SlideShare a Scribd company logo
15
BAB IV
DISAIN STRUKTUR
Sistem struktur dermaga ini pada pelabuhan Cilegon ini nantinya direncanakan
dengan menggunakan system dilatasi, dan menggunakan struktur tiang pancang sebagai
pondasinya. Dermaga ini didesign untuk melayani kapal dengan bobot maksimum
10.000 DWT untuk kapal penumpang.
Dalam bahasan bab ini, analisis perhitungan design Pelabuhan Cilegon akan
terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu perhitungan input beban pada struktur serta
analisis kekuatan struktur Pelabuhan itu sendiri. Dalam perhitungan input beban ini,
analisis akan menguraikan nilai-nilai beban dengan mengikuti seperti apa yang telah
dijelaskan di bagian kriteria design pada bab sebelumnya, sedangkan pada analisis
struktur akan diuraikan terhadap analisis struktur atas (yang mencakup analisis plat
lantai, balok, bollard dan pile head) dan analisis struktur bawah (yang meliputi analisis
daya dukung tiang pancang pondasi dermaga dan trestle).
4.1 Analisis Input Pembebanan Struktur Dermaga
Dalam bahasan analisis input pembebanan struktur dermaga di pelabuhan
Cilegon ini, akan ditinjau gaya-gaya yang bekerja pada struktur yang meliputi sebagai
berikut:
- Beban Hidup
- Beban Berthing
- Beban Mooring
- Beban Bollard
- Beban Gempa
- Beban Angin
- Beban Arus
- Beban Gelombang
4.1.1 Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan sebagai input pada analisis struktur di
Pelabuhan Cilegon ini terdiri dari beban hidup merata, beban hidup kendaraan truk dan
beban hidup crane.
a. Beban hidup merata
Beban hidup merata pada analisis struktur dermaga ini diambil sebesar 3 t/m2
untuk struktur dermaga (jetty) serta 2 t/m2
untuk struktur trestle.
b. Beban Hidup Kendaraan Truk
Beban hidup kendaraan truk diambil dengan tipe beban roda truk T-20, dimana
kombinasi pembebanan roda truk tersebut diberikan seperti gambar di bawah ini:
16
5 t 5 t 2 t
2.5 m
5 t 5 t 2 t
1,3 m 5,7 m
c. Beban Hidup Crane
Untuk beban crane ini, diambil beban crane dengan kapasitas 200 ton pada kondisi
normal dan 240 ton pada saat operasional. Dengan panjang telapak crawler
sepanjang 7 m dan lebar 1 m, maka beban crane ini akan didistribusikan sebagai
beban merata pada balok dengan besar beban sebesar 17.1 t/m.
4.1.2 Beban Berthing
Beban berthing merupakan beban yang diakibatkan oleh energi tumbukan kapal
pada saat kapal tersebut merapat ke dermaga. Dalam kriteria design sebelumnya telah
diberikan formula untuk menentukan besarnya energi tumbukan kapal ini adalah
sebagai berikut:
Ef =
g
DTxV
2
2
x Ce x Cm x Cs x Cc
Dimana :
Ef = energi tumbukan kapal (ton.m)
DT = diplacement tonnage kapal (ton)
V = kecepatan sandar (m/dt)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/det2
)
Ce = eccentricity factor (untuk dermaga Ce = 0.5)
Cm = virtual mass factor
Cs = softness factor = 1,0
Cc = berth configuration factor = 1,0 (struktur tiang terbuka)
• Displacement Tonnage dari kapal kargo yang sandar dihitung dengan formula
→ Log (DT) = 0.5550 + 0.899·Log (DWT)
• Virtual Mass Factor
Cm = 1 +


