2. SEJARAH DAN LATAR BELAKANG
BIMBINGAN DAN KONSELING
Di Amerika Serikat
Frank Parson,1908: mendirikan suatu “Vocational Bureau”
yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan
pertolongan agar mereka dapat mengenal atau
memahami berbagai kekuatan dan kelemahan yang
ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat
dipergunakan secara intelegensi dalam memilih
pekerjaan yang tepat bagi dirinya
Arthur E. Traxler dan Robert D. North, 1986:
Dalam bukunya yang berjudul
“Techniques Of Guidance” menyebutkan beberapa
kejadian penting yang mewarnai sejarah bimbingan
antara lain:
2
3. 1. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Timbullah
suatu gerakan kemanusiaan, yang menitikberatkan pada
kesejahteraan manusia dan kondisi sosialnya.
2. Agama. Para rohaniwan berpandangan bahwa dunia adalah
di mana ada pertentangan yang secara terus menerus
antara yang baik dan buruk.
3. Aliran kesehatan mental (mental hygiene). Timbul dengan
tujuan perlakuan yang manusiawi terhadap penderita
penyakit jiwa dan perhatian terhadap berbagai gejala,
tingkat penyakit jiwa, pengobatan dan cara
pencegahannya.
4. Perubahan dalam masyarakat. Akibat dari perang Dunia I
dan II, pengangguran, depresi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, wajib belajar, dan lain-
lainnya, mendorong beribu-ribu anak untuk masuk sekolah,
tanpa mengetahui untuk apa mereka bersekolah.
5. Gerakan mengenal siswa sebagai individu. Gerakan ini erat
kaitannya dengan gerakan tes pengukuran,
3
4. Di Indonesia
Masa Sebelum Kemerdekaan
Yaitu pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Rakyat Indonesia yang cinta akan nasionalisme dan
kemerdekaan berusaha untuk memperjuangkan
kemandirian bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah
satunya Taman Siswa yang di pelopori oleh K.H.
Dewantara. Falsafah dasarnya yang terkenal yaitu:
“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso,
dan Tut Wuri Handayani”
Dekade 40-an: Perjuangan
Merupakan tonggak sejarah yang sangat penting,karena
pada dekade ini rakyat Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. yang merupakan
kulminasi perjuangan untuk mencapai kehidupan
kebangsaan yang bebas dan mandiri di tengah bangsa
lain di dunia.
Sedangkan Hal yang menjadi fokus utama pada saat itu
adalah mendidik bangsa Indonesia agar memahami dirinya
sebagai bangsa yang merdeka.
4
5. Dekade 50-an: Perjuangan
Menjelang dekade 50-an pengakuan kedaulatan terhadap
Indonesia tercapai. Namun dalam bidang Pendidikan
menghadapi tantangan yang sangat besar,yaitu bagaimana
memecahkan masaah kebodohan dan keterbelakangan rakyat
Indonesia. Tahun 1950 keluar perubahan kurikulum yang
pertama (pada saat itu di kenal sbg rencana pelajaran) sebagai
penyempurnaan dari rencana pelajaran tahun 1946 dan 1947.
Dekade 60-an: Perintisan
Lahirnya Orde Baru tahun 1966, yang kemudian meluruskan
dan menegakkan, dan mulai mantap dalam merintis terwujudnya
suatu sistem pendidikan nasional.
Beberapa peristiwa penting dalam bidang pendidikan:
1. Ketetapan MPRS Tahun 1966 tentang Dasar Pendididkan
Nasional.
2. Lahirnya kurikulum SMA Gaya Baru 1964,dengan
keharusan pelaksaaan bimbingan dan konseling/penyuluhan.
3. Lahirnya kurikulum 1968.
4. Kelahiran IKIPsebagai perpaduan dari IPG dan FKIP
berdasarkan keputusan Presiden No.1/1963. 5
6. Dekade 80-an: Pemantapan
Pemantapan terutama untuk menuju kepada perwujudan
bimbingan yang profesional. Beberapa kecenderungan yang
saat ini dan mungkin masa yang akan datang adalah makin
dirasakanya kebutuhan akan professionalisme layanan,
keterpaduan pengelolaan, sistem pendidikan konselor,
legalitas formal, pemantapan organisasi, pengembangan
konsep-konsep bimbingan yang berorientasi Indonesia, dsb.
