SlideShare a Scribd company logo
VISUM ET REPERTUM (VeR) SESUAI
DENGAN ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM
PENANGANAN KASUS KTP/A
TERMASUK TPPO
TOT Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A dan TPPO
Jakarta, 29 Juli 2021
• Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan tata laksana korban
KtP/A terrmasuk TPPO
• Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
• Melakukan tatalaksana penanganan medis korban KtP/A
• Membuat Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam
penanganan kasus KtP/A dan Rape kit, sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan
• Melakukan tata laksana psikososial korban KtP/A
TUJUAN PEMBELAJARAN
2
Pokok Bahasan 2
Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam
penanganan kasus KtP/A termasuk TPPO
1. Aspek medikolegal
2. Pembuatan Visum et Repertum (VeR)
3
PERAN DOKTER DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM
1. Sebagai dokter pemeriksa korban
2. Sebagai saksi ahli
PERAN TENAGA MEDIS LAIN DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM
1. Membantu dalam mendeteksi adanya kemungkinan tindak pidana pada kasus
medik yang ditangani
2. Membantu melakukan pemeriksaan pada korban / tersangka
3. Menjadi saksi atas tindak pidana yang berkaitan dengan masalah kesehatan
4. Merawat pasien baik sebagai korban / pelaku tindak pidana
Dukungan diberikan dengan azas: ilmiah, obyektif, imparsialitas
Dasar Hukum
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP):
• Pasal 120 KUHAP: Penyidik bila dianggap
perlu dapat meminta pendapat seorang
ahli.
• Pasal 133 KUHAP: Penyidik untuk
kepentingan peradilan dalam menangani
korban baik luka, keracunan, kematian
dapat meminta keterangan ahli dari
dokter ahli kedokteran kehakiman,
dokter atau ahli lain.
• Pasal 179 KUHAP: Setiap orang yang
diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman,dokter atau ahli
lainnya wajib memberikan keterangan
ahli demi keadilan.
Untuk melakukan kewajiban pasal 179 tersebut
terdapat pasal dalam KUHP yang melindungi
yaitu:
• Pasal 50 KUHP: barang siapa melakukan
perbuatan untuk melaksanakan ketentuan
undang – undang, tidak dipidana.
• Pasal 51 KUHP ayat 1: barang siapa
melakukan perbuatan untuk melaksanakan
perintah jabatan yang diberikan oleh
penguasa yang berwenang, tidak dipidana.
• Dalam hal tindak pidana diperkuat pasal 108
KUHAP ayat 1 yang mengatakan seseorang
yang mengalami, melihat dan atau korban
tindak pidana berhak melapor atau mengadu.
Dan menurut ayat 2, pengawai negeri dalam
menjalankan tugas wajib melapor.
5
Kasus :
Seorang ibu membawa putrinya yang berusia 13 tahun berobat ke
Puskesmas atau RS Anda, sang anak diduga telah disetubuhi secara
paksa oleh tetangganya. Sang ibu menyatakan tidak mau melapor
karena biasanya dengan melapor ke Polisi, kejadian terhadap anaknya
akan diketahui orang banyak sehingga menjadi stigma bagi anak
sampai dewasa.
Keesokan pagi, datang berturut dua orang polwan yang menginginkan
informasi hasil pemeriksaan pasien anak yang anda periksa kemarin,
karena polisi telah menangkap tangan tersangka yang hendak
memperkosa anak lain dan mengaku telah memperkosa anak di sekitar
Puskesmas atau RS Anda, bila tidak ada bukti dari saudara, tersangka
harus dilepas kembali dalam 1 x 24 jam.
Apakah anda akan membocorkan hasil pemeriksaan anak tersebut?
Kompetensi
dokter umum
dalam
kedokteran
forensik dan
medikolegal
(SKDI 2012)