x
CbxB
d
Dimana :
Cb = blok koefisien ( = Ws/LppxBxdxWo))
17
d = maksimum draft kapal (m)
B = lebar kapal (m)
Lpp = panjang perpendicular kapal (m)
Wo = berat jenis air laut = 1,03 t/m3
.
Sesuai dengan formula tersebut di atas, maka besarnya beban berthing untuk setiap
bobot kapal design diberikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Beban Berthing
Items Unit
Bulk Carrier
10.000 DWT
DWT ton 200
Displacement Tonnage ton 420.36444
LOA m 165
Lpp m 165
Width m 48.4
Moulded Depth m
Light Weight Draft m
Full Loaded Draft m 19
DT/Displacement Tonnage (standard) ton 420.36444
Displacement Volume m3
Ce=1/(1+(l/r)2) (l=r) 0.5
Cm=1+(π/2) x (d/CbxB) 1.4250954
Cb=DT/(LppxBxd) 1.4511638
Cs(=1.0) 1
Cc(=1.0) 1
V Berthing Velocity m/s 0.2
Berthing Energy
kN.m 239.62377
Ef=(DTxV2/2)xCexCmxCsxCc
Ef/g(=9.8 m/det2) t.m 611.28514
Beban berthing tersebut nantinya akan diserap oleh system fender, dimana
energi yang diserap oleh fender tersebut harus memperhitungkan sudut arah datangnya
kapal (untuk kasus ini diambil sudut kedatangan kapal adalah 9o
. Dengan nilai sudut
kedatangan kapal tersebut, maka nilai energi yang diserap fender perlu dikoreksi
dengan nilai pembanding 0.85, sehingga besar energi berthing yang terserap fender
untuk masing-masing bobot design kapal adalah:
- Bobot kapal 10.000 DWT : Ef= 611.285/0.85 = 719.16 t.m
18
4.1.3 Beban Mooring
Energi mooring ini merupakan gabungan dari gaya-gaya yang disebabkan oleh
angin dan gelombang, dimana untuk perhitungan yang disebabkan oleh angin diberikan
oleh rumus sebagai berikut:
Fv = 0.473 VWind
2
Cs A (SPM, 1984)
Dimana:
Fv : Gaya angin (N)
Vwind : Kecepatan angin (m/sec)
Cs : Faktor bentuk = 1.3
A : Top Hamper Area (m2
)
: L x Free Board
Sedangkan gaya yang ditimbulkan oleh gelombang diberikan oleh rumus
sebagai berikut:
FH = ½  g A2
L sin2
 (SPM, 1984)
Dimana:
FH : Gaya gelombang (N)
 : Berat jenis air laut (t/m3
)
: 1023 kg/m3
g : Percepatan gravitasi (9.81 m/sec2
)
A : Amplitudo gelombang (m)
 : Sudut antara garis sumbu kapal terhadap arah datangnya gelombang
(deg)
L : Panjang kapal (m)
Dengan demikian, total beban mooring adalah:
Total Mooring Load = Gaya angin + Gaya gelombang
Bobot design kapal 10.000 DWT ini nantinya akan bersandar pada dermaga
utama yang memiliki panjang total 165 m dengan lebar 39.2 m. Karena panjang
dermaga utama tersebut cukup panjang, maka sistem struktur model dilatasi
direkomendasikan untuk digunakan. Struktur dilatasi ini memungkinkan struktur
dermaga terbagi dalam beberapa modul, dimana untuk kasus ini pembagian modul
panjang dermaga adalah 14@165 m dan 1@39.2 m. Untuk selanjutnya, analisis cukup
dilakukan terhadap 1 modul yang dapat dianggap merepresentasikan struktur dermaga
secara keseluruhan.
Tinjauan beban mooring terhadap struktur dermaga yang diwakili oleh modul
dengan dimensi 50 x 30 m dapat dilihat pada prosedur berikut:
19
Analisa Gaya Angin Terhadap Dermaga
Gambar 4.1 Gaya angin terhadap dermaga
Arah Dominan Utara
Kecepatan Max. 17 Knot 54,03
= 8,74 m/dt 27,77
Sudut datang angin (α) 45 ⁰
Tinggi gelombangrencana 0,82 m
Data Kapal
Jenis Kapal Bulkcarrier
DWT 10000 Ton
Panjang Kapal (LOA) 165 M
Draft (df) 12.6 M
Depth (D) 8.2 M
Lebar Kapal (B) 39.2 M
Data Dimensi Dermaga
Elevasi lantai dermaga Eld 7,5
Elevasi dasar laut Edl -20
Panjang Dermaga Ld 350 M
Lebar dermaga Bd 30 M
Jarak portal melintang Jt 7 M
Jarak portal melintang (tepi) Jts 7 M
Jarak portal memanjang Jj 7 M
Jumlah portal melintang np 47 Buah
Bollard Rw/arah angin
k
a
p
a
l
K
A
P
A
L
20
Tebal total plat dermaga Tp 0,5 M
Tebal lapisan aus/ aspal Ta 0,1 M
Tinggi balok memanjang Tb1 0,8 M
Lebar balok memanjang Lb1 0,5 M
Tinggi balok melintang Tb2 0,8 M
Lebar balok melintang Lb2 0,5 M
Panjang Poer tiang miring Pr 2,5 M
Lebar poer tiang Lr 1,5 M
Tebal poer tiang Tr 1 M
Persamaan Gaya Angin Terhadap Bidang Tegak Lurus Kapal
Gaya Angin terhadap bidang tegak lurus kapal pada keadaan kosong :
𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑
2
𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴
Dimana :
𝐴 = 3,017 𝑥𝐷𝑊𝑇0,510
= 3,017 𝑥2000000,510
= 1524,41 𝑚2
𝐶𝑠 = 1,325 − 0.05 cos2𝛼 − 0,35 cos4𝛼 − 0,175 cos 6𝛼
= 1,325 − 0.05 cos2(45) − 0,35 cos 4(45) − 0,175 cos 6(45)
= 1,38 𝑚2
Jadi Fv kosong adalah :
𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑
2
𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴
= 0,473 𝑥8,742
𝑥1,38 𝑥 1524,41
= 76219,32 𝑡𝑜𝑛
Gaya Angin terhadap bidang tegak lurus kapal pada keadaan penuh :
𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑
2
𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴
Dimana :
𝐴 = 3,017 𝑥𝐷𝑊𝑇0,490
= 2,763 𝑥2000000,490
= 1093,67 𝑚2
𝐶𝑠 = 1,325 − 0.05 cos2𝛼 − 0,35 cos4𝛼 − 0,175 cos 6𝛼
= 1,325 − 0.05 cos2(45) − 0,35 cos 4(45) − 0,175 cos 6(45)
= 1,38 𝑚2
Jadi Fv penuh adalah :
𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑
2
𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴
= 0,473 𝑥8,742
𝑥1,38 𝑥 1093,67
= 54682,71 𝑡𝑜𝑛
21
Bidang sentuh Kapal pada Fender
𝐼 =
1
4
𝐿𝑂𝐴
=
1
4
𝑥 315 = 78,75 𝑚
Jarak antar fender (If) : 7 m
Maka jumlah Fender penahannya adalah
𝑛𝑓𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 =
𝐼
𝐼𝑓
=
78,5
7
= 11
= 11 𝑏𝑢𝑎ℎ
Gaya yang diterima 1 fender pada waktu keadaan kosong
𝐹𝑣𝑒 =
𝐹𝑣
𝑛
=
76219
11
= 6929 𝑡𝑜𝑛
Gaya yang diterima 1 fender pada waktu keadaan penuh
𝐹𝑣𝑒 =
𝐹𝑣
𝑛
=
54682,71
11
= 4971,16 𝑡𝑜𝑛
Analisa Gaya Gelombang Terhadap Dermaga
Data Gelombang
Arah Dominan Utara
Amplitudo (A) 0,5 M
Sudut datang angin (α) 45 ⁰
Data Kapal
Jenis Kapal Bulkcarrier
DWT 200000 Ton
Panjang Kapal (LOA) 315 M
Full Draft (df) 19 M
Depth (D) 20 M
Lebar Kapal (B) 48,4 M
Kecepatan merapat kapal (v) 0,15 m/dt
FH = 0.5*ρ*g*A²*L sin α
22
ρ = Berat jenis air laut = 1025 kg/m³ = 1,025 ton/m³
g = gravitasi 9,81 m²/dt
FH = 0,5*0,00102*9,81*(0,5^2)*(315 sin 45)
FH = 336,89 ton
Perhitungan Fender
Tipe fender yang digunakan adalah Fender Gravitasi
Tinggi fender h = 1,5 m
Jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal : Log r = -0,113+0,44*Log(DWT)
Log r = -0,113+0,44*Log(200.000)
r = 165,7499 M
Jarak maksimum antar fender
L = 2*(r2
-(r-h)2
)0,5
= 2*(165,752
-(165,75-1,5)2
)0,5
= 44,49717 M
= 40 M
Bidang sentuh kapal pada Fender
1/4 LOA= 78,75 M
If (Jarak Fender) 20 M
Jumlah Fender penahan 3,9375 M ≈ 4 buah
Gaya yang diterima 1 fender 84,224 Ton
Dengan demikian beban mooring pada dermaga untuk design bobot kapal
20.000 DWT adalah sebesar: Fm = Fve + FH
= 4971,16 + 336,89
= 7013,25 Ton
4.1.4 Beban Bollard
Gaya tarik bollard merupakan kombinasi dari total gaya angin dan gaya
gelombang, dan diambil yang terbesar dari kondisi penuh atau kosong.Gaya bollard
untuk masing-masing design bobot kapal diberikan sebagai berikut:
Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal penuh
Gaya Angin 4971,16 Ton
Gaya Arus 84,22 Ton
Total 5055,38 Ton
Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal kosong
Gaya Angin 6929,03 Ton
Gaya Arus 84,224 Ton
Total 7013,25 Ton
Maka Beban Bollard rencana yang digunakan adalah 7013,25 ton
23
4.1.5 Beban Gempa
Berdasarkan Peraturan Perencanan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
dan mengacu ke SNI 1726-1989, lokasi Pelabuhan Linau terletak di wilayah gempa 1
(seperti pada gambar di bawah).
Gambar 4.2 Pembagian wilayah gempa di Indonesia
Besarnya beban gempa berdasarkan SNI tersebut ditentukan oleh persamaan berikut:
Wt
R
I
C
FE .
.
1
=
Dimana:
FE = Besar beban gempa
C1 = Nilai faktor respon gempa
I = Faktor keutamaan struktur
R = Faktor reduksi gempa
Wt = Berat total struktur
16o
14
o
12
o
10
o
8
o
6
o
4
o
2o
0
o
2
o
4
o
6
o
8
o
10o
16o
14
o
12
o
10
o
8
o
6
o
4
o
2o
0
o
2
o
4
o
6
o
8
o
10o
94
o
96
o
98
o
100
o
102
o
104
o
106
o
108
o
110
o
112
o
114
o
116
o
118
o
120
o
122
o
124
o
126
o
128
o
130
o
132
o
134
o
136
o
138
o
140
o
94
o
96
o
98
o
100
o
102
o
104
o
106
o
108
o
110
o
112
o
114
o
116
o
118
o
120
o
122
o
124
o
126
o
128
o
130
o
132
o
134
o
136
o
138
o
140
o
Banda Aceh
Padang
Bengkulu
Jambi
Palangkaraya
Samarinda
Banjarmasin
Palembang
Bandarlampung
Jakarta
Sukabumi
Bandung
Garut Semarang
Tasikmalaya Solo
Blitar Malang
Banyuwangi
Denpasar Mataram
Kupang
Surabaya
Jogjakarta
Cilacap
Makasar
Kendari
Palu
Tual
Sorong
Ambon
Manokwari
Merauke
Biak
Jayapura
Ternate
Manado
Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun
Pekanbaru
: 0,03 g
: 0,10 g
: 0,15 g
: 0,20 g
: 0,25 g
: 0,30 g
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
1
1
1
2
2
3
3
4
4
5
6
5
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
6
6
6
4
2
5
3
6
0 80
Kilometer
200 400
24
Analisa Koefisien
Gempa
Koef.Gempa, V = C1*(I/R)
Lokasi Tanjung Linau, Sumatra Barat
Zona 6
Faktor Keutamaan Struktur I = 1,4
Nilai Faktor Respon Gempa C1 = 0,3
Faktor Reduksi Gempa R = 8,25
Koefisien gempa (500 th) V = 0,051
Data Dimensi Dermaga
Elevasi lantai dermaga Eld = 7,5
Elevasi dasar laut Edl = -20
Panjang Dermaga Ld = 350 M
Lebar dermaga Bd = 30 M
Jumlah portal memanjang Jpp = 4 Buah
Jumlah portal melintang Jpl = 47 Buah
Jarak portal melintang Jt = 7 M
Jarak portal melintang (tepi) Jts = 7 M
Jarak portal memanjang Jj = 7 M
Jarak oversrtek portal melintang Jol 1 M
Jarak overstek portal memanjang Jop = 1 M
Tebal total plat dermaga Tp = 0,5 M
Tebal lapisan aus/ aspal Ta = 0,1 M
Tinggi balok memanjang Tb1 = 0,8 M
Lebar balok memanjang Lb1 = 0,5 M
Tinggi balok melintang Tb2 = 0,8 M
Lebar balok melintang Lb2 = 0,5 M
Panjang Poer tiang miring Pm = 2,5 M
Panjang Poer tiang tegak Pt = 2,5 M
Lebar poer tiang Lr = 1,5 M
Tinggi poer tiang Tr = 1 M
Tinggi poer tiang depan Td = 1 M
Tinggi plat Fender Tf = 2,5 M
Lebar plat Fender Lf = 1,5 M
Tebal plat Fender Bf = 0,5 M
25
Beban Hidup Merata Q = 72 t/m³
Berat isi aspal γas 2,5 t/m³
Berat isi Beton γbt 2,4 t/m³
Beban Hidup Merata 100% Wh = 72 t/m³
Perhitungan Berat Sendiri Dan Beban Hidup Merata
Berat Sendiri Lapisan Aus
𝑊𝑙𝑎 = 𝐿𝑑𝑥𝐵𝑑𝑥𝑇𝑎𝑥𝛾𝑎𝑠
= 350 𝑥 30 𝑥 0,1 𝑥 2,5
= 13125 𝑡𝑜𝑛
Berat sendiri Lantai Dermaga
𝑊𝑙𝑑 = 𝐿𝑑𝑥𝐵𝑑𝑥𝑇𝑝𝑥𝛾𝑏𝑡
= 350 𝑥 30 𝑥 0,5 𝑥 2,4
= 12600 𝑡𝑜𝑛
Berat Sendiri Balok Memanjang :
𝑊𝑏𝑝 = 𝐿𝑑𝑥𝐽𝑝𝑝𝑥𝑇𝑏𝑥𝐿𝑏𝑥𝛾𝑏𝑡
= 350 𝑥 4 𝑥 0,8 𝑥 0,5 𝑥 2,4
= 1344 𝑡𝑜𝑛
Berat Sendiri Balok Memanjang :
𝑊𝑏𝑙 = 𝐿𝑑𝑥𝐽𝑝𝑙𝑥𝑇𝑏𝑥𝐿𝑏𝑥𝛾𝑏𝑡
= 350 𝑥 47 𝑥 0,8 𝑥 0,5 𝑥 2,4
= 15792 𝑡𝑜𝑛
Berat Sendiri poer tiang tegak :
𝑊𝑝𝑡 = 𝐽𝑝𝑝𝑥𝐽𝑝𝑙𝑥𝑃𝑡𝑥𝐿𝑟𝑥𝑇𝑟𝑥𝛾𝑏𝑡
= 4 𝑥 47 𝑥 2,5 𝑥 1,5 𝑥 1 𝑥 2,4
= 1692 𝑡𝑜𝑛
Total beban mati
𝑊𝑚 = 𝑊𝑙𝑎 + 𝑊𝑙𝑑 + 𝑊𝑏𝑝 + 𝑊𝑏𝑙 + 𝑊𝑝𝑡
= 13125 + 12600 + 1344 + 15792 + 1692
= 44553 𝑡𝑜𝑛
Beban hidup Merata 50%
𝑊ℎ𝑚 = 𝐿𝑑𝑥𝐵𝑑𝑥 50 % 𝑥 1,5
= 350𝑥30𝑥50%𝑥1,5
= 7875 𝑡𝑜𝑛
Total Beban Vertikal
26
𝑊𝑣 = 𝑊𝑚 + 𝑊ℎ𝑚
= 44553 + 7875
= 52428 𝑡𝑜𝑛
Koefisien Gempa 500th
(𝛼𝑔) = 0,051
Gaya gempa 500th
𝐻𝑔 = 𝛼𝑔𝑥𝑊𝑣
= 0,051 𝑥 52428
= 2669,06 𝑡𝑜𝑛
Sehingga
FE – x = 0,75 x Hg = 0,75 x 2669,06 = 2001,80 ton
FE – y = 0,25 x Hg = 0,25 x 2669,06 = 667,25 ton
4.1.6 Beban Angin
Beban angin merupakan salah satu beban akibat kondisi lingkungan (faktor
alam). Gaya yang ditimbulkan oleh tekanan angin ini diberikan oleh persamaan berikut:
2
16
1
wind
wind V
P = ≥ 40kg/m2
(SPM, 1984)
Dimana:
Pwind : Tekanan angin
Vwind : Kecepatan angin
Untuk criteria design ini, kecepatan angin maksimum dari hasil analisis adalah sebesar
8.74 m/det, sehingga besarnya beban angin untuk struktur dermaga ini adalah:
2
2
2
/
77155
,
4
74
,
8
16
1
16
1
m
ton
x
V
P wind
wind =
=
=
2
/
9289
,
11
5
,
2
77155
,
4 m
ton
x
xTf
P
F wind
wind =
=
=
4.1.7 Beban Arus
Beban arus juga merupakan salah satu beban akibat kondisi lingkungan (faktor
alam), dimana gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut:
Pc = c.A.Vc2
Dimana:
Pc : gaya yang bekerja pada struktur
c : koefisien (0.85 – 1.0 kN.det2
/m4
)
A : luas area struktur di bawah muka air laut yang terkena gaya arus
27
Vc : kecepatan arus (m/det)
Illustrasi pembebanan gaya arus adalah seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.3 Ilustrasi pembebanan gaya arus
Dengan demikian, besar beban arus yang bekerja pada struktur tiang pancang dermaga
adalah sebagai berikut:
Data struktur
Diameter struktur D = 2,5 m
Tinggi Struktur h= 28 m
Koefisien C= 0,9 kN.det²/m⁴
Luas Area struktur A= 58,93 m²
Kecepatan Arus Vc= 0,2 m/det
Pc = c.A.Vc2
= 2,12 kN/m
= 0,21 ton/m
4.1.8 Beban Gelombang
Beban gelombang juga merupakan salah satu beban yang ditimbulkan oleh
kondisi lingkungan (faktor alam). Gaya yang ditimbulkan oleh adanya gelombang
dihitung berdasarkan formula Morison seperti yang tertuang dalam SPM 1984. Formula
Morison untuk menghitung besarnya gaya gelombang ini diberikan seperti di bawah
ini:
28
Dengan demikian, perhitungan besarnya beban gelombang yang bekerja pada tiang
pancang struktur dermaga diberikan pada prosedur berikut ini:
Data
Tinggi gelombang
rencana h = 3,37 M
Desain periode gelombang T = 10 detik
Kondisi non breaking
Kedalaman air 28 M
Berat jenis air laut 1,025 ton/m³
Data Tiang Pancang
Diameter 2,5 M
Tebal 0,15 M
29
Perhitungan Panjang Gelombang
L0 = (g/2)T2
L0 = (9,81/2)*102
156,0682 M
d/L0 = 19/156,098 = 0,121742
maka, panjang gelombang
L = (gT2
/2) tanh (2d/L0)
L = ((9,81*102
)/(2))tanh((2*19)/156,068)
L =100,5312 m
Kontrol
D/L 0,5
2,5/100,531  0,5 → 0,01602  0,05 ok!!
Perhitungan Cd dan Cm
Umax = 0,16
Re = 78914
Cm = 1,4251
Cd dicari dari grafik yang berdasarkan pada bilangan Reynolds
Cd = 1,23
Perhitungan energi pada tiang pancang
k = 2/L = 2/100,531 = 0,062525 rad/m
 = 2/T = 2/10 = 0,628571 2
= 0,395102
a = H/2 = 3,37/2 = 1,685
 = acos(kx-t) = 1,6761 (kx-t) = -6,18036
E = *g*H2
*L/8 = 1435,038 ton-m/s2
Persamaan gaya gelombang
u/t= 3,2368
Fi = *Cm*(*D2/4)*(u/t) 23,1970 ton
Fd = 0,5*Cb**D*u*|u|dz = 1,0025 ton
F = Fi + Fd = 24,1995 ton
4.1.9 Analisis Bollard
Dari analisis besarnya beban bollard sebelumnya telah didapatkan nilai gaya
bollard yang bekerja pada dermaga dengan bobot kapal design sebesar 200.000 DWT
adalah sebagai berikut:
Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal penuh
Gaya Angin 4971,16 ton
Gaya Arus 84,22 ton
Total 5055,38 ton
30
Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal kosong
Gaya Angin 6929,03 ton
Gaya Arus 84,224 ton
Total 7013,25 ton
Maka Beban Bollard rencana yang digunakan adalah 7013,25 ton
Dengan demikian kondisi kapal kosong yang paling berpengaruh dalam design bollard
ini. Model bollard yang didesign diberikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.14 Model Bollard
Dengan mengambil sudut kemiringan terhadap dek kapal () sebesar 300, maka
prosedur design bollard ini adalah sebagai berikut:
50 50
P Sin 
P Cos 
H

