Vanadium adalah salah satu unsure kimia dalam table periodic yang memiliki lambing V, dan termasuk dalam unsur transisi periode keempat, memiliki nomor atom 23.
Skandium (Sc)
Oleh :
Kurnia Abdurrahman Hariri
Sejarah dan pembuatan sc
Skandium → Lars Fredrick Nilson (1876) → Skandinavia. terdapat dalam mineral euksenit dan gadolinit yang belum ditemukan di manapun kecuali di Skandinavia. Dia dan rekan-rekan kerjanya sebenarnya mencari logam tanah jarang. Dengan mengolah 10 kg euksenit dan residu lainnya, Nilson mampu menyiapkan sekitar 2 gr skandium oksida (Sc2O3) dengan kemurnian tinggi.
Logam ini dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2ScCl3 (s) → 2Sc (s) + 3Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-800ºC. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
skandium sekarang ini diambil dari thortveitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.
Keberadaan di alam
Skandium adalah unsur kimia dengan simbol Sc dan nomor atom 21. Skandium mempunyai bilangan oksidasi yaitu +3.
Skandium banyak di temukan di alam dalam bentuk senyawa, beberapa ada dalam mineral (sekitar 800an spesies mineral). Hal ini ditemukan pada tahun 1879 dengan analisis spektral dari mineral euxenite dan gadolinite dari Skandinavia.
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50).
Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi
Sifat fisika
Merupakan logam lunak
Berwarna keperakan dan berubah sedikit kekuningan atau merah muda ketika teroksidasi oleh udara
kuat
Ringan
Massa Atom : 44.9559 g/mol
Titik Didih : 3109 K
Titik Lebur : 1814 K
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 2.99 g/cm3
Energi ionisasi ke-1 : 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 1233 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 2389 kJ/mol
Elektronegativitas : 1.36 Skala pauling
Bilangan Oksidasi : +3, +2, +1
Kalor Peleburan : 14.1 Kj/mol
Kalor penguapan : 332.7 Kj/mol
Kapasitas Kalor : 25.52 Kj/mol
Sifat kimia
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan skandium larut dalam air membentuk ion Sc (III) dan gas Hidrogen
2Sc + 6H2O → 2Sc+3 + 6OH- +3H2
Reaksi dengan oksigen
Ketika pembakaran cepat akan menghasilkan skandium (III) oksida
4Sc + 3O2 → 2Sc2O3
Reaksi dengan halogen
Sangat reaktif ketika bereaksi dengan halogen dan menghasilkan trihalida
2Sc + 3F2 → 2ScF3
2Sc + 3Cl2 → 2ScCl3
2Sc + 3Br2 → 2ScBr3
2Sc + 3I2 → 2ScI3
Reaksi dengan asam
Mudah larut dalam larutan asam klorida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hydrogen
2Sc + 6HCl → 2Sc+3 + 6Cl- +3H2
Kegunaan
(Sc2O3)
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton
Skandium Clorida (ScCl3)
Ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Skandium Iodida (ScI3)
Dig
Kimia Unsur : Unsur Halogen - Golongan VII A
Disusun Oleh : XII IPA 2
1. Brian Barella
2. Moh. Lutfi .S
3. Dimmy Maulana
4. Darari Adhi
SMA Negeri 15 Surabaya
Tahun Pelajaran 2014 - 2015
Vanadium adalah salah satu unsure kimia dalam table periodic yang memiliki lambing V, dan termasuk dalam unsur transisi periode keempat, memiliki nomor atom 23.
Skandium (Sc)
Oleh :
Kurnia Abdurrahman Hariri
Sejarah dan pembuatan sc
Skandium → Lars Fredrick Nilson (1876) → Skandinavia. terdapat dalam mineral euksenit dan gadolinit yang belum ditemukan di manapun kecuali di Skandinavia. Dia dan rekan-rekan kerjanya sebenarnya mencari logam tanah jarang. Dengan mengolah 10 kg euksenit dan residu lainnya, Nilson mampu menyiapkan sekitar 2 gr skandium oksida (Sc2O3) dengan kemurnian tinggi.
