SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP BELANJA 
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT 
Kristini Manurung 
(kristinimanurung@gmail.com) 
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 
Abstract 
This research is descriptive and associative variables describing the research study 
and found the presence or absence of influence between the independent variable on the 
dependent variable. The type of data used is panel data which combines the data time series 
cross section data. Data collection techniques used are literature studies and documentation, 
from the years 2001-2012. Data analysis techniques, namely the descriptive and inductive 
analysis. Inductive analysis include (1) Hausman Test (2) Chow-Test (3) Regression Model 
Analysis Panel, choose the REM results. To see the significance of the effect of independent 
variables on the dependent variable used 1) t test and 2) F test with 5% significance level. 
The result of this study is that there is a significant and positive effect between fiscal 
decentralization on health care expenditures in West Sumatra. There is a significant 
influence jointly between Fiscal Decentralization (independent variable), patient visits, 
medical Labor, the number of health centers, a dummy variable (control variable) on health 
care spending in the district / city of West Sumatra. In connection with the research, it is 
recommended that advice in an effort to improve the health care expenditure, then in the 
context of fiscal decentralization granting broad authority to the local shopping area to 
arrange according to the needs of the community must be balanced against the government's 
ability to manage and prioritize the local finance field health has the potential to improve the 
welfare of society. 
Keyword : Fiscal Desentralization and health care expenditure 
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif yaitu penelitian yang 
mendeskripsikan variabel penelitian dan menemukan ada tidaknya perngaruh antara 
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jenis data yang digunakan adalah data panel 
yaitu gabungan antara data time series data data cross section. Teknik pengumpulan data 
yang digunakan adalah studi pustaka dan dokumentasi, dari tahun 2001-2012. Teknik 
analisis data, yaitu analisis deskriptif dan induktif. Analisis induktif mencakup (1) Uji 
Hausman (2) Chow-Test (3) Analisis Model Regresi Panel, hasil memilih pada REM. Untuk 
melihat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan (1) Uji t 
dan (2) Uji F dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini adalah terdapat (1) pengaruh 
signifikan dan positif antara desentralisasi fiskal terhadap belanja pelayanan kesehatan 
Sumatera Barat (2) terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara 
Desentralisasi Fiskal (Variabel bebas), kunjungan pasien, Tenaga Kerja medis, jumlah 
puskesmas, dummy variabel (Variabel Kontrol) terhadap belanja pelayanan kesehatan di 
Kabupaten/ Kota Sumatera Barat. 
Kata Kunci: Desentralisasi Fiskal dan Belanja Kesehatan 
1 
PENDAHULUAN 
Sejarah perekonomian 
mencatat desentralisasi telah muncul 
ke permukaan sebagai paradigma 
baru dalam kebijakan dan 
administrasi pembangunan sejak 
dasawarsa 1970-an. Tumbuhnya 
perhatian terhadap desentralisasi 
tidak hanya dikaitkan dengan 
gagalnya perencanaan terpusat dan
2 
populernya strategi pertumbuhan 
dengan pemerataan (growth with 
equity), tetapi juga apa adanya 
kesadaran bahwa pembangunan 
adalah suatu proses yang kompleks 
dan penuh ketidakpastian yang tidak 
mud- ah dikendalikan dan 
direncanakan dari pusat. Karena itu 
dengan penuh keyakinan para 
pelopor desentralisasi mengajukan 
sederet panjang alasan dan argumen 
tentang pentingnya desentralisasi 
dalam perencanaan dan administrasi 
di negara Dunia Ketiga. (Allen,1990 
dalam Kuncoro:3, 2004). 
Undang-undang No. 25/1999 
yang direvesi menjadi Undang- 
Undang No.33/2004 adalah 
mengenai perimbangan keuangan 
antara Pusat dan Daerah, dimana 
mendorong desentralisasi dengan 
pembagian sumber daya fiskal 
kepada pemerintah daerah. 
Pelimpahan wewenang dari 
pemerintah pusat kepada pemerintah 
daerah yang diatur dalam Undang- 
Undang No. 32/2004 perlu diikuti 
dengan pelimpahan keuangan dari 
pemerintah pusat ke pemerintah 
daerah yang diatur dalam UU 
No.33/2004. 
Undang-Undang 
No.32/2004 telah menjelaskan 
bagaimana sejatinya sebuah 