Dimensi Bollard
Diameter Bollard (D(bld)) : 60.00 cm
Diameter plat landasan (D(plt)) : 100.00 cm
Tinggi Bollard (h(bld)) : 60.00 cm
31
Gaya-gaya yang bekerja
Gaya P : 12.11 ton
Gaya horisontal = P cos  = Ph : 10.49 ton
(Gaya geser pada plat landas)
Gaya vertikal = P sin  = Pv : 6.06 ton
(Gaya cabut pada plat landas)
Mplt = Ph x h + Pv x D : 9.93 ton-m
(Momen pada plat landas)
Perhitungan plat landasan
Mutu Baja : St 37
Tebal plat landas : 12.00 mm
Teg. Dasar (TD) : 3,000.00 kg/cm2
Teg . geser ijin = (Tgs) = 0,58 . TD : 1,740.00 kg/cm2
Teg . tumpu ijin = (Ttp) = 1,5. TD : 4,500.00 kg/cm2
Penentuan jumlah anker
Diameter angker 1 1/4" : 32.00 mm
Jumlah dipasang : 8.00 baut
Kontrol Tegangan yang bekerja pada satu baut
1. Akibat gaya geser (Ph)
Phb : 1,311.47 kg/baut Ph/n
2. Akibat gaya cabut (Pv)
Pvb : 757.18 kg/baut Pv/n
50 50
x2
x1
x3
x4
32
4.1.10 Analisis Pile Head
Dimensi pile head diambil sebesar 120 x 120 x 80 cm3
. Luas bidang
pembebanan untuk satu pile head diillustrasikan oleh gambar di bawah ini:
Gambar 4.15 Ilustrasi pembebanan pada pile head
Beban pada pile head :
Beban mati
Berat balok melintang:
Nbp = 0.4 x (0.7 - 0.27) x 8 x 2.4 = 3.07 ton
3. Akibat gaya momen (Mplt) (ditinjau baut paling sisi)
(Mplt x xi)/Sigma xi2
:
Mplt : 992,949.00 kg-cm
x1 (1 baut) : 88.00 cm
x2 (2 baut) : 75.11 cm
x3 (2 baut) 44.00 cm
x4 (2 baut) : 12.89 cm
Sxi2
S(x12
+x22
+x32
+x42
) : 23,232.00 cm2
Mpl . x1 (x1 = baut paling sisi) : 87,379,512.41 kg-cm2
Pmpl :
Mpl.x1/Sxi2
: 3,761.17 kg/baut
A(baut) = 0,9.A (drat) : 7.23 cm2
Tgs(ada) (akibat Ph) = Phb/A(baut) : 181.28 kg/cm2
< Tgs … OK!
Ttp(ada) + Tmplt (ada) (akibat Pv dan M) : 624.55 kg/cm2
< Ttp … OK!
(Pvb+P)/A(baut)
Tideal = (T(ada)
2
+3Tgs(ada)
2
)0,5
: 699.03 kg/cm2
< 1,5.TD … OK!
t tiang bollard = 1,2 cm
t plat landasan = 1,2 cm
Tg
Tn V
Mplt
t las = 1.20 cm
Pv
Ph
4
4
7.50
33
Berat balok memanjang :
Nbl = 0.5 x (0.8 - 0.27) x 3.5 x 2.4 = 2.10 ton
Berat sendiri pile head : = 0.99 ton
Berat plat:
Npb = 8 x 3.5 x 0.27 x 2.4 = 18.14 ton
Total NDL = 24.30 ton
Beban hidup
Beban merata:
NLL = 3.5 x 8 x 3 = 84 ton
Maksimum beban yang bekerja pada 1 pile head adalah:
Nu = (1.15 x 24.3) + (1 x 84) = 111,95 ton/
Kontrol Punching Shear:
Punching control:
Untuk area dari tiang pancang:
Vmax = 111,95 ton
= 1,119 MN
Luas kritis : D = (0.55) + 0.5 = 1,05 m
Perimeter =  x D = 3,299 m
Luas geser (Ash) = perimeter x d = 3,299 x 0.5 = 1,649 m2
120
80
34
Gaya geser (Vu) =
678
.
0
649
.
1
119
.
1
max
=
=
Ash
V
MPa
Gaya geser izin (Vall) =
913
.
0
6
30
6
.
=
=
c
f
Kontrol : Vall > Vu …. OK!
Resume Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Struktur Dermaga
No. Jenis Gaya
Gaya Yang Terjadi
Pada Tiang (ton)
1 Berat sendiri dermaga 44,563.00
2 Gaya berthing 719.16
3 Gaya arus pada dermaga 336.89
4 Gaya arus pada pondasi 0.21
5 Beban mooring 7,013.25
6 Gaya Bollard 7,013.25
7 Gaya gempa arah X 2,001.80
8 Gaya gempa arah Y 667.27
9 Gaya angin 11.93
10 Gaya gelombang 24.20
35
Perhitungan Tiang Pancang Baja
Gaya yang bekerja pada 1
tiang
Berat sendiri dermaga = 44563 Ton 237,04 ton
Gaya Berthing = 719,16 Tm 3,83 ton
Gaya arus pada dermaga = 336,89 Ton 1,79 ton
Gaya arus pada pondasi = 0,21 t/m 5,94 ton
Beban Mooring = 7013,25 Ton 37,30 ton
Gaya Bollard = 7013,25 Ton 37,30 ton
Gaya gempa arah x = 2001,80 Ton 10,65 ton
Gaya gempa arah y = 667,27 Ton 3,55 ton
Gaya angin = 11,93 t/m 44,42 ton
Gaya gelombang = 24,20 Ton 0,13 ton
Diameter luar pondasi D = 2,5 m
Diameter dalam pondasi d = 2,35 m
Tinggi pondasi h = 58 m
Tebal pondasi t = 0,15 m
Luas Area struktur A = 0,57 m²
Momen Inersia I = 0,42 m4
Momen tahanan W = 0,17 m3
Gaya Normal N = 237,04 ton
Gaya Lentur M = 101435,80 ton-m
Tegangan pada pondasi baja
 = -(N/A)+(M/W) = -(237,04/0,57)+(101.435,80/0,17)
= 19872,47 ton/m2
= 1987,247 kg/cm2
< 1867 kg/cm2
...OK

