Ringkasan dokumen tersebut adalah asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan di Desa Kombungo, Kabupaten Muna. Kegiatan tersebut meliputi persiapan dengan masyarakat dan teknis, pelaksanaan pengkajian lingkungan fisik dan sumber air di Dusun IV, serta hasil analisis masalah kesehatan masyarakat setempat.
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Penduduk desa Sukau Datang 1 merupakan penduduk yang cukup heterogen.
Karena wilayah ini termasuk kawasan transmigrasi, sehingga tidak hanya suku asli
lebong yang mendiami desa Sukau Datang 1 melainkan banyak juga warga yang
berasal dari pulau jawa seperti pekalongan, curup, dan lain-lain
Komposisi penduduk secara keseluruhan terdiri dari 542 orang yang terdiri
dari 284 orang laki-laki dan 258 orang perempuan. Jumlah kepala keluarga 137 KK
Publikasi Kecamatan Tulin Onsoi Dalam Angka Tahun 2015 merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan. Buku ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang keadaan geografi, pertanian, sosial, ekonomi penduduk Tulin Onsoi. Diharapkan publikasi ini dapat bermanfaat bagi konsumen data, utamanya sebagai bahan rujukan dan sumber infomasi statistik
Statistik Daerah Kecamatan Sebuku 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Sebuku yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Sebuku. Materi yang disajikan dalam ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Sebuku dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Statistik daerah-kecamatan-tulin-onsoi-2015Arifuddin Ali
Statistik Daerah Kecamatan Tulin Onsoi 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Tulin Onsoi yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Yulin Onsoi. Materi yang disajikan dalam ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Tulin Onsoi dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
) Komitmen Mutu: Masyarakat mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai
prosedur pendaftaran
e) Anti Korupsi : Terkadang mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan
kelompok rentan dengan pertimbangan ancaman atau pemberian imbalan
11. Membuat mading informasi penyakit terkini
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pasien mendapatkan informasi yang kurang jelas dan
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS MASYARAKAT
DUSUN IV DESA KOMBUNGO KECAMATAN MOLONA
KABUPATEN MUNA
Asuhan Keperawatan Komunitas yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa
Akademi Keperawatan Pemkab. Muna Angkatan XII Kelompok IV Gelombang II
dalam praktek di masyarakat berlangsung mulai tanggal 04 Februari s/d 06 Februari
2015 di Dusun IV Desa Kombungo Kecamatan Molona Kabupaten Muna.
A. Persiapan
a. Persiapan masyarakat
Pada tahap ini, mula-mula kelompok melakukan kegiatan
pengidentifikasian aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader
kesehatan, pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 04 Februari di balai Desa
Kombungo. Setelah mengidentifikasi tokoh masyarakat, maka dilakukan
pendekatan membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri
dan menjelaskan tentang tujuan Praktek Klinik Keperawatan (PKK)
Komunitas dan Keluarga di Dusun IV Desa Kombungo Kecamatan Molona
Kabupaten Muna.
Selanjutnya Mahasiswa mengadakan pertemuan dengan Kepala Lurah,
Kepala Lingkungan/Dusun dan Tokoh Agama untuk rencana pertemuan
dengan masyarakat setempat tentang rencana pertemuan pertama dan
pertemuan selanjutnya dari kegiatan Praktik Klinik Keperawatan (PKK)
Komunitas dan Keluarga tersebut.
Tanggal 04 Februari diadakan pertemuan pertama (sosialisasi) dalam
Musyawarah Mayarakat Desa (MMD) I, diawali dengan pembukaan,
perkenalan dengan masyarakat, serta menjelaskan tujuan dan maksud
keberadaan mahasiswa di Desa Kombungo. Kemudian dilakukan sosialisi dan
diskusi tentang masalah kesehatan yang terjadi di wilayah Dusun IV Desa
Kombungo pada saat ini. Pertemuan diakhiri dengan istirahat dan ramah
tamah dengan para undangan yang hadir pada pertemuan tersebut.
b. Persiapan Teknis
Dalam menentukan masalah kesehatan yang ada di wilayah Dusun IV
Desa Kombungo maka persiapan teknis yang dilakukan mahasiswa meliputi
mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian
tugas, mempersiapkan format pengkajian serta mengidentifikasi wilayah
Dusun IV Desa Kombungo, termasuk jumlah rumah dan jiwa di Dusun IV
2. Desa Kombungo. Melaksanakan pengumpulan data melalui kuisioner
(lampiran) dengan melakukan wawancara langsung kepada setiap Kepala
Keluarga.
Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah Mahasiswa Peserta
Praktik Klinik Keperawatan Komunitas dan Keluarga. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 3 hari 04 – 06 Februari 2015.
B. Pelaksanaan
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi
kesehatan di Dusun IV Desa Kombungo, maka diperlukan data yang
didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri dari kegiatan :
1) Survey sekaligus observasi dimasing-masing rumah yang ada serta
wawancara dengan Kepala Dusun IV Desa Kombungo pada khususnya
dan Kepala Kelurahan, serta tokoh masyarakat.
2) Pengumpulan data di masing-masing rumah penduduk/Kepala Keluarga
melalui wawancara dan observasi langsung yang dilakukan pada tanggal
04 – 06 Februari 2015 (pagi dan sore).
Tabulasi data pada tanggal 06 Februari 2015 (pada malam hari)
a) Hasil Tabulasi Data
Setelah data terkumpul, maka data tersebut ditabulasi dan di
format dalam bentuk tabel untuk disajikan pada saat pertemuan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) I
Pengolahan data mencakup analisa-analisa masalah kesehatan
yang ada di masyarakat. Data hasil tabulasi disajikan sebagai berikut :
1. Data Demografi
Desa Kombungo adalah merupakan salah satu daerah di
Kecamatan Molona. Dimana pada Desa Kombungo ini terdiri dari 4
Dusun yaitu Woroagi, Wirabuana, Bayangkara dan Bahteramas.
Secara Geogrfis batas-batas wilayah Desa Kombungo :
Utara : Desa Parida
Selatan : Desa Motewe
Barat : Desa Labunti
Timur : Desa Bonea
Pada tahun 2015, di Desa Kombungo khususnya Dusun
Woroagi terdiri dari 78 KK dengan 300 jumlah jiwa. Dusun Woroagi
3. terdiri dari 78 KK dimana terdapat 70 rumah di Dusun tersebut.
Sebagian kepala keluarga tinggal bersama keluarganya yang lainnya
dalam satu rumah.
Tabel 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Di Desa Kombungo Dusun Woroagi
No Penggolongan umur Frekuesin %
1 Masa balita 44 15
2 Masa kanak kanak 35 12
3 Masa remaja awal 25 9
4 Masa remaja akhir 32 12
5 Masa dewasa awal 47 15
6 Masa dewasa akhir 56 17
7 Masa lansia awal 40 13
8 Masa lansai akhir 16 5
9 Masa manula 5 2
Jumlah 300 100
Sumber : Data hasil pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar penduduk di Dusun
Woroagi adalah berada pada usia dewasa akhir yaitu 56 jiwa (17%)
sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah pada umur manula yaitu
sekitar 5 orang (2%).