Menolak pembuatan VeR masih menjadi salah satu
masalah dalam profesi dokter (sumber SDKI 2012)
Visum et Repertum (VeR)
8
Visum et Repertum (VeR) adalah
laporan tertulis yang dibuat oleh
Dokter atas pemeriksaan yang
dilakukan terhadap barang bukti
berupa tubuh manusia (mati /
hidup), bagian dari tubuh
manusia yang memuat hasil
pemeriksaan dan kesimpulan.
Pengertian Visum et Repertum
sesuai Keterangan Ahli
berdasarkan KUHAP:
• Surat keterangan yang dibuat oleh
Dokter/dokter ahli Forensik atas barang
bukti berupa pemeriksaan medis dari
tubuh manusia/ bagian- bagian tubuh
manusia. Atas permintaan tertulis
penyidik dan digunakan untuk peradilan.
Visum et Repertum (VeR)
• Dibuat Berdasarkan permintaan tertulis dari pihak berwajib
yang digunakan untuk kepentingan peradilan.
• Permintaan Visum et Repertum menurut KUHAP pasal 133,
merupakan wewenang penyidik, permintaan tersebut harus
dibuat dalam bentuk surat resmi, menggunakan kertas
berkepala surat, bernomor dan bertanggal, diakhiri dengan
tandatangan, nama jelas, pangkat dan NRP.
9
Landasan Hukum VeR:
a. Lembaran negara No. 350 Thn. 1937
b. KUHAP Pasal 179 kewajiban sebagai saksi ahli.
c. KUHAP Pasal 133 penyidik dapat meminta keteterangan ahli.
11
Istilah Visum et Repertum tidak tercantum pada KUHAP, namun yang
ada adalah Keterangan Ahli. Sesuai penjelasan pasal 186 KUHAP.
Berdasarkan hal tersebut Visum et Repertum merupakan keterangan
ahli baik untuk bagian pemberitaan maupun kesimpulan sehingga
secara keseluruhan Visum et Repertum menurut KUHAP merupakan
alat bukti sah. Keterangan ahli sendiri dapat tertulis atau lisan.
Siapa yang berhak membuat Visum et Repertum?
• Visum et Repertum harus dibuat oleh dokter berdasarkan
hasil pemeriksaan medis.
• Setiap dokter berwenang membuat Visum et Repertum
dengan memperhatikan ketentuan bahwa dokter yang akan
membuat Visum et Repertum harus memahami prosedur
medikolegal dan terlatih secara teknis melakukan
pemeriksaan yang diperlukan serta mampu
menginterpretasikannya dengan tepat.
12
Tanggung Jawab Ganda Seorang Dokter
• Kedatangan korban ke dokter dalam rangka penyidikan adalah sebagai ”barang
bukti”, sehingga hak dan kewajiban sebagai pasien berkurang, hasil pemeriksaan
dan pengobatan akan dituangkan kedalam Visum et Repertum.
• Jika korban datang sendiri, merupakan pasien biasa dengan hak dan kewajiban
sebagai pasien. Hasil pemeriksaan dan pengobatan akan dimasukan dalam
Rekam medik.
• Bila korban datang sendiri dan kemudian penyidik memerlukan Visum et
Repertum, ada dua kemungkinan :
1. Penyidik menghubungi Korban untuk menjelaskan kepentingan Visum et
Repertum, bila pasien setuju maka dokter dapat membuat Visum berdasarkan
Rekam Medis.
2. Dokter berdasarkan kepentingan banyak orang dan diminta secara legal oleh
penyidik dan sesuai dengan Undang - Undang dapat langsung membuatkan
Visum berdasarkan Rekam medik.
Bentuk Umum Visum et Repertum:
Pembukaan
• Berupa tulisan “Projustitia”. Bukan hanya untuk bebas meterai, tapi mempunyai arti yang lebih luhur,
bahwa Visum et Repertum dibuat / digunakan untuk kepentingan “Keadilan”. Dalam UU Perpajakan
Tahun 1984 meterai hanya untuk perkara perdata – sedangkan perkara pidana bebas meterai.
Pendahuluan berisi :
1. Waktu tempat pemeriksaan
2. Identitas Dokter, pemohon, pengantar (label)
3. Identitas barang bukti / korban / pelaku
Hasil Pemeriksaan