Dekade 70-an: Penataan
Dalam dekade ini bimbingan diupayakan aktualisasinya
melalui legalitas sistem, konsep, dan pelaksanaannya.
Pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan salah satu
penunjang pembangunan nasional terutama diarahkan kepada
pemecahan masalah utama pendidikan yaitu:
1.Pemerataan kesempatan belajar
2.Mutu
3.Relevansi, dan
4.Efisiensi.
6
7. MENYONGSONG ERA LEPAS LANDAS
Untuk menyongsong era lepas landas pada dasarnya adalah
menyiapkan manusia yang bercirikan “lepas landas”.
Terutama kaum generasi muda yang pada saatnya nanti
akan menjadi tulang punggung masyarakat indonesia.
Menurut Koentjaraningrat (1988) manusia lepas landas
berfokus pada tiga kata kunci:
1) Mentalitas Manusia Indonesia
2) Disiplin Nasional
3) Integrasi Nasional
7
8. Bimbingan Berdasarkan Pancasila
Kegiatan bimbingan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kegiatan pendidikan serta mempunyai peran yang
sangat penting dan strategis dalam perjalanan bangsa
Indonesia secara keseluruhan.
Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan dasar
negara, pandangan hidup, kepribadian bangsa,
dan ideologi nasional. Dan kualitas manusia
Pancasila merupakan dasar dan tujuan bagi
suksesnya pembangunan nasional.
8
9. PENGERTIAN BIMBINGAN
Bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan
kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus
menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar
individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang
mandiri.
Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini
mencakup 5 fungsi pokok yang hendaknya dilakukan oleh
pribadi mandiri, yaitu:
a) Mengenal diri sendiri dan lingkungan
b) Menerima diri sendri dan lingkungan secara positif
dan dinamis
c) Mengambil keputusan
d) Mengarahkan diri, dan
e) Mewujudkan diri
BERSAMBUNG...9
10. PENGERTIAN BIMBINGAN
Menurut Rochman Natawidjaja, 1987: 31
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri,
sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan llingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan
dapat menikmati kebahagiaaan hidupnya dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan
masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu
mencpai perkembangan diri secara optimal sebagai
makhluk sosial.
BERSAMBUNG...10
11. PENGERTIAN BIMBINGAN
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing
kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman dan perwujudan diri, dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
(Menurut Moh. Surya, 1988: 12)
BERSAMBUNG...11
12. Prayitno, 1983: 2 dan 1987: 35)
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka
itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang
mandiri.
Kemandirian itu mencakup 5 fungsi pokok yang
hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu;
a) Mengenal diri sendiri dan lingkungan
b) Menerima diri sendri dan lingkungan secara positif
dan dinamis
c) Mengambil keputusan
d) Mengarahkan diri, dan
e) Mewujudkan diri
PENGERTIAN BIMBINGAN
12
13. PENGERTIAN KONSELING
Konseling adalah suatu upaya bantuan yang di lakukan
dengan empat mata atau tatap muka antara konselor
dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human
(manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian
yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku,
agar klien memperolah konsep diri dan kepercayaan
diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada
saat ini dan mungkin masa yang akan datang.
13
14. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar ini sangat
penting dan perlu terutama dalam kaitannya dengan
kepentingan penerapan di lapangan, supaya guru pembimbing
dapat menghindari dari kesalahan dan penyimpangan-
penyimpangan dalam praktek pemberian layanan bimbingan
dan konseling.
PRINSIP
BIMBINGAN
DAN
KONSELING
UMUM
KHUSUS
14
15. PRINSIP KHUSUS:
1. Prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan
dengan sasaran layanan.
2. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan
individu.
3. Prinsip yang berkenaan dengan program
layanan.
4. Prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan
pelayanan.
15
17. 1. Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.1.pencegahan (preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya
masalah. Dlam fungsi pencegahan ini layanan yang
diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar
terhindar dari berbagai masalah yang dapat
menghambat perkembangannya. Kegiatan ini
berfungsi penccegahan dapat berupa program
orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi
data, dsb.
