Sistem Biaya Standar - Bisnis Menejemennuyy widyasti
Dokumen tersebut membahas tentang sistem biaya standar yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan biaya produksi sesungguhnya. Biaya standar ditentukan di muka dan digunakan untuk mengontrol biaya produksi dan menentukan harga pokok produk. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan, manfaat, jenis, dan cara penyusunan biaya standar serta analisis penyebab selisih antara biaya standar dan biaya sesungguhnya.
Akuntansi Perbankan (Soal & Kasus Pembahasan).docxMariaReynildha2
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan akuntansi rekening giro dan tabungan di bank. Rekening giro merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan, sedangkan tabungan hanya dapat ditarik sesuai syarat-syarat tertentu seperti secara tunai. Dokumen ini juga menjelaskan contoh transaksi rekening giro dan cara pencatatannya di buku besar bank.
Dokumen tersebut menjelaskan kasus perhitungan biaya produk menggunakan metode activity based costing (ABC) pada perusahaan PT Baju. PT Baju memproduksi dua jenis produk yaitu polos dan bercorak dengan jumlah yang berbeda. Dokumen ini menjelaskan perhitungan biaya overhead untuk setiap aktivitas berdasarkan tarif overhead, kemudian menghitung total biaya dan biaya per unit untuk setiap produk menggunakan metode ABC.
Sistem Biaya Standar - Bisnis Menejemennuyy widyasti
Dokumen tersebut membahas tentang sistem biaya standar yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan biaya produksi sesungguhnya. Biaya standar ditentukan di muka dan digunakan untuk mengontrol biaya produksi dan menentukan harga pokok produk. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan, manfaat, jenis, dan cara penyusunan biaya standar serta analisis penyebab selisih antara biaya standar dan biaya sesungguhnya.
Akuntansi Perbankan (Soal & Kasus Pembahasan).docxMariaReynildha2
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan akuntansi rekening giro dan tabungan di bank. Rekening giro merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan, sedangkan tabungan hanya dapat ditarik sesuai syarat-syarat tertentu seperti secara tunai. Dokumen ini juga menjelaskan contoh transaksi rekening giro dan cara pencatatannya di buku besar bank.
Dokumen tersebut menjelaskan kasus perhitungan biaya produk menggunakan metode activity based costing (ABC) pada perusahaan PT Baju. PT Baju memproduksi dua jenis produk yaitu polos dan bercorak dengan jumlah yang berbeda. Dokumen ini menjelaskan perhitungan biaya overhead untuk setiap aktivitas berdasarkan tarif overhead, kemudian menghitung total biaya dan biaya per unit untuk setiap produk menggunakan metode ABC.
Model pemrograman linier digunakan untuk mengalokasikan sumber daya terbatas agar mencapai tujuan maksimum atau minimum. Contoh soal membahas perusahaan yang memproduksi dua produk dengan keterbatasan sumber daya dan tujuan memaksimalkan keuntungan. Formulasi modelnya meliputi variabel keputusan, fungsi tujuan, dan sistem kendala sumber daya dan permintaan.
Dokumen tersebut memberikan contoh soal dan penyelesaian mengenai departementalisasi biaya overhead pabrik (BOP). Terdapat beberapa soal yang mencakup penghitungan alokasi BOP menggunakan metode kontinyu dan aljabar, serta distribusi biaya overhead departemen jasa menggunakan metode langsung, bertingkat, dan simultan.
Dokumen tersebut membahas sistem akuntansi penggajian dan pengupahan perusahaan. Ia menjelaskan pengertian gaji dan upah, sistem akuntansi gaji dan upah, dokumen yang digunakan dalam sistem tersebut seperti kartu jam kerja dan daftar gaji, catatan akuntansi seperti jurnal umum dan kartu penghasilan karyawan, serta fungsi-fungsi terkait seperti kepegawaian, pembuat daftar gaji, dan
Dokumen ini membahas tentang surplus ekonomi, termasuk definisi surplus ekonomi sebagai aset keuangan yang melebihi kewajiban, surplus konsumen dan produsen, serta manfaat teori surplus ekonomi untuk menganalisis dampak campur tangan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang anggaran laba dan metode-metode penyusunannya, yaitu metode a posteriori, a priori, dan pragmatis. Metode a posteriori menetapkan laba setelah menyusun anggaran operasional lainnya, sedangkan metode a priori menetapkan laba terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Metode pragmatis menetapkan laba berdasarkan standar yang teruji secara empiris.
