Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian lingkungan sampah, jenis-jenisnya, dan pengelolaan sampah dalam masyarakat.
1. Nama Kelompok :
Anis Khoerunisa (037118138)
Irma Kurniasih (037118141)
Ristie Maulina P S (037118150)
Tugas Topik 9 PLH
“Lingkungan Sampah”
Dosen pengampu : Resyi A Gani, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia. Peningkatan jumlah
penduduk atau tingkat konsumsi terhadap
suatu barang maka semakin meningkat pula
volume, jenis dan karakteristik sampah yang
dihasilkan. Menurut UU No. 18 Tahun 2008
tentang pengelolaan sampah menyatakan
bahwa, sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Fungsi pengelolaan
sampah ini meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
penyakit. Lingkungan yang kotor dapat
menjadi tempat pertumbuhan yang subur
bagi mikroorganisme patogen berbahaya dan
juga menjadi tempat sarang lalat, tikus dan
hewan liar lainnya. Pembusukan sampah
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap,
gangguan estetika dan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Berbagai penyakit yang
dapat muncul karena sampah yang tidak
dikelola antara lain adalah diare, disentri,
cacingan, malaria, kaki gajah (elephantiasis)
dan demam berdarah. Penyakit-penyakit ini
merupakan ancaman bagi manusia, yang
dapat menimbulkan kematian (Tobing,
2005). Selain itu, dampak pengelolaan
sampah yang buruk menimbulkan
pencemaran terhadap air, udara dan tanah
(Purwendro, 2010).
Sistem pengelolaan persampahan
terutama untuk daerah perkotaan, harus
dilaksanakan secara tepat dan sistemastis.
Kegiatan pengelolaan persampahan akan
melibatkan penggunaan dan pemanfaatan
berbagai prasarana dan sarana persampahan
yang meliputi pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pengolahan
maupun pembuangan akhir. Masalah
sampah berkaitan erat dengan dengan pola
hidup serta budaya masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu penanggulangan sampah
bukan hanya urusan pemerintah semata akan
tetapi penanganannya membutuhkan
partisipasi masyarakat secara luas. Jumlah
sampah ini setiap tahun terus meningkat
sejalan dan seiring meningkatnya jumlah
penduduk dan kualitas kehidupan
masyarakat atau manusianya dan disertai
juga kemajuan ilmu pengetahuan teknologi
yang menghasilkan pula pergeseran pola
2. hidup masyarakat yang cenderung
konsumtif.
Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM), pengelolaan sampah
termasuk dalam 5 Pilar STBM yaitu stop
buang air besar sembarangan, cuci tangan
pakai sabun, pengelolaan air minum atau
makanan, pengelolaan sampah, dan
pengelolaan limbah cair. Pengelolaan
sampah merupakan salah satu pilar yang
memiliki peranan penting dalam
mempertahankan daya dukung lingkungan
serta menghindari sampah sebagai media
berkembangnya vektor dan binatang
penggangu yang dapat menularkan penyakit
(Kemenkes, 2014). Kegiatan penanganan
sampah yang dapat dilakukan adalah
memilah sampah dalam bentuk
pengelompokan dan pemisahan sesuai
dengan jenis dan sifat sampah. Pemilahan
sampah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 18 tahun 2008 pasal 12 bahwa setiap
warga negara diwajibkan dalam mengurangi
dan menangani sampah (KLH, 2008) serta
Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012
pasal 16 tahap pertama dalam penanganan
sampah yaitu pemilahan sampah (KLH,
2012). Memilah sampah langsung dari
sumbernya menjadi sangat penting karena
tidak efisien jika memilah dilakukan di TPA
dimana hal tersebut akan memerlukan
sarana dan prasarana yang sangat mahal.
Kawasan permukiman, kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, dan
kawasan umum wajib menyediakan fasilitas
pemilahan sampah. Hal ini berarti
pengelolaan sampah dan penyediaan fasilitas
pemilahan sampah wajib dilakukan di
sekolah karena sekolah merupakan salah
satu bentuk kawasan/fasilitas umum.
