Tinjauan pustaka membahas tentang jati, antosianin, ekstraksi, kulit, bibir, kosmetik, dan kosmetik dekoratif. Daun jati berasal dari India dan memiliki kandungan pigmen alami seperti pheophiptin dan β-karoten. Antosianin adalah pigmen merah yang penting dalam tumbuhan yang berfungsi sebagai antioksidan. Ekstraksi antosianin dapat dilakukan dengan menghancurkan bagian tumbuhan dan dimaserasi dalam
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi daun pada tumbuhan. Daun merupakan organ penting bagi tumbuhan yang berfungsi untuk fotosintesis, pernapasan, transpirasi dan gutasi. Terdapat dua jenis daun yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Daun dapat bervariasi bentuk dan ukuran berdasarkan lingkungan tumbuhnya.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai komponen kimia utama kayu yaitu karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, dan ekstraktif. Komponen-komponen tersebut membentuk dinding sel dan pengisi rongga sel kayu. Selulosa merupakan komponen terbesar yang tersusun atas glukosa, sedangkan lignin berperan dalam kekakuan dinding sel. Ekstraktif seperti minyak dan resin dapat diekstrak dari rongga sel
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan dan pengangkutan air pada tanaman. Penyerapan air dapat terjadi secara aktif maupun pasif, sedangkan pengangkutannya dipengaruhi oleh tekanan akar, transpirasi, dan kohesi air. Penyerapan pasif lebih penting dibanding aktif karena beberapa keterbatasan penyerapan aktif.
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi daun pada tumbuhan. Daun merupakan organ penting bagi tumbuhan yang berfungsi untuk fotosintesis, pernapasan, transpirasi dan gutasi. Terdapat dua jenis daun yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Daun dapat bervariasi bentuk dan ukuran berdasarkan lingkungan tumbuhnya.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai komponen kimia utama kayu yaitu karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, dan ekstraktif. Komponen-komponen tersebut membentuk dinding sel dan pengisi rongga sel kayu. Selulosa merupakan komponen terbesar yang tersusun atas glukosa, sedangkan lignin berperan dalam kekakuan dinding sel. Ekstraktif seperti minyak dan resin dapat diekstrak dari rongga sel
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan dan pengangkutan air pada tanaman. Penyerapan air dapat terjadi secara aktif maupun pasif, sedangkan pengangkutannya dipengaruhi oleh tekanan akar, transpirasi, dan kohesi air. Penyerapan pasif lebih penting dibanding aktif karena beberapa keterbatasan penyerapan aktif.
Dokumen ini membahas tentang pengertian, sifat, fungsi, bagian, sistem perakaran, dan sifat khusus akar pada tumbuhan. Akar adalah bagian pokok ketiga tumbuhan setelah daun dan batang. Akar berfungsi untuk memperkuat tumbuhan, menyerap air dan zat makanan, serta mengangkutnya. Terdapat berbagai jenis sistem perakaran dan akar yang memiliki sifat khusus seperti akar udara, akar pengger
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan jenis pohon dan kesesuaian lokasi untuk hutan tanaman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pohon dan lokasi antara lain kondisi iklim, tanah, topografi, dan faktor biotik di lokasi. Jenis pohon harus sesuai dengan tujuan budidaya serta karakteristik lingkungan lokasi untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal.
Daun majemuk adalah daun yang terbagi atas dua sampai banyak anak daun, misalnya daun turi, asam, kacang, kelapa, dan palem.
Macam – Macam Daun Majemuk :
1. Majemuk menyirip (pinnatus)
2. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)
3. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)
4. Daun Majemuk Campuran (Digitato pinnatus)
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanPasyaman_07
Laporan ini membahas pengenalan gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan melalui praktikum. Laporan menjelaskan tujuan praktikum untuk mengenali gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan dan kayu hasil hutan. Laporan kemudian menjelaskan hasil pengamatan terhadap lima penyakit biotik pada tanaman hutan beserta gejala, tanda, dan identifikasi jamur atau bakteri penye
Dokumen tersebut merupakan materi kuliah tentang penyakit hutan yang mencakup pengertian penyakit hutan, konsep timbulnya penyakit hutan, dan perkembangan ilmu penyakit hutan khususnya di Indonesia."
