SlideShare a Scribd company logo
JURNAL REVIEW
Berbagai Kapasitas Daya Dukung dari Perspektif Manajemen untuk
Mengoperasionalkan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Lindung
Rumba 28819003
PK6001 – Topik Khusus (Pariwisata Berkelanjutan)
Bandung, 20 April 2020
• Daya Dukung Pariwisata (TCC) bergeser dari satu dimensi menjadi multidimensi
(aspek lingkungan sosial, dan politik);
• Studi fokus pada kawasan lindung yaitu, wilayah Gunung Everest;
• Data kualitatif dikumpulkan dari wisatawan dan dikombinasikan dengan pemodelan
lingkungan menggunakan kerangka kerja partisipatif.
• Kepuasan wisatawan menunjukkan margin positif untuk ekspansi wisata, tetapi
kondisi lingkungan saat ini membatasi pengembangan dengan pertimbangan dimensi
ruang dan waktu
• TCC dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan kawasan lindung hanya jika
dipandang sebagai alat kebijakan strategis yang sistematis dalam proses perencanaan
daripada sebagai bilangan yang tidak dapat dimodifikasi.
• Menerjemahkan strategi dalam tindakan dapat menggunakan langkah-langkah
standar, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyeimbangkan komponen TCC
sebagai bagian dari kerangka kerja pengambilan keputusan.
Artikel History
Diterima 16 Januari 2013
Direvisi 11 April 2013
Tersedia online 30 Mei 2013
Halaman 116-125
Kata Kunci
Daya Dukung Pariwisata, Daya
Dukung Sosial, Daya Dukung
Lingkungan, Pariwisata
Berkelanjutan, Kawasan Lindung,
Substitusi Waktu-ke-Waktu
Publikasi
Dibiayai Kemenlu Italia DGCS
Mitra
IUCN, ICIMOD
INFORMASI JURNAL 02RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
Reviewer
Rumba 28819003
03
PARIWISATA NEPAL
• Pariwisata adalah industri terbesar dan sumber devisa di Nepal. Nepal
memiliki 8 dari 10 gunung tertinggi di dunia dan surga bagi para
pendaki, pemanjat tebing, dan petualang.
• Puncak Gn. Everest dan warisan dunia Lumbini merupakan destinasi
utama Nepal.
• Tahun 2011 menjadi Tahun Pariwisata Nepal untuk menarik 1 juta
wisatawan mancanegara.
• Tahun 2012 menjadi Tahun Pariwisata Lumbini untuk mempromosikan
Lumbini, tempat kelahiran Budha Gautama.
• TN. Sagarmatha adalah rumah bagi puncak tertinggi di dunia - Gn.
Everest (8.848 m). Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun
1976 dan mencakup beberapa puncak lainnya di atas 6.000 m. TN ini
mendapat pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1979.
• TN ini menawarkan beragam jenis satwa liar termasuk lebih dari 118
spesies burung, berbagai jenis pohon dan hewan langka yang jarang
terlihat meliputi: macan tutul salju, panda merah, dan dua jenis
burung yang memukau yaitu tanduk merah dan Impeyan.
• Waktu terbaik untuk berkunjung adalah selama musim gugur
Oktober-November dan musim semi/panas Maret-Mei.
(Gb.1) Landscape SNPBZ
sumber : www.wallpapercave.com
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
04
1. PENDAHULUAN
• Pengelolaan pariwisata di kawasan lindung perlu direncanakan, dikelola, dan
dipantau secara hati-hati untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang
(WTO, 2005).
• Banyak kawasan lindung telah mempromosikan pengembangan pariwisata
untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka (Nepal, 2002, 2005; WTO, 2005).
• Perdebatan batas pertumbuhan destinasi bukanlah hal baru: sejak 1930-an
dalam sektor pariwisata (Saveriades, 2000).
• Awal 1990-an, konsep TCC sebagian besar digantikan oleh gagasan
pariwisata berkelanjutan (Navarro Jurado et al., 2012) namun keduanya menekankan
pembatasan pertumbuhan pariwisata dan perubahan lingkungan fisik dan
sosial mana yang dapat diterima (Butler, 1999; Liu, 2003).
• TCC banyak dikritik terkait situasi, kompleksitas substansial, dan
ketidakpastian (Lindberg et al., 1997 ; McCool dan Lime, 2001) namun konsep ini tetap
banyak dipergunakan melalui aspek ekologis, ekonomi, sosiologis, dan
persepsi (Briassoulis, 2000; Papageorgiou dan Brotherton, 1999; Buckley, 1999) serta permintaan
dari pengelola daya tarik wisata untuk memperkirakan ambang batas ukur
terutama terkait fungsi ekosistem(Castellani dan Sala, 2012)
• Tujuan penelitian : bukan untuk mematahkan paradigma melainkan untuk
menghidupkan kembali perdebatan tentang batas pertumbuhan suatu
destinasi, mencari solusi dari kelemahan pendekatan ini, serta berkontribusi
pada operasionalisasi pengelolaan berkelanjutan pada kawasan lindung.
Jumlah pengunjung maksimum
yang dapat dipertahankan suatu
kawasan tanpa penurunan
lingkungan fisik dan tanpa
berkurangnya jumlah kepuasan
pengunjung
(Mathieson and Wall, 1982; Prato, 2001)
TCC
Istilah yang akan sering muncul
TCC = Tourism Carrying Capacity
SCC = Social Carrying Capacities
ECC = Environmental Carrying Capacities
SNPBZ = Sagarmatha (Everest) National Park and Buffer Zone
SOT = Spreading Over Time Scenario
SOS = Spreading Over Space Scenario
Sumber : F. Salerno, dkk, Journal of Environmental Management 128 (2013) 116-125
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
05
2. STUDI KASUS
• Penelitian dilakukan sebagai proyek 3 tahun (2006-2009) dikembangkan dengan kerangka kerja implementasi hasil World Summit for Sustainable
Development (UN, 2002).
• Penelitian bertujuan menciptakan metodologi untuk memfasilitasi proses pengelolaan kawasan lindung pegunungan (Amatya et al., 2010).
Sagarmatha (Everest) National Park dan
Buffer Zone (SNPBZ) di Nepal
• SNPBZ (1400 km2) adalah kawasan lindung tertinggi di dunia.
Keindahan alam yang luar biasa dan keanekaragaman budaya dan
biologis didominasi oleh Gunung Everest menjadikan SNPBZ destinasi
utama bagi alam, daya tarik budaya yang unik (budaya Sherpa dan
biara-biara Budha kuno) dan wisatawan yang suka petualangan
(Salerno et al., 2010a).
• Pengelolaan SNPBZ dimodifikasi menyesuaikan konservasi, serta
mengakomodasi kebutuhan wisata pendakian. Konservasi meliputi
perlindungan satwa liar, SD air dan tanah, dan kepentingan
masyarakat lokal (DNPWC, 2003).
(Gb 2) Papan Informasi SNP; (Gb. 3) Landscape SNP. Sumber : google.com
2.1 Profil Wisatawan
• Pendakian oleh Sir Edmund H. dan Tenzing N. Sherpa (1953) membuat
pendaki internasional, trekker, dan penjelajah tergerak. Kendala akses
ke SNPBZ masih sulit dengan harus mendaki 2 minggu ke Namche dari
Kathmandu.
• Landasan terbang Lukla dibangun (1964). Jumlah wisatawan meningkat
hanya 20 pada 1964 menjadi 30.599 pada 2008.
• Penurunan wisatawan terjadi karena konflik internal dan teroris pada
2001 (Gb. 4). Pengunjung paling tinggi pada musim semi dan gugur.
Tidak ada pengunjung pada musim hujan (Jun-Agt) (Gb. 5).
• Pariwisata menciptakan peluang kerja dan merubah ekonomi lokal
masyarakat. Maka, belum ada pembatasan pengunjung menghindari
