SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
belajar
Selasa, 22 Mei 2012
MAKALAH HERPES
JADIKAN BANGSA KITA BUKAN GEMAR MENG_COPY
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Herpes adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum. Diperkirakan bahwa satu
dari setiap lima remaja akan terinfeksi oleh penyakit ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa
wanita lebih rentan untuk tertular infeksi ini daripada pria. Hal ini akan merusak penyakit alat
kelamin atau anus baik laki-laki dan perempuan yang terinfeksi.
Ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh penularan virus yang disebut Herpes Simplex
Virus (HSV). Virus ini akan ditularkan selama hubungan intim atau selama kontak antara kedua
alat kelamin pria dan wanita. Genital herpes membuktikan bahwa penyakit ini terutama mulut
mempengaruhi organ dan alat kelamin HSV 1 mempengaruhi bibir berupa lepuh dan luka dingin,
sedangkan HSV 2 menginfeksi alat kelamin manusia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara penyebaran virus herpes simplex?
b. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh virus herpes simplex?
c. Bagaimana asuhan keperawatan pada penderita virus herpes simplex?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk menambah wawasan kita tentang bagaimana proses penyebaran virus, penyakit yang
ditimbulkan, dan asuhan keperawatan pada penderita virus herpes simplex.
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk menambah pengetahuan tentang virus herpes simplex dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Virus Herpes Simpleks adalah virus DNA yang dapat menyebabkan infeksi akut pada kulit yang
ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab.
Ada 2 tipe virus herpes simpleks yang sering menginfeksi yaitu :
• HSV-Tipe I (Herpes Simplex Virus Type I)
• HSV-Tipe II (Herpes Simplex Virus Type II)
HSV-Tipe I biasanya menginfeksi daerah mulut dan wajah (Oral Herpes), sedangkan HSV-Tipe
II biasanya menginfeksi daerah genital dan sekitar anus (Genital Herpes). HSV-1 menyebabkan
munculnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah, dan sekitar
mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebakan
gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada membran mukosa alat kelamin. Infeksi pada
vagina terlihat seperti bercak dengan luka.
Pada pasien mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan
pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Lesi biasanya hilang dalam 2 minggu.
infeksi . Episode pertama (infeksi pertama) dari infeksi HSV adalah yang paling berat dan
dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari. Gelala yang timbul, meliputh nyeri, inflamasi dan
kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan gelembung-gelembung yang
berisi cairan. Cairan bening tersebut selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti
dengan pembentukan keropeng atau kerak.
2.2 Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Virus Herpes Simplex
A. HSV-1
1. Gingivostomatitis herpetik akut
Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak kecil (usia 1-3 tahun) dan terdiri atas lesi-lesi
vesikuloulseratif yang luas dari selaput lendir mulut, demam, lekas marah dan limfadenopati
lokal. Masa inkubasi pendek(sekitar 3-5 hari) dan lesi-lesi menyembuh dalam 2-3 minggu.
2. Keratojungtivitis
Suatu infeksi awal HSV-1 yang menyerang kornea mata dan dapat mengakibatkan kebutaan.
3. Herpes Labialis
Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel lokal, biasanya pada perbatasan mukokutan bibir.
Vesikel pecah, meninggalkan tukak yang rasanya sakit dan menyembuh tanpa jaringan parut.
Lesi-lesi dapat kambuh kembali secara berulang pada berbagai interval waktu.
B. HSV-2
1. Herpes Genetalis
Herpes genetalis ditandai oleh lesi-lesi vesikuloulseratif pada penis pria atau serviks, vulva,
vagina, dan perineum wanita. Lesi terasa sangat nyeri dan diikuti dengan demam, malaise,
disuria, dan limfadenopati inguinal.
Infeksi herpes genetalis dapat mengalami kekambuhan dan beberapa kasus kekambuhan bersifat
