SlideShare a Scribd company logo
HEC-RAS
Anzilirrohmah Litsaniyah 135060400111017
Fauziyah Nustyani 135060400111036
Favia Veroni 135060400111042
Puspita Mandasari 135060401111020
Maya Artati Kirana 135060401111052
Masfufatut Thohuroh135060407111023
DefinisiDefinisi
Fungsi Hec-RasFungsi Hec-Ras
Cara Pengoperasian Hec-RasCara Pengoperasian Hec-Ras
Contoh soal dan PembahasanContoh soal dan Pembahasan
DEFINISI
Hec-Ras adalah program komputer yang memodelkan sistem hidrolik
aliran air melalui sungai-sungai alami dan saluran lain. Namun, program
ini satu-dimensi, yang berarti bahwa tidak ada pemodelan hidrolik yang
langsung berpengaruh pada perubahan bentuk penampang, tikungan,
dan dua-dan aspek tiga dimensi aliran.
FUNGSI
Cara Pengoperasian HEC-RAS
Pengoperasian HEC-RAS
Pembuatan File Project
• pilih menu File – New Project
•Klik tombol Default Project Folder di kanan atas, klik tombol
Create Folder … di sisi bawah layar, dan tuliskan nama folder
•Tuliskan judul project “ “. pada tempat yang telah disediakan di
bawah Title. Perhatikan nama file project yang dituliskan secara
automatis oleh HEC-RAS di bawah File Name “”
• Klik tombol OK pada layar konfirmasi tersebut.
Pembuatan File Project
Layar pembuatan project baru
Peniruan Geometri Saluran
Alur Saluran
• Aktifkan layar editor data geometri dengan memilih menu Edit
| Geometric Data … atau mengklik tombol Edit/Enter
geometric data.
Layar editor data geometri
Peniruan Geometri Saluran
• Pada layar yang muncul, isikan “Sederhana” sebagai nama River
dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK.
• Setelah langkah di atas, pada layar editor data geometri
tampak sebuah denah alur saluran (“Sederhana”) yang memiliki
satu ruas (“Grafika”). Sisipkan peta situasi alur saluran dengan
mengklik tombol Add/Edit background pictures for the
schematic.
Peniruan Geometri Saluran
Skema Saluran Sederhana ruas Grafika
Peniruan Geometri Saluran
Tampang Lintang
• Aktifkan layar editor tampang lintang dengan mengklik tombol Cross
Section (ikon ke-2 dari atas pada papan tombol kiri).
• Tuliskan data tampang lintang (cross section), urut dari tampang di ujung
hilir sampai ke ujung hulu. Untuk menuliskan data tampang lintang, pilih
menu Options | Add a new Cross Section …, tuliskan nomor tampang
lintang “0”.
• Pada isian Description, isikan keterangan mengenai tampang lintang
(River Sta), yaitu “Batas hilir ruas Grafika Sta 0 m”.
• Tuliskan koordinat titik-titik tampang lintang, urut dari titik paling kiri
ke kanan; Station adalah jarak titik diukur dari kiri dan Elevation adalah
elevasi titik. Untuk River Sta “0”, data koordinat (Station,Elevation)
adalah sebagai berikut: (0,2), (2,0), (4,0), (6,2).
Peniruan Geometri Saluran
Layar editor tampang lintang setelah langkah pemberian nama
dan deskripsi tampang lintang River Sta 0
Peniruan Geometri Saluran
• Data selanjutnya adalah jarak tampang “0” ke tampang tetangga di
sisi hilir (Downstream Reach Lengths), yaitu jarak antar bantaran
kiri (left overbank, LOB), jarak antar alur utama (main channel,
Channel), dan jarak antar bantaran kanan (right overbank, ROB).
• Nilai koefisien kekasaran dasar, Manning’s n Values, adalah 0.02
untuk semua bagian tampang: LOB, Channel, dan ROB karena
tampang lintang saluran merupakan tampang tunggal, bukan
tampang majemuk.
• Isian selanjutnya, Main Channel Bank Stations
• Data ContExp Coefficients dibiarkan sesuai dengan nilai default
yang ada di dalam HEC-RAS
Peniruan Geometri Saluran
• Klik tombol Apply Data untuk menyimpan data ke dalam HEC-
RAS.
• Untuk menuliskan data tampang yang kedua di ujung hulu ruas
Grafika, pilih Options | Copy Current Cross Section … dan isikan
“1000” sebagai identifikasi/nomenklatur River Sta.
Peniruan Geometri Saluran
Tampang lintang pada River Sta 0
Peniruan Geometri Saluran
Pada layar yang muncul (Gambar 10), isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK.
Peniruan Geometri Saluran
• Pada isian Description, isikan keterangan mengenai tampang lintang (River
Sta), yaitu “Batas hulu ruas Grafika Sta 1000 m”.
• Isikan jarak tampang River Sta “1000” ke tampang di sebelah hilirnya
(Downstream Reach Lengths).
• Isian Manning’s n Values, Main Channel Bank Stations, serta ContExp
Coefficients tidak perlu diubah.
• Klik tombol Apply Data.
• Pilih menu Exit | Exit Cross Section Editor untuk kembali ke layar editor
data geometri.
• . Untuk menampakkan seluruh tampang lintang, perbesar layar dengan
memilih menu View | Set Schematic Plot Extent …. Isikan nilai “1.2” dan “-
0.2” berturut-turut pada Top Extent dan Bottom Extent.Klik OK
Peniruan Geometri Saluran
Pada layar yang muncul (Gambar 10), isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK.
Peniruan Geometri Saluran
• Apabila layar terlalu besar, aturlah ukuran layar pilih menu View | Zoom In,
tarik (drag) kursor mengelilingi alur sungai.
Layar pengaturan schematic plot extent pada editor data geometri
Peniruan Hidraulika (syarat batas)
• Aktifkan layar editor data aliran permanen dengan memilih
menu Edit | Steady Flow Data … atau mengklik tombol
Edit/Enter steady flow data
• Isikan besaran debit di batas hulu (RS 1000) “4” pada PF1 dan
“6” pada PF2
• Klik tombol Reach Boundary Conditions …. Dengan posisi
kursor pada Downstream, klik tombol Known W.S.
Peniruan Hidraulika (syarat batas)
Layar editor data aliran permanen untuk pengaturan syarat batas hulu
Peniruan Hidraulika (syarat batas)
Layar editor data aliran permanen untuk pengaturan syarat batas hilir
Peniruan Hidraulika (syarat batas)
• Klik tombol Apply Data
• Isikan pada Title “Debit aliran 4 dan 6 m3/s” sebagai judul data aliran
permanen.
Layar utama HEC-RAS setelah data aliran permanen selesai dituliskan
Hitungan Hidraulika
• Aktifkan layar hitungan aliran permanen dengan memilih menu Run | Steady
Flow Analysis
• Buat file Plan baru dengan memilih menu File | New Plan dan isikan pada
Title “Hitungan profil aliran permanen” sebagai judul plan.
• Isikan “S01” pada layar yang muncul, yang meminta short plan identifier.
Hitungan Hidraulika
Layar hitungan aliran permanen
Hitungan Hidraulika
• Aktifkan modul hitungan hidraulika dengan mengklik tombol Compute.
• Tutup layar hitungan dengan mengklik tombol Close
Layar hitungan hidraulika setelah hitungan profil PF1 dan PF2 selesai
Hitungan Hidraulika
Layar utama HEC-RAS setelah hitungan profil aliran permanen selesai
Presentasi Hasil Hitungan
PRESENTASI HASIL HITUNGAN DI SEBUAH TAMPANG LINTANG
• Pilih menu View | Cross-Sections
Profil muka air hasil hitungan di salah satu tampang lintang
Presentasi Hasil Hitungan
• Pada layar Cross Section, pilihRiver Sta.
• Grafik disisipkan ke dalam dokumen MSWord melalui perintah
Edit | Paste.
Presentasi Hasil Hitungan
• Pilih menu View | Water Surface Profiles
• Kontrol terhadap tampilan grafik profil muka air dapat diatur
melalui menu Options.
PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL MUKA AIR DI SEPANJANG ALUR
Profil muka air hasil hitungan di sepanjang alur
Presentasi Hasil Hitungan
• Pilih menu View | General Profile Plot
• Selain profil kecepatan aliran, pemakai dapat menampilkan profil
debit aliran, luas tampang aliran, dan berbagai parameter lain
dengan memilihnya melalui menu Standard Plots.
PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL PROFIL
VARIABEL ALIRAN DI SEPANJANG ALUR
Presentasi Hasil Hitungan
PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL PROFIL VARIABEL
ALIRAN DI SEPANJANG ALUR
Profil kecepatan aliran hasil hitungan di sepanjang alur
Presentasi Hasil Hitungan
PRESENTASI HASIL HITUNGAN DALAM BENTUK TABEL
• Pilih menu View | Detailed Output Tables
• Tabel dapat direkam ke dalam clipboard dengan memilih menu