dampak negatif-kemiskinan
(Gb 4) Penurunan wisatawan 2001; (Gb. 5) Penurunan wisatawan Jun-Agt.
Sumber : F. Salerno, dkk, Journal of Environmental Management 128 (2013) 116-125
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
06
2. STUDI KASUS
• Penelitian fokus pada jalur trekking populer dengan asumsi jumlah
wisatawan di Namche sama dengan yang memasuki Monjo (Basnet,
1993; Nepal, 2003).
• Pola arus wisatawan di sepanjang jalur saat musim gugur selama 30
tahun terakhir (Basnet, 1993; Nepal, 2003 dan penelitian ini) menunjukkan
bahwa jumlah wisatawan diarahkan ke Gunung Everest (jalur 3 dan
4) telah menurun, khususnya antara 1978 dan 1997 (Gb.6). Secara
khusus, peneliti mengamati peningkatan minat pada central ring
(jalur 5 dan 7 melalui Gokyo & Dzonghla) dan island peak (jalur 6
melalui Chukung) serta sedikit peningkatan untuk jalur ke Thame
(jalur 2), lihat (Gb. 7)
(Gb. 7) Peta Taman Nasional dan Zona Penyangga Sagarmatha (SNPZB).
Sumber : F. Salerno, dkk, Journal of Environmental Management 128 (2013) 116-125
(Gb 6) Pola arus wisata musim gugur di
sepanjang jalur TN selama 30 tahun
terakhir: 1978, 1997 dan 2007 (studi saat
ini)
(Gb 8) Everest Base Camp Trek with Gokyo Lake Trek (a); Island Peak Climbing – Himganga Treks
and Expedition (b)
(Gb 9) Everest view via Thame to Kongde
Sumber : google.com
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
073. DAYA DUKUNG PARIWISATA: EVALUASI ULANG DAN PENETAPAN PRINSIP
• Apakah pembatasan merupakan fitur bawaan sistem atau didorong tujuan manajemen dan politik? McCool dan Lime (2001).
• Disepakati pada aspek TCC: aspek intrinsik dan budaya (Lawson et al., 2003; Saarinen, 2006; Navarro Jurado et al., 2012). Kedua aspek berkontribusi
menentukan batas berkelanjutan untuk pertumbuhan dan termasuk dalam konsep keberlanjutan (Saarinen, 2006).
Kritik 1
Aspek Intrinsik : komponen deskriptif dari sistem.
Meliputi sumberdaya (State), dampak (Impact) terhadap
tekanan wisatawan (Driver), dan mitigasi (Response) dari
manajemen. Aspek intrinsik dapat dievaluasi dengan
pendekatan DPSIR (Driver, Pressure, State, Impact,
Response), (EEA, 2005).
Aspek Budaya : batas penerimaan terhadap aspek sosial dan lingkungan
dari sistem. Masyarakat lebih mampu mendefinisikan batasan untuk
perlindungan sumber daya daripada pelaku usaha. Perlunya pendekatan
partisipatif melibatkan pemangku kepentingan dengan justifikasi: Pirot, dkk (2000)
:
1. Pemangku kepentingan lokal memiliki
minat yang kuat dalam proses
manajemen;
2. Umumnya memiliki pengetahuan yang
relevan dengan ekosistem dan cara
pengelolaannya;
3. Nilai-nilai budaya, etika, dan spiritual
mereka telah berkembang didasari
interaksi yang telah berlangsung lama
dengan suatu ekosistem; dan
4. Mereka telah mengembangkan
penggunaan lokal atau sistem tenurial
yang dapat disesuaikan dengan maksud
dan tujuan dari program pengelolaan
ekosistem.(Gb 10) Basic DPSIR Concepts (a); dan Contoh DPSIR Gunung (b)
Sumber : uruqulnadhif.com
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
083. DAYA DUKUNG PARIWISATA: EVALUASI ULANG DAN PENETAPAN PRINSIP
• Terdiri pada sisi pengakuan dan pengintegrasian berbagai aspek dan perspektif TCC yang berbeda dalam fokus dan kaitannya dengan
sumber daya yang digunakan (Saarinen, 2006).
• TCC terbatas penerapannya pada dimensi yang dapat diukur saja. Penerapan sebagian besar pada pesisir/pulau dan kawasan lindung
menyangkut jumlah wisatawan, arus pengunjung, perlindungan alam, dan pengalaman pengunjung (Manning, 2002; Coccossis dan Mexa, 2004).
Kritik 2
Social Carrying Capacity (SCC): mengacu pada
tingkat penggunaan wisatawan yang dapat ditampung di
kawasan lindung tanpa mengurangi kualitas pengalaman
dan kepuasan wisatawan (Lawson dkk 2003)
1. Konsep ini mempertimbangkan toleransi pada
crowding, termasuk Perceived Carrying Capacity
(PCC) (Pearce, 1989).
2. SCC memberikan pemahaman tekanan pada
ekosistem dan implementasi kebijakan yang dilakukan
pengelola untuk menanggapi pengembangan
pariwisata berkelanjutan (Hunter, 1997; Saveriades, 2000;
Saarinen, 2006).
3. SCC dapat dimasukkan sebagai batas atas dari bisnis
pariwisata dalam Konsep Destination Life Cycle
(Saarinen, 2006).
Environmental (Physical and Ecological) Carrying
Capacity (ECC): mencerminkan dampak pada ekosistem,
lingkungan budaya terbangun dan infrastruktur (Coccossis dan Mexa,
2004).
Physical-ecological terdiri dari
komponen yang tetap dan fleksibel
Kapasitas/Sistem SDA Sistem Infrastruktur
SCC + ECC = Sustainable
Penelitian diupayakan dapat menganalisis
aspek TCC :
 Persepsi wisatawan
 Dampak pada masyarakat
 Kepuasan wisatawan (SCC)
 Tingkat kerusakan SDA (ECC)
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
09
4. METODE & DATA
4.1 Kerangka Kerja Pemodelan
Partisipatif
• Implementasi TCC perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
yang lebih luas untuk pengembangan pariwisata sehingga
memerlukan partisipasi seluruh aktor utama dan masyarakat
(Saarinen, 2006-Coccossis dan Mexa, 2004).
• Kerangka kerja pemodelan partisipatif mengutamakan
permintaan dan kebutuhan para pemangku kepentingan lokal,
terdiri dari 5 modul :
 Modul 1 (pembatasan sistem) : Profil sejarah, rumusan
masalah, latar belakang, tujuan
 Modul 2 (model kualitatif) : konseptualisasi sistem,
mengemukakan sosio-ekosistem secara iteratif
 Modul 3 (penelitian berorientasi manajemen) :
menggunakan output modul 1 dan 2 untuk mendefinisikan
persyaratan data – melengkapi model dengan hubungan
kuantitatif.
 Modul 4 (pemodelan kuantitatif) : mengantisipasi
perubahan sistem dengan model matematika, teori, dan
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
 Modul 5 (manajemen adaptif) : evaluasi kebijakan
pemangku kepentingan secara berulang mulai dari proses
menuju hasil
4.2 Metode Survei
2006 2007 2008 2009
2006-2008
Penilaian kondisi TN, situasi energi,
pengelolaan limbah padat, dan kualitas air
Salerno et al. (2010a) dan Manfredi et al. (2010)
Okt-Nov 2007
Arus, jumlah,
profil,
destinasi
tujuan, dan
persepsi
wisatawan
Mar-Jun 2008
Informasi
komprehensif
Taman
Nasional
5000
kuesioner
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
10
4. METODE & DATA
4.3 Penggunaan Model Substitusi
Waktu-ke-Waktu untuk menilai
Daya Dukung Sosial
• Tujuan : mengevaluasi dampak tekanan wisatawan pada
persepsi pengunjung dan kepuasan mereka secara
keseluruhan.
• Individu yang sama dapat menghasilkan dampak yang
berbeda tergantung pada kondisi destinasi wisata.
• Minggu-minggu kurang padat mewakili kondisi tahunan
rata-rata yang bisa dialami taman nasional di masa lalu.
• Minggu-minggu yang lebih ramai adalah perwakilan dari
situasi masa depan yang dapat ditentukan dengan
