SlideShare a Scribd company logo
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Disampaikan Pada Kuliah Umum
di Universitas Gajah Mada (UGM)
Oleh Dr. Ir. H.A. Helmy Faishal Zaini
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal
MENTERI PEMBANGUNANMENTERI PEMBANGUNAN DAERAHDAERAH TERTINGGALTERTINGGAL
REPUBLIKREPUBLIK INDONESIAINDONESIA
Jogyakarta, 20 September 2013
PENDAHULUANPENDAHULUAN
IDONESIA SEBAGI NEGERI SURGAWIIDONESIA SEBAGI NEGERI SURGAWI
• Secara geografis, wilayah Indonesia yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai
Rote, diapit oleh Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik bagaikan negeri surgawi.
• Dengan deretan pulau besar, mulai dari pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, yang
hiasi oleh ribuan pulau seperti untaian jamrud.
• Kekayaan alam yang dimiliki sangat besar., baik ydari
kekayaan laut, darat, bumi maupun kekayaan lainnya
yang terkandung di dalam bumi tercinta, bisa tak
terhitung.
PETA INDONESIA DAN EROPAPETA INDONESIA DAN EROPA
Luas Indonesia : 5.193.250 km2
Luas Uni Eropa : 4.324.782 km2
TEORI KESEJAHTERAANTEORI KESEJAHTERAAN
MEGAPA TERJADI KESENJANGAN?MEGAPA TERJADI KESENJANGAN?
• Singapura sama sekali tidak memiliki sumber daya alam (SDA) namun
rata-rata pendapatan per kapita warganya mencapai US$ 48. 595 per
orang per tahun.
• Sementara Indonesia, yang merupakan negara kaya SDA, rata-rata
pendapatan per kapita warganya hanya US$ 3.452 per orang per
tahun.
• Merujuk pada Teori Kesejahteraan , bisa jadi karena faktor SDM kita
yang belum berkualitas.
• Jika kita menganalogikan SDM tersebut sama dengan Teori Koefisien
Gesek, yaitu gaya yang diperlukan untuk menyeret suatu benda
pada suatu bidang dibagi gaya normal (tegak lurus) pada bidang
tersebut (Rumus: f = μ . N μ = f / N f = gaya gesek, N = gaya normal;
μ = koefisien gesek)
DUA PILAR UTAMA RPJPNDUA PILAR UTAMA RPJPN
• Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) merujuk ke dalam dua pilar: KEADILAN dan
PEMERATAAN
• Oleh karena itu seluruh pembangunan nasional
harus merujuk ke dalam dua pilar penting tersebut.
• Jika pembangunan di Indonesia ADIL tapi tidak
MERATA, sama saja dengan nihil, akan melahirkan
kesenjangan.
• Begitu juga sebaliknya, pembangunan yang
MERATA tapi tanpa BERKEADILAN, maka akan jauh
dari harapan.
KONDISI DAERAH TERTINGGALKONDISI DAERAH TERTINGGAL
JUMLAH DAERAH TERTINGGAL DAN PULAU TERLUAR
DI INDONESIA
1000 0 1000 2000 Kilometers
N
EW
S
DAERAH TERTINGGAL
DAERAH MAJU
PETA LOKASI DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA
1000 0 1000 2000 Kilometers
N
EW
S
DAERAH TERTINGGAL
DAERAH MAJU
PETA LOKASI DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA
Keterangan :
1.Jumlah pulau terluar 
92 pulau (Perpres 78
Tahun 2005)
2.Di daerah tertinggal 
66 Pulau terluar (71,7%),
23 pulau berpenghuni
dengan jumlah penduduk
71.431 jiwa (BPS,2008)
3.Pulau terluar di daerah
tertinggal tersebar di 13
kabupaten pada 7 provinsi.
10
SEBARAN DAERAH TERTINGGAL
MENURUT WILAYAH
No Wilayah
Jumlah
Kab
%
1. SUMATERA 46 25%
2. JAWA & BALI 9 5%
3. KALIMANTAN 16 9%
4. SULAWESI 34 19%
5. NUSA TENGGARA 28 15%
6. MALUKU 15 8%
7. PAPUA 35 19%
JUMLAH 183 100%
Wilayah Jumlah Kab %
KBI 55 30%
KTI 128 70%
JUMLAH 183 100%
11
3 (TIGA) REALITAS UTAMA3 (TIGA) REALITAS UTAMA
DDaerah Tertinggalaerah Tertinggal
 Sebanyak 126 kabupaten daerah tertinggal (68 %) memiliki tingkat
kemiskinan di atas Rata-rata Nasional. Angka kemiskinan Nasional
thn 2009 sebesar 14,15%, sedangkan rata-rata tingkat Kemiskinan
DT sebesar 22,68%.
 IPM rata-rata DT adalah 66,04 sedangkan IPM nasional tahun 2009
tercatat 71,76. Sebanyak 175 dari 183 DT (97 %) berada di bawah
rata-rata IPM Nasional.
 Berdasarkan komponen pembentuk IPM maka 87,2% daerah
tertinggal (156 kab) membutuhkan intervensi di bidang Kesehatan
(untuk meningkatkan Angka Harapan Hidup); dan 74,8% daerah
tertinggal (137 kab) membutuhkan intervensi di bidang pendidikan
(untuk meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah), serta 47,8% daerah
(86 kab) untuk meningkatkan Angka Melek Huruf.
Kondisi Umum Daerah Tertinggal
Persentase Kemiskinan per ProvinsiPersentase Kemiskinan per Provinsi
Sumber data : Sakernas 2010,
BPS
Rata-rata Nasional
KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU
Tingkat kemiskinan Nasional Tahun 2011 12,49 %
Tingkat kemiskinan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2010; 34.96 %
Penurunan rata-rata tingkat kemiskinan per tahun 0.44 %,
Untuk mencapai target RPJM (14.2 %) dibutuhkan waktu 47,18 Tahun.
DAERAH TERTINGGAL YANG MEMILIKI NILAI
EKSTREM TINGGI (KEMISKINAN)
KABUPATEN ASMAT PROVINSI PAPUA
IPM Nasional Tahun 2010 72,27
IPM Kabupaten Asmat Tahun 2010 51,55
Kenaikan rata-rata IPM per tahun 0,97 %
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai besaran target
RPJM (IPM 72.72)
21,82 tahun
DAERAH TERTINGGAL YANG MEMILIKI NILAI
EKSTREM TINGGI (IPM)
KABUPATEN SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Angka Harapan Hidup Nasional 69,43 tahun
Angka Harapan Hidup di Kabupaten Sambas (thn. 2010) 61,27 tahun
Rata-rata kenaikan AHH Kabupaten Sambas 0,36%
Untuk Mencapai angka Rata-Rata Nasional dibutuhkan waktu 22,67 tahun
DAERAH TERTINGGAL YANG MEMILIKI NILAI EKSTREM
TINGGI (ANGKA HARAPAN HIDUP)
Kondisi Pangan Daerah Tertinggal
DAERAH KETAHANAN PANGAN
Daerah Ketahanan Pangan 148 kab 80,9%
Non Daerah Ketahanan Pangan 35 kab 19,1%
JUMLAH KAB DT 183 kab 100,0%
DAERAH RAWAN PANGAN
Daerah Rawan Pangan 57 kab 31,1%
Non Daerah Rawan Pangan 126 kab 68,9%
JUMLAH KAB DT 183 kab 100,0%
Dari 183 kabupaten daerah tertinggal terdapat 148
kab (80,9%) yang merupakan daerah ketahanan
pangan; dan 57 kabupaten (31,1%) di 15 provinsi
yang dikatagorikan Rawan Pangan
POTRET KEMISKINANPOTRET KEMISKINAN
Sebaran Daerah Tertinggal Rawan BencanaSebaran Daerah Tertinggal Rawan BencanaSebaran Daerah Tertinggal Rawan BencanaSebaran Daerah Tertinggal Rawan Bencana
Sumber : Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana 2010-2012 (Bappenas & BNPB)
 Dari 183 Daerah Tertinggal terdapat 128 kabupaten yang dikatagorikan
Rawan Bencana dengan rincian sebagai berikut:
 Prioritas I : 9 kabupaten
 Prioritas II : 17 kabupaten
 Prioritas III : 102 kabupaten
 Berdasarkan jenis potensi bencana, kabupaten daerah tertinggal terdiri dari :
JENIS POTENSI BENCANA JUMLAH KABUPATEN
 Letusan Gunung Berapi 21 kabupaten
 Tsunami 12 kabupaten
 Gempa Bumi 83 kabupaten
 Banjir 40 kabupaten
 Kekeringan 15 kabupaten
 Longsor 63 kabupaten
KABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEKKABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEK
KEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATANKEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATAN
KABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEKKABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEK
KEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATANKEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATAN
20
ASPEK KABUPATEN
Kemiskinan 1. Teluk Bintuni
2. Supiori
IPM 1. Nduga
2. Intan Jaya
PENDIDIKAN
(Lama Sekolah)
1. Intan Jaya
2. Deiyai
PENDIDIKAN
(Melek Huruf)
1. Deiyai
2. Intan Jaya
KESEHATAN
(Harapan Hidup)
1. Lombok Utara
