1. HARGA DIRI RENDAH
KRONIK
Nama kelompok :
Ancika Alfi ( SKA12022008)
Fatmawati Nurhasanah
(SKA12022017)
Grasela Stefania (SKA12022018)
Sekar Nabilah (SKA12022033)
2. Menurut (SDKI, 2016) Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak
berdaya dan berlangsungan dalam waktu lama dan terus menerus.
Menurut (NANDA, 2013) harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri atau perasaan
negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan.
Kemudian harga diri juga diperoleh dari diri sendiri dan juga dari orang lain, individu
akan merasa harga diri tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya, individu
akan merasa harga diri rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai, atau
tidak diterima di lingkungan. (Dalami, Suliswati, farida, Rochimah, & Banon, 2009).
DEFINISI
3. PROSES TERJADINYA
MASALAH HDRK
Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi Harga Diri Rendah
fakor predisposisi dan faktor presipitasi harga diri rendah ialah
(Damanik, 2022) :
1. Aspek Biologis Sebagian besar pasien memiliki riwayat gangguan
jiwa sebelumnya (75%), Sebagian kecil memiliki riwayat genetik(25%).
Faktor genetik berperan dalam mencetuskan terjadinya gangguan jiwa
pada diri seseorang. Seseorang beresiko 10% jika salah satu orang tua
menderita gangguan dan jika kedua orang tua memiliki riwayat
gangguan maka resiko akan lebih besar, yaitu menjadi 40%.
4. 2. Aspek Psikologis Pasien HDR kronis yang diberikan terapi kognitif
memiliki riwayat psikologis kurang percaya diri (90%). Menurut
(Stuart, 2016 dalam Samosir, 2022) bahwa faktor psikologis
meliputi konsep diri, intelektualitas, kepribadian, moralitas,
pengalaman masa lalu, koping dan keterampilan komunikasi secara
verbal mempengaruhi perilaku seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain.
5. 3. Aspek Sosial Budaya Pasien yang diberikan terapi kognitif dan
psikoedukasi keluarga memiliki masalah sosial budaya yang
sangat
berpengaruh yaitu tidak memiliki teman (85%), konflik keluarga
(80%) dan status ekonomi rendah (70%). Townsend (2009)
menyatakan bahwa status sosioekonomi yang rendah lebih
banyak
mengalami gangguan jiwa dibandingkan tingkat sosio ekonomi
tinggi.
6. RENTANG RESPON
Keterangan :
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon atau kemampuan individu dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri merupakan persepsi diri terhadap dirinya yang
dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
2) Konsep diri positif merupakan persepsi individu dalam menilai
dirinya secara positif dan dapat menerima apa yang ada pada
dirinya.
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu ketika tidak mampu
menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapinya.
1) Harga diri rendah merupakan individu yang cenderung menilai
dirinya secara negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas merupakan suatu kegagalan individu dalam
mengintegrasikan masa tumbuh kembangnya.
3) Depersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis terhadap
diri sendiri yang tidak dapat membedakan dirinya dengan orang
lain.
7. MEKANISME
KOPING
Mekanisme jangka pendek yang biasa dilakukan oleh klien harga diri rendah yaitu kegiatan untuk
lari sementara dari krisis, misalnya menonton televisi terus menerus, pemakaian obat-obatan, dan
kerja keras. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial, keagamaan,
dan politik. Kegiatan yang memberikan dukungan sementara, misalnya kompetisi olahraga, kontes
popularitas.
Apabila mekanisme koping jangka pendek tidak memberikan hasil yang diharapkan pada pasien
harga diri rendah, maka klien akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang seperti
menutup identitas, dimana klien mengadopsi identitas orang lain yang disenangi tanpa
mengindahkan aspirasi, hasrat, atau potensi individu tersebut. Identitas negatif, dimana asumsi
yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan, mekanisme pertahanan ego
berupa regresi, fantasi, isolasi, diasosiasi, proyeksi, mengalihkan marah yang berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.
8. PENATALAKSANAAN
Menurut NANDA 2015 terapi yang dapat diberikan pada penderita :
1. Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi
dengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena
jika klien menarik diri, klien dapat membentuk kebiasaan yang buruk
lagi.
2. Therapy aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien
harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan
menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman
atau perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk
kesepakatan persepsi atau penyelesaian masalah.