Pertambahan jumlah sampah yang
tidak diimbangi dengan pengelolaan yang
ramah lingkungan akan menyebabkan
terjadinya perusakan dan pencemaran
lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Lebih
jauh lagi, penanganan sampah yang tidak
komprehensif akan memicu terjadinya
masalah sosial, seperti amuk massa, bentrok
antar warga, pemblokiran fasilitas TPA.
Pertumbuhan jumlah sampah di kota-kota di
Indonesia setiap tahun meningkat secara
tajam. Sebagai contoh di Kota Bandung. Di
kota ini, pada tahun 2005 volume
sampahnya sebanyak 7.400 m3 per hari; dan
pada tahun 2006 telah mencapai 7.900 m3
per hari. Selain itu, di Jakarta, pada tahun
2005 volume sampah yang dihasilkan
sebanyak 25.659 m3/hari; dan pada tahun
2006 telah mencapai 26,880 m3/hari.
3. (Suganda dalam Kompas, 30 Nopember
2006).
Pemanfaatan sampah sampah harus
diprioritaskan sebelum terjadinya
pencemaran lingkungan yang mengganggu
kesehatan masyarakat. Maka perlu adanya
pengelolaan sampah, pengelolaan sampah
memerlukan kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Dalam Undang-Undang RI Tahun
2008 Nomer 18 tentang, pengelolaan
sampah disebutkan bahwa pengelolaan
sampah bertujuan agar menjadikan sampah
sebagai sumber daya.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
sampah secara luas
2. Untuk mengetahui pengelolaan
sampah dalam lingkungan
masyarakat
3. Untuk mengetahui manfaat
pengelolaan sampah dalam
lingkungan masyarakat
4. Untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan oleh sampah pada
kehidupan sehari-hari
5. Untuk mengetahui masalah-masalah
yang ditimbulkan oleh sampah
1.3 Batasan Pembahasan
Berdasarkan deskripsi latar belakang
diatas adapun pembahasan pada makalah ini
dibatasi pada :
1. Mengetahui jenis-jenis sampah
2. Mengetahui pengelolaan sampah
dalam lingkungan masyarakat
3. Mengetahui manfaat pengelolaan
sampah dalam lingkungan
masyarakat
4. Mengetahui dampak yang
ditimbulkan oleh sampah pada
kehidupan sehari-hari
5. Mengetahui masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh sampah.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian lingkungan sampah
Sampah merupakan material
sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah
didefinisikan oleh manusia menurut
derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak
ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung.
Pengertian sampah menurut para ahli
:
1. Menurut Prof. W. Radyastuti
4. Sampah sebagai segala
sesuatu sumber daya yang
tidak siap pakai.
2. World Health Organization
(WHO)
Sampah yaitu berbagai
barang yang berasal dari
kegiatan manusia yang tidak
lagi digunakan, baik tidak
dipakai, tidak disenangi,
ataupun yang dibuang.
3. Juli Soemirat
Sampah adalah segala barang
padat yang dihasilkan dari
kegiatan manusia yang tidak
lagi dikehendaki.
A. Sampah Berdasarkan Sumbernya
Sampah dikelompokan
berdasarkan sumber penghasil
sampah. Ada beberapa sumber
penghasil sampah:
1. Sampah dari rumah tangga
Sampah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga antara
lain berupa sisa hasil
pengolahan makanan, barang
bekas dari perlengkapan
rumah tangga, kertas, kardus,
gelas, kain, tas bekas, sampah
dari kebun dan halaman, batu
baterai, dan lain – lain.
Terdapat jenis samapah
rumah tangga yang
mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3),
yang perlu penanganan
khusus, agar tidak berdampak
pada llingkungan, seperti
batu baterai, bekas kosmetik,
pecahan lampu, bekas semir
sepatu dan lain – lain.