File | Copy to Clipboard (Data and Headings), untuk kemudian
dapat disisipkan ke dalam program aplikasi lain.
• Tabel hasil hitungan ditampilkan dengan memilih menu View |
Profile Summary Table
Presentasi Hasil Hitungan
PRESENTASI HASIL HITUNGAN DALAM BENTUK TABEL
Tabel hasil hitungan di sebuah tampang lintang
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
• Aktifkan layar editor dengan memilih menu Edit | Unsteady
Flow Data
• Klik tombol Flow Hydrograph sebagai pilihan boundary
condition type pada RS 1000.
• klik tombol Interpolate Missing Values, Untuk mengisi
koordinat hidrograf debit yang masih kosong.
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
Layar editor data hidrograf debit pada untuk pengaturan syarat batas hulu
(gambar kiri) dan plot hidrograf debit (gambar kanan)
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
• Klik tombol OK untuk menutup layar editor hidrograf debit dan kembali ke layar
editor data aliran tak permanen.
Layar editor data aliran tak permanen setelah pengisian data hidrograf
debit sebagai syarat batas hulu di RS 1000
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
• Bawa kursor ke kotak di kanan RS 0 dan klik kotak tersebut.
• Klik tombol Stage Hydrograph sebagai syarat batas hilir di RS 0.
• Klik tombol Interpolate Missing Values untuk mengisi koordinat
hidrograf muka air yang masih kosong.
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
Layar editor data hidrograf muka air pada untuk pengaturan
syarat batas hilir (gambar kiri) dan plot hidrograf muka air
(gambar kanan)
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
Layar editor data hidrograf muka air pada untuk
pengaturan syarat batas hilir (gambar kiri) dan plot
hidrograf muka air (gambar kanan)
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
• Klik tombol Initial Conditions untuk mengaktifkan layar editor
pengaturan syarat awal.
• Klik tombol Apply Data
Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)
• Simpan data aliran tak permanen dengan memilih menu File | Save Unsteady
Flow Data.
Layar editor data aliran tak permanen setelah pengisian
data debit awal di RS 1000 sebagai syarat awal
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
Layar utama HEC-RAS setelah data aliran tak permanen selesai dituliskan
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
• Simpan data yang telah ada (syarat batas pertama) ke dalam file
yang berbeda dengan memilih menu File | Save Unsteady Flow
Data As
Penyimpanan data aliran tak permanen “Sederhana.u01” ke
dalam file “Sederhana.u02” dengan mengubah judul data
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
• Tuliskan koordinat hidrograf debit (t,Q) yang baru: (0,6) dan (12,6) dengan
menuliskan angka “6” pada baris jam ke-0 dan ke-12. Klik tombol Interpolate
Missing Values untuk mengisi nilai-nilai debit yang lain.
• Klik pada kotak di bawah Boundary Condition Type dan di kanan RS 0
yang bertuliskan Stage Hydrograph
• Aktifkan layar editor pengaturan syarat awal dengan mengklik tombol Initial
Conditions.
• Klik tombol Apply Data dan simpan data ke dalam disk dengan memilih
menu File | Save Unsteady Flow Data.
Peniruan Hidraulika
(syarat batas dan awal)
Hidrograf debit di batas hulu untuk syarat batas (kiri)dan
hidrograf muka air di batas hilir untuk syarat batas (kanan)
Hitungan Hidraulika
• Aktifkan layar hitungan aliran tak permanen dengan memilih menu Run
| Unsteady Flow Analysis
• Pada Unsteady Flow File, pilih syarat batas yang pertama, yaitu
“Hidrograf debit dan muka air konstan”.
• Klik pada tiga kotak pilihan Programs to Run, yaitu Geometry
Preprocessor, Unsteady Flow Simulation, dan Post Processor.
• Pada kelompok Simulation Time Window, tuliskan tanggal dan pukul
awal dan akhir simulasi.
• Pada kelompok Computation Setting, pilih “15 Minutes” sebagai
selang waktu hitungan.
• Simpan data hitungan ke dalam file plan dengan memilih menu File |
Save Plan As
Hitungan Hidraulika
• Aktifkan modul hitungan hidraulika aliran tak permanen dengan
mengklik tombol Compute.
Layar penyimpanan file plan
Hitungan Hidraulika
Layar permintaan identitas file plan Layar editor hitungan aliran tak permanen
Hitungan Hidraulika
Layar hitungan aliran tak permanen setelah hitungan plan
“Sederhana.p02” selesai
Hitungan Hidraulika
• Tutup layar hitungan HEC-RAS Finished Computations dengan
mengklik tombol Close
• Tutup pula layar Unsteady Flow Analysis dengan memilih menu File |
Exit
Layar utama HEC-RAS setelah hitungan aliran tak permanen selesai
Contoh Soal dan Penyelesaian
Mengitung Kedalaman Bridge
Scour menggunakan aplikasi
HEC-RAS
Soal
Kedalaman bridge scour dihitung dengan
debit 500 m3
/s di S. Tirtaraya reach Hulu
dan 110 m3
/s di S. Tirtagiri reach Gunung.
Penyelesaian
• Buat simulation plan baru untuk keperluan hitungan kedalaman
bridge sccour ini.
1. Aktifkan layar Steady Flow Analysis. Pilih “Jembatan” pada pilihan
Geometry File.
2. Aktifkan layar editor Steady Flow Data. Masukkan data debit pada setiap
batas hulu reach seperti tampak pada Gambar 1. Simpan file data aliran
permanen (steady flow data) yang baru dibuat ini ke dalam file dengan judul
“Gerusan lokal di pilar jembatan”.
1. Definisikan syarat batas hilir di setiap reach dengan mengklik tombol Reach
Boundary Conditions… yang ada pada layar editor Steady Flow Data. Pilih
Rating Curve sebagai batas hilir S. Tirtaraya reach Hilir dan S. Tirtabaru
reach Kanal Banjir. Masukkan angka-angka koordinat rating curve seperti
tampak pada Gambar 2.
4. Kembali ke layar Steady Flow Analysis dan tambahkan kalimat seperlunya di
bagian Plan Description. Simpan file Plan dengan judul “Gerusan lokal di
sekitar pilar jembatan” dan ShortID “BridgeScour” (lihat Gambar 3).
Gambar 1: Syarat batas debit aliran di batas hulu setiap reach
Gambar 2: Syarat batas rating curve di batas hilir S. Tirtaraya reach
Hilir dan S. Tirtabaru reach Kanal Banjir
Gambar 3: Layar Steady Flow Analysis pada simulasi
bridge scour
Flow Optimization
Syarat batas debit di hulu reach Tirtaraya Hilir adalah 366 m3
/s dan di Kanal
Banjir adalah 244 m3
/s. Angka ini adalah perkiraan, mengingat distribusi debit di
Junction Gelang tidak diketahui. Ini berbeda dengan debit di batas hulu Tirtaraya
Tengah karena Junction Tanggi merupakan pertemuan (confluence) dua anak
sungai. Debit di Tirtaraya Tengah merupakan jumlah debit dari Tirtaraya Hulu dan
Tirtagiri Gunung. Junction Gelang merupakan percabangan (bifurcation). Di
Junction Gelang, aliran dari Tirtaraya Tengah sebagian mengalir ke Tirtaraya Hilir
dan sebagian yang lain mengalir ke Tirtabaru Kanal Banjir. HEC-RAS menyediakan
opsi Flow Optimizations untuk menghitung distribusi debit di tempat seperti Junction
Gelang tersebut.
Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow
Optimizations … dan klik pada Junction Gelang seperti tampak
pada Gambar 4.
Gambar 4: Opsi flow optimization dalam hitungan debit di Juntion Gelang
Dengan pengaktifan opsi ini, maka HEC-RAS akan melakukan
hitungan debit di Junction Gelang secara iteratif. HEC-RAS akan
menghitung distribusi debit ke Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal
Banjir sedemikian hingga tinggi energi tepat di hilir junction, yang
diperoleh dari Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal Banjir, akan sama
atau selisih keduanya lebih kecil daripada nilai toleransi (default
0.02 ft).
Flow Distribution
Salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam simulasi aliran untuk
menghitung kedalaman bridge scour adalah pengaktifan opsi Flow Distribution
Location. Bridge scour analysis memerlukan informasi distribusi aliran di 3 tampang
lintang (cross section), yaitu di tampang lintang jembatan, tampang lintang persis di
