YOGYAKARTA, 4 MARET 2014
dr. FAJAR MEITAHARTI
Pusk.Umbulharjo II
 Anemia gizi besi  kekurangan zat besi mrpk masalah gizi
dg prevalensi terbesar di dunia. Mnrt Soekirman (2000) ±
2,1 milyar orang di dunia menderita anemia gizi besi rmsk pd
tingkat berat.
 ≥ 50% kasus anemia krn kurangnya masukkan (intake) zat
besi (INACG 2004).
 Anemia gizi mrpk salah satu masalah gizi di Indonesia mjd
masalah kesehatan masyarakat (Public Health Problem).
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi pada balita
40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia
10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5%.
 Anemia gizi besi dapat menyebabkan penurunan kemampuan
fisik, produktivitas kerja, dan kemampuan berpikir dan jg
penurunan antibodi sehingga mudah sakit karena terserang
infeksi (Dyah 2007).
 Dari aspek kesehatan dan gizi, remaja sebagai generasi
penerus merupakan kelompok yang perlu mendapat
perhatian, Remaja putri secara normal akan mengalami
kehilangan darah melalui menstruasi setiap bulan.
Bersamaan dengan menstruasi akan dikeluarga sejumlah zat
besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Oleh
karena itu kebutuhan zat besi untuk remaja wanita > pria.
Di lain pihak remaja putri cenderung untuk membatasi
asupan makanan karena mereka ingin langsing. Shg
penyebab prevalensi anemia cukup tinggi pada remaja
wanita. Keadaan seperti ini sebaiknya tidak terjadi, karena
masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang
membutuhkan zat-zat gizi yang lebih tinggi (Dep.Kes.
1998).
 Anemia  kondisi dimana jumlah sel darah merah yg terkandung di
dlm darah < batas normal. Kurangnya sel darah merah ini biasanya
diindikasikan o/ hitungan hemoglobin yg lebih rendah dr N .
 Kadar Normal Hemoglobin :
Nilai ambang anemia menurut WHO th 1993 dengan pemeriksaan
hemoglobine metode Cyan met hemoglobine adalah sebagai berikut :
(temu karya Nasional anemia th 1993)
 Ibu Hamil : 11 g/dl
 Balita : 11 g/dl
 Anak usia sekolah : 12 g/dl
 Remaja putri /WUS : 12 g/dl
 Ibu menyusui > 3 bln : 12 g/dl
 Pria dewasa : 13 g/dl

5
 5 – 10 mgr / hari
 Meningkat pada :
 Bayi
 Prasekolah
 Remaja / pubertas
 Penyakit infeksi
Pertumbuhan
meningkat
Sangat sedikit
Deskuamasi: sel-sel kulit, sal cerna
Keringat, urine & empedu
Pengeluaran besi
 Anemia megaloblastik, melibatkan pembentukan yg tidak normal dr sel
darah merah, & sel darah putih, disebabkan pula o/ defisiensi vitamin
B12 dan folat.
 Anemia pernisiosa a/ defisiensi vitamin B12 yg disebabkan o/ turunnya
sekresi faktor intrinsic o/ mukosa lambung yg berperanan penting pada
absorpsi vitamin B12. 
 Anemia aplastik ditandai dg penurunan ekstrim pembentukan eritrosit
dan hemoglobin yg biasanya dihubungkan dg granulositopenia dan
trombositopenia akibat dr hipoplastik atau aplastik sumsum.
 Anemia hemolitik disebabkan o/ eritrosit matang yg tidak bertahan
lama dan kemampuan sumsum tulang  u/ penggantian sel yg hidup singkat.
Dapat bersifat herediter atau didapat dan biasanya sbg akibat dari
infeksi atau kemoterapi, atau tjd sbg bagian dari proses autoimun.
 Anemia sel sabit, kadang-kadang disebut penyakit sel sabit, merupakan
cacat genetis dr sintesa hemoglobin yg berhubungan dgn pertumbuhan
fisik yg buruk dan kelainan skeletal . 