asimtomatik. Bersifat simtomatik ataupun asimtomatik, virus yang dikeluarkan dapat
menularkan infeksi pada pasangan seksual seseorang yang telah terinfeksi.
2. Herpes neonatal
Herpes neonatal merupakan infeksi HSV-2 pada bayi yang baru lahir. Virus HSV-2 ini
ditularkan ke bayi baru lahir pada waktu kelahiran melalui kontak dengan lesi-lesi herpetik pada
jalan lahir. Untuk menghindari infeksi, dilakukan persalinan melalui bedah caesar terhadap
wanita hamil dengan lesi-lesi herpes genetalis. Infeksi herpesneonatal hampir selalu simtomatik.
Dari kasus yang tidak diobati, angka kematian seluruhnya sebesar 50%.
2.3 Penyebab
HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang dikeluarkan oleh
seseorang. Untuk menimbulkan infeksi, virus harus menembus permukaan mukosa atau kulit
yang terluka (kulit yang tidak terluka bersifat resisten). HSV I ditransmisikan melalui sekresi
oral,virus menyebar melalui droplet pernapasan atau melalui kontak langsung dengan air liur
yang terinfeksi. Ini sering terjadi selama berciuman, atau dengan memakan atau meminum dari
perkakas yang terkontaminasi.
HSV-I dapat menyebabkan herpes genitalis melalui transmisi selama seks oral-genital. Karena
virus ditransmisikan melalui sekresi dari oral atau mukosa (kulit) genital, biasanya tempat infeksi
pada laki-l`ki termasuk batang dan kepala penis, skrotum, paha bagian dalam, anus. Labia,
vagina, serviks, anus, paha bagian dalam adalah tempat yang biasa pada wanita. Mulut juga
dapat menjadi tempat infeksi untuk keduanya. Penyebaran herpes genetalis atau Herpes Simpleks
II dapat melalui kontak langsung antara seseorang yang tidak memiliki antigen terhadap HSV-II
dengan seseorang yang terinfeksi HSV-II.
Kontak dapat melalui membran mukosa atau kontak langsung kulit dengan lesi. Transmisi juga
dapat terjadi dari seorang pasangan yang tidak memiliki luka yang tampak. Kontak tidak
langsung dapat melalui alat-alat yang dipakai penderita karena HSV-II memiliki envelope
sehingga dapat bertahan hidup sekitar 30 menit di luar sel.
2.4 Pencegahan
Penyebaran HSV sulit dicegah. Hal ini sebagian karena banyak orang dengan HSV tidak tahu
dirinya terinfeksi dan dapat menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi HSV pun
mungkin tidak mengetahui mereka dapat menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai
luka herpes yang terbuka.
Angka penularan HSV dapat dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun kondom tidak dapat
mencegah semua penularan. Infeksi HSV dapat menulari dan ditulari dari daerah kelamin yang
agak luas – lebih luas daripada yang ditutup oleh celana dalam – dan juga di daerah mulut. Bila
orang dengan herpes minum asiklovir setiap hari, mereka dapat mengurangi risiko menulari
herpes pada orang lain.
Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menujukkan
hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin
yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV
berlanjut terus.
2.5 Asuhan Keperawatan Herpes
a. Pengkajian
1. Biodata
Dapat terjadi pada semua orang disemua umur; sering terjadi pada remaja dan dewasa muda.
Jenis kelamin; dapat terjadi pada pria dan wanita. Pekerjaan: berisiko tinggi pada pekerja seks
komersial.
2. Keluhan Utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ketempat pelayanan kesehatan adalah nyeri
pada lesi yang timbul
3. Riwayat penyakit dahulu
Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simpleks atau
memiliki riwayat penyakit seperti ini.
4. Riwayat penyakit keluarga
Ada anggota keluarga atau temen dekat yang terinfeksi virus ini.
5. Kebutuhan psikososial
Klien dengan penyakit kulit, terutama yang lesinya berada pada bagian muka atau yang dapat
dilihat orang, biasanya mengalami gangguan konsep diri. Hal itu meliputi perubahan citra tubuh,
ideal diri, harga diri, penampilan peran, atau identitas diri. Reaksi yang mungkin timbul adalah:
a. Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh.
b. Menarik diri dari kontak social
c. Kemampuan untuk mengurus diri berkurang
6. Kebiasaan sehari-hari
