SlideShare a Scribd company logo
BUSINESS ETHICS AND GOOD GOVERNANCE “Shareholders and the markets for corporate
control”
Universitas Mercubuana
Senin, 02 Oktober 2017
Nama : Rudy Harland Seniang Sakti
NIM : 55117110019
Fakultas : Magister Management
Mata Kuliah : Business Ethics and Good Governance “Shareholders and the markets
for corporate control”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, MM
Latar Belakang BUMN atau Perusahaan-perusahaan di Indonesia Menjual Sahamnya ke Pihak
Asing serta Solusinya sehingga Sumber Daya yang di Miliki Indonesia Sebesar-besarnya untuk
Kesejahteraan Rakyatnya.
Indonesia secara geografis merupakan negara yang strategis terletak diantara dua
benua (benua asia dan benua australia) dan dua samudera (samudera hindia dan samudera
pasifik). Selain itu pula Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah (baik di laut, darat, dan didalam bumi indonesia sendiri). Didalam bumi indonesia
seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, dan air. Faktor-faktor inilah yang menjadi
salah satu alasan bahwa pihak asing akan tetap senantiasa berusaha untuk menguasai
Indonesia diberbagai sektor, bahkan pengolahan air mineral pun sudah dikuasai oleh pihak
asing yang sejatinya adalah merupakan sumber daya alam indonesia yang menguasai hajat
hidup orang banyak.
Berdasarkan pasal 33 UUD 1945, yaitu ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan” (Pasal 33 Ayat 1); ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” (Pasal 33 Ayat 2);
”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (Pasal 33 Ayat 3); dan ”Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional” (Pasal 33 Ayat 4), sudah
jelas diatur bahwa sejatinya cabang-cabang produksi yang penting bagi negara, menguasai
hajat hidup orang banyak, termasuk bumi, air, dan kekayaan alam yg terkandung didalamnya
harus dikuasai oleh negara untuk digunakan bagi kemakmuran rakyat. Tetapi pada
pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 tersebut.
Hal ini terjadi dikarenakan :
1. Faktor Pemimpin/penguasa/pejabat yang tidak memiliki rasa nasionalisme tinggi dalam
mengelola BUMN yang tujuan dasarnya adalah untuk kemakmuran rakyat.
2. Terbitnya UU no 6/1968 pada tanggal 3 Juli 1968 mengenai Privatisasi atau swastanisasi
BUMN.
Alasan dilakukannya privatisasi adalah karena pudarnya keyakinan terhadap teori negara
kesejahteraan seperti yang diperkenalkan oleh John Maynard Keyness (1883-1987) yang juga
merupakan arsitek Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
3. BUMN lebih banyak dijadikan sebagai sapi perahan buat para pejabat negara yang sedang
berkuasa.
Alhasil, kebanyakan BUMN yang ada menjadi sakit dan fakta itu bertahan sepanjang sejarah
adanya BUMN di negeri ini. Oleh karena itu diperlukan tambahan modal atau dana, dimana
pemerintah melakukan pinjaman kepada pihak asing seperti IMF. dengan ada pinjaman ini dan
pengelolaan BUMN yang bukan dengan tujuan kemakmuran rakyat, maka akan menambah
hutang bagi negara. Atas desakan IMF pula, pemerintah dipaksa menjual BUMN-BUMN yang
cukup potensial di masa-masa mendatang hanya untuk menutup defisit APBN. Selain menjadi
sapi perah pejabat negara, BUMN diobral kepada investor asing demi mendapatkan utang baru
dari IMF dan sejenisnya.
Oleh karena itu menurut penulis solusi agar sumber daya alam yang dimiliki Indonesia
digunakan sebesar-besar untuk kesejahteraan rakyat adalah :
1. Etika, kejujuran, dan keadilan; pada dasarnya Pemerintah atau Perwakilan Rakyat (DPR) yang
terpilih manusianya harus benar-benar memiliki etika untuk mensejahterakan rakyat, memiliki
kejujuran tinggi, dan berkeadilan terhadap keputusan/peraturan/undang-undang yang dibuat,
serta bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan pribadi dan golongan semata dari berpolitik.