Makalah ini membahas tentang survei tanah dan manfaatnya. Survei tanah dilakukan untuk mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya. Terdapat beberapa tahapan dalam survei tanah mulai dari persiapan, pendahuluan, utama, hingga pengolahan data. Metode yang digunakan antara lain metode grid kaku dan metode fisiografik. Manfaat survei tanah diantar
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
Laporan praktikum ini membahas tentang persaingan intra dan inter spesies pada tanaman jagung dan kacang tolo. Praktikum dilakukan dengan menanam kedua tanaman secara monokultur dan heterokultur serta melakukan pengamatan selama satu bulan untuk melihat pengaruh persaingan terhadap pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat kayu sebagai bahan yang kompleks yang dihasilkan oleh pohon, perkembangan teknologi pengolahan kayu, ilmu dan teknologi kayu, jenis-jenis kayu lunak dan keras beserta strukturnya, dan istilah-istilah anatomi kayu.
Dokumen tersebut membahas struktur dan tipe perkecambahan benih. Secara umum, struktur benih terdiri atas kulit benih, jaringan penyimpan cadangan makanan (endosperm, kotiledon, perisperm), dan embrio. Tipe perkecambahan benih ada dua, yaitu epigeal dan hipogeal."
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh turgor terhadap pembukaan dan penutupan stomata pada daun adam hawa. Hasilnya menunjukkan bahwa stomata akan terbuka ketika turgor tinggi akibat larutan air, tetapi akan menutup ketika turgor rendah akibat larutan sukrosa hipertonik. Turgor yang tinggi menyebabkan stomata terbuka, sebaliknya turgor rendah menyebabkan penutupan stomata.
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturRahmad Sutrisna
Tinjauan pustaka mendiskusikan definisi kosmetik dan penggolongannya berdasarkan peraturan kesehatan dan kegunaannya. Kulit terdiri atas tiga lapisan: epidermis sebagai lapisan luar yang melindungi, diikuti dermis yang mengandung jaringan dan kelenjar, serta lapisan lemak di bawah kulit. Kosmetik digunakan untuk merawat dan merias kulit dan rambut.
Makalah ini membahas tentang sistem integumen atau sistem penutup tubuh yang meliputi epidermis, dermis, dan struktur aksesoris seperti rambut dan kuku. Epidermis terdiri dari lima lapisan yaitu stratum corneum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Dermis berisi pembuluh darah, serat kolagen, dan otot halus. Sistem integumen berperan sebagai pelindung tubuh, penerima rangsangan, dan terlibat dalam proses term
Dokumen ini membahas tentang pengertian, sifat, fungsi, bagian, sistem perakaran, dan sifat khusus akar pada tumbuhan. Akar adalah bagian pokok ketiga tumbuhan setelah daun dan batang. Akar berfungsi untuk memperkuat tumbuhan, menyerap air dan zat makanan, serta mengangkutnya. Terdapat berbagai jenis sistem perakaran dan akar yang memiliki sifat khusus seperti akar udara, akar pengger
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan jenis pohon dan kesesuaian lokasi untuk hutan tanaman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pohon dan lokasi antara lain kondisi iklim, tanah, topografi, dan faktor biotik di lokasi. Jenis pohon harus sesuai dengan tujuan budidaya serta karakteristik lingkungan lokasi untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal.
Daun majemuk adalah daun yang terbagi atas dua sampai banyak anak daun, misalnya daun turi, asam, kacang, kelapa, dan palem.
Macam – Macam Daun Majemuk :
1. Majemuk menyirip (pinnatus)
2. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)
3. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)
4. Daun Majemuk Campuran (Digitato pinnatus)
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanPasyaman_07
Laporan ini membahas pengenalan gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan melalui praktikum. Laporan menjelaskan tujuan praktikum untuk mengenali gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan dan kayu hasil hutan. Laporan kemudian menjelaskan hasil pengamatan terhadap lima penyakit biotik pada tanaman hutan beserta gejala, tanda, dan identifikasi jamur atau bakteri penye
Dokumen tersebut merupakan materi kuliah tentang penyakit hutan yang mencakup pengertian penyakit hutan, konsep timbulnya penyakit hutan, dan perkembangan ilmu penyakit hutan khususnya di Indonesia."
