Astrocytoma Kelompok 2 memiliki gejala klinis seperti nyeri kepala, mual, dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan MRI dan CT Scan menunjukkan massa berbatas tegas tanpa kalsifikasi dengan pembengkakan otak. Secara mikroskopis terlihat kumpulan sel kecil dengan inti sel lebih besar dari normal. Terdapat berbagai varian berdasarkan WHO antara lain astrocytoma jinak hingga ganas.
Tumor otak adalah lesi yang tumbuh di otak, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan neurologis. Diagnosa didukung hasil CT scan atau MRI, yang dapat mengidentifikasi lokasi dan ukuran tumor. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, radioterapi, dan obat-obatan untuk mengurangi gejala. Prognosis tergantung jenis dan lokasi tumor.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Dokumen tersebut membahas pengelolaan pasien dengan cedera kepala, mulai dari pemeriksaan awal, klasifikasi berat ringan dan berat, hingga tatalaksana yang sesuai untuk masing-masing klasifikasi. Tatalaksana meliputi pemberian oksigen, cairan infus, obat-obatan, dan pemantauan kondisi neurologi pasien. Pengelolaan yang tepat dan cepat diharapkan dapat menghasilkan prognosis yang baik bagi pasien.
Astrocytoma Kelompok 2 memiliki gejala klinis seperti nyeri kepala, mual, dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan MRI dan CT Scan menunjukkan massa berbatas tegas tanpa kalsifikasi dengan pembengkakan otak. Secara mikroskopis terlihat kumpulan sel kecil dengan inti sel lebih besar dari normal. Terdapat berbagai varian berdasarkan WHO antara lain astrocytoma jinak hingga ganas.
Tumor otak adalah lesi yang tumbuh di otak, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan neurologis. Diagnosa didukung hasil CT scan atau MRI, yang dapat mengidentifikasi lokasi dan ukuran tumor. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, radioterapi, dan obat-obatan untuk mengurangi gejala. Prognosis tergantung jenis dan lokasi tumor.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Dokumen tersebut membahas pengelolaan pasien dengan cedera kepala, mulai dari pemeriksaan awal, klasifikasi berat ringan dan berat, hingga tatalaksana yang sesuai untuk masing-masing klasifikasi. Tatalaksana meliputi pemberian oksigen, cairan infus, obat-obatan, dan pemantauan kondisi neurologi pasien. Pengelolaan yang tepat dan cepat diharapkan dapat menghasilkan prognosis yang baik bagi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Cidera kepala merupakan trauma yang mengenai kepala akibat kekuatan fisik eksternal yang dapat menyebabkan gangguan kesadaran. Cidera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, tingkat keparahan, dan morfologi. Penderita cidera kepala membutuhkan penatalaksanaan seperti kontrol airway dan spine, pemberian oksigen, pemantauan status neurologis, dan penggunaan obat untuk mencegah edema otak dan menurunkan te
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit multiple sklerosis (MS). MS adalah penyakit autoimun sistem saraf pusat yang ditandai dengan demielinasi pada otak dan sumsum tulang belakang. MS disebabkan oleh aktivasi sel T yang menyerang mielin melalui kerusakan barrier darah otak. Terapi untuk MS meliputi obat penekan imun seperti interferon dan obat yang menghambat migrasi sel T ke sistem saraf pusat seperti natalizumab.
Laporan pendahuluan ini membahas intracerebral hematoma (ICH) yang merupakan penyebab ketiga dari cerebrovaskular accident. ICH dapat terjadi akibat trauma kepala dan lebih dari 50% kasus disertai hematoma epidural atau subdural. Laporan ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan ICH serta diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan rencan
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBSPangesti Diah Yuli
(1) GBS adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf perifer akibat infeksi virus atau bakteri. (2) Pengobatan efektif GBS adalah plasmapheresis dan immunoglobulin intravena. (3) Plasmapheresis mengganti autoantibodi dan kompleks imun dari sirkulasi darah, sementara immunoglobulin intravena menghambat efek toksik sel T dan mengurangi inflamasi.
Cedera tulang belakang umumnya disebabkan oleh trauma seperti kecelakaan. Laminektomi merupakan tindakan bedah untuk mengangkat sebagian lamina tulang belakang guna memperbaiki cedera pada tulang belakang dan mencegah gangguan saraf. Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk menentukan lokasi dan besarnya cedera, sementara penatalaksanaannya meliputi imobilisasi, tindakan bedah jika diperlukan
Presentasi membahas tentang otak dan kanker otak. Otak dibagi menjadi tiga bagian utama dan terdiri dari jaringan yang saling terhubung. Kanker otak disebabkan oleh faktor genetik, trauma, dan lingkungan seperti radiasi. Gejalanya bervariasi namun seringkali berupa sakit kepala dan gangguan fungsi saraf. Pencegahan melalui pola hidup sehat dan menghindari paparan zat karsinogenik.