2. Transparansi; masyarakat luas diberikan pengetahuan seluas-luasnya (tidak ada yang
ditutupi) mengenai sumber daya alam yang ada dibumi Indonesia, terutama daerahnya masing-
masing. Serta diberikan kejelasan mengenai penggunaan atau pengelolaan sumber daya alam
tersebut yang hasilnya adalah untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Hal ini diharapkan
dapat memberikan transparansi dari pengelolaan sumber daya alam tersebut.
3. Independent; Pemerintah serta Perwakilan Rakyat harus melakukan pengambilan keputusan
(pembuatan peraturan / undang-undang) demi kesejahteraan rakyatnya semata secara
independent dan tidak memihak. Tanpa ada unsur kepentingan atau campur tangan golongan
atau pihak asing atau pengusaha yang berkepentingan untuk mengambil keuntungan dari
keputusan tersebut atau peraturan yang akan dibuat atau diundang-undangkan.
4. Pengawasan; harus dilakukannya pengawasan dari badan hukum yang memiliki kewenangan
berdasarkan undang-undang agar pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan faktor-
faktor kesejahteraan rakyat.
5. Saham; Penguasaan saham BUMN oleh pemerintah harus minimal 51% dan jika memang
memungkinkan mencapai minimal 75%. agar keputusan tertinggi dalam pengelolaan BUMN ada
di Pemerintah Indonesia Sendiri (tidak tergantung dari Pihak Asing).
Diharapkan dengan kelima hal tersebut diatas dapat memaksimalkan penggunaan sumber
daya alam Indonesia untuk kesejahteraan Rakyat nya.
Daftar Pustaka :
http://nasional.kompas.com/read/2011/12/22/02061513/kembali.ke.pasal.33.uud.1945
https://sambelalab.wordpress.com/2010/11/09/pemerintahan-megawati-privatisasi-bumn-ke-
tangan-asing-2001-2004/
Pemegang Saham, Hak dan Kewajiban Pemegang Saham, serta Pemegang saham dalam
mengendalikan Perusahaan
Pemegang Saham
Pemegang saham (bahasa Inggris: shareholder atau stockholder), adalah seseorang atau badan
hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang
saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek
berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori
bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan
pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka.
Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak untuk
memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal seperti pemilihan
dewan direksi, hak untuk pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk membeli saham
baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan pada saat likuidasi
perusahaan. Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan berada di bawah hak
kreditor perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham (pesaham) biasanya tidak menerima
apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi setelah kebangkrutan (bila perusahaan tersebut
memiliki lebih untuk membayar kreditornya, maka perusahaan tersebut tidak akan bangkrut),
meskipun sebuah saham dapat memiliki harga setelah kebangkrutan bila ada kemungkinan
bahwa hutang perusahaan akan direstrukturisasi.
Hak dan Kewajiban Pemegang Saham
Hak Pemegang Saham :
1. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan satu saham memberi
hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara.
2. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat waktu dan teratur, agar
memungkinkan seorang Pemegang Saham untuk membuat keputusan penanaman modal
berdasarkan informasi yang dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan.
3. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi Pemegang Saham,
dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan lainnya.
Kewajiban Pemegang Saham :
1. Memberikan pengesahan dalam RUPS atas hal-hal berikut: Business Plan, Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Kerja