Makalah ini membahas tentang survei tanah dan manfaatnya. Survei tanah dilakukan untuk mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya. Terdapat beberapa tahapan dalam survei tanah mulai dari persiapan, pendahuluan, utama, hingga pengolahan data. Metode yang digunakan antara lain metode grid kaku dan metode fisiografik. Manfaat survei tanah diantar
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
Laporan praktikum ini membahas tentang persaingan intra dan inter spesies pada tanaman jagung dan kacang tolo. Praktikum dilakukan dengan menanam kedua tanaman secara monokultur dan heterokultur serta melakukan pengamatan selama satu bulan untuk melihat pengaruh persaingan terhadap pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat kayu sebagai bahan yang kompleks yang dihasilkan oleh pohon, perkembangan teknologi pengolahan kayu, ilmu dan teknologi kayu, jenis-jenis kayu lunak dan keras beserta strukturnya, dan istilah-istilah anatomi kayu.
Dokumen tersebut membahas struktur dan tipe perkecambahan benih. Secara umum, struktur benih terdiri atas kulit benih, jaringan penyimpan cadangan makanan (endosperm, kotiledon, perisperm), dan embrio. Tipe perkecambahan benih ada dua, yaitu epigeal dan hipogeal."
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh turgor terhadap pembukaan dan penutupan stomata pada daun adam hawa. Hasilnya menunjukkan bahwa stomata akan terbuka ketika turgor tinggi akibat larutan air, tetapi akan menutup ketika turgor rendah akibat larutan sukrosa hipertonik. Turgor yang tinggi menyebabkan stomata terbuka, sebaliknya turgor rendah menyebabkan penutupan stomata.
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturRahmad Sutrisna
Tinjauan pustaka mendiskusikan definisi kosmetik dan penggolongannya berdasarkan peraturan kesehatan dan kegunaannya. Kulit terdiri atas tiga lapisan: epidermis sebagai lapisan luar yang melindungi, diikuti dermis yang mengandung jaringan dan kelenjar, serta lapisan lemak di bawah kulit. Kosmetik digunakan untuk merawat dan merias kulit dan rambut.
Makalah ini membahas tentang sistem integumen atau sistem penutup tubuh yang meliputi epidermis, dermis, dan struktur aksesoris seperti rambut dan kuku. Epidermis terdiri dari lima lapisan yaitu stratum corneum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Dermis berisi pembuluh darah, serat kolagen, dan otot halus. Sistem integumen berperan sebagai pelindung tubuh, penerima rangsangan, dan terlibat dalam proses term
Dokumen tersebut membahas tentang biopsikologi kulit, termasuk fungsi, bagian-bagian, jenis, dan penyakit kulit. Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh, sebagai indra peraba, alat eksresi, pengatur suhu tubuh, dan tempat pembuatan vitamin D. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan hipodermis, serta memiliki berbagai jenis seperti kulit normal, berminyak, kering, dan sensitif. Beberapa
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem integumen atau sistem penutup tubuh yang meliputi kulit, rambut, bulu, sisik, dan lainnya.
2. Sistem integumen berfungsi sebagai pelindung, penerima rangsang, respirasi, ekskresi, termoregulasi, dan osmoregulasi.
3. Dokumen tersebut menjelaskan struktur dan fungsi kulit serta derivat-derivat k
Dokumen tersebut membahas tentang bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan fungsi mukosa mulut. Bengkuang adalah tanaman yang berasal dari Amerika tropis yang memiliki umbi yang dapat dimakan dan memiliki berbagai manfaat kesehatan. Mukosa mulut berperan sebagai pelindung rongga mulut dan memiliki fungsi sensorik dan sekretori.
Laporan ini membahas skrining fitokimia yang dilakukan terhadap tanaman kemangi untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder. Tanaman kemangi mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, steroid, dan saponin yang bermanfaat sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba.
Makalah ini membahas tentang anatomi dan fisiologi kulit dan kelamin serta beberapa penyakit yang dapat menyerangnya seperti kusta. Juga dibahas mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang dan pengobatan dari penyakit-penyakit tersebut.
Sistem integumen adalah sistem organ terluas yang menutupi seluruh tubuh. Sistem ini terdiri atas kulit, kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan jaringan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel yang mengandung melanosit, sel Langerhans, dan keratinosit. Dermis mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, saraf, dan kelenjar. Sistem integumen berperan melindungi tub
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan epidermis pada tumbuhan. Secara singkat, jaringan epidermis adalah lapisan luar sel pada organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang dapat berkembang menjadi alat tambahan seperti stomata dan trikoma. Jaringan epidermis tidak dapat melakukan pembelahan karena tidak memiliki ruang antar sel.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan epidermis pada tumbuhan. Secara singkat, jaringan epidermis adalah lapisan luar sel pada organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang dapat berkembang menjadi alat tambahan seperti stomata dan trikoma. Jaringan epidermis tidak dapat melakukan pembelahan karena tidak memiliki ruang antar sel.