2. Sampah dari pertanian
Sampah yang berasal dari
kegiatan pertanian pada
umumnya berupa sampah
yang mudah membusuk
seperti rerumputan dan
jerami. Penanganan sampah
dari kegiatan pertanian pada
umumnya dilakukan
pembakaran, yang dilakukan
setelah panen. Jerami
dikumpulkan dipojok sawah,
kemudian dibakar. Masih
sedikit petani yang
memanfaatkan jerami untuk
pupuk. Selain sampah yang
mudah membusuk, kegiatan
5. pertanian menghasikan
sampah yang masuk kategori
B3 seperti pestisida, dan
pupuk buatan, sehingga perlu
dilakukan penanganan khusus
agar tidak mencemari
lingkungan. Sampah
pertanian lainnya yaitu
plastik yang digunakan
sebagai penutup tempat
tumbuh – tumbuhan yang
berfungsi untuk mengurangi
penguapan dan penghambat
pertumbuhan gulma, seperti
pada penanaman cabai.
3. Sampah sisa bangunan
Pembangunan gedung –
gedung yang dilakukan
selama ini, akan
menghasilkan sampah,
seperti potongan kayu,
triplek, dan bambu. Kegiatan
pembanguanan juga
menghasilkan sampah seperti
semen bekas, pasir, spesi,
batu 7 bata, pecahan ubin/
keramik, potongan besi,
pecahan kaca, dan kaleng
bekas. Semakin banyak
pembangunan gedung atau
bangunan, maka akan
semakin banyak jumlah
sampah yang dihasilkan.
4. Sampah dari perdagangan
dan perkantoran Kegiatan
pasar tradisional, warung,
supermarket, toko, pasar
swalayan, mall,
menghasilkan jenis sampah
yang beragam. Sampah dari
perdagangan banyak
menghasilkan sampah yang
mudah membusuk, seperti
sisa makanan, dedaunan, dan
menghasilkan sampah tidak
membusuk, seperti kertas,
kardus, plastik, kaleng dan
lain – lain.
5. Sampah dari industri
Kegiatan industri
menghasilkan jenis sampah
yang beragam tergantung dari
bahan baku yang digunakan,
proses produksi, dan out
produk yang dihasilkan.
Penerapan produksi bersih
(cleaner production) di
industri perlu dilakukan
untuk meminimasi jumlah
sampah yang dihasilkan
(Suwerda, 2012). Sampah
dari kegiatan rumah sakit
6. Sampah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit selain
sampah umum yang
dihasilkan oleh para
pengunjung rumah sakit
maupun pegawai dapat
berupa sampah botol infus,
cairan tubuh, potongan tubuh,
tajam,radioaktif, gas, dimana
sampah rumah sakit
digolongkan sampah
infeksius.
B. Jenis Sampah
Jenis – jenis sampah menurut Amos
Noelaka dalam Bakar (2014) sampah dibagi
menjadi tiga bagian yakni:
1. Sampah organik
Sampah organik merupakan
barang yang dianggap sudah tidak
terpakai dan dibuang oleh pemilik
atau pemakai sebelumnya, tetapi
masih bisa dipakai, dikelola dan
dimanfaatkan dengan prosedur yang
benar. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami.
Sampah organik merupakan sampah
yang mudah membusuk seperti, sisa
daging, sisa sayuran, daun-daun,
sampah kebun dan lainnya.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah
sampah yang dihasilkan dari
bahan-bahan nonhayati, baik berupa
produk sintetik maupun hasil proses
teknologi pengolahan bahan
tambang. Sampah ini merupakan
sampah yang tidak mudah menbusuk
seperti, kertas, plastik, logam, karet,
abu gelas, bahan bangunan bekas dan
lainnya.
3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya
Beracun)
Pada sampah berbahaya atau
bahan beracun (B3), sampah ini
terjadi dari zat kimia organik dan
nonorganik serta logam-logam berat,
yang umumnya berasal dari buangan
industri. Pengelolaan sampah B3
tidak dapat dicampurkan dengan
sampah organik dan nonorganik.