hulu jembatan, dan tampang lintang di approach flow. Di Bab 3 ketiga tampang
lintang ini dinamai cross section jembatan, cross section nomor 3, dan cross section
nomor 4. Agar HEC-RAS menghitung distribusi aliran di suatu tampang, maka
tampang lintang tersebut dibagi menjadi beberapa pias.
Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Distribution Locations …
Pilih River Sungai Tirtaraya, Reach Hulu. Pilih Upstream RS 5920 dan Downstream
RS 5875 (lihat Gambar 5). Pilihan ini akan menetapkan cross section nomor 5920,
5905, 5900, 5890, dan 5875 sebagai tampang lintang yang akan dihitung distribusi
alirannya. HEC-RAS sebenarnya hanya memerlukan distribusi aliran di cross section
5920, 5905, dan 5900, namun tidak ada salahnya untuk melakukannya pula pada
tampang lintang di hilir jembatan, yaitu cross section 5890 dan 5875. Bahkan, dapat
pula dilakukan pada semua cross section. Gambar 5 menunjukkan cross section
5890 sampai 5875 dibagi menjadi 31 pias, yaitu masing-masing 7 pias di left dan
right overbank, serta 17 pias di main channel. Klik tombol Set Selected Range untuk
mengeksekusi pembagian cross section tersebut. Apabila ingin mengubah jumlah
pias, jangan lupa untuk mengklik tombol Clear All sebelum melakukan perubahan.
Jumlah pias (SubSections) di left overbank, main channel, right
overbank ditentukan dengan memperhatikan bentuk tampang
lintang dan pola aliran di sungai tersebut. Jumlah pias maximum
dalam satu cross section adalah 45. Satu langkah yang baik dalam
melakukan hitungan bridge scour adalah dengan melakukan
semacam sensitivity analysis jumlah pembagian pias. Yang dicari
adalah jumlah pias sedemikian hingga kedalaman bridge scour
tidak berubah terhadap perubahan jumlah pias.
Gambar 5: Jumlah pias untuk hitungan distribusi aliran di
cross section sekitar jembatan
Flow Computation
Setelah opsi Flow Distribution Location diaktifkan dan jumlah pias di cross
section sekitar jembatan ditetapkan, lakukan hitungan aliran dengan
mengklik tombol Compute. Jangan lupa untuk menyimpan file Plan terlebih
dulu melalui menu File | Save Plan. Setelah hitungan aliran selesai, baru
hitungan kedalaman bridge scour dapat dilakukan.
Kedalaman Bridge Scour
• Hitungan kedalaman bridge scour dilakukan melalui menu Run | Hydraulic Design
Functions … atau dengan mengklik papan tombol ke-13 dari kiri pada layar utama HEC-
RAS. Apabila layar belum menunjukkan Hydraulic Design | Bridge Scour, pilih menu Type |
Bridge Scour ….
• Pada layar Bridge Scour, pilih River Sungai Tirtaraya dan Reach Hulu. Layar seharusnya
sudah menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR. Apabila belum, atur hingga
menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR.
• HEC-RAS menyediakan 3 pilihan hitungan scour, yaitu Contraction, Pier, dan Abutment.
Contraction Scour
• Data yang dibutuhkan untuk menghitung contraction scour hampir
semua telah secara automatis diambil sendiri oleh HEC-RAS dari
output hasil hitungan aliran di 3 cross section, yaitu di jembatan, di
hulu jembatan, dan di approach flow. Data yang diinputkan oleh
pengguna adalah d50 dalam satuan milimeter dan koefisien K1 (lihat
Gambar 6).
Gambar 6: Layar editor data hitungan contraction scour
• Dalam contoh ini, diameter sedimen d50 adalah 2.1 mm, baik di left overbank, main channel,
maupun right overbank. Nilai K1 dihitung oleh HEC-RAS berdasarkan nilai temperatur air yang
diinputkan oleh pengguna. Klik tombol K1 … dan tuliskan 26 pada isian data Water Temp (C).
HEC-RAS menghitung K1 bernilai 0.640.
• HEC-RAS menghitung contraction scour dengan persamaan Laursen versi clear-water scour atau
Laursen versi live-bed scour. Pengguna dapat memilih salah satu dari kedua versi persamaan
tersebut, namun sebaiknya pilihan diserahkan kepada HEC-RAS. Biarkan pilihan Equation pada
posisi Default.
• Contraction scour dapat dihitung dengan mengklik tombol Compute sekarang atau setelah
penginputan data untuk hitungan pier scour dan abutment scour selesai dilakukan. Saat tombol
Compute diklik, HEC-RAS melakukan hitungan contraction, pier, dan abutment scour. Oleh
karena itu, di sini input data untuk ketiga hitungan scour akan diselesaikan lebih dulu, baru
dilakukan hitungannya.
Pier Scour
• HEC-RAS menghitung pier scour dengan persamaan CSU (California
State University) atau Froehlich. Dalam contoh ini, pier scour dihitung
dengan persamaan CSU (lihat Gambar 7).
• Data yang diinputkan oleh pengguna ada 4 jenis, yaitu bentuk pilar,
sudut datang aliran menuju ke pilar (Angle), bentuk dasar sungai (K3),
dan diameter sedimen (D95).
• Bentuk pilar (Shape) adalah round nose. Sudut datang aliran menuju
pilar (Angle) 0, bentuk dasar sungai adalah plane bed and antidune,
dan diameter sedimend95 adalah 56.7 mm.
Gambar 7: Layar editor data hitungan pier scour
Abutment Scour
• HEC-RAS menghitung abutment scour di pangkal jembatan kiri dan kanan
secara terpisah. HEC-RAS memakai persamaan HIRE atau Froehlich untuk
menghitung abutment scour. Pengguna dapat memilih persamaan yang
dipakai untuk menghitung abutment scour atau menyerahkan pemilihannya
kepada HEC-RAS dengan menginputkan Default pada isian Equation (lihat
Gambar 8).
• Gambar 8: Layar editor data hitungan abutment scour
• Pengguna memasukkan data jenis pangkal jembatan dengan memilih salah
satu dari 3 jenis, yaitu vertical abutment, vertical abutment with wing walls,
atau spill-through abutment. Selain itu, pengguna memasukkan sudut
pangkal jembatan terhadap arah aliran sebagai data Skew dalam satuan
derajat. Skew 90 jika pangkal jembatan menjorok ke dalam sungai tegak
lurus arah aliran, < 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke arah
hilir, dan > 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke
arah hulu.Total Bridge Scour.
Total Bridge Scour
Setelah semua data contraction, pier, dan abutment diinputkan, hitungan kedalaman scour
di masing-masing bagian (contraction scour, scour di setiap pier, dan scour di kiri dan kanan
abutment) dilakukan dengan mengklik tombol Computer.
Kedalaman scour adalah kombinasi dari setiap bagian.
Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah kedalaman scour
di setiap pilar (pier scour).
Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah dengan kedalaman
scour di setiap pangkal jembatan (pangkal jembatan kiri dan pangkal jembatan kanan).
Hasil hitungan bridge scour disajikan dalam bentuk grafis (Gambar 9) dan resume atau
ringkasan (Gambar 10).
Gambar 9: Presentasi grafis hasil hitungan bridge scour
Gambar 10: Resume hasil hitungan bridge scour
Tabel di bawah ini merangkum hasil hitungan bridge scour di atas.
Tabel 1: Estimasi kedalaman bridge scour
Scour (m) Abutment kiri Pilar #1 Pilar #2 Abutment kanan
Contraction 0.30 0.18 0.18 0.30
Abutment/pier 2.60 1.35 1.35 2.60
Total 2.90 1.53 1.53 2.90
Hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour
di semua pier sama. Hal ini disebabkan paramater aliran di setiap pier,
yang diperoleh dari distribusi aliran (Flow Distribution Location) di
setiap pilar adalah sama. Kedalaman scour di setiap pier tidak selalu
sama, bergantung pada parameter aliran di setiap pier. Itulah
sebabnya, opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow
analysis harus diaktfikan untuk menghitung parameter aliran di setiap
pias.
Demikian pula, hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan
kedalaman scour di pangkal jembatan kiri dan kanan adalah sama. Ini
disebabkan geometri pangkal jembatan kiri dan kanan (data abutment)
adalah sama dan, kebetulan, parameter aliran di pias pangkal
jembatan kiri dan kanan juga sama. Inilah satu alasan lagi untuk
mengaktifkan opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow
analysis.
Aplikom