• Berisi hal-hal yang ditemukan dan dilihat oleh dokter yang sifatnya diskripsi (obyektif) terhadap barang
bukti dan hasil laboratorium /pemeriksaan lain.
Kesimpulan
• Memuat pendapat dokter tentang sebab/akibat dari hal-hal yang ditemukan.
Penutup
• Berisi penegasan bahwa Visum et Repertum ini dibuat berdasarkan sumpah jabatan dan UU yang
berlaku serta dibuat dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.
CATATAN :
Pada pengetikan Visum et Repertum angka dan singkatan harus ditulis dengan huruf
14
Jenis Visum et Repertum
1. Visum Et Repertum Perlukaan
a. Visum et Repertum Sementara
b. Visum et Repertum Definitif
2. Visum et Repertum Psikiatrikum
3. Visum et Repertum Jenazah
a. Visum et Repertum Pemeriksaan luar.
b. Visum et Repertum Luar dan Dalam.
4. Expertise
Adalah keterangan ahli kedokteran tentang barang bukti yang
berasal dari tubuh manusia.
15
Hasil pemeriksaan tidak boleh diberikan tanpa ada
surat permintaan VeR secara tertulis dari Kepolisian
• Visum et Repertum Sementara.
o Diterbitkan apabila Polisi meminta segera dalam rangka proses penahanan
pelaku, kesimpulan hanya berisi jenis kekerasan dan benda penyebab sedangkan
derajat luka dan sebab kematian tidak dicantumkan oleh karena belum dapat
ditentukan oleh dokter atau korban masih dalam perawatan.
o Visum et Repertum sementara dapat dibuat apabila Penyidik memerlukan untuk
menahan pelaku, mencari alat / barang bukti yang digunakan oleh pelaku.
o VeR Lanjutan adalah VeR yang dibuat apabila korban pindah rawat atau pindah
Rumah Sakit.
• Visum et Repertum Psikiatrikum.
o Yaitu keterangan dokter spesialis kedokteran jiwa yang berbentuk surat sebagai
hasil pemeriksaan kesehatan jiwa seseorang di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
kepentingan penegakan hukum. Pemeriksaan dilaksanakan paling lama 14 hari.
o Dasar hukum VeRP: Permenkes No. 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Pemeriksaan
Kesehatan Jiwa untuk Kepentingan Penegakan Hukum.
16
Yang berhak meminta Visum et Repertum:
17
1. Penyidik, Kepolisian Negara Republik Indonesia
2. POM TNI/ Provost Angkatan, khusus menyangkut
tindak pidana menyangkut personel TNI
3. Hakim (khususnya untuk VER Psikiatrikum) dan Hakim
Pengadilan Agama
Alur Pelayanan Medikolegal di RS
18
Contoh
Form Visum et
Repertum
ANATOMI VISUM ET REPERTUM
PRO JUSTICIA PENDAHULUAN PEMBERITAAN KESIMPULAN PENUTUP
Instansi peminta VeR
(No dan Tgl)
Untuk
kepentingan
peradilan
Identitas dokter
pemeriksa
Dinyatakan resmi
Tidak diberi judul,
kalimat penutup VeR
dibuat :
• Dibuat sebenar-
benarnya
• Keilmuan sebaik-
baiknya
• Mengingat
sumpah
• Sesuai dg
ketentuan KUHAP
Korban meninggal :
• Pemeriksaan Luar
• Pemeriksaan Dalam
• Pemeriksaan
laboratorium
Tidak
memerlukan
materai
• Petunjuk identitas
korban
• Jenis perlukaan atau
kecederaan
• Jenis penyebab
kekerasan
• Kualifikasi luka
• Sebab kematian
• Perkiraan saat
kematian
• Mekanisme kematian
• Hubungan antara
kekerasan dg kematian
• Ada/tidaknya
persetubuhan
• Tanda-tanda
kedewasaan
Unsur-unsur :
Tidak diberi
judul, berisi :
Instansi Dokter
Pemeriksa
Tempat dan waktu
pemeriksaan
Identitas yang
diperiksa (sesuai SPV)
Korban hidup :
• Hasil Pemeriksaan
Ø Fisik
Ø Laboratorium
• Tindakan dan
perawatan berikut
indikasinya
• Keadaan akhir
korban
Pro Justicia
Pendahuluan
Pemberitaan
Kesimpulan
Penutup
Pro Justicia
Pendahuluan
Pemberitaan
Penutup
Kesimpulan
Pro Justicia
Pendahuluan
Pemberitaan
Penutup
Kesimpulan
TERIMA KASIH
44