Sampah ini dikelola oleh badan
khusus, dikelola sesuai dengan
peraturan pemerintah. Selain
dihasilkan oleh industry, rumah sakit
juga menghasilkan sampah B3 yang
tak kalah berbahayanya, seperti
sampah infeksius, sampah radioaktif,
sampah sitotoksik, dan sampah gas.
7. C. karakteristik sampah
Menurut Kistinnah I,Lestari, 2006
Karakteristik sampah , ditinjau dari
kualifikasinya ada delapan macam yaitu :
1. Garbage. Yaitu sampah yang terdiri
dari bahan – bahan organic yang
mempunyai sifat lekas membusuk (
Biodegradibility prosesnya cepat )
Sampah jenis ini lekas membusuk
kira – kira dalam waktu sekitar 18
jam . Yang termasuk dalam kategori
sampah jenis ini antara lain : Sampah
dapur.
2. Rubbish . Yaitu sampah yang terdiri
dari bahan - bahan organic atau
anorganik yang tidak / tahan berubah
sifatnya. Contoh dari sampah ini
adalah : sampah plastic , kaleng /
logam, kertas, kaca.
3. Ashes atau dust. Yaitu sampah –
sampah sisa pembakaran dan dari
bahan – bahan partikel kecil yang
mempunyai sifat mudah beterbangan
4. Sampah jalan ( Street Cleaning ) .
Yaitu sampah yang berasal dari
pembersihan jalan , yang terdiri dari
campuran bermacam – macam
sampah, daun – daunan kertas,
plastic , pecahan kaca, besi, debu dan
sebagainya.
5. Bangkai binatang (Dead Animals) ,
Yaitu bangkai binatang yang mati
karena alam , ditabrak kendaraan
atau dibuang oleh orang.
6. Sampah industri (industrial wastes) .
Yaitu sampah yang berasal dari
industry atau pabrik – pabrik ,
sampah ini tergantung jenis
industrinya , missal kimia beracun
,kertas, bahan berbahaya.
7. Sampah pembangunan (Demolition
wastes) . Yaitu sampah dari proses
pembangunan gedung , rumah dan
sebagainya yang berupa puing –
puing , 10 potongan – potongan
kayu, besi beton , bamboo, hancuran
gedung dan sebagainya.
8. Sampah berbahaya (Hazardous
wastes). Adalah kimia beracun ,
pestisida, pupuk, radioaktif, sampah
rumah sakit / puskesmas yang dapat
membahayakan manusia.
BAB III
Pembahasan dan Studi Kasus
3.1 Pembahasan
Pengolahan sampah adalah suatu
upaya untuk mengurangi volume sampah
atau merubah bentuk menjadi lebih
bermanfaat, antara lain dengan cara
8. pembakaran, pengomposan, penghancuran,
pengeringan dan pendaur ulangan. (SNI
T-13-1990-F).
A. Pengelolaan sampah
Adaputeknik pengolahan
sampah adalah sebagai berikut :
1. Pengomposan (Composting),
Pengomposan adalah suatu
cara pengolahan sampah
organic dengan
memanfaatkan aktifitas
bakteri untuk mengubah
sampah menjadi kompos
(proses pematangan).
Pengomposan dilakukan
terhadap sampah organik.
2. Pembakaran sampah,
Pembakaran sampah dapat
dilakukan pada suatu tempat,
misalnya lapangan yang jauh
dari segala kegiatan agar
tidak mengganggu. Namun
demikian pembakaran ini
sulit dikendalikan bila
terdapat angin kencang,
sampah, arang sampah, abu,
debu, dan asap akan terbawa
ketempat-tempat sekitarnya
yang akhirnya akan
menimbulkan gangguan.
Pembakaran yang paling baik
dilakukan disuatu instalasi
pembakaran, yaitu dengan
menggunakan insinerator,
namun pembakaran
menggunakan incinerator
memerlukan biaya yang
mahal.