Logam ini dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2ScCl3 (s) → 2Sc (s) + 3Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-800ºC. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
skandium sekarang ini diambil dari thortveitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.
Keberadaan di alam
Skandium adalah unsur kimia dengan simbol Sc dan nomor atom 21. Skandium mempunyai bilangan oksidasi yaitu +3.
Skandium banyak di temukan di alam dalam bentuk senyawa, beberapa ada dalam mineral (sekitar 800an spesies mineral). Hal ini ditemukan pada tahun 1879 dengan analisis spektral dari mineral euxenite dan gadolinite dari Skandinavia.
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50).
Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi
Sifat fisika
Merupakan logam lunak
Berwarna keperakan dan berubah sedikit kekuningan atau merah muda ketika teroksidasi oleh udara
kuat
Ringan
Massa Atom : 44.9559 g/mol
Titik Didih : 3109 K
Titik Lebur : 1814 K
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 2.99 g/cm3
Energi ionisasi ke-1 : 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 1233 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 2389 kJ/mol
Elektronegativitas : 1.36 Skala pauling
Bilangan Oksidasi : +3, +2, +1
Kalor Peleburan : 14.1 Kj/mol
Kalor penguapan : 332.7 Kj/mol
Kapasitas Kalor : 25.52 Kj/mol
Sifat kimia
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan skandium larut dalam air membentuk ion Sc (III) dan gas Hidrogen
2Sc + 6H2O → 2Sc+3 + 6OH- +3H2
Reaksi dengan oksigen
Ketika pembakaran cepat akan menghasilkan skandium (III) oksida
4Sc + 3O2 → 2Sc2O3
Reaksi dengan halogen
Sangat reaktif ketika bereaksi dengan halogen dan menghasilkan trihalida
2Sc + 3F2 → 2ScF3
2Sc + 3Cl2 → 2ScCl3
2Sc + 3Br2 → 2ScBr3
2Sc + 3I2 → 2ScI3
Reaksi dengan asam
Mudah larut dalam larutan asam klorida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hydrogen
2Sc + 6HCl → 2Sc+3 + 6Cl- +3H2
Kegunaan
(Sc2O3)
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton
Skandium Clorida (ScCl3)
Ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Skandium Iodida (ScI3)
Dig
Kimia Unsur : Unsur Halogen - Golongan VII A
Disusun Oleh : XII IPA 2
1. Brian Barella
2. Moh. Lutfi .S
3. Dimmy Maulana
4. Darari Adhi
SMA Negeri 15 Surabaya
Tahun Pelajaran 2014 - 2015
Golongan IV B juga disebut golongan transaktinida. Unsur dalam golongan IV B termasuk dalam unsur transisi yaitu unsur blok d yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-unsur yang termasuk dalam golongan IV B yaitu Titanium (Ti), Zirkonium (Zr),Hafnium (Hf), dan Rutherfordium (Rf).
Golongan IV B juga disebut golongan transaktinida. Unsur dalam golongan IV B termasuk dalam unsur transisi yaitu unsur blok d yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-unsur yang termasuk dalam golongan IV B yaitu Titanium (Ti), Zirkonium (Zr),Hafnium (Hf), dan Rutherfordium (Rf).
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Bab ii-tata-nama-senyawa-kompleks
1. Diktat Kimia Koordinasi 9
TATA NAMA SENYAWA KOMPLEKS
Tata cara penamaan senyawa kompleks antara lain dipublikasikan oleh
IUPAC dalam Nomenclature of Inorganic Chemistry ( Blackwell Scientific
Publisher, 1989).
Beberapa aturan dasar dalam penamaan senyawa kompleks dijelaskan
berikut ini.