More Related Content

What's hot

Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12
WSKT
 
Register Instruksi dan Accumulator
Register Instruksi dan AccumulatorRegister Instruksi dan Accumulator
Register Instruksi dan Accumulator
Lusiana Diyan
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
MOSES HADUN
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
21010115410004
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
Neng Tea
 
1. peripheral and interface
1. peripheral and interface1. peripheral and interface
1. peripheral and interface
Rumah Belajar
 
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana StrategisPenentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
Dadang Solihin
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Azka Napsiyana
 
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptxPerhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptx
novasimanjuntak
 
Ekonomi teknik diktat 2
Ekonomi teknik diktat 2Ekonomi teknik diktat 2
Ekonomi teknik diktat 2
Rajul Rasyid
 
Penetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Penetapan Tujuan dan Sasaran PembangunanPenetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Penetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
infosanitasi
 
4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah Proyek4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah Proyek
Simon Patabang
 
microsoft project
microsoft projectmicrosoft project
microsoft project
Annisa Khoerunnisya
 
Linearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfaLinearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfa
Lisfa Nuraini U.I
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
Mira Pemayun
 
Pertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses TestingPertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses Testing
Endang Retnoningsih
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
ardi nasir
 

What's hot (20)

Project Time management
Project Time managementProject Time management
Project Time management
 
Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12
 
Register Instruksi dan Accumulator
Register Instruksi dan AccumulatorRegister Instruksi dan Accumulator
Register Instruksi dan Accumulator
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
 
Hidrolika
HidrolikaHidrolika
Hidrolika
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
 
1. peripheral and interface
1. peripheral and interface1. peripheral and interface
1. peripheral and interface
 
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana StrategisPenentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktek
 
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptxPerhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptx
 
Materi 3. flowchart
Materi 3. flowchartMateri 3. flowchart
Materi 3. flowchart
 
Ekonomi teknik diktat 2
Ekonomi teknik diktat 2Ekonomi teknik diktat 2
Ekonomi teknik diktat 2
 
Penetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Penetapan Tujuan dan Sasaran PembangunanPenetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Penetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
 
4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah Proyek4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah Proyek
 
microsoft project
microsoft projectmicrosoft project
microsoft project
 
Linearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfaLinearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfa
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
Pertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses TestingPertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses Testing
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
 

Viewers also liked

Kelas06 ipa yayat
Kelas06 ipa yayatKelas06 ipa yayat
Kelas06 ipa yayatw0nd0
 
Ofidio venenosos
Ofidio venenososOfidio venenosos
Ofidio venenosos
Eluney Frutos
 
Asif ch IDEOLOGY
Asif ch IDEOLOGYAsif ch IDEOLOGY
Asif ch IDEOLOGY
Asif Ali
 
HDFS Basics
HDFS BasicsHDFS Basics
HDFS Basics
NIVASH RAMAJAYAM
 
2626
26262626
Tik bab 6 kelas 9
Tik bab 6 kelas 9Tik bab 6 kelas 9
Tik bab 6 kelas 9
aniuzta
 
Triángulos matemática 3°-4°
Triángulos matemática 3°-4°Triángulos matemática 3°-4°
Triángulos matemática 3°-4°colegiorobertgagne
 
Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...
Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...
Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...
Neuder Wesley
 
Il viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOC
Il viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOCIl viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOC
Il viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOC
Elisa Siciliano
 
Bab 3 distribusi frekuensi
Bab 3 distribusi frekuensiBab 3 distribusi frekuensi
Bab 3 distribusi frekuensi
Suci Agustina
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Ana Sugiyarti
 
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Wienda Hapsari
 
soal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometrisoal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometri
Aisyah Turidho
 
Projekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshme
Projekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshmeProjekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshme
Projekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshme
sidorelahalilaj113
 
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 PDF Hijrah, saaatnya berubah PDF Hijrah, saaatnya berubah
PDF Hijrah, saaatnya berubah
Mush'ab Abdurrahman
 

Viewers also liked (15)

Kelas06 ipa yayat
Kelas06 ipa yayatKelas06 ipa yayat
Kelas06 ipa yayat
 
Ofidio venenosos
Ofidio venenososOfidio venenosos
Ofidio venenosos
 
Asif ch IDEOLOGY
Asif ch IDEOLOGYAsif ch IDEOLOGY
Asif ch IDEOLOGY
 
HDFS Basics
HDFS BasicsHDFS Basics
HDFS Basics
 
2626
26262626
2626
 
Tik bab 6 kelas 9
Tik bab 6 kelas 9Tik bab 6 kelas 9
Tik bab 6 kelas 9
 
Triángulos matemática 3°-4°
Triángulos matemática 3°-4°Triángulos matemática 3°-4°
Triángulos matemática 3°-4°
 
Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...
Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...
Avaliação das notificações do atendimento antirrábico humano no periodo de 20...
 