More Related Content

What's hot

Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
tanchul
 
Bahan ajar 11 2017
Bahan ajar 11  2017Bahan ajar 11  2017
Bahan ajar 11 2017
Marfizal Marfizal
 
Rangkuman IPA SMP Materi UN
Rangkuman IPA SMP Materi UNRangkuman IPA SMP Materi UN
Rangkuman IPA SMP Materi UN
Firda Fitri Annisa
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
alpian nur
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
bumi lohita
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Ihsan Rabbani
 
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanSlide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanFaisal Purnawarman
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan truss
Mughny Halim
 
4 195-suryo-adji-engine propeller matching
4 195-suryo-adji-engine propeller matching4 195-suryo-adji-engine propeller matching
4 195-suryo-adji-engine propeller matching
Jojo Han
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
pratamadika3
 
Teori pascatarik
Teori pascatarikTeori pascatarik
Teori pascatarik
ssuser3ce389
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gable
Afret Nobel
 
01.desain stvg
01.desain stvg01.desain stvg
01.desain stvg
Firmansyah Kusasi
 
Rumus rumus fisika-smp
Rumus rumus fisika-smpRumus rumus fisika-smp
Rumus rumus fisika-smp
Operator Warnet Vast Raha
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniiky
 
Perhitungan dinding penahan tanah
Perhitungan dinding penahan tanahPerhitungan dinding penahan tanah
Perhitungan dinding penahan tanah
Kontraktor Bangunan
 

What's hot (18)

Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang TunggalBab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Bahan ajar 11 2017
Bahan ajar 11  2017Bahan ajar 11  2017
Bahan ajar 11 2017
 