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Kepala Keluarga
Di Desa Kombungo Dusun Woroagi
No Suku Frekuensi %
1. Muna 299 99,9
2. Jawa
3. Bali
4. Medan 1 0,1
5. Lombok
Jumlah 300 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Dari Tabel di atas menujukan bahwa di desa Kombungo
4. khususnya Dusun Woroagi di diami oleh suku muna dengan presentase
99,9%.
Tabel 3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Kepala Keluarga
Di Desa Kombungo Dusun Woroagi
No Pendidikan Frekuensi %
1. Tidak sekolah 91 30
2. SD 68 23
3. SMP 70 23
4. SMA 60 20
5. Diploma 3 1
6. Sarjana 8 3
Jumlah 300 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan Kepala
Keluarga di Dusun Woroagi paling banyak adalah tidak sekolah yaitu
91 warga (30%) dan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah
Diploma yakni 3 warga (1%).
Tabel 4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga
Di Dusun Woroagi Desa Kombungo
No Pekerjaan Frekuensi %
1. PNS 3 1
2. Wst 30 10
3. Pensiunan
4. Petani 60 20
5. Nelayan 75 25
6. Tidak bekerja 132 44
Jumlah 300 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penduduk tidak bekerja
yaitu berkisar (132) orang (44%). Sedangkan PNS 3 Orang (1%).
5. 2. Data Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Tipe Perumahan
Tabel 5
Distribusi Tipe Perumahan Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah
No Tipe rumah Frekuensi %
1 Permanen 7 10
2 Semi permanen 12 17
3 Tidak Permanen 51 73
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 70 Rumah di
Dusun Woroagi mayoritas tipe perumahannya adalah tidak permanen 51
rumah (73%).
2) Status Kepemilikan
Tabel 6
Distribusi Status kepemilikan Rumah Berdasarkan Jumlah Rumah
No Kepemilikan Frekuensi %
1. Milik sendiri 70 89
2. Numpang 8 11
3. Sewa 0 0
4. Rumah dinas 0 0
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 78 KK di Dusun
Woroagi sebagian besar adalah rumahnya milik sendiri yaitu 70 KK
(89%).
6. 3) Jenis Lantai
Tabel 7
Distribusi Jenis Lantai Rumah Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah
No Jenis lantai Jumlah %
1 Tanah 0 -
2 Papan 51 76
3 Tehel 3 4
4 Semen 16 21
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di Dusun
Woroagi sebagian besar lantai rumahnya terbuat dari papan yaitu 51
rumah (76%).
4) Sistem Ventilasi
Tabel 8
Distribusi Jenis Lantai Rumah Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah
No Jendela/Ventilasi Jumlah %
1 Ada 60 85
2 Tidak ada 10 15
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi yang rumahnya mempunyai jendela atau ventilasi ada
60 rumah (85%) dan ada 10(15%) rumah yang tidak memiliki jendela
atau ventilasi.
7. 5) Sistem Pencahyaan Rumah Pada Siang Hari
Tabel 9
Distribusi Sistem Pencahayaan Rumah Penduduk
Pada Siang Hari Berdasarkan Jumlah Rumah
No Pencahayaan Jumlah %
1 Terang 60 85
2 Remang-remang 10 15
3 Gelap 0 0
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi sebagian besar sistem pencahyaan rumahnya adalah
terang yaitu 60 rumah (85%) dan remang remang yaitu 10 rumah
(15%).
6) Jarak Rumah Dengan Tentangga
Tabel 10
Distribusi jarak rumah penduduk dengan tetangga berdasarkan jumlah rumah
No Jarak rumah dengan tetangga Jumlah %
1 Bersatu 0 0
2 Dekat 40 57
3 Terpisah 30 43
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi sebagian besar jarak rumah dengan tetangganya adalah
Dekat yaitu 40 Rumah (57%).
7) Halaman Sekitar Rumah
Tabel 11
Distribusi Halaman Sekitar Rumah Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah
No Halaman rumah Jumlah %
1 Ada 70 100
2 Tidak ada 0 0
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
8. Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi semuanya mempunyai halaman disekitar rumahnya yaitu
70 rumah (100%).
8) Pemanfaatan Perkarangan Rumah
Tabel 12
Distribusi Pemanfaatan Halaman Sekitar Rumah Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Halaman rumah Jumlah %
1 Kebun 40 57
2 Kolam
3 Kandang
4 Tidak di manfaatkan 30 43
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi sebagian besar pemanfaatan halamannya digunakan
sebagai kebun/taman yaitu 40 rumah (57%) dan 30 rumah (43%) tidak
dimanfaatkan.
b. Sumber Air
1) Sumber air untuk masak dan minum
Tabel 13
Distribusi Sumber Air Bersih Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah
No Sumber air bersih Jumlah %
1 Pam
2 Sumur 70 100.0
3 Air sungai
Jumlah 70 100.0
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi menggunakan Air Sumur untuk keperluan memasak
dan minum yaitu 70 rumah (100%).
9. 2) Sistem Pengolahan Air Minum
Tabel 14
Distribusi Sistem Pengolahan Air Minum Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Pengolahan air minum Jumlah %
1 Di masak 70 100
2 Tidak di masak
3 Ultra fiolet
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi secara keseluruhan pengolahan air minumnya dengan
cara dimasak yaitu 70 rumah (100%).
3) Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci
Tabel 15
Distribusi Sumber Air Mandi dan Mencuci Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Sumber air bersih Jumlah %
1 Pam
2 Sumur 70 100.0
3 Air sungai
Jumlah 70 100.0
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi secara keseluruhan warga menggunakan air sumur
untuk mandi dan mencuci yaitu 70 rumah (100%).
10. 4) Jarak Sumber Air dengan Septik Tank
Tabel 16
Distribusi Jarak Sumber Air Penduduk dengan Septik Tank
Berdasarkan Jumlah Rumah Yang Memiliki WC
No Jarak sumber air dengan septik tank Jumlah %
1 Kurang dari 10 meter 15 30
2 Lebih dari 10 meter 35 70
Jumlah 50 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 50 rumah di
Dusun Woroagi yang memiliki WC sebagian besar jarak sumber air
penduduk dengan septik tank lebih dari 10 meter yaitu 35 rumah (70%)
namun masih banyak juga warga yang jarak sumber airnya dengan septik
tank kurang dari 10 meter yaitu 15 rumah (30%).
5) Tempat penampungan Air Sementara
Tabel 17
Distribusi Tempat Penampungan Air Sementara Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Tempat penampungan air sementara Jumlah %
1 Bak 2 3
2 Ember 60 87
3 Gentong 8 10
Jumlah 70 100.
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di Dusun
Woroagi sebagian besar menggunakan ember sebagai tempat penampunagn
air sementara yaitu ada 60 rumah (87%), dan yang menggunakan Bak ada 2
rumah (3%) serta 8 rumah menggunakan gentong (10%).