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
Laporan ini memberikan ringkasan keuangan PT Serumpun pada 31 Januari 2005. Laporan ini menunjukkan biaya pokok produksi sebesar Rp20.505.000 dan persediaan barang dalam proses akhir sebesar Rp5.900.000. Laporan kedua memberikan laporan laba rugi PT Sempurna pada tanggal yang sama, menunjukkan penjualan bersih Rp4.500.000 dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp10.000.000.
This document provides information about inventory management concepts including:
- Types of inventory costs like ordering costs, setup costs, and carrying costs.
- Reasons for carrying inventory such as balancing costs and meeting demand.
- The economic order quantity model for determining optimal order size.
- Safety stock and reorder point calculations.
- Just-in-time manufacturing techniques like kanban systems and manufacturing cells.
- Benefits of lower inventories like reduced costs, space needs, and improved quality.
Siklus proses bisnis Review atas proses bisnis utama dalam perusahaan manufakturAsri Rosa
1. Dokumen ini membahas proses bisnis utama perusahaan manufaktur yaitu siklus pembelian, produksi, dan penjualan beserta pengendalian internalnya.
2. Siklus pembelian mencakup pembelian bahan baku, produksi mengubah bahan baku menjadi barang jadi, dan penjualan beserta penerimaan kasnya.
3. Pengendalian internal meliputi pemisahan tugas, otorisasi, dokumentasi, akses, dan verifikasi untuk men
Obligasi adalah utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan berdasarkan janji untuk membayar bunga berkala dan jumlah pokok pada saat jatuh tempo. Dokumen menjelaskan definisi liabilitas jangka panjang dan jenis-jenis obligasi serta akuntansi dasar untuk penerbitan dan amortisasi obligasi.
Bab 4 membahas persediaan (inventory) termasuk pengertian, sistem akuntansi, penilaian, dan contoh soal perhitungan nilai persediaan akhir menggunakan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata baik untuk sistem periodik maupun perpetual serta harga pokok penjualan dan laba kotor.
Model pemrograman linier digunakan untuk mengalokasikan sumber daya terbatas agar mencapai tujuan maksimum atau minimum. Contoh soal membahas perusahaan yang memproduksi dua produk dengan keterbatasan sumber daya dan tujuan memaksimalkan keuntungan. Formulasi modelnya meliputi variabel keputusan, fungsi tujuan, dan sistem kendala sumber daya dan permintaan.
Dokumen tersebut memberikan contoh soal dan penyelesaian mengenai departementalisasi biaya overhead pabrik (BOP). Terdapat beberapa soal yang mencakup penghitungan alokasi BOP menggunakan metode kontinyu dan aljabar, serta distribusi biaya overhead departemen jasa menggunakan metode langsung, bertingkat, dan simultan.
Dokumen tersebut membahas sistem akuntansi penggajian dan pengupahan perusahaan. Ia menjelaskan pengertian gaji dan upah, sistem akuntansi gaji dan upah, dokumen yang digunakan dalam sistem tersebut seperti kartu jam kerja dan daftar gaji, catatan akuntansi seperti jurnal umum dan kartu penghasilan karyawan, serta fungsi-fungsi terkait seperti kepegawaian, pembuat daftar gaji, dan
Dokumen ini membahas tentang surplus ekonomi, termasuk definisi surplus ekonomi sebagai aset keuangan yang melebihi kewajiban, surplus konsumen dan produsen, serta manfaat teori surplus ekonomi untuk menganalisis dampak campur tangan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang anggaran laba dan metode-metode penyusunannya, yaitu metode a posteriori, a priori, dan pragmatis. Metode a posteriori menetapkan laba setelah menyusun anggaran operasional lainnya, sedangkan metode a priori menetapkan laba terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Metode pragmatis menetapkan laba berdasarkan standar yang teruji secara empiris.