Rangkuman IPA SMP Materi UN
Rangkuman IPA SMP Materi UNRangkuman IPA SMP Materi UN
Rangkuman IPA SMP Materi UN
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1
 
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanSlide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan truss
 
4 195-suryo-adji-engine propeller matching
4 195-suryo-adji-engine propeller matching4 195-suryo-adji-engine propeller matching
4 195-suryo-adji-engine propeller matching
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Teori pascatarik
Teori pascatarikTeori pascatarik
Teori pascatarik
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gable
 
01.desain stvg
01.desain stvg01.desain stvg
01.desain stvg
 
Rumus rumus fisika-smp
Rumus rumus fisika-smpRumus rumus fisika-smp
Rumus rumus fisika-smp
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murni
 
Perhitungan dinding penahan tanah
Perhitungan dinding penahan tanahPerhitungan dinding penahan tanah
Perhitungan dinding penahan tanah
 

Similar to Bab iv tugas pelabuhan

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
tanchul
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Debora Elluisa Manurung
 
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptxPelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Sabrina348148
 
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
MuhammadAzkaBintangA
 
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk Suhardjito
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
NitaMewaKameliaSiman
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Selly Riansyah
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Yogga Haw
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
Khairul Fadli
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
eidhy setiawan eidhy Edy
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
Cut Nawalul Azka
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
Devian Tri Andriana
 
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
supri yatna
 
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
lina meliana
 
Tugas merancang kapal ii lambung timbul
Tugas merancang kapal ii    lambung timbulTugas merancang kapal ii    lambung timbul
Tugas merancang kapal ii lambung timbul
Yogga Haw
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-baja
asroel1995
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
Sari Baiti Syamsul
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
janahsiti
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
Joko Tole
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
dodi rahmawan
 

Similar to Bab iv tugas pelabuhan (20)

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptxPelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
 
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
 
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umum
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
 
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
 
Tugas merancang kapal ii lambung timbul
Tugas merancang kapal ii    lambung timbulTugas merancang kapal ii    lambung timbul
Tugas merancang kapal ii lambung timbul
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-baja
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 