Program Kemitraan, serta Laporan Tahunan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan.
2. Melakukan pembinaan kepada perusahaan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku berdasarkan, namun tidak terbatas pada, prinsip-prinsip GCG, yaitu Transparency,
Accountability, Responsibility, Independency, Fairness (TARIF).
Pemegang saham mengendalikan Perusahaan
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam & LK). Keputusan Ketua Bapepam & LK No: Kep-264/BL/2011
tanggal 31 Mei 2011 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Pasal 1 butir c Keputusan
tersebut menjelaskan Pengendali Perusahaan Terbuka yang selanjutnya disebut Pengendali,
adalah Pihak yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh, atau
Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik langsung maupun tidak langsung,
dengan cara apapun pengelolaan dan/atau kebijaksanaan Perusahaan Terbuka.
Jadi, dalam hal ini pemegang saham yang bisa dikatakan sebagai pengendali adalah :
1. Pihak yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh (de jure
control, kendali secara yuridis); atau
2. Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan pengelolaan dan/atau kebijaksanaan
perusahaan terbuka. Baik Langsung Maupun Tidak Langsung, Dengan Cara Apapun (de facto
control, kendali secara nyata).
Untuk itu Pemegang Saham dengan dua kriteria diatas memiliki kemampuan untuk
mengendalikan atau menentukan kebijakan perusahaan. Secara doktrinal, kemampuan untuk
menentukan kebijakan perusahaan ini bisa diketahui melalui :
1. Kewenangan menunjuk Direksi dan Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar
Dalam Anggaran Dasar, pihak atau perusahaan tertentu diberikan hak untuk menunjuk
jabatan-jabatan strategis dalam perusahaan, seperti Direksi dan Dewan Komisaris. Untuk
Direksi, tidak harus Direktur Utama, tetapi justru Direksi yang menjadi ujung tombak
perusahaan. Misalnya: Direktur Keuangan atau Direktur Operasional.
2. RUPS dan perubahan Anggaran Dasar
Dalam RUPS, selain pihak atau perusahaan tertentu tadi bisa menentukan jabatan strategis
pada manajemen, juga bisa memiliki kemampuan untuk mengubah Anggaran Dasar. Misal:
anggota Direksi adalah 3 orang, dengan jabatan Direktur Utama, Direktur Operasional dan
Direktur Keuangan. Kuorum Rapat Direksi diubah dari suara bulat (uninamous decision) menjadi
mayoritas. Jika Direktur Keuangan dan Direktur Operasional ditunjuk oleh satu pihak, maka
perusahaan bisa jalan dengan kehadiran keduanya untuk rapat dan pengambilan keputusan.
Tanpa keterlibatan Direktur Utama. Perubahan Anggaran Dasar lainnya juga bisa dilakukan
terkait dengan kuorum RUPS.
3. Saham dengan Hak Khusus
Selain dua hal di atas, bisa juga pihak atau perusahaan tersebut memiliki saham minoritas
dalam perusahaan. Tetapi ia memiliki hak khusus yang melekat pada sahamnya. Misalnya
karena kelas saham yang berbeda, seperti saham preferen. Apalagi apabila ia bisa melakukan
hak veto terhadap RUPS. Maka keputusan RUPS bisa menjadi “dead-lock” tanpa
persetujuannya.
4. Laporan Keuangan
Apabila pihak atau perusahaan mengkonsolidasikan laporan keuangannya dengan laporan
keuangan perusahaan pengendali untuk tujuan pengawasan alur keuangan induk ke anak-anak
perusahaannya. Ini sudah sangat jelas menunjukkan bahwa ia adalah pengendali. Mengapa ?
Karena pada umumnya berdasarkan Prinsip-prinsip Standar Akuntansi Keuangan yang diakui
secara internasional, jika perusahaan memiliki lebih dari 50% saham pada perusahaan lainnya,
secara otomatis laporan keuangan tersebut harus dikonsolidasikan ke perusahaan induk.
Daftar Pustaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemegang_saham
http://www.apb-group.com/hak-dan-kewajiban-pemegang-saham/
http://strategihukum.net/menyibak-perubahan-pengendali-perusahaan-melalui-akuisisi