More Related Content

What's hot

Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Surya Amal
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
Ecye Tuhusula
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Noorahmah Adiany
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
peternugraha
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
pjj_kemenkes
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
Fitri Nur Cahyanti
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Kharima SD
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
Kharima SD
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
Aris Rahmanda
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
Noorahmah Adiany
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & AsmaPPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & AsmaMimaNasution
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
Ilmu Kedokteran
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
SofiaNofianti
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
hersu12345
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
Kharima SD
 

What's hot (20)

Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & AsmaPPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 

Similar to Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf

Saksi Ahli Forensik Medikolegal
Saksi Ahli Forensik MedikolegalSaksi Ahli Forensik Medikolegal
Saksi Ahli Forensik Medikolegal
Galih Endradita M
 
ver.ppt
ver.pptver.ppt
ver.ppt
AlvianRezky
 
buku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdf
buku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdfbuku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdf
buku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdf
MutiaraFadilah1
 
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
JARINGAN METHADONE INDONESIA-JIMI™ | Indonesia MMT Program Community Network®
 
3.1.6.3 psikiatri forensik
3.1.6.3   psikiatri forensik3.1.6.3   psikiatri forensik
3.1.6.3 psikiatri forensik
Ahmad Muhtar
 
(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi
(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi
(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi
Armin Kobain
 
WAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdf
WAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdfWAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdf
WAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdf
AchmadDodiMeidianto1
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
dacilganteng
 
(Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf
(Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf (Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf
(Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf
Armin Kobain
 
sop-layanan-dalam-gedung.pdf
sop-layanan-dalam-gedung.pdfsop-layanan-dalam-gedung.pdf
sop-layanan-dalam-gedung.pdf
TriwidyaastutI4
 
Kp 3.1.43 psikiatri forensik
Kp 3.1.43 psikiatri forensikKp 3.1.43 psikiatri forensik
Kp 3.1.43 psikiatri forensik
Ahmad Muhtar
 
(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a
(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a
(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a
Armin Kobain
 
(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf
(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf
(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf
Armin Kobain
 
Visum et repertum
Visum et repertumVisum et repertum
Visum et repertum
MeityElvina
 
(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b
(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b
(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b
Armin Kobain
 
(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c
(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c
(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c
Armin Kobain
 
Etika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.ppt
Etika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.pptEtika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.ppt
Etika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.ppt
GratechComputer
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Reza Oktarama
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Rudi Sudirdja
 

Similar to Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf (20)

Saksi Ahli Forensik Medikolegal
Saksi Ahli Forensik MedikolegalSaksi Ahli Forensik Medikolegal
Saksi Ahli Forensik Medikolegal
 
Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4
 
ver.ppt
ver.pptver.ppt
ver.ppt
 
buku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdf
buku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdfbuku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdf
buku penerapan ilmu kedokteran forensik.pdf
 
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
 
3.1.6.3 psikiatri forensik
3.1.6.3   psikiatri forensik3.1.6.3   psikiatri forensik
3.1.6.3 psikiatri forensik
 
(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi
(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi
(Lamp 1.10) standar pelayanan poli ortopedi
 
WAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdf
WAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdfWAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdf
WAWANCARA DIREKSI RSMH FKGkiUNSRI awa.pdf
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
 
(Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf
(Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf (Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf
(Lamp 1.3) standar pelayanan poli bedah syaraf
 
sop-layanan-dalam-gedung.pdf
sop-layanan-dalam-gedung.pdfsop-layanan-dalam-gedung.pdf
sop-layanan-dalam-gedung.pdf
 
Kp 3.1.43 psikiatri forensik
Kp 3.1.43 psikiatri forensikKp 3.1.43 psikiatri forensik
Kp 3.1.43 psikiatri forensik
 