11. 6) Kondisi Tempat penampungan Air
Tabel 18
Distribusi Kondisi Tempat Penampungan Air Sementara Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Kondisi tempat penampungan air Jumlah %
1 Tertutup 58 79
2 Terbuka 12 21
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi sebagian besar tempat penampungan air sementara
penduduk tertutup yaitu 58 rumah (79%) namun sebagian tempat
penampungan air penduduk masi terbuka yakni 12 rumah (21%).
7) Pemeliharaan Tempat Penampungan Air
Tabel 19
Distribusi Pemeliharaan Tempat Penampungan Air Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Pemeliharaan tempat penampungan air Jumlah %
1 2 x seminggu 53 76
2 1 x seminggu 17 24
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi sebagian besar membersihkan tempat penampungan
airnya 2xseminggu yaitu 53 rumah (76%), kemudian 1x seminggu 17
rumah (24%).
12. 8) Kondisi air
Tabel 20
Distribusi Kondisi Air Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah dan Sumber Air
No Kondisi air Jumlah %
1 Berwarna
2 Tidak berasa / berwarna 70 100.0
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi secara keseluruhan airnya tidak berwarna,berbau dan
berasa atau telah memenuhi syarat kesehatan yaitu 70 rumah (100%).
c. Sistem Pembuangan Sampah
1) Pembuangan Sampah
Tabel 21
Distribusi Sistem Pembuangan Sampah Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Sistem pembuangan sampah Jumlah %
1 Tempat pembuangan umum 0 0
2 Di timbun 6 9
3 Di bakar 42 60
4 Di sembarang tempat 22 31
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi sebagian besar sistem pembuangan sampah dengan
cara dibakar yaitu 42 rumah (60%) namun masih banyak terdapat
warga yang membuang sampah sembarang tempat yaitu 22 rumah
(31%).
13. 2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tabel 22
Distribusi Tempat Sistem Penampungan Sampah Sementara Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Penampungan sampah sementara Jumlah %
1 Ada 39 56
2 Tidak ada 31 44
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah di
Dusun Woroagi 39 rumah (56%) memiliki tempat penampungan
sampah sementara.
3) Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tabel 23
Distribusi Kondisi Tempat Sistem Penampungan Sampah Sementara Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah yang Memiliki TPS
No Kondisi tempat penampungan sampah sementara Jumlah %
1 Tertutup 4 10
2 Terbuka 35 90
Jumlah 39 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 39 rumah di Dusun
Woroagi yang mempunyai tempat penampungan sampah sementara sebagian
besar tempatnya dalam keadaan terbuka yakni 35 rumah (90%) dan hanya 4
rumah yang penampungan sampahnya tertutup (10%).
14. 4) Jarak Tempat penampungan Sampah dengan Rumah
Tabel 24
Distribusi Jarak Tempat Penampungan Sampah Sementara Penduduk dengan
Rumah Berdasarkan Jumlah Rumah yang Memiliki TPS
No Jarak dengan Rumah Frekuensi %
1. < 5 meter 29 74
2. > 5 meter 10 26
Total 39 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 39 rumah di
Dusun Woroagi yang mempunyai tempat penampungan sampah sebagian
besar jaraknya kurang dari 5 meter yaitu 29 rumah (74%).
d. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga
1) Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar
Tabel 25
Distribusi Kebiasaan BAB Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah
No Kebiasaan keluarga bab Jumlah %
1 Wc 50 71
2 Sungai 0 -
3 Sembarang tempat 20 29
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah
sebagian besar warga BAB di WC yaitu 50 rumah (71%) namun
masih ada warga yang kebiasaan BABnya di sembarang tempat yaitu
20 rumah (29%).
15. 2) Jenis Jamban yang Digunakan
Tabel 26
Distribusi Jenis Jamban Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah yang Telah Memiliki WC
No Jenis jamban yang di gunakan Jumlah %
1 Cemplung:
A. Memenuhi syarat kesehatan 13 24
B. Tidak memenuhi syarat kesehatan 17 33
2 Leher angsa
A. Memenuhi syarat kesehatan 14 31
B. Tidak memenuhi syarat kesehatan 6 12
Jumlah 50 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 50 rumah yang
memiliki jamban,terdapat banyak jamban jenis cemplung yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yaitu 17 rumah (24%) dan 13 jamban (33%)
yang memenuhi syarat kesehatan,sedangkan wc jenis leher angsa 14 rumah
(31%) memenuhi syarat kesehatan dan 6 wc (12%) tidak memenuhi syarat
kesehatan.
3) Sistem Pembuangan Air Limbah
Tabel 27
Distribusi Sistem Pembuangan Air Limbah Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Sistem pembuangan air limbah Jumlah %
1 Resapan 0 0
2 Selokan 16 23
3 Sembarang tempat 54 77
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah
terdapat sebagian besar warga yang membuang air limbah sembarang
tempat yaitu 54rumah (77%) , dan 16 rumah (23%) yang mempunyai SPAL
selokan.
16. e. Hewan Peliharaan
1) Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah
Tabel 28
Distribusi Kepemilikan Hewan Ternak Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah
No Kepemilikan hewan ternak di rumah Jumlah %
1 Ada 51 71
2 Tidak ada 19 29
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 rumah
terdapat sebagian besar warga yang memiliki hewan peliharaan dirumah
yaitu 51 rumah (71%) dan sebagian lagi tidak mempunyai hewan
peliharaan yaitu 19 rumah (29%).
2) Kepemilikan Kandang
Tabel 29
Distribusi Kepemilikan Kandang untuk Hewan Ternak Penduduk
Berdasarkan Jumlah Penduduk yang mempunyai Hewan Ternak
No Kepemiilikan kandang Jumlah %
1 Ada 16 31
2 Tidak ada 35 69
Jumlah 51 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 51 rumah
yang memilki hewan ternak terdapat sebagian besar warga yang tidak
memiliki kandang untuk hewan ternaknya yaitu sebesar 35 rumah
(69%) dan sebagian lagi yang memeliki kandang yaitu 16 rumah
(31%).
17. 3) Letak Kandang
Tabel 30
Distribusi Letak Kandang untuk Hewan Ternak Penduduk Berdasarkan Jumlah
Penduduk yang mempunyai Kandang bagi Hewan Ternaknya
No Letak kandang Jumlah %
1 Dalam rumah 0 0
2 Luar rumah 16 100
Jumlah 16 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 16 rumah
yang memilki kandang untuk hewan ternaknya,secara keseluruhan letak
kandang berada di luar rumah yaitu 16 rumah (100%)
4) Kondisi Kandang
Tabel 31
Distribusi Kondisi Kandang untuk Hewan Ternak Penduduk Berdasarkan Jumlah
Penduduk yang mempunyai Kandang bagi Hewan Ternaknya
No Kondisi kandang Jumlah %
1 Terawat 4 25
2 Tidak terawatt 12 75
Jumlah 16 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 16 rumah
yang memilki kandang untuk hewan ternaknya terdapat sebagian besar
penduduk yang kondisi kandangnya tidak terawat yaitu 12 rumah (75%)
dan hanya 4 rumah (25%) kondisi kandangnya yang terawat terawat.
