pekarangan rumah”. Menurut dia permakultur adalah satu design yang mempertemukan ketahanan pangan keluarga dan keindahan ru- mah yang ditempati. Suami dari Pariani ini sejak mempraktikkan design permakul- tur dirumahnya, telah banyak di ta- nyai oleh warga desa Teluk maupun di luar Desa. Apalagi ditengah Pan- demi Covid 19 ini, memanfaatkan pekarangan rumah merupakan program pemerintah baik pusat maupun daerah. Ditengah ia men- gembangkan praktik permakultur, ia kerap dimintai pertimbangan terkait pemanfatan pekarangan oleh warga maupun aparat desa Teluk maupun desa sekitarnya. Mas Ben sangat berharap apa yang dilakukannya bisa dicontoh oleh warga desa yang lain. Seper- ti yang ia telah lakukan membuat demplot dengan berbagai macam bentuk, dan mengintegrasikan ta- naman dengan peliharaan di rumah. Tentu kegiatan ini harus mendapat dukungan penuh dari keluarga yang tinggal bersama, tanpa mereka pe- manfaatan pekarangan rumah den- gan design permakultur akan sulit dilakukan. Peraktik ini menurutnya men- gajarkan ia bahwa penting mema- najemen keuangan, tapi jauh lebih penting memanajemen lahan ru- mah untuk mengurangi pengelua- ran dapur yang seharusnya bisa kita tanam dan hasilkan sendiri tanpa dibeli. (QA) 41 tahun ini, ditengah kesibukannya masih menyempatkan mengelola lahan pekarangan rumah dan beter- nak sapi di belakang rumahnya. “Ya walaupun saya kadang kesana ke- mari di desa melayani urusan war- ga dusun, tapi untuk beternak dan memanfaatkan lahan pekarangan adalah sebuah hal yang telah saya jalani sebelum ini. Bisa dibilang ru- tinitas yang telah saya rindukan..he- hehe”, ungkapnya. Menurutnya apa yang di- lakukannyua tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengem- bangkan pemanfaatan pekarangan rumah dengan design permakultur. Bapak yang memiliki 4 orang anak ini mengakui bahwa, sejak 1 tahun terakhir ini telah mengubah design pekarangan rumahnya berbasis pada pendekatan permakultur. “Se- jak satu tahun setelah mendapatkan pendidikan dari Yayasan Bitra In-