reformasi dari sentralisasi menjadi 
desentralisasi. Kegiatan penyediaan 
barang publik yang mempunyai 
dampak sangat luas seperti 
kesehatan masyarakat, merupakan 
tanggung jawab pemerintah pusat 
sekarang menjadi pemerintah 
daerah. Dengan begitu pelaksanaan 
desentralisasi bidang kesehatan, 
harus terdapat kesamaan visi antara 
pemerintah daerah dan pemerintah 
pusat. 
Begitu banyak terjadi 
perubahan anggaran belanja 
pemerintah daerah di bidang 
kesehatan setelah pemberlakuan 
UU No. 33/2004 dimana 
pemerintah daerah menunjukkan 
kewenangannya dalam mengelola 
keuangan daerah yang 
dipimpinnya. 
Besarnya belanja kesehatan 
berhubungan positif dengan 
pencapaian derajat kesehatan 
masyarakat. Semakin besar belanja 
kesehatan yang dikeluarkan 
pemerintah maka akan semakin 
baik pencapaian derajat kesehatan 
masyarakat.
3 
Pemerintah daerah 
merupakan pihak utama dalam 
penyediaan fasilitas kesehatan saat 
ini. Pemerintah daerah memiliki 
wewenang dalam mengatur 
anggaran daerah sebagai akibat dari 
desentralisasi fiskal sehingga 
anggaran kesehatan pun tergantung 
pada pemerintah daerah. 
Pengeluaran pemerintah 
secara mikro menurut Guritno 
(1997) merupakan teori 
perkembangan pengeluaran 
pemerintah bertujuan untuk 
menganalisis faktor-faktor yang 
menimbulkan permintaan terhadap 
barang publik, dan faktor-faktor 
yang mempengaruhi tersedianya 
barang publik. Faktor-faktor 
permintaan akan barang publik dan 
faktor-faktor persediaan barang 
publik akan berinteraksi sehingga 
jumlah barang publik dapat 
ditentukan melalui anggaran 
belanja. 
Tulisan ini bertujuan untuk 
mengetehui sejauh manakah 
pengaruh desentralisasi fiskal 
terhadap belanja kesehatan di 
Kabupaten/Kota Sumatera Barat. 
METODE PENELITIAN 
Berdasarkan sifatnya, 
penelitian ini termasuk jenis 
penelitian deskriptif dan asosiatif, 
dimana penelitian ini bertujuan 
untuk mendeskripsikan atau 
menjelaskan serta menganalisis 
hubungan erat antara variabel 
independen terhadap variabel 
dependen yaitu antara 
Desentralisasi fiskal (DF), 
Kunjungan pasien (KP),Tenaga 
kerja Medis (TK), Jumlah 
Puskesmas dan variabel dummy 
serta satu variabel terikat yaitu 
Belanja Kesehatan Kabupaten/Kota 
di Sumatera Barat dengan 
menggunakan analisis statistik. 
Penelitian ini dilakukan di Propinsi 
Sumatera Barat yang terdiri dari 13 
Kabupaten dan 6 Kota. . Adapun 
waktu penelitian ini mulai tahun 
2001-2012. Berdasarkan sifatnya, 
jenis data dalam penelitian ini 
adalah data kuantitatif yaitu data 
dalam bentuk angka. Sedangkan 
berdasarkan cara memperolehnya 
jenis data tergolong kedalam data 
sekunder yaitu data yang diperoleh 
dari studi kepustakaan yakni Badan 
Pusat Statisti (BPS). Data yang 
diperoleh merupakan data panel, 
yakni gabungan antara data time 
series dengan data cross section. 
Model Regresi Panel
4 
Model yang digunakan dalam 
penelitian ini adalah model regresi 
panel dapat dibentuk pada 
persamaan berikut: 
Y it = 훽0 + 훽1 X1it + 훽2 X2it + 훽3 X3it + 훽4 X4it + 훽5 
X5it + Uit (1) 
Dimana: 
Y =BelanjaPelayanan 
Kesehatan = Desentralisasi 
Fiskal 
X2it = Jumlah kunjungan pasien 
X3it = Tenaga medis 
X4it = Jumlah Puskesmas 
X5it = Variabel dummy 
β0 = Nilai konstanta 
β1,2,3,4,5=Nilai parameter untuk 
variabel bebas 
Uit = Error term 
Data yang digunakan dalam 
penelitian ini adalah data panel, 
maka alat regresi yang digunakan 
adalah analisis regresi panel 
dengan menggunakan Eviews 6. 
Menurut Winarno (2009) ada 
beberapa metode yang digunakan 
untuk mengestimasi model 
persamaan ekonometrika yang 
telah dirumuskan, yakni: (a) 
Common effect model ; (b) Fixed 
effect model ; (c) Random effect 
model. 
Koefisien Determinasi (R2) 
Koefisien Determinasi (R2) 
berguna untuk menganalisis 
sumbangan variabel bebas terhadap 
variabel terikat secara berganda 
(Gujarati, 2006). 
Pengujian Hipotesa 
Uji t digunakan untuk 
melihat pengaruh variabel 
independen secara parsial terhadap 
variabel dependen dengan 
menganggap variabel lain bersifat 
konstan. 
F test digunakan untuk 
melihat ketepatan pengujian regresi 
keseluruhan atau melihat pengaruh 
variabel independen secara 
bersama-sama terhadap variabel 
dependennya. 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
Berdasarkan hasil uji Chow dengan 
menggunakan program Eviews, 
nilai probability yang didapat yaitu 
sebesar 0.0000. Nilai probability 
lebih kecil daripada level signifikan 
(α = 0,05), maka Ho untuk model 