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan
bimbingan dan konseling dapat berfungsi:
BAB II
17
18. BAB II
Lanjutan...
Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.2.Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu
oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan
siswa.
Pemahaman ini mencakup:
a. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang
tua, guru, dan guru pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh siswa sendiri,
orang tua, guru, dan guru pembimbing.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk
didalamnya informasi pendidikan , jabatan/pekerjaan dan/atau
karier, dan informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh siswa. 18
19. BAB II
Lanjutan...
Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.3.Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman
telah dilakukan, namun mungkin saja siswa
masih menghadapi masalah-masalah tertentu.
Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu
fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terpecahnya atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami siswa.
19
20. BAB II
Lanjutan...
Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.4.Fungsi pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan dapat membantu para
siswa dalam memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang
dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap.
Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang
positif dalam rangka perkembangan dirinya secara
mantap dan berkelanjutan. 20
21. BAB II
Lanjutan...
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui
penyelenggaraan berbagai jenis layanan
bimbingan dan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mencapai hasil sebagaimana
terkandung di dalam masing-masing fungsi
bimbingan dan konseling.
setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling dilaksanakan haruslah secara langsung
mengacu pada salah satu atau beberapa fungsi
itu, agar hasil yang hendak dicapainya secara jelas
dapat diidentifikasi dan dievaluasi. 21
22. 2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
BAB II
2.1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah
sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No2/1989), yaitu
terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas,
yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 1994:5)
22
23. Lanjutan...
Tujuan Umum Bimbingan dan Konseling
Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling
sebagai suatu upaya membentuk perkembangan
kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum
layanan bimbingan dan konseling di SLTP dan SMU
haruslah dikaitkan dengan pengembangan sumber daya
manusia. Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan
masa depan,yaitu adanya relevansi program pendidikan
dengan tuntutan dunia kerja atau adanya “link and match”
(kaitan dan padanan), maka secara umum layanan
bimbingan dan konseling adalah membantu siswa
mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta
memilih, dan menyesuaikan diri dengan kesempatan
pendidikan untuk merencanakan karier yang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja. 23
24. 2.2.Tujuan Khusus
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan
untuk membantu siswa agarvdapat mencapai tujuan-
tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial,
belajar, dan karier. Bimbingan pribadi-sosial
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
pengembangan pibadi-sosial dalam mewujudkan pribadi
yang takwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Bimbingan
belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang
produktif
BAB II
Lanjutan...
Tujuan Bimbingan dan Konseling
24
25. BAB II
Lanjutan...
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling
a. Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi-sosial
dalam aspek tugas Perkembangan Pribadi-sosial, layanan
bimbingan konseling membantu siswa agar:
1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan
dan mengenalkankekhususan yang ada pada dirinya.
2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti
menggambarkan orang-orang yang mereka sayangi
3) Membuat pilihan secara sehat
4) Mampu menghargai orang lain
5) Memiliki rasa tanggung jawab
6) Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
7) Dapat mnyelesaikan konflik.
8) Dapat membuat keputusan secara efektif. 25
26. BAB II
Lanjutan...
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling
b. Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar
Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar, layanan
bimbingan konseling membantu siswa agar:
1) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik
belajar secara efektif
2) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan.
3) Mampu belajar secara efektif.
4) Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam
menghadapi evaluasi/ujian.
26
27. BAB II
Lanjutan...
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling
c. Dalam Aspek Tugas Perkembangan Karier
Dalam Aspek Tugas Perkembangan karier, layanan
bimbingan konseling membantu siswa agar:
1) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan
kerja.
2) Mampu merencanakan masa depan.
3) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu
kecenderungan arah karier.
4) Mengenal keterampilan, kemampuan , dan minat.
27
28. BAB II
3. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada
asaa-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas ini
dapat diterapkan sbb.
1. Asas Kerahasian
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Kekinian
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kegiatan
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas Kenormatifan
10.Asas Keahlian
11.Asas Ahlitangan
12.Asas Tut Wuri Handayani
28
29. BAB II
Lanjutan...