Bab iv tugas pelabuhan

  • 1. 15 BAB IV DISAIN STRUKTUR Sistem struktur dermaga ini pada pelabuhan Cilegon ini nantinya direncanakan dengan menggunakan system dilatasi, dan menggunakan struktur tiang pancang sebagai pondasinya. Dermaga ini didesign untuk melayani kapal dengan bobot maksimum 10.000 DWT untuk kapal penumpang. Dalam bahasan bab ini, analisis perhitungan design Pelabuhan Cilegon akan terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu perhitungan input beban pada struktur serta analisis kekuatan struktur Pelabuhan itu sendiri. Dalam perhitungan input beban ini, analisis akan menguraikan nilai-nilai beban dengan mengikuti seperti apa yang telah dijelaskan di bagian kriteria design pada bab sebelumnya, sedangkan pada analisis struktur akan diuraikan terhadap analisis struktur atas (yang mencakup analisis plat lantai, balok, bollard dan pile head) dan analisis struktur bawah (yang meliputi analisis daya dukung tiang pancang pondasi dermaga dan trestle). 4.1 Analisis Input Pembebanan Struktur Dermaga Dalam bahasan analisis input pembebanan struktur dermaga di pelabuhan Cilegon ini, akan ditinjau gaya-gaya yang bekerja pada struktur yang meliputi sebagai berikut: - Beban Hidup - Beban Berthing - Beban Mooring - Beban Bollard - Beban Gempa - Beban Angin - Beban Arus - Beban Gelombang 4.1.1 Beban Hidup Beban hidup yang diperhitungkan sebagai input pada analisis struktur di Pelabuhan Cilegon ini terdiri dari beban hidup merata, beban hidup kendaraan truk dan beban hidup crane. a. Beban hidup merata Beban hidup merata pada analisis struktur dermaga ini diambil sebesar 3 t/m2 untuk struktur dermaga (jetty) serta 2 t/m2 untuk struktur trestle. b. Beban Hidup Kendaraan Truk Beban hidup kendaraan truk diambil dengan tipe beban roda truk T-20, dimana kombinasi pembebanan roda truk tersebut diberikan seperti gambar di bawah ini:
  • 2. 16 5 t 5 t 2 t 2.5 m 5 t 5 t 2 t 1,3 m 5,7 m c. Beban Hidup Crane Untuk beban crane ini, diambil beban crane dengan kapasitas 200 ton pada kondisi normal dan 240 ton pada saat operasional. Dengan panjang telapak crawler sepanjang 7 m dan lebar 1 m, maka beban crane ini akan didistribusikan sebagai beban merata pada balok dengan besar beban sebesar 17.1 t/m. 4.1.2 Beban Berthing Beban berthing merupakan beban yang diakibatkan oleh energi tumbukan kapal pada saat kapal tersebut merapat ke dermaga. Dalam kriteria design sebelumnya telah diberikan formula untuk menentukan besarnya energi tumbukan kapal ini adalah sebagai berikut: Ef = g DTxV 2 2 x Ce x Cm x Cs x Cc Dimana : Ef = energi tumbukan kapal (ton.m) DT = diplacement tonnage kapal (ton) V = kecepatan sandar (m/dt) g = percepatan gravitasi (9,8 m/det2 ) Ce = eccentricity factor (untuk dermaga Ce = 0.5) Cm = virtual mass factor Cs = softness factor = 1,0 Cc = berth configuration factor = 1,0 (struktur tiang terbuka) • Displacement Tonnage dari kapal kargo yang sandar dihitung dengan formula → Log (DT) = 0.5550 + 0.899·Log (DWT) • Virtual Mass Factor Cm = 1 +   x CbxB d Dimana : Cb = blok koefisien ( = Ws/LppxBxdxWo))
  • 3. 17 d = maksimum draft kapal (m) B = lebar kapal (m) Lpp = panjang perpendicular kapal (m) Wo = berat jenis air laut = 1,03 t/m3 . Sesuai dengan formula tersebut di atas, maka besarnya beban berthing untuk setiap bobot kapal design diberikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Beban Berthing Items Unit Bulk Carrier 10.000 DWT DWT ton 200 Displacement Tonnage ton 420.36444 LOA m 165 Lpp m 165 Width m 48.4 Moulded Depth m Light Weight Draft m Full Loaded Draft m 19 DT/Displacement Tonnage (standard) ton 420.36444 Displacement Volume m3 Ce=1/(1+(l/r)2) (l=r) 0.5 Cm=1+(π/2) x (d/CbxB) 1.4250954 Cb=DT/(LppxBxd) 1.4511638 Cs(=1.0) 1 Cc(=1.0) 1 V Berthing Velocity m/s 0.2 Berthing Energy kN.m 239.62377 Ef=(DTxV2/2)xCexCmxCsxCc Ef/g(=9.8 m/det2) t.m 611.28514 Beban berthing tersebut nantinya akan diserap oleh system fender, dimana energi yang diserap oleh fender tersebut harus memperhitungkan sudut arah datangnya kapal (untuk kasus ini diambil sudut kedatangan kapal adalah 9o . Dengan nilai sudut kedatangan kapal tersebut, maka nilai energi yang diserap fender perlu dikoreksi dengan nilai pembanding 0.85, sehingga besar energi berthing yang terserap fender untuk masing-masing bobot design kapal adalah: - Bobot kapal 10.000 DWT : Ef= 611.285/0.85 = 719.16 t.m
  • 4. 18 4.1.3 Beban Mooring Energi mooring ini merupakan gabungan dari gaya-gaya yang disebabkan oleh angin dan gelombang, dimana untuk perhitungan yang disebabkan oleh angin diberikan oleh rumus sebagai berikut: Fv = 0.473 VWind 2 Cs A (SPM, 1984) Dimana: Fv : Gaya angin (N) Vwind : Kecepatan angin (m/sec) Cs : Faktor bentuk = 1.3 A : Top Hamper Area (m2 ) : L x Free Board Sedangkan gaya yang ditimbulkan oleh gelombang diberikan oleh rumus sebagai berikut: FH = ½  g A2 L sin2  (SPM, 1984) Dimana: FH : Gaya gelombang (N)  : Berat jenis air laut (t/m3 ) : 1023 kg/m3 g : Percepatan gravitasi (9.81 m/sec2 ) A : Amplitudo gelombang (m)  : Sudut antara garis sumbu kapal terhadap arah datangnya gelombang (deg) L : Panjang kapal (m) Dengan demikian, total beban mooring adalah: Total Mooring Load = Gaya angin + Gaya gelombang Bobot design kapal 10.000 DWT ini nantinya akan bersandar pada dermaga utama yang memiliki panjang total 165 m dengan lebar 39.2 m. Karena panjang dermaga utama tersebut cukup panjang, maka sistem struktur model dilatasi direkomendasikan untuk digunakan. Struktur dilatasi ini memungkinkan struktur dermaga terbagi dalam beberapa modul, dimana untuk kasus ini pembagian modul panjang dermaga adalah 14@165 m dan 1@39.2 m. Untuk selanjutnya, analisis cukup dilakukan terhadap 1 modul yang dapat dianggap merepresentasikan struktur dermaga secara keseluruhan. Tinjauan beban mooring terhadap struktur dermaga yang diwakili oleh modul dengan dimensi 50 x 30 m dapat dilihat pada prosedur berikut:
  • 5. 19 Analisa Gaya Angin Terhadap Dermaga Gambar 4.1 Gaya angin terhadap dermaga Arah Dominan Utara Kecepatan Max. 17 Knot 54,03 = 8,74 m/dt 27,77 Sudut datang angin (α) 45 ⁰ Tinggi gelombangrencana 0,82 m Data Kapal Jenis Kapal Bulkcarrier DWT 10000 Ton Panjang Kapal (LOA) 165 M Draft (df) 12.6 M Depth (D) 8.2 M Lebar Kapal (B) 39.2 M Data Dimensi Dermaga Elevasi lantai dermaga Eld 7,5 Elevasi dasar laut Edl -20 Panjang Dermaga Ld 350 M Lebar dermaga Bd 30 M Jarak portal melintang Jt 7 M Jarak portal melintang (tepi) Jts 7 M Jarak portal memanjang Jj 7 M Jumlah portal melintang np 47 Buah Bollard Rw/arah angin k a p a l K A P A L