Dengan adanya nyeri, kebiasaan sehari-hari klien juga dapat mengalami gangguan, terutama
untuk istirahat/tidur dan aktivitas. Terjadi gangguan buang air besar dan buang air kecil pada
penderita herpes simpleks genitalis.
Penyakit ini sering diderita oleh klien yang mempunyai kebiasaan menggunakan alat-alat pribadi
secara bersama-sama (handuk, pakaian dalam, dan pakaian renang milik orang lain) atau klein
yang memepunyai kebiasaan melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh klien.
Pada kondisi awal/saat proses peradangan, dapat terjadi peningkatan suhu atau demam dan
perubahan tanda-tanda vital yang lain. Pada pengkajian kulit, ditemukan adanya vesikel-vesikel
berkelompok yang nyeri, edema disekitar lesi, dan dapat pula timbul ulkus pada infeksi
sekunder.
Perhatikan mukosa mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada pemeriksaan genitalia pria,
daerah yang perlu diperhatikan adalah bagian glans penis, batang penis, uretra dan daerah anus.
Sedangkan pada wanita, daerah yang perlu diperhatikan adalah labia mayora dan minora,
klitoris, introitus vagina, dan serviks. Jika timbul lesi,catat jenis, bentuk, ukuran/luas, warna, dan
keadaan lesi.
Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanya pembesara; pada beberapa kasus dapat terjadi
pemebesaran kelenjar limfe regional. Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji
respons individu terhadap nyeri akut secara fisiologis atau melalui respons prilaku. Secara
fisiologis, terjadi diaphoresis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan
peningkatan tekanan darah; pada perilaku, dapat dijumapai menangis, merintih, atau marah.
Lakukan pengukuran nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa. Untuk
anak-anak pilih skala yang sesuai dengan usia perkembangannya kita dapat menggunkan skla
wajah untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan anak dalam pemilihan. Wong dan Baker
(1988), menemukan bahwa pengukuran dari usia 3 tahun sampai dengan remaja adalah dengan
skala wajah.
8. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan hasil uji Tzank positif.
B. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi jaringan
Tujuan : Klien mengatakan nyeri berkurang, klien dapat menunjukkan mekanisme kopping
spesifik untuk nyeri dan metode untuk mengontrol nyeri secra benar, dan klien dpat
menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri.
Intervensi :
 Kaji nyeri klien dengan menggunakan pendekatan PQRST
 Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri
 Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri.
 Sampaikan pada klien penerimaan perawat tentang responnya terhadap nyeri; akui adanya
nyeri, dengarkan dan perhatikan klien saat mengungkapkan nyerinya, sampaikan bahwa
mengkaji nyerinya bertujuan untuk lebih memahaminya.
 Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang nyeri atau tindakannya.
 Beri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab rasa nyeri.
 Diskusikan dengan klien tentang penggunaan terapi distraksi relaksasi, imajinasi, dan
ajarkan teknik/metode yang dipilih.
 Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien.
 Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgesic
 Kompres dingin
 Pantau tanda-tanda vital
 Kaji kembali respons klien terhadap tindakan penurunan rasa sakit/nyeri.
2. Gangguan citra tubuh/gambaran diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan,
sekunder akibat penyakit herpes simplex.
Tujuan : Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilannya.
Klien menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Melakukan
pola-pola penanggulanganyang baru.
Intervensi :
 Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat.
 Dorong klien untuk menyatakan perasaannya, terutama tentang cara ia merasakan, berfikir,
atau memandang dirinya.
 Hindari mengkritik
 Jaga privasi dan lingkungan individu
 Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perjelas informasi yang telah diberikan.
 Tingkatkan interaksi sosial.
 Dorong klien untuk melakukan aktivitas
 Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi terbatas pada permintaan individu.
 Dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan.
 Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain.
 Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien dan oentingnya
sistem daya dukungan bagi mereka (Dudas, 1993).
 Dorong klien untuk berbagi rasa, masalah, kekuatiran, dan persepsinya.
3. Resiko penularan infeksi yang berhubungan dengan pemajanan melalui kontak (langsung,
tidak langsung, kontak droplet).
Tujuan : Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkan infeksi.
Intervensi :
 Jelaskan tentang penyakit herpes simpleks, penyebab, cara penularan, dan akibat yang
ditimbulkan.
 Anjurkan klien untuk menghentikan kegitan hubungan seksual selama sakit dan jika perlu
menggunakan kondom.
 Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan kegiatan seksual dengan satu orang (satu
sama lain saling setia) dan pasangan yang tidak terinfeksi (hubungan seks yang sehat).
 Lakukan tindakan pencegahan yang sesuai :
 Cuci tangan sebelum dan sesudah ke semua klien atau kontak dengan specimen.
 Gunakan sarung tangan setiap kali melakukan kontak langsung dengan klien.
 Anjurkan klien dan keluarga untuk memisahkan alat-alat mandi klien, dan tidak
menggunaknnya bersama (handuk, pakaian, baju dalam, dll).
 Kurangi transfer pathogen dengan cara mengisolasi klien selama sakit (karena penyakit ini
disebabkan oleh virus yang dapat menular melalui udara).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Herpes simplex adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex; Terbagi menjadi
dua jenis (herpes simplex virus 1 (HSV-1) dan herpes simplex virus 2 (HSV-2)) Serupa dengan
herpes zoster. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan
benjolan yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat menjadi dorman (tidak aktif)
selama beberapa waktu, kemudian tiba-tiba menjadi aktif kembali tanpa alasan jelas.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold
sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat
menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui
hubungan seks.
Herpes simplex paling mudah ditularkan melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh
yang terinfeksi individu. Transmisi juga dapat terjadi melalui kulit-kulit ke-kontak selama
periode dorman. Sebagian besar orang dengan HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan tidak
sadar dapat menyebarkannya. Di seluruh dunia masalah kurangnya kebersihan dan kemiskinan
diidentifikasi sebagai faktor risiko yang terkait dengan peningkatan HSV-1.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan
dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian
pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu
melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar.
HSV paling mungkin kambuh pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini
termasuk orang dengan HIV, dan siapa pun berusia di atas 50 tahun. Beberapa ilmuwan juga
berpendapat bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang yang sangat lelah atau
mengalami banyak stres.
3.2 Saran
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itu jagalah kesehatan dengan cara pola
hidup sehat, dan segeralah periksa jika ada tanda-tanda yang mengarah pada penyakit herpes
simplex.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Virus Herpes Simpleks, http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 10 April 2008.
Anonim, 2007, Herpes Simpleks, http://medlinux.blogspot.com, diakses tanggal 18 April 2008.
Anonim, 2008, Penggunaan Tablet Acylovir pada Infeksi Herpes Simpleks,
http://yosefw.wordpress.com, diakses tanggal 18 April 2008.
Brooks, G., et al, 1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta
Jawetz, E.,et al, 1984, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan edisi 16, EGC Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta
Oswari, E., 1995, Penyakit dan Penanggulangannya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