ini ditolak dan Ha diterima 
sehingga model yang lebih baik 
digunakan adalah model Random 
Effect Model dapat dilihat pada 
Lampiran 2. 
Yit = 0,0325 + 0,0278X1it + 0,003X2it -1,854X3it – 0.00004gX4it + 
0,0396X5it + Uit (2)
5 
Berdasarkan persamaan 
dapat disimpulkan bahwa 
Desentralisasi Fiskal (X1) 
berpengaruh positif terhadap 
Belanja kesehatan Provinsi 
Sumatera Barat dengan koefisien 
regresinya sebesar 0.027824 . Hal ini 
berarti bahwa apabila desentralisasi 
fiskal meningkat satu satuan, maka 
akan meningkatkan tingkat belanja 
kesehatan Kab/Kota di Sumatera 
Barat sebesar 0.027824 satu satuan. 
Hal ini berarti bahwa semakin 
mandiri suatu daerah maka akan 
terjadi peningkatan belanja 
kesehatan Kab/Kota di Provinsi 
Sumatera Barat dengan asumsi 
cateris paribus. 
Berdasarkan hasil estimasi 
regresi panel yang telah dilakukan, 
pengaruh Desentralisasi Fiskal 
terhadap Belanja Kesehatan 
diperoleh nilai koefisien 
determinasi atau R2 sebesar 0,634. 
Nilai ini menunjukkan bahwa 
variabel desentralisasi fiskal (DF) 
serta Variabel Kontrol yang terdiri 
dari; Kunjungan Pasien(KP), 
Tenaga Kerja Medis (TK), Jumlah 
Puskesmas, dan Dummy Variabel 
telah memberikan kontribusi 
sebesar 63,4% dalam 
mempengaruhi Belanja Kesehatan 
di provinsi Sumatera Barat. 
Sedangkan sisanya dipengaruhi 
oleh faktor-faktor lain yang tidak 
diikut sertakan pada penelitian ini. 
Dengan demikian model yang 
dipergunakan dapat dikatakan 
cukup baik untuk menjelaskan 
bagaimana pengaruh desentralisasi 
fiskal terhadap Belanja Kesehatan 
di provinsi Sumatera Barat. 
Pengujian Hipotesis 
Hipotesis penelitian 
menunjukkan bahwa secara parsial 
Desentralisasi Fiskal berpengaruh 
signifikan terhadap belanja 
kesehatan di Kabupaten/Kota 
Sumatera Barat dengan nilai thitung 
= 5,201 dengan probabilitas = 
0.0000 kecil dari α = 0,05 sehingga 
hipotesis alternatif diterima. 
Selanjutanya, secara parsial 
Kunjungan Pasien tidak 
berpengaruh signifikan terhadap 
belanja kesehatan di 
Kabupaten/Kota Sumatera Barat 
dengan nilai thitung = 1,322 dengan 
probabilitas = 0.1881 besar dari α = 
0,05 sehingga hipotesis alternatif 
ditolak. Selanjutnya, secara parsial 
tenaga kerja tidak berpengaruh 
signifikan terhadap belanja 
kesehatan di Kabupaten/Kota 
Sumatera Barat dengan nilai thitung 
= -1,3227 dengan probabilitas = 
0.1763 besar dari α = 0,05 sehingga
6 
hipotesis alternatif ditolak. 
Selanjutnya, secara parsialjumlah 
puskesmas tidak berpengaruh 
signifikan terhadap belanja 
kesehatan di Kabupaten/Kota 
Sumatera Barat dengan nilai thitung 
= -0,9921 dengan probabilitas = 
0.3228 besar dari α = 0,05 sehingga 
hipotesis alternatif ditolak. 
Selanjutnya, secara parsial variabel 
dummy (kebijakan sebelum dan 
sesudah Desentralisasi Fiskal) 
berpengaruh signifikan terhadap 
belanja kesehatan di 
Kabupaten/Kota Sumatera Barat 
dengan nilai thitung = 7,9528dengan 
probabilitas = 0.0000 kecil dari α = 
0,05sehingga hipotesis alternatif 
diterima.secara bersam-sama 
Desentralisasi Fiskal (X1), 
Kunjungan Pasien (X2), tenaga 
kerja medis (X3), Puskesmas (X4), 
dan Variabel Dummy (X5) 
berpengaruh signifikan terhadap 
belanja kesehatan di 
Kabupaten/Kota Sumatera Barat 
dengan nilai Fhitung = 49,29 
dengan probabilitas = 0,000 kesil 
dari α = 
0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha 
diterimpengaruh yang tidak 
signifikan terhadap belanja 
kesehatan. (2). Peningkatan rasio 
desentralisasi fiskal tidak 
proporsional dengan peningkatan 
belanja pelayanan kesehatan, 
walaupun rasio desentralisasi fiskal 
berpengaruh positif terhadap 
belanja kesehatan, tetapi dengan 
kewenangan yang ada belanja 
pelayanan kesehatan bisa dikurangi 
atau ditambahkan dengan belanja 
di bidang lainnya ditingkatkan. 
DAFTAR PUSTAKA
7 
Akhirmen. 2005. Statistik 1 dan 2. Padang: 
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri 
Padang. 
Halim, Abdul dan Ibnu Mujid. 2009. 
Problem Desentralisasi dan 
Perimbangan Keuangan Pemerintahan 
Pusat-Daerah, Peluang dan Tantangan 
dalam Pengelolaan Sumber Daya 
Daerah. Sekolah Pasca Sarjana UGM. 
Yogyakarta. 
Hendrartini, Julita dan Ali Gufron Mukti. 
2008. Perubahan Dalam Pembiayaan: 
Desentralisasi, Pola Tarif dan Jaminan 
Kesehatan Sosial. 
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan 
Pembangunan Daerah. Jakarta: 
Erlangga. 
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor 
Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta. 
Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik. 
Yogyakarta: Andi. 
Surat Keputusan Menteri Kesehatan 
Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003 
tentang indikator Indonesia sehat 
2010 dan pedoman penetapan 
indikator provinsi sehat dan 
kabupaten sehat. 
Surat Keputusan Menteri 
Kesehatan nomor 
331/Menkes/SK/V/2006 tentang 
Rencana Strategis Departemen 
Kesehatan Tahun 2005-2009. 
Todaro, Micheal. 2003. 
Pembangunan Ekonomi di Dunia 
Ketiga. Jakarta: Erlangga. 
Widjaja, HAW.2001. Otonomu 
Daerah dan Daerah Otonom. 
Jakarta : PT Grafindo Persada. 
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis 
Ekonometrika dan Statistika 
dengan Eviews. Yogyakarta: UUP 
STIM YKPN.
8 
Lampiran 1 
Dependent Variable: BK?/TB? 
Method: Pooled Least Squares 
Date: 08/08/14 Time: 08:45 
Sample: 2001 2012 
Included observations: 11 
Cross-sections included: 19 
Total pool (unbalanced) observations: 148 
Desentralisasi Fiskal 
Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob. 
(X1) 
(PAD?+TA X?)/TE? 0.0 28270 0.0 06843 4.1 31237 0 .0001 
KP?/POP? 0.010295 0.002639 3.900918 0.0001 
TK?/POP? -0.837137 1.583587 -0.528633 0.5979 
PUSKEL? Rasio Kunjungan 
0.000480 0.000233 2.056086 0.0416 
pasien terhadap jumlah 
D1? 0.047844 0.006261 7.641089 0.0000 
Gambar 1 Kerangka Konseptual 
penduduk (X2) 
Lampiran 2 
HASIL REGRESI COMMON EFFECT 
Tingkat Belanja 
Pelayanan Kesehatan 
(Y) 
Rasio Jumlah Tenaga 
Medis Terhadap Jumlah 
Penduduk (X3) Variabel Kontrol 
Jumlah Puskesmas 
(X4) 
Variabel Dummy 
(X5)
9 
R-squared 0.4 70127 Mean dependent var 0.06 8930 
Adjusted R-squared 0.455306 S.D. dependent var 0.037985 
S.E. of regression 0.028034 Akaike info criterion -4.277574 
Sum squared resid 0.112387 Schwarz criterion -4.176317 
Log likelihood 321.5405 Hannan-Quinn criter. -4.236434 
Durbin-Watson stat 1.351413 
HASIL REGRESI FIXED EFFECT MODEL 
Dependent Variable: BK?/TB? 
Method: Pooled Least Squares 
Date: 08/08/14 Time: 08:46 
Sample: 2001 2012 
Included observations: 11 
Cross-sections included: 19 
Total pool (unbalanced) observations: 148 
Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob. 
C 0.0 29058 0.0 14307 2.0 31103 0 .0444 
(PAD?+TAX?)/TE? 0.028588 0.005508 5.190354 0.0000 
KP?/POP? 0.001950 0.002379 0.819874 0.4139 
TK?/POP? -1.353817 1.384932 -0.977533 0.3302 
PUSKEL? -0.000333 0.001200 -0.277176 0.7821 
D1? 0.039902 0.004998 7.983248 0.0000 
Effects Specification 
Cross-sectio n fixed (dummy var iables) 
R-squared 0.7 40418 Mean dependent va r 0.06 8930 
Adjusted R-squared 0.692269 S.D. dependent var 0.037985 
S.E. of regression 0.021072 Akaike info criterion -4.734380 
Sum squared resid 0.055058 Schwarz criterion -4.248346 
Log likelihood 374.3441 Hannan-Quinn criter. -4.536905 
F-statistic 15.37784 Durbin-Watson stat 2.063403 
Prob(F-statistic) 0.000000 
HASIL REGRESI RANDOM EFFECT
10 
Dependent Variable: BK?/TB? 
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) 
Date: 08/08/14 Time: 08:49 
Sample: 2001 2012 
Included observations: 11 
Cross-sections included: 19 
Total pool (unbalanced) observations: 148 
Swamy and Arora estimator of component variances 
Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob. 
C 0.0 32518 0.0 08071 4.0 28905 0 .0001 
(PAD?+TAX?)/TE? 0.027824 0.005349 5.201433 0.0000 
KP?/POP? 0.003035 0.002295 1.322701 0.1881 
TK?/POP? -1.854201 1.364359 -1.359027 0.1763 
PUSKEL? -0.000481 0.000485 -0.992119 0.3228 
D1? 0.039601 0.004980 7.952834 0.0000 
Hasil Uji Chow Test 
Hasil Hausman Test 
Effects Specification 
S.D. Rho 
Cross-section random 0.0 14822 0 .3310 
Idiosyncratic random 0.021072 0.6690 
W eighted Statisti cs 
R-squared 0.6 34490 Mean dependent var 0.03 1311 
Adjusted R-squared 0.621620 S.D. dependent var 0.034964 
S.E. of regression 0.021072 Sum squared resid 0.063054 
F-statistic 49.29959 Durbin-Watson stat 1.798752 
Prob(F-statistic) 0.000000 
Unw eighted Statis tics 
R-squared 0.5 32687 Mean dependent var 0.06 8930 
Sum squared resid 0.099118 Durbin-Watson stat 1.144283 
Redundant Fixed Effects Tests 
Pool: Untitled 
Test cross-section fixed effects 
Effects Test St atistic d.f. Prob. 
Cross-section F 5.2 06222 (1 8,124) 0 .0000 
Cross-section Chi-square 83.307937 18 0.0000
11 
Correlated Random Effects - Hausman Test 
Pool: Untitled 
Test cross-section random effects 
Test Summary 
Chi-Sq. 
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 
Cross-section random 5.8 07936 5 0 .3254

More Related Content

Similar to Jurnal

Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanBab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanRif'at Hm
 
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanBab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanRobby Octaryan Ardy
 
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanBab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanRif'at Hm
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxayupamilih
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...
Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...
Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...Krismiyati Tasrin
 
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatanMakalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatanady suhardi
 
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gsAnalisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gsSii AQyuu
 
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docxAnalisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docxAjengSekarDewanty
 
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptxSAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptxMathlailFajri3
 
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityEvaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityDoel Hadji Fadly
 
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...State Islamic University Alauddin Makassar
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 

Similar to Jurnal (20)

Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanBab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
 
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanBab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
 
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakanBab 6 estimasi dan studi kelayakan
Bab 6 estimasi dan studi kelayakan
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
 
Farek-2.pdf
Farek-2.pdfFarek-2.pdf
Farek-2.pdf
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...
Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...
Kajian Pengaruh Kebijakan Desentralisasi Pada Peningkatan Kesejahteraan Masya...
 
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatanMakalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
 
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gsAnalisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
 
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docxAnalisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
 
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptxSAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
 
ARTIKEL
ARTIKELARTIKEL
ARTIKEL
 
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityEvaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
 
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
 
Ikm okt2005-9 (7)
Ikm okt2005-9 (7)Ikm okt2005-9 (7)
Ikm okt2005-9 (7)
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
 