7
KEBUTUHAN MENINGKAT
Pertumbuhan
Infeksi kronis / berulang
Wanita hamil & menyusui
KEBUTUHAN MENINGKAT
Pertumbuhan
Infeksi kronis / berulang
Wanita hamil & menyusui
PENGELUARAN MENINGKAT
Infeksi cacing
Amubiasis
wasir
PENGELUARAN MENINGKAT
Infeksi cacing
Amubiasis
wasir
INTAKE KURANG
•Pengetahuan <
•Tingkat ekonomi
•Pendidikan Ortu ↓
•Konsumsi zat gizi fe,prot,VitC<
INTAKE KURANG
•Pengetahuan <
•Tingkat ekonomi
•Pendidikan Ortu ↓
•Konsumsi zat gizi fe,prot,VitC<
ABSORBSI KURANG
Diare
Sindr malabsorbsi
Gizi buruk
Byk zat penghambat (Fitat,
asam oksalat, tanin bahkan
fosfat
ABSORBSI KURANG
Diare
Sindr malabsorbsi
Gizi buruk
Byk zat penghambat (Fitat,
asam oksalat, tanin bahkan
fosfat
SINTESA BERKURANG
Kongenital hipo-
transferinemia
SINTESA BERKURANG
Kongenital hipo-
transferinemia
kekurangan zat gizi yg dibutuhkan dlm pembentukan eritrosit seperti
zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
Gejala tjd karena me kapasitas↓
pengangkutan oksigen oleh darah berupa :
 Muka pucat,
 Kurang bertenaga,
 Mudah mengantuk dan
 Sakit kepala.
 Pada kondisi yang lebih parah, gejala yang
muncul dapat berupa peningkatan denyut
jantung, nafas tersenggal-senggal dan pingsan.
9
Lesu, letih, pucat
Mudah ngantuk
sering pingsan
Sakit kepala
Nafsu makan
kurang
Kulit kering ,kuku pucat,
kuku spt sendok
Lidah : iritasi
Pembesaran jantung
akibat menurunnya kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah yi.
Bayi dan Anak
 Gangguan perkembangan motorik dan koordinasi
 Gangguan perkembangan bahasa dan kemajuan belajar
 Pengaruh pada psikologis dan kemampuan belajar
 Penurunan aktivitas fisik
Orang Dewasa Pria dan Wanita
 Penurunan kerja fisik dan daya pendapatan
 Penurunan terhadap daya tahan terhadap keletihan
Wanita Hamil
 Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu
 Peningkatan angka kesakitan dan kematian janin
 Peningkatan risiko bayi BLR
JenisJenis
MakananMakanan
RendahRendah SedangSedang TinggiTinggi
Sereal Maizena gandum
Shorgum beras
Tepung Terigu
Tepung Jagung
Tepung Putih
Katul giling beras
Havermout
Katul jagng
Buah-buahan Apel Pir
Alpukat plum
Pisang stroberry
Anggur Persik
Blewah
Mangga
Nenas
Jambu Biji pepaya
Lemon tomat
Jeruk Manis
Sayuran Terung
Polong-polongan
Tepung Kedelai
Wortel
Kentang
Brokoli labu
Kol lobak
Kembang Kol
Minuman Teh
Kopi
Anggur Merah Anggur Putih
Kacang-
kacangan
Almond kacang tanah
Kelapa kenari
Kacang arab
Protein Hewani Keju
Telur
Susu
Ikan
Daging
Unggas
 Mengandung banyak zat besi (Fe). Seperti daging
merah, hati, havermout, kacang arab, kacang
merah, salak, mangga, jahe, katul, dan sayuran
hijau (daun ketela rambat, bawang, kacang
panjang. Namun, batasi pemberian sayuran hijau,
karena kandungan seratnya yang tinggi dapat
menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
 Makanan sumber protein, yang merupakan bahan
baku pembentukan membrane sel darah merah.
 Mengandung zat-zat penghambat proses
penyerapan zat besi oleh tubuh. Seperti, tanni
(teh, cokelat, jus apel, kacang tanah), polifenol
( cokelat, kacang polong, dan serealia termasuk
gandum), kalsium (di dalam susu), dan zat seng (
di dalam beras merah).
 Makanan yang merangsang produksi asam
lambung, misalnya makanan yang terlalu asam
dan pedas.
 1. Zat pemacu (enhancers) Fe
a. Vitamin C (asam askorbat) pada buah jambu monyet, jambu biji, pepaya,.
b. Asam malat dan tartrat  sayuran: wortel, kentang, brokoli, tomat, kobis, labu
kuning.
c. Asam amino cystein  daging sapi, kambing, ayam, hati, ikan. akan membantu
optimalisasi penyerapan zat besi.