mengasumsikan peningkatan terus-menerus dalam jumlah
wisatawan.
• Jumlah wisatawan mingguan rata-rata aktual (588) dengan
jumlah wisatawan tahunan (30.599). Standar deviasi
sebesar 590 pengunjung (100% dari rata-rata),
• Lokasi pintu masuk wisata memungkinkan perubahan
persepsi terkait dengan berbagai tingkat penggunaan
sumber daya.
4.4 Model Berbasis Individu dan Model Sistem
Dinamis digunakan untuk menentukan
Daya Dukung Lingkungan
• Pemodelan
Berbasis
Individu (IB) :
memodelkan
arus wisata
dengan
menganalisis
perilaku
wisatawan.
• Sistem
Dinamis (SD)
memodelkan
dinamika
lingkungan
(lebih banyak
data).
(Gb 11) Struktur pemodelan keseluruhan digunakan untuk menilai Daya
Dukung Lingkungan di SNPBZ
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
11
4. METODE & DATA
4.5 Indikator dan Ambang Batas yang Dapat Diterima
• Persepsi wisatawan tentang : masalah utama TN, tingkat kepuasan umum, dan status
kerusakan sumber daya dirujuk silang dengan jumlah wisatawan (Gb. 12)
(Materi 1)
(Gb 12) Ambang batas yang dapat diterima
a) Persepsi wisatawan: Garis-garis tipis dan hitam masing-masing menunjukkan persepsi
penerimaan atau tidak dapat diterima. C-peri mewakili jumlah wisatawan yang sesuai
dengan ambang batas yang dapat diterima untuk masing-masing sektor yang
diselidiki (i).
b) Agregat kepuasan wisatawan: C-sat mewakili jumlah wisatawan yang memaksimalkan
kepuasan wisatawan.
c) Status kerusakan sumber daya: C-envi mewakili jumlah wisatawan yang sesuai dengan
ambang batas yang dapat dimodelkan untuk setiap sumber daya yang diselidiki (i)
(Materi 2)
(Gb 13) Supplementary material 1 dan 2
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
12
5. HASIL
5.1 Sistem dan Batasan Masalah
• Peneliti melakukan pembatasan pada sistem
yang diteliti. Pemodelan partisipatif melalui
2 lokakarya kepada perwakilan industri
pariwisata, LSM, asosiasi perdagangan,
lembaga keagamaan, pengelola taman
nasional, pembuat keputusan, organisasi
penelitian, dan komunitas taman nasional.
• Responden diminta mengidentifikasi
peristiwa/perubahan SNPBZ 100 tahun
terakhir
• Responden diminta mengidentifikasi
harapan, tantangan, kekhawatiran SNPBZ 25
tahun ke depan.
• Mayoritas responden sepakat bahwa
konsumsi energi, keadaan hutan, polusi air,
dan pengelolaan limbah padat adalah paling
terdampak negatif karena peningkatan
kunjungan.
(Gb 14) Analisis bersama berbagai aspek Daya Dukung
Pariwisata di SNPBZ. Untuk semua grafik sumbu x mewakili
jumlah wisatawan tahunan yang masuk di taman.
5.2 Daya Dukung Sosial
• Wisatawan menilai : tingkat keramaian,
kualitas air, efisiensi energi, pengolahan
limbah padat, dan perlindungan tradisi lokal.
• Gb. 14 Terdapat hubungan antara respon
wisatawan dan jumlah wisatawan pada
semua hasil kecuali perlindungan tradisi
lokal.
• Ambang batas yang dapat diterima :
1) Tingkat keramaian = 32.500 wisatawan
2) Kualitas air = 31.000 wisatawan
3) Efisiensi energi = 45.000 wisatawan
4) Limbah = tidak ada titik konvergensi
5)Tradisi lokal = 75% wisatawan menganggap
tidak terkait dengan jumlah wisatawan
• Pengalaman wisatawan: puas (51%) dan
sangat puas (30%)
• Kepuasan pengunjung meningkat hingga
ambang batas 34.000 wisatawan, lebih dari
itu, menurun.
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
13
5. HASIL
5.3 Daya Dukung Lingkungan
• Skenario ‘bisnis seperti biasa’ (garis merah pada
Gb. 14g) sudah diuji pada Modul 3 dengan data
dukung lapangan (Salerno dkk, 2010b).
• Penelitian ini menggunakan skenario berbeda
dengan memvariasikan jumlah wisatawan
tahunan namun tetap mempertahankan
distribusi musiman pada 2008 (Gb.5)
• (Gb. 14g) Kualitas air sungai, limbah padat, dan
kepadatan berlebih berada di bawah ambang
batas.
• Sedangkan permintaan energi dan biomassa
hutan berada pada tingkat yang tidak sesuai
(defisit).
5.4 Daya Dukung Parwi dari waktu ke waktu dan ruang
(Gb 15) Penilaian Kapasitas ECC dari waktu ke waktu (a) dan ruang (b) dan
skenario pemodelan yang relevan bertujuan untuk mengurangi kepadatan
wisatawan
• SNPBZ menggunakan jalur yang tidak proporsional
dan musiman (Gb. 7) sehingga TCC perlu dianalisis
dikaitkan dengan spasial dan temporal arus
pengunjung.
• Pengelola SNPBZ sepakat menganalisis ‘skenario
manajemen’ agar menyebarkan aliran wisatawan
dari waktu ke waktu (SOT) dan ruang (SOS).
• Gb. 15 Defisit energi terkonsentrasi pada dua
musim (50% musim semi dan 90% musim gugur),
lainnya tidak defisit. Defisit pada jalur trek 3, 4, dan
6 sekitar 40%
SOT dan SOS mampu mengurangi defisit sekitar
25% musim gugur dan 30% di jalur trek.
• Limbah bermasalah pada musim wisatawan (> 30%
April dan Oktober). SOT meningkatkan efisiensi
manajemen menjadi 35%
• Kualitas air sangat buruk pada November (tekanan
wisatawan) dan Desember (debit air rendah). SOT
tidak berhasil signifikan, namun jalur 2 meningkat
40% baik
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
14
6. Diskusi dan Pelajaran yang Diambil
• TCC dibatasi oleh kualitas dan kuantitas yang tersedia di taman
nasional :
 Hilangnya biomassa hutan dikarenakan meningkatnya
permintaan kayu (Salerno, dkk. 2010a).
 Pengelolaan limbah padat dan kualitas air sungai
menunjukkan kondisi kritis terkait musim wisatawan
 Persepsi wisatawan tentang perlindungan tradisi bersifat
independen terhadap jumlah wisatawan
 Wisatawan masih mendukung pengembangan lebih lanjut
meskipun ECC memberlakukan pembatasan
• Komponen ECC dapat dimanipulasi dengan tingkat fleksibilitas :
pembatasan pertumbuhan yang diinduksi dapat dikurangi
melalui investasi dan langkah-langkah pengaturan (Coccossis dan
Mexa, 2004).
• Kebijakan untuk menyebarkan wisatawan melalui SOT dan SOS
dapat meningkatkan ECC.
• TCC dipandang sebagai alat kebijakan strategis yang sistematis
dalam proses perencanaan daripada angka unik yang intrinsik
yang tidak dapat dimodifikasi.
• Dengan menggunakan pendekatan partisipatif, TCC dapat
digunakan sebagai alat penataan masalah, pembangunan
konsensus, dan sebagai metode pemecahan masalah.
1. Pentingnya fleksibiltas dalam kerangka
kerja
2. Perlunya menyeimbangkan komponen TCC
3. Penggabungan komponen kuantitatif dan
kualitatif
4. Satu area kawasan lindung mungkin ada
beberapa TCC
5. Daya dukung tidak diperbaiki dalam waktu,
namun dapat dimodifikasi oleh kebijakan
pengelola
(Gb 16) Biomassa hutan (a); dan Kualitas air sungai SNPBZ (b)
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
15
7. Kesimpulan
Kerangka kerja perencanaan
yang berbeda telah
dikembangkan untuk
membuat keputusan tentang
TCC kawasan lindung,
termasuk LAC (Stankey et al., 1985),
VIM (Graefe et al., 1990; Farrell dan
Marion, 2002), dan VERP (Shelby dan
Heberlein, 1986; Layanan Taman Nasional,