More Related Content

What's hot (6)

Tugas pms bu rosdiana ita
Tugas pms bu rosdiana itaTugas pms bu rosdiana ita
Tugas pms bu rosdiana ita
 
2. makalah PMS
2. makalah PMS2. makalah PMS
2. makalah PMS
 
Makalah penyakit
Makalah penyakitMakalah penyakit
Makalah penyakit
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
Pengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.docPengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.doc
 

Viewers also liked

Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments
Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments
Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments
Software Secure, Inc.
 
Evaluation- Question 2
Evaluation- Question 2Evaluation- Question 2
Evaluation- Question 2
EmHall
 
The angels’ share
The angels’ shareThe angels’ share
The angels’ share
EmHall
 
George Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in Business
George Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in BusinessGeorge Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in Business
George Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in Business
proboscidian
 

Viewers also liked (11)

Benefits of exercise powerpoint
Benefits of exercise powerpointBenefits of exercise powerpoint
Benefits of exercise powerpoint
 
Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments
Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments
Educause 2012 - Protecting Academic Integrity in Online Exam Environments
 
Evaluation- Question 2
Evaluation- Question 2Evaluation- Question 2
Evaluation- Question 2
 
Nifas hendri
Nifas hendriNifas hendri
Nifas hendri
 
Career pd and success
Career pd and successCareer pd and success
Career pd and success
 
Orientation for Online Learners at Madison College
Orientation for Online Learners at Madison CollegeOrientation for Online Learners at Madison College
Orientation for Online Learners at Madison College
 
Home energy systems
Home energy systemsHome energy systems
Home energy systems
 
The angels’ share
The angels’ shareThe angels’ share
The angels’ share
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
George Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in Business
George Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in BusinessGeorge Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in Business
George Tragos speaks at St. Petersburg College on Ethics in Business
 
eBay's Big "Whoops": What Others Can Learn From It
eBay's Big "Whoops": What Others Can Learn From IteBay's Big "Whoops": What Others Can Learn From It
eBay's Big "Whoops": What Others Can Learn From It
 

Similar to Belajar (20)

Herpes
HerpesHerpes
Herpes
 
HERPES GENITALIS.pptx
HERPES GENITALIS.pptxHERPES GENITALIS.pptx
HERPES GENITALIS.pptx
 
Sunscreen Marketing Plan by Slidesgo.pptx
Sunscreen Marketing Plan by Slidesgo.pptxSunscreen Marketing Plan by Slidesgo.pptx
Sunscreen Marketing Plan by Slidesgo.pptx
 
Ppt virologi
Ppt virologiPpt virologi
Ppt virologi
 
VIRUS HERPES.docx
VIRUS HERPES.docxVIRUS HERPES.docx
VIRUS HERPES.docx
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem ReproduksiPenyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 
Kespro sik
Kespro sikKespro sik
Kespro sik
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Belajar