(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a
(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a
(Lamp 1.24) standar pelayanan kelas i a
 
(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf
(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf
(Lamp 1.12) standar pelayanan poli syaraf
 
Visum et repertum
Visum et repertumVisum et repertum
Visum et repertum
 
(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b
(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b
(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i b
 
(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c
(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c
(Lamp 1.26) standar pelayanan kelas i c
 
Etika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.ppt
Etika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.pptEtika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.ppt
Etika-dan-Hukum-Kesehatan-Pertemuan-12.ppt
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
 

Recently uploaded

25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
SriyantiSulaiman
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
YuniAfridaniHasibuan
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 

Recently uploaded (13)

25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 

Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf

  • 1. VISUM ET REPERTUM (VeR) SESUAI DENGAN ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PENANGANAN KASUS KTP/A TERMASUK TPPO TOT Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A dan TPPO Jakarta, 29 Juli 2021
  • 2. • Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan tata laksana korban KtP/A terrmasuk TPPO • Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu: • Melakukan tatalaksana penanganan medis korban KtP/A • Membuat Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam penanganan kasus KtP/A dan Rape kit, sesuai dengan kompetensi dan kewenangan • Melakukan tata laksana psikososial korban KtP/A TUJUAN PEMBELAJARAN 2
  • 3. Pokok Bahasan 2 Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam penanganan kasus KtP/A termasuk TPPO 1. Aspek medikolegal 2. Pembuatan Visum et Repertum (VeR) 3
  • 4. PERAN DOKTER DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM 1. Sebagai dokter pemeriksa korban 2. Sebagai saksi ahli PERAN TENAGA MEDIS LAIN DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM 1. Membantu dalam mendeteksi adanya kemungkinan tindak pidana pada kasus medik yang ditangani 2. Membantu melakukan pemeriksaan pada korban / tersangka 3. Menjadi saksi atas tindak pidana yang berkaitan dengan masalah kesehatan 4. Merawat pasien baik sebagai korban / pelaku tindak pidana Dukungan diberikan dengan azas: ilmiah, obyektif, imparsialitas
  • 5. Dasar Hukum Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP): • Pasal 120 KUHAP: Penyidik bila dianggap perlu dapat meminta pendapat seorang ahli. • Pasal 133 KUHAP: Penyidik untuk kepentingan peradilan dalam menangani korban baik luka, keracunan, kematian dapat meminta keterangan ahli dari dokter ahli kedokteran kehakiman, dokter atau ahli lain. • Pasal 179 KUHAP: Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman,dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. Untuk melakukan kewajiban pasal 179 tersebut terdapat pasal dalam KUHP yang melindungi yaitu: • Pasal 50 KUHP: barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang – undang, tidak dipidana. • Pasal 51 KUHP ayat 1: barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana. • Dalam hal tindak pidana diperkuat pasal 108 KUHAP ayat 1 yang mengatakan seseorang yang mengalami, melihat dan atau korban tindak pidana berhak melapor atau mengadu. Dan menurut ayat 2, pengawai negeri dalam menjalankan tugas wajib melapor. 5