PENULISAN NAMA SENYAWA KOMPLEKS
Dalam menuliskan nama dari suatu senyawa kompleks, beberapa
aturan dasar adalah sebagai berikut :
1. Nama ion positif dalam senyawa kompleks dituliskan di awal, diikuti nama
ion negatif
2. Untuk menuliskan nama ion kompleks, nama ligan dituliskan pertama dan
diurutkan secara alfabetis (tanpa memandang jenis muatannya), diikuti
oleh nama logam
Contoh :
[CoSO4(NH3)4]NO3
tetraamminsulfatkobalt (III) nitrat
K4[Fe(CN)6]
kalium heksasianoferat (II)
3. Jika dalam senyawa kompleks ada sejumlah ligan yang sama, biasanya
digunakan awalan di, tri, tetra, penta, heksa, dan seterusnya untuk
menunjukkan jumlah ligan dari jenis itu. Suatu pengecualian terjadi jika
nama dari suatu ligan mengandung suatu angka, misalnya dipiridil atau
etilendiamin. Untuk menghindari kerancuan dalam kasus semacam itu,
digunakan awalan bis, tris, dan tetrakis sebgai ganti di, tri, dan tetra, dan
nama dari ligan ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh :
[Co(en)3]2(SO4)3
Tris(etilendiammin)kobalt(III) sulfat
[Co(en)2(ONO)Cl]Cl
Bis(etilendiammin)nitritokobalt(III) klorida
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks
2. Diktat Kimia Koordinasi 10
Contoh lain :
Senyawa [Cu(py)2Cl2], (py adalah ligan piridin), tidak dinamakan sebagai
diklorodipiridintembaga (II). Kompleks tersebut dinamakan sebagai kompleks
diklorobis(piridin)tembaga(II). Penamaan tersebut dikarenakan kompleks
mengandung 2 ligan piridin, bukan 1 ligan dipiridin.
(a) (b)
Gambar a. ligan piridin
Gambar b. ligan dipiridin
Aturan Penulisan Nama Ligan
(a) Nama dari ligan yang bermuatan negatif beri akhiran –o, contohnya:
F- fluoro H- hidrida HS- merkapto
Cl- kloro OH- hidrokso S2- thio
- 2- -
Br bromo O okso CN siano
- -2 -
I iodo O 2 perokso NO2 nitro
(b) Ligan yang tidak bermuatan atau netral tidak diberi akhiran khusus.
Contohnya meliputi NH3 (amina), H2O (akua), CO (karbonil) dan NO
(nitrosil). Ligan N2 dan O2 disebut dinitrogen dan dioksigen. Ligan
organik biasanya disebut dengan nama lazimnya, contohnya fenil,
metil, etilendiamin, piridin, trifenilfosfin
(c) Walaupun jarang ada, ligan yang bermuatan positif diberi akhiran –
ium, misalnya NH2NH3+ (hidrazinium)
Beberapa ligan yang cukup rumit strukturnya atau memiliki nama
yang cukup panjang dapat dituliskan dengan menggunakan
singkatan tertentu. Beberapa nama ligan yang umumnya disingkat
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks
3. Diktat Kimia Koordinasi 11
Nama ligan Simbol/singkatan
Etilendiamin en
Piridin py
Propilendiammin pn
Dietilendiammin dien
Trietilendiammin trien
Bipiridin bipy
Etilendiamintetraasetat EDTA
Dimetilglioksimat DMG
Phen
fenantrolin
Aturan Penulisan Nama Logam
a. Nama logam pusat dalam ion kompleks dituliskan paling akhir
b. Logam pada kompleks negatif (anion) diberi akhiran –at
Contoh : Na[Co(CO)4] = natrium tetrakarbonilkobaltat (I)
c. Logam pada kompleks netral atau kompleks positif (kation) tidak
diberi akhiran khusus
Contoh :
[Co(NO2)3(NH3)3] = Triammindinitrokobalt(III)
[CoSO4(NH3)4]NO3 = Tetraamminsulfatokobalt(III)
d. Muatan dari logam pusat ditunjukkan dengan angka Romawi yang
langsung dituliskan di belakang nama logam tersebut
PENULISAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA KOMPLEKS
Dalam menuliskan rumus molekul senyawa kompleks, ada beberapa
aturan yang harus iikuti, yaitu sebagai berikut :