2. Lombok Timur
INFRASTRUKTUR 1. Tolikara
2. Yahukimo
TIDAK PUNYA RUMAH SAKIT (antara lain) 1. Toraja Utara
2. Morotai
3. Maluku Barat Daya
4. Sarmi
5. Supiori
KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI 183KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI 183
DAERAH TERTINGGALDAERAH TERTINGGAL
Sumber Data: Kementerian/Lembaga, BPS, diolah
JENIS KEBUTUHAN
TOTAL
KEBUTUHAN
KETERSEDIAAN
SAAT INI
KEKURANGAN SATUAN
KEBUTUHAN
DANA
(Milyar
Rupiah)
Gedung SD (min 10 ruang kelas) 43.704 43.222 482 Unit 723
Gedung SMPN (min 5 ruang) 13.257 12.940 317 Unit 476
Rumah Sakit Umum Type C (200 TT) 415 227 188 Unit 9.400
Rumah Sakit Bersalin (PER 30.000,
JIWA)
4.721 216 4.505 Unit 9.010
Puskesmas 3.270 2.895 375 Unit 375
Puskesmas Poned 728 516 212 Unit 318
Infrastruktur Sanitasi 22.589 5.832 16.757 Ha 16.757
Air Bersih 45.460.632 42.703.654 2.756.978 RT 11.028
Rehabilitasi Jalan Kab (Pencapaian
jalan Mantab)
129.735 57.408 72.328 Km 216.984
Peningkatan Jalan Desa (4 km/desa) 33.586 17.105 16.481 Desa 16.481
Listrik 11.509.422 6.659.566 4.849.856 RT 38.799
Rehabilitasi Daerah Irigasi 977.373 656.112 321.261 Ha 321.261
Pasar Desa 14.645 5.700 8.945 Unit 4.473
TOTAL KEBUTUHAN 646.084
KESENJANGAN INFRASTRUKTURKESENJANGAN INFRASTRUKTUR
Jalan Paralel
Sarawak
Kondisi Eksisting Jalan Paralel Kalbar
www.kemenegpdt.go.id
REALITAS KETERTINGGALAN BIDANG PENDIDIKANREALITAS KETERTINGGALAN BIDANG PENDIDIKAN
Badru bocah kurus berambut lurus memang pantas
bersedih. Sudah 4 hari ia tak bisa pulang ke rumah
orang tuanya yang terletak di seberang sungai
tepatnya di Kampung Bantar Bodas, Desa Simpang,
Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Beginilah resiko yang harus dijalaninya karena ia
bersekolah di SDN Karyasari, Kecamatan
Bojonggambir, Tasikmalaya. Antara rumah dan
sekolahnya dipisahkan oleh Sungai Cikaengan selebar
tak kurang dari 70 meter. Ia terpaksa memilih
bersekolah di sekolah desa seberang sungai karena
itulah sekolah dasar yang terdekat dari rumahnya.
Interveni yang akan dilakukan oleh
KPDT untuk mengatasi minimnya
fasilitas pendidikian di Gorontalo
Utara.
PERCEPATAN PEMBANGUNANPERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGALDAERAH TERTINGGAL
KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBAGUNANKEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBAGUNAN
DAERAH TERTINGGALDAERAH TERTINGGAL
• PROGRAM PRUKAB dan BEDAH DESA;
• AFIRMASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
• PENEMPATAN DOKTER PTT (2 TAHUN) DAN BIDAN
• KERJASAMA PERGURUAN TINGGI KKN TEMATIK;
• KERJASAMA PELAKU USAHAN UTUK PRUKAB;
• PEMANFAATAN LAHAN TIDUR UTK USAHA
PRODUKTIF
• DLL
1. Daerah tertinggal = Miskin, Menganggur, PDRB
rendah, Perndapatan rendah  Perlu
Peningkatan Kapasitas Produksi
2. Peningkatan kapasitas produksi harus fokus pada
produk yang melibatkan Masyarakat Banyak,
berbasis Sumberdaya Lokal  PRUKAB
3. PRUKAB akan menjadi Magnet Investasi DT,
meningkatkan produksi, menciptakan lapangan
kerja, dan meningkatkan pendapatan
masyarakat
PRUKAB & BEDAH DESAPRUKAB & BEDAH DESA
Peningkatan Penciptaan
Lapangan Kerja
(PRO JOB)
Pertumbuhan Ekonomi
yang Berkualitas
(PRO GROWTH)
Pengentasan Kemiskinan
(PRO POOR)
Kelestarian Lingkungan
(PRO GREEN)
+
PRUKAB SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI
TRIPLE STRACK STRATEGY
PRUKAB SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI
TRIPLE STRACK STRATEGY
PRUKA
B
BERAGAM PRUKAB KPDTBERAGAM PRUKAB KPDT
• PETERNAKAN, SEPERTI: SAPI, DOMBA, DLL;
• PERIKANAN LAUT DAN AIR TAWAR, SEPERTI:
IKAN TUNA, LELE, GURAME, IKAN MAS, DLL
• RUMPUT LAUT;
• PERTANIAN, SEPERTI: PADI, JAGUNG, KOPI,
KAKAO, KELAPA, PALA, DLL
• PERKEBUNAN, SEPERTI: KARET, SENGON, JATI,
DLL
CONTOH PRUKAB KPDTCONTOH PRUKAB KPDT
SAPI SEBAGAI PRUKAB KPDTSAPI SEBAGAI PRUKAB KPDT
Menteri PDT bersama istri, Ny Santi Helmy Faishal
(4 kiri) didampingi Bupati Barito Kuala, Hasanuddin
Murad meninjau ternak sapi binaan KPDT di desa
Simpang Jaya, Kec. Wanara, Kabupaten Barito
Kuala.
KKN Tematik Universitas
Brawijaya –KPDT di Kabuptaen
Musi rawas, Sumatera Selatan
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
Dlm Milyar Rupiah
PERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGANPERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN
TAHUN 2009-2012TAHUN 2009-2012 UNTUK KABUPATEN/KOTAUNTUK KABUPATEN/KOTA
PERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGANPERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN
TAHUN 2009-2012TAHUN 2009-2012 UNTUK KABUPATEN/KOTAUNTUK KABUPATEN/KOTA
Keterangan :
# NA = sementara data belum tersedia
Sumber : DJPK, diolah
www.kemenegpdt.go.id
PERBANDINGAN DAERAH MAJU & DAERAHPERBANDINGAN DAERAH MAJU & DAERAH
TERTINGGAL DARI SISI ALOKASI DAU & DAK (201TERTINGGAL DARI SISI ALOKASI DAU & DAK (20111))
NO 5 KABUPATEN DG
DAK TINGGI
APBD PAD DAU DAK ANGKA
KEMISKIN
AN
IPM
1 Kab. Bogor 2.128.453,- 370.459,- 1.115.704,- 143.081,- 10,0 72,2
2 Kab. Bandung 1.759.861,- 165.287,- 1.086.282,- 118.904,- 9,29 74,05
3 Kab. Cianjur 1.246.777,- 108.386,- 877.994,- 101.270,- 14,32 69,14
4 Kab. Magelang 886.037,- 78.651,- 604.522,- 100.912,- 14,14 72,08
5 Kab. Cilacap 1.204.549,- 126.058,- 793.267,- 100.844,- 18,11 71,73
NO 5 KABUPATEN DG
DAK TERENDAH
APBD PAD DAU DAK ANGKA
KENISKINAN
1 Kab. Sabu Raijua 117.910,- 1.105,- 64.261,- 30.086,- 41,13 64,58
2 Kab. Maybrat 209.116,- 0,- 115.710,- 36.911,- 40,13 63,57
3 Kab. Kep. Morotai 175.707,- 1.550,- 76.154,- 26.903,- 10,59 67,06
4 Kab. Kep. Mentawai 371.066,- 26.285,- 287.490,- 29.631,- 19,74 67,97
5 Kab. Tambrauw 142.842,- 56,- 71.861,- 29.400,- 44,9 50,5
Sumber : djpk.depkeu.go.id (Data diolah)
PERLU PEMIHAKAN PENDANAAN DAERAH TERTINGGAL :PERLU PEMIHAKAN PENDANAAN DAERAH TERTINGGAL :
DAK DAERAH TERTINGGALDAK DAERAH TERTINGGAL
UU No. 32/2004UU No. 32/2004
Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah
PPPP No. 55/2005No. 55/2005
Dana PerimbanganDana Perimbangan
RPJMNRPJMN
2010-20142010-2014
KAB. DAERAHKAB. DAERAH
TERTINGGALTERTINGGAL
Pasal 162 ayat (1) :
Dana Alokasi Khusus (DAK)
dialokasikan dari APBN
kepada
“daerah tertentu”
dalam rangka
pendanaan pelaksanaan
desentralisasi .............
Pasal 51 ayat (1):
DAK dialokasikan
kepada
“daerah tertentu”
untuk mendanai
kegiatan khusus yang
merupakan bagian dari
program yang menjadi
prioritas
nasional ..........
..........
Daerah Tertinggal,
Terdepan, Terluar,
& Pasca-konflik
Wilayah &
Tata ruang
Pasal 1 :
“...DAK adalah dana yang
bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada “daerah
tertentu “
dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional."
UU No. 33UU No. 33//20042004
Perimbangan KeuanganPerimbangan Keuangan
183
KABUPATEN
DAERAH
TERTINGGAL
Pasal 3 ayat (4):
Yang dimaksud dengan
kriteria khusus dan
karakteristik daerah
adalah :
1.Seluruh daerah
kabupaten/ kota di
Provinsi Papua, provinsi
Papua Barat, dan
2.Daerah
tertinggal/
terpencil
diprioritaskan
mendapatkan alokasi
DAK
3.Karakteristik Daerah
yang meliputi daerah
pesisir dan/atau
kepulauan kecil, daerah
perbatasan dengan
negara lain, daerah
rawan bencana, ....
PMK No. 175/2009PMK No. 175/2009
PMK No. 216/2010PMK No. 216/2010
BUKU I
Prioritas Nasional
(10)
BUKU II
Prioritas Bidang