  • 1. belajar Selasa, 22 Mei 2012 MAKALAH HERPES JADIKAN BANGSA KITA BUKAN GEMAR MENG_COPY BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Herpes adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum. Diperkirakan bahwa satu dari setiap lima remaja akan terinfeksi oleh penyakit ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita lebih rentan untuk tertular infeksi ini daripada pria. Hal ini akan merusak penyakit alat kelamin atau anus baik laki-laki dan perempuan yang terinfeksi. Ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh penularan virus yang disebut Herpes Simplex Virus (HSV). Virus ini akan ditularkan selama hubungan intim atau selama kontak antara kedua alat kelamin pria dan wanita. Genital herpes membuktikan bahwa penyakit ini terutama mulut mempengaruhi organ dan alat kelamin HSV 1 mempengaruhi bibir berupa lepuh dan luka dingin, sedangkan HSV 2 menginfeksi alat kelamin manusia. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana cara penyebaran virus herpes simplex? b. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh virus herpes simplex? c. Bagaimana asuhan keperawatan pada penderita virus herpes simplex? 1.3 Tujuan Penulisan Untuk menambah wawasan kita tentang bagaimana proses penyebaran virus, penyakit yang ditimbulkan, dan asuhan keperawatan pada penderita virus herpes simplex.
  • 2. 1.4 Manfaat Penulisan Untuk menambah pengetahuan tentang virus herpes simplex dalam kehidupan sehari-hari. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Virus Herpes Simpleks adalah virus DNA yang dapat menyebabkan infeksi akut pada kulit yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab. Ada 2 tipe virus herpes simpleks yang sering menginfeksi yaitu : • HSV-Tipe I (Herpes Simplex Virus Type I) • HSV-Tipe II (Herpes Simplex Virus Type II) HSV-Tipe I biasanya menginfeksi daerah mulut dan wajah (Oral Herpes), sedangkan HSV-Tipe II biasanya menginfeksi daerah genital dan sekitar anus (Genital Herpes). HSV-1 menyebabkan munculnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah, dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebakan gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada membran mukosa alat kelamin. Infeksi pada vagina terlihat seperti bercak dengan luka. Pada pasien mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Lesi biasanya hilang dalam 2 minggu. infeksi . Episode pertama (infeksi pertama) dari infeksi HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari. Gelala yang timbul, meliputh nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan bening tersebut selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerak. 2.2 Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Virus Herpes Simplex A. HSV-1 1. Gingivostomatitis herpetik akut Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak kecil (usia 1-3 tahun) dan terdiri atas lesi-lesi vesikuloulseratif yang luas dari selaput lendir mulut, demam, lekas marah dan limfadenopati lokal. Masa inkubasi pendek(sekitar 3-5 hari) dan lesi-lesi menyembuh dalam 2-3 minggu. 2. Keratojungtivitis Suatu infeksi awal HSV-1 yang menyerang kornea mata dan dapat mengakibatkan kebutaan. 3. Herpes Labialis Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel lokal, biasanya pada perbatasan mukokutan bibir. Vesikel pecah, meninggalkan tukak yang rasanya sakit dan menyembuh tanpa jaringan parut. Lesi-lesi dapat kambuh kembali secara berulang pada berbagai interval waktu. B. HSV-2 1. Herpes Genetalis Herpes genetalis ditandai oleh lesi-lesi vesikuloulseratif pada penis pria atau serviks, vulva,
  • 3. vagina, dan perineum wanita. Lesi terasa sangat nyeri dan diikuti dengan demam, malaise, disuria, dan limfadenopati inguinal. Infeksi herpes genetalis dapat mengalami kekambuhan dan beberapa kasus kekambuhan bersifat asimtomatik. Bersifat simtomatik ataupun asimtomatik, virus yang dikeluarkan dapat menularkan infeksi pada pasangan seksual seseorang yang telah terinfeksi. 2. Herpes neonatal Herpes neonatal merupakan infeksi HSV-2 pada bayi yang baru lahir. Virus HSV-2 ini ditularkan ke bayi baru lahir pada waktu kelahiran melalui kontak dengan lesi-lesi herpetik pada jalan lahir. Untuk menghindari infeksi, dilakukan persalinan melalui bedah caesar terhadap wanita hamil dengan lesi-lesi herpes genetalis. Infeksi herpesneonatal hampir selalu simtomatik. Dari kasus yang tidak diobati, angka kematian seluruhnya sebesar 50%. 