  • 6. 20 Tebal total plat dermaga Tp 0,5 M Tebal lapisan aus/ aspal Ta 0,1 M Tinggi balok memanjang Tb1 0,8 M Lebar balok memanjang Lb1 0,5 M Tinggi balok melintang Tb2 0,8 M Lebar balok melintang Lb2 0,5 M Panjang Poer tiang miring Pr 2,5 M Lebar poer tiang Lr 1,5 M Tebal poer tiang Tr 1 M Persamaan Gaya Angin Terhadap Bidang Tegak Lurus Kapal Gaya Angin terhadap bidang tegak lurus kapal pada keadaan kosong : 𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑 2 𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴 Dimana : 𝐴 = 3,017 𝑥𝐷𝑊𝑇0,510 = 3,017 𝑥2000000,510 = 1524,41 𝑚2 𝐶𝑠 = 1,325 − 0.05 cos2𝛼 − 0,35 cos4𝛼 − 0,175 cos 6𝛼 = 1,325 − 0.05 cos2(45) − 0,35 cos 4(45) − 0,175 cos 6(45) = 1,38 𝑚2 Jadi Fv kosong adalah : 𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑 2 𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴 = 0,473 𝑥8,742 𝑥1,38 𝑥 1524,41 = 76219,32 𝑡𝑜𝑛 Gaya Angin terhadap bidang tegak lurus kapal pada keadaan penuh : 𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑 2 𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴 Dimana : 𝐴 = 3,017 𝑥𝐷𝑊𝑇0,490 = 2,763 𝑥2000000,490 = 1093,67 𝑚2 𝐶𝑠 = 1,325 − 0.05 cos2𝛼 − 0,35 cos4𝛼 − 0,175 cos 6𝛼 = 1,325 − 0.05 cos2(45) − 0,35 cos 4(45) − 0,175 cos 6(45) = 1,38 𝑚2 Jadi Fv penuh adalah : 𝐹𝑣 = 0,473 𝑥𝑉𝑤𝑖𝑛𝑑 2 𝑥𝐶𝑠𝑥𝐴 = 0,473 𝑥8,742 𝑥1,38 𝑥 1093,67 = 54682,71 𝑡𝑜𝑛
  • 7. 21 Bidang sentuh Kapal pada Fender 𝐼 = 1 4 𝐿𝑂𝐴 = 1 4 𝑥 315 = 78,75 𝑚 Jarak antar fender (If) : 7 m Maka jumlah Fender penahannya adalah 𝑛𝑓𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝐼 𝐼𝑓 = 78,5 7 = 11 = 11 𝑏𝑢𝑎ℎ Gaya yang diterima 1 fender pada waktu keadaan kosong 𝐹𝑣𝑒 = 𝐹𝑣 𝑛 = 76219 11 = 6929 𝑡𝑜𝑛 Gaya yang diterima 1 fender pada waktu keadaan penuh 𝐹𝑣𝑒 = 𝐹𝑣 𝑛 = 54682,71 11 = 4971,16 𝑡𝑜𝑛 Analisa Gaya Gelombang Terhadap Dermaga Data Gelombang Arah Dominan Utara Amplitudo (A) 0,5 M Sudut datang angin (α) 45 ⁰ Data Kapal Jenis Kapal Bulkcarrier DWT 200000 Ton Panjang Kapal (LOA) 315 M Full Draft (df) 19 M Depth (D) 20 M Lebar Kapal (B) 48,4 M Kecepatan merapat kapal (v) 0,15 m/dt FH = 0.5*ρ*g*A²*L sin α
  • 8. 22 ρ = Berat jenis air laut = 1025 kg/m³ = 1,025 ton/m³ g = gravitasi 9,81 m²/dt FH = 0,5*0,00102*9,81*(0,5^2)*(315 sin 45) FH = 336,89 ton Perhitungan Fender Tipe fender yang digunakan adalah Fender Gravitasi Tinggi fender h = 1,5 m Jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal : Log r = -0,113+0,44*Log(DWT) Log r = -0,113+0,44*Log(200.000) r = 165,7499 M Jarak maksimum antar fender L = 2*(r2 -(r-h)2 )0,5 = 2*(165,752 -(165,75-1,5)2 )0,5 = 44,49717 M = 40 M Bidang sentuh kapal pada Fender 1/4 LOA= 78,75 M If (Jarak Fender) 20 M Jumlah Fender penahan 3,9375 M ≈ 4 buah Gaya yang diterima 1 fender 84,224 Ton Dengan demikian beban mooring pada dermaga untuk design bobot kapal 20.000 DWT adalah sebesar: Fm = Fve + FH = 4971,16 + 336,89 = 7013,25 Ton 4.1.4 Beban Bollard Gaya tarik bollard merupakan kombinasi dari total gaya angin dan gaya gelombang, dan diambil yang terbesar dari kondisi penuh atau kosong.Gaya bollard untuk masing-masing design bobot kapal diberikan sebagai berikut: Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal penuh Gaya Angin 4971,16 Ton Gaya Arus 84,22 Ton Total 5055,38 Ton Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal kosong Gaya Angin 6929,03 Ton Gaya Arus 84,224 Ton Total 7013,25 Ton Maka Beban Bollard rencana yang digunakan adalah 7013,25 ton
  • 9. 23 4.1.5 Beban Gempa Berdasarkan Peraturan Perencanan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 dan mengacu ke SNI 1726-1989, lokasi Pelabuhan Linau terletak di wilayah gempa 1 (seperti pada gambar di bawah). Gambar 4.2 Pembagian wilayah gempa di Indonesia Besarnya beban gempa berdasarkan SNI tersebut ditentukan oleh persamaan berikut: Wt R I C FE . . 1 = Dimana: FE = Besar beban gempa C1 = Nilai faktor respon gempa I = Faktor keutamaan struktur R = Faktor reduksi gempa Wt = Berat total struktur 16o 14 o 12 o 10 o 8 o 6 o 4 o 2o 0 o 2 o 4 o 6 o 8 o 10o 16o 14 o 12 o 10 o 8 o 6 o 4 o 2o 0 o 2 o 4 o 6 o 8 o 10o 94 o 96 o 98 o 100 o 102 o 104 o 106 o 108 o 110 o 112 o 114 o 116 o 118 o 120 o 122 o 124 o 126 o 128 o 130 o 132 o 134 o 136 o 138 o 140 o 94 o 96 o 98 o 100 o 102 o 104 o 106 o 108 o 110 o 112 o 114 o 116 o 118 o 120 o 122 o 124 o 126 o 128 o 130 o 132 o 134 o 136 o 138 o 140 o Banda Aceh Padang Bengkulu Jambi Palangkaraya Samarinda Banjarmasin Palembang Bandarlampung Jakarta Sukabumi Bandung Garut Semarang Tasikmalaya Solo Blitar Malang Banyuwangi Denpasar Mataram Kupang Surabaya Jogjakarta Cilacap Makasar Kendari Palu Tual Sorong Ambon Manokwari Merauke Biak Jayapura Ternate Manado Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun Pekanbaru : 0,03 g : 0,10 g : 0,15 g : 0,20 g : 0,25 g : 0,30 g Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah 1 1 1 2 2 3 3 4 4 5 6 5 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 4 2 5 3 6 0 80 Kilometer 200 400
  • 10. 24 Analisa Koefisien Gempa Koef.Gempa, V = C1*(I/R) Lokasi Tanjung Linau, Sumatra Barat Zona 6 Faktor Keutamaan Struktur I = 1,4 Nilai Faktor Respon Gempa C1 = 0,3 Faktor Reduksi Gempa R = 8,25 Koefisien gempa (500 th) V = 0,051 Data Dimensi Dermaga Elevasi lantai dermaga Eld = 7,5 Elevasi dasar laut Edl = -20 Panjang Dermaga Ld = 350 M Lebar dermaga Bd = 30 M Jumlah portal memanjang Jpp = 4 Buah Jumlah portal melintang Jpl = 47 Buah Jarak portal melintang Jt = 7 M Jarak portal melintang (tepi) Jts = 7 M Jarak portal memanjang Jj = 7 M Jarak oversrtek portal melintang Jol 1 M Jarak overstek portal memanjang Jop = 1 M Tebal total plat dermaga Tp = 0,5 M Tebal lapisan aus/ aspal Ta = 0,1 M Tinggi balok memanjang Tb1 = 0,8 M Lebar balok memanjang Lb1 = 0,5 M Tinggi balok melintang Tb2 = 0,8 M Lebar balok melintang Lb2 = 0,5 M Panjang Poer tiang miring Pm = 2,5 M Panjang Poer tiang tegak Pt = 2,5 M Lebar poer tiang Lr = 1,5 M Tinggi poer tiang Tr = 1 M Tinggi poer tiang depan Td = 1 M Tinggi plat Fender Tf = 2,5 M Lebar plat Fender Lf = 1,5 M Tebal plat Fender Bf = 0,5 M
  • 11. 25 Beban Hidup Merata Q = 72 t/m³ Berat isi aspal γas 2,5 t/m³ Berat isi Beton γbt 2,4 t/m³ Beban Hidup Merata 100% Wh = 72 t/m³ Perhitungan Berat Sendiri Dan Beban Hidup Merata Berat Sendiri Lapisan Aus 𝑊𝑙𝑎 = 𝐿𝑑𝑥𝐵𝑑𝑥𝑇𝑎𝑥𝛾𝑎𝑠 = 350 𝑥 30 𝑥 0,1 𝑥 2,5 = 13125 𝑡𝑜𝑛 Berat sendiri Lantai Dermaga 𝑊𝑙𝑑 = 𝐿𝑑𝑥𝐵𝑑𝑥𝑇𝑝𝑥𝛾𝑏𝑡 = 350 𝑥 30 𝑥 0,5 𝑥 2,4 = 12600 𝑡𝑜𝑛 Berat Sendiri Balok Memanjang : 𝑊𝑏𝑝 = 𝐿𝑑𝑥𝐽𝑝𝑝𝑥𝑇𝑏𝑥𝐿𝑏𝑥𝛾𝑏𝑡 = 350 𝑥 4 𝑥 0,8 𝑥 0,5 𝑥 2,4 = 1344 𝑡𝑜𝑛 Berat Sendiri Balok Memanjang : 𝑊𝑏𝑙 = 𝐿𝑑𝑥𝐽𝑝𝑙𝑥𝑇𝑏𝑥𝐿𝑏𝑥𝛾𝑏𝑡 = 350 𝑥 47 𝑥 0,8 𝑥 0,5 𝑥 2,4 = 15792 𝑡𝑜𝑛 Berat Sendiri poer tiang tegak : 𝑊𝑝𝑡 = 𝐽𝑝𝑝𝑥𝐽𝑝𝑙𝑥𝑃𝑡𝑥𝐿𝑟𝑥𝑇𝑟𝑥𝛾𝑏𝑡 = 4 𝑥 47 𝑥 2,5 𝑥 1,5 𝑥 1 𝑥 2,4 = 1692 𝑡𝑜𝑛 Total beban mati 𝑊𝑚 = 𝑊𝑙𝑎 + 𝑊𝑙𝑑 + 𝑊𝑏𝑝 + 𝑊𝑏𝑙 + 𝑊𝑝𝑡 = 13125 + 12600 + 1344 + 15792 + 1692 = 44553 𝑡𝑜𝑛 Beban hidup Merata 50% 𝑊ℎ𝑚 = 𝐿𝑑𝑥𝐵𝑑𝑥 50 % 𝑥 1,5 = 350𝑥30𝑥50%𝑥1,5 = 7875 𝑡𝑜𝑛 Total Beban Vertikal
  • 12. 26 𝑊𝑣 = 𝑊𝑚 + 𝑊ℎ𝑚 = 44553 + 7875 = 52428 𝑡𝑜𝑛 Koefisien Gempa 500th (𝛼𝑔) = 0,051 Gaya gempa 500th 𝐻𝑔 = 𝛼𝑔𝑥𝑊𝑣 = 0,051 𝑥 52428 = 2669,06 𝑡𝑜𝑛 Sehingga FE – x = 0,75 x Hg = 0,75 x 2669,06 = 2001,80 ton FE – y = 0,25 x Hg = 0,25 x 2669,06 = 667,25 ton 4.1.6 Beban Angin Beban angin merupakan salah satu beban akibat kondisi lingkungan (faktor alam). Gaya yang ditimbulkan oleh tekanan angin ini diberikan oleh persamaan berikut: 2 16 1 wind wind V P = ≥ 40kg/m2 (SPM, 1984) Dimana: Pwind : Tekanan angin Vwind : Kecepatan angin Untuk criteria design ini, kecepatan angin maksimum dari hasil analisis adalah sebesar 8.74 m/det, sehingga besarnya beban angin untuk struktur dermaga ini adalah: 2 2 2 / 77155 , 4 74 , 8 16 1 16 1 m ton x V P wind wind = = = 2 / 9289 , 11 5 , 2 77155 , 4 m ton x xTf P F wind wind = = = 4.1.7 Beban Arus Beban arus juga merupakan salah satu beban akibat kondisi lingkungan (faktor alam), dimana gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut: Pc = c.A.Vc2 Dimana: Pc : gaya yang bekerja pada struktur c : koefisien (0.85 – 1.0 kN.det2 /m4 ) A : luas area struktur di bawah muka air laut yang terkena gaya arus