1997; Manning, 2001) namun
kelemahannya adalah sifat
kerangka kerja yang reaktif
(Lawson et al., 2003), non kuantitatif
dan kurangnya ketelitian
analitis (Prato, 2001).
Berapa banyak
yang terlalu
banyak?
Seberapa banyak
perubahan dari kondisi
alam dapat diterima,
terkait tujuan dan sasaran
suatu destinasi?
1. Evaluasi ulang TCC menjadi perspektif
yang lebih berorientasi manajemen.
2. TCC bergeser dari pendekatan satu
dimensi ke multidimensi (lingkungan,
sosial, politik).
3. Data kualitatif dari wisatawan (persepsi,
masalah utama TN, perlindungan tradisi
lokal, kepuasan) harus dikombinasikan
dengan pemodelan lingkungan
menggunakan kerangka kerja partisipatif.
4. TCC sebagai alat kebijakan strategis
bukan nomor intrinsik yang tidak dapat
dimodifikasi.
5. TCC perlu dikembangkan contoh
sistematis dan operatif agar dapat
diterjemahkan dalam tindakan
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
16
CRITICAL REVIEW
Judul : Isi dari jurnal sudah dapat menggambarkan judul jurnal
yang dibuat oleh penulis. Jurnal diawali abstrak sebagaimana
jurnal pada umumnya.
Abstrak : Abstrak sudah memberikan kata kunci yang sesuai
dengan aturan abstrak pada umumnya, namun sebaiknya
memasukkan space substitution.
Pendahuluan : Telah dijabarkan pengelolaan pariwisata di
kawasan lindung, perkembangan konsep TCC, dan tujuan
penelitian. Namun penulis tidak menjabarkan perkembangan
pariwisata dan kontribusinya ke Nepal sebagai informasi umum.
pembaca dapat mengetahui secara spesifik karakteristik
wisatawan.
3. Dampak ekonomi terhadap lokal sebaiknya tidak dimasukkan
dalam profil wisatawan namun dibahas pada sub-bab
terpisah. Hal ini menarik diketahui mengingat masyarakat
sekitar SNPBZ sudah sangat bergantung pada pariwisata.
Besaran pola ketergantungan mungkin mempengaruhi aspek
perlindungan tradisi lokal.
4. Sebelum membahas mengenai pemilihan jalur trekking
populer pada sub-bab profil wisatawan, perlu dijelaskan
sebelumnya pada studi kasus atau gambaran umum lokasi
penelitian mengenai jenis-jenis jalur trekking yang tersedia
sesuai poin 1.
Studi Kasus :
1. Penulis sekilas menjelaskan mengenai SNPBZ dan profil
wisatawan. Namun penulis tidak memberikan informasi
mengenai peran SNPBZ terhadap pariwisata Nepal, dan
gambaran produk wisata SNPBZ sebagai informasi umum.
2. Profil wisatawan sebaiknya dapat ditampilkan sekilas seperti
supplementary material 1 & 2. Dapat juga menampilkan data
karakteristik demografis (umur, jenis kelamin, pendapatan,
tingkat pendidikan) dan karakteristik geografis (asal, durasi
wisata, waktu tempuh trekking) dan motivasi berwisata
(waktu kunjungan, tujuan, jenis rombongan) sehingga
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
Penulisan : Dari segi kerapihan penulisan, jurnal ditulis rapi
dengan pengaturan rata kanan-kiri (justify text), namun penulis
masih menggunakan kata ‘kami (we)’ sebagai subjek, yang mana
sebaiknya diganti oleh tim peneliti atau ‘this research’
17
CRITICAL REVIEW
Evaluasi Ulang Konsep : Penulis sudah menggambarkan
mengenai ‘tinjauan pustaka’ yang berisi evaluasi TCC dan
penetapan prinsip atau ‘ruang lingkup substansi’ yang digunakan
pada penelitian. Hanya saja detail pendekatan DPSIR tidak
dijelaskan mendalam sehingga pembaca cukup kesulitan
memahami dan harus mencari informasi lain diluar jurnal. Selain
itu penulis mengambil pendekatan ECC dengan menggabungkan
daya dukung fisik dan lingkungan, berbeda dengan penerapan di
Indonesia yang membedakan hal tersebut.
Metode dan Data: Penulis sudah menjelaskan kerangka kerja
pemodelan partisipatif, metode survei, penggunaan model
substitusi waktu-ke-waktu untuk menilai SCC, serta model IB dan
SB untuk menentukan ECC, hanya saja:
Supplementary material : Terdiri dari 2 lampiran file yang
sangat bermanfaat bagi pembaca.
1. Penulis tidak mendeskripsikan kerangka kerja pemodelan
partisipatif dalam supplementary material sehingga pembaca
tidak mengetahui mendalam 5 modul permodelan
partisipatif.
2. Metode survei dilakukan secara parsial (berbeda tahun)
sehingga memungkinkan munculnya lack of information
berupa perubahan kebijakan, tren, dst.
Hasil: Penulis memaparkan data kuantitatif dengan deskripsi
berupa sistem dan batasan masalah, SCC, ECC, serta TCC melalui
manajemen skenario SOT dan SOS.
Diskusi dan Pelajaran: Penulis memaparkan beberapa
kesimpulan sementara sebagai bahan diskusi dan pelajaran yang
bisa diambil. Sebaikya deskiripsi ini masuk dalam bab kesimpulan.
Kesimpulan: Penulis memaparkan beberapa kesimpulan akhir
dan kalimat saran. Sebaikya penulis dapat memisahkan dalam
sub-bagian mana yang kesimpulan dan mana yang saran sehingga
pembaca bisa lebih mudah memahami jurnal.
1. Supp material 1 : berisi metode survei, hasil dari kuesioner,
skenario SOT & SOS, dan pemodelan partisipatif modul 3 dan
5.
2. Supp material 2 : berisi rumus pernghitungan limbah, energi,
kualitas air, pengelolaan pariwisata, pengelolaan biomass,
indikator status SDA, dan ambang batas SDA.
RINGKASAN
JURNAL
CRITICALREVIEW
JURNAL
GAMBARANUMUM
Bagian sistem dan batasan masalah sedikit menjelaskan ‘unit
analisis’ yang seharusnya dimasukkan di metode penelitian, bukan
hasil penelitian.
18
DAFTAR PUSTAKA
Salerno, F. dkk. (2013): Multiple Carrying Capacities from a management-oriented perspective to operationalize Sustainable Tourism in Protected
Areas. Journal of Environmental Management, Vol. 128, 116-125. Elsevier.
Situs Internet (web site) :
Contoh Review Jurnal. 5 April 2020, informasi diperoleh melalui situs internet: https://www.cryptowi.com/review-jurnal/. Diakses pada tanggal 31
Maret 2020.
Environment and Conservation Program. Informasi diperoleh melalui situs internet :https://www.volunteersinitiativenepal.org/environment-
conservation-program/. Diakses pada tanggal 20 April 2020.
Konsep DPSIR dan Definisi Teori Pembangunan. 3 Agustus 2015, informasi diperoleh melalui situs internet:
https://www.uruqulnadhif.com/2015/08/konsep-dpsir-dan-definisi-teori.html. Diakses pada tanggal 11 April 2020.
Pariwisata di Nepal. 2 November 2018, informasi diperoleh melalui situs internet : https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Nepal. Diakses pada
tanggal 17 April 2020.
Sagarmatha National Park. Informasi diperoleh melalui situs internet : https://www.welcomenepal.com/places-to-see/sagarmatha-national-park.html.
Diakses pada tanggal 17 April 2020.
*gambar lainnya bersumber dari google, wallpapercave.com, dan freepick.com
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to Berbagai Kapasitas Daya Dukung dari Perspektif Manajemen untuk Mengoperasionalkan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Lindung