(7)
Prioritas Bidang :
Pembangunan
Daerah Tertinggal
ILUSTRASI ALOKASI DAK UNTUKILUSTRASI ALOKASI DAK UNTUK
““DAERAH TERTENTUDAERAH TERTENTU””
ALOKASI DAK
2013
DAERAH
TERTINGGAL
Dengan demikian Daerah Tertentu adalah daerah
tertinggal dengan karakteristik khusus dan/atau
daerah rawan pangan, rawan bencana, daerah
perbatasan, pulau pulau terluar dan pulau
terpencil, mengacu pada prioritas nasional.
Pasal 162 ayat (1) :
Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan dari
APBN kepada
“daerah tertentu”
dalam rangka pendanaan pelaksanaan
desentralisasi .............
Pasal 1 :
“...DAK adalah dana yang
bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada
“daerah tertentu “
dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan
sesuai dengan prioritas
nasional."
Pasal 1 :
“...DAK adalah dana yang
bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada
“daerah tertentu “
dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan
sesuai dengan prioritas
nasional."
DAERAH
TERTENTU
UU No. 32/2004UU No. 32/2004
Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah
UU No. 33UU No. 33//20042004
Perimbangan KeuanganPerimbangan Keuangan
DAK ADALAH UNTUK “DAK ADALAH UNTUK “DAERAH TERTENTUDAERAH TERTENTU””
Pasal 1 UU No. 23/2004 :
“...DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada ”daerah tertentu“
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional."
Pasal 1 UU No. 23/2004 :
“...DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada ”daerah tertentu“
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional."
”daerah tertentu“
Adalah seluruh Daerah yang dikatagorikan dalam Daerah
Tertinggal dan Daerah yang memiliki karakteristik khusus
seperti Daerah rawan pangan, rawan bencana, rawan konflik,
daerah terpencil, dan pulau terluar
”daerah tertentu“
Adalah seluruh Daerah yang dikatagorikan dalam Daerah
Tertinggal dan Daerah yang memiliki karakteristik khusus
seperti Daerah rawan pangan, rawan bencana, rawan konflik,
daerah terpencil, dan pulau terluar
ALOKASI DAN RATA-RATAALOKASI DAN RATA-RATA ALOKASI DALOKASI DAKAK PERPER DAERAHDAERAH
TERTINGGAL TAHUN 2010-2014TERTINGGAL TAHUN 2010-2014
Alokasi DAK
DT 2010 Rp.
8 T dg Rata2
per daerah
Rp. 44 M
Alokasi DAK DT
2011 Rp. 10,45 T
dg Rata2 per
daerah Rp. 57 M
Alokasi DAK DT
2012 Rp. 10,48 T
dg Rata2 per
daerah Rp. 57 M
Alokasi DAK DT
2013 Rp. 14,9 T
dg Rata2 per
daerah Rp. 81 M
Alokasi DAK DT
2014 Rp. 15,7 T
dg Rata2 per
daerah Rp. 86 M
SEBELUM AFIRMASI
SETELAH
AFIRMASI
2010 2011 2012
2013
2014
Sebelum Afirmasi:
Rata-Rata Alokasi DAK Daerah
Tertinggal Periode Tahun 2010 s/d
2012 Relatif kecil berturut-turut:
2010 = Rp. 44 M, 2011 =57 M, dan
tahun 2012 = Rp. 57 M
Setelah Afirmasi:
Rata-Rata Alokasi DAK Daerah
Tertinggal Tahun 2013 meningkat
menjadi Rp. 81 M/Daerah dan
pada Tahun 2014 menjadi sekitar
Rp. 86 M/ daerah Tertinggal
RATA-RATAALOKASI(MILIARRUPIA
DT
NAS
NON DT
Item Pembanding
TAHUN (Dalam Juta Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Nasional
ALOKASI TOTAl DAK 21,202,141 24,819,589 21,133,383 25,232,800 26,115,948 31,697,143
RATA-RATA DAK 44,542 49,050 40,798 48,524 50,222 61,191
ALOKASI DAK
TERTINGGI 98,226 105,026 143,081 164,999 167,510 234,755
ALOKASI DAK
TERENDAH 4,274 3,300 903 290 328 560
PAD 38,445 42,938 49,941 48,164 76,729 -
Daerah Tertinggal
ALOKASI TOTAl DAK 8,291,961 9,268,723 8,054,332 10,458,996 10,480,889 14,926,461
RATA-RATA DAK 51,825 52,964 44,013 57,153 57,273 81,565
ALOKASI DAK
TERTINGGI 96,746 105,026 119,553 127,624 142,605 234,756
ALOKASI DAK
TERENDAH 9,254 3,300 23,894 25,144 25,461 46,062
PAD 15,756.77 18,170.41 22,679.74 24,941.43 28,764.37 -
Non Daerah Tertinggal
ALOKASI TOTAl DAK 12,147,674 14,190,399 12,249,998 13,468,344 14,303,672 14,937,303
RATA-RATA DAK 41,744 46,988 40,429 44,158 46,897 49,298
ALOKASI DAK
TERTINGGI 98,226 104,123 143,081 164,999 167,510 216,694
ALOKASI DAK
TERENDAH 4,274 3,689 903 290 328 560
PAD 50,556 56,791 66,139 67,929 104,909 -
PERBANDINGAN RATA-RATA PAD DAN ALOKASI DAKPERBANDINGAN RATA-RATA PAD DAN ALOKASI DAK
NASIONAL, DAERAH MAJU DAN DAERAH TERTINGGALNASIONAL, DAERAH MAJU DAN DAERAH TERTINGGAL
AFIRMASISEBELUM AFIRMASI
PEMANFAATAN LAHAN TIDUR DANPEMANFAATAN LAHAN TIDUR DAN
PENGIRIMAN DOKTER PTT/BIDANPENGIRIMAN DOKTER PTT/BIDAN
LUAS LAHAN TIDUR DI DAERAH TERTINGGALLUAS LAHAN TIDUR DI DAERAH TERTINGGAL
(26 Provinsi, 174 Kab.)(26 Provinsi, 174 Kab.)
No WILAYAH Luas Lahan Tidur (Ha ) %
1 SUMATERA 119.468.886 33,3%
2 JAWA 3.486.458 1,0%
3 NUSA TENGGARA 4.721.789 1,3%
4 KALIMANTAN 96.785.630 27,0%
5 SULAWESI 9.302.059 2,6%
6 MALUKU 17.629.913 4,9%
7 PAPUA 107.290.265 29,9%
LUAS TOTAL 358.685.000 100,0%
Sumber : PODES, BPS
2011
www.kemenegpdt.go.id
PEMANFAATAN LAHAN TIDURPEMANFAATAN LAHAN TIDUR
• Jika setiap kabupaten rata-rata memiliki lahan tidur 20 ribu ha saja,
maka dari 183 daerah tertinggal maka ada sebanyak 3,6 juta ha lahan
tidur.
• Lahar tidur saat ini jumlah sekitar 6,7 juta ha. Jumlah lahar tidur
tersebut sama dengan 150 kali luas negera Singapura.
• Jika luas lahan tidur tersebut dimanfaatkan secara optimal maka bisa
meningkatkan kesejahterakan masayarakat di daerah tertinggal.
• Salah satu kabupaten yang dapat memanfaatkan lahan tidur secara
optimal adalah KAB. DOMPU, NTB. Pada 2010 ketika berkunjung,
masyarakat setempat menanam jagung dgn memanfaatkan lahan
5000 ha dengan produksi 120 ribu ton. Pada 2013, mereka menanam
jagung sebanyak 20.000 ha dengan produksi 274 ribu ton.
• Jika semua kabupaten memanfaatkan lahan tidur seperti itu maka
akan bisa keluar dari ketertinggalan.
PENGIRIMAN DOKTER PTT DAN BIDANPENGIRIMAN DOKTER PTT DAN BIDAN
• Kerjasama KPDT dan Kemenkes mengirm 122 dokter umum dan dokter gigi
pegawai tidak tetap (PTT) periode 1 untuk ditempatkan ke daerah tertinggal dan
terpencil di Indonesia.
• Pengiriman 420 Sukarelawan Perdesaan Sehat melalui Perguruan Tinggi mitra
manajemen kewilayahan Perdesaan Sehat (Rekuitmen, Pelatihan dan Distibusi)
untuk ditempatkan di 420 Perdesaan (Sesuai wilayah kerja puskesmas) dalam 84
Kabupaten Daerah Tertinggal sasaran prioitas Perdesaan Sehat.
• Pengiriman 40 Bidan Desa melalui mitra kerja Perdesaan Sehat; Akbid Cirebon dan
Akid Yogyakarta.
• Kerja sama dengan 7 (tujuh) Perguruan Tinggi dalam “kemitraan manajemen
kewilayahan” pelaksanaan perdesaan sehat di 84 Kabupaten Daerah Tertinggal
dalam 7 (tujuh) regional pulau Sumatera (Universitas Andalas), Jawa (Universitas
Airlangga), Nusa Tenggara (Universitas Mataram), Maluku (Universitas Patimura),
Kalimantan (Universitas Tanjungpura), Sulawesi (Universitas Hasanudin) dan Papua
(Universitas Cendrawasih).
PERAN PERGURUAN TINGGIPERAN PERGURUAN TINGGI
• ILMU YANG DIKEMBANGAN MESTI RELEVAN DAN
DIEMPLEMENTASIKAN BAGI KEMAJUAN DAN KEMAKMURAN
MASYARAKAT;
• TRIDARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN, PENELITIAN,
DAN PENGABDIAN) YANG MERUPAKAN PILAR UTAMA HARUS
DIWUJUDKAN DALAM AKSI NYATA
• PERGURUAN TINGGI TIDAK BOLEH BERPANGKU TANGAN
(SEBAGAI MENARA GADING) TERHADAP PERSOALAN
MASYARKAT.
• DAERAH TERTINGGAL (183 KAB) MENANTI DAN
MENGHARAPKAN PERWUJUDAN DARI TRIDARMA
PERGURUAN TINGGI
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Bahan kuliah mpdt ugm

Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)khoiril anwar
 
Presentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK Metropolis
Presentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK MetropolisPresentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK Metropolis
Presentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK Metropolis
Bagus ardian
 
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten TulungagungProfil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
komunikasiosp
 
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
suningterusberkarya
 
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdfRudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
RudyHaryanto21
 
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdfrevisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
ssusercf685f
 
Profil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptx
Profil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptxProfil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptx
Profil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptx
RDewiKusumahwati1
 
Success story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdangSuccess story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdang
Sigit Pramulia
 
Percepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltaraPercepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltara
Dr. Zar Rdj
 
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
DinaSepti2
 
Agustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsula
Agustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsulaAgustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsula
Agustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsula
Agus kastanya
 
Materi Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor KelautanMateri Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Donnie Atmajaya
 
PAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
PAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMURPAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
PAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Anas Kusut
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
ImroatutThoyyibah
 
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua BaratIsu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Oswar Mungkasa
 
OMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptx
OMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptxOMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptx
OMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptx
FitriYani429981
 
Visi Misi Sudirman Said-Ida Fauziyah
Visi Misi Sudirman Said-Ida FauziyahVisi Misi Sudirman Said-Ida Fauziyah
Visi Misi Sudirman Said-Ida Fauziyah
AndamAnnisa
 
Laporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fixLaporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fix
IzzatulMarifah1
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Rooy John
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
khoiril anwar
 