More Related Content

Similar to BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Shareholders and the markets for corporate control, Universitas Mercubuana, 2017

BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
Bobby Sirait
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
abdul kodir
 
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
Johan Setiawan
 
Bab 8 badan usaha xii ips
Bab 8 badan usaha xii ipsBab 8 badan usaha xii ips
Bab 8 badan usaha xii ips
Srestha Anindyanari
 
Bab 8 badan usaha
Bab 8 badan usahaBab 8 badan usaha
Bab 8 badan usaha
Srestha Anindyanari
 
Soal latihan business law
Soal latihan business lawSoal latihan business law
Soal latihan business law
Yusvian Haryadinatta
 
BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...
BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...
BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...
Tubagus Angga Dheviests
 
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
Friska Siahaan
 
Sistem perekonomian
Sistem perekonomianSistem perekonomian
Sistem perekonomianNisHa Sany
 
Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis pptx
Sistem Ekonomi Kapitalis dan  Sistem Ekonomi Sosialis pptxSistem Ekonomi Kapitalis dan  Sistem Ekonomi Sosialis pptx
Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis pptx
matys1395
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaramailinursal
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
Dissa MeLina
 
BUMN, BUMS & Koperasi
BUMN, BUMS & KoperasiBUMN, BUMS & Koperasi
BUMN, BUMS & Koperasi
Habibur Rohman
 
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...
Muhammad Nur Cholish
 
Pelaku sistem ekonomi pancasila
Pelaku sistem ekonomi pancasilaPelaku sistem ekonomi pancasila
Pelaku sistem ekonomi pancasila
Umi Pujiati
 
BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...
BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...
BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...
Eko Agus Nurhadi
 
AYU RAHMADIANA.pptx
AYU RAHMADIANA.pptxAYU RAHMADIANA.pptx
AYU RAHMADIANA.pptx
revochristanto1
 

Similar to BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Shareholders and the markets for corporate control, Universitas Mercubuana, 2017 (20)

BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
 
Bab 8 badan usaha xii ips
Bab 8 badan usaha xii ipsBab 8 badan usaha xii ips
Bab 8 badan usaha xii ips
 
Bab 8 badan usaha
Bab 8 badan usahaBab 8 badan usaha
Bab 8 badan usaha
 
Soal latihan business law
Soal latihan business lawSoal latihan business law
Soal latihan business law
 
BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...
BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...
BE & GG, Tubagus Angga Dheviests, Hapzi Ali, Bursa saham dan perkembangan di ...
 
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
 
Sistem perekonomian
Sistem perekonomianSistem perekonomian
Sistem perekonomian
 
Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis pptx
Sistem Ekonomi Kapitalis dan  Sistem Ekonomi Sosialis pptxSistem Ekonomi Kapitalis dan  Sistem Ekonomi Sosialis pptx
Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis pptx
 
Hukum dagang pres
Hukum dagang presHukum dagang pres
Hukum dagang pres
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negara
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
 
BUMN, BUMS & Koperasi
BUMN, BUMS & KoperasiBUMN, BUMS & Koperasi
BUMN, BUMS & Koperasi
 
P.bisnis pert 2
P.bisnis pert 2P.bisnis pert 2
P.bisnis pert 2
 
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...
 
P.bisnis pert 2
P.bisnis pert 2P.bisnis pert 2
P.bisnis pert 2
 
Pelaku sistem ekonomi pancasila
Pelaku sistem ekonomi pancasilaPelaku sistem ekonomi pancasila
Pelaku sistem ekonomi pancasila
 
BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...
BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...
BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...
 
AYU RAHMADIANA.pptx
AYU RAHMADIANA.pptxAYU RAHMADIANA.pptx
AYU RAHMADIANA.pptx
 

More from Rudy Harland

SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...
Rudy Harland
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
Rudy Harland
 
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...
Rudy Harland
 
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...
Rudy Harland
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
Rudy Harland
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...
Rudy Harland
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
Rudy Harland
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
Rudy Harland
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...
Rudy Harland
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...
Rudy Harland
 

More from Rudy Harland (20)

SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, SWOT Analysis pada ...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tools for Strategy ...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Multi Business Stra...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Level Stra...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Long Term-Objective...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Tipe-tipe Strategi,...
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
 
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Slide PP, Strategic Implementation From Short...
 