M06 Kebijakan
M06 KebijakanM06 Kebijakan
M06 Kebijakan
Sapto Siswoyo
 
Photo Talk GB120013
Photo Talk GB120013Photo Talk GB120013
Photo Talk GB120013Reen Khai
 
Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)
Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)
Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)
Reen Khai
 
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Farhan Helmy
 
TOBA INTEGRATED MASTERPLAN
TOBA INTEGRATED MASTERPLANTOBA INTEGRATED MASTERPLAN
TOBA INTEGRATED MASTERPLAN
Diari Rizal
 
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Rai Utama I Gusti Bagus
 
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
MikoWahyu1
 
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdfMASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
VitusAntonio
 
2. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 20092. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 2009
Hendra Fernando
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Gus yudha
 
PPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptxPPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptx
NurFaika9
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
bramantiyo marjuki
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
imaniar nastiti
 
Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...
Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...
Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...Murni Setyawati
 
Bayu Kusuma - National Geographic
Bayu Kusuma - National GeographicBayu Kusuma - National Geographic
Bayu Kusuma - National Geographicpecha kucha jakarta
 
SUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISMSUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISM
Listiana Nurwati
 
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
Dede Saputra
 
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxPTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
Deboraginting1
 
files48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.pptfiles48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.ppt
polsekpanga
 
KEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdf
KEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdfKEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdf
KEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdf
ssuserfdd0e3
 

Similar to Berbagai Kapasitas Daya Dukung dari Perspektif Manajemen untuk Mengoperasionalkan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Lindung (20)

M06 Kebijakan
M06 KebijakanM06 Kebijakan
M06 Kebijakan
 
Photo Talk GB120013
Photo Talk GB120013Photo Talk GB120013
Photo Talk GB120013
 
Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)
Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)
Photo Talk Assigment (Nur Fazreen Sallehuddin GB120013)
 
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
 
TOBA INTEGRATED MASTERPLAN
TOBA INTEGRATED MASTERPLANTOBA INTEGRATED MASTERPLAN
TOBA INTEGRATED MASTERPLAN
 
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
 
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
 
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdfMASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
 
2. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 20092. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 2009
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
PPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptxPPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptx
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
 
Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...
Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...
Does employment in_the_tourism_industry_affect_the_quality_of_life_murni_sety...
 
Bayu Kusuma - National Geographic
Bayu Kusuma - National GeographicBayu Kusuma - National Geographic
Bayu Kusuma - National Geographic
 
SUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISMSUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISM
 
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
 
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxPTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
 
files48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.pptfiles48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.ppt
 
KEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdf
KEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdfKEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdf
KEL 4 REVIEW & SEGMENTASI.pdf
 

Recently uploaded

Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
MUhammadIlham484521
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
miftahzannah
 

Recently uploaded (11)

Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
 

Berbagai Kapasitas Daya Dukung dari Perspektif Manajemen untuk Mengoperasionalkan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Lindung