Il viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOC
Il viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOCIl viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOC
Il viaggio in bici di una bottiglia Prosecco DOC
 
Bab 3 distribusi frekuensi
Bab 3 distribusi frekuensiBab 3 distribusi frekuensi
Bab 3 distribusi frekuensi
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
 
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
 
soal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometrisoal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometri
 
Projekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshme
Projekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshmeProjekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshme
Projekt; Gjeometria ne programet shkollore e jeten e perditshme
 
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 PDF Hijrah, saaatnya berubah PDF Hijrah, saaatnya berubah
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 

Similar to Aplikom

METODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptx
METODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptxMETODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptx
METODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptx
desainrumahmadina
 
0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx
0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx
0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx
kimchi111
 
PPT Prantikum FPP.pptx
PPT Prantikum FPP.pptxPPT Prantikum FPP.pptx
PPT Prantikum FPP.pptx
DEAFBOYTOMAHU1
 
Ukur aras-levelling
Ukur aras-levellingUkur aras-levelling
Ukur aras-levelling
UTHM
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
Tutus Kusuma
 
Simres matbal-dca
Simres matbal-dcaSimres matbal-dca
Simres matbal-dca
Andi Anriansyah
 
Modul 1b 3 d gis model permukaan
Modul 1b   3 d gis model permukaanModul 1b   3 d gis model permukaan
Modul 1b 3 d gis model permukaan
Indria Sari
 
MODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdfMODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdf
IwanNovario1
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doc
JimyMotalisa
 
kit media cadd
kit media caddkit media cadd
kit media cadd
Strawberi Madu
 
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp012 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
WSKT
 
5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf
5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf
5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf
HestinaEviyanti3
 

Similar to Aplikom (13)

METODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptx
METODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptxMETODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptx
METODOLOGI_SIMULASI_EPANET.pptx
 
0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx
0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx
0778a_M6_-_PERHITUNGAN_KAPASITAS_DAN_FASILITAS_LAIN_Luar_Kota-1.pptx
 
PPT Prantikum FPP.pptx
PPT Prantikum FPP.pptxPPT Prantikum FPP.pptx
PPT Prantikum FPP.pptx
 
Ukur aras-levelling
Ukur aras-levellingUkur aras-levelling
Ukur aras-levelling
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
 
Simres matbal-dca
Simres matbal-dcaSimres matbal-dca
Simres matbal-dca
 
Modul 1b 3 d gis model permukaan
Modul 1b   3 d gis model permukaanModul 1b   3 d gis model permukaan
Modul 1b 3 d gis model permukaan
 
MODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdfMODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdf
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doc
 
kit media cadd
kit media caddkit media cadd
kit media cadd
 
Flowchart
FlowchartFlowchart
Flowchart
 
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp012 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
 
5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf
5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf
5.-Prosedur-dan-Instruksi-Kerja-Perhitungan-debit-banjir.pdf
 

Recently uploaded

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
PES2018Mobile
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 

Recently uploaded (11)