Dokumen ini membahas tentang isolasi dan identifikasi senyawa kimia terpenoid dari daun ekaliptus melalui proses ekstraksi, fraksinasi, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi gas-spektrometri massa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses isolasi terpenoid, menguji aktivitas antioksidan, dan mengidentifikasi jenis senyawa terpenoid yang terkandung dalam daun ekaliptus."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun Jati
Tanaman jati yang tumbuh di Indonesia berasal dari India. Tanaman yang
mempunyai nama ilmiah Tectona grandis linn. F. secara historis, nama tectona
berasal dari bahasa portugis (tekton) yang berarti tumbuhan yang memiliki
kualitas tinggi. Di Negara asalnya, tanaman jati ini dikenal dengan banyak nama
daerah, seperti ching-jagu (di wilayah Asam), saigun (Bengali), tekku (Bombay),
dan kyun (Burma). Tanaman ini dalam bahasa jerman dikenal dengan nama teck
atau teakbun, sedangkan di Inggris dikenal dengan nama teak (Sumarna, 2004).
2.1.1 Morfologi Tumbuhan
Secara morfologis, tanaman jati memiliki tinggi yang dapat mencapai
sekitar 30-45 m dengan pemangkasan, batang yg bebas cabang dapat mencapai
antara 15–20 cm. Diameter batang dapat mencapai 220 cm. Kulit kayu berwarna
kecoklatan atau abu-abu yang mudah terkelupas. Pangkal batang berakar papan
pendek dan bercabang sekitar 4. Daun berbentuk jantung membulat dengan ujung
meruncing, berukuran panjang 20-50 cm dan lebar 15–40 cm, permukaannya
berbulu. Daun muda (petiola) berwarna hijau kecoklatan, sedangkan daun tua
berwarna hijau tua keabu-abuan.
Tanaman jati tergolong tanaman yang menggugurkan daun pada saat
musim kemarau, antara bulan nopember hingga januari. Setelah gugur, daun akan
tumbuh lagi pada bulan januari atau maret. Tumbuhnya daun ini juga secara
umum ditentukan oleh kondisi musim (Sumarna, 2004).
Universitas Sumatera Utara
2. 2.1.2 Sistematika Tumbuhan
Berdasarkan hasil identifikasi sampel daun jati yang dilakukan di
Herbarium Medanense, diperoleh klasifikasi tumbuhan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotylodonae
Ordo : Solanales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis L.f.
2.1.3 Kandungan Zat Warna Daun Jati Muda
Daun jati muda memiliki kandungan pigmen alami yang terdiri dari
pheophiptin, β-karoten, pelargonidin 3-glukosida, pelargonidin 3,7-diglukosida,
klorofil dan dua pigmen lain yang belum diidentifikasi (Ati, dkk., 2006)
2.2 Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar
luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini
merupakan penyebab hampir semua warna merah jambu, merah marak, merah,
ungu, dan biru dalam daun bunga, daun, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara
kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu
sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan
atau pengurangan gugus hodroksil atau dengan metilisasi atau glikosilasi.
Antosianidin adalah aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin
dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling umum sampai saat ini ialah
Universitas Sumatera Utara
3. sianidin yang berwarna merah lembayung Warna jingga disebabkan oleh
pelargonidin yang gugus hidroksilnya kurang satu dibandinkan sianidin,
sedangkan warna merah senduduk, lembayung dan biru umumnya disebabkan
oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya lebih satu dibandingkan sianidin
(Harborne, 1987).
Antosianin terdapat dalam semua tumbuhan tingkat tinggi, banyak
ditemukan dalam bunga dan buah, tetapi ada juga yang ditemukan dalam daun,
batang, dan akar. Antosianin sebagian besar ditemukan di luar lapisan sel. Bagi
tumbuhan, antosianin memiliki banyak fungsi yang berbeda, misalnya sebagai
antioksidan, pelindung untuk melawan sinar UV, sebagai mekanisme pertahanan
terhadap serangga, dan penting pada proses penyerbukan dan reproduksi.
Antosianin telah digunakan untuk mewarnai makanan sejak zaman dahulu.