  • 1. JURNAL REVIEW Berbagai Kapasitas Daya Dukung dari Perspektif Manajemen untuk Mengoperasionalkan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Lindung Rumba 28819003 PK6001 – Topik Khusus (Pariwisata Berkelanjutan) Bandung, 20 April 2020
  • 2. • Daya Dukung Pariwisata (TCC) bergeser dari satu dimensi menjadi multidimensi (aspek lingkungan sosial, dan politik); • Studi fokus pada kawasan lindung yaitu, wilayah Gunung Everest; • Data kualitatif dikumpulkan dari wisatawan dan dikombinasikan dengan pemodelan lingkungan menggunakan kerangka kerja partisipatif. • Kepuasan wisatawan menunjukkan margin positif untuk ekspansi wisata, tetapi kondisi lingkungan saat ini membatasi pengembangan dengan pertimbangan dimensi ruang dan waktu • TCC dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan kawasan lindung hanya jika dipandang sebagai alat kebijakan strategis yang sistematis dalam proses perencanaan daripada sebagai bilangan yang tidak dapat dimodifikasi. • Menerjemahkan strategi dalam tindakan dapat menggunakan langkah-langkah standar, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyeimbangkan komponen TCC sebagai bagian dari kerangka kerja pengambilan keputusan. Artikel History Diterima 16 Januari 2013 Direvisi 11 April 2013 Tersedia online 30 Mei 2013 Halaman 116-125 Kata Kunci Daya Dukung Pariwisata, Daya Dukung Sosial, Daya Dukung Lingkungan, Pariwisata Berkelanjutan, Kawasan Lindung, Substitusi Waktu-ke-Waktu Publikasi Dibiayai Kemenlu Italia DGCS Mitra IUCN, ICIMOD INFORMASI JURNAL 02RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM Reviewer Rumba 28819003
  • 3. 03 PARIWISATA NEPAL • Pariwisata adalah industri terbesar dan sumber devisa di Nepal. Nepal memiliki 8 dari 10 gunung tertinggi di dunia dan surga bagi para pendaki, pemanjat tebing, dan petualang. • Puncak Gn. Everest dan warisan dunia Lumbini merupakan destinasi utama Nepal. • Tahun 2011 menjadi Tahun Pariwisata Nepal untuk menarik 1 juta wisatawan mancanegara. • Tahun 2012 menjadi Tahun Pariwisata Lumbini untuk mempromosikan Lumbini, tempat kelahiran Budha Gautama. • TN. Sagarmatha adalah rumah bagi puncak tertinggi di dunia - Gn. Everest (8.848 m). Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1976 dan mencakup beberapa puncak lainnya di atas 6.000 m. TN ini mendapat pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1979. • TN ini menawarkan beragam jenis satwa liar termasuk lebih dari 118 spesies burung, berbagai jenis pohon dan hewan langka yang jarang terlihat meliputi: macan tutul salju, panda merah, dan dua jenis burung yang memukau yaitu tanduk merah dan Impeyan. • Waktu terbaik untuk berkunjung adalah selama musim gugur Oktober-November dan musim semi/panas Maret-Mei. (Gb.1) Landscape SNPBZ sumber : www.wallpapercave.com RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 4. 04 1. PENDAHULUAN • Pengelolaan pariwisata di kawasan lindung perlu direncanakan, dikelola, dan dipantau secara hati-hati untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang (WTO, 2005). • Banyak kawasan lindung telah mempromosikan pengembangan pariwisata untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka (Nepal, 2002, 2005; WTO, 2005). • Perdebatan batas pertumbuhan destinasi bukanlah hal baru: sejak 1930-an dalam sektor pariwisata (Saveriades, 2000). • Awal 1990-an, konsep TCC sebagian besar digantikan oleh gagasan pariwisata berkelanjutan (Navarro Jurado et al., 2012) namun keduanya menekankan pembatasan pertumbuhan pariwisata dan perubahan lingkungan fisik dan sosial mana yang dapat diterima (Butler, 1999; Liu, 2003). • TCC banyak dikritik terkait situasi, kompleksitas substansial, dan ketidakpastian (Lindberg et al., 1997 ; McCool dan Lime, 2001) namun konsep ini tetap banyak dipergunakan melalui aspek ekologis, ekonomi, sosiologis, dan persepsi (Briassoulis, 2000; Papageorgiou dan Brotherton, 1999; Buckley, 1999) serta permintaan dari pengelola daya tarik wisata untuk memperkirakan ambang batas ukur terutama terkait fungsi ekosistem(Castellani dan Sala, 2012) • Tujuan penelitian : bukan untuk mematahkan paradigma melainkan untuk menghidupkan kembali perdebatan tentang batas pertumbuhan suatu destinasi, mencari solusi dari kelemahan pendekatan ini, serta berkontribusi pada operasionalisasi pengelolaan berkelanjutan pada kawasan lindung. Jumlah pengunjung maksimum yang dapat dipertahankan suatu kawasan tanpa penurunan lingkungan fisik dan tanpa berkurangnya jumlah kepuasan pengunjung (Mathieson and Wall, 1982; Prato, 2001) TCC Istilah yang akan sering muncul TCC = Tourism Carrying Capacity SCC = Social Carrying Capacities ECC = Environmental Carrying Capacities SNPBZ = Sagarmatha (Everest) National Park and Buffer Zone SOT = Spreading Over Time Scenario SOS = Spreading Over Space Scenario Sumber : F. Salerno, dkk, Journal of Environmental Management 128 (2013) 116-125 RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 5. 05 2. STUDI KASUS • Penelitian dilakukan sebagai proyek 3 tahun (2006-2009) dikembangkan dengan kerangka kerja implementasi hasil World Summit for Sustainable Development (UN, 2002). • Penelitian bertujuan menciptakan metodologi untuk memfasilitasi proses pengelolaan kawasan lindung pegunungan (Amatya et al., 2010). Sagarmatha (Everest) National Park dan Buffer Zone (SNPBZ) di Nepal • SNPBZ (1400 km2) adalah kawasan lindung tertinggi di dunia. Keindahan alam yang luar biasa dan keanekaragaman budaya dan biologis didominasi oleh Gunung Everest menjadikan SNPBZ destinasi utama bagi alam, daya tarik budaya yang unik (budaya Sherpa dan biara-biara Budha kuno) dan wisatawan yang suka petualangan (Salerno et al., 2010a). • Pengelolaan SNPBZ dimodifikasi menyesuaikan konservasi, serta mengakomodasi kebutuhan wisata pendakian. Konservasi meliputi perlindungan satwa liar, SD air dan tanah, dan kepentingan masyarakat lokal (DNPWC, 2003). (Gb 2) Papan Informasi SNP; (Gb. 3) Landscape SNP. Sumber : google.com 2.1 Profil Wisatawan • Pendakian oleh Sir Edmund H. dan Tenzing N. Sherpa (1953) membuat pendaki internasional, trekker, dan penjelajah tergerak. Kendala akses ke SNPBZ masih sulit dengan harus mendaki 2 minggu ke Namche dari Kathmandu. • Landasan terbang Lukla dibangun (1964). Jumlah wisatawan meningkat hanya 20 pada 1964 menjadi 30.599 pada 2008. • Penurunan wisatawan terjadi karena konflik internal dan teroris pada 2001 (Gb. 4). Pengunjung paling tinggi pada musim semi dan gugur. Tidak ada pengunjung pada musim hujan (Jun-Agt) (Gb. 5). • Pariwisata menciptakan peluang kerja dan merubah ekonomi lokal masyarakat. Maka, belum ada pembatasan pengunjung menghindari dampak negatif-kemiskinan (Gb 4) Penurunan wisatawan 2001; (Gb. 5) Penurunan wisatawan Jun-Agt. Sumber : F. Salerno, dkk, Journal of Environmental Management 128 (2013) 116-125 RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 6. 06 2. STUDI KASUS • Penelitian fokus pada jalur trekking populer dengan asumsi jumlah wisatawan di Namche sama dengan yang memasuki Monjo (Basnet, 1993; Nepal, 2003). • Pola arus wisatawan di sepanjang jalur saat musim gugur selama 30 tahun terakhir (Basnet, 1993; Nepal, 2003 dan penelitian ini) menunjukkan bahwa jumlah wisatawan diarahkan ke Gunung Everest (jalur 3 dan 4) telah menurun, khususnya antara 1978 dan 1997 (Gb.6). Secara khusus, peneliti mengamati peningkatan minat pada central ring (jalur 5 dan 7 melalui Gokyo & Dzonghla) dan island peak (jalur 6 melalui Chukung) serta sedikit peningkatan untuk jalur ke Thame (jalur 2), lihat (Gb. 7) (Gb. 7) Peta Taman Nasional dan Zona Penyangga Sagarmatha (SNPZB). Sumber : F. Salerno, dkk, Journal of Environmental Management 128 (2013) 116-125 (Gb 6) Pola arus wisata musim gugur di sepanjang jalur TN selama 30 tahun terakhir: 1978, 1997 dan 2007 (studi saat ini) (Gb 8) Everest Base Camp Trek with Gokyo Lake Trek (a); Island Peak Climbing – Himganga Treks and Expedition (b) (Gb 9) Everest view via Thame to Kongde Sumber : google.com RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 7. 073. DAYA DUKUNG PARIWISATA: EVALUASI ULANG DAN PENETAPAN PRINSIP • Apakah pembatasan merupakan fitur bawaan sistem atau didorong tujuan manajemen dan politik? McCool dan Lime (2001). • Disepakati pada aspek TCC: aspek intrinsik dan budaya (Lawson et al., 2003; Saarinen, 2006; Navarro Jurado et al., 2012). Kedua aspek berkontribusi menentukan batas berkelanjutan untuk pertumbuhan dan termasuk dalam konsep keberlanjutan (Saarinen, 2006). Kritik 1 Aspek Intrinsik : komponen deskriptif dari sistem. Meliputi sumberdaya (State), dampak (Impact) terhadap tekanan wisatawan (Driver), dan mitigasi (Response) dari manajemen. Aspek intrinsik dapat dievaluasi dengan pendekatan DPSIR (Driver, Pressure, State, Impact, Response), (EEA, 2005). Aspek Budaya : batas penerimaan terhadap aspek sosial dan lingkungan dari sistem. Masyarakat lebih mampu mendefinisikan batasan untuk perlindungan sumber daya daripada pelaku usaha. Perlunya pendekatan partisipatif melibatkan pemangku kepentingan dengan justifikasi: Pirot, dkk (2000) : 1. Pemangku kepentingan lokal memiliki minat yang kuat dalam proses manajemen; 2. Umumnya memiliki pengetahuan yang relevan dengan ekosistem dan cara pengelolaannya; 3. Nilai-nilai budaya, etika, dan spiritual mereka telah berkembang didasari interaksi yang telah berlangsung lama dengan suatu ekosistem; dan 4. Mereka telah mengembangkan penggunaan lokal atau sistem tenurial yang dapat disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari program pengelolaan ekosistem.