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
Laporan ini memberikan ringkasan keuangan PT Serumpun pada 31 Januari 2005. Laporan ini menunjukkan biaya pokok produksi sebesar Rp20.505.000 dan persediaan barang dalam proses akhir sebesar Rp5.900.000. Laporan kedua memberikan laporan laba rugi PT Sempurna pada tanggal yang sama, menunjukkan penjualan bersih Rp4.500.000 dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp10.000.000.
This document provides information about inventory management concepts including:
- Types of inventory costs like ordering costs, setup costs, and carrying costs.
- Reasons for carrying inventory such as balancing costs and meeting demand.
- The economic order quantity model for determining optimal order size.
- Safety stock and reorder point calculations.
- Just-in-time manufacturing techniques like kanban systems and manufacturing cells.
- Benefits of lower inventories like reduced costs, space needs, and improved quality.
Siklus proses bisnis Review atas proses bisnis utama dalam perusahaan manufakturAsri Rosa
1. Dokumen ini membahas proses bisnis utama perusahaan manufaktur yaitu siklus pembelian, produksi, dan penjualan beserta pengendalian internalnya.
2. Siklus pembelian mencakup pembelian bahan baku, produksi mengubah bahan baku menjadi barang jadi, dan penjualan beserta penerimaan kasnya.
3. Pengendalian internal meliputi pemisahan tugas, otorisasi, dokumentasi, akses, dan verifikasi untuk men
Obligasi adalah utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan berdasarkan janji untuk membayar bunga berkala dan jumlah pokok pada saat jatuh tempo. Dokumen menjelaskan definisi liabilitas jangka panjang dan jenis-jenis obligasi serta akuntansi dasar untuk penerbitan dan amortisasi obligasi.
Bab 4 membahas persediaan (inventory) termasuk pengertian, sistem akuntansi, penilaian, dan contoh soal perhitungan nilai persediaan akhir menggunakan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata baik untuk sistem periodik maupun perpetual serta harga pokok penjualan dan laba kotor.
1. Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi persediaan sesuai PSAK 14, termasuk pengakuan, pengukuran, dan penyajian persediaan dalam laporan keuangan.
2. Beberapa metode pengukuran persediaan yang dijelaskan adalah FIFO, average, dan LIFO beserta contoh penerapannya.
3. Laporan keuangan harus menyajikan persediaan di neraca dan harga pokok penjualan di laporan laba rugi.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan kuantitas persediaan, metode pembiayaan persediaan seperti FIFO dan biaya rata-rata, pengaruh kesalahan persediaan pada laporan keuangan, serta analisis rasio perputaran persediaan. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang akuntansi persediaan mulai dari pengukuran, penilaian, hingga penyajian dan analisis laporan keuangan terkait persediaan.
Dokumen tersebut membahas tentang persediaan, yang merupakan aset berupa barang atau bahan yang siap dijual, dalam proses produksi, atau akan digunakan dalam produksi. Dibahas pula tujuan, fungsi, jenis, dan metode penilaian persediaan seperti FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang beserta contoh perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengendalian persediaan bahan baku, termasuk metode siklus pesanan, metode minimal-maksimum, metode dua tempat, sistem pemesanan otomatis, dan rencana ABC. Metode-metode tersebut digunakan untuk menjaga stok bahan baku agar tetap memadai untuk operasi produksi namun tidak berlebihan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian persediaan dengan menggunakan metode biaya historis atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah, termasuk definisi nilai realisasi bersih, metode penerapan, dan pemulihan kerugian persediaan. Juga dibahas metode-metode estimasi penilaian persediaan seperti metode laba kotor dan harga eceran.