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...
13. Rudy Harland Seniang Sakti, Strategic Implementation From Short Term Stra...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Ethics & Confli...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Penerapan Good ...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Executive and D...
 

Recently uploaded

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 

Recently uploaded (20)

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 

BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Shareholders and the markets for corporate control, Universitas Mercubuana, 2017

  • 1. BUSINESS ETHICS AND GOOD GOVERNANCE “Shareholders and the markets for corporate control” Universitas Mercubuana Senin, 02 Oktober 2017 Nama : Rudy Harland Seniang Sakti NIM : 55117110019 Fakultas : Magister Management Mata Kuliah : Business Ethics and Good Governance “Shareholders and the markets for corporate control” Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, MM Latar Belakang BUMN atau Perusahaan-perusahaan di Indonesia Menjual Sahamnya ke Pihak Asing serta Solusinya sehingga Sumber Daya yang di Miliki Indonesia Sebesar-besarnya untuk Kesejahteraan Rakyatnya. Indonesia secara geografis merupakan negara yang strategis terletak diantara dua benua (benua asia dan benua australia) dan dua samudera (samudera hindia dan samudera pasifik). Selain itu pula Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah (baik di laut, darat, dan didalam bumi indonesia sendiri). Didalam bumi indonesia seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, dan air. Faktor-faktor inilah yang menjadi salah satu alasan bahwa pihak asing akan tetap senantiasa berusaha untuk menguasai Indonesia diberbagai sektor, bahkan pengolahan air mineral pun sudah dikuasai oleh pihak asing yang sejatinya adalah merupakan sumber daya alam indonesia yang menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasarkan pasal 33 UUD 1945, yaitu ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” (Pasal 33 Ayat 1); ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” (Pasal 33 Ayat 2); ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (Pasal 33 Ayat 3); dan ”Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional” (Pasal 33 Ayat 4), sudah jelas diatur bahwa sejatinya cabang-cabang produksi yang penting bagi negara, menguasai hajat hidup orang banyak, termasuk bumi, air, dan kekayaan alam yg terkandung didalamnya harus dikuasai oleh negara untuk digunakan bagi kemakmuran rakyat. Tetapi pada pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 tersebut.
  • 2. Hal ini terjadi dikarenakan : 1. Faktor Pemimpin/penguasa/pejabat yang tidak memiliki rasa nasionalisme tinggi dalam mengelola BUMN yang tujuan dasarnya adalah untuk kemakmuran rakyat. 2. Terbitnya UU no 6/1968 pada tanggal 3 Juli 1968 mengenai Privatisasi atau swastanisasi BUMN. Alasan dilakukannya privatisasi adalah karena pudarnya keyakinan terhadap teori negara kesejahteraan seperti yang diperkenalkan oleh John Maynard Keyness (1883-1987) yang juga merupakan arsitek Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. 3. BUMN lebih banyak dijadikan sebagai sapi perahan buat para pejabat negara yang sedang berkuasa. Alhasil, kebanyakan BUMN yang ada menjadi sakit dan fakta itu bertahan sepanjang sejarah adanya BUMN di negeri ini. Oleh karena itu diperlukan tambahan modal atau dana, dimana pemerintah melakukan pinjaman kepada pihak asing seperti IMF. dengan ada pinjaman ini dan pengelolaan BUMN yang bukan dengan tujuan kemakmuran rakyat, maka akan menambah hutang bagi negara. Atas desakan IMF pula, pemerintah dipaksa menjual BUMN-BUMN yang cukup potensial di masa-masa mendatang hanya untuk menutup defisit APBN. Selain menjadi sapi perah pejabat negara, BUMN diobral kepada investor asing demi