1. Ion kompleks dituliskan dalam tanda kurung persegi “ […..]”
2. Logam dituliskan pertama, diikuti ligan
3. Ligan dituliskan setelah logam dengan urutan :
ligan negatif – ligan netral – ligan positif
4. Urutan penulisan ligan dengan muatan yang sama disesuaikan
dengan urutan abjad
Contoh :
triammintrinitrokobalt (III) = [Co(NO2)3(NH3)3]
kalium nitrosilpentasianoferat(II) = K[Fe(CN) 5NO]
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks
4. Diktat Kimia Koordinasi 12
LIGAN AMBIDENTAT
Beberapa jenis ligan memiliki lebih dari satu pasang elektron bebas
yang bisa digunakan dalam pembentukan ikatan, sehingga dapat terikat pada
logam melalui atom yang berbeda. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan
ambidentat.
Contoh :
NO2- : nitro ONO- : nitrito
Ligan nitro berikatan dengan logam melalui pasangan elektron bebas
pada atom N. Adapun ligan nitrito berikatan dengan logam melalui
psangan elektron bebas yang dimiliki oleh atom O
SCN- : tiosianato NCS- : isotiosiano
Tiosianat terikat pada logam melalui atom S. Sedangkan isotiosianta
membentuk ikatan dengan logam melalui pasangan elektron bebas
yang dimiliki oleh atom N
Atom pada ligan yang berikatan dengan logam dapat pula ditunjukkan
dengan menuliskannya dalam huruf kapital
Contoh :
[Co(NH3)5(NO2)]Cl2 (kuning-kecoklatan)
Pentaamminnitrokobalt(III) klorida
pentaamminnitrito-N-kobalt(III) klorida
[Co(NH3)5(ONO)]Cl2 (merah)
Pentaamminnitritokobalt(III) klorida
Pentaamminnitrito-O-kobalt(III) klorida
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks
5. Diktat Kimia Koordinasi 13
LIGAN JEMBATAN
Pada sejumlah kompleks, terdapat lebih dari satu atom logam sebagai
atom pusat dari kompleks tersebut. Kedua atom logam dihubungkan oleh
ligan yang berfungsi sebagai jembatan dengan menghubungkan 2 atom
logam tersebut. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan jembatan
Ligan yang berfungsi sebagai ligan jembatan pada penulisannya diberi
awalan μ. Jika ada dua atau lebih ligan jembatan, dinyatakan sebagai di-μ
atau μ-di,tri-μ atau μ-tri, dan seterusnya
Urutan ligan jembatan dalam penulisan nama kompleks disesuaikan
secara alfabetis dengan ligan-ligan lainnya dalam kompleks tersebut
Contoh :
Oktaammine μ-dihidroksodikobalt(III) sulfat
LATIHAN
1. Berikan nama bagi sejumlah senyawa kompleks berikut !
a. Na2[Fe(CN)5(NO)]
b. [Co(N3)(NH3)5]SO4
c. K2[Cr(CN)2(O)2(O2)(NH3)]
d. [Pt(NH3)4Cl2][PtCl4]
e. K4[Ni(CN)4]
2. Tuliskan rumus bagi senyawa kompleks yang memiliki nama berikut !
a. Diklorotetraakuokromium (III) nitrat
b. Kalium tetrafluoroargentat (I)
c. Kalium tetraazidokobaltat (III)
d. Amonium akuopentafluoronikelat (IV)
e. Diammin perak (I) tetrasianoferrat (III)
f. Oktaamin-
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks
6. Diktat Kimia Koordinasi 13
LIGAN JEMBATAN
Pada sejumlah kompleks, terdapat lebih dari satu atom logam sebagai
atom pusat dari kompleks tersebut. Kedua atom logam dihubungkan oleh
ligan yang berfungsi sebagai jembatan dengan menghubungkan 2 atom
logam tersebut. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan jembatan
Ligan yang berfungsi sebagai ligan jembatan pada penulisannya diberi
awalan μ. Jika ada dua atau lebih ligan jembatan, dinyatakan sebagai di-μ
atau μ-di,tri-μ atau μ-tri, dan seterusnya
Urutan ligan jembatan dalam penulisan nama kompleks disesuaikan
secara alfabetis dengan ligan-ligan lainnya dalam kompleks tersebut
Contoh :