Dokumen tersebut membahas tentang kontrol persediaan dan penghitungan persediaan dengan metode biaya berbeda seperti FIFO, LIFO, dan biaya rata-rata. Dokumen ini juga menjelaskan pengaruh salah catat persediaan terhadap laporan keuangan dan metode untuk mengestimasi persediaan dengan menggunakan metode ritel.
Dokumen tersebut membahas mengenai akuntansi biaya produksi khususnya biaya bahan baku, meliputi klasifikasi biaya bahan baku, sistem pencatatan persediaan, metode penilaian persediaan, dan prosedur pengendalian bahan.
Dokumen ini membahas akuntansi pajak untuk persediaan, termasuk pengertian persediaan, pengukuran persediaan dalam neraca, metode penilaian persediaan, sistem pencatatan persediaan, dan perpajakan atas persediaan seperti PPN dan PPh.
Harga pokok penjualan (HPP) adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan barang agar dapat dijual. Atau harga yang harus dibayar untuk memperoleh suatu barang.
Dalam prakteknya harga pokok penjualan terdiri dari harga faktur ditambah biaya angkut, sedangkan biaya-biaya yang lain diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang dibebankan pada periode yang bersangkutan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem akuntansi persediaan, termasuk penjelasan mengenai metode FIFO, LIFO, dan biaya rata-rata dalam menghitung biaya persediaan serta dampaknya terhadap laporan keuangan perusahaan."
Bab 4 membahas tentang persediaan (inventory) yang meliputi pengertian, sistem akuntansi, penilaian, dan contoh soal perhitungan persediaan akhir menggunakan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata baik untuk sistem periodik maupun perpetual."
1. Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi untuk perusahaan dagang, termasuk pengertian, ciri-ciri, dan sistem pencatatan persediaan barang dagang untuk perusahaan dagang baik menggunakan sistem fisik maupun sistem perpetual.
2. Ada beberapa metode penilaian persediaan barang dagang yang dapat digunakan yaitu metode identifikasi khusus, FIFO, LIFO, rata-rata, persediaan dasar, dan estimasi.
5. Melindungi Persediaan (slide 1 dari 3)
Pengendalian atas persediaan harus segera dimulai
saat persediaan diterima.
Dokumen berikut merupakan dokumen yang sering
digunakan untuk pengendalian persediaan:
Pesanan
pembelian
Laporan
penerimaan
Faktur
pemasok
6. Melindungi Persediaan (slide 2 dari 3)
Pesanan pembelian
(purchase order)
memberi wewenang
atas pembelian suatu
barang dari pemasok.
Laporan penerimaan
(receiving report) harus
dilengkapi sebagai
catatan awal
penerimaan persediaan.
7. Melindungi Persediaan (slide 3 dari 3)
Tindakan-tindakan pengamanan untuk mencegah
kerusakan persediaan dan pencurian oleh pelanggan
atau karyawan.
Menyimpan
persediaan di area
dengan akses
terbatas
Barang berharga
disimpan dalam
lemari terkunci.
Menggunakan
cermin dua arah,
kamera, dan
penjaga keamanan.
8. Melaporkan Persediaan
Penghitungan fisik persediaan atau jumlah
persediaan harus dilakukan mendekati akhir
tahun.
Pastikan kuantitas persediaan yang dilaporkan
dalam laporan keuangan akurat.
Biaya perolehan persediaan dimasukkan ke
dalam laporan keuangan. Menggunakan satu
dari tiga asumsi arus biaya persediaan.
9. Asumsi-Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)
Masalah akuntansi muncul saat barang yang identik
diperoleh dengan biaya berbeda pada periode tertentu.
Saat suatu barang dijual, perlu dilakukan penentuan
biaya per unit dengan menggunakan asumsi arus biaya
dan metode biaya persediaan terkait.
11. Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)
Asumsikan tiga unit identik dari barang X dibeli selama
bulan Mei:
12. Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 2 dari 2)
Asumsikan satu unit dijual senilai Rp20.000 pada 30
Mei.