18. 3. Kondisi Kesehatan Umum
a. Pelayanan Kesehatan
1) Sarana Kesehatan yang paling dekat
Tabel 32
Distribusi Sarana Kesehatan Yang Paling Dekat dengan Penduduk
Berdasarkan Jumlah Rumah
No Sarana kesehatan terdekat Jumlah %
1 Rumah sakit 0 0
2 Puskesmas 43 61
3 Praktek swasta 0 0
4 Pustu / balai pengobatan 27 39
Jumlah 70 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa serana kesehatan
yang paling dekat sebagian besar adalah puskesmas yaitu 43 rumah
(61%) dan 31 rumah di pustu yaitu 27 rumah (39%).
2) Tempat Berobat Keluarga
Tabel 33
Distribusi Tempat Berobat Keluarga Berdasarkan Jumlah KK
No Tempat berobat keluarga Jumlah %
1 Puskesmas 45 58
2 Rumah sakit 0 0
3 Praktek swasta 0 0
4 Pustu / balai pengobatan 22 28
5 Perawat / bidan 11 14
Jumlah 78 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 78 KK di
Dusun Woroagi 45 KK (58%) menggunakan puskesmas untuk tempat
berobat,22 KK (28%) mnengunakan pustu sebagai tempat berobat dan
11KK (14%) mengunakan perawat sebagai tempat berobat.
19. 3) Kebiasaan Sebelum Berobat
Tabel 34
Distribusi Kebiasaan Sebelum Berobat Keluarga Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Kebiasaan sebelum berobat Jumlah %
1 Beli obat bebas 126 42
2 Dukun 87 29
3 Tidak ada 87 29
Jumlah 300 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat disimpulkan bahwa
sebagian besar warga Dusun Woroagi memiliki kebiasaan membeli obat
bebas ketika sakit yaitu 126 orang (42%). Selain itu, masyarakat Dusun
Woroagi juga memiliki kebiasaan berobat secara tradisional (ke dukun)
yaitu 87 orang (29%) dan 87 orang lainnya tidak ada (29%).
4) Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Tabel 35
Distribusi Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Pendanaan kesehatan keluarga Jumlah %
1 Askes 3 1
2 Dana sehat 0 0
3 Jps/askes/jamkesmas 109 36
4 Umum 188 63
Jumlah 300 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 300 warga di
Dusun Woroagi sebagian beser sumber pendanaan kesehatan keluarga
berlaku umum yaitu 188 orang (63%). Adapun yang bersumber dari
jamkesmas adalah 109 orang (36%) dan askes yaitu 3 orang (1%)
20. 5) Penyakit yang Sering Diderita Oleh Keluarga Selama 6
Bulan Terakhir
Tabel 36
Distribusi Penyakit yang Sering Diderita Oleh Keluarga Selama 6 Bulan Terakhir
Berdasarkan Jumlah warga
No Penyakit yang di derita selama 6 bulan terakhir Jumlah %
1 Ispa 109 36
2 Asma 8 3
3 Tbc 1 0,1
4 Tipoid 0 0
5 Asam urat 19 6
6 Hipertensi 13 4
7 Lain-lain 60 20
8 Tidak ada 90 31
Jumlah 300 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel diatas,dapat disimpulkan bahwa dari 300 orang di
Dusun Woroagi, 109 orang (36%) menderita Ispa, 8 orang (3%) menderita
asma, 19 orang (6%) menderita asam urat, 13 orang (5%) menderita
hipertensi, 60 orang (20%) menderita penyakit lain-lain dan 90 orang(31%)
tidak menderita penyakit.selain itu terdapat 60 penduduk (20%) yang
menderita lain lain.ada yang menderita penyakit DM, sakit gigi, demam dan
seterusnya.
6) Anggota Keluarga Yang Meninggal Selama 6 Bulan
Terkhir
Tabel 37
Distribusi Anggota Keluarga yang Meninggal Selama 6 Bulan Terakhir
Berdasarkan Jumlah Warga
No Anggota keluarga yang meninggal 6 bulan terakhir Jumlah %
1 Ada 3 1
2 Tidak ada 300 99
Jumlah 303 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
21. Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 303 penduduk di
Dusun Woroagi trdapat 3 penduduk yang meninggal dunia dalam jangka
waktu 6 bulan terakhir.
b. Ibu Hamil dan Menyusui
1) Jumlah Pasangan Usia Subur
Tabel 38
Distribusi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Jumlah KK
No Jumlah pasangan usia subur Jumlah %
1 Ya 45 58
2 Tidak 33 42
Jumlah 78 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 78 KK di
Dusun gade gade, pasanagan usia subur yaitu 45 KK (58%) dan
mayoritas adalah pasangan usia tidak produktif lagi yaitu 33 KK
(42%).
2) Pasangan Usia Subur Yang Menjadi Akseptor KB
Tabel 39
Distribusi Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur
No
Jumlah pasangan usia subur yang menjadi
akseptor KB Jumlah %
1 Ya,menggunakan KB 12 27
2 Tidak,menggunakan KB 33 73
Jumlah 45 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 45 PUS di Dusun
Woroagi sebagian besar tidak menggunakan Akseptor KB yaitu 33 orang
(73%) dan hanya sebagian kecil pasangan usia subur yang menggunakan
KB yaitu 12 pasangan (27%).
22. 3) Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan
Tabel 40
Distribusi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Oleh Pasangan Usia Subur yang
Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang
Mengguankan Akseptor KB
No Jenis kontrasepsi yang di gunakan Jumlah %
1 Iud 0 0
2 Suntik 7 58
3 Pil 5 42
4 Susuk 0 0
5 Tubektomi 0 0
6 Kalender 0 0
7 Kondom 0 0
Jumlah 12 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 12 PUS di
Dusun Woroagi yang menjadi akseptor KB,7 orang (58%) menggunakan
KB jenis suntik,dan 5 orang (42%) menggunakan jenis KB pil.
4) Jumlah Ibu Hamil
Tabel 41
Distribusi Jumlah Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur
No Jumlah ibu hamil Jumlah %
1 Ya (hamil) 1 2
2 Tidak (tidak hamil) 44 98
Jumlah 45 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 45 PUS
yang di Dusun Woroagi sebagian besar tidak hamil yaitu 44 PUS
(98%) dan terdapat 1 PUS yang Hamil (2%).
23. 5) Usia Kehamilan
Tabel 42
Distribusi Usia Kehamilan pada Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia
Subur yang Sedang Hamil
No Usia kehamilan Jumlah %
1 Tri semester I
2 Tri semester II 1
3 Tri semester III
Jumlah 1
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa usia
kehamilan pada ibu hamil di Dusun Woroagi berada pada usia
trimester II
6) Frekuensi Kehamilan
Tabel 43
Distribusi Frekuensi Kehamilan pada Ibu Hamil
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang Sedang Hamil
No Kehamilan keberapa Frekuensi %
1. I 0 0
2. II 0 0
3. III 1 100
4. > III 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi
kehamilan pada ibu yang hamil di Dusun Woroagi adalah 3 kali
kehamilan.