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 

Aplikom

  • 2. Anzilirrohmah Litsaniyah 135060400111017 Fauziyah Nustyani 135060400111036 Favia Veroni 135060400111042 Puspita Mandasari 135060401111020 Maya Artati Kirana 135060401111052 Masfufatut Thohuroh135060407111023
  • 3. DefinisiDefinisi Fungsi Hec-RasFungsi Hec-Ras Cara Pengoperasian Hec-RasCara Pengoperasian Hec-Ras Contoh soal dan PembahasanContoh soal dan Pembahasan
  • 4. DEFINISI Hec-Ras adalah program komputer yang memodelkan sistem hidrolik aliran air melalui sungai-sungai alami dan saluran lain. Namun, program ini satu-dimensi, yang berarti bahwa tidak ada pemodelan hidrolik yang langsung berpengaruh pada perubahan bentuk penampang, tikungan, dan dua-dan aspek tiga dimensi aliran.
  • 8. Pembuatan File Project • pilih menu File – New Project •Klik tombol Default Project Folder di kanan atas, klik tombol Create Folder … di sisi bawah layar, dan tuliskan nama folder •Tuliskan judul project “ “. pada tempat yang telah disediakan di bawah Title. Perhatikan nama file project yang dituliskan secara automatis oleh HEC-RAS di bawah File Name “” • Klik tombol OK pada layar konfirmasi tersebut.
  • 9. Pembuatan File Project Layar pembuatan project baru
  • 10. Peniruan Geometri Saluran Alur Saluran • Aktifkan layar editor data geometri dengan memilih menu Edit | Geometric Data … atau mengklik tombol Edit/Enter geometric data. Layar editor data geometri
  • 11. Peniruan Geometri Saluran • Pada layar yang muncul, isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK. • Setelah langkah di atas, pada layar editor data geometri tampak sebuah denah alur saluran (“Sederhana”) yang memiliki satu ruas (“Grafika”). Sisipkan peta situasi alur saluran dengan mengklik tombol Add/Edit background pictures for the schematic.
  • 12. Peniruan Geometri Saluran Skema Saluran Sederhana ruas Grafika
  • 13. Peniruan Geometri Saluran Tampang Lintang • Aktifkan layar editor tampang lintang dengan mengklik tombol Cross Section (ikon ke-2 dari atas pada papan tombol kiri). • Tuliskan data tampang lintang (cross section), urut dari tampang di ujung hilir sampai ke ujung hulu. Untuk menuliskan data tampang lintang, pilih menu Options | Add a new Cross Section …, tuliskan nomor tampang lintang “0”. • Pada isian Description, isikan keterangan mengenai tampang lintang (River Sta), yaitu “Batas hilir ruas Grafika Sta 0 m”. • Tuliskan koordinat titik-titik tampang lintang, urut dari titik paling kiri ke kanan; Station adalah jarak titik diukur dari kiri dan Elevation adalah elevasi titik. Untuk River Sta “0”, data koordinat (Station,Elevation) adalah sebagai berikut: (0,2), (2,0), (4,0), (6,2).
  • 14. Peniruan Geometri Saluran Layar editor tampang lintang setelah langkah pemberian nama dan deskripsi tampang lintang River Sta 0
  • 15. Peniruan Geometri Saluran • Data selanjutnya adalah jarak tampang “0” ke tampang tetangga di sisi hilir (Downstream Reach Lengths), yaitu jarak antar bantaran kiri (left overbank, LOB), jarak antar alur utama (main channel, Channel), dan jarak antar bantaran kanan (right overbank, ROB). • Nilai koefisien kekasaran dasar, Manning’s n Values, adalah 0.02 untuk semua bagian tampang: LOB, Channel, dan ROB karena tampang lintang saluran merupakan tampang tunggal, bukan tampang majemuk. • Isian selanjutnya, Main Channel Bank Stations • Data ContExp Coefficients dibiarkan sesuai dengan nilai default yang ada di dalam HEC-RAS
  • 16. Peniruan Geometri Saluran • Klik tombol Apply Data untuk menyimpan data ke dalam HEC- RAS. • Untuk menuliskan data tampang yang kedua di ujung hulu ruas Grafika, pilih Options | Copy Current Cross Section … dan isikan “1000” sebagai identifikasi/nomenklatur River Sta.
  • 17. Peniruan Geometri Saluran Tampang lintang pada River Sta 0
  • 18. Peniruan Geometri Saluran Pada layar yang muncul (Gambar 10), isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK. Peniruan Geometri Saluran • Pada isian Description, isikan keterangan mengenai tampang lintang (River Sta), yaitu “Batas hulu ruas Grafika Sta 1000 m”. • Isikan jarak tampang River Sta “1000” ke tampang di sebelah hilirnya (Downstream Reach Lengths). • Isian Manning’s n Values, Main Channel Bank Stations, serta ContExp Coefficients tidak perlu diubah. • Klik tombol Apply Data. • Pilih menu Exit | Exit Cross Section Editor untuk kembali ke layar editor data geometri. • . Untuk menampakkan seluruh tampang lintang, perbesar layar dengan memilih menu View | Set Schematic Plot Extent …. Isikan nilai “1.2” dan “- 0.2” berturut-turut pada Top Extent dan Bottom Extent.Klik OK
  • 19. Peniruan Geometri Saluran Pada layar yang muncul (Gambar 10), isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK. Peniruan Geometri Saluran • Apabila layar terlalu besar, aturlah ukuran layar pilih menu View | Zoom In, tarik (drag) kursor mengelilingi alur sungai. Layar pengaturan schematic plot extent pada editor data geometri
  • 20. Peniruan Hidraulika (syarat batas) • Aktifkan layar editor data aliran permanen dengan memilih menu Edit | Steady Flow Data … atau mengklik tombol Edit/Enter steady flow data • Isikan besaran debit di batas hulu (RS 1000) “4” pada PF1 dan “6” pada PF2 • Klik tombol Reach Boundary Conditions …. Dengan posisi kursor pada Downstream, klik tombol Known W.S.
  • 21. Peniruan Hidraulika (syarat batas) Layar editor data aliran permanen untuk pengaturan syarat batas hulu
  • 22. Peniruan Hidraulika (syarat batas) Layar editor data aliran permanen untuk pengaturan syarat batas hilir
  • 23. Peniruan Hidraulika (syarat batas) • Klik tombol Apply Data • Isikan pada Title “Debit aliran 4 dan 6 m3/s” sebagai judul data aliran permanen. Layar utama HEC-RAS setelah data aliran permanen selesai dituliskan
  • 24. Hitungan Hidraulika • Aktifkan layar hitungan aliran permanen dengan memilih menu Run | Steady Flow Analysis • Buat file Plan baru dengan memilih menu File | New Plan dan isikan pada Title “Hitungan profil aliran permanen” sebagai judul plan. • Isikan “S01” pada layar yang muncul, yang meminta short plan identifier.
  • 26. Hitungan Hidraulika • Aktifkan modul hitungan hidraulika dengan mengklik tombol Compute. • Tutup layar hitungan dengan mengklik tombol Close Layar hitungan hidraulika setelah hitungan profil PF1 dan PF2 selesai
  • 27. Hitungan Hidraulika Layar utama HEC-RAS setelah hitungan profil aliran permanen selesai
  • 28. Presentasi Hasil Hitungan PRESENTASI HASIL HITUNGAN DI SEBUAH TAMPANG LINTANG • Pilih menu View | Cross-Sections Profil muka air hasil hitungan di salah satu tampang lintang
  • 29. Presentasi Hasil Hitungan • Pada layar Cross Section, pilihRiver Sta. • Grafik disisipkan ke dalam dokumen MSWord melalui perintah Edit | Paste.
  • 30. Presentasi Hasil Hitungan • Pilih menu View | Water Surface Profiles • Kontrol terhadap tampilan grafik profil muka air dapat diatur melalui menu Options. PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL MUKA AIR DI SEPANJANG ALUR Profil muka air hasil hitungan di sepanjang alur
  • 31. Presentasi Hasil Hitungan • Pilih menu View | General Profile Plot • Selain profil kecepatan aliran, pemakai dapat menampilkan profil debit aliran, luas tampang aliran, dan berbagai parameter lain dengan memilihnya melalui menu Standard Plots. PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL PROFIL VARIABEL ALIRAN DI SEPANJANG ALUR
  • 32. Presentasi Hasil Hitungan PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL PROFIL VARIABEL ALIRAN DI SEPANJANG ALUR Profil kecepatan aliran hasil hitungan di sepanjang alur
  • 33. Presentasi Hasil Hitungan PRESENTASI HASIL HITUNGAN DALAM BENTUK TABEL • Pilih menu View | Detailed Output Tables • Tabel dapat direkam ke dalam clipboard dengan memilih menu File | Copy to Clipboard (Data and Headings), untuk kemudian dapat disisipkan ke dalam program aplikasi lain. • Tabel hasil hitungan ditampilkan dengan memilih menu View | Profile Summary Table