Oktaammine μ-dihidroksodikobalt(III) sulfat
LATIHAN
1. Berikan nama bagi sejumlah senyawa kompleks berikut !
a. Na2[Fe(CN)5(NO)]
b. [Co(N3)(NH3)5]SO4
c. K2[Cr(CN)2(O)2(O2)(NH3)]
d. [Pt(NH3)4Cl2][PtCl4]
e. K4[Ni(CN)4]
2. Tuliskan rumus bagi senyawa kompleks yang memiliki nama berikut !
a. Diklorotetraakuokromium (III) nitrat
b. Kalium tetrafluoroargentat (I)
c. Kalium tetraazidokobaltat (III)
d. Amonium akuopentafluoronikelat (IV)
e. Diammin perak (I) tetrasianoferrat (III)
f. Oktaamin-
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks
7. Diktat Kimia Koordinasi 13
LIGAN JEMBATAN
Pada sejumlah kompleks, terdapat lebih dari satu atom logam sebagai
atom pusat dari kompleks tersebut. Kedua atom logam dihubungkan oleh
ligan yang berfungsi sebagai jembatan dengan menghubungkan 2 atom
logam tersebut. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan jembatan
Ligan yang berfungsi sebagai ligan jembatan pada penulisannya diberi
awalan μ. Jika ada dua atau lebih ligan jembatan, dinyatakan sebagai di-μ
atau μ-di,tri-μ atau μ-tri, dan seterusnya
Urutan ligan jembatan dalam penulisan nama kompleks disesuaikan
secara alfabetis dengan ligan-ligan lainnya dalam kompleks tersebut
Contoh :
Oktaammine μ-dihidroksodikobalt(III) sulfat
LATIHAN
1. Berikan nama bagi sejumlah senyawa kompleks berikut !
a. Na2[Fe(CN)5(NO)]
b. [Co(N3)(NH3)5]SO4
c. K2[Cr(CN)2(O)2(O2)(NH3)]
d. [Pt(NH3)4Cl2][PtCl4]
e. K4[Ni(CN)4]
2. Tuliskan rumus bagi senyawa kompleks yang memiliki nama berikut !
a. Diklorotetraakuokromium (III) nitrat
b. Kalium tetrafluoroargentat (I)
c. Kalium tetraazidokobaltat (III)
d. Amonium akuopentafluoronikelat (IV)
e. Diammin perak (I) tetrasianoferrat (III)
f. Oktaamin-
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks
8. Diktat Kimia Koordinasi 13
LIGAN JEMBATAN
Pada sejumlah kompleks, terdapat lebih dari satu atom logam sebagai
atom pusat dari kompleks tersebut. Kedua atom logam dihubungkan oleh
ligan yang berfungsi sebagai jembatan dengan menghubungkan 2 atom
logam tersebut. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan jembatan
Ligan yang berfungsi sebagai ligan jembatan pada penulisannya diberi
awalan μ. Jika ada dua atau lebih ligan jembatan, dinyatakan sebagai di-μ
atau μ-di,tri-μ atau μ-tri, dan seterusnya
Urutan ligan jembatan dalam penulisan nama kompleks disesuaikan
secara alfabetis dengan ligan-ligan lainnya dalam kompleks tersebut
Contoh :
Oktaammine μ-dihidroksodikobalt(III) sulfat
LATIHAN
1. Berikan nama bagi sejumlah senyawa kompleks berikut !
a. Na2[Fe(CN)5(NO)]
b. [Co(N3)(NH3)5]SO4
c. K2[Cr(CN)2(O)2(O2)(NH3)]
d. [Pt(NH3)4Cl2][PtCl4]
e. K4[Ni(CN)4]
2. Tuliskan rumus bagi senyawa kompleks yang memiliki nama berikut !
a. Diklorotetraakuokromium (III) nitrat
b. Kalium tetrafluoroargentat (I)
c. Kalium tetraazidokobaltat (III)
d. Amonium akuopentafluoronikelat (IV)
e. Diammin perak (I) tetrasianoferrat (III)
f. Oktaamin-
Bab II Tata Nama Senyawa Kompleks