mendapatkan utang baru dari IMF dan sejenisnya. Oleh karena itu menurut penulis solusi agar sumber daya alam yang dimiliki Indonesia digunakan sebesar-besar untuk kesejahteraan rakyat adalah : 1. Etika, kejujuran, dan keadilan; pada dasarnya Pemerintah atau Perwakilan Rakyat (DPR) yang terpilih manusianya harus benar-benar memiliki etika untuk mensejahterakan rakyat, memiliki kejujuran tinggi, dan berkeadilan terhadap keputusan/peraturan/undang-undang yang dibuat, serta bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan pribadi dan golongan semata dari berpolitik. 2. Transparansi; masyarakat luas diberikan pengetahuan seluas-luasnya (tidak ada yang ditutupi) mengenai sumber daya alam yang ada dibumi Indonesia, terutama daerahnya masing- masing. Serta diberikan kejelasan mengenai penggunaan atau pengelolaan sumber daya alam tersebut yang hasilnya adalah untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Hal ini diharapkan dapat memberikan transparansi dari pengelolaan sumber daya alam tersebut. 3. Independent; Pemerintah serta Perwakilan Rakyat harus melakukan pengambilan keputusan (pembuatan peraturan / undang-undang) demi kesejahteraan rakyatnya semata secara independent dan tidak memihak. Tanpa ada unsur kepentingan atau campur tangan golongan atau pihak asing atau pengusaha yang berkepentingan untuk mengambil keuntungan dari keputusan tersebut atau peraturan yang akan dibuat atau diundang-undangkan.
  • 3. 4. Pengawasan; harus dilakukannya pengawasan dari badan hukum yang memiliki kewenangan berdasarkan undang-undang agar pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan faktor- faktor kesejahteraan rakyat. 5. Saham; Penguasaan saham BUMN oleh pemerintah harus minimal 51% dan jika memang memungkinkan mencapai minimal 75%. agar keputusan tertinggi dalam pengelolaan BUMN ada di Pemerintah Indonesia Sendiri (tidak tergantung dari Pihak Asing). Diharapkan dengan kelima hal tersebut diatas dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya alam Indonesia untuk kesejahteraan Rakyat nya. Daftar Pustaka : http://nasional.kompas.com/read/2011/12/22/02061513/kembali.ke.pasal.33.uud.1945 https://sambelalab.wordpress.com/2010/11/09/pemerintahan-megawati-privatisasi-bumn-ke- tangan-asing-2001-2004/
  • 4. Pemegang Saham, Hak dan Kewajiban Pemegang Saham, serta Pemegang saham dalam mengendalikan Perusahaan Pemegang Saham Pemegang saham (bahasa Inggris: shareholder atau stockholder), adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka. Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak untuk memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal seperti pemilihan dewan direksi, hak untuk pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan pada saat likuidasi perusahaan. Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan berada di bawah hak kreditor perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham (pesaham) biasanya tidak menerima apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi setelah kebangkrutan (bila perusahaan tersebut memiliki lebih untuk membayar kreditornya, maka perusahaan tersebut tidak akan bangkrut), meskipun sebuah saham dapat memiliki harga setelah kebangkrutan bila ada kemungkinan bahwa hutang perusahaan akan direstrukturisasi. Hak dan Kewajiban Pemegang Saham Hak Pemegang Saham : 1. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan satu saham memberi hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara. 2. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat waktu dan teratur, agar memungkinkan seorang Pemegang Saham untuk membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi yang dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan. 3. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi Pemegang Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan lainnya. Kewajiban Pemegang Saham : 1. Memberikan pengesahan dalam RUPS atas hal-hal berikut: Business Plan, Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Kerja Program Kemitraan, serta Laporan Tahunan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan.