Warna antosianin bergantung pada struktur dan keasaman. Sebagian besar
antosianin berwarna merah pada kondisi asam dan berubah menjadi biru pada
kondisi asam yang kurang. Selain itu, warna antosianin juga terpengaruh oleh
suhu, oksigen dan sinar UV (anonim, 2011).
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi antosianin dari tumbuhan segar adalah dengan menghancurkan
bagian tumbuhan tersebut dalam tabung menggunakan sesedikit mungkin metanol
yang mengandung HCl pekat 1%. Cara lain, jaringan tumbuhan yang jumlahnya
lebih banyak dapat dimaserasi dalam pelarut yang mengandung asam, lalu maserat
disaring. Ekstrak kemudian dipekatkan pada tekanan rendah dan suhu 35o
- 40o
C
sampai volumenya menjadi kira-kira seperlima volume ekstrak asal (Harborne,
1987).
Universitas Sumatera Utara
4. 2.4 Kulit
Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindunginya dari berbagai tipe
stimulus eksternal yang merusak. Permukaan kulit orang dewasa sekitar 1,6 m2
.
Kulit terbagi atas tiga lapisan yang disebut epidermis, dermis, dan jaringan
subkutan. Epidermis tersusun dari beberapa lapisan sel yang ketebalnnya sekitar
0,1-0,3 mm. Fungsi terpenting dari epidermis adalah perlindungan melawan
rangsangan eksternal seperti dehidrasi dan sinar UV (Mitsui, 1997).
Epidermis, bagian terluar kulit dibagi menjadi dua lapisan utama: lapisan
sel-sel tidak berinti (stratum korneum atau lapisan tanduk), dan lapisan dalam
yaitu stratum malfigi. Stratum malfigi ini merupakan asal sel-sel permukaan
bertanduk setelah mengalami proses diferensiasi. Stratum malfigi dibagi menjadi:
stratum granulosum, lapisan sel basal (stratum germinativum), dan stratum
spinosum.
Lapisan basal sebagian besar terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak
berdiferensiasi yang terus menerus mengalami mitosis, memperbaharui epidermis.
Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk
keratin, suatu protein fibrosa. Stratum granulosum berada langung dibawah
stratum korneum dan memiliki fungsi penting dalam menghasilkan protein dan
ikatan kimia stratum korneum. Sel utama kedua epidermis (setelah keratinosit)
adalah melanosit, ditemukan dalam lapisan basal.
Dermis terletak tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut
kolagen, elastin dan retikulin yang tertanam dalam suatu substansi dasar. Di
sekitar pembuluh darah yang kecil terdapat limfosit, histiosit, sel mast dan
neutrofil polimorfonuklear yang melindungi tubuh dari infeksi. Di bawah dermis
Universitas Sumatera Utara
5. terdapat lapisan kulit ketiga yaitu lemak subkutan. Lapisan ini merupakan
bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat
penyimpanan energi (Price dan Wilson, 1986).
pH permukaan kulit memiliki peranan penting pada fisiologi kulit.
Keasaman kulit telah diteliti oleh Heuss pada tahun 1892 dan divalidasi oleh
Schade dan Marchonini pada tahun 1928, yang menekankan bahwa tingkat
keasaman sebagai fungsi protektif dan menyebutnya sebagai ”mantel asam”
(Barel, et al, 2009).
Marchionini (1929) menemukan bahwa stratum korneum dilapisi oleh
suatu lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai
“mantel asam kulit” (sauremantel). pH umumnya berkisar antara 4,5 – 6,5.
Fungsi pokok “mantel asam” kulit yaitu :
1. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang
terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit.
2. Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
membahayakan kulit.
3. Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit
(Tranggono dan Latifah, 2007).
2.5 Bibir
Bibir memiliki ciri yang berbeda dari kulit bagian lain, karena lapisan
jangatnya sangat tipis. Stratum germinatum tumbuh dengan kuat dan korium
mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat dibawah permukaan
kulit. Sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir, menyebabkan bibir hampir
bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan jangat
Universitas Sumatera Utara
6. akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang melekat
padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum (Ditjen POM, 1985).