Similar to Bahan kuliah mpdt ugm (20)

Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
 
Presentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK Metropolis
Presentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK MetropolisPresentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK Metropolis
Presentasi Pemkot Surakarta acara Workshop PLPBK Metropolis
 
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten TulungagungProfil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
 
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
 
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdfRudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
 
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdfrevisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
 
Profil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptx
Profil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptxProfil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptx
Profil BKM Desa Sindangjaya 2019.pptx
 
Success story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdangSuccess story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdang
 
Percepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltaraPercepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltara
 
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
 
Agustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsula
Agustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsulaAgustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsula
Agustinus kastanya bahan presentase semnas apiki 2016 menara peninsula
 
Materi Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor KelautanMateri Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
 
PAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
PAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMURPAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
PAPARAN KP2S KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
 
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua BaratIsu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
 
OMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptx
OMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptxOMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptx
OMBUDSMAN MAsalah dan Solusi Pelyanan Kesehatan.pptx
 
Visi Misi Sudirman Said-Ida Fauziyah
Visi Misi Sudirman Said-Ida FauziyahVisi Misi Sudirman Said-Ida Fauziyah
Visi Misi Sudirman Said-Ida Fauziyah
 
Laporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fixLaporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fix
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
 

More from Galuh Insani

Lowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas JayaLowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas Jaya
Galuh Insani
 
Knu
KnuKnu
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)Galuh Insani
 
Belgia
BelgiaBelgia
Belgia
Galuh Insani
 
Wmp
WmpWmp
Bet
BetBet
Bahan dir jogja
Bahan dir jogjaBahan dir jogja
Bahan dir jogja
Galuh Insani
 
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)Galuh Insani
 
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Galuh Insani
 
Pt new hope indonesia
Pt new hope indonesiaPt new hope indonesia
Pt new hope indonesiaGaluh Insani
 
Lowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadiLowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadi
Galuh Insani
 
Daily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesiaDaily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesia
Galuh Insani
 
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Galuh Insani
 
Hitachi campus talk ugm
Hitachi campus talk   ugmHitachi campus talk   ugm
Hitachi campus talk ugm
Galuh Insani
 
Hitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisiHitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisiGaluh Insani
 
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Galuh Insani
 

More from Galuh Insani (20)

Lowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas JayaLowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas Jaya
 
Knu
KnuKnu
Knu
 
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
 
Belgia
BelgiaBelgia
Belgia
 
Wmp
WmpWmp
Wmp
 
Bet
BetBet
Bet
 
Bahan dir jogja
Bahan dir jogjaBahan dir jogja
Bahan dir jogja
 
SLP 2014
SLP 2014SLP 2014
SLP 2014
 
Lowongan
LowonganLowongan
Lowongan
 
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
 
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
 
Pt new hope indonesia
Pt new hope indonesiaPt new hope indonesia
Pt new hope indonesia
 
Lowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadiLowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadi
 
New hope liuhe
New hope liuheNew hope liuhe
New hope liuhe
 
Daily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesiaDaily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesia
 
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
 
Hitachi campus talk ugm
Hitachi campus talk   ugmHitachi campus talk   ugm
Hitachi campus talk ugm
 
Hitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisiHitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisi
 