  • 6. Kasus : Seorang ibu membawa putrinya yang berusia 13 tahun berobat ke Puskesmas atau RS Anda, sang anak diduga telah disetubuhi secara paksa oleh tetangganya. Sang ibu menyatakan tidak mau melapor karena biasanya dengan melapor ke Polisi, kejadian terhadap anaknya akan diketahui orang banyak sehingga menjadi stigma bagi anak sampai dewasa. Keesokan pagi, datang berturut dua orang polwan yang menginginkan informasi hasil pemeriksaan pasien anak yang anda periksa kemarin, karena polisi telah menangkap tangan tersangka yang hendak memperkosa anak lain dan mengaku telah memperkosa anak di sekitar Puskesmas atau RS Anda, bila tidak ada bukti dari saudara, tersangka harus dilepas kembali dalam 1 x 24 jam. Apakah anda akan membocorkan hasil pemeriksaan anak tersebut?
  • 7. Kompetensi dokter umum dalam kedokteran forensik dan medikolegal (SKDI 2012) Menolak pembuatan VeR masih menjadi salah satu masalah dalam profesi dokter (sumber SDKI 2012)
  • 8. Visum et Repertum (VeR) 8 Visum et Repertum (VeR) adalah laporan tertulis yang dibuat oleh Dokter atas pemeriksaan yang dilakukan terhadap barang bukti berupa tubuh manusia (mati / hidup), bagian dari tubuh manusia yang memuat hasil pemeriksaan dan kesimpulan. Pengertian Visum et Repertum sesuai Keterangan Ahli berdasarkan KUHAP: • Surat keterangan yang dibuat oleh Dokter/dokter ahli Forensik atas barang bukti berupa pemeriksaan medis dari tubuh manusia/ bagian- bagian tubuh manusia. Atas permintaan tertulis penyidik dan digunakan untuk peradilan.
  • 9. Visum et Repertum (VeR) • Dibuat Berdasarkan permintaan tertulis dari pihak berwajib yang digunakan untuk kepentingan peradilan. • Permintaan Visum et Repertum menurut KUHAP pasal 133, merupakan wewenang penyidik, permintaan tersebut harus dibuat dalam bentuk surat resmi, menggunakan kertas berkepala surat, bernomor dan bertanggal, diakhiri dengan tandatangan, nama jelas, pangkat dan NRP. 9
  • 10.
  • 11. Landasan Hukum VeR: a. Lembaran negara No. 350 Thn. 1937 b. KUHAP Pasal 179 kewajiban sebagai saksi ahli. c. KUHAP Pasal 133 penyidik dapat meminta keteterangan ahli. 11 Istilah Visum et Repertum tidak tercantum pada KUHAP, namun yang ada adalah Keterangan Ahli. Sesuai penjelasan pasal 186 KUHAP. Berdasarkan hal tersebut Visum et Repertum merupakan keterangan ahli baik untuk bagian pemberitaan maupun kesimpulan sehingga secara keseluruhan Visum et Repertum menurut KUHAP merupakan alat bukti sah. Keterangan ahli sendiri dapat tertulis atau lisan.
  • 12. Siapa yang berhak membuat Visum et Repertum? • Visum et Repertum harus dibuat oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan medis. • Setiap dokter berwenang membuat Visum et Repertum dengan memperhatikan ketentuan bahwa dokter yang akan membuat Visum et Repertum harus memahami prosedur medikolegal dan terlatih secara teknis melakukan pemeriksaan yang diperlukan serta mampu menginterpretasikannya dengan tepat. 12
  • 13. Tanggung Jawab Ganda Seorang Dokter • Kedatangan korban ke dokter dalam rangka penyidikan adalah sebagai ”barang bukti”, sehingga hak dan kewajiban sebagai pasien berkurang, hasil pemeriksaan dan pengobatan akan dituangkan kedalam Visum et Repertum. • Jika korban datang sendiri, merupakan pasien biasa dengan hak dan kewajiban sebagai pasien. Hasil pemeriksaan dan pengobatan akan dimasukan dalam Rekam medik. • Bila korban datang sendiri dan kemudian penyidik memerlukan Visum et Repertum, ada dua kemungkinan : 1. Penyidik menghubungi Korban untuk menjelaskan kepentingan Visum et Repertum, bila pasien setuju maka dokter dapat membuat Visum berdasarkan Rekam Medis. 2. Dokter berdasarkan kepentingan banyak orang dan diminta secara legal oleh penyidik dan sesuai dengan Undang - Undang dapat langsung membuatkan Visum berdasarkan Rekam medik.
