Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluRabiyatul Adawiyah
Â
Abstrak.
Berdasarkan hadist terdapat kebutuhan dalam fungsi bangunan masjid untuk jamaahnya merapatkan shaf dan menghindari tiang ketika sholat. Ternyata dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini membawa kita kepada kemungkinan membangung masjid tanpa tiang. Tapi, adakah dalam hadist hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah bangunan masjid? Makalah ini membahas kemungkinan dalam membangun masjid tanpa tiang dari sudut pandang islam dan arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pedoman perancangan masjid bentang lebar dengan memperhatikan ketentuan daya tampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan mengolah data literatur. Hasil dari penelitian ini berupa pedoman peracangan sebuah masjid bentang lebar di Bengkulu.
BANGUNAN BERTINGKAT DIBAGI MENJADI DUA (BERDASARKAN KETINGGIAN GEDUNG DAN SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT) :
LOW RISE BUILDING (3-4 LANTAI ATAU DGN KETINGGIAN 10 m)
HIGH RISE BUILDING (LBH DARI 4 LANTAI ATAU LEBIH 10 m)
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluRabiyatul Adawiyah
Â
Abstrak.
Berdasarkan hadist terdapat kebutuhan dalam fungsi bangunan masjid untuk jamaahnya merapatkan shaf dan menghindari tiang ketika sholat. Ternyata dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini membawa kita kepada kemungkinan membangung masjid tanpa tiang. Tapi, adakah dalam hadist hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah bangunan masjid? Makalah ini membahas kemungkinan dalam membangun masjid tanpa tiang dari sudut pandang islam dan arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pedoman perancangan masjid bentang lebar dengan memperhatikan ketentuan daya tampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan mengolah data literatur. Hasil dari penelitian ini berupa pedoman peracangan sebuah masjid bentang lebar di Bengkulu.
BANGUNAN BERTINGKAT DIBAGI MENJADI DUA (BERDASARKAN KETINGGIAN GEDUNG DAN SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT) :
LOW RISE BUILDING (3-4 LANTAI ATAU DGN KETINGGIAN 10 m)
HIGH RISE BUILDING (LBH DARI 4 LANTAI ATAU LEBIH 10 m)
Mata Kuliah: Asas Ruang Luar
Disusun Oleh: Sweet Angel Weismann
Dosen Mata Kuliah: Novie Harimu
Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Negeri Manado
Mata Kuliah: Arsitektur Vernakular Nusantara
Disusun Oleh: Sweet Angel Weismann
Dosen Mata Kuliah: Novie Harimu
Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Negeri Manado
Mata Kuliah: Teknik Presentasi dan Komunikasi
Disusun Oleh: Sweet Angel Weismann
Dosen Mata Kuliah: Ferdinan Terok
Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Negeri Manado
Mata Kuliah: Topografi Survey
Disusun Oleh: Sweet Angel Weismann
Dosen Mata Kuliah: Ferdinan Terok
Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Negeri Manado
5 POIN PIKIRAN DASAR ARSITEKTUR NUSANTARA MENURUT PROF. JOSEF PRIJOTOMOSweet Angel Weismann
Â
Mata Kuliah: Arsitektur Nusantara
Disusun Oleh: Sweet Angel Weismann
Dosen Mata Kuliah: Novie Harimu
Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Negeri Manado
MATA KULIAH ARSITEKTUR VERNAKULAR NUSANTARA
DOSEN: THREESJE A NOVIANE HARIMU, ST, MT.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
4. Soelaiman Soemardi & Selo Soemardjan Menurut mereka, pengertian
budaya ialah sesuatu kebudayaan yang merupakan hasil karya meliputi cipta
dan rasa dari masyarakat.
Lehman, Himstreet Dan Batty budaya adalah sekumpulan yang tersusun dari
pengalaman hidup dari berbagai masyarakat yang hidup pada masa itu.
Dalam hal ini pengalaman yang dimaksud bisa berupa perilaku,
kepercayaan, serta gaya hidup masyarakat itu sendiri.
MENURUT PARA AHLI
5. HUBUNGAN
ARSITEKTUR DENGAN
KEBUDAYAAN
Arsitektur merupakan bagian dari budaya. Kebudayaan adalah pola bagi
kelakuan, artinya Kebudayaan mengatur manusia dapatmengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikap kalau berhubungandengan
orang lain.bila manusia hidup sendiri maka tidak ada manusia lain yang
merasaterganggu oleh tindakan-tindakannya. Tapi setiap orang
bagaimanapun hidupnya akanselalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya
sendiri.Kebiasaan tersebut merupakan pola tingkah laku pribadi. Jadi setiap
orang akanmembentuk kebiasaan yang khusus bagi dirinya sendiri.Dengan
adanya kebudayaan, terwujud suatu kelakuan untuk memahami dan
menafsirkanlingkungan yang dihadapi.
6. KARYA ARSITEKTUR
MENURUT VICTOR
PAPANEK
Karya arsitektur menurut Victor Papanek
memiliki fungsi yang ditentukan oleh
beberapa faktor : kebutuhan, kesesuaian
kegunaan, kesesuaian jaman, estetik,
asosiasi dan metode.
8. KARYA ARSITEKTUR
MENURUT VICTOR
PAPANEKKebutuhan
Karya arsitektur dibuat karena adanya hasrat pemenuhan kebutuhan untuk memenuhi
hasrat manusia sebagai mahluk sosial. Kebutuhan dasar manusia di mana saja di
belahan bumi ini adalah sama, tetapi kebudayaan mengakibatkan pencerminan
kebutuhan tadi ke dalam suatu bentuk arsitektur menjadi berbeda satu sama lain.