24. 7) Usia Ibu Hamil
Tabel 44
Distribusi Usia Ibu Hamil
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang Sedang Hamil
No Usia bumil Jumlah %
1 25-35 tahun 1
2 Lebih dari 35 tahun
Jumlah
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari PUS yang
hamil di Dusun Woroagi berada pada usia ibu hamil 25-35 thn.
8) Tempat Periksa Kehamilan
Tabel 45
Distribusi Tempat Periksa Kehamilan Pada Ibu Hamil
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang Sedang Hamil
No Tempat periksa Frekuensi %
1. Rumah sakit 0 0
2. Puskesmas 0 0
3. Dokter praktik 0 0
4. Bidan 1 0
5. Lainnya 0 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari wanita hamil
di Dusun Woroagi memeriksakan kehamilannya di bidan.
25. 9) Frekuensi Periksa Kehamilan
Tabel 46
Distribusi Frekuensi Periksa Kehamilan Pada Ibu Hamil
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang Sedang Hamil
No Pemeriksaan Kehamilan Frekuensi %
1. 1-2 kali 0 0
2. > 2 kali 0 0
3. Belum pernah 1 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari dari ibu hamil
di Dusun Woroagi belum pernah memeriksakan kehamilannya.
10) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Tabel 47
Distribusi Imunisasi TT Pada Ibu Hamil
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang Sedang Hamil
No Imuniasasi TT Frekuensi %
1 Lengkp 0 0
2 Belum lengkap 0 0
3 Tidak pernah 1 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ibu hamilyang
ada di Dusun Woroagi tidak pernah melakukan imunisasi TT.
26. 11) Penyakit yang Diderita Ibu Hamil
Tabel 48
Distribusi Keluhan Pada Ibu Hamil selama hamil
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang Sedang Hamil
No Penyakit Frekuensi %
1. Hipertensi 0 0
2. Anemia 0 0
3. Bengkak 0 0
4. Mual/Muntah 0 0
5. Varises 0 0
6. Lain-lain 0 0
7 Tidak ada 1 100
Jumlah 1 100,0
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk saat ini ibu
hamil di Dusun Woroagi belum menderita ppenyakit apapun namun
dengan kebiasaannya yang belum memeriksakan kehamilannya dapat
beresiko terjadinya berbagai macam penyakit.
12) Jumlah Ibu Menyusui
Tabel 49
Distribusi Jumlah Ibu Menyusui Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur
No Jumlah buteki Frekuensi %
1 Ya menetiki 5 11
2 Tidak meneteki 40 89
Jumlah 45 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 45 PUS
terdapat jumlah ibu yang sementara menyusi anaknya yaitu 5 orang
(11%) dan 40 orang (89%) yang tidak menyusui.
27. 13) Lama Ibu Menyusui
Tabel 50
Distribusi Lama Ibu Menyusui
Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur yang Menyusui
No Lama menyusui Frekuensi %
1 Kurang dari 1 bulan 0 0
2 1-4 bulan 0 0
3 5-12 bulan 3 60
4 Lebih dari 12 bulan 2 40
Jumlah 5 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 5 Ibu yang
meneteki anaknya terdapat 3 Ibu (60%) yang meneteki anaknya berada
antara 5-12 bulan lamanya dan 2 ibu yang meneteki (40%) lebih dari 12
bulan lamannya.
c. Balita
1) Jumlah Balita
Tabel 51
Distribusi Jumlah Balita Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Jumlah balita Frekuensi %
1 Ya tergolong balita 44 15
2 Tidak tergolong balita 256 85
Jumlah 300 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015.
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 300 jumlah
penduduk yang tergolong balita adalah 44 orang (15%). Sedangkan
yang tidak tergolong balita adalah 256 (85%)
28. 2) Kebiasaan Ke Posyandu
Tabel 52
Distribusi Jumlah Balita Berdasarkan Jumlah Balita
No Kebiasaan ke posiandu Frekuensi %
1 Ya ke posiandu 40 91
2 Tidak ke posiandu 4 9
Jumlah 44 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 44 balita
sebagian besar telah dibawa ke posyandu yaitu 40 balita (91%),
naamun masih ada balita yang tidak dibawa ke posyandu yaitu 4 balita
(9%).
3) Imunisasi Balita
Tabel 53
Distribusi Imunisasi Balita Berdasarkan Jumlah Balita Yang Ke Posyandu
No Imunisasi balita Frekuensi %
1 Lengkap 26 66
2 Belum lengkap 9 17
3 Tidak lengkap 9 17
Jumlah 44 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 44 balita di
Dusun Woroagi bahwa 26 balita (66%) memiliki status imunisasi yang
lengkap, 9 balita (17%) memiliki status kesehatan yang belum lengkap
dan 9 balita (17%) memiliki status imunisasi yang belum lengkap.
4) Kepemilikan Kartu KMS
Tabel 54
Distribusi Kepemilikan Kartu KMS Balita
Berdasarkan Jumlah Balita Yang Ke Posyandu
No KMS Frekuensi %
1 Ya memiliki 40 91
2 Tidfak memiliki 4 9
Jumlah 44 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
29. Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 44 balita
yang ada di Dusun Woroagi terdapat 40 balita (91%) yang memiliki
kartu KMS dan hanya 4 balita (9%) yang tidak memiliki kartu KMS.
5) Hasil penimbangan Balita
Tabel 55
Distribusi Hasil Penimbangan Balita
Berdasarkan Jumlah Balita Yang Ke Posyandu
No Hasil penimbangan kms Frekuensi %
1 Hijau 30 68
2 Kuning 10 32
3 Merah 0 0
4 Dibawah merah 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 balita
yang memliki KMS, sebagian besar hasil penimbangan Bayinya
berwarna Hijau yaitu 30 balita (68%) dan sebagian kecil berwarna
kuning yaitu 10 balita (32%).
d. Remaja
1) Kegiatan Remaja di Luar Sekolah
Tabel 56
Distribusi Kegiatan Remaja Di Luar Sekolah Berdasarkan Jumlah Remaja
No Kegiatan remaja di luar sekolah Jumlah %
1 Keagamaan 2 4
2 Karang taruna 0 0
3 Olah raga 15 26
4 Lain-lain 40 70
Jumlah 57 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 57 jumlah
remaja di Dusun Woroagi terdapat 2 orang (4%) yang kegiatannya
30. dalam keagamaan, 15 orang olah raga (26%) dan lain-lain 40 orang
(70%).
2) Penggunaan Waktu Luang
Tabel 57
Distribusi Penggunaan Waktu Luang Remaja Berdasarkan Jumlah Remaja
No Penggunaan waktu luang Jumlah %
1 Musik/tv 40 70
2 Olah raga 7 12
3 Rekreasi 8 14
4 Keagamaan 2 4
Jumlah 57 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 57 jumlah remaja
di Dusun Woroagi sebagian besar menggunakan waktu luangnya untuk
musik yaitu 40 orang (70%).