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak yang dapat terjadi secara intraserebral atau subarakhnoid. Gejala klinisnya bervariasi tergantung lokasi perdarahan namun umumnya meliputi nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. CT-Scan digunakan untuk mendiagnosis jenis stroke hemoragik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Cidera kepala merupakan trauma yang mengenai kepala akibat kekuatan fisik eksternal yang dapat menyebabkan gangguan kesadaran. Cidera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, tingkat keparahan, dan morfologi. Penderita cidera kepala membutuhkan penatalaksanaan seperti kontrol airway dan spine, pemberian oksigen, pemantauan status neurologis, dan penggunaan obat untuk mencegah edema otak dan menurunkan te
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit multiple sklerosis (MS). MS adalah penyakit autoimun sistem saraf pusat yang ditandai dengan demielinasi pada otak dan sumsum tulang belakang. MS disebabkan oleh aktivasi sel T yang menyerang mielin melalui kerusakan barrier darah otak. Terapi untuk MS meliputi obat penekan imun seperti interferon dan obat yang menghambat migrasi sel T ke sistem saraf pusat seperti natalizumab.
Laporan pendahuluan ini membahas intracerebral hematoma (ICH) yang merupakan penyebab ketiga dari cerebrovaskular accident. ICH dapat terjadi akibat trauma kepala dan lebih dari 50% kasus disertai hematoma epidural atau subdural. Laporan ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan ICH serta diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan rencan
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBSPangesti Diah Yuli
(1) GBS adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf perifer akibat infeksi virus atau bakteri. (2) Pengobatan efektif GBS adalah plasmapheresis dan immunoglobulin intravena. (3) Plasmapheresis mengganti autoantibodi dan kompleks imun dari sirkulasi darah, sementara immunoglobulin intravena menghambat efek toksik sel T dan mengurangi inflamasi.
Cedera tulang belakang umumnya disebabkan oleh trauma seperti kecelakaan. Laminektomi merupakan tindakan bedah untuk mengangkat sebagian lamina tulang belakang guna memperbaiki cedera pada tulang belakang dan mencegah gangguan saraf. Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk menentukan lokasi dan besarnya cedera, sementara penatalaksanaannya meliputi imobilisasi, tindakan bedah jika diperlukan
Presentasi membahas tentang otak dan kanker otak. Otak dibagi menjadi tiga bagian utama dan terdiri dari jaringan yang saling terhubung. Kanker otak disebabkan oleh faktor genetik, trauma, dan lingkungan seperti radiasi. Gejalanya bervariasi namun seringkali berupa sakit kepala dan gangguan fungsi saraf. Pencegahan melalui pola hidup sehat dan menghindari paparan zat karsinogenik.
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak yang dapat terjadi secara intraserebral atau subarakhnoid. Gejala klinisnya bervariasi tergantung lokasi perdarahan namun umumnya meliputi nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. CT-Scan digunakan untuk mendiagnosis jenis stroke hemoragik.
Sindroma Guillain-Barre adalah neuropati demielinasi akut yang ditandai dengan kelemahan otot yang berkembang secara progresif dan hiporefleksia. Penyebabnya adalah demielinasi saraf tepi yang disebabkan oleh respon autoimun terhadap infeksi virus atau bakteri sebelumnya. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan elektrodiagnostik. Pengobatannya meliputi plasma exchange atau immunoglobulin intravena.
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)Taruna Ikrar
Dokumen tersebut membahas tentang neuromyelitis optica (NMO) yang merupakan penyakit inflamasi sistem saraf pusat yang memengaruhi saraf optik dan tulang belakang mengakibatkan gangguan penglihatan dan mielopati. NMO disebabkan oleh antibodi terhadap aquaporin-4 yang menyebabkan kerusakan astrosit dan memicu demielinasi, nekrosis, dan kerusakan neuron. Gejala klinis NMO antara lain gangguan penglihatan
1. Vertigo sentral disebabkan oleh gangguan sistem keseimbangan pada sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) maupun di area persepsi (korteks).
2. Penyebabnya meliputi perdarahan serebelum, infark serebelum, sindrom Wallenberg, sklerosis multiple, neuroma akustik, infeksi sistem saraf pusat, dan trauma.
3. Manifestasi klinisnya bervariasi namun seringkali berupa vertigo kon
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak yang mengalami kejang demam. Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi pada anak yang bersamaan dengan demam, yang disebabkan oleh infeksi di luar otak. Penatalaksanaan umum kejang demam pada anak meliputi pemantauan pernafasan, denyut jantung, dan suhu tubuh serta pemberian cairan infus dan obat-obatan seperti glukosa, magnesium, dan fenobarbital.