Peksi
PeksiPeksi
Peksi
 
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 

Bahan kuliah mpdt ugm

  • 1. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Disampaikan Pada Kuliah Umum di Universitas Gajah Mada (UGM) Oleh Dr. Ir. H.A. Helmy Faishal Zaini Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal MENTERI PEMBANGUNANMENTERI PEMBANGUNAN DAERAHDAERAH TERTINGGALTERTINGGAL REPUBLIKREPUBLIK INDONESIAINDONESIA Jogyakarta, 20 September 2013
  • 3. IDONESIA SEBAGI NEGERI SURGAWIIDONESIA SEBAGI NEGERI SURGAWI • Secara geografis, wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, diapit oleh Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagaikan negeri surgawi. • Dengan deretan pulau besar, mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, yang hiasi oleh ribuan pulau seperti untaian jamrud. • Kekayaan alam yang dimiliki sangat besar., baik ydari kekayaan laut, darat, bumi maupun kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi tercinta, bisa tak terhitung.
  • 4. PETA INDONESIA DAN EROPAPETA INDONESIA DAN EROPA Luas Indonesia : 5.193.250 km2 Luas Uni Eropa : 4.324.782 km2
  • 6. MEGAPA TERJADI KESENJANGAN?MEGAPA TERJADI KESENJANGAN? • Singapura sama sekali tidak memiliki sumber daya alam (SDA) namun rata-rata pendapatan per kapita warganya mencapai US$ 48. 595 per orang per tahun. • Sementara Indonesia, yang merupakan negara kaya SDA, rata-rata pendapatan per kapita warganya hanya US$ 3.452 per orang per tahun. • Merujuk pada Teori Kesejahteraan , bisa jadi karena faktor SDM kita yang belum berkualitas. • Jika kita menganalogikan SDM tersebut sama dengan Teori Koefisien Gesek, yaitu gaya yang diperlukan untuk menyeret suatu benda pada suatu bidang dibagi gaya normal (tegak lurus) pada bidang tersebut (Rumus: f = μ . N μ = f / N f = gaya gesek, N = gaya normal; μ = koefisien gesek)
  • 7. DUA PILAR UTAMA RPJPNDUA PILAR UTAMA RPJPN • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) merujuk ke dalam dua pilar: KEADILAN dan PEMERATAAN • Oleh karena itu seluruh pembangunan nasional harus merujuk ke dalam dua pilar penting tersebut. • Jika pembangunan di Indonesia ADIL tapi tidak MERATA, sama saja dengan nihil, akan melahirkan kesenjangan. • Begitu juga sebaliknya, pembangunan yang MERATA tapi tanpa BERKEADILAN, maka akan jauh dari harapan.
  • 9. JUMLAH DAERAH TERTINGGAL DAN PULAU TERLUAR DI INDONESIA 1000 0 1000 2000 Kilometers N EW S DAERAH TERTINGGAL DAERAH MAJU PETA LOKASI DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA 1000 0 1000 2000 Kilometers N EW S DAERAH TERTINGGAL DAERAH MAJU PETA LOKASI DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA Keterangan : 1.Jumlah pulau terluar  92 pulau (Perpres 78 Tahun 2005) 2.Di daerah tertinggal  66 Pulau terluar (71,7%), 23 pulau berpenghuni dengan jumlah penduduk 71.431 jiwa (BPS,2008) 3.Pulau terluar di daerah tertinggal tersebar di 13 kabupaten pada 7 provinsi.
  • 10. 10 SEBARAN DAERAH TERTINGGAL MENURUT WILAYAH No Wilayah Jumlah Kab % 1. SUMATERA 46 25% 2. JAWA & BALI 9 5% 3. KALIMANTAN 16 9% 4. SULAWESI 34 19% 5. NUSA TENGGARA 28 15% 6. MALUKU 15 8% 7. PAPUA 35 19% JUMLAH 183 100% Wilayah Jumlah Kab % KBI 55 30% KTI 128 70% JUMLAH 183 100%
  • 11. 11 3 (TIGA) REALITAS UTAMA3 (TIGA) REALITAS UTAMA DDaerah Tertinggalaerah Tertinggal
  • 12.  Sebanyak 126 kabupaten daerah tertinggal (68 %) memiliki tingkat kemiskinan di atas Rata-rata Nasional. Angka kemiskinan Nasional thn 2009 sebesar 14,15%, sedangkan rata-rata tingkat Kemiskinan DT sebesar 22,68%.  IPM rata-rata DT adalah 66,04 sedangkan IPM nasional tahun 2009 tercatat 71,76. Sebanyak 175 dari 183 DT (97 %) berada di bawah rata-rata IPM Nasional.  Berdasarkan komponen pembentuk IPM maka 87,2% daerah tertinggal (156 kab) membutuhkan intervensi di bidang Kesehatan (untuk meningkatkan Angka Harapan Hidup); dan 74,8% daerah tertinggal (137 kab) membutuhkan intervensi di bidang pendidikan (untuk meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah), serta 47,8% daerah (86 kab) untuk meningkatkan Angka Melek Huruf. Kondisi Umum Daerah Tertinggal
  • 13. Persentase Kemiskinan per ProvinsiPersentase Kemiskinan per Provinsi Sumber data : Sakernas 2010, BPS Rata-rata Nasional
  • 14. KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU Tingkat kemiskinan Nasional Tahun 2011 12,49 % Tingkat kemiskinan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2010; 34.96 % Penurunan rata-rata tingkat kemiskinan per tahun 0.44 %, Untuk mencapai target RPJM (14.2 %) dibutuhkan waktu 47,18 Tahun. DAERAH TERTINGGAL YANG MEMILIKI NILAI EKSTREM TINGGI (KEMISKINAN)
  • 15. KABUPATEN ASMAT PROVINSI PAPUA IPM Nasional Tahun 2010 72,27 IPM Kabupaten Asmat Tahun 2010 51,55 Kenaikan rata-rata IPM per tahun 0,97 % Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai besaran target RPJM (IPM 72.72) 21,82 tahun DAERAH TERTINGGAL YANG MEMILIKI NILAI EKSTREM TINGGI (IPM)
  • 16. KABUPATEN SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT Angka Harapan Hidup Nasional 69,43 tahun Angka Harapan Hidup di Kabupaten Sambas (thn. 2010) 61,27 tahun Rata-rata kenaikan AHH Kabupaten Sambas 0,36% Untuk Mencapai angka Rata-Rata Nasional dibutuhkan waktu 22,67 tahun DAERAH TERTINGGAL YANG MEMILIKI NILAI EKSTREM TINGGI (ANGKA HARAPAN HIDUP)
  • 17. Kondisi Pangan Daerah Tertinggal DAERAH KETAHANAN PANGAN Daerah Ketahanan Pangan 148 kab 80,9% Non Daerah Ketahanan Pangan 35 kab 19,1% JUMLAH KAB DT 183 kab 100,0% DAERAH RAWAN PANGAN Daerah Rawan Pangan 57 kab 31,1% Non Daerah Rawan Pangan 126 kab 68,9% JUMLAH KAB DT 183 kab 100,0% Dari 183 kabupaten daerah tertinggal terdapat 148 kab (80,9%) yang merupakan daerah ketahanan pangan; dan 57 kabupaten (31,1%) di 15 provinsi yang dikatagorikan Rawan Pangan
  • 19. Sebaran Daerah Tertinggal Rawan BencanaSebaran Daerah Tertinggal Rawan BencanaSebaran Daerah Tertinggal Rawan BencanaSebaran Daerah Tertinggal Rawan Bencana Sumber : Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana 2010-2012 (Bappenas & BNPB)  Dari 183 Daerah Tertinggal terdapat 128 kabupaten yang dikatagorikan Rawan Bencana dengan rincian sebagai berikut:  Prioritas I : 9 kabupaten  Prioritas II : 17 kabupaten  Prioritas III : 102 kabupaten  Berdasarkan jenis potensi bencana, kabupaten daerah tertinggal terdiri dari : JENIS POTENSI BENCANA JUMLAH KABUPATEN  Letusan Gunung Berapi 21 kabupaten  Tsunami 12 kabupaten  Gempa Bumi 83 kabupaten  Banjir 40 kabupaten  Kekeringan 15 kabupaten  Longsor 63 kabupaten
  • 20. KABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEKKABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEK KEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATANKEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATAN KABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEKKABUPATEN TERTINGGAL TERPARAH DALAM ASPEK KEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATANKEMISKINAN, PENDIDIKAN, INFRASTRUKTUR, DAN KESEHATAN 20 ASPEK KABUPATEN Kemiskinan 1. Teluk Bintuni 2. Supiori IPM 1. Nduga 2. Intan Jaya PENDIDIKAN (Lama Sekolah) 1. Intan Jaya 2. Deiyai PENDIDIKAN (Melek Huruf) 1. Deiyai 2. Intan Jaya KESEHATAN (Harapan Hidup) 1. Lombok Utara 2. Lombok Timur INFRASTRUKTUR 1. Tolikara 2. Yahukimo TIDAK PUNYA RUMAH SAKIT (antara lain) 1. Toraja Utara 2. Morotai 3. Maluku Barat Daya 4. Sarmi 5. Supiori