3) Kebiasaan Remaja
Tabel 58
Distribusi Kebiasaan Remaja Berdasarkan Jumlah Remaja
No Kebiasaan remaja Jumlah %
1 Merokok 2 4
2 Alkohol
3 Tidak ada atau lainya 55 96
Jumlah 57 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 31 jumlah
remaja di lingkungan benteng kelurahan Waumere ada 7 orang yang
memiliki kebiasaan merokok (22,6%), 3 orang alkohol (9,7%), dan yang
lain-lain ada 21 orang (67,7%)
31. e. Lansia
1) Keluhan Lansia
Tabel 59
Distribusi Keluhan Kesehatan Lansia Berdasarkan Jumlah Lansia
No Keluhan penyakit lansia Jumlah %
1 Ya mengeluh 47 84
2 Tidak mengeluh 9 16
Jumlah 56 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 56 jumlah
lansia terdapat 47 orang Lansia yang mempunyai keluhan (84%) dan
sebagian tidak ada keluhan yaitu 9 lansia (16%).
2) Jenis Penyakit yang di Derita Lansia
Tabel 60
Distribusi Jenis Penyakit yang diderita Lansia
Berdasarkan Jumlah Keluhan Kesehatan Lansia
No Jenis penyakit yanga di derita lansia Jumlah %
1 Asma 2 4
2 Tbc 0 -
3 Hipertensi 11 23
4 Dm 1 2
5 Rematik 13 28
6 Katarak 1 2
7 Lain-lain (tuliskan) 19 41
Jumlah 47 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015.
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 47 jumlah lansia
yang mempunyai keluhan terdapat 2 orang lansia (4%) menderita asma, 11
orang menderita hipertensi (23%), 1 orang menderita DM (2%), 13 orang
(28%) menderita rematik,1 orang (2%) menderita katarak,dan 19 lansia
(41%) menderita penyakit lain lain.
32. 3) Penanganan Penyakit Lansia
Tabel 61
Distribusi Penanganan Penyakit Lansia Berdasarkan Jumlah Lansia
No Penanganan penyakit lansia Jumlah %
1 Sarana kesehatan 15 27
2 Non medis 41 73
3 Tidak ada atau lainaya 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 47 jumlah
lansia yang mempunyai keluhan terdapat 15 lansia (27%) yang
mengguanakan sarana kesehatan untuk penanganan penyakitnya dan ada
41 lansia (73%) menggunakan sarana non medis.
4) Penggunaan Waktu Senggang
Tabel 62
Distribusi Penggunaan Waktu Senggang Lansia Berdasarkan Jumlah Lansia
No Pengunaan waktu sengang lansia Jumlah %
1 Berkebun 50 88
2 Rekreasi 0 0
3 Senam/olahraga 0 0
4 Lain-lain 7 12
Jumlah 57 100
Sumber : Data Hasil Pendataan tgl 04 - 06 Februari 2015
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 57 jumlah
lansia sebagian besar lansia menggunakan waktu senggangnya untuk
berkebun yaitu 50 orang (88%) dan lain-lain 7 orang (12%)
33. ANALISA DATA
No Data subjektif Data ojeaktif Diagnosa keperawatan
1 a. Warga mengatakan kerja bakti tidak
pernah dilakukan.
b. Warga mengatakan biasa membuang
sampah sembarang tempat karena tidak
mempunyai tempat penampungan sampah.
c. Warga mengatakan masih ada beberapa
tempat penampungan sampah yang dalam
keadaan terbuka dan jaraknya kurang dari
5 meter dengan rumah.
d. Warga mengatakan ada beberapa rumah
yang tidak mempunyai saluran
pembuangan air limbah sehingga air
limganya dibuang sembarang tempat.
e. Warga mengatakan banyak warga yang
memiliki WC yang tidak memenuhi syarat
kesehatan
a. Dari 70 rumah terdapat 10 rumah (15%) yang rumahnya
tidak memiliki ventilasi atau jendela.
b. Dari 50 rumah yang memiliki WC tedapat 15 rumah (30%)
yang jarak air bersihnyan kurang dari 10 meter dengan
septic tenk.
c. Dari 70 rumah terdapat 12 rumah (21%) yang kondisi
tempat penampungan airnnya terbuka.
d. Dari 70 rumah terdapat 17 rumah (24%) yang membersikan
tempat penampugan airnya 1 x minggu..
e. Dari 70 rumah terdapat 22 rumah (31%) yang membuang
sampahnya di sembarang tempat.
f. Dari 70 rumah terdapat 31 rumah (44%) yang tidak
memiliki tempat penampungan sampah sementara.
g. Dari 39 rumah yang memiliki tempat penampungan sampah
sementara,terdapat 35 rumah (90%) yang tempat
penampugan sampahnnya dalam keadaan terbuka
Resiko terjadinya peningkatan
penyakit akibat lingkungan
yang kurang bersih (DBD,
malaria, ISPA, tifus) di dussun
woroagi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
akibat lingkungan yang kurang
bersih
34. f. Menurut warga, masih ada beberapa orang
yang BAB sembarang tempat karena
belum memiliki WC.
g. Warga mengatakan masih banyak tempat
penampungan air yang dalam keadaan
terbuka.
h. Warga mengatakan ada beberapa rumah
yang sumber airnya kurang dari 10 meter
dari septic tank.
i. Warga mengatakan ada beberapa rumah
yang tidak mempunyai kandang hewan
ternak, dan kondisi kandang yang tidak
terawat
h. Dari 35 KK yang mempunyai tempat penampungan sampah
ada 29 KK (43,8%) yang jarakn tempat sampahnya kurang
dari 5 meter dengan rumah.
i. Dari 70 rumah terdapat 20 rumah yang tidak memiliki WC
(26%) yang BAB di sembarang tempat.
j. Dari 50 rumah yang memiliki WC terdapat 17 rumah (33%)
yang menggunakan WC cemplung tidak memenuhi syarat
kesehatan dan 6 rumah (12%) yang menggunakan WC jenis
leher angsa yang juga tidak memenuhi syarat kesehatan
k. Dari 70 rumah terdapat 54 rumah (77%) yang membuang
limbahnya di sembarang tempat..
2 a. warga mengatakan bahwa lansia hanya
memeriksakan kesehatannya bila sakit
saja.
b. Warga mengatakan bahwa tidak ada
posyandu untuk lansia.
c. Warga mengatakan bahwa kebanyakan
a. Dari 300 warga di dusun woroagi terdapat 56 lansia(19%).
b. Dari 56 lansia ada 47 lansia (84%) yang mempunyai
keluhan yaitu asma 2 lansia (4%), hipertensi 11 lansia
(23%),DM 1 lansia (2%), Rematik 13 orang (28%),katarak 1
lansia (2%) dan lain-lain 19 lansia (41%).
c. Dari 56 lansia ada 41 lansia (73%) yang menggunakan
Resiko terjadinya penurunan
kualitas hidup/kesehatan lansia
di dusun woroagi b/d
kurangnya pengetahuan dan
kesadaran lansia dalam usaha
35. lansia mengalami hipertensi dan rematik
d. Warga mengatakan bahwa lansia maish
ada yang tidak memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan bila sakit.
e. Warga mengatakan bahwa tidak pernah
dilakukan senam untuk para lansia.
penganganan secara non medis untuk penanganan masalah
penyakitnya.
d. Tidak adanya posyandu lansia di desa kombungo khususnya
dusun woroagi.
e. Penggunaan waktu senggang dari 57 lansia kebanyakan
adalah hanya berkebun yaitu 50 lansia (88%)
pemeliharaan kesehatan.