  • 13. 27 Vc : kecepatan arus (m/det) Illustrasi pembebanan gaya arus adalah seperti gambar di bawah ini: Gambar 4.3 Ilustrasi pembebanan gaya arus Dengan demikian, besar beban arus yang bekerja pada struktur tiang pancang dermaga adalah sebagai berikut: Data struktur Diameter struktur D = 2,5 m Tinggi Struktur h= 28 m Koefisien C= 0,9 kN.det²/m⁴ Luas Area struktur A= 58,93 m² Kecepatan Arus Vc= 0,2 m/det Pc = c.A.Vc2 = 2,12 kN/m = 0,21 ton/m 4.1.8 Beban Gelombang Beban gelombang juga merupakan salah satu beban yang ditimbulkan oleh kondisi lingkungan (faktor alam). Gaya yang ditimbulkan oleh adanya gelombang dihitung berdasarkan formula Morison seperti yang tertuang dalam SPM 1984. Formula Morison untuk menghitung besarnya gaya gelombang ini diberikan seperti di bawah ini:
  • 14. 28 Dengan demikian, perhitungan besarnya beban gelombang yang bekerja pada tiang pancang struktur dermaga diberikan pada prosedur berikut ini: Data Tinggi gelombang rencana h = 3,37 M Desain periode gelombang T = 10 detik Kondisi non breaking Kedalaman air 28 M Berat jenis air laut 1,025 ton/m³ Data Tiang Pancang Diameter 2,5 M Tebal 0,15 M
  • 15. 29 Perhitungan Panjang Gelombang L0 = (g/2)T2 L0 = (9,81/2)*102 156,0682 M d/L0 = 19/156,098 = 0,121742 maka, panjang gelombang L = (gT2 /2) tanh (2d/L0) L = ((9,81*102 )/(2))tanh((2*19)/156,068) L =100,5312 m Kontrol D/L 0,5 2,5/100,531  0,5 → 0,01602  0,05 ok!! Perhitungan Cd dan Cm Umax = 0,16 Re = 78914 Cm = 1,4251 Cd dicari dari grafik yang berdasarkan pada bilangan Reynolds Cd = 1,23 Perhitungan energi pada tiang pancang k = 2/L = 2/100,531 = 0,062525 rad/m  = 2/T = 2/10 = 0,628571 2 = 0,395102 a = H/2 = 3,37/2 = 1,685  = acos(kx-t) = 1,6761 (kx-t) = -6,18036 E = *g*H2 *L/8 = 1435,038 ton-m/s2 Persamaan gaya gelombang u/t= 3,2368 Fi = *Cm*(*D2/4)*(u/t) 23,1970 ton Fd = 0,5*Cb**D*u*|u|dz = 1,0025 ton F = Fi + Fd = 24,1995 ton 4.1.9 Analisis Bollard Dari analisis besarnya beban bollard sebelumnya telah didapatkan nilai gaya bollard yang bekerja pada dermaga dengan bobot kapal design sebesar 200.000 DWT adalah sebagai berikut: Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal penuh Gaya Angin 4971,16 ton Gaya Arus 84,22 ton Total 5055,38 ton
  • 16. 30 Kombinasi gaya arus dan angin pada saat kondisi kapal kosong Gaya Angin 6929,03 ton Gaya Arus 84,224 ton Total 7013,25 ton Maka Beban Bollard rencana yang digunakan adalah 7013,25 ton Dengan demikian kondisi kapal kosong yang paling berpengaruh dalam design bollard ini. Model bollard yang didesign diberikan pada gambar di bawah ini: Gambar 4.14 Model Bollard Dengan mengambil sudut kemiringan terhadap dek kapal () sebesar 300, maka prosedur design bollard ini adalah sebagai berikut: 50 50 P Sin  P Cos  H  Dimensi Bollard Diameter Bollard (D(bld)) : 60.00 cm Diameter plat landasan (D(plt)) : 100.00 cm Tinggi Bollard (h(bld)) : 60.00 cm
  • 17. 31 Gaya-gaya yang bekerja Gaya P : 12.11 ton Gaya horisontal = P cos  = Ph : 10.49 ton (Gaya geser pada plat landas) Gaya vertikal = P sin  = Pv : 6.06 ton (Gaya cabut pada plat landas) Mplt = Ph x h + Pv x D : 9.93 ton-m (Momen pada plat landas) Perhitungan plat landasan Mutu Baja : St 37 Tebal plat landas : 12.00 mm Teg. Dasar (TD) : 3,000.00 kg/cm2 Teg . geser ijin = (Tgs) = 0,58 . TD : 1,740.00 kg/cm2 Teg . tumpu ijin = (Ttp) = 1,5. TD : 4,500.00 kg/cm2 Penentuan jumlah anker Diameter angker 1 1/4" : 32.00 mm Jumlah dipasang : 8.00 baut Kontrol Tegangan yang bekerja pada satu baut 1. Akibat gaya geser (Ph) Phb : 1,311.47 kg/baut Ph/n 2. Akibat gaya cabut (Pv) Pvb : 757.18 kg/baut Pv/n 50 50 x2 x1 x3 x4
  • 18. 32 4.1.10 Analisis Pile Head Dimensi pile head diambil sebesar 120 x 120 x 80 cm3 . Luas bidang pembebanan untuk satu pile head diillustrasikan oleh gambar di bawah ini: Gambar 4.15 Ilustrasi pembebanan pada pile head Beban pada pile head : Beban mati Berat balok melintang: Nbp = 0.4 x (0.7 - 0.27) x 8 x 2.4 = 3.07 ton 3. Akibat gaya momen (Mplt) (ditinjau baut paling sisi) (Mplt x xi)/Sigma xi2 : Mplt : 992,949.00 kg-cm x1 (1 baut) : 88.00 cm x2 (2 baut) : 75.11 cm x3 (2 baut) 44.00 cm x4 (2 baut) : 12.89 cm Sxi2 S(x12 +x22 +x32 +x42 ) : 23,232.00 cm2 Mpl . x1 (x1 = baut paling sisi) : 87,379,512.41 kg-cm2 Pmpl : Mpl.x1/Sxi2 : 3,761.17 kg/baut A(baut) = 0,9.A (drat) : 7.23 cm2 Tgs(ada) (akibat Ph) = Phb/A(baut) : 181.28 kg/cm2 < Tgs … OK! Ttp(ada) + Tmplt (ada) (akibat Pv dan M) : 624.55 kg/cm2 < Ttp … OK! (Pvb+P)/A(baut) Tideal = (T(ada) 2 +3Tgs(ada) 2 )0,5 : 699.03 kg/cm2 < 1,5.TD … OK! t tiang bollard = 1,2 cm t plat landasan = 1,2 cm Tg Tn V Mplt t las = 1.20 cm Pv Ph 4 4 7.50
  • 19. 33 Berat balok memanjang : Nbl = 0.5 x (0.8 - 0.27) x 3.5 x 2.4 = 2.10 ton Berat sendiri pile head : = 0.99 ton Berat plat: Npb = 8 x 3.5 x 0.27 x 2.4 = 18.14 ton Total NDL = 24.30 ton Beban hidup Beban merata: NLL = 3.5 x 8 x 3 = 84 ton Maksimum beban yang bekerja pada 1 pile head adalah: Nu = (1.15 x 24.3) + (1 x 84) = 111,95 ton/ Kontrol Punching Shear: Punching control: Untuk area dari tiang pancang: Vmax = 111,95 ton = 1,119 MN Luas kritis : D = (0.55) + 0.5 = 1,05 m Perimeter =  x D = 3,299 m Luas geser (Ash) = perimeter x d = 3,299 x 0.5 = 1,649 m2 120 80
  • 20. 34 Gaya geser (Vu) = 678 . 0 649 . 1 119 . 1 max = = Ash V MPa Gaya geser izin (Vall) = 913 . 0 6 30 6 . = = c f Kontrol : Vall > Vu …. OK! Resume Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Struktur Dermaga No. Jenis Gaya Gaya Yang Terjadi Pada Tiang (ton) 1 Berat sendiri dermaga 44,563.00 2 Gaya berthing 719.16 3 Gaya arus pada dermaga 336.89 4 Gaya arus pada pondasi 0.21 5 Beban mooring 7,013.25 6 Gaya Bollard 7,013.25 7 Gaya gempa arah X 2,001.80 8 Gaya gempa arah Y 667.27 9 Gaya angin 11.93 10 Gaya gelombang 24.20
  • 21. 35 Perhitungan Tiang Pancang Baja Gaya yang bekerja pada 1 tiang Berat sendiri dermaga = 44563 Ton 237,04 ton Gaya Berthing = 719,16 Tm 3,83 ton Gaya arus pada dermaga = 336,89 Ton 1,79 ton Gaya arus pada pondasi = 0,21 t/m 5,94 ton Beban Mooring = 7013,25 Ton 37,30 ton Gaya Bollard = 7013,25 Ton 37,30 ton Gaya gempa arah x = 2001,80 Ton 10,65 ton Gaya gempa arah y = 667,27 Ton 3,55 ton Gaya angin = 11,93 t/m 44,42 ton Gaya gelombang = 24,20 Ton 0,13 ton Diameter luar pondasi D = 2,5 m Diameter dalam pondasi d = 2,35 m Tinggi pondasi h = 58 m Tebal pondasi t = 0,15 m Luas Area struktur A = 0,57 m² Momen Inersia I = 0,42 m4 Momen tahanan W = 0,17 m3 Gaya Normal N = 237,04 ton Gaya Lentur M = 101435,80 ton-m Tegangan pada pondasi baja  = -(N/A)+(M/W) = -(237,04/0,57)+(101.435,80/0,17) = 19872,47 ton/m2 = 1987,247 kg/cm2 < 1867 kg/cm2 ...OK