Bibir berfungsi untuk membantu proses berbicara dan makan. Hal ini
menyebabkan bibir harus ditarik, berbelok, dan berkontraksi ke berbagai arah
yang berbeda. Untuk melaksanakan tugasnya, bibir memiliki permukaan kulit
transisi yang dikenal dengan nama vermillion (Draelos and Thaman, 2006)
Daerah vermillion adalah bingkai merah bibir, merupakan daerah transisi
dimana kulit bibir bergabung kedalam membran mukosa. Ini merupakan daerah
dimana wanita sering mengaplikasikan lipstik. Secara eksternal dibatasi oleh
persimpangan mukokutan, persimpangan antara kulit wajah dan bingkai
vermillion bibir. Dalam mulut, Vermillion dibatasi oleh garis basah dimana
mucosa bibir dimulai. Garis basah (atau garis kering-basah) adalah perbatasan
antara bagian merah luar (bingkai vermillion) yang biasanya kering, dan bagian
dalam mukosa yang lembut dan lembab. Pada beberapa orang, bibir berwarna
merah kecoklatan, hal ini disebabkan oleh adanya pigmen melanin coklat
(Woelfel and Scheild, 2002).
2.6 Kosmetik
Kata kosmetik berasal dari bahasa Yunani ”kosmetikos” yang berarti
keterampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.445/ MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut:
”Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
Universitas Sumatera Utara
7. memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.”
Penggolongan kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, dibagi
ke dalam 13 kelompok :
1. Preparat untuk bayi, misalnya: minyak bayi, bedak bayi, dll.
2. Preparat untuk mandi, misalnya: sabun mandi, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya: maskara, eye shadow, dll.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya: parfum, colognes, dll.
5. Preparat untuk rambut, misalnya: sampo, hair spray, dll.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya: cat rambut, dll.
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya: bedak, lipstick, dll.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya: pasta gigi, mouth washes, dll.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya: deodorant, dll.
10. Preparat kuku, misalnya: cat kuku, losion kuku, dll.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya: pembersih, pelembab, pelindung kulit,
dll.
12. Preparat cukur, misalnya: sabun cukur, dll.
13. Preparat untuk suntan dan suncreen, misalnya suncreen foundation, dll
(Tranggono dan Latifah, 2007)
Kosmetik umumnya mengandung bahan-bahan seperti lemak, minyak,
ester lilin, minyak ester, humektan, pewarna, dan lain-lain. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih bahan baku kosmetika salah satunya adalah
sangat baik dan aman untuk digunakan serta stabil terhadap pengaruh oksidasi dan
pengaruh luar lainnya (Mitsui, 1997).
Universitas Sumatera Utara
8. Penggunaan kosmetik yang tidak selektif dapat menyebabkan timbulnya
berbagai efek samping dari bahan yang digunakan dalam kosmetik. Oleh karena
itu dilakukan usaha untuk menanggulangi kemungkinan efek samping kosmetik
tersebut dengan berhati-hati dan selektif dalam memilih kosmetik yang akan
digunakan. Salah satu penyebab resiko efek samping dari kosmetik adalah zat
warna yang digunakan (Wasitaatmadja, 1997).
2.7 Kosmetik Dekoratif
Kosmetik dekoratif fungsi utamanya hanya untuk mempercantik dan
memperindah diri. Pewarna merupakan komponen utama dalam setiap formulasi
kosmetik dekoratif. Tujuan kosmetik dekoratif yaitu untuk memperbaiki
penampilan, memberikan rona, meratakan warna kulit, menyembunyikan
ketidaksempurnaan, dan fungsi protektif. Tipe formulasi kosmetik dekoratif
berupa suspensi, cair, dan anhydrous. (Barel, et al, 2001).
Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang
menarik, bau yang harum dan menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan
kulit tampak berkilau, dan tidak merusak atau mengganggu kulit, bibir, kuku, dan
adeneksa lainnya.
Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu:
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, perona pipi, eye shadow, dan
lain-lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
batu luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut,
dan preparat penghilang rambut (Tranggono dan Latifah, 2007)
Universitas Sumatera Utara
9. Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetik dekoratif dapat dibagi
menjadi:
1. Kosmetik rias kulit (wajah)
2. Kosmetik rias bibir
3. Kosmetik rias rambut
4. Kosmetik rias mata
5. Kosmetik rias kuku (Wasitaatmadja, 1997).
2.8 Lipstik
Lipstik menambah warna pada wajah agar terlihat lebih sehat dan juga
membentuk bibir. Lipstik dapat digunakan untuk harmonisasi wajah antara mata,
rambut, dan pakaian. Lipstik juga mampu menciptakan ilusi bibir agar terlihat
lebih kecil atau lebih besar tergantung dari warnanya. Ada dua tipe lipstik, yaitu
klasik dan volatile based (Barel, et al, 2001).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat
dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik
yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir,
bervariasi antara 36-38o
C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan
terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik
dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang
62o
C, biasanya berkisar antara 55-75o
C (Ditjen POM, 1985).