Contohnya adalah : Manusia memerlukan rumah sebagai tempat untuk bernaung
terhadap panas, hujan dan lain-lain tetapi bentuk rumah Jawa berbeda dengan bentuk
rumah Toraja misalnya. Sebaliknya juga, kebudayaan mempengaruhi kebutuhan,
contohnya adalah : di Bali banyak terdapat pura tetapi di Jawa banyak terdapat masjid.
Hal ini bisa terjadi karena agama di Bali adalah Hindu Bali sedangkan di Jawa
sebagian besar menganut agama Islam.
9. KARYA ARSITEKTUR MENURUT
VICTOR PAPANEK
Metoda
Menyangkut perpaduan antara alat, proses dan bahan.
Pengertian metoda meliputi teknologi dan hasil teknologinya. Teknologi
berupa ilmu gaya dan ilmu bangunan ( pengetahuan mengenai bahan
bangunan dan cara penggunaannya ). Sedangkan hasil teknologi berupa
bahan-bahan kayu bangunan, alat-alat untuk mengolah dan
menggunakan bahan-bahan tersebut. Teknologi ini digunakan untuk
lebih mempermudah manusia memenuhi kebutuhannya dan
mewujudkan kebutuhan tadi dari bentuk abstrak menjadi bentuk nyata
yaitu benda arsitektur.
10. KARYA ARSITEKTUR
MENURUT VICTOR PAPANEK
Asosiasi dan pemakaian yang tepat
Asosiasi adalah pengetahuan seseorang untuk menafsirkan suatu benda. Suatu bentuk arsitektur
dikatakan memenuhi syarat asosiasi jika bentuk tersebut dapat dimengerti oleh semua orang dengan
satu pengertian.
Jangan sampai terjadi misalnya ada suatu bentuk bangunan yang berfungsi sebagai rumah sakit
tetapi orang ( masyarakat ) mengasosiasikannya pertama kali ( dengan meliaht bentuknya ) sebagai
sebuah pabrik. Jika hal tersebut terjadi, dapat dikatakan bahwa bangunan tersebut gagal
mengekspresikan fungsinya ke dalam suatu bentuk arsitektur.
Tetapi hal tersebut di atas bukan berarti bahwa bentuk arsitektur dibatasi oleh suatu bentuk tertentu
sehingga yang terjadi adalah bentuk yang selalu sama.
Keahlian seorang arsitek dilihat dari cara mengekspresikan fungsi bangunan melalui bentuk
sehingga dapat ditafsirkan oleh masyarakat dengan satu pengertian.
11. KARYA ARSITEKTUR
MENURUT VICTOR
PAPANEK
Kesejamanan
Arsitektur sebagai bentuk upaya pemenuhan kebutuhan harus menyesuaikan dengan
perubahan tersebut agar dapat mewujudkan fungsinya.
Manusia mewujudkan kebutuhannya ke dalam suatu bentuk arsitektur. Kebutuhan tersebut
dapat berubah sesuai dengan keadaan dan waktu, yang menyebabkan juga perubahan
bentuk arsitekturnya. Sebagai contoh : pada jaman dahulu faktor agama sangat kuat sekali
berpengaruh pada bangunan arsitektur, candi-candi banyak dibangun di mana-mana, yang
berfungsi sebagai bangunan suci atau bangunan pemakaman. Hasilnya memang sangat
mengagumkan, kita pada saat sekarang ini tidak dapat begitu saja membangun candi hampa
karena alasan keindahan saja.
13. CIRI BUDAYA ARSITEKTUR
Bila kita membicarakan ciri budaya dalam
arsitektur, akan menyangkut dua segi :
• Apa ciri yang ingin diungkapkan
• Bagaimana ciri tersebut diungkapkan.
14. CIRI BUDAYA
ARSITEKTUR
Karya arsitektur akan selalu mencerminkan
ciri budaya dari kelompok menusia yang
terlibat dalam proses penciptaannya.
Sekurang-kurangnya akan tercermin tata
nilai yang mereka anut. Dengan demikian
kalau kita secara cermat mengamati
sejumlah karya arsitektur suatu masyarakat
maka lambat laun akam mengenali ciri
budaya masyarakat tersebut.
15. TUJUAN ARSITEKTUR
Sebagai tempat bernaung guna dari binatang buas,
angin , hujan, salju, panas.
Memberi rona bagi kegiatan tertentu
Menyatakan status / kekuasaan
Menampilkan dan mendukung keyakiinan suatu
desain.
Menyampaikan informasi yang sifatnya spiritual,
kosmologis, status, kekuatan.
16. Menetapkan identitas pribadi dan kelompok.
Mengkiaskan siatem-sistem nilai budaya. Mis : alun-alun di
Jawa : bagian kiri mengkiaskan nilai budaya yang spiritual
(halus) dengan adanya masjid, dan di sebelah kanannya
mengkiaskan nilai hari-hari (kasar) dengan adanya pasar.
Memisahkan wilayah ( pemisahan ruangan). Misalnya daerah
umum & pribadi, daerah suci & duniawi, daerah depan &
belakang, daerah untuk pria & wanita.
TUJUAN ARSITEKTUR
17. Yaitu suatu usaha / kegiatan yang dengan sengaja
dilakukan untuk merubah lingkungan alamiah
menjadi lingkungan binaan menurut aturan-aturan
tertentu.
Lingkungan binaan terdiri dari ruang luar (architecture
without a roof) / exterior speace dan ruang dalam (
interior speace ).
ARSITEKTUR DITINJAU
DARI FAKTOR
LINGKUNGAN FISIK