Jurnal

  • 1. PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP BELANJA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT Kristini Manurung (kristinimanurung@gmail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstract This research is descriptive and associative variables describing the research study and found the presence or absence of influence between the independent variable on the dependent variable. The type of data used is panel data which combines the data time series cross section data. Data collection techniques used are literature studies and documentation, from the years 2001-2012. Data analysis techniques, namely the descriptive and inductive analysis. Inductive analysis include (1) Hausman Test (2) Chow-Test (3) Regression Model Analysis Panel, choose the REM results. To see the significance of the effect of independent variables on the dependent variable used 1) t test and 2) F test with 5% significance level. The result of this study is that there is a significant and positive effect between fiscal decentralization on health care expenditures in West Sumatra. There is a significant influence jointly between Fiscal Decentralization (independent variable), patient visits, medical Labor, the number of health centers, a dummy variable (control variable) on health care spending in the district / city of West Sumatra. In connection with the research, it is recommended that advice in an effort to improve the health care expenditure, then in the context of fiscal decentralization granting broad authority to the local shopping area to arrange according to the needs of the community must be balanced against the government's ability to manage and prioritize the local finance field health has the potential to improve the welfare of society. Keyword : Fiscal Desentralization and health care expenditure Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan variabel penelitian dan menemukan ada tidaknya perngaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan antara data time series data data cross section. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan dokumentasi, dari tahun 2001-2012. Teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif dan induktif. Analisis induktif mencakup (1) Uji Hausman (2) Chow-Test (3) Analisis Model Regresi Panel, hasil memilih pada REM. Untuk melihat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan (1) Uji t dan (2) Uji F dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini adalah terdapat (1) pengaruh signifikan dan positif antara desentralisasi fiskal terhadap belanja pelayanan kesehatan Sumatera Barat (2) terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara Desentralisasi Fiskal (Variabel bebas), kunjungan pasien, Tenaga Kerja medis, jumlah puskesmas, dummy variabel (Variabel Kontrol) terhadap belanja pelayanan kesehatan di Kabupaten/ Kota Sumatera Barat. Kata Kunci: Desentralisasi Fiskal dan Belanja Kesehatan 1 PENDAHULUAN Sejarah perekonomian mencatat desentralisasi telah muncul ke permukaan sebagai paradigma baru dalam kebijakan dan administrasi pembangunan sejak dasawarsa 1970-an. Tumbuhnya perhatian terhadap desentralisasi tidak hanya dikaitkan dengan gagalnya perencanaan terpusat dan
  • 2. 2 populernya strategi pertumbuhan dengan pemerataan (growth with equity), tetapi juga apa adanya kesadaran bahwa pembangunan adalah suatu proses yang kompleks dan penuh ketidakpastian yang tidak mud- ah dikendalikan dan direncanakan dari pusat. Karena itu dengan penuh keyakinan para pelopor desentralisasi mengajukan sederet panjang alasan dan argumen tentang pentingnya desentralisasi dalam perencanaan dan administrasi di negara Dunia Ketiga. (Allen,1990 dalam Kuncoro:3, 2004). Undang-undang No. 25/1999 yang direvesi menjadi Undang- Undang No.33/2004 adalah mengenai perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah, dimana mendorong desentralisasi dengan pembagian sumber daya fiskal kepada pemerintah daerah. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang diatur dalam Undang- Undang No. 32/2004 perlu diikuti dengan pelimpahan keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang diatur dalam UU No.33/2004. Undang-Undang No.32/2004 telah menjelaskan bagaimana sejatinya sebuah reformasi dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Kegiatan penyediaan barang publik yang mempunyai dampak sangat luas seperti kesehatan masyarakat, merupakan tanggung jawab pemerintah pusat sekarang menjadi pemerintah daerah. Dengan begitu pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan, harus terdapat kesamaan visi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Begitu banyak terjadi perubahan anggaran belanja pemerintah daerah di bidang kesehatan setelah pemberlakuan UU No. 33/2004 dimana pemerintah daerah menunjukkan kewenangannya dalam mengelola keuangan daerah yang dipimpinnya. Besarnya belanja kesehatan berhubungan positif dengan pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Semakin besar belanja kesehatan yang dikeluarkan pemerintah maka akan semakin baik pencapaian derajat kesehatan masyarakat.