Gangguan pada sistem syaraf
Bell's Palsy. Gangguan yang terjadi menyerang separuh syaraf pada wajah.
Bell’s palsy merupakan kelemahan wajah dengan tipe lower motor
neuron yang disebabkan oleh keterlibatan saraf fasialis idiopatik di luar
sistem saraf pusat, tanpa adanya penyakit neurologik lainnya. Sindrom ini
pertama sekali dideskripsikan pada tahun 1821 oleh seorang anatomis dan
dokter bedah bernama Sir Charles Bell. Insidens sindrom ini sekitar 23 kasus
per 100 000 orang setiap tahun. Manifestasi klinisnya terkadang dianggap
sebagai suatu serangan stroke atau gambaran tumor yang menyebabkan
separuh tubuh lumpuh atau tampilan distorsi wajah yang akan bersifat
permanen. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai Bell’s palsy oleh dokter
umum agar tata laksana yang tepat dapat diberikan tanpa melupakan
diagnosis banding yang mungkin didapatkan.
Saraf fasialis atau saraf kranialis ketujuh mempunyai komponen
motorik yang mempersarafi semua otot ekspresi wajah pada salah satu sisi,
komponen sensorik kecil (nervus intermedius Wrisberg) yang menerima
sensasi rasa dari 2/3 depan lidah, dan komponen otonom yang merupakan
cabang sekretomotor yang mempersarafi glandula lakrimalis. Saraf fasialis
keluar dari otak di sudut serebello-pontin memasuki meatus akustikus
internus. Saraf selanjutnya berada di dalam kanalis fasialis memberikan
cabang untuk ganglion pterygopalatina sedangkan cabang kecilnya ke
muskulus stapedius dan bergabung dengan korda timpani. Pada bagian awal
dari kanalis fasialis, segmen labirin merupakan bagian yang tersempit yang
dilewati saraf fasialis; foramen meatal pada segmen ini hanya memiliki
diameter sebesar 0,66 mm.
Etiologi dan Patofisiologi
Terdapat lima teori yang kemungkinan menyebabkan terjadinya Bell’s
palsy, yaitu iskemik vaskular, virus, bakteri, herediter, dan imunologi. Teori
virus lebih banyak dibahas sebagai etiologi penyakit ini. Burgess et al
mengidentifikasi genom virus herpes simpleks (HSV) di ganglion genikulatum
seorang pria usia lanjut yang meninggal enam minggu setelah mengalami
Bell’s palsy. Murakami et al. menggunakan teknik reaksi rantai polimerase
untuk mengamplifikasi sekuens genom virus, dikenal sebagai HSV tipe 1 di
dalam cairan endoneural sekeliling saraf ketujuh pada 11 sampel dari 14
kasus Bell’s palsy yang dilakukan dekompresi pembedahan pada kasus yang
berat. Murakami et al. menginokulasi HSV dalam telinga dan lidah tikus yang
menyebabkan paralisis pada wajah tikus tersebut. Antigen virus tersebut
kemudian ditemukan pada saraf fasialis dan ganglion genikulatum. Dengan
adanya temuan ini, istilah paralisis fasialis herpes simpleks atau herpetika
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar meningitis, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan untuk meningitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa meningitis adalah inflamasi pada otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi, serta mendetailkan pendekatan diagnosis dan perawatan untuk kon
Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gejala umum meliputi demam, sakit kepala, dan gangguan kesadaran. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik, pencitraan otak, dan analisis cairan cerebrospinal. Pengobatan meliputi antibiotik, anticonvulsant, dan manajemen komplikasi seperti edema otak.
Kejang dan spasme pada neonatus dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti asfiksia perinatal, perdarahan intrakranial, gangguan metabolik seperti hipoglikemia dan hipokalsemia, serta infeksi. Manifestasi klinis kejang pada bayi baru lahir sangat bervariasi dan sulit dibedakan dari gerakan normal karena perbedaan status neurologis dan fisiologis. Diagnosis dan penanganan cepat diperlukan untuk mencegah kerusakan saraf lebi
Sindroma Guillain-Barre (SGB) adalah penyebab umum kelumpuhan akut pada dewasa muda yang ditandai dengan paralisis flasid progresif dan hilangnya refleks. Penyebabnya belum jelas tetapi sering diikuti infeksi. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan peningkatan protein cairan serebrospinal. Pengobatan berfokus pada plasmaperesis dan imunoglobulin untuk mempercepat pemulihan.
MRI serebrum menunjukkan atrofi hemisfer otak kiri dengan pembesaran ventrikel lateral kiri dan edema perifokal, yang mendukung diagnosis Rasmussen ensefalitis. Terlihat pula pembesaran ventrikel lateral kiri yang mendesak hipofisis kiri.