2.3 Penyebab HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang dikeluarkan oleh seseorang. Untuk menimbulkan infeksi, virus harus menembus permukaan mukosa atau kulit yang terluka (kulit yang tidak terluka bersifat resisten). HSV I ditransmisikan melalui sekresi oral,virus menyebar melalui droplet pernapasan atau melalui kontak langsung dengan air liur yang terinfeksi. Ini sering terjadi selama berciuman, atau dengan memakan atau meminum dari perkakas yang terkontaminasi. HSV-I dapat menyebabkan herpes genitalis melalui transmisi selama seks oral-genital. Karena virus ditransmisikan melalui sekresi dari oral atau mukosa (kulit) genital, biasanya tempat infeksi pada laki-l`ki termasuk batang dan kepala penis, skrotum, paha bagian dalam, anus. Labia, vagina, serviks, anus, paha bagian dalam adalah tempat yang biasa pada wanita. Mulut juga dapat menjadi tempat infeksi untuk keduanya. Penyebaran herpes genetalis atau Herpes Simpleks II dapat melalui kontak langsung antara seseorang yang tidak memiliki antigen terhadap HSV-II dengan seseorang yang terinfeksi HSV-II. Kontak dapat melalui membran mukosa atau kontak langsung kulit dengan lesi. Transmisi juga dapat terjadi dari seorang pasangan yang tidak memiliki luka yang tampak. Kontak tidak langsung dapat melalui alat-alat yang dipakai penderita karena HSV-II memiliki envelope sehingga dapat bertahan hidup sekitar 30 menit di luar sel. 2.4 Pencegahan Penyebaran HSV sulit dicegah. Hal ini sebagian karena banyak orang dengan HSV tidak tahu dirinya terinfeksi dan dapat menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi HSV pun mungkin tidak mengetahui mereka dapat menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai luka herpes yang terbuka. Angka penularan HSV dapat dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun kondom tidak dapat mencegah semua penularan. Infeksi HSV dapat menulari dan ditulari dari daerah kelamin yang agak luas – lebih luas daripada yang ditutup oleh celana dalam – dan juga di daerah mulut. Bila orang dengan herpes minum asiklovir setiap hari, mereka dapat mengurangi risiko menulari herpes pada orang lain. Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menujukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus.
  • 4. 2.5 Asuhan Keperawatan Herpes a. Pengkajian 1. Biodata Dapat terjadi pada semua orang disemua umur; sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Jenis kelamin; dapat terjadi pada pria dan wanita. Pekerjaan: berisiko tinggi pada pekerja seks komersial. 2. Keluhan Utama Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ketempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul 3. Riwayat penyakit dahulu Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simpleks atau memiliki riwayat penyakit seperti ini. 4. Riwayat penyakit keluarga Ada anggota keluarga atau temen dekat yang terinfeksi virus ini. 5. Kebutuhan psikososial Klien dengan penyakit kulit, terutama yang lesinya berada pada bagian muka atau yang dapat dilihat orang, biasanya mengalami gangguan konsep diri. Hal itu meliputi perubahan citra tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran, atau identitas diri. Reaksi yang mungkin timbul adalah: a. Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh. b. Menarik diri dari kontak social c. Kemampuan untuk mengurus diri berkurang 6. Kebiasaan sehari-hari Dengan adanya nyeri, kebiasaan sehari-hari klien juga dapat mengalami gangguan, terutama untuk istirahat/tidur dan aktivitas. Terjadi gangguan buang air besar dan buang air kecil pada penderita herpes simpleks genitalis. Penyakit ini sering diderita oleh klien yang mempunyai kebiasaan menggunakan alat-alat pribadi secara bersama-sama (handuk, pakaian dalam, dan pakaian renang milik orang lain) atau klein yang memepunyai kebiasaan melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. 7. Pemeriksaan fisik Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh klien. Pada kondisi awal/saat proses peradangan, dapat terjadi peningkatan suhu atau demam dan perubahan tanda-tanda vital yang lain. Pada pengkajian kulit, ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri, edema disekitar lesi, dan dapat pula timbul ulkus pada infeksi sekunder. Perhatikan mukosa mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada pemeriksaan genitalia pria, daerah yang perlu diperhatikan adalah bagian glans penis, batang penis, uretra dan daerah anus. Sedangkan pada wanita, daerah yang perlu diperhatikan adalah labia mayora dan minora, klitoris, introitus vagina, dan serviks. Jika timbul lesi,catat jenis, bentuk, ukuran/luas, warna, dan keadaan lesi.
  • 5. Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanya pembesara; pada beberapa kasus dapat terjadi pemebesaran kelenjar limfe regional. Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji respons individu terhadap nyeri akut secara fisiologis atau melalui respons prilaku. Secara fisiologis, terjadi diaphoresis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan tekanan darah; pada perilaku, dapat dijumapai menangis, merintih, atau marah. Lakukan pengukuran nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa. Untuk anak-anak pilih skala yang sesuai dengan usia perkembangannya kita dapat menggunkan skla wajah untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan anak dalam pemilihan. Wong dan Baker (1988), menemukan bahwa pengukuran dari usia 3 tahun sampai dengan remaja adalah dengan skala wajah. 8. Pemeriksaan laboratorium Ditemukan hasil uji Tzank positif. B. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi jaringan Tujuan : Klien mengatakan nyeri berkurang, klien dapat menunjukkan mekanisme kopping spesifik untuk nyeri dan metode untuk mengontrol nyeri secra benar, dan klien dpat menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri. Intervensi :  Kaji nyeri klien dengan menggunakan pendekatan PQRST  Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri  Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri.  