  • 3. 3 Pemerintah daerah merupakan pihak utama dalam penyediaan fasilitas kesehatan saat ini. Pemerintah daerah memiliki wewenang dalam mengatur anggaran daerah sebagai akibat dari desentralisasi fiskal sehingga anggaran kesehatan pun tergantung pada pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah secara mikro menurut Guritno (1997) merupakan teori perkembangan pengeluaran pemerintah bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menimbulkan permintaan terhadap barang publik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya barang publik. Faktor-faktor permintaan akan barang publik dan faktor-faktor persediaan barang publik akan berinteraksi sehingga jumlah barang publik dapat ditentukan melalui anggaran belanja. Tulisan ini bertujuan untuk mengetehui sejauh manakah pengaruh desentralisasi fiskal terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat. METODE PENELITIAN Berdasarkan sifatnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan serta menganalisis hubungan erat antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu antara Desentralisasi fiskal (DF), Kunjungan pasien (KP),Tenaga kerja Medis (TK), Jumlah Puskesmas dan variabel dummy serta satu variabel terikat yaitu Belanja Kesehatan Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dengan menggunakan analisis statistik. Penelitian ini dilakukan di Propinsi Sumatera Barat yang terdiri dari 13 Kabupaten dan 6 Kota. . Adapun waktu penelitian ini mulai tahun 2001-2012. Berdasarkan sifatnya, jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka. Sedangkan berdasarkan cara memperolehnya jenis data tergolong kedalam data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yakni Badan Pusat Statisti (BPS). Data yang diperoleh merupakan data panel, yakni gabungan antara data time series dengan data cross section. Model Regresi Panel
  • 4. 4 Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi panel dapat dibentuk pada persamaan berikut: Y it = 훽0 + 훽1 X1it + 훽2 X2it + 훽3 X3it + 훽4 X4it + 훽5 X5it + Uit (1) Dimana: Y =BelanjaPelayanan Kesehatan = Desentralisasi Fiskal X2it = Jumlah kunjungan pasien X3it = Tenaga medis X4it = Jumlah Puskesmas X5it = Variabel dummy β0 = Nilai konstanta β1,2,3,4,5=Nilai parameter untuk variabel bebas Uit = Error term Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, maka alat regresi yang digunakan adalah analisis regresi panel dengan menggunakan Eviews 6. Menurut Winarno (2009) ada beberapa metode yang digunakan untuk mengestimasi model persamaan ekonometrika yang telah dirumuskan, yakni: (a) Common effect model ; (b) Fixed effect model ; (c) Random effect model. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) berguna untuk menganalisis sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara berganda (Gujarati, 2006). Pengujian Hipotesa Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. F test digunakan untuk melihat ketepatan pengujian regresi keseluruhan atau melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji Chow dengan menggunakan program Eviews, nilai probability yang didapat yaitu sebesar 0.0000. Nilai probability lebih kecil daripada level signifikan (α = 0,05), maka Ho untuk model ini ditolak dan Ha diterima sehingga model yang lebih baik digunakan adalah model Random Effect Model dapat dilihat pada Lampiran 2. Yit = 0,0325 + 0,0278X1it + 0,003X2it -1,854X3it – 0.00004gX4it + 0,0396X5it + Uit (2)
  • 5. 5 Berdasarkan persamaan dapat disimpulkan bahwa Desentralisasi Fiskal (X1) berpengaruh positif terhadap Belanja kesehatan Provinsi Sumatera Barat dengan koefisien regresinya sebesar 0.027824 . Hal ini berarti bahwa apabila desentralisasi fiskal meningkat satu satuan, maka akan meningkatkan tingkat belanja kesehatan Kab/Kota di Sumatera Barat sebesar 0.027824 satu satuan. Hal ini berarti bahwa semakin mandiri suatu daerah maka akan terjadi peningkatan belanja kesehatan Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat dengan asumsi cateris paribus. Berdasarkan hasil estimasi regresi panel yang telah dilakukan, pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Belanja Kesehatan diperoleh nilai koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,634. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel desentralisasi fiskal (DF) serta Variabel Kontrol yang terdiri dari; Kunjungan Pasien(KP), Tenaga Kerja Medis (TK), Jumlah Puskesmas, dan Dummy Variabel telah memberikan kontribusi sebesar 63,4% dalam mempengaruhi Belanja Kesehatan di provinsi Sumatera Barat. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diikut sertakan pada penelitian ini. Dengan demikian model yang dipergunakan dapat dikatakan cukup baik untuk menjelaskan bagaimana pengaruh desentralisasi fiskal terhadap Belanja Kesehatan di provinsi Sumatera Barat. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Desentralisasi Fiskal berpengaruh signifikan terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat dengan nilai thitung = 5,201 dengan probabilitas = 0.0000 kecil dari α = 0,05 sehingga hipotesis alternatif diterima. Selanjutanya, secara parsial Kunjungan Pasien tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat dengan nilai thitung = 1,322 dengan probabilitas = 0.1881 besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis alternatif ditolak. Selanjutnya, secara parsial tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat dengan nilai thitung = -1,3227 dengan probabilitas = 0.1763 besar dari α = 0,05 sehingga