  • 5. 2. Melakukan pembinaan kepada perusahaan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku berdasarkan, namun tidak terbatas pada, prinsip-prinsip GCG, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, Fairness (TARIF). Pemegang saham mengendalikan Perusahaan Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam & LK). Keputusan Ketua Bapepam & LK No: Kep-264/BL/2011 tanggal 31 Mei 2011 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Pasal 1 butir c Keputusan tersebut menjelaskan Pengendali Perusahaan Terbuka yang selanjutnya disebut Pengendali, adalah Pihak yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh, atau Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan/atau kebijaksanaan Perusahaan Terbuka. Jadi, dalam hal ini pemegang saham yang bisa dikatakan sebagai pengendali adalah : 1. Pihak yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh (de jure control, kendali secara yuridis); atau 2. Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan pengelolaan dan/atau kebijaksanaan perusahaan terbuka. Baik Langsung Maupun Tidak Langsung, Dengan Cara Apapun (de facto control, kendali secara nyata). Untuk itu Pemegang Saham dengan dua kriteria diatas memiliki kemampuan untuk mengendalikan atau menentukan kebijakan perusahaan. Secara doktrinal, kemampuan untuk menentukan kebijakan perusahaan ini bisa diketahui melalui : 1. Kewenangan menunjuk Direksi dan Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar Dalam Anggaran Dasar, pihak atau perusahaan tertentu diberikan hak untuk menunjuk jabatan-jabatan strategis dalam perusahaan, seperti Direksi dan Dewan Komisaris. Untuk Direksi, tidak harus Direktur Utama, tetapi justru Direksi yang menjadi ujung tombak perusahaan. Misalnya: Direktur Keuangan atau Direktur Operasional. 2. RUPS dan perubahan Anggaran Dasar Dalam RUPS, selain pihak atau perusahaan tertentu tadi bisa menentukan jabatan strategis pada manajemen, juga bisa memiliki kemampuan untuk mengubah Anggaran Dasar. Misal: anggota Direksi adalah 3 orang, dengan jabatan Direktur Utama, Direktur Operasional dan Direktur Keuangan. Kuorum Rapat Direksi diubah dari suara bulat (uninamous decision) menjadi mayoritas. Jika Direktur Keuangan dan Direktur Operasional ditunjuk oleh satu pihak, maka perusahaan bisa jalan dengan kehadiran keduanya untuk rapat dan pengambilan keputusan. Tanpa keterlibatan Direktur Utama. Perubahan Anggaran Dasar lainnya juga bisa dilakukan terkait dengan kuorum RUPS.
  • 6. 3. Saham dengan Hak Khusus Selain dua hal di atas, bisa juga pihak atau perusahaan tersebut memiliki saham minoritas dalam perusahaan. Tetapi ia memiliki hak khusus yang melekat pada sahamnya. Misalnya karena kelas saham yang berbeda, seperti saham preferen. Apalagi apabila ia bisa melakukan hak veto terhadap RUPS. Maka keputusan RUPS bisa menjadi “dead-lock” tanpa persetujuannya. 4. Laporan Keuangan Apabila pihak atau perusahaan mengkonsolidasikan laporan keuangannya dengan laporan keuangan perusahaan pengendali untuk tujuan pengawasan alur keuangan induk ke anak-anak perusahaannya. Ini sudah sangat jelas menunjukkan bahwa ia adalah pengendali. Mengapa ? Karena pada umumnya berdasarkan Prinsip-prinsip Standar Akuntansi Keuangan yang diakui secara internasional, jika perusahaan memiliki lebih dari 50% saham pada perusahaan lainnya, secara otomatis laporan keuangan tersebut harus dikonsolidasikan ke perusahaan induk. Daftar Pustaka : https://id.wikipedia.org/wiki/Pemegang_saham http://www.apb-group.com/hak-dan-kewajiban-pemegang-saham/ http://strategihukum.net/menyibak-perubahan-pengendali-perusahaan-melalui-akuisisi