Estimasi biaya dan studi kelayakan proyek merangkum metode estimasi biaya, tujuan studi kelayakan, dan analisis biaya manfaat. Metode estimasi biaya mencakup model algoritmik, analogi, pendapat pakar, dan bottom-up. Tujuan studi kelayakan adalah memastikan proyek sesuai standar teknis dan keuangan serta memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Analisis biaya manfaat membandingkan biaya dan manfaat proyek dalam satuan
1. Estimasi dan Studi Kelayakan
A. Cost Estimation
1. Pengertian
Estimasi biaya dan usaha proyek merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber daya dalam
mencapai tujuan dan sasaran dari proyek, sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan tahapan
dan target yang dikehendaki. Dalam usaha estimasi sering menghadapi dua permasalahan yaitu
over-estimates dan under-estimates. Overestimates (estimasi berlebihan) akan menimbulkan
penambahan alokasi sumberdaya dari yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan penanganan
managerial. Sedangkan estimasi yang kurang (under-estimates) akan mengurangi kualitas dari
produk karena tidak sesuai dengan standar. Untuk itu perlu dilakukan langkah yang hati hati
dalam melakukan estimasi suatu proyek software sehingga dapat dicapai keberhasilan proyek
yaitu tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya standar kualitas produk.
2. Metodologi
Barry Boehm telah mengidentifikasi beberapa metode estimasi biaya dan usaha proyek
pengembangan software antara lain sebagai berikut:
A. Model algoritmik,
B. Analogi,
C. Pendapat pakar,
D. Parkinson,
E. Top-down, dan
F. Bottom-up.
2. 3. Petunjuk Estimasi
1. Jangan pernah menanyakan pada orang yang tidak berpengalaman untuk melakukan
estimasi.
2. Lebih baik jika dilakukan secara bersama (berkelompok)
3. Jangan pernah mengambil rata-rata dari estimasi yang berbeda.
4. Selalu pertimbangkan kejadian tak terduga dan/atau overhead.
B. Feasibility Study
1. Pengertian
Studi Kelayakan atau Feasibility Study/ FS adalah kajian menyeluruh dan mendalam terhadap
aspek teknis, ekonomi, keuangan, lingkungan dan kelembagaan dengan beberapa justifikasi
sehingga subproyek yang diusulkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan.
2. Tujuan Feasibility Study
Tujuan yang hendak dicapai dengan pelaksaan FS adalah:
a. Terlaksananya proyek pembangunan yang memenuhi persyaratan teknis dengan perioda
pelayanan yang sesuai dengan umur teknis, kapasitas pelayanan yang sesuai dengan
rencana;
b. Terjaminnya kesinambungan pembangunan, dimana teknologi yang diterapkan
mempertimbangkan: kandungan lokal, kemampuan keuangan dan kelembagaan
pengelola dan kemampuan sumber daya manusia yang tersedia;
3. c. Proyek yang akan dibangun dapat memeberikan dampak yang baik terhadap lingkungan
sekitarnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang;
d. Proyek yang dibangun dapat meningkatkan kondisi dan/atau kualitas kehidupan
masyarakat termasuk upaya pengurangan kemiskinan, mendorong pertumbuhan
ekonomi lokal dan peningkatan pelayanan umum; dan
e. Masyarakat mampu membiayai operasi dan pemeliharaan sistem yang dibangun secara
langsung (seperti: retribusi kebersihan, terminal penumpang, dst) maupun tidak
langsung (pajak yang dipungut dari masyarakat digunakan untuk membangun prasarana
jalan, drainase, dst).
C. Cost Benefit Analysis
1. Pengertian Cost Benefit Analisis
Cost benefit analisis adalah analisis yang membandingkan antara biaya (cost) dari suatu penyakit
dengan output atau keuntungan (benefit) dari pengobatan. Cost mencerminkan biaya dari
penyakit dan pengobatannya. Sedangkan keuntungan mencerminkan hasil dari sebuah
pengobatan/terapi. Benefit yang dimaksudkan disini dapat bersifat netral, positif atau negatif
yang bergantung dari hasil yang dicapai. Sebuah terapi yang manjur akan menghasilkan benefit
yang positif. Sedangkan terapi yang tidak manjur berarti tidak menghasilkan keuntungan (netral)
atau bahkan dapat merugikan (benefit yang negatif).
Dalam cost benefit analisis, input (biaya) dan output (hasil pengobatan) dikuantifikasi
berdasarkan nilai uang. Dengan demikian, akan mudah membandingkan antara intervensi
terapetik yang satu dengan yang lain. Sehingga, dapat ditentukan dengan mudah apakah hasil
4. dari sebuah pengobatan (output) sebanding dengan investasi yang di lakukan. Dari analisis ini,
dapat diketahui berapa jumlah uang yang pantas/akan dikeluarkan oleh seseorang untuk
mendapatkan suatu keuntungan dalam hal kesehatan.
Perhitungan antara cost dan benefit (dalam nilai uang) dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
1. Membagi perkiraan benefit dengan perkiraan cost, yang akan memberikan rasio benefit-to-
cost. Jika rasio ini lebih besar dari 1, berarti pilihan tersebut menguntungkan.
2. Mengurangi nilai benefit dengan nilai cost. Bila hasilnya positif, maka pilihan tersebut
memberikan keuntungan.