(Gb 10) Basic DPSIR Concepts (a); dan Contoh DPSIR Gunung (b) Sumber : uruqulnadhif.com RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 8. 083. DAYA DUKUNG PARIWISATA: EVALUASI ULANG DAN PENETAPAN PRINSIP • Terdiri pada sisi pengakuan dan pengintegrasian berbagai aspek dan perspektif TCC yang berbeda dalam fokus dan kaitannya dengan sumber daya yang digunakan (Saarinen, 2006). • TCC terbatas penerapannya pada dimensi yang dapat diukur saja. Penerapan sebagian besar pada pesisir/pulau dan kawasan lindung menyangkut jumlah wisatawan, arus pengunjung, perlindungan alam, dan pengalaman pengunjung (Manning, 2002; Coccossis dan Mexa, 2004). Kritik 2 Social Carrying Capacity (SCC): mengacu pada tingkat penggunaan wisatawan yang dapat ditampung di kawasan lindung tanpa mengurangi kualitas pengalaman dan kepuasan wisatawan (Lawson dkk 2003) 1. Konsep ini mempertimbangkan toleransi pada crowding, termasuk Perceived Carrying Capacity (PCC) (Pearce, 1989). 2. SCC memberikan pemahaman tekanan pada ekosistem dan implementasi kebijakan yang dilakukan pengelola untuk menanggapi pengembangan pariwisata berkelanjutan (Hunter, 1997; Saveriades, 2000; Saarinen, 2006). 3. SCC dapat dimasukkan sebagai batas atas dari bisnis pariwisata dalam Konsep Destination Life Cycle (Saarinen, 2006). Environmental (Physical and Ecological) Carrying Capacity (ECC): mencerminkan dampak pada ekosistem, lingkungan budaya terbangun dan infrastruktur (Coccossis dan Mexa, 2004). Physical-ecological terdiri dari komponen yang tetap dan fleksibel Kapasitas/Sistem SDA Sistem Infrastruktur SCC + ECC = Sustainable Penelitian diupayakan dapat menganalisis aspek TCC :  Persepsi wisatawan  Dampak pada masyarakat  Kepuasan wisatawan (SCC)  Tingkat kerusakan SDA (ECC) RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 9. 09 4. METODE & DATA 4.1 Kerangka Kerja Pemodelan Partisipatif • Implementasi TCC perlu dipertimbangkan dalam perencanaan yang lebih luas untuk pengembangan pariwisata sehingga memerlukan partisipasi seluruh aktor utama dan masyarakat (Saarinen, 2006-Coccossis dan Mexa, 2004). • Kerangka kerja pemodelan partisipatif mengutamakan permintaan dan kebutuhan para pemangku kepentingan lokal, terdiri dari 5 modul :  Modul 1 (pembatasan sistem) : Profil sejarah, rumusan masalah, latar belakang, tujuan  Modul 2 (model kualitatif) : konseptualisasi sistem, mengemukakan sosio-ekosistem secara iteratif  Modul 3 (penelitian berorientasi manajemen) : menggunakan output modul 1 dan 2 untuk mendefinisikan persyaratan data – melengkapi model dengan hubungan kuantitatif.  Modul 4 (pemodelan kuantitatif) : mengantisipasi perubahan sistem dengan model matematika, teori, dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.  Modul 5 (manajemen adaptif) : evaluasi kebijakan pemangku kepentingan secara berulang mulai dari proses menuju hasil 4.2 Metode Survei 2006 2007 2008 2009 2006-2008 Penilaian kondisi TN, situasi energi, pengelolaan limbah padat, dan kualitas air Salerno et al. (2010a) dan Manfredi et al. (2010) Okt-Nov 2007 Arus, jumlah, profil, destinasi tujuan, dan persepsi wisatawan Mar-Jun 2008 Informasi komprehensif Taman Nasional 5000 kuesioner RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 10. 10 4. METODE & DATA 4.3 Penggunaan Model Substitusi Waktu-ke-Waktu untuk menilai Daya Dukung Sosial • Tujuan : mengevaluasi dampak tekanan wisatawan pada persepsi pengunjung dan kepuasan mereka secara keseluruhan. • Individu yang sama dapat menghasilkan dampak yang berbeda tergantung pada kondisi destinasi wisata. • Minggu-minggu kurang padat mewakili kondisi tahunan rata-rata yang bisa dialami taman nasional di masa lalu. • Minggu-minggu yang lebih ramai adalah perwakilan dari situasi masa depan yang dapat ditentukan dengan mengasumsikan peningkatan terus-menerus dalam jumlah wisatawan. • Jumlah wisatawan mingguan rata-rata aktual (588) dengan jumlah wisatawan tahunan (30.599). Standar deviasi sebesar 590 pengunjung (100% dari rata-rata), • Lokasi pintu masuk wisata memungkinkan perubahan persepsi terkait dengan berbagai tingkat penggunaan sumber daya. 4.4 Model Berbasis Individu dan Model Sistem Dinamis digunakan untuk menentukan Daya Dukung Lingkungan • Pemodelan Berbasis Individu (IB) : memodelkan arus wisata dengan menganalisis perilaku wisatawan. • Sistem Dinamis (SD) memodelkan dinamika lingkungan (lebih banyak data). (Gb 11) Struktur pemodelan keseluruhan digunakan untuk menilai Daya Dukung Lingkungan di SNPBZ RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 11. 11 4. METODE & DATA 4.5 Indikator dan Ambang Batas yang Dapat Diterima • Persepsi wisatawan tentang : masalah utama TN, tingkat kepuasan umum, dan status kerusakan sumber daya dirujuk silang dengan jumlah wisatawan (Gb. 12) (Materi 1) (Gb 12) Ambang batas yang dapat diterima a) Persepsi wisatawan: Garis-garis tipis dan hitam masing-masing menunjukkan persepsi penerimaan atau tidak dapat diterima. C-peri mewakili jumlah wisatawan yang sesuai dengan ambang batas yang dapat diterima untuk masing-masing sektor yang diselidiki (i). b) Agregat kepuasan wisatawan: C-sat mewakili jumlah wisatawan yang memaksimalkan kepuasan wisatawan. c) Status kerusakan sumber daya: C-envi mewakili jumlah wisatawan yang sesuai dengan ambang batas yang dapat dimodelkan untuk setiap sumber daya yang diselidiki (i) (Materi 2) (Gb 13) Supplementary material 1 dan 2 RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 12. 12 5. HASIL 5.1 Sistem dan Batasan Masalah • Peneliti melakukan pembatasan pada sistem yang diteliti. Pemodelan partisipatif melalui 2 lokakarya kepada perwakilan industri pariwisata, LSM, asosiasi perdagangan, lembaga keagamaan, pengelola taman nasional, pembuat keputusan, organisasi penelitian, dan komunitas taman nasional. • Responden diminta mengidentifikasi peristiwa/perubahan SNPBZ 100 tahun terakhir • Responden diminta mengidentifikasi harapan, tantangan, kekhawatiran SNPBZ 25 tahun ke depan. • Mayoritas responden sepakat bahwa konsumsi energi, keadaan hutan, polusi air, dan pengelolaan limbah padat adalah paling terdampak negatif karena peningkatan kunjungan. (Gb 14) Analisis bersama berbagai aspek Daya Dukung Pariwisata di SNPBZ. Untuk semua grafik sumbu x mewakili jumlah wisatawan tahunan yang masuk di taman. 5.2 Daya Dukung Sosial • Wisatawan menilai : tingkat keramaian, kualitas air, efisiensi energi, pengolahan limbah padat, dan perlindungan tradisi lokal. • Gb. 14 Terdapat hubungan antara respon wisatawan dan jumlah wisatawan pada semua hasil kecuali perlindungan tradisi lokal. • Ambang batas yang dapat diterima : 1) Tingkat keramaian = 32.500 wisatawan 2) Kualitas air = 31.000 wisatawan 3) Efisiensi energi = 45.000 wisatawan 4) Limbah = tidak ada titik konvergensi 5)Tradisi lokal = 75% wisatawan menganggap tidak terkait dengan jumlah wisatawan • Pengalaman wisatawan: puas (51%) dan sangat puas (30%) • Kepuasan pengunjung meningkat hingga ambang batas 34.000 wisatawan, lebih dari itu, menurun. RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 13. 13 5. HASIL 5.3 Daya Dukung Lingkungan • Skenario ‘bisnis seperti biasa’ (garis merah pada Gb. 14g) sudah diuji pada Modul 3 dengan data dukung lapangan (Salerno dkk, 2010b). • Penelitian ini menggunakan skenario berbeda dengan memvariasikan jumlah wisatawan tahunan namun tetap mempertahankan distribusi musiman pada 2008 (Gb.5) • (Gb. 14g) Kualitas air sungai, limbah padat, dan kepadatan berlebih berada di bawah ambang batas. • Sedangkan permintaan energi dan biomassa hutan berada pada tingkat yang tidak sesuai (defisit). 