3 a. Warga mengatakan banyak pasangan usia
subur di dusun woroagi yang tidak
menggunakan KB.
b. Warga mengatakan banyak PUS yang
tidak menggunakan KB karna kurang
pengetahuan tentang KB.
c. Warga mengatakan banyak PUS yang
ingin menggunakan KB namun takut jika
tejadi komplikasi pada mereka.
d. Warga mengatakan ingin mengikuti
kegiatan penyuluhan tentang KB
a. Dari 78 KK di dusun woroagi terdapat 45 PUS (58%)
b. Dari 45 PUS di dusun woroagi terdapat 33 PUS (73%) yang
tidak menggunakan KB dan hanya 12 PUS (27%) yang
menggunakan KB.
c. Dari 12 Pus yang menggunakan KB, terdapat 7 PUS (58%)
yang menggunakan KB jenis suntik dan hanya 5 PUS
(42%) yang menggunakan jenis KB jenis pil.
Potensial peningkatan
penggunaan alat kontrasepsi di
kalangan PUS di dusun
woroagi berhubungan dengan
kepedulian PUS dalam
menggunakan KB.
36. PENAPISAN MASALAH
No Diagnosa Keperawatan
Kriteria
Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1. Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat
lingkungan yang kurang bersih (DBD, malaria, ISPA,
tifus) di lingkungan Benteng kelurahan Waumere
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang akibat lingkungan yang
kurang bersih.
4 5 4 3 4 3 5 5 4 3 3 4 47 Keterangan Kriteria :
A. Sesuai dgn peran perawat komunitas
B. Resiko terjadi
C. Resiko parah
D. Potensi untuk pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya sumber daya
Kriteria pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
2. Resiko terjadinya penurunan kualitas hidup/kesehatan
lansia di Lingkungan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran lansia dalam usaha
pemeliharaan kesehtan.
4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 44
3. Potensial peningkatan penggunaan alat kontrasepsi di
kalangan PUS di dusun woroagi berhubungan dengan
kepedulian PUS dalam menggunakan KB
3 5 2 5 4 4 4 5 3 3 3 4 45
37. 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
Prioritas
Diagnosa Keperawatan Jumlah
1. . Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang bersih (DBD,
malaria, ISPA, tifus) di dussun woroagi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang akibat lingkungan yang kurang bersih
47
2. Potensial peningkatan penggunaan alat kontrasepsi di kalangan PUS di dusun woroagi
berhubungan dengan kepedulian PUS dalam menggunakan KB
45
3. Resiko terjadinya penurunan kualitas hidup/kesehatan lansia di dusun woroagi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam usaha
pemeliharaan kesehatan.
44
38. 3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Sasaran Rencana Tindakan Hari/Tgl Tempat
Evaluasi
Kriteria Standar
1. Resiko
terjadinya
peningkatan
penyakit akibat
lingkungan yang
kurang bersih
(DBD, malaria,
ISPA, tifus) di
lingkungan
dusun woroagi
desa kombungo
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan dan
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 2 minggu,
diharapkan
masyarakat
keseluruhan di dusun
woroagi mampu:
1. Memahami
mengenai sanitasi
lingkungan yang
sehat
2. Memahami
mengenai kriteria
rumah dan
lingkungan sehat.
Warga
(KK)
dusun
woroagi
1. Berikan penyuluhan kepada warga
(KK) mengenai rumah dan lingkungan
sehat
2. Diskusikan bersama warga (KK)
mengenai kriteria rumah dan
lingkungan sehat.
3. Diskusikan bersama warga tentang
dampak yang ditimbulkan dari
lingkungan yang kurang bersih
4. Berikan reinforcement terhadap
keberhasilan melakukan menjelaskan
kembali materi yang telah diberikan.
5. Berikan penyuluhan mengenai
dampak dari pembuangan sampah
yang sembarang tempat.
Rabu, 04
Februari
2015
Rumah
Warga
keluarga
binaan
Kognitif 1. menjelaskan pengertian
rumah sehat
2. menjelaskan syarat-
syarat dan kriteria rumah
sehat
3. menjelaskan dampak
lingkungan yang kurang
bersih atau tidak sehat.
4. .menjelaskan pengertian
dan jenis sampah
5. menjelaskan dampak dari
pembunagan sampah
yang dilakukan secara
39. kesadaran
masyarakat
tentang akibat
lingkungan yang
kurang bersih.
3. Memahami dan
menerapkan
PHBS dalam
kehidupan sehari-
hari
4. Memelihara dan
memodifikasi
lingkungan yang
sehat
6. Diskusikan bersama warga tentang
cara pengelolaan sampah yang benar
dan tepat.
7. Motivasi warga untuk menciptakan
dan memelihara lingkungan yang
sehat.
8. Motivasi warga dalam pembutan
SPAL, tempat pembuangan sampah
dan toga.
9. Lakukan kegiatan lomba rumah dan
lingkungan sehat.
10. Lakukan arisan jamban
Afektif
Psikomotor
sembarangan
6. menjelaskan cara
pengelolaan sampah
yang benar
7. Masy. dusun woroagi
mampu menentukan
tindakan yg tepat u/
memodifikasi ling. &
rumah yg memenuhi
syarat kesehatan.
8. Membuat SPAL, Toga,
Tempat Pembungan
sampah.
40. 2. Potensial
peningkatan
penggunaan alat
kontrasepsi di
kalangan PUS di
dusun woroagi
berhubungan
dengan
kepedulian PUS
dalam
menggunakan
KB
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 2 minggu,
diharapkan PUS
secara
keseluruhan di
dusun woroagi
mampu :
a. Mengetahui
pengertian KB.
b. Mengetahui
manfaat
penggunaan KB
c. Mengetahui
dampak dari tidak
mengguakan KB
d. Mengaplikasikan
atau
Warga
PUS di
dusun
woroagi
1. .kaji pemahaman warga tentang KB
2. Diskusikan bersama warga (PUS)
tentang manfaat dan pentignya
penggunaan KB
3. Diskusikan bersama warga tentang
dampak negatif tidak mengunakan
KB.
4. Berikan renfosemen terhadap ide atau
sikap positif yang diberikan oleh
warga (PUS).
5. Lakukan kegiatan penyuluhan KB
bersama bidan desa.
Kamis,
05
Februari
2015
Rumah
warga
dusun
woroagi.
Kognitif
Afektif
Psikomotor
1. Menjelas pengertian KB
2. Menjelaskan manfaat
penggunaan KB
3. Menjelaskan dampak
tidak menggunakan KB.
4. Mampu menentukan
tindakan yang tepat
dalam membatasi
kehamilan.
5. Menggunakan KB
sebagai alat kontrasepsi
dan mengatur kehamilan.