3. Recycling, Merupakan salah
satu teknik pengolahan
sampah, dimana dilakukan
pemisahan atas benda-benda
bernilai ekonomi seperti:
kertas, plastik, karet, dan
lain-lain dari sampah yang
kemudian diolah sehingga
dapat digunakan kembali
baik dalam bentuk yang sama
atau berbeda dari bentuk
semula.
4. Reuse, Merupakan teknik
pengolahan sampah yang
hampir sama dengan
recycling, bedanya reuse
langsung digunakan tanpa
ada pengolahan terlebih
dahulu.
5. Reduce, Adalah usaha untuk
mengurangi potensi timbulan
sampah, misalnya tidak
menggunakan bungkus
9. kantong plastik yang
berlebihan.
B. Dampak Sampah pada kehidupan
sehari-hari
Masalah sampah menjadi salah satu
permasalahan yang komplek, tidak hanya di
indonesia tetapi juga di dunia. Penanganan
sampah yang kurang baik dan bijak bisa
menimbulkan dampak yang sangat besar
bagi kehidupan di bumi. Dampak bagi
kesehatan, ekonomi social dan budaya.
Sampah yang tidak ditangani dengan baik
bisa menimbulkan bau, mengundang bakteri
pathogen juga bibit penyakit, dalam
penanggulangannya juga membutuhkan
dana yang besar, juga mengganggu dan
merusak keindahan planet bumi yang
diberikan yang maha kuasa. Dampak yang
lebih besar adalah dapat merusak lapisan
ozone yang berada di atmosfer akibat
pengelolaan sampah yang tidak baik dan
bijak. Untuk menangani masalah sampah
tidaklah susah, tidak juga mudah dan
sederhana. Tapi membutuhkan dukungan
dari berbagai fihak, baik dari pemerintah
maupun seluruh lapisan masyarakat.
1. Dampak pada kesehatan manusia
Sampah yang tidak di buang
pada tempatnya akan mengganggu
kesehatan kita yang akan memicu
terserangnya penyakit pada manusia
seperti :
● Diare
● Disentri
● Kudisan,
● Jamur dll
Memicu tercemarnya lingkungan
hidup hewan, tumbuhan dan manusia.
Di jepang telah di laporkan 40rb
penduduknya mennggal setelah
mengkonsumsi ikan yang tercemar
atau terkontaminasi raksa (Hg) yang
beracun jika di konsumsi manusia.
Raksa ini berasal dari sampah atau
limbah industri battrey yang di buang
di laut.
2. Dampak pada udara
Sampah yang di buang
melalaui udara adalah asap dari
industri pabrik dan kendaraan yang
dapat mencemari lingkungan di
udara, Udara yang di menjadi kotor
dan berbahaya jika di hirup leh
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Selain itu sampah ini dapat
melubangi ozon (pelindung bumi
dari radiasi matahari) oelh sebab itu
mengapa bumi semakin
lama-semakin panas.
3. Dampak pada sosial
10. Dampak dari sampah yang ketiga
yaitu pada kehidupan antara sesama
manusia. Ketika kita lewat tumpukan
sampah di pinggir jalan yang sangat bau,
kita menjadi terganggu dan menutup hidung
ia kan? ini menandakan bahwa kita merasa
terganggu dengan orang yang membuang
sampah sembarangan. Contoh lagi Sampah
udara dari orang yang merokok di tempat
umum seperti bis umum, kereta, kapal dan
ruangan untuk umum, mereka yang tidak
merokok akan sangat terganggu dan
membuat hubungan sosaial terganggu.
Maka dari itu di perlukan sikap yang
baik dari setiap manusia dan kesarannya
untuk membuang sampah pada tempatnya
dan mengelola kembali sebaik mungkin agar
dampak yang di timbulkan menjadi sedikit.
Gunakan juga teknologi yang ramah
lingkungan dan jangan gunakan peralatan
yang tidak bisa di daur ulang.
