Dokumen tersebut membahas tentang tingkat perubahan transformasi bahan bangunan dan dampaknya terhadap lingkungan. Bahan bangunan sintetik seperti PVC memiliki dampak lingkungan yang buruk karena memerlukan banyak energi dalam pembuatannya dan sulit didaur ulang. Perencana harus memilih bahan bangunan secara bijak serta bertanggung jawab atas dampak pembangunan dan penggunaan sumber daya terhadap lingkungan.
2. Tingkat perubahan transformasi bahan
bangunan menentukan sejauh mana material
tersebut dikatakan cukup ramah lingkungan.
Para ahli telah meneliti material-material
tersebut yang menghasilkan perhitungan berapa
besar energi dan biaya yang dibutuhkan saat
memproses material tersebut.
Perhitungan energi dan biaya cukup akurat
sehingga dapat dipakai dalam menentukan tingkat
"sustainability" bahan bangunan tersebut.
Perhitungan tersebut dihitung dari mulai
produksi awal, pengambilan material utama,
fabrikasi menjadi material siap pakai, pengepakan
sampai transportasi ke lokasi dan pemasangan
pada bangunan rumah.
3.
4.
5. Bahan Bangunan yang Mengalami Beberapa
Tingkat Perubahan Transformasi ialah
bahan bangunan sintetik (plastik). Bahan
bangunan sintetik mamakai bahan mentah fosil
(minyak bumi, arang atau gas). Dalam proses
pembuatannya bahan bangunan sintetik
banyak memerlukan energi. Contoh bahan
bangunan ini misalnya, pipa air bersih dan
kotor dari PVC, lapisan lantai, selang, zat
pelengkap cat, peralatan listrik, profil plastik,
busa yang elastis, topi pelindung, pelat
transparan plastik bergelombang, alat
perlengkapan pintu dan jendela, karet sintetis,
cat kedap air, dan sebagainya.
6.
7. Bahan sintetik dapat dibagi dalam 6 kelompok :
1. Thermoplastic (plastomer)
2. Duroplastik (duromer)
3. Elastoplastik ( elastomer )
4. Bahan sintetis busa
5. Polimerisat campur
6. Bahan sintetik isian
8. Bahan bangunan sintetik ini tergolong
mengkhawatirkan dalam masalah lingkungan
hidup dikarenakan
Mengandung zat pelunak yang membahayakan
bagi kesehatan manusia (PVC)
PVC dan PE yang banyak dipakai bahan
bangunan sintetik agak sukar di daur ulang
(PVC) dan agak mahal didaur ulang (PE).
Pengolahan harus melewati beberapa proses
yang ternyata tidak bisa dibalik (irreversible).
Menggunakan bahan baku minyak bumi yang
tidak bisa diperbarui.
Dalam pengolahannya banyak membutuhkan
energi.
9. Bahan bangunan selalu membutuhkan sumber alam
dan energi tidak terbarukan. Oleh karena itu
bahan bangunan harus dipilih dengan saksama
dan kebutuhan energi tersebut, kerusakan yang
eksploitasinya berakibat pada alam, pembuangan
yang mencemari tanah harus dipertimbangkan.
Masalah padatnya penduduk dan ketidak
pedulian terhadap lingkungan alam
mengakibatkan kemerosotan dan kerusakan
lingkungan alam kita yang makin parah.
Berhubungan dengan hal di atas, maka para
perencana harus bertanggungjawab secara moral
terhadap kerusakan alam baik oleh kegiatan
pembangunan maupun oleh penggunaan energi
yang tidak dapat diperbarui.