  • 14. Bentuk Umum Visum et Repertum: Pembukaan • Berupa tulisan “Projustitia”. Bukan hanya untuk bebas meterai, tapi mempunyai arti yang lebih luhur, bahwa Visum et Repertum dibuat / digunakan untuk kepentingan “Keadilan”. Dalam UU Perpajakan Tahun 1984 meterai hanya untuk perkara perdata – sedangkan perkara pidana bebas meterai. Pendahuluan berisi : 1. Waktu tempat pemeriksaan 2. Identitas Dokter, pemohon, pengantar (label) 3. Identitas barang bukti / korban / pelaku Hasil Pemeriksaan • Berisi hal-hal yang ditemukan dan dilihat oleh dokter yang sifatnya diskripsi (obyektif) terhadap barang bukti dan hasil laboratorium /pemeriksaan lain. Kesimpulan • Memuat pendapat dokter tentang sebab/akibat dari hal-hal yang ditemukan. Penutup • Berisi penegasan bahwa Visum et Repertum ini dibuat berdasarkan sumpah jabatan dan UU yang berlaku serta dibuat dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. CATATAN : Pada pengetikan Visum et Repertum angka dan singkatan harus ditulis dengan huruf 14
  • 15. Jenis Visum et Repertum 1. Visum Et Repertum Perlukaan a. Visum et Repertum Sementara b. Visum et Repertum Definitif 2. Visum et Repertum Psikiatrikum 3. Visum et Repertum Jenazah a. Visum et Repertum Pemeriksaan luar. b. Visum et Repertum Luar dan Dalam. 4. Expertise Adalah keterangan ahli kedokteran tentang barang bukti yang berasal dari tubuh manusia. 15
  • 16. Hasil pemeriksaan tidak boleh diberikan tanpa ada surat permintaan VeR secara tertulis dari Kepolisian • Visum et Repertum Sementara. o Diterbitkan apabila Polisi meminta segera dalam rangka proses penahanan pelaku, kesimpulan hanya berisi jenis kekerasan dan benda penyebab sedangkan derajat luka dan sebab kematian tidak dicantumkan oleh karena belum dapat ditentukan oleh dokter atau korban masih dalam perawatan. o Visum et Repertum sementara dapat dibuat apabila Penyidik memerlukan untuk menahan pelaku, mencari alat / barang bukti yang digunakan oleh pelaku. o VeR Lanjutan adalah VeR yang dibuat apabila korban pindah rawat atau pindah Rumah Sakit. • Visum et Repertum Psikiatrikum. o Yaitu keterangan dokter spesialis kedokteran jiwa yang berbentuk surat sebagai hasil pemeriksaan kesehatan jiwa seseorang di fasilitas pelayanan kesehatan untuk kepentingan penegakan hukum. Pemeriksaan dilaksanakan paling lama 14 hari. o Dasar hukum VeRP: Permenkes No. 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Jiwa untuk Kepentingan Penegakan Hukum. 16
  • 17. Yang berhak meminta Visum et Repertum: 17 1. Penyidik, Kepolisian Negara Republik Indonesia 2. POM TNI/ Provost Angkatan, khusus menyangkut tindak pidana menyangkut personel TNI 3. Hakim (khususnya untuk VER Psikiatrikum) dan Hakim Pengadilan Agama
  • 20.
  • 21. ANATOMI VISUM ET REPERTUM PRO JUSTICIA PENDAHULUAN PEMBERITAAN KESIMPULAN PENUTUP Instansi peminta VeR (No dan Tgl) Untuk kepentingan peradilan Identitas dokter pemeriksa Dinyatakan resmi Tidak diberi judul, kalimat penutup VeR dibuat : • Dibuat sebenar- benarnya • Keilmuan sebaik- baiknya • Mengingat sumpah • Sesuai dg ketentuan KUHAP Korban meninggal : • Pemeriksaan Luar • Pemeriksaan Dalam • Pemeriksaan laboratorium Tidak memerlukan materai • Petunjuk identitas korban • Jenis perlukaan atau kecederaan • Jenis penyebab kekerasan • Kualifikasi luka • Sebab kematian • Perkiraan saat kematian • Mekanisme kematian • Hubungan antara kekerasan dg kematian • Ada/tidaknya persetubuhan • Tanda-tanda kedewasaan Unsur-unsur : Tidak diberi judul, berisi : Instansi Dokter Pemeriksa Tempat dan waktu pemeriksaan Identitas yang diperiksa (sesuai SPV) Korban hidup : • Hasil Pemeriksaan Ø Fisik Ø Laboratorium • Tindakan dan perawatan berikut indikasinya • Keadaan akhir korban