Sampaikan pada klien penerimaan perawat tentang responnya terhadap nyeri; akui adanya nyeri, dengarkan dan perhatikan klien saat mengungkapkan nyerinya, sampaikan bahwa mengkaji nyerinya bertujuan untuk lebih memahaminya.  Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang nyeri atau tindakannya.  Beri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab rasa nyeri.  Diskusikan dengan klien tentang penggunaan terapi distraksi relaksasi, imajinasi, dan ajarkan teknik/metode yang dipilih.  Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien.  Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgesic  Kompres dingin  Pantau tanda-tanda vital  Kaji kembali respons klien terhadap tindakan penurunan rasa sakit/nyeri. 2. Gangguan citra tubuh/gambaran diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes simplex. Tujuan : Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilannya. Klien menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Melakukan pola-pola penanggulanganyang baru. Intervensi :  Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat.  Dorong klien untuk menyatakan perasaannya, terutama tentang cara ia merasakan, berfikir, atau memandang dirinya.
  • 6.  Hindari mengkritik  Jaga privasi dan lingkungan individu  Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perjelas informasi yang telah diberikan.  Tingkatkan interaksi sosial.  Dorong klien untuk melakukan aktivitas  Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi terbatas pada permintaan individu.  Dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan.  Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain.  Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien dan oentingnya sistem daya dukungan bagi mereka (Dudas, 1993).  Dorong klien untuk berbagi rasa, masalah, kekuatiran, dan persepsinya. 3. Resiko penularan infeksi yang berhubungan dengan pemajanan melalui kontak (langsung, tidak langsung, kontak droplet). Tujuan : Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkan infeksi. Intervensi :  Jelaskan tentang penyakit herpes simpleks, penyebab, cara penularan, dan akibat yang ditimbulkan.  Anjurkan klien untuk menghentikan kegitan hubungan seksual selama sakit dan jika perlu menggunakan kondom.  Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan kegiatan seksual dengan satu orang (satu sama lain saling setia) dan pasangan yang tidak terinfeksi (hubungan seks yang sehat).  Lakukan tindakan pencegahan yang sesuai :  Cuci tangan sebelum dan sesudah ke semua klien atau kontak dengan specimen.  Gunakan sarung tangan setiap kali melakukan kontak langsung dengan klien.  Anjurkan klien dan keluarga untuk memisahkan alat-alat mandi klien, dan tidak menggunaknnya bersama (handuk, pakaian, baju dalam, dll).  Kurangi transfer pathogen dengan cara mengisolasi klien selama sakit (karena penyakit ini disebabkan oleh virus yang dapat menular melalui udara). BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Herpes simplex adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex; Terbagi menjadi dua jenis (herpes simplex virus 1 (HSV-1) dan herpes simplex virus 2 (HSV-2)) Serupa dengan herpes zoster. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan benjolan yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat menjadi dorman (tidak aktif) selama beberapa waktu, kemudian tiba-tiba menjadi aktif kembali tanpa alasan jelas. Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks. Herpes simplex paling mudah ditularkan melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh
  • 7. yang terinfeksi individu. Transmisi juga dapat terjadi melalui kulit-kulit ke-kontak selama periode dorman. Sebagian besar orang dengan HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan tidak sadar dapat menyebarkannya. Di seluruh dunia masalah kurangnya kebersihan dan kemiskinan diidentifikasi sebagai faktor risiko yang terkait dengan peningkatan HSV-1. Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar. HSV paling mungkin kambuh pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini termasuk orang dengan HIV, dan siapa pun berusia di atas 50 tahun. Beberapa ilmuwan juga berpendapat bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang yang sangat lelah atau mengalami banyak stres. 3.2 Saran Lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itu jagalah kesehatan dengan cara pola hidup sehat, dan segeralah periksa jika ada tanda-tanda yang mengarah pada penyakit herpes simplex. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007, Virus Herpes Simpleks, http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 10 April 2008. Anonim, 2007, Herpes Simpleks, http://medlinux.blogspot.com, diakses tanggal 18 April 2008. Anonim, 2008, Penggunaan Tablet Acylovir pada Infeksi Herpes Simpleks, http://yosefw.wordpress.com, diakses tanggal 18 April 2008. Brooks, G., et al, 1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Jawetz, E.,et al, 1984, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan edisi 16, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Oswari, E., 1995, Penyakit dan Penanggulangannya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta