Penelitian ini menganalisis pengaruh desentralisasi fiskal terhadap belanja kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Barat dari tahun 2001-2012 menggunakan data panel. Hasilnya menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara desentralisasi fiskal terhadap belanja kesehatan, dan (2) secara bersama variabel desentralisasi fiskal dan kontrol berpengaruh signifikan terhadap belanja kesehat
1. PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP BELANJA
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT
Kristini Manurung
(kristinimanurung@gmail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Abstract
This research is descriptive and associative variables describing the research study
and found the presence or absence of influence between the independent variable on the
dependent variable. The type of data used is panel data which combines the data time series
cross section data. Data collection techniques used are literature studies and documentation,
from the years 2001-2012. Data analysis techniques, namely the descriptive and inductive
analysis. Inductive analysis include (1) Hausman Test (2) Chow-Test (3) Regression Model
Analysis Panel, choose the REM results. To see the significance of the effect of independent
variables on the dependent variable used 1) t test and 2) F test with 5% significance level.
The result of this study is that there is a significant and positive effect between fiscal
decentralization on health care expenditures in West Sumatra. There is a significant
influence jointly between Fiscal Decentralization (independent variable), patient visits,
medical Labor, the number of health centers, a dummy variable (control variable) on health
care spending in the district / city of West Sumatra. In connection with the research, it is
recommended that advice in an effort to improve the health care expenditure, then in the
context of fiscal decentralization granting broad authority to the local shopping area to
arrange according to the needs of the community must be balanced against the government's
ability to manage and prioritize the local finance field health has the potential to improve the
welfare of society.
Keyword : Fiscal Desentralization and health care expenditure
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif yaitu penelitian yang
mendeskripsikan variabel penelitian dan menemukan ada tidaknya perngaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jenis data yang digunakan adalah data panel
yaitu gabungan antara data time series data data cross section. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah studi pustaka dan dokumentasi, dari tahun 2001-2012. Teknik
analisis data, yaitu analisis deskriptif dan induktif. Analisis induktif mencakup (1) Uji
Hausman (2) Chow-Test (3) Analisis Model Regresi Panel, hasil memilih pada REM. Untuk
melihat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan (1) Uji t
dan (2) Uji F dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini adalah terdapat (1) pengaruh
signifikan dan positif antara desentralisasi fiskal terhadap belanja pelayanan kesehatan
Sumatera Barat (2) terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara
Desentralisasi Fiskal (Variabel bebas), kunjungan pasien, Tenaga Kerja medis, jumlah
puskesmas, dummy variabel (Variabel Kontrol) terhadap belanja pelayanan kesehatan di
Kabupaten/ Kota Sumatera Barat.
Kata Kunci: Desentralisasi Fiskal dan Belanja Kesehatan
1
PENDAHULUAN
Sejarah perekonomian
mencatat desentralisasi telah muncul
ke permukaan sebagai paradigma
baru dalam kebijakan dan
administrasi pembangunan sejak
dasawarsa 1970-an. Tumbuhnya
perhatian terhadap desentralisasi
tidak hanya dikaitkan dengan
gagalnya perencanaan terpusat dan
2. 2
populernya strategi pertumbuhan
dengan pemerataan (growth with
equity), tetapi juga apa adanya
kesadaran bahwa pembangunan
adalah suatu proses yang kompleks
dan penuh ketidakpastian yang tidak
mud- ah dikendalikan dan
direncanakan dari pusat. Karena itu
dengan penuh keyakinan para
pelopor desentralisasi mengajukan
sederet panjang alasan dan argumen
tentang pentingnya desentralisasi
dalam perencanaan dan administrasi
di negara Dunia Ketiga. (Allen,1990
dalam Kuncoro:3, 2004).
Undang-undang No. 25/1999
yang direvesi menjadi Undang-
Undang No.33/2004 adalah
mengenai perimbangan keuangan
antara Pusat dan Daerah, dimana
mendorong desentralisasi dengan
pembagian sumber daya fiskal
kepada pemerintah daerah.
Pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah yang diatur dalam Undang-
Undang No. 32/2004 perlu diikuti
dengan pelimpahan keuangan dari
pemerintah pusat ke pemerintah
daerah yang diatur dalam UU
No.33/2004.
Undang-Undang
No.32/2004 telah menjelaskan
bagaimana sejatinya sebuah
reformasi dari sentralisasi menjadi
desentralisasi. Kegiatan penyediaan
barang publik yang mempunyai
dampak sangat luas seperti
kesehatan masyarakat, merupakan
tanggung jawab pemerintah pusat
sekarang menjadi pemerintah
daerah. Dengan begitu pelaksanaan
desentralisasi bidang kesehatan,
harus terdapat kesamaan visi antara
pemerintah daerah dan pemerintah
pusat.
Begitu banyak terjadi
perubahan anggaran belanja
pemerintah daerah di bidang
kesehatan setelah pemberlakuan
UU No. 33/2004 dimana
pemerintah daerah menunjukkan
kewenangannya dalam mengelola
keuangan daerah yang
dipimpinnya.
Besarnya belanja kesehatan
berhubungan positif dengan
pencapaian derajat kesehatan
masyarakat. Semakin besar belanja
kesehatan yang dikeluarkan
pemerintah maka akan semakin
baik pencapaian derajat kesehatan
masyarakat.
3. 3
Pemerintah daerah
merupakan pihak utama dalam
penyediaan fasilitas kesehatan saat
ini. Pemerintah daerah memiliki
wewenang dalam mengatur
anggaran daerah sebagai akibat dari
desentralisasi fiskal sehingga
anggaran kesehatan pun tergantung
pada pemerintah daerah.
Pengeluaran pemerintah
secara mikro menurut Guritno
(1997) merupakan teori
perkembangan pengeluaran
pemerintah bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang
menimbulkan permintaan terhadap
barang publik, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi tersedianya
barang publik. Faktor-faktor
permintaan akan barang publik dan
faktor-faktor persediaan barang
publik akan berinteraksi sehingga
jumlah barang publik dapat
ditentukan melalui anggaran
belanja.
Tulisan ini bertujuan untuk
mengetehui sejauh manakah
pengaruh desentralisasi fiskal
terhadap belanja kesehatan di
Kabupaten/Kota Sumatera Barat.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan sifatnya,
penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif dan asosiatif,
dimana penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan serta menganalisis
hubungan erat antara variabel
independen terhadap variabel
dependen yaitu antara
Desentralisasi fiskal (DF),
Kunjungan pasien (KP),Tenaga
kerja Medis (TK), Jumlah
Puskesmas dan variabel dummy
serta satu variabel terikat yaitu
Belanja Kesehatan Kabupaten/Kota
di Sumatera Barat dengan
menggunakan analisis statistik.
Penelitian ini dilakukan di Propinsi
Sumatera Barat yang terdiri dari 13
Kabupaten dan 6 Kota. . Adapun
waktu penelitian ini mulai tahun
2001-2012. Berdasarkan sifatnya,
jenis data dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif yaitu data
dalam bentuk angka. Sedangkan
berdasarkan cara memperolehnya
jenis data tergolong kedalam data
sekunder yaitu data yang diperoleh
dari studi kepustakaan yakni Badan
Pusat Statisti (BPS). Data yang
diperoleh merupakan data panel,
yakni gabungan antara data time
series dengan data cross section.