3.2 Studi Kasus
1. STUDI PENGELOLAAN SAMPAH
TERPADU DI TINGKAT
KELURAHAN KOTA
MAKASSAR ( STUDI KASUS :
KELURAHAN PAROPO,
KECAMATAN PANAKKUKANG )
Mary Selintung1 , Irwan Ridwan
Rahim1 , Ryan Rombe2.
Permasalahanya adalah kurangnya
edukasi mengenai pengelolaan
sampah sehingga menimbulkan
penumpukan sampah yang
berlebihan.
Solusinya adalah melakukan edukasi
kepada masyarakat terkait
pengelolaan persampahan seperti
proses pemilahan dan 3R (reduce,
reuse, dan recycle) yang mana
selama ini masih sangat kurang
diperhatikan pada kantor, sekolah
dan pasar di Keluraham Paropo.
2. Manajemen Sampah di Perkotaan (
studi kasus : Masalah sampah di
Surabaya ) Alfiana Hafidian Rizkiani
Permasalahannya adalah meluasnya
permukiman kumuh, menumpuknya
sampah, terbatasnya fasilitas umum
seperti prasarana air minum dan
ruang terbuka hijau, pedagang kaki
lima, transportasi, pencemaran udara,
meningkatnya kriminalitas dan
berbagai masalah kependudukan
yang lain. Salah satu masalah pelik
yang sulit dipecahkan adalah
masalah sampah, mengingat volume
sampah yang cenderung terus
meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan
permukiman serta keterbatasan lahan
untuk pembuangan akhir.
Solusinya yaitu kebijaksanaan dalam
pengelolaan persampahan meliputi
penurunan senyawa beracun yang
11. terkandung dalam sampah sejak pada
tingkat produksi, minimasi jumlah
sampah, peningkatan daur ulang
sampah, pembuangan sampah yang
masih memiliki nilai energi
dikurangi secara signifikan, dan
pencemaran lingkungan dicegah
sedini mungkin. Dalam
melaksanakan kebijaksanaan dalam
pengelolaan persampahan
melibatkan masyarakat dalam
pengelolaan sampah secara mandiri,
pengelolaan sampah dengan
menggunakan sanitary landfill yang
sesuai dengan ketentuan standar
lingkungan, dan pengembangan
teknologi tinggi pengolahan sampah
untuk sumber energy.
3. Studi Potensi Pembentukan
Biogas Dari Sampah Makanan
dan Ko-Substrat Feses Sapi
Untuk Energi Listrik Alternatif:
Studi Kasus Di Universitas
Andalas.
Maslahanya Sampah makanan
merupakan bahan potensial dengan
ketersediaan yang cukup banyak di
Kampus Unand. Berdasarkan hasil
penelitian Chania (2010), komposisi
sampah makanan yang dihasilkan di
Unand sekitar 26,6% dengan potensi
daur ulang 98% untuk diolah
menjadi kompos dan biogas.
Persentase sampah makanan yang
cukup besar didukung keberadaan 51
kantin yang beroperasional di setiap
hari kerja di kawasan Kampus
Unand.
solusi nya mengelola sampah
makanan dan feses sapi menjadi
Biogas.
3.3 Video dari kasus
https://youtu.be/gudYUkvEkjs
Deskripsi : video tersebut berisi contoh
kasus yang ditimbulkan oleh sampah dan
cara menanggulanginya.
Daftar Referensi
http://repository.unpas.ac.id/26557/4/04_BA
B%20I%20PENDAHULUAN.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1160/1/3
%20BAB%20I.pdf
http://ejournal.kemenperin.go.id/jli/article/vi
ew/673/pdf_12
https://core.ac.uk/download/pdf/77623913.p
df
https://eprints.uny.ac.id/52974/2/BAB%20I
%2013416241026.pdf
https://www.kompasiana.com/alifianahr/550
d33de8133111622b1e24f/manajemen-sampa
h-di-perkotaan-studi-kasus-masalah-sampah
-di-surabaya