5.4 Daya Dukung Parwi dari waktu ke waktu dan ruang (Gb 15) Penilaian Kapasitas ECC dari waktu ke waktu (a) dan ruang (b) dan skenario pemodelan yang relevan bertujuan untuk mengurangi kepadatan wisatawan • SNPBZ menggunakan jalur yang tidak proporsional dan musiman (Gb. 7) sehingga TCC perlu dianalisis dikaitkan dengan spasial dan temporal arus pengunjung. • Pengelola SNPBZ sepakat menganalisis ‘skenario manajemen’ agar menyebarkan aliran wisatawan dari waktu ke waktu (SOT) dan ruang (SOS). • Gb. 15 Defisit energi terkonsentrasi pada dua musim (50% musim semi dan 90% musim gugur), lainnya tidak defisit. Defisit pada jalur trek 3, 4, dan 6 sekitar 40% SOT dan SOS mampu mengurangi defisit sekitar 25% musim gugur dan 30% di jalur trek. • Limbah bermasalah pada musim wisatawan (> 30% April dan Oktober). SOT meningkatkan efisiensi manajemen menjadi 35% • Kualitas air sangat buruk pada November (tekanan wisatawan) dan Desember (debit air rendah). SOT tidak berhasil signifikan, namun jalur 2 meningkat 40% baik RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 14. 14 6. Diskusi dan Pelajaran yang Diambil • TCC dibatasi oleh kualitas dan kuantitas yang tersedia di taman nasional :  Hilangnya biomassa hutan dikarenakan meningkatnya permintaan kayu (Salerno, dkk. 2010a).  Pengelolaan limbah padat dan kualitas air sungai menunjukkan kondisi kritis terkait musim wisatawan  Persepsi wisatawan tentang perlindungan tradisi bersifat independen terhadap jumlah wisatawan  Wisatawan masih mendukung pengembangan lebih lanjut meskipun ECC memberlakukan pembatasan • Komponen ECC dapat dimanipulasi dengan tingkat fleksibilitas : pembatasan pertumbuhan yang diinduksi dapat dikurangi melalui investasi dan langkah-langkah pengaturan (Coccossis dan Mexa, 2004). • Kebijakan untuk menyebarkan wisatawan melalui SOT dan SOS dapat meningkatkan ECC. • TCC dipandang sebagai alat kebijakan strategis yang sistematis dalam proses perencanaan daripada angka unik yang intrinsik yang tidak dapat dimodifikasi. • Dengan menggunakan pendekatan partisipatif, TCC dapat digunakan sebagai alat penataan masalah, pembangunan konsensus, dan sebagai metode pemecahan masalah. 1. Pentingnya fleksibiltas dalam kerangka kerja 2. Perlunya menyeimbangkan komponen TCC 3. Penggabungan komponen kuantitatif dan kualitatif 4. Satu area kawasan lindung mungkin ada beberapa TCC 5. Daya dukung tidak diperbaiki dalam waktu, namun dapat dimodifikasi oleh kebijakan pengelola (Gb 16) Biomassa hutan (a); dan Kualitas air sungai SNPBZ (b) RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 15. 15 7. Kesimpulan Kerangka kerja perencanaan yang berbeda telah dikembangkan untuk membuat keputusan tentang TCC kawasan lindung, termasuk LAC (Stankey et al., 1985), VIM (Graefe et al., 1990; Farrell dan Marion, 2002), dan VERP (Shelby dan Heberlein, 1986; Layanan Taman Nasional, 1997; Manning, 2001) namun kelemahannya adalah sifat kerangka kerja yang reaktif (Lawson et al., 2003), non kuantitatif dan kurangnya ketelitian analitis (Prato, 2001). Berapa banyak yang terlalu banyak? Seberapa banyak perubahan dari kondisi alam dapat diterima, terkait tujuan dan sasaran suatu destinasi? 1. Evaluasi ulang TCC menjadi perspektif yang lebih berorientasi manajemen. 2. TCC bergeser dari pendekatan satu dimensi ke multidimensi (lingkungan, sosial, politik). 3. Data kualitatif dari wisatawan (persepsi, masalah utama TN, perlindungan tradisi lokal, kepuasan) harus dikombinasikan dengan pemodelan lingkungan menggunakan kerangka kerja partisipatif. 4. TCC sebagai alat kebijakan strategis bukan nomor intrinsik yang tidak dapat dimodifikasi. 5. TCC perlu dikembangkan contoh sistematis dan operatif agar dapat diterjemahkan dalam tindakan RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM
  • 16. 16 CRITICAL REVIEW Judul : Isi dari jurnal sudah dapat menggambarkan judul jurnal yang dibuat oleh penulis. Jurnal diawali abstrak sebagaimana jurnal pada umumnya. Abstrak : Abstrak sudah memberikan kata kunci yang sesuai dengan aturan abstrak pada umumnya, namun sebaiknya memasukkan space substitution. Pendahuluan : Telah dijabarkan pengelolaan pariwisata di kawasan lindung, perkembangan konsep TCC, dan tujuan penelitian. Namun penulis tidak menjabarkan perkembangan pariwisata dan kontribusinya ke Nepal sebagai informasi umum. pembaca dapat mengetahui secara spesifik karakteristik wisatawan. 3. Dampak ekonomi terhadap lokal sebaiknya tidak dimasukkan dalam profil wisatawan namun dibahas pada sub-bab terpisah. Hal ini menarik diketahui mengingat masyarakat sekitar SNPBZ sudah sangat bergantung pada pariwisata. Besaran pola ketergantungan mungkin mempengaruhi aspek perlindungan tradisi lokal. 4. Sebelum membahas mengenai pemilihan jalur trekking populer pada sub-bab profil wisatawan, perlu dijelaskan sebelumnya pada studi kasus atau gambaran umum lokasi penelitian mengenai jenis-jenis jalur trekking yang tersedia sesuai poin 1. Studi Kasus : 1. Penulis sekilas menjelaskan mengenai SNPBZ dan profil wisatawan. Namun penulis tidak memberikan informasi mengenai peran SNPBZ terhadap pariwisata Nepal, dan gambaran produk wisata SNPBZ sebagai informasi umum. 2. Profil wisatawan sebaiknya dapat ditampilkan sekilas seperti supplementary material 1 & 2. Dapat juga menampilkan data karakteristik demografis (umur, jenis kelamin, pendapatan, tingkat pendidikan) dan karakteristik geografis (asal, durasi wisata, waktu tempuh trekking) dan motivasi berwisata (waktu kunjungan, tujuan, jenis rombongan) sehingga RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM Penulisan : Dari segi kerapihan penulisan, jurnal ditulis rapi dengan pengaturan rata kanan-kiri (justify text), namun penulis masih menggunakan kata ‘kami (we)’ sebagai subjek, yang mana sebaiknya diganti oleh tim peneliti atau ‘this research’
  • 17. 17 CRITICAL REVIEW Evaluasi Ulang Konsep : Penulis sudah menggambarkan mengenai ‘tinjauan pustaka’ yang berisi evaluasi TCC dan penetapan prinsip atau ‘ruang lingkup substansi’ yang digunakan pada penelitian. Hanya saja detail pendekatan DPSIR tidak dijelaskan mendalam sehingga pembaca cukup kesulitan memahami dan harus mencari informasi lain diluar jurnal. Selain itu penulis mengambil pendekatan ECC dengan menggabungkan daya dukung fisik dan lingkungan, berbeda dengan penerapan di Indonesia yang membedakan hal tersebut. Metode dan Data: Penulis sudah menjelaskan kerangka kerja pemodelan partisipatif, metode survei, penggunaan model substitusi waktu-ke-waktu untuk menilai SCC, serta model IB dan SB untuk menentukan ECC, hanya saja: Supplementary material : Terdiri dari 2 lampiran file yang sangat bermanfaat bagi pembaca. 1. Penulis tidak mendeskripsikan kerangka kerja pemodelan partisipatif dalam supplementary material sehingga pembaca tidak mengetahui mendalam 5 modul permodelan partisipatif. 2. Metode survei dilakukan secara parsial (berbeda tahun) sehingga memungkinkan munculnya lack of information berupa perubahan kebijakan, tren, dst. Hasil: Penulis memaparkan data kuantitatif dengan deskripsi berupa sistem dan batasan masalah, SCC, ECC, serta TCC melalui manajemen skenario SOT dan SOS. Diskusi dan Pelajaran: Penulis memaparkan beberapa kesimpulan sementara sebagai bahan diskusi dan pelajaran yang bisa diambil. Sebaikya deskiripsi ini masuk dalam bab kesimpulan. Kesimpulan: Penulis memaparkan beberapa kesimpulan akhir dan kalimat saran. Sebaikya penulis dapat memisahkan dalam sub-bagian mana yang kesimpulan dan mana yang saran sehingga pembaca bisa lebih mudah memahami jurnal. 1. Supp material 1 : berisi metode survei, hasil dari kuesioner, skenario SOT & SOS, dan pemodelan partisipatif modul 3 dan 5. 2. Supp material 2 : berisi rumus pernghitungan limbah, energi, kualitas air, pengelolaan pariwisata, pengelolaan biomass, indikator status SDA, dan ambang batas SDA. RINGKASAN JURNAL CRITICALREVIEW JURNAL GAMBARANUMUM Bagian sistem dan batasan masalah sedikit menjelaskan ‘unit analisis’ yang seharusnya dimasukkan di metode penelitian, bukan hasil penelitian.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Salerno, F. dkk. (2013): Multiple Carrying Capacities from a management-oriented perspective to operationalize Sustainable Tourism in Protected Areas. Journal of Environmental Management, Vol. 128, 116-125. Elsevier. Situs Internet (web site) : Contoh Review Jurnal. 5 April 2020, informasi diperoleh melalui situs internet: https://www.cryptowi.com/review-jurnal/. Diakses pada tanggal 31 Maret 2020. Environment and Conservation Program. Informasi diperoleh melalui situs internet :https://www.volunteersinitiativenepal.org/environment- conservation-program/. Diakses pada tanggal 20 April 2020. Konsep DPSIR dan Definisi Teori Pembangunan. 3 Agustus 2015, informasi diperoleh melalui situs internet: https://www.uruqulnadhif.com/2015/08/konsep-dpsir-dan-definisi-teori.html. Diakses pada tanggal 11 April 2020. Pariwisata di Nepal. 2 November 2018, informasi diperoleh melalui situs internet : https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Nepal. Diakses pada tanggal 17 April 2020. Sagarmatha National Park. Informasi diperoleh melalui situs internet : https://www.welcomenepal.com/places-to-see/sagarmatha-national-park.html. Diakses pada tanggal 17 April 2020. *gambar lainnya bersumber dari google, wallpapercave.com, dan freepick.com