Model Regresi Panel
4. 4
Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model regresi
panel dapat dibentuk pada
persamaan berikut:
Y it = 훽0 + 훽1 X1it + 훽2 X2it + 훽3 X3it + 훽4 X4it + 훽5
X5it + Uit (1)
Dimana:
Y =BelanjaPelayanan
Kesehatan = Desentralisasi
Fiskal
X2it = Jumlah kunjungan pasien
X3it = Tenaga medis
X4it = Jumlah Puskesmas
X5it = Variabel dummy
β0 = Nilai konstanta
β1,2,3,4,5=Nilai parameter untuk
variabel bebas
Uit = Error term
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data panel,
maka alat regresi yang digunakan
adalah analisis regresi panel
dengan menggunakan Eviews 6.
Menurut Winarno (2009) ada
beberapa metode yang digunakan
untuk mengestimasi model
persamaan ekonometrika yang
telah dirumuskan, yakni: (a)
Common effect model ; (b) Fixed
effect model ; (c) Random effect
model.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2)
berguna untuk menganalisis
sumbangan variabel bebas terhadap
variabel terikat secara berganda
(Gujarati, 2006).
Pengujian Hipotesa
Uji t digunakan untuk
melihat pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap
variabel dependen dengan
menganggap variabel lain bersifat
konstan.
F test digunakan untuk
melihat ketepatan pengujian regresi
keseluruhan atau melihat pengaruh
variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel
dependennya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji Chow dengan
menggunakan program Eviews,
nilai probability yang didapat yaitu
sebesar 0.0000. Nilai probability
lebih kecil daripada level signifikan
(α = 0,05), maka Ho untuk model
ini ditolak dan Ha diterima
sehingga model yang lebih baik
digunakan adalah model Random
Effect Model dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Yit = 0,0325 + 0,0278X1it + 0,003X2it -1,854X3it – 0.00004gX4it +
0,0396X5it + Uit (2)
5. 5
Berdasarkan persamaan
dapat disimpulkan bahwa
Desentralisasi Fiskal (X1)
berpengaruh positif terhadap
Belanja kesehatan Provinsi
Sumatera Barat dengan koefisien
regresinya sebesar 0.027824 . Hal ini
berarti bahwa apabila desentralisasi
fiskal meningkat satu satuan, maka
akan meningkatkan tingkat belanja
kesehatan Kab/Kota di Sumatera
Barat sebesar 0.027824 satu satuan.
Hal ini berarti bahwa semakin
mandiri suatu daerah maka akan
terjadi peningkatan belanja
kesehatan Kab/Kota di Provinsi
Sumatera Barat dengan asumsi
cateris paribus.
Berdasarkan hasil estimasi
regresi panel yang telah dilakukan,
pengaruh Desentralisasi Fiskal
terhadap Belanja Kesehatan
diperoleh nilai koefisien
determinasi atau R2 sebesar 0,634.
Nilai ini menunjukkan bahwa
variabel desentralisasi fiskal (DF)
serta Variabel Kontrol yang terdiri
dari; Kunjungan Pasien(KP),
Tenaga Kerja Medis (TK), Jumlah
Puskesmas, dan Dummy Variabel
telah memberikan kontribusi
sebesar 63,4% dalam
mempengaruhi Belanja Kesehatan
di provinsi Sumatera Barat.
Sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak
diikut sertakan pada penelitian ini.
Dengan demikian model yang
dipergunakan dapat dikatakan
cukup baik untuk menjelaskan
bagaimana pengaruh desentralisasi
fiskal terhadap Belanja Kesehatan
di provinsi Sumatera Barat.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial
Desentralisasi Fiskal berpengaruh
signifikan terhadap belanja
kesehatan di Kabupaten/Kota
Sumatera Barat dengan nilai thitung
= 5,201 dengan probabilitas =
0.0000 kecil dari α = 0,05 sehingga
hipotesis alternatif diterima.