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
3.1. Asas kerahasiaan
Secara khusus usaha layanan bimbingan adalah melayani
individu-individu yang bermasalah. Asas kerahasiaan
merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan
konseling. Jika asas ini benar-benar dijalankan maka
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan mendapat
kepercayaan dari para siswa dan akandimanfaatkan
secara baik oleh siswa, dan jika sebaliknya para
penyelenggara tidak memperhatikan asas tersebut maka
tidak mempunyai arti lagi dan bahkan mungkin dijauhi oleh
para siswa.
29
30. 3.2. Asas Kasukarelaan
BAB II
Lanjutan...
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Jika asas kerahasiaan benar-benar tertanam pada diri (calon)
terbimbing/siswa atau klien, sangat dapat diharapkan bahwa
mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela akan
membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.
3.3. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam
suasana keterbukaan. Baik yang dibimbing /dikonsel maupun
pembimbing/konselor bersifat terbuka. Keterbukaan ini
bukannhanya sekedr berarti “bersedia menerima saran-saran
dari luar” tetapi dalam halinin lebih penting masing-masing yang
bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan
pemecahan masalah yang dimaksud. 30
31. BAB II
Lanjutan...
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
3.4. Asas Kekinian
Masalah klien yang langsung ditanggulanggi melalui upaya
bimbingan dan konseling adalah masalah-masalah yang
dirasakan kini(sekarang), bukan masalah-masalah yang sudah
lampau, dan juga masalah yang mungkin akan dialami di masa
mendatang.
3.5. Asas Kemandirian
Kemandirian merupakan tujuan dari usaha layanan bimbingan
dan konseling. Dalam memberi layanan para petugas hendaklah
selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada diri orang
yang dibimbing. Jangan sampai orang yang dibimbing itu
menjadi tergantung pada orang lain, khususnya para
pembimbing
31
32. Lanjutan...
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
BAB II
3.6. Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan
buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tjuan bimbingan. Para
pemberi layanan bimbingan dan konseling hendaknya
menimbulkan suasana individu yang dibimbing itu mampu
menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
3.7. Asas Kedinamisan
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki
terjadinya perubahan pada diri individu yang dibimbing yaitu
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
tidaklah sekedar mengulag-ulang hal yang lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu
pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
32
33. Lanjutan...
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
BAB II
33
3.8. Asas Keterpaduan
Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek
individu yang dibimbing, sebagai mana diketahui individu yang
dibimbing itu mremiliki berbagai segi kalau keadaanya tidak
saling serasi dn terpadu akan jstru menimbulkan masalah.
Jangan hendaknya aspek layanan yang satu tidak serasi atau
bahkan bertentangan dengan aspek layanan yang lain.
3.9. Asas Kenormatifan
Sebagaimana dikemukakan terdahlu, usaha layanan bimbingan
dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku
34. 34
BAB II
Lanjutan...
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
3.10. Asas Kenormatifan
Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur,
sistematik, dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang
memadai. Asas keahlian ini akan menjamin keberhasilan usaha
bimbingan dan konseling, dan keberhasilan akan menaikan
kepercayaan masyarakat pada bimbingan dan konseling.
3.11. Asas Alih Tangan
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan
dan konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya
untuk membantu klien belum dapat terbantu sebagaimana yang
diharapkan, maka petugas tersebut mengalihtangankan klien
tersebut, kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
35. Lanjutan...
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
BAB II
35
3.12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara
pembimbing dan yang dibimbing. Terlebih di lingkungan
sekolah, asas ini makin dirasakan manfaatnyan dan bahkan
perlu dilengkapi dengan “ ing ngarsa sung tulada, ing madya
mangun karsa”
37. 37
Secara umum tujuan penyelenggaraan bantuan
pelayanan bimbingan dan konseling adalah
berupaya membantu siswa menemukan
pribadinya, serta menerima dirinya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan
diri lebih lanjut.
Lebih khusus, untuk mencapai tujuan tersebut,
bidang bimbingan mencakup seluruh upaya
bantuan yang meliputi :
Bidang Bimbingan Pribadi
Bimbingan Sosial
Bimbingan Belajar, Dan
Bimbingan Karier