13. Metode Biaya Persediaan Identifikasi Spesifik
Unit yang terjual dikenali dengan pembelian tertentu
(spesifik).
Persediaan akhir terdiri atas banyaknya unit yang
tersisa dalam persediaan.
Sebagai contoh, jika pada 18 Mei unit yang terjual
adalah berikut.
• Biaya yang dibebankan pada unit terjual Rp13.000
• Laba bruto Rp7.000, dan
• Persediaan akhir Rp23.000.
14. Metode Biaya Persediaan Masuk-Pertama,
Keluar-Pertama (First-In, First-Out—FIFO)
Diasumsikan unit
yang terjual adalah
unit yang pertama
dibeli
Persediaan akhir
berasal dari barang-
barang yang dibeli
paling akhir
17. Metode Biaya Persediaan dalam Sistem
Persediaan Perpetual
Data barang 127B digunakan sebagai ilustrasi
sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.
18. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)
Biaya dimasukkan dalam beban pokok penjualan
dengan urutan yang sama saat biaya tersebut terjadi.
Metode sering konsisten dengan arus fisik atau
pergerakan barang.
Metode FIFO memberikan hasil yang kurang lebih
sama dengan hasil yang diperoleh dari metode
identifikasi biaya spesifik.
20. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
Dalam sistem persediaan perpetual, biaya unit rata-
rata tertimbang dihitung setiap ada pembelian yang
dilakukan.
Biaya unit ini digunakan untuk menentukan beban
pokok penjualan sampai pembelian berikutnya
dilakukan dan nilai rata-rata baru dihitung.
Teknik ini disebut rata-rata bergerak.
22. Metode Biaya Persediaan dalam Sistem
Persediaan Periodik
Hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi
penjualan.
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan
untuk mencatat beban pokok penjualan.
Penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk
menghitung biaya persediaan dan beban pokok
penjualan.
23. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)— slide 1 dari 3
Kita akan menggunakan data yang sama dengan
barang 127B dalam contoh persediaan perpetual.
Persediaan awal dan pembelian barang 127B pada
bulan Januari adalah sebagai berikut.
24. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)— slide 2 dari 3
Penghitungan fisik pada tanggal 31 Januari
menunjukkan terdapat sisa persediaan sebanyak 800
unit.
Biaya 800 unit dalam persediaan akhir pada tanggal 31
Januari dihitung sebagai berikut.
27. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
(slide 1 dari 2)
Biaya unit rata-rata tertimbang dihitung dengan cara
berikut.
28. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
(slide 2 dari 2)
Data barang 127B akan digunakan sebagai berikut:
Biaya pada persediaan akhir 31 Januari adalah
sebagai berikut :
29. Membandingkan Metode Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)
FIFO dan persediaan rata-rata tertimbang biasanya
akan menghasilkan jumlah yang berbeda untuk:
1. Beban pokok penjualan
2. Laba bruto
3. Laba neto
4. Persediaan akhir
31. Tampilan 7: Pengaruh dari Perubahan Biaya (Harga):
Metode Biaya FIFO dan Rata-Rata Tertimbang (WA)
32. Melaporkan Persediaan dalam
Laporan Keuangan
Biaya merupakan dasar utama dalam penilaian
persediaan dalam laporan keuangan.
Persediaan dinilai berdasarkan pertimbangan lain
selain biaya dalam kasus berikut.
1. Biaya penggantian barang dalam persediaan
berada di bawah biaya yang dicatat.
2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga penjualan
normal yang disebabkan oleh kondisi barang yang
cacat, perubahan mode, rusak, usang, atau sebab
lainnya.
33. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 1 dari 3)
Jika biaya penggantian barang dalam persediaan lebih rendah
daripada biaya perolehan, metode nilai pasar atau biaya
perolehan yang lebih rendah (lower-of-cost-or-market—LCM)
digunakan untuk menilai persediaan.