Selanjutanya, secara parsial
Kunjungan Pasien tidak
berpengaruh signifikan terhadap
belanja kesehatan di
Kabupaten/Kota Sumatera Barat
dengan nilai thitung = 1,322 dengan
probabilitas = 0.1881 besar dari α =
0,05 sehingga hipotesis alternatif
ditolak. Selanjutnya, secara parsial
tenaga kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap belanja
kesehatan di Kabupaten/Kota
Sumatera Barat dengan nilai thitung
= -1,3227 dengan probabilitas =
0.1763 besar dari α = 0,05 sehingga
6. 6
hipotesis alternatif ditolak.
Selanjutnya, secara parsialjumlah
puskesmas tidak berpengaruh
signifikan terhadap belanja
kesehatan di Kabupaten/Kota
Sumatera Barat dengan nilai thitung
= -0,9921 dengan probabilitas =
0.3228 besar dari α = 0,05 sehingga
hipotesis alternatif ditolak.
Selanjutnya, secara parsial variabel
dummy (kebijakan sebelum dan
sesudah Desentralisasi Fiskal)
berpengaruh signifikan terhadap
belanja kesehatan di
Kabupaten/Kota Sumatera Barat
dengan nilai thitung = 7,9528dengan
probabilitas = 0.0000 kecil dari α =
0,05sehingga hipotesis alternatif
diterima.secara bersam-sama
Desentralisasi Fiskal (X1),
Kunjungan Pasien (X2), tenaga
kerja medis (X3), Puskesmas (X4),
dan Variabel Dummy (X5)
berpengaruh signifikan terhadap
belanja kesehatan di
Kabupaten/Kota Sumatera Barat
dengan nilai Fhitung = 49,29
dengan probabilitas = 0,000 kesil
dari α =
0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterimpengaruh yang tidak
signifikan terhadap belanja
kesehatan. (2). Peningkatan rasio
desentralisasi fiskal tidak
proporsional dengan peningkatan
belanja pelayanan kesehatan,
walaupun rasio desentralisasi fiskal
berpengaruh positif terhadap
belanja kesehatan, tetapi dengan
kewenangan yang ada belanja
pelayanan kesehatan bisa dikurangi
atau ditambahkan dengan belanja
di bidang lainnya ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
7. 7
Akhirmen. 2005. Statistik 1 dan 2. Padang:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
Halim, Abdul dan Ibnu Mujid. 2009.
Problem Desentralisasi dan
Perimbangan Keuangan Pemerintahan
Pusat-Daerah, Peluang dan Tantangan
dalam Pengelolaan Sumber Daya
Daerah. Sekolah Pasca Sarjana UGM.
Yogyakarta.
Hendrartini, Julita dan Ali Gufron Mukti.
2008. Perubahan Dalam Pembiayaan:
Desentralisasi, Pola Tarif dan Jaminan
Kesehatan Sosial.
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan
Pembangunan Daerah. Jakarta:
Erlangga.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor
Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik.
Yogyakarta: Andi.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003
tentang indikator Indonesia sehat
2010 dan pedoman penetapan
indikator provinsi sehat dan
kabupaten sehat.
Surat Keputusan Menteri
Kesehatan nomor
331/Menkes/SK/V/2006 tentang
Rencana Strategis Departemen
Kesehatan Tahun 2005-2009.
Todaro, Micheal. 2003.
Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Widjaja, HAW.2001. Otonomu
Daerah dan Daerah Otonom.
Jakarta : PT Grafindo Persada.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis
Ekonometrika dan Statistika
dengan Eviews. Yogyakarta: UUP
STIM YKPN.
8. 8
Lampiran 1
Dependent Variable: BK?/TB?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/08/14 Time: 08:45
Sample: 2001 2012
Included observations: 11
Cross-sections included: 19
Total pool (unbalanced) observations: 148
Desentralisasi Fiskal
Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob.