41. menggunakan KB
3. Resiko
terjadinya
penurunan
kualitas
hidup/kesehatan
lansia di
Lingkungan
dusun woroagi
desa kombungo
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran lansia
dalam usaha
pemeliharaan
kesehatan
Setelah dilkukan
asuhan kep. selama 2
minggu diharapkan
lansia mampu:
1. Memahami
tentang masalah
kesehatan yang
sering dialami
oleh lansia..
2. Mengambil
keputusan untuk
mengatasi
masalah
kesehatannya
secara tepat.
3. Mamanfaatkan
sarana pelayanan
kesehatan yg ada
Warga
(Lansia)
di dusn
woroagi
1. Berikan penyuluhan pada lansia
tentang penyakit yang dialami.
2. Diskusikan pada lansia tentang
dampak negatif dari pengobatan
penyakit diluar bantuan sarana
kesehatan.
3. Diskusikan bersama dengan lansia ttg
masalah-masalah kesehatan yg sering
dialami oleh lansia.
4. Motivasi warga untuk senantiasa
memeriksakan kesehatannya pada
sarana pelayanan kesehatan
5. Berikan reinforcement terhadap
keberhasilan Lansia dalam
menjelaskan kembali materi yang
telah diberikan.
Jumat,
06
Februari
2015
Rumah
warga
.
Kognitif
Afektif
Psikomotor
1. Mampu memngenal
masalah kesehatan yang
sering dialami oleh
lansia.
2. Mampu menentukan
tindakan yang tepat
dalam mengatasi
masalah kesehatan.
3. Lansia mampu
mengatasi masalah
kesehatan dengan
menggunakan sarana
kesehatan
42. 4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Resiko terjadinya peningkatan
penyakit akibat lingkungan
yang kurang bersih (DBD,
malaria, ISPA, tifus) di
lingkungan dusun woroagi
desa kombungo berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat
tentang akibat lingkungan yang
kurang bersih.
Rabu, 02 Februari
2015
1. Memberikan penyuluhan kepada warga
(KK) mengenai rumah dan lingkungan
sehat
2. Mendiskusikan bersama warga (KK)
mengenai criteria rumah dan lingkungan
sehat
3. Mendiskusikan bersama warga tentang
dampak yang ditimbulkan dari lingkungan
yang kurang bersih
4. Berikan reinforcement terhadap
keberhasilan melakukan menjelaskan
kembali materi yang telah diberikan
5. Memberikan penyuluhan mengenai dampak
dari pembuangan sampah di sembarang
tempat
6. Mendiskusikan bersama warga tentang cara
Evaluasi struktur :
1. Rencana penyuluhan telah disiapkan
seminggu sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Penyampaian telah dilakukan sejak 2 hari
sebelumnya kepada masyarakat.
3. Pelaksanaan kegiatan arisan jamban dan
lomba lingkungan sehat akan dilaksanakan
bersama kepala desa dan ibu camat Kusambi.
Evalusi proses :
1. Penyuluhan dilaksanakan dirumah warga
melalui pembinaan
2. Rata-rata warga aktif dalam bertanya dan
menunjukan minat respon yang positif selama
kegiatan berlansung.
3. Rata rata warga antusias dengan kegiatan
lomba lingkungan sehat dan arisan jamban
43. pengelolaan sampah yang benar dan tepat
7. Memotivasi warga untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan yang sehat
8. Memotivasi Memotivasi warga dalam
pembutan SPAL, tempat pembuangan
sampah, dan toga
9. Melakukan kegiatan lomba rumah dan
lingkungan sehat
10. Melakukan kegiatan arisan jamban
Evaluasi Hasil :
1. Warga memahami mengenai pentingnya
menciptakan dan memelihara lingkungan
yang bersih dan sehat
2. Warga bersedia mengikuti program jumat
bersih bersama mahasiswa.
3. Warga mulai menjalankan kegiatan arisan
jamban dan membenahi lingkungan yang
memenuhi syarat kesehatan.
2. Potensial peningkatan
penggunaan alat kontrasepsi di
kalangan PUS di dusun
woroagi berhubungan dengan
kepedulian PUS dalam
menggunakan KB
Kamis, 05 Februari
2015
1. Meng.kaji pemahaman warga tentang KB.
2. Mendiskusikan bersama warga (PUS)
tentang manfaat dan pentignya penggunaan
KB
3. mendiskusikan bersama warga tentang
dampak negatif tidak mengunakan KB.
4. Memberikan renfosemen terhadap ide atau
sikap positif yang diberikan oleh warga
(PUS).
Evaluasi struktur :
1. Penyuluhan telah direncanakan sebelum
kegiatan dilakukan.
2. Penyuluhan akan dirangkaikan dengan
kegiatan yasinan.
3. Penyuluhan akan dilaksanakan dengan
bantuan bidan desa.
44. 5. Melakukan kegiatan penyuluhan KB
bersama bidan desa.
Evaluasi proses :
1. Penyuluhan dilaksanakan di rumah warga
melalui pembinaan.
2. Penyuluhan juga akan dilaksanakan di acara
yasinan.
3. Warga antusias dengan penyuluhan yang
dilakukan dan warga banyak yang betanya.
Evaluasi hasil :
1. Warga mengetahui pentingnya dan manfaat
alat kontrasepsi
2. Warga bersedia mengikuti program KB.
3. Resiko terjadinya penurunan
kualitas hidup/kesehatan lansia
di Lingkungan dusun woroagi
desa kombungo berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran lansia dalam
usaha pemeliharaan kesehatan
Jumat, 06 Februari
2015
1. memberikan penyuluhan pada lansia
tentang penyakit yang dialami.
2. Mendiskusikan pada lansia tentang dampak
negatif dari pengobatan penyakit diluar
bantuan sarana kesehatan.
3. Mendiskusikan bersama dengan lansia
tentang masalah-masalah kesehatan yang
sering dialami oleh lansia.
Evaluasi Struktur :
1. Renacana penyuluhan telah disiapkan
seminggu sebelumnya.
2. Penyampaian dilkukan 3 hari sebelumnya
Evaluasi proses :
1. Penyuluhan dilaksanakan dirumah warga saat
pembinaan
45. 4. Memotivasi warga untuk senantiasa
memeriksakan kesehatannya pada sarana
pelayanan kesehatan
5. Memberikan reinforcement terhadap
keberhasilan Lansia dalam menjelaskan
kembali materi yang telah diberikan.
2. Warga/lansia menunujukan minat dan aktif
dalam diskusi
3. Lansia menunjukan minat dan dukungan pada
pembentukan posyandu lansia
Evaluasi hasil :
1. Lansia mampu memahami mengenai
penyakitya.
2. Lansia mau memeriksakan keadaanya pada
sarana pelayanan kesehatan
3. Lansia mau mengikuti kegiatan posyandu
lansia kedepannya
46. Tugas Kep. Komunitas III
“ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS”
DISUSUN OLEH KELOMPOK IV
M. NUZLAN HENDRIK
MUH. FADLY
MILAWATI
NURWUNANDA
NUR FITAH DEFI
NINING APRIANTI
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN MUNA
2015