  • 21. KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI 183KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI 183 DAERAH TERTINGGALDAERAH TERTINGGAL Sumber Data: Kementerian/Lembaga, BPS, diolah JENIS KEBUTUHAN TOTAL KEBUTUHAN KETERSEDIAAN SAAT INI KEKURANGAN SATUAN KEBUTUHAN DANA (Milyar Rupiah) Gedung SD (min 10 ruang kelas) 43.704 43.222 482 Unit 723 Gedung SMPN (min 5 ruang) 13.257 12.940 317 Unit 476 Rumah Sakit Umum Type C (200 TT) 415 227 188 Unit 9.400 Rumah Sakit Bersalin (PER 30.000, JIWA) 4.721 216 4.505 Unit 9.010 Puskesmas 3.270 2.895 375 Unit 375 Puskesmas Poned 728 516 212 Unit 318 Infrastruktur Sanitasi 22.589 5.832 16.757 Ha 16.757 Air Bersih 45.460.632 42.703.654 2.756.978 RT 11.028 Rehabilitasi Jalan Kab (Pencapaian jalan Mantab) 129.735 57.408 72.328 Km 216.984 Peningkatan Jalan Desa (4 km/desa) 33.586 17.105 16.481 Desa 16.481 Listrik 11.509.422 6.659.566 4.849.856 RT 38.799 Rehabilitasi Daerah Irigasi 977.373 656.112 321.261 Ha 321.261 Pasar Desa 14.645 5.700 8.945 Unit 4.473 TOTAL KEBUTUHAN 646.084
  • 22. KESENJANGAN INFRASTRUKTURKESENJANGAN INFRASTRUKTUR Jalan Paralel Sarawak Kondisi Eksisting Jalan Paralel Kalbar www.kemenegpdt.go.id
  • 23. REALITAS KETERTINGGALAN BIDANG PENDIDIKANREALITAS KETERTINGGALAN BIDANG PENDIDIKAN Badru bocah kurus berambut lurus memang pantas bersedih. Sudah 4 hari ia tak bisa pulang ke rumah orang tuanya yang terletak di seberang sungai tepatnya di Kampung Bantar Bodas, Desa Simpang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Beginilah resiko yang harus dijalaninya karena ia bersekolah di SDN Karyasari, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya. Antara rumah dan sekolahnya dipisahkan oleh Sungai Cikaengan selebar tak kurang dari 70 meter. Ia terpaksa memilih bersekolah di sekolah desa seberang sungai karena itulah sekolah dasar yang terdekat dari rumahnya. Interveni yang akan dilakukan oleh KPDT untuk mengatasi minimnya fasilitas pendidikian di Gorontalo Utara.
  • 25. KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBAGUNANKEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBAGUNAN DAERAH TERTINGGALDAERAH TERTINGGAL • PROGRAM PRUKAB dan BEDAH DESA; • AFIRMASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) • PENEMPATAN DOKTER PTT (2 TAHUN) DAN BIDAN • KERJASAMA PERGURUAN TINGGI KKN TEMATIK; • KERJASAMA PELAKU USAHAN UTUK PRUKAB; • PEMANFAATAN LAHAN TIDUR UTK USAHA PRODUKTIF • DLL
  • 26. 1. Daerah tertinggal = Miskin, Menganggur, PDRB rendah, Perndapatan rendah  Perlu Peningkatan Kapasitas Produksi 2. Peningkatan kapasitas produksi harus fokus pada produk yang melibatkan Masyarakat Banyak, berbasis Sumberdaya Lokal  PRUKAB 3. PRUKAB akan menjadi Magnet Investasi DT, meningkatkan produksi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat PRUKAB & BEDAH DESAPRUKAB & BEDAH DESA
  • 27. Peningkatan Penciptaan Lapangan Kerja (PRO JOB) Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas (PRO GROWTH) Pengentasan Kemiskinan (PRO POOR) Kelestarian Lingkungan (PRO GREEN) + PRUKAB SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI TRIPLE STRACK STRATEGY PRUKAB SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI TRIPLE STRACK STRATEGY PRUKA B
  • 28. BERAGAM PRUKAB KPDTBERAGAM PRUKAB KPDT • PETERNAKAN, SEPERTI: SAPI, DOMBA, DLL; • PERIKANAN LAUT DAN AIR TAWAR, SEPERTI: IKAN TUNA, LELE, GURAME, IKAN MAS, DLL • RUMPUT LAUT; • PERTANIAN, SEPERTI: PADI, JAGUNG, KOPI, KAKAO, KELAPA, PALA, DLL • PERKEBUNAN, SEPERTI: KARET, SENGON, JATI, DLL
  • 30. SAPI SEBAGAI PRUKAB KPDTSAPI SEBAGAI PRUKAB KPDT Menteri PDT bersama istri, Ny Santi Helmy Faishal (4 kiri) didampingi Bupati Barito Kuala, Hasanuddin Murad meninjau ternak sapi binaan KPDT di desa Simpang Jaya, Kec. Wanara, Kabupaten Barito Kuala. KKN Tematik Universitas Brawijaya –KPDT di Kabuptaen Musi rawas, Sumatera Selatan
  • 31. KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
  • 32. Dlm Milyar Rupiah PERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGANPERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN TAHUN 2009-2012TAHUN 2009-2012 UNTUK KABUPATEN/KOTAUNTUK KABUPATEN/KOTA PERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGANPERKEMBANGAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN TAHUN 2009-2012TAHUN 2009-2012 UNTUK KABUPATEN/KOTAUNTUK KABUPATEN/KOTA Keterangan : # NA = sementara data belum tersedia Sumber : DJPK, diolah www.kemenegpdt.go.id
  • 33. PERBANDINGAN DAERAH MAJU & DAERAHPERBANDINGAN DAERAH MAJU & DAERAH TERTINGGAL DARI SISI ALOKASI DAU & DAK (201TERTINGGAL DARI SISI ALOKASI DAU & DAK (20111)) NO 5 KABUPATEN DG DAK TINGGI APBD PAD DAU DAK ANGKA KEMISKIN AN IPM 1 Kab. Bogor 2.128.453,- 370.459,- 1.115.704,- 143.081,- 10,0 72,2 2 Kab. Bandung 1.759.861,- 165.287,- 1.086.282,- 118.904,- 9,29 74,05 3 Kab. Cianjur 1.246.777,- 108.386,- 877.994,- 101.270,- 14,32 69,14 4 Kab. Magelang 886.037,- 78.651,- 604.522,- 100.912,- 14,14 72,08 5 Kab. Cilacap 1.204.549,- 126.058,- 793.267,- 100.844,- 18,11 71,73 NO 5 KABUPATEN DG DAK TERENDAH APBD PAD DAU DAK ANGKA KENISKINAN 1 Kab. Sabu Raijua 117.910,- 1.105,- 64.261,- 30.086,- 41,13 64,58 2 Kab. Maybrat 209.116,- 0,- 115.710,- 36.911,- 40,13 63,57 3 Kab. Kep. Morotai 175.707,- 1.550,- 76.154,- 26.903,- 10,59 67,06 4 Kab. Kep. Mentawai 371.066,- 26.285,- 287.490,- 29.631,- 19,74 67,97 5 Kab. Tambrauw 142.842,- 56,- 71.861,- 29.400,- 44,9 50,5 Sumber : djpk.depkeu.go.id (Data diolah)
  • 34. PERLU PEMIHAKAN PENDANAAN DAERAH TERTINGGAL :PERLU PEMIHAKAN PENDANAAN DAERAH TERTINGGAL : DAK DAERAH TERTINGGALDAK DAERAH TERTINGGAL UU No. 32/2004UU No. 32/2004 Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah PPPP No. 55/2005No. 55/2005 Dana PerimbanganDana Perimbangan RPJMNRPJMN 2010-20142010-2014 KAB. DAERAHKAB. DAERAH TERTINGGALTERTINGGAL Pasal 162 ayat (1) : Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan dari APBN kepada “daerah tertentu” dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi ............. Pasal 51 ayat (1): DAK dialokasikan kepada “daerah tertentu” untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional .......... .......... Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik Wilayah & Tata ruang Pasal 1 : “...DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada “daerah tertentu “ dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional." UU No. 33UU No. 33//20042004 Perimbangan KeuanganPerimbangan Keuangan 183 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL Pasal 3 ayat (4): Yang dimaksud dengan kriteria khusus dan karakteristik daerah adalah : 1.Seluruh daerah kabupaten/ kota di Provinsi Papua, provinsi Papua Barat, dan 2.Daerah tertinggal/ terpencil diprioritaskan mendapatkan alokasi DAK 3.Karakteristik Daerah yang meliputi daerah pesisir dan/atau kepulauan kecil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah rawan bencana, .... PMK No. 175/2009PMK No. 175/2009 PMK No. 216/2010PMK No. 216/2010 BUKU I Prioritas Nasional (10) BUKU II Prioritas Bidang (7) Prioritas Bidang : Pembangunan Daerah Tertinggal