(X1)
(PAD?+TA X?)/TE? 0.0 28270 0.0 06843 4.1 31237 0 .0001
KP?/POP? 0.010295 0.002639 3.900918 0.0001
TK?/POP? -0.837137 1.583587 -0.528633 0.5979
PUSKEL? Rasio Kunjungan
0.000480 0.000233 2.056086 0.0416
pasien terhadap jumlah
D1? 0.047844 0.006261 7.641089 0.0000
Gambar 1 Kerangka Konseptual
penduduk (X2)
Lampiran 2
HASIL REGRESI COMMON EFFECT
Tingkat Belanja
Pelayanan Kesehatan
(Y)
Rasio Jumlah Tenaga
Medis Terhadap Jumlah
Penduduk (X3) Variabel Kontrol
Jumlah Puskesmas
(X4)
Variabel Dummy
(X5)
9. 9
R-squared 0.4 70127 Mean dependent var 0.06 8930
Adjusted R-squared 0.455306 S.D. dependent var 0.037985
S.E. of regression 0.028034 Akaike info criterion -4.277574
Sum squared resid 0.112387 Schwarz criterion -4.176317
Log likelihood 321.5405 Hannan-Quinn criter. -4.236434
Durbin-Watson stat 1.351413
HASIL REGRESI FIXED EFFECT MODEL
Dependent Variable: BK?/TB?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/08/14 Time: 08:46
Sample: 2001 2012
Included observations: 11
Cross-sections included: 19
Total pool (unbalanced) observations: 148
Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob.
C 0.0 29058 0.0 14307 2.0 31103 0 .0444
(PAD?+TAX?)/TE? 0.028588 0.005508 5.190354 0.0000
KP?/POP? 0.001950 0.002379 0.819874 0.4139
TK?/POP? -1.353817 1.384932 -0.977533 0.3302
PUSKEL? -0.000333 0.001200 -0.277176 0.7821
D1? 0.039902 0.004998 7.983248 0.0000
Effects Specification
Cross-sectio n fixed (dummy var iables)
R-squared 0.7 40418 Mean dependent va r 0.06 8930
Adjusted R-squared 0.692269 S.D. dependent var 0.037985
S.E. of regression 0.021072 Akaike info criterion -4.734380
Sum squared resid 0.055058 Schwarz criterion -4.248346
Log likelihood 374.3441 Hannan-Quinn criter. -4.536905
F-statistic 15.37784 Durbin-Watson stat 2.063403
Prob(F-statistic) 0.000000
HASIL REGRESI RANDOM EFFECT
10. 10
Dependent Variable: BK?/TB?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/08/14 Time: 08:49
Sample: 2001 2012
Included observations: 11
Cross-sections included: 19
Total pool (unbalanced) observations: 148
Swamy and Arora estimator of component variances
Varia ble Coe fficient Std . Error t-S tatistic P rob.
C 0.0 32518 0.0 08071 4.0 28905 0 .0001
(PAD?+TAX?)/TE? 0.027824 0.005349 5.201433 0.0000
KP?/POP? 0.003035 0.002295 1.322701 0.1881
TK?/POP? -1.854201 1.364359 -1.359027 0.1763
PUSKEL? -0.000481 0.000485 -0.992119 0.3228
D1? 0.039601 0.004980 7.952834 0.0000
Hasil Uji Chow Test
Hasil Hausman Test
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.0 14822 0 .3310
Idiosyncratic random 0.021072 0.6690
W eighted Statisti cs
R-squared 0.6 34490 Mean dependent var 0.03 1311
Adjusted R-squared 0.621620 S.D. dependent var 0.034964
S.E. of regression 0.021072 Sum squared resid 0.063054
F-statistic 49.29959 Durbin-Watson stat 1.798752
Prob(F-statistic) 0.000000
Unw eighted Statis tics
R-squared 0.5 32687 Mean dependent var 0.06 8930
Sum squared resid 0.099118 Durbin-Watson stat 1.144283
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test St atistic d.f. Prob.
Cross-section F 5.2 06222 (1 8,124) 0 .0000
Cross-section Chi-square 83.307937 18 0.0000
11. 11
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5.8 07936 5 0 .3254