Teks tersebut membahas konsep dasar mengenai meningitis, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosis, penatalaksanaan medis, dan konsep asuhan keperawatan untuk meningitis. Secara ringkas, meningitis adalah inflamasi pada membran otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi, gejalanya meliputi sakit kepala dan kaku leher, dan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiot
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, meliputi definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala, diagnosis dan terapi epilepsi. Secara ringkas, epilepsi adalah gangguan otak yang ditandai dengan terjadinya serangan epileptik yang disebabkan oleh faktor predisposisi dan perubahan neurobiologis di otak. Epilepsi umum terjadi pada anak-anak dan orang lanjut usia, dengan diagnosis utama didasarkan pada riway
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
3. Pada potongan axial
DWI melewati midbrain
Tampak gambaran
Hiperintens pada bagian
posterior midbrain
4. AXIAL DWI melewati basal ganglia
Tampak multiple area dengan restricted diffusion pad nucleus caudatus kiri,
insula kanan dan operkulum kanan
5. AXIAL T2W1 melewati pons dan midbrain
Tampak gambaran hiperintens yang konfluen pada tegmentum pontine yang meluas
ke tegmentum midbrain dan tectum
6. AXIAL FLAIR
MRI yang diambil 4 bulan
kemudian
Tampak minimal residual
hiperintensitas pada tegmentum
9. Diskusi
Bickerstaff Brainstem Encephalitis merupakan proses autoimun ensefalitis pada
batang otak yang jarang terjadi dan tidak diketahui etiologi nya.
Gambaran pada MRI yang tampak pada 30% pasien dengan BBE berupa :
T2 : tampak gambaran hiperintens longitudinal dan konfluen pada batang otak yang
memanjang dari medulla hingga midbrain, biasanya tanpa adanya restricted diffusion
atau contrast enhancement.
Beberapa laporan kasus menemukan adanya gambaran edema vasogenic, tetapi
beberapa laporan kasus lainnya menemukan adanya restricted diffusion.
Pada sebagian besar gambar yang dipublikasi, tegmentum merupakan regio yang paling
sering terpengaruh.
Keterlibatan serebelum dan struktur supratentorial merupakan kejadian konkomitan yang
juga sering dilaporkan.
10. Adanya kelainan yang difus pada MRI dan tidak ditemukannya gambaran restricted
diffusion mengeksklusikan diagnosa Infark pada batang otak.
Rentang usia yang berbeda dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
diagnosa glioma pada batang otak.
Osmotic myelinolysis biasanya tidak melibatkan sistem safar perifer dan terbatas
pada pons.
Cukup sulit untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosa proses demyelinisasi.
11. Kriteria klinis untuk BBE meliputi :
Ataxia
Bilateral Ophtalmoplegia.
Kadang diikuti oleh gangguan kesadaran, bulbar palsy, perubahan pada pupil,
kelemahan otot wajah dan hiperrefleksia.
Tetraparesis muncul pada sekitar 50% kasus.
Biasanya terdapat riwayat infeksi yang mendahului pada tahap prodromal.
Diagnosa BBE didukung oleh ditemukannya antibodi GQ1b dan MRI otak yang
abnormal.
Terdapat gambaran klinis yang overlap antara BBE, Miller Fisher , Guillaine Barre
Syndrome dan Acute Demyelinating Encephalo Myelitis (ADEM).
12. Bickerstaff Brainstem encephalitis dilaporkan didahului oleh infeksi yang disebebkan
oleh beberapa organisme, yang meliputi :
Mycoplasma pneumoniae
Cytomegalovirus
Haemophillus influenzae
Campylobacter jejuni
Patogenesis nya masih belum jelas.
Dikaitkan oleh adanya Antiganglioside antibodies (anti-GQ1b), yang juga muncul
pada fase prodromal penyakit lainnya seperti Miller fisher, Acute Demyelinating
Encephalo Myelitis dan Guillaine Barre Syndrome.
15. Gambaran klinis klasik BBE
Penurunan
kesadaran
Somnolen
hingga koma
Oftalmoplegi
Sering
disertai
dengan
keluhan
diplopia
Ataxia
16. Manifestasi klinis lain yang dapat ditemukan
Abnormalitas pada pupil
Tanda babinski positif
Perubahan fungsi sensoris
Facial diplegia
Nystagmus
Bulbar palsy
Belpharoptosis
17. Gejala klasik BBE
Pemeriksaan CSF bisa normal atau
Disosiasi Sitoalbumin
Anti- GQ1b antibodies
gambaran hiperintens longitudinal dan
konfluen pada batang otak yang
memanjang dari medulla hingga
midbrain, tanpa adanya restricted
diffusion atau contrast enhancement