  • 35. ILUSTRASI ALOKASI DAK UNTUKILUSTRASI ALOKASI DAK UNTUK ““DAERAH TERTENTUDAERAH TERTENTU”” ALOKASI DAK 2013 DAERAH TERTINGGAL Dengan demikian Daerah Tertentu adalah daerah tertinggal dengan karakteristik khusus dan/atau daerah rawan pangan, rawan bencana, daerah perbatasan, pulau pulau terluar dan pulau terpencil, mengacu pada prioritas nasional. Pasal 162 ayat (1) : Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan dari APBN kepada “daerah tertentu” dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi ............. Pasal 1 : “...DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada “daerah tertentu “ dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional." Pasal 1 : “...DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada “daerah tertentu “ dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional." DAERAH TERTENTU UU No. 32/2004UU No. 32/2004 Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah UU No. 33UU No. 33//20042004 Perimbangan KeuanganPerimbangan Keuangan
  • 36. DAK ADALAH UNTUK “DAK ADALAH UNTUK “DAERAH TERTENTUDAERAH TERTENTU”” Pasal 1 UU No. 23/2004 : “...DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada ”daerah tertentu“ dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional." Pasal 1 UU No. 23/2004 : “...DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada ”daerah tertentu“ dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional." ”daerah tertentu“ Adalah seluruh Daerah yang dikatagorikan dalam Daerah Tertinggal dan Daerah yang memiliki karakteristik khusus seperti Daerah rawan pangan, rawan bencana, rawan konflik, daerah terpencil, dan pulau terluar ”daerah tertentu“ Adalah seluruh Daerah yang dikatagorikan dalam Daerah Tertinggal dan Daerah yang memiliki karakteristik khusus seperti Daerah rawan pangan, rawan bencana, rawan konflik, daerah terpencil, dan pulau terluar
  • 37. ALOKASI DAN RATA-RATAALOKASI DAN RATA-RATA ALOKASI DALOKASI DAKAK PERPER DAERAHDAERAH TERTINGGAL TAHUN 2010-2014TERTINGGAL TAHUN 2010-2014 Alokasi DAK DT 2010 Rp. 8 T dg Rata2 per daerah Rp. 44 M Alokasi DAK DT 2011 Rp. 10,45 T dg Rata2 per daerah Rp. 57 M Alokasi DAK DT 2012 Rp. 10,48 T dg Rata2 per daerah Rp. 57 M Alokasi DAK DT 2013 Rp. 14,9 T dg Rata2 per daerah Rp. 81 M Alokasi DAK DT 2014 Rp. 15,7 T dg Rata2 per daerah Rp. 86 M SEBELUM AFIRMASI SETELAH AFIRMASI 2010 2011 2012 2013 2014 Sebelum Afirmasi: Rata-Rata Alokasi DAK Daerah Tertinggal Periode Tahun 2010 s/d 2012 Relatif kecil berturut-turut: 2010 = Rp. 44 M, 2011 =57 M, dan tahun 2012 = Rp. 57 M Setelah Afirmasi: Rata-Rata Alokasi DAK Daerah Tertinggal Tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 81 M/Daerah dan pada Tahun 2014 menjadi sekitar Rp. 86 M/ daerah Tertinggal RATA-RATAALOKASI(MILIARRUPIA DT NAS NON DT
  • 38. Item Pembanding TAHUN (Dalam Juta Rupiah) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nasional ALOKASI TOTAl DAK 21,202,141 24,819,589 21,133,383 25,232,800 26,115,948 31,697,143 RATA-RATA DAK 44,542 49,050 40,798 48,524 50,222 61,191 ALOKASI DAK TERTINGGI 98,226 105,026 143,081 164,999 167,510 234,755 ALOKASI DAK TERENDAH 4,274 3,300 903 290 328 560 PAD 38,445 42,938 49,941 48,164 76,729 - Daerah Tertinggal ALOKASI TOTAl DAK 8,291,961 9,268,723 8,054,332 10,458,996 10,480,889 14,926,461 RATA-RATA DAK 51,825 52,964 44,013 57,153 57,273 81,565 ALOKASI DAK TERTINGGI 96,746 105,026 119,553 127,624 142,605 234,756 ALOKASI DAK TERENDAH 9,254 3,300 23,894 25,144 25,461 46,062 PAD 15,756.77 18,170.41 22,679.74 24,941.43 28,764.37 - Non Daerah Tertinggal ALOKASI TOTAl DAK 12,147,674 14,190,399 12,249,998 13,468,344 14,303,672 14,937,303 RATA-RATA DAK 41,744 46,988 40,429 44,158 46,897 49,298 ALOKASI DAK TERTINGGI 98,226 104,123 143,081 164,999 167,510 216,694 ALOKASI DAK TERENDAH 4,274 3,689 903 290 328 560 PAD 50,556 56,791 66,139 67,929 104,909 - PERBANDINGAN RATA-RATA PAD DAN ALOKASI DAKPERBANDINGAN RATA-RATA PAD DAN ALOKASI DAK NASIONAL, DAERAH MAJU DAN DAERAH TERTINGGALNASIONAL, DAERAH MAJU DAN DAERAH TERTINGGAL AFIRMASISEBELUM AFIRMASI
  • 39. PEMANFAATAN LAHAN TIDUR DANPEMANFAATAN LAHAN TIDUR DAN PENGIRIMAN DOKTER PTT/BIDANPENGIRIMAN DOKTER PTT/BIDAN
  • 40. LUAS LAHAN TIDUR DI DAERAH TERTINGGALLUAS LAHAN TIDUR DI DAERAH TERTINGGAL (26 Provinsi, 174 Kab.)(26 Provinsi, 174 Kab.) No WILAYAH Luas Lahan Tidur (Ha ) % 1 SUMATERA 119.468.886 33,3% 2 JAWA 3.486.458 1,0% 3 NUSA TENGGARA 4.721.789 1,3% 4 KALIMANTAN 96.785.630 27,0% 5 SULAWESI 9.302.059 2,6% 6 MALUKU 17.629.913 4,9% 7 PAPUA 107.290.265 29,9% LUAS TOTAL 358.685.000 100,0% Sumber : PODES, BPS 2011 www.kemenegpdt.go.id
  • 41. PEMANFAATAN LAHAN TIDURPEMANFAATAN LAHAN TIDUR • Jika setiap kabupaten rata-rata memiliki lahan tidur 20 ribu ha saja, maka dari 183 daerah tertinggal maka ada sebanyak 3,6 juta ha lahan tidur. • Lahar tidur saat ini jumlah sekitar 6,7 juta ha. Jumlah lahar tidur tersebut sama dengan 150 kali luas negera Singapura. • Jika luas lahan tidur tersebut dimanfaatkan secara optimal maka bisa meningkatkan kesejahterakan masayarakat di daerah tertinggal. • Salah satu kabupaten yang dapat memanfaatkan lahan tidur secara optimal adalah KAB. DOMPU, NTB. Pada 2010 ketika berkunjung, masyarakat setempat menanam jagung dgn memanfaatkan lahan 5000 ha dengan produksi 120 ribu ton. Pada 2013, mereka menanam jagung sebanyak 20.000 ha dengan produksi 274 ribu ton. • Jika semua kabupaten memanfaatkan lahan tidur seperti itu maka akan bisa keluar dari ketertinggalan.
  • 42. PENGIRIMAN DOKTER PTT DAN BIDANPENGIRIMAN DOKTER PTT DAN BIDAN • Kerjasama KPDT dan Kemenkes mengirm 122 dokter umum dan dokter gigi pegawai tidak tetap (PTT) periode 1 untuk ditempatkan ke daerah tertinggal dan terpencil di Indonesia. • Pengiriman 420 Sukarelawan Perdesaan Sehat melalui Perguruan Tinggi mitra manajemen kewilayahan Perdesaan Sehat (Rekuitmen, Pelatihan dan Distibusi) untuk ditempatkan di 420 Perdesaan (Sesuai wilayah kerja puskesmas) dalam 84 Kabupaten Daerah Tertinggal sasaran prioitas Perdesaan Sehat. • Pengiriman 40 Bidan Desa melalui mitra kerja Perdesaan Sehat; Akbid Cirebon dan Akid Yogyakarta. • Kerja sama dengan 7 (tujuh) Perguruan Tinggi dalam “kemitraan manajemen kewilayahan” pelaksanaan perdesaan sehat di 84 Kabupaten Daerah Tertinggal dalam 7 (tujuh) regional pulau Sumatera (Universitas Andalas), Jawa (Universitas Airlangga), Nusa Tenggara (Universitas Mataram), Maluku (Universitas Patimura), Kalimantan (Universitas Tanjungpura), Sulawesi (Universitas Hasanudin) dan Papua (Universitas Cendrawasih).
  • 43. PERAN PERGURUAN TINGGIPERAN PERGURUAN TINGGI • ILMU YANG DIKEMBANGAN MESTI RELEVAN DAN DIEMPLEMENTASIKAN BAGI KEMAJUAN DAN KEMAKMURAN MASYARAKAT; • TRIDARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN) YANG MERUPAKAN PILAR UTAMA HARUS DIWUJUDKAN DALAM AKSI NYATA • PERGURUAN TINGGI TIDAK BOLEH BERPANGKU TANGAN (SEBAGAI MENARA GADING) TERHADAP PERSOALAN MASYARKAT. • DAERAH TERTINGGAL (183 KAB) MENANTI DAN MENGHARAPKAN PERWUJUDAN DARI TRIDARMA PERGURUAN TINGGI