Dari segi kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
1. Tidak menyebabkan iritasi atau keruskan pada bibir
2. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan
Universitas Sumatera Utara
10. 3. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
4. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan
perubahan wujud.
5. Tidak lengket
6. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna (Mitsui, 1997)
2.9 Komponen Utama dalam Sediaan Lipstik
Bahan-bahan utama dalam lipstik antara lain:
a. Emolien, seperti minyak jarak, ester, lanolin, minyak alkohol (dodecanol
oktil), minyak jojoba dan trigliserida.
b. Lilin, seperti Candelilla, carnauba, lilin lebah, ozokerit/ceresein, silikon alkil,
polietilen, parafin.
c. Modifier wax yang bekerja bersama dengan malam untuk memperbaiki
tekstur, aplikasi dan stabilitas termasuk setil asetat, lanolin, setil alkohol, oleil
alkohol, dan vaselin (putih dan kuning).
d. Pewarna
• D & C, untuk obat-obatan dan kosmetik (tidak digunakan untuk makanan),
misalnya: Red 6 and Ba Lake, Red 7 and Ca Lake, Red 30, Yellow 10
• FD & C (untuk makanan, obat-obatan, dan kosmetik), misalnya: Yellow 5,6
Al Lake dan Blue 1 Al Lake
• Besi oksida
• TiO2
• ZnO
• Mutiara
• Mn violet
Universitas Sumatera Utara
11. e. Zat aktif. Zat aktif yang ditambahkan dalam sediaan pewarna bibir adalah
sebagai pelembab dan pelembut yaitu untuk memperbaiki kulit bibir yang
kering dan pecah-pecah diantaranya: tokoferil asetat, natrium hyaluronate,
ekstrak lidah buaya, ascorbyl palmitate, silanols, ceramides, Panthenol, asam
amino, dan beta karoten.
f. Pengisi. Mica, silica, boron nitride, BiOCl, pati, lisin lauroyl
g. Antioksidan/Pengawet BHA, BHT, ekstrak rosemary, asam sitrat, propil
paraben, metil paraben, dan tokoferol (Barel, et al, 2001).
2.9.1 Komponen Lipstik yang Digunakan dalam Formulasi
a. Cera alba (Malam putih)
Cera alba adalah hasil pemuenian dan pengentalan malam kuning yang
diperoleh dari sarang lebah madu Apis mellifera Linne (familia apidae).
Pemeriannya berupa padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam
keadaan lapisan tipis, nau khas lemah dan bebas bau tengik. Kelarutannya tidak
larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Larut sempurna dalam
kloroform, eter, minyak lemak, dan minyak atsiri. Suhu leburnya antara 62o
C
hingga 65o
C (Ditjen POM, 1995).
b. Vaselin alba
Vaselin alba adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang telah
diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Pemeriannya yaitu berupa massa
lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap walaupun zat telah dileburkan.
Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), tetapi
larut dalam kloroform dan eter. Suhu leburnya antara 38o
C hingga 56o
C. Khasiat
umumnya digunakan sebagai zat tambahan (Ditjen POM, 1979).
Universitas Sumatera Utara
12. c. Lanolin
Lanolin adalah adeps lanae yang mengandung air 25% dan digunakan
sebagai pelumas dan penutup kulit yang mudah dipakai (Anief, 1994).
Lanolin secara luas digunakan dalam formulasi kosmetik dan berbagai
sediaan topikal lanolin dapat mengalami auto-oksidasi selama proses
penyimpanan. Untuk menghambat proses ini, dibutuhkan penambahan butil
hidroksitoluen sebagai antioksidan (Rowe, et al, 2009).
d. Setil alkohol
Pemeriannya yaitu berupa serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih,
bau khas lemah, dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, larut
dalam etanol dan dalam eter, kelarutannya bertambah dengan naiknya suhu.