Cost Benefit Analysis memberikan keunggulan dibandingkan analisis lainnya, karena keduanya
dinilai dengan uang, mudah dibandingkan. Namun demikian, terdapat kelemahan dari CBA,
yaitu sulitnya menterjemahkan suatu output dalam unit uang. Misalkan bagaimana mengukur
rasa sakit, hidup manusia, dalam suatu nilai uang? Terdapat dua pendekatan yang dilakukan
untuk mengatasi kelemahan ini:
1. Pendekatan Human Capital
Suatu nilai dari output/keuntungan dianggap sama dengan produktivitas ekonomi yang dapat
dihasilkan dari keuntungan tersebut. Sebagai contoh, biaya dari sebuah penyakit, adalah
biaya yang diakibatkan karena hilangnya produktivitas berkenaan dengan terjangkitnya
penyakit ini. Pendapatan seseorang sebelum dikenakan pajak atau nilai dari kegiatan
(pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak) dapat digunakan untuk mengukur nilai suatu cost
dan benefit orang tersebut.
Contoh kasus:
5. Studi analisis cost dan benefit dari pemberian vaksin meninggococus kepada mahasiswa.
Dalam studi ini nilai dari produktivitas mahasiswa diperkirakan mencapai 1 juta dolar.
Padahal, nilai moneter ini belum tentu mewakili nilai riil seorang mahasiswa dalam
masyarakat.
2. Pendekatan Willingness-To-Pay (Kemauan Untuk Membayar Sejumlah Uang)
Metode pendekatan willingness-to-pay, memperkirakan nilai dari benefit/output kesehatan
dengan cara memeperkirakan berapa orang akan membayar untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.
Sebagai contoh kasus:
Jika seseorang mau membayar $100 untuk mengurangi risiko kematian dari 1:1000 menjadi
1:2000, secara teoritis, sebuah hidup manusia bernilai: $ 200.000 didapat dari [$100 /
(0.001-0.0005)]. Permasalahan dengan metode ini adalah, apa yang dikatakan seseorang
tentang kemauan membayar, belum tentu berkaitan dengan apa yang akan dilakukan
mereka. Selain itu, persepsi setiap orang tentang penurunan risiko kematian berbeda-beda,
tergantung kondisinya.
2. Aplikasi Analisis Cost Benefit
Cost benefit analisis dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan:
1. Menyediakan data tentang net monetary outcome (hasil net output dalam bentuk uang)
untuk sebuah intervensi medis. Bukan hanya sekedar berfungsi sebagai pembanding
antara intervensi yang satu dengan yang lain saja.Net outcome = benefit – cost. Atau
dalam bentuk ratio benefit/cost
2. Menyediakan data tentang net monetary outcome untuk beberapa intervensi medis.
6. Untuk mengontrol diabetes & hipertensi, lebih baik menggunakan diet dan olahraga
terlebih dahulu, daripada langsung menggunakan terapi obat. Hal ini dapat dihitung dan
dibandingkan. Jadi CBA bisa digunakan untuk membandingkan (dalam satuan uang)
alternatif pengobatan yang satu dengan yang lain.
3. Perbandingan langsung secara kuantitatif intervesi medis untuk penyakit yang berbeda
Hal ini berguna untuk suatu rumah sakit, agen asuransi, pemerintah, karena budget
keuangannya sering kali terbatas. Jadi, sebuah intervensi medis diharapkan dapat
memberikan dampak kesehatan yang besar.
Misalnya: Perlukah sebuah rumah sakit melakukan program edukasi untuk medidik
masyarakat tentang bahaya keracunan pestisida? Ataukan lebih baik dana tersebut
digunakan untuk membeli alat diagnostik yang baru?
Dalam mengambil keputusan, CBA berperan sebagai alat untuk membantu pengambilan
keputusan, dengan mempertimbangkan faktor terkait lainnya.
3. Contoh Perhitungan Analisis Cost-Benefit
1. Sebuah RS ingin membandingkan obat yang akan diberikan pada pasien dalam
mengatasi hipertensi, analisis cost benefit menunjukkan hasil sebagai berikut:
Total Cost Total Benefit Benefit: Cost Net Benefit
Obat A 90.000 120.000 120.000/90.000 = 1.33 120.000-90.000 = 30.000
Obat B 100.000 135.000 135.000/100.000 = 1.35 135.000-100.000 = 35.000
Dari perhitungan diatas, keduanya memberikan rasio benefit:cost >1 dan net benefit
yang positif. Namun Obat B memberikan keuntungan lebih dibandingkan Obat A.
7. 2. Analisis pemberian vaksinasi influenza secara cuma-cuma pada seluruh orang dewasa.
Pemerintah ingin mengetahui: perlukah flu vaksin diberikan secara cuma-cuma kepada
setiap orang? Analisis Cost benefit membandingkan total biaya yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan program vaksin flu dengan keuntungan yang didapat, misal:
menurunnya kasus influenza. Namun demikian ada kekurangan dari CBA, yaitu dalam
contoh vaksin flu, keuntungan dari pemberian vaksin flu sulit untuk diterjemahkan
dalam bentuk uang.
Keuntungan tersebut berupa:
Efek vaksin terhadap berkurangnya hari kerja karena gejala flu
Efek vaksin terhadap berkurangnya efektifitas/ kinerja seseorang karena gejala
flu
Efek vaksin terhadap jumlah kunjungan ke praktisi kesehatan
Dari hasil penelitian, didapatkan hasil:
”Biaya untuk vaksin flu& administrasinya: $43.07. Benefit/keuntungan yg didapat:
meningkatkan hari aktif kerja sebanyak 18%, meningkatkan efektifitas kerja sebanyak
18% mengurangi hari kunjungan ke praktisi kesehatan sebanyak 13%.”
Dapat disimpulkan, melalui cost benefit analisis, vaksin flu memberikan keuntungan.
Kelemahan dari analisis ini: Menurunnya prokduktifitas kerja, atau meliburkan diri
karena harus beristirahat berbeda antara satu dengan yg lain. Dampak flu terhadap
orang dewasa, orang tua, anak-anak akan sangat berbeda. Dengan demikian, CBA
penggunaannya luas dengan syarat benefit dapat dihitung dengan uang.