  • 6. 6 hipotesis alternatif ditolak. Selanjutnya, secara parsialjumlah puskesmas tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat dengan nilai thitung = -0,9921 dengan probabilitas = 0.3228 besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis alternatif ditolak. Selanjutnya, secara parsial variabel dummy (kebijakan sebelum dan sesudah Desentralisasi Fiskal) berpengaruh signifikan terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat dengan nilai thitung = 7,9528dengan probabilitas = 0.0000 kecil dari α = 0,05sehingga hipotesis alternatif diterima.secara bersam-sama Desentralisasi Fiskal (X1), Kunjungan Pasien (X2), tenaga kerja medis (X3), Puskesmas (X4), dan Variabel Dummy (X5) berpengaruh signifikan terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat dengan nilai Fhitung = 49,29 dengan probabilitas = 0,000 kesil dari α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterimpengaruh yang tidak signifikan terhadap belanja kesehatan. (2). Peningkatan rasio desentralisasi fiskal tidak proporsional dengan peningkatan belanja pelayanan kesehatan, walaupun rasio desentralisasi fiskal berpengaruh positif terhadap belanja kesehatan, tetapi dengan kewenangan yang ada belanja pelayanan kesehatan bisa dikurangi atau ditambahkan dengan belanja di bidang lainnya ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA
  • 7. 7 Akhirmen. 2005. Statistik 1 dan 2. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Halim, Abdul dan Ibnu Mujid. 2009. Problem Desentralisasi dan Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat-Daerah, Peluang dan Tantangan dalam Pengelolaan Sumber Daya Daerah. Sekolah Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. Hendrartini, Julita dan Ali Gufron Mukti. 2008. Perubahan Dalam Pembiayaan: Desentralisasi, Pola Tarif dan Jaminan Kesehatan Sosial. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta. Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik. Yogyakarta: Andi. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang indikator Indonesia sehat 2010 dan pedoman penetapan indikator provinsi sehat dan kabupaten sehat. Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 331/Menkes/SK/V/2006 tentang Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009. Todaro, Micheal. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. Widjaja, HAW.2001. Otonomu Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta : PT Grafindo Persada. Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: UUP STIM YKPN.
  • 8. 8 Lampiran 1 Dependent Variable: BK?/TB? Method: Pooled Least Squares Date: 08/08/14 Time: 08:45 Sample: 2001 2012 Included observations: 11 Cross-sections included: 19 Total pool (unbalanced) observations: 148 Desentralisasi Fiskal Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob. (X1) (PAD?+TA X?)/TE? 0.0 28270 0.0 06843 4.1 31237 0 .0001 KP?/POP? 0.010295 0.002639 3.900918 0.0001 TK?/POP? -0.837137 1.583587 -0.528633 0.5979 PUSKEL? Rasio Kunjungan 0.000480 0.000233 2.056086 0.0416 pasien terhadap jumlah D1? 0.047844 0.006261 7.641089 0.0000 Gambar 1 Kerangka Konseptual penduduk (X2) Lampiran 2 HASIL REGRESI COMMON EFFECT Tingkat Belanja Pelayanan Kesehatan (Y) Rasio Jumlah Tenaga Medis Terhadap Jumlah Penduduk (X3) Variabel Kontrol Jumlah Puskesmas (X4) Variabel Dummy (X5)
  • 9. 9 R-squared 0.4 70127 Mean dependent var 0.06 8930 Adjusted R-squared 0.455306 S.D. dependent var 0.037985 S.E. of regression 0.028034 Akaike info criterion -4.277574 Sum squared resid 0.112387 Schwarz criterion -4.176317 Log likelihood 321.5405 Hannan-Quinn criter. -4.236434 Durbin-Watson stat 1.351413 HASIL REGRESI FIXED EFFECT MODEL Dependent Variable: BK?/TB? Method: Pooled Least Squares Date: 08/08/14 Time: 08:46 Sample: 2001 2012 Included observations: 11 Cross-sections included: 19 Total pool (unbalanced) observations: 148 Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob. C 0.0 29058 0.0 14307 2.0 31103 0 .0444 (PAD?+TAX?)/TE? 0.028588 0.005508 5.190354 0.0000 KP?/POP? 0.001950 0.002379 0.819874 0.4139 TK?/POP? -1.353817 1.384932 -0.977533 0.3302 PUSKEL? -0.000333 0.001200 -0.277176 0.7821 D1? 0.039902 0.004998 7.983248 0.0000 Effects Specification Cross-sectio n fixed (dummy var iables) R-squared 0.7 40418 Mean dependent va r 0.06 8930 Adjusted R-squared 0.692269 S.D. dependent var 0.037985 S.E. of regression 0.021072 Akaike info criterion -4.734380 Sum squared resid 0.055058 Schwarz criterion -4.248346 Log likelihood 374.3441 Hannan-Quinn criter. -4.536905 F-statistic 15.37784 Durbin-Watson stat 2.063403 Prob(F-statistic) 0.000000 HASIL REGRESI RANDOM EFFECT
  • 10. 10 Dependent Variable: BK?/TB? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/08/14 Time: 08:49 Sample: 2001 2012 Included observations: 11 Cross-sections included: 19 Total pool (unbalanced) observations: 148 Swamy and Arora estimator of component variances Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob. C 0.0 32518 0.0 08071 4.0 28905 0 .0001 (PAD?+TAX?)/TE? 0.027824 0.005349 5.201433 0.0000 KP?/POP? 0.003035 0.002295 1.322701 0.1881 TK?/POP? -1.854201 1.364359 -1.359027 0.1763 PUSKEL? -0.000481 0.000485 -0.992119 0.3228 D1? 0.039601 0.004980 7.952834 0.0000 Hasil Uji Chow Test Hasil Hausman Test Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.0 14822 0 .3310 Idiosyncratic random 0.021072 0.6690 W eighted Statisti cs R-squared 0.6 34490 Mean dependent var 0.03 1311 Adjusted R-squared 0.621620 S.D. dependent var 0.034964 S.E. of regression 0.021072 Sum squared resid 0.063054 F-statistic 49.29959 Durbin-Watson stat 1.798752 Prob(F-statistic) 0.000000 Unw eighted Statis tics R-squared 0.5 32687 Mean dependent var 0.06 8930 Sum squared resid 0.099118 Durbin-Watson stat 1.144283 Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test St atistic d.f. Prob. Cross-section F 5.2 06222 (1 8,124) 0 .0000 Cross-section Chi-square 83.307937 18 0.0000
  • 11. 11 Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 5.8 07936 5 0 .3254