SlideShare a Scribd company logo
(Gangguan Pada Sistem Saraf)
Bell's Palsy
Nur Rohmah Tria Romadhoni (0402522016)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Niken Subekti, M. Si.
Bell's Palsy
Bell’s palsy merupakan nama
penyakit yang menyerang saraf
wajah hingga menyebabkan
kelumpuhan otot pada salah satu
sisi wajah.
Akut ± 48 jam
Onset-maksimal 7-10 hari
Unilateral
Paralisis saraf facial tipe
LMN (Lower motor
neuron)
Perbaikan pada 80-90%
kasus
Saraf kranial atau bisa juga disebut dengan nervus kranial
adalah saraf yang menghubungkan otak dengan organ tubuh
yang lain, berjumlah 12 pasang, memiliki fungsi membawa
informasi dari panca indera ke otak tanpa harus melalui
sumsum tulang belakang. Maka dari itu, saraf kranial ini
dapat mengirimkan sinyal sensorik dan motorik kepada
semua bagian tubuh tersebut secara langsung.
1. Olfaktorius (Kranial 1)
2. Optik (Kranial II)
3. Okulomotor (Kranial III)
4. Troklear (Kranial IV)
5. Trigeminal (Kranial V)
6. Abdusen (Kranial VI)
7. Fasialis (Kranial VII)
8. Vestibulokoklearis (Kranial VIII)
9. Glossofaringeal (Kranial IX)
10. Saraf Vagus (Kranial X)
11. Aksesorius (Kranial XI)
12. Hipoglosus (Kranial XII
Bell Palsy terjadi proses inflamasi akut pada nervus fasialis di daerah
tulang temporal. Penyakit ini akibat dari cedera, pembengkakan, dan/atau
iskemia saraf wajah (CN VII) atau fasialis
(CN VII) atau fasialis memiliki fungsi yang meliputi fungsi :
 menyimpan kelenjar yang dapat menghasilkan air liur dan dapat
mengeluarkan air mata
 memberikan informasi sensorik dari lidah agar dapat merasakan
berbagai macam rasa makanan
 memberikan informasi motorik untuk mengontrol setiap gerakan otot
yang berhubungan dengan ekspresi atau mimik wajah.
PATOFISOLOGI
Gejala Klinis
• Wajah tidak simetris pada saat berbicara dan tersenyum
• Ketidakmampuan mengerutkan alis
• Kelopak mata terkulai
• Mata pada sisi lesi sulit menutup
• Mata terasa perih dan berair pada sisi lesi
• Area mulut yang tampak jatuh
• Senyum asimetris
• Kesulitan minum karena cairan terus keluar dari sisi lesi
• Gangguan perasa lidah pada sisi lesi
• Nyeri telinga
• Nyeri ringan pada leher bagian belakang pada sisi lesi
• Keluhan diatas muncul mendadak umumnya disadari oleh
pasien pada pagi hari.
Teori Etiologi
01 02
04
03
Bell’s palsy terjadi mungkin karena kanalis fasialis
yang sempit pada keturunan dikeluarga tersebut,
sehingga menyebabkan predisposisi untuk terjadi
paresis fasialis.
Saraf fasialis dapat menjadi lumpuh secara
tidak langsung karena gangguan regulasi
sirkulasi darah di kanalis fasialis.
Etiologi baru beberapa tahun terakhir ini dapat dibuktikan secara logis karena
pada umumnya kasus BP sekian lama dianggap idiopatik. Berdasarkan laporan
akhir-akhir ini, telah diidentifikasi gen dalam ganglion genikulatum penderita
Bell’s palsy yakni adanya reaktivasi infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) di
ganglion genikulatum yang selanjutnya bermigrasi ke saraf fasialis. Virus herpes
simpleks ini memediasi terjadinya inflamasi sehingga menyebabkan penekanan
saraf dan terjadinya gejala klinis seperti paralisis fasialis (Setiarin, 2021)
Dikatakan bahwa Bell’s palsy terjadi akibat
reaksi imunologi terhadap infeksi virus yang
timbul sebelumnya atau sebelum pemberian
imunisasi.
Teori herediter
Teori infeksi virus
Teori iskemik vaskuler
Teori imunologi
Terapi
Non Medikamentosa Medikamentosa
1. Penggunaan selotip untuk
menutup kelopak mata saat
tidur dan eye patch untuk
mencegah pengeringan kornea.
2. Fisikal terapi seperti facial
massage dan latihan otot dapat
mencegah terjadinya
kontraktur pada otot yang
lemah.
3. Pemberian suhu panas di area
yang terpengaruh dapat
mengurangi nyeri.
1. Kortikostreoid untuk
mencegah terjadinya
inflamasi saraf pada
penderita dengan Bell’s
palsy.
2. Antivirus (Valacyclovir dan
Acyclovir)
3. Analgesik untuk meredakan
nyeri, dan methylcellulose
eye drops untuk mencegah
kekeringan pada kornea.
Prognosis
Prognosis bell’s palsy secara umum adalah baik, dalam sebuah penelitian pada
penderita Bell’s palsy, 85% memperlihatkan tanda-tanda perbaikan pada minggu
ketiga setelah terjangkit penyakit. 15% kesembuhan terjadi pada 3-6 bulan
kemudian. Pada literatur lain penderita BP bisa sembuh sempurna dalam waktu 2
bulan dan sembuh sempurna antara 1-3 bulan
Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih,
mempunyai peluang 40% sembuh total dan beresiko
tinggi meninggalkan gejala sisa
Jika tidak sembuh dalam waktu 4 bulan, maka
penderita cenderung meninggalkan gejala sisa
Hanya 23 % kasus Bells palsy yang mengenai kedua sisi
wajah
Bell’s palsy kambuh pada 10-15 % penderita
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Bell's Palsy

dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptx
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptxdr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptx
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptx
PujaMonitra
 
Bell's palsy
Bell's palsyBell's palsy
Bell's palsy
dr. Rachel Sagrim
 
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryoDiagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
ZeeZee Zerlina
 
Diagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkapDiagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkap
AtiqahAzman75
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
Dinagayo
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
Jackline Nerz
 
pediatric-emergency-neurology-slide.pdf
pediatric-emergency-neurology-slide.pdfpediatric-emergency-neurology-slide.pdf
pediatric-emergency-neurology-slide.pdf
rositasholekha2
 
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdfKejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
sultansahrir1
 
164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila
homeworkping8
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
Emmi Pardede
 
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
Taruna Ikrar
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Bell's Palsy (20)

Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptx
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptxdr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptx
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Bell’s palsy.pptx
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Bell's palsy
Bell's palsyBell's palsy
Bell's palsy
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryoDiagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
 
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke  AKPER PEMKAB MUNATugas eke  AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
 
Diagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkapDiagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkap
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
SGB
SGBSGB
SGB
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
 
pediatric-emergency-neurology-slide.pdf
pediatric-emergency-neurology-slide.pdfpediatric-emergency-neurology-slide.pdf
pediatric-emergency-neurology-slide.pdf
 
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdfKejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
 