  • 34. Presentasi Hasil Hitungan PRESENTASI HASIL HITUNGAN DALAM BENTUK TABEL Tabel hasil hitungan di sebuah tampang lintang
  • 35. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) • Aktifkan layar editor dengan memilih menu Edit | Unsteady Flow Data • Klik tombol Flow Hydrograph sebagai pilihan boundary condition type pada RS 1000. • klik tombol Interpolate Missing Values, Untuk mengisi koordinat hidrograf debit yang masih kosong.
  • 36. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) Layar editor data hidrograf debit pada untuk pengaturan syarat batas hulu (gambar kiri) dan plot hidrograf debit (gambar kanan)
  • 37. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) • Klik tombol OK untuk menutup layar editor hidrograf debit dan kembali ke layar editor data aliran tak permanen. Layar editor data aliran tak permanen setelah pengisian data hidrograf debit sebagai syarat batas hulu di RS 1000
  • 38. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) • Bawa kursor ke kotak di kanan RS 0 dan klik kotak tersebut. • Klik tombol Stage Hydrograph sebagai syarat batas hilir di RS 0. • Klik tombol Interpolate Missing Values untuk mengisi koordinat hidrograf muka air yang masih kosong.
  • 39. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) Layar editor data hidrograf muka air pada untuk pengaturan syarat batas hilir (gambar kiri) dan plot hidrograf muka air (gambar kanan)
  • 40. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) Layar editor data hidrograf muka air pada untuk pengaturan syarat batas hilir (gambar kiri) dan plot hidrograf muka air (gambar kanan)
  • 41. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) • Klik tombol Initial Conditions untuk mengaktifkan layar editor pengaturan syarat awal. • Klik tombol Apply Data
  • 42. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) • Simpan data aliran tak permanen dengan memilih menu File | Save Unsteady Flow Data. Layar editor data aliran tak permanen setelah pengisian data debit awal di RS 1000 sebagai syarat awal
  • 43. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) Layar utama HEC-RAS setelah data aliran tak permanen selesai dituliskan
  • 44. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) • Simpan data yang telah ada (syarat batas pertama) ke dalam file yang berbeda dengan memilih menu File | Save Unsteady Flow Data As Penyimpanan data aliran tak permanen “Sederhana.u01” ke dalam file “Sederhana.u02” dengan mengubah judul data
  • 45. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) • Tuliskan koordinat hidrograf debit (t,Q) yang baru: (0,6) dan (12,6) dengan menuliskan angka “6” pada baris jam ke-0 dan ke-12. Klik tombol Interpolate Missing Values untuk mengisi nilai-nilai debit yang lain. • Klik pada kotak di bawah Boundary Condition Type dan di kanan RS 0 yang bertuliskan Stage Hydrograph • Aktifkan layar editor pengaturan syarat awal dengan mengklik tombol Initial Conditions. • Klik tombol Apply Data dan simpan data ke dalam disk dengan memilih menu File | Save Unsteady Flow Data.
  • 46. Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal) Hidrograf debit di batas hulu untuk syarat batas (kiri)dan hidrograf muka air di batas hilir untuk syarat batas (kanan)
  • 47. Hitungan Hidraulika • Aktifkan layar hitungan aliran tak permanen dengan memilih menu Run | Unsteady Flow Analysis • Pada Unsteady Flow File, pilih syarat batas yang pertama, yaitu “Hidrograf debit dan muka air konstan”. • Klik pada tiga kotak pilihan Programs to Run, yaitu Geometry Preprocessor, Unsteady Flow Simulation, dan Post Processor. • Pada kelompok Simulation Time Window, tuliskan tanggal dan pukul awal dan akhir simulasi. • Pada kelompok Computation Setting, pilih “15 Minutes” sebagai selang waktu hitungan. • Simpan data hitungan ke dalam file plan dengan memilih menu File | Save Plan As
  • 48. Hitungan Hidraulika • Aktifkan modul hitungan hidraulika aliran tak permanen dengan mengklik tombol Compute. Layar penyimpanan file plan
  • 49. Hitungan Hidraulika Layar permintaan identitas file plan Layar editor hitungan aliran tak permanen
  • 50. Hitungan Hidraulika Layar hitungan aliran tak permanen setelah hitungan plan “Sederhana.p02” selesai
  • 51. Hitungan Hidraulika • Tutup layar hitungan HEC-RAS Finished Computations dengan mengklik tombol Close • Tutup pula layar Unsteady Flow Analysis dengan memilih menu File | Exit Layar utama HEC-RAS setelah hitungan aliran tak permanen selesai
  • 52. Contoh Soal dan Penyelesaian Mengitung Kedalaman Bridge Scour menggunakan aplikasi HEC-RAS
  • 53. Soal Kedalaman bridge scour dihitung dengan debit 500 m3 /s di S. Tirtaraya reach Hulu dan 110 m3 /s di S. Tirtagiri reach Gunung.
  • 54. Penyelesaian • Buat simulation plan baru untuk keperluan hitungan kedalaman bridge sccour ini. 1. Aktifkan layar Steady Flow Analysis. Pilih “Jembatan” pada pilihan Geometry File. 2. Aktifkan layar editor Steady Flow Data. Masukkan data debit pada setiap batas hulu reach seperti tampak pada Gambar 1. Simpan file data aliran permanen (steady flow data) yang baru dibuat ini ke dalam file dengan judul “Gerusan lokal di pilar jembatan”. 1. Definisikan syarat batas hilir di setiap reach dengan mengklik tombol Reach Boundary Conditions… yang ada pada layar editor Steady Flow Data. Pilih Rating Curve sebagai batas hilir S. Tirtaraya reach Hilir dan S. Tirtabaru reach Kanal Banjir. Masukkan angka-angka koordinat rating curve seperti tampak pada Gambar 2.
  • 55. 4. Kembali ke layar Steady Flow Analysis dan tambahkan kalimat seperlunya di bagian Plan Description. Simpan file Plan dengan judul “Gerusan lokal di sekitar pilar jembatan” dan ShortID “BridgeScour” (lihat Gambar 3). Gambar 1: Syarat batas debit aliran di batas hulu setiap reach
  • 56. Gambar 2: Syarat batas rating curve di batas hilir S. Tirtaraya reach Hilir dan S. Tirtabaru reach Kanal Banjir
  • 57. Gambar 3: Layar Steady Flow Analysis pada simulasi bridge scour
  • 58. Flow Optimization Syarat batas debit di hulu reach Tirtaraya Hilir adalah 366 m3 /s dan di Kanal Banjir adalah 244 m3 /s. Angka ini adalah perkiraan, mengingat distribusi debit di Junction Gelang tidak diketahui. Ini berbeda dengan debit di batas hulu Tirtaraya Tengah karena Junction Tanggi merupakan pertemuan (confluence) dua anak sungai. Debit di Tirtaraya Tengah merupakan jumlah debit dari Tirtaraya Hulu dan Tirtagiri Gunung. Junction Gelang merupakan percabangan (bifurcation). Di Junction Gelang, aliran dari Tirtaraya Tengah sebagian mengalir ke Tirtaraya Hilir dan sebagian yang lain mengalir ke Tirtabaru Kanal Banjir. HEC-RAS menyediakan opsi Flow Optimizations untuk menghitung distribusi debit di tempat seperti Junction Gelang tersebut.
  • 59. Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Optimizations … dan klik pada Junction Gelang seperti tampak pada Gambar 4. Gambar 4: Opsi flow optimization dalam hitungan debit di Juntion Gelang
  • 60. Dengan pengaktifan opsi ini, maka HEC-RAS akan melakukan hitungan debit di Junction Gelang secara iteratif. HEC-RAS akan menghitung distribusi debit ke Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal Banjir sedemikian hingga tinggi energi tepat di hilir junction, yang diperoleh dari Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal Banjir, akan sama atau selisih keduanya lebih kecil daripada nilai toleransi (default 0.02 ft).
  • 61. Flow Distribution Salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam simulasi aliran untuk menghitung kedalaman bridge scour adalah pengaktifan opsi Flow Distribution Location. Bridge scour analysis memerlukan informasi distribusi aliran di 3 tampang lintang (cross section), yaitu di tampang lintang jembatan, tampang lintang persis di hulu jembatan, dan tampang lintang di approach flow. Di Bab 3 ketiga tampang lintang ini dinamai cross section jembatan, cross section nomor 3, dan cross section nomor 4. Agar HEC-RAS menghitung distribusi aliran di suatu tampang, maka tampang lintang tersebut dibagi menjadi beberapa pias.