Nilai pasar yang dimaksud adalah nilai realisasi neto (net
realizable value) dari persediaan tersebut. Nilai realisasi neto
ditentukan sebagai berikut.
• Biaya Langsung atas Pelepasan mencakup beban penjualan
seperti iklan khusus atau komisi penjualan.
34. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 2 dari 3)
Asumsikan data berikut tentang persediaan yang rusak:
Dalam penerapan LCM, nilai pasar dari persediaan adalah
Rp650.000, dihitung sebagai berikut.
Jadi, persediaan akan dinilai sebesar Rp650.000, yang
mana lebih rendah dari biaya perolehannya sebesar
Rp1.000.000 dan nilai pasarnya adalah Rp650.000.
35. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 3 dari 3)
Metode LCM dapat diterapkan dengan salah satu dari
tiga cara. Biaya, harga pasar, dan penurunan apa pun
dapat ditentukan untuk hal-hal berikut.
1. Setiap barang dalam persediaan.
2. Kelas atau kategori utama dalam persediaan.
3. Persediaan secara keseluruhan.
36. Persediaan di Laporan Posisi Keuangan
(slide 1 dari 2)
Persediaan biasanya disajikan di bagian Aset Lancar
dalam laporan posisi keuangan.
Hal-hal berikut juga dilaporkan:
1. Metode untuk menghitung biaya persediaan (FIFO
atau biaya rata-rata tertimbang).
2. Metode penilaian persediaan (biaya, atau nilai
pasar atau biaya yang lebih rendah).
40. Tampilan 11: Pengaruh Kesalahan Persediaan pada
Laporan Posisi Keuangan Periode Berjalan
41. Analisis dan Interpretasi Keuangan
Persediaan harus tersimpan dengan cukup untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan agar mencegah terjadinya kehilangan
penjualan.
Terlalu banyak persediaan mengurangi likuiditas perusahaan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan operasional.
Kelebihan persediaan meningkatkan beban penyimpanan dan pajak
properti.
Kelebihan persediaan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan
harga, kerusakan, atau perubahan selera pelanggan.
42. Perputaran Persediaan (slide 1 dari 2)
Mengukur hubungan antara volume barang terjual dan
jumlah persediaan yang dimiliki selama periode
tertentu.
Semakin besar perputaran persediaan maka
pengelolaan persediaan semakin efisien dan efektif.
44. Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan
(slide 1 dari 2)
Ukuran kasar atas lamanya waktu yang diperlukan
untuk memperoleh, menjual, dan mengganti
persediaan.
Beban pokok penjualan harian rata-rata ditentukan
dengan membagi beban pokok penjualan dengan 365.
45. Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan
(slide 2 dari 2)
Jumlah hari penjualan dalam persediaan untuk
Matahari dihitung sebagai berikut.
48. Metode Ritel untuk Memperkirakan Biaya
Persediaan
Metode persediaan ritel diterapkan dengan cara berikut ini.
• Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk
dijual pada biaya (at cost) dan pada harga ritel.
• Langkah 2. Hitung rasio biaya terhadap harga ritel atas
biaya yang tersedia untuk dijual.
• Langkah 3. Hitung persediaan akhir pada harga ritel
dengan mengurangkan penjualan dari persediaan
tersedia untuk dijual pada harga ritel.
• Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir dengan
mengalikan persediaan akhir pada harga ritel dengan
rasio biaya terhadap harga ritel.
50. Metode Laba Bruto untuk Mempersiapkan
Biaya Persediaan
Metode laba bruto diterapkan dengan cara sebagai
berikut.
• Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia
untuk dijual pada biaya (at cost).
• Langkah 2. Hitung perkiraan laba bruto dengan
mengalikan penjualan dengan persentase laba
bruto.
• Langkah 3. Hitung perkiraan beban pokok
penjualan dengan mengurangkan perkiraan laba
bruto dari penjualan.
• Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir
dengan mengurangkan perkiraan beban pokok
penjualan dari persediaan tersedia untuk dijual.