Suhu leburnya yaitu antara 45o
C hingga 50o
C (Ditjen POM, 1995).
e. Oleum ricini (Minyak jarak)
Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin
biji Ricinus communis L. yang telah dikupas. Pemeriannya berupa cairan kental,
jernih, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, rasa manis dan agak
pedas. Kelarutannya yaitu larut dalam 2,5 bagian etanol (90%), mudah larut
dalam etanol mutlak, dan dalam asam asetat glasial (Ditjen POM, 1979).
f. Cetaceum
Cetaceum adalah malam padat murni, diperoleh dari minyak lemak yang
terdapat pada kepala lemak dan badan Physeter Catodon L. dan Hyperoodan
costralos Muller. Pemberiannya yaitu massa hablur, bening, licin, putih mutiara,
bau dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu paktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol (96 %) P, larut dalam 20 bagian etanol (96 %) P mendidih, kloroform P,
Universitas Sumatera Utara
13. éter P, minyak lemak dan minyak atsiri. Suhu leburnya antara 42o
C hingga 50o
C.
Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan (Ditjen POM, 1979).
g. Propilen glikol
Propilen glikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau,
dan berasa manis. Propilen glikol diketahui sebagai material non-toksik telah
digunakan secara luas dalam formulasi farmasetik dan kosmetik sebagai
humektan, penawet, dan pelarut (Rowe, et al, 2009).
h. Titanium dioksida
Berupa serbuk putih nonhigroskopis, amorf, tidak berbau, dan tidak
berasa. Walaupun ukuran partikel rata-rata dari serbuk titanium dioksida kurang
dari 1 milimikron, titanium dioksida komersial umumnya terdapat sebagai
partikel agregat yang mencapai diameter 100 milimikron. Titanium dioksida
telah digunakan secara luas dalam kosmetik, makanan, dan dalam formulasi
sedian oral dan topikal sebagai pigmen putih. Titanium dioksida praktis tidak
larut dalam pelarut organik, asam nitrat, asam klorida, dan air (Rowe, et al,
2009).
i. Butil Hidroksitoluen
Pemeriannya hablar padat, putih, bau khas, lemah. Tidak larut dalam air
dan propilen glikol, nudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter
(Ditjen POM, 1995).
Butil hidroksitoluen digunakan sebagai antioksidan dalam obat, kosmetik, dan
makanan. Biasanya digunakan untuk menunda atau mencegah oksidasi lemak
dan minyak menjadi tengik, dan juga untuk mencegah hilangnya aktivitas
vitamin-vitamin yang larut dalam minyak. Konsentrasi butil hidroksitoluen yang
Universitas Sumatera Utara
14. digunakan untuk formulasi sediaan topikal adalah 0,0075-0,1 (Rowe, et al,
2009).
j. Oleum rosae (Minyak mawar)
Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan
uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena Miller, Rosa alba L., dan
varietas Rosa lainnya. Pemeriannya yaitu berupa cairan tidak berwarna atau
kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25o
C kental, dan
jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika
dipanaskan mudah melebur. Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform dan berat
jenisnya yaitu antara 0,848 sampai 0,863 (Ditjen POM, 1979).
k. Metilparaben
Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu
leburnya antara 125o
C hingga 128o
C. Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan
(zat pengawet) (Ditjen POM, 1995).
2.10 Uji Tempel (Patch Test)
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan
cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit
atau tidak.
Iritasi umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah
pelekatan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi
Universitas Sumatera Utara
15. tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut
iritasi sekunder. Tanda-tanda yang ditimbulkan reaksi kulit tersebut umumnya
sama, yaitu akan tampak sebagai kulit kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak.
Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang dijadikan daerah lokasi
untuk uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel
adalah bagian punggung, lengan tangan, dan bagian kulit di belakang telinga
(Ditjen POM, 1985).
2.11 Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Uji Kesukaan (Hedonic Test) adalah pengujian terhadap kesan subyektif
yang sifatnya suka atau tidak suka terhadap suatu produk. Pelaksanaan uji ini
memerlukan dua pihak yang bekerja sama, yaitu panel dan pelaksana. Panel
adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan uji melalui proses
penginderaan. Orangnya disebut panelis. Panel terbagi dua, yaitu panel terlatih
dan tidak terlatih. Jumlah panel uji kesukaan makin besar semakin baik, sebaiknya
jumlah itu melebihi 20 orang. Jumlah lebih besar tentu akan menghasilkan
kesimpulan yang dapat diandalkan (Soekarto, 1981).
Universitas Sumatera Utara