  • 62. Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Distribution Locations … Pilih River Sungai Tirtaraya, Reach Hulu. Pilih Upstream RS 5920 dan Downstream RS 5875 (lihat Gambar 5). Pilihan ini akan menetapkan cross section nomor 5920, 5905, 5900, 5890, dan 5875 sebagai tampang lintang yang akan dihitung distribusi alirannya. HEC-RAS sebenarnya hanya memerlukan distribusi aliran di cross section 5920, 5905, dan 5900, namun tidak ada salahnya untuk melakukannya pula pada tampang lintang di hilir jembatan, yaitu cross section 5890 dan 5875. Bahkan, dapat pula dilakukan pada semua cross section. Gambar 5 menunjukkan cross section 5890 sampai 5875 dibagi menjadi 31 pias, yaitu masing-masing 7 pias di left dan right overbank, serta 17 pias di main channel. Klik tombol Set Selected Range untuk mengeksekusi pembagian cross section tersebut. Apabila ingin mengubah jumlah pias, jangan lupa untuk mengklik tombol Clear All sebelum melakukan perubahan.
  • 63. Jumlah pias (SubSections) di left overbank, main channel, right overbank ditentukan dengan memperhatikan bentuk tampang lintang dan pola aliran di sungai tersebut. Jumlah pias maximum dalam satu cross section adalah 45. Satu langkah yang baik dalam melakukan hitungan bridge scour adalah dengan melakukan semacam sensitivity analysis jumlah pembagian pias. Yang dicari adalah jumlah pias sedemikian hingga kedalaman bridge scour tidak berubah terhadap perubahan jumlah pias.
  • 64. Gambar 5: Jumlah pias untuk hitungan distribusi aliran di cross section sekitar jembatan
  • 65. Flow Computation Setelah opsi Flow Distribution Location diaktifkan dan jumlah pias di cross section sekitar jembatan ditetapkan, lakukan hitungan aliran dengan mengklik tombol Compute. Jangan lupa untuk menyimpan file Plan terlebih dulu melalui menu File | Save Plan. Setelah hitungan aliran selesai, baru hitungan kedalaman bridge scour dapat dilakukan.
  • 66. Kedalaman Bridge Scour • Hitungan kedalaman bridge scour dilakukan melalui menu Run | Hydraulic Design Functions … atau dengan mengklik papan tombol ke-13 dari kiri pada layar utama HEC- RAS. Apabila layar belum menunjukkan Hydraulic Design | Bridge Scour, pilih menu Type | Bridge Scour …. • Pada layar Bridge Scour, pilih River Sungai Tirtaraya dan Reach Hulu. Layar seharusnya sudah menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR. Apabila belum, atur hingga menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR. • HEC-RAS menyediakan 3 pilihan hitungan scour, yaitu Contraction, Pier, dan Abutment.
  • 67. Contraction Scour • Data yang dibutuhkan untuk menghitung contraction scour hampir semua telah secara automatis diambil sendiri oleh HEC-RAS dari output hasil hitungan aliran di 3 cross section, yaitu di jembatan, di hulu jembatan, dan di approach flow. Data yang diinputkan oleh pengguna adalah d50 dalam satuan milimeter dan koefisien K1 (lihat Gambar 6).
  • 68. Gambar 6: Layar editor data hitungan contraction scour
  • 69. • Dalam contoh ini, diameter sedimen d50 adalah 2.1 mm, baik di left overbank, main channel, maupun right overbank. Nilai K1 dihitung oleh HEC-RAS berdasarkan nilai temperatur air yang diinputkan oleh pengguna. Klik tombol K1 … dan tuliskan 26 pada isian data Water Temp (C). HEC-RAS menghitung K1 bernilai 0.640. • HEC-RAS menghitung contraction scour dengan persamaan Laursen versi clear-water scour atau Laursen versi live-bed scour. Pengguna dapat memilih salah satu dari kedua versi persamaan tersebut, namun sebaiknya pilihan diserahkan kepada HEC-RAS. Biarkan pilihan Equation pada posisi Default. • Contraction scour dapat dihitung dengan mengklik tombol Compute sekarang atau setelah penginputan data untuk hitungan pier scour dan abutment scour selesai dilakukan. Saat tombol Compute diklik, HEC-RAS melakukan hitungan contraction, pier, dan abutment scour. Oleh karena itu, di sini input data untuk ketiga hitungan scour akan diselesaikan lebih dulu, baru dilakukan hitungannya.
  • 70. Pier Scour • HEC-RAS menghitung pier scour dengan persamaan CSU (California State University) atau Froehlich. Dalam contoh ini, pier scour dihitung dengan persamaan CSU (lihat Gambar 7). • Data yang diinputkan oleh pengguna ada 4 jenis, yaitu bentuk pilar, sudut datang aliran menuju ke pilar (Angle), bentuk dasar sungai (K3), dan diameter sedimen (D95). • Bentuk pilar (Shape) adalah round nose. Sudut datang aliran menuju pilar (Angle) 0, bentuk dasar sungai adalah plane bed and antidune, dan diameter sedimend95 adalah 56.7 mm.
  • 71. Gambar 7: Layar editor data hitungan pier scour
  • 72. Abutment Scour • HEC-RAS menghitung abutment scour di pangkal jembatan kiri dan kanan secara terpisah. HEC-RAS memakai persamaan HIRE atau Froehlich untuk menghitung abutment scour. Pengguna dapat memilih persamaan yang dipakai untuk menghitung abutment scour atau menyerahkan pemilihannya kepada HEC-RAS dengan menginputkan Default pada isian Equation (lihat Gambar 8).
  • 73. • Gambar 8: Layar editor data hitungan abutment scour
  • 74. • Pengguna memasukkan data jenis pangkal jembatan dengan memilih salah satu dari 3 jenis, yaitu vertical abutment, vertical abutment with wing walls, atau spill-through abutment. Selain itu, pengguna memasukkan sudut pangkal jembatan terhadap arah aliran sebagai data Skew dalam satuan derajat. Skew 90 jika pangkal jembatan menjorok ke dalam sungai tegak lurus arah aliran, < 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke arah hilir, dan > 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke arah hulu.Total Bridge Scour.
  • 75. Total Bridge Scour Setelah semua data contraction, pier, dan abutment diinputkan, hitungan kedalaman scour di masing-masing bagian (contraction scour, scour di setiap pier, dan scour di kiri dan kanan abutment) dilakukan dengan mengklik tombol Computer. Kedalaman scour adalah kombinasi dari setiap bagian. Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah kedalaman scour di setiap pilar (pier scour). Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah dengan kedalaman scour di setiap pangkal jembatan (pangkal jembatan kiri dan pangkal jembatan kanan). Hasil hitungan bridge scour disajikan dalam bentuk grafis (Gambar 9) dan resume atau ringkasan (Gambar 10).
  • 76. Gambar 9: Presentasi grafis hasil hitungan bridge scour
  • 77. Gambar 10: Resume hasil hitungan bridge scour
  • 78. Tabel di bawah ini merangkum hasil hitungan bridge scour di atas. Tabel 1: Estimasi kedalaman bridge scour Scour (m) Abutment kiri Pilar #1 Pilar #2 Abutment kanan Contraction 0.30 0.18 0.18 0.30 Abutment/pier 2.60 1.35 1.35 2.60 Total 2.90 1.53 1.53 2.90
  • 79. Hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di semua pier sama. Hal ini disebabkan paramater aliran di setiap pier, yang diperoleh dari distribusi aliran (Flow Distribution Location) di setiap pilar adalah sama. Kedalaman scour di setiap pier tidak selalu sama, bergantung pada parameter aliran di setiap pier. Itulah sebabnya, opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow analysis harus diaktfikan untuk menghitung parameter aliran di setiap pias.
  • 80. Demikian pula, hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di pangkal jembatan kiri dan kanan adalah sama. Ini disebabkan geometri pangkal jembatan kiri dan kanan (data abutment) adalah sama dan, kebetulan, parameter aliran di pias pangkal jembatan kiri dan kanan juga sama. Inilah satu alasan lagi untuk mengaktifkan opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow analysis.