164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 

Bell's Palsy

  • 1. (Gangguan Pada Sistem Saraf) Bell's Palsy Nur Rohmah Tria Romadhoni (0402522016) Dosen Pengampu : Prof. Dr. Niken Subekti, M. Si.
  • 2. Bell's Palsy Bell’s palsy merupakan nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Akut ± 48 jam Onset-maksimal 7-10 hari Unilateral Paralisis saraf facial tipe LMN (Lower motor neuron) Perbaikan pada 80-90% kasus
  • 3. Saraf kranial atau bisa juga disebut dengan nervus kranial adalah saraf yang menghubungkan otak dengan organ tubuh yang lain, berjumlah 12 pasang, memiliki fungsi membawa informasi dari panca indera ke otak tanpa harus melalui sumsum tulang belakang. Maka dari itu, saraf kranial ini dapat mengirimkan sinyal sensorik dan motorik kepada semua bagian tubuh tersebut secara langsung. 1. Olfaktorius (Kranial 1) 2. Optik (Kranial II) 3. Okulomotor (Kranial III) 4. Troklear (Kranial IV) 5. Trigeminal (Kranial V) 6. Abdusen (Kranial VI) 7. Fasialis (Kranial VII) 8. Vestibulokoklearis (Kranial VIII) 9. Glossofaringeal (Kranial IX) 10. Saraf Vagus (Kranial X) 11. Aksesorius (Kranial XI) 12. Hipoglosus (Kranial XII Bell Palsy terjadi proses inflamasi akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal. Penyakit ini akibat dari cedera, pembengkakan, dan/atau iskemia saraf wajah (CN VII) atau fasialis (CN VII) atau fasialis memiliki fungsi yang meliputi fungsi :  menyimpan kelenjar yang dapat menghasilkan air liur dan dapat mengeluarkan air mata  memberikan informasi sensorik dari lidah agar dapat merasakan berbagai macam rasa makanan  memberikan informasi motorik untuk mengontrol setiap gerakan otot yang berhubungan dengan ekspresi atau mimik wajah.
  • 5.
  • 6.
  • 7. Gejala Klinis • Wajah tidak simetris pada saat berbicara dan tersenyum • Ketidakmampuan mengerutkan alis • Kelopak mata terkulai • Mata pada sisi lesi sulit menutup • Mata terasa perih dan berair pada sisi lesi • Area mulut yang tampak jatuh • Senyum asimetris • Kesulitan minum karena cairan terus keluar dari sisi lesi • Gangguan perasa lidah pada sisi lesi • Nyeri telinga • Nyeri ringan pada leher bagian belakang pada sisi lesi • Keluhan diatas muncul mendadak umumnya disadari oleh pasien pada pagi hari.
  • 8. Teori Etiologi 01 02 04 03 Bell’s palsy terjadi mungkin karena kanalis fasialis yang sempit pada keturunan dikeluarga tersebut, sehingga menyebabkan predisposisi untuk terjadi paresis fasialis. Saraf fasialis dapat menjadi lumpuh secara tidak langsung karena gangguan regulasi sirkulasi darah di kanalis fasialis. Etiologi baru beberapa tahun terakhir ini dapat dibuktikan secara logis karena pada umumnya kasus BP sekian lama dianggap idiopatik. Berdasarkan laporan akhir-akhir ini, telah diidentifikasi gen dalam ganglion genikulatum penderita Bell’s palsy yakni adanya reaktivasi infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) di ganglion genikulatum yang selanjutnya bermigrasi ke saraf fasialis. Virus herpes simpleks ini memediasi terjadinya inflamasi sehingga menyebabkan penekanan saraf dan terjadinya gejala klinis seperti paralisis fasialis (Setiarin, 2021) Dikatakan bahwa Bell’s palsy terjadi akibat reaksi imunologi terhadap infeksi virus yang timbul sebelumnya atau sebelum pemberian imunisasi. Teori herediter Teori infeksi virus Teori iskemik vaskuler Teori imunologi
  • 9. Terapi Non Medikamentosa Medikamentosa 1. Penggunaan selotip untuk menutup kelopak mata saat tidur dan eye patch untuk mencegah pengeringan kornea. 2. Fisikal terapi seperti facial massage dan latihan otot dapat mencegah terjadinya kontraktur pada otot yang lemah. 3. Pemberian suhu panas di area yang terpengaruh dapat mengurangi nyeri. 1. Kortikostreoid untuk mencegah terjadinya inflamasi saraf pada penderita dengan Bell’s palsy. 2. Antivirus (Valacyclovir dan Acyclovir) 3. Analgesik untuk meredakan nyeri, dan methylcellulose eye drops untuk mencegah kekeringan pada kornea.
  • 10. Prognosis Prognosis bell’s palsy secara umum adalah baik, dalam sebuah penelitian pada penderita Bell’s palsy, 85% memperlihatkan tanda-tanda perbaikan pada minggu ketiga setelah terjangkit penyakit. 15% kesembuhan terjadi pada 3-6 bulan kemudian. Pada literatur lain penderita BP bisa sembuh sempurna dalam waktu 2 bulan dan sembuh sempurna antara 1-3 bulan Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih, mempunyai peluang 40% sembuh total dan beresiko tinggi meninggalkan gejala sisa Jika tidak sembuh dalam waktu 4 bulan, maka penderita cenderung meninggalkan gejala sisa Hanya 23 % kasus Bells palsy yang mengenai kedua sisi wajah Bell’s palsy kambuh pada 10-15 % penderita