d. Protein hewani maupun protein nabati tdk meningkatkan absorpsi ttp walaupun dalam
jumlah yang sedikit akan meningkatkan zat besi non heme yg berasal dari serealia
dan tumbuh-tumbuhan yg disebut meat factor seperti daging, ikan dan ayam . Perlu
diketahui bahwa susu, keju dan telur tidak meningkatkan absorpsi zat besi (Yanni,
2003)
2. Zat penghambat (inhibitors) Fe
a. Fitat, asam oksalat, tanin bahkan fosfat yg ada dalam berbagai bahan makanan
nabati cenderung membentuk endapan zat besi yang tidak larut yang menyebabkan
zat besi tersebut tidak dapat diserap.  dedak, katul, jagung, protein kedelai, susu
coklat dan kacang- kacangan.
b. Senyawa polifenol pd makanan nabati, buah-buahan, sayuran, rempah-rempah,
kacang-kacangan, sereal dan yang paling tinggi terdapat dalam teh, kopi, anggur
merah, kakao dan berbagai macam teh herbal (Hurrell, 1999).
 Teh banyak disukai karena selain menyegarkan juga :
 membantu seseorang mendapatkan energi yang dibutuhkan
selama aktivitas sehari-hari.
 meningkatkan kewaspadaan mental.
 membantu meningkatkan laju metabolisme dan dengan
demikian membantu menurunkan berat badan.
 membantu menjaga tingkat kolesterol dalam darah. Minuman
ini melindungi Anda tidak hanya dari penyakit jantung, tetapi
juga dari diabetes dan beberapa jenis kanker.
 membantu menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh dan
dengan demikian membantu memerangi depresi.
Zat Tanin  khas pd the, rasa yang sedikit sepat.
 Meskipun memiliki banyak manfaat kesehatan, mnrt
penelitian yg dirilis oleh “Journal of Human
Nutrition and Diabetics”, konsumsi tanin >> yg
terdapat dlm teh menghambat penyerapan zat besi
non-heme dlm tubuh. Penelitian di Amerika minum
teh dpt me daya serap sel darah terhadap zat besi
±64 % . Padahal berguna u/ pembentukan sel darah
merah memicu kekurangan zat besi.
 lebih baik bila  dibiasakan untuk tidak  minum teh
sambil makan.
1.Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,  bagi wanita menstruasi atau sedang
hamil. Zat besi yg paling mudah diserap bersumber dari hewani, spt daging, ayam dan ikan.
Beberapa makanan spt sayuran, buah-buahan, sereal (yg diperkuat zat besi), telur dan
kacang-kacangan juga mengandung zat besi, namun lebih sulit dicerna.
2.Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pemacu (enhancers) penyerapan zat besi.
Beberapa jenis makanan dapat memacu penyerapan zat besi spt buah-buahan tinggi
vitamin c, wortel, kentang, tomat, jambu biji dan pisang.
3.Mengurangi makanan yang mengandung zat penghambat (inhibitors) penyerapan zat besi.
ada beberapa jenis makanan justru menghambat tubuh u/ menyerap zat besi spt Teh,
kopi, dan kacang-kacangan. Karena jenis makanan tsbt mengandung zat aktif fitat dan
polopenol. Makanan tinggi kalsium dan pospat seperti keju dan susu juga merupakan zat
aktif penghambat penyerapan zat besi.
Namun bukan berarti harus menghindari makanan-makanan tersebut, tetapi bisa
memisahkan waktu dalam mengkonsumsi makanan tinggi zat besi dengan makanan
penghambat penyerapan zat besi
4.Mengkonsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter. Beberapa kelompok individu yang
rentan anemia seperti wanita hamil, menstruasi, perdarahan dan penyakit tertentu,
membutuhkan asupan zat besi yang lebih. Tetapi asupan suplemen ini perlu pengawasan
dokter karena dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam
 Pengobatan kausal/ penyebab
 Pemberian preparat besi :
 Ferro sulfat, fosfat, fumarat
 Suplementasi besi
 Fortifikasi besi
 Transfusi darah

Anemia pd remaja_ppt

  • 1.
    YOGYAKARTA, 4 MARET2014 dr. FAJAR MEITAHARTI Pusk.Umbulharjo II
  • 2.
     Anemia gizibesi  kekurangan zat besi mrpk masalah gizi dg prevalensi terbesar di dunia. Mnrt Soekirman (2000) ± 2,1 milyar orang di dunia menderita anemia gizi besi rmsk pd tingkat berat.  ≥ 50% kasus anemia krn kurangnya masukkan (intake) zat besi (INACG 2004).  Anemia gizi mrpk salah satu masalah gizi di Indonesia mjd masalah kesehatan masyarakat (Public Health Problem). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi pada balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5%.  Anemia gizi besi dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik, produktivitas kerja, dan kemampuan berpikir dan jg penurunan antibodi sehingga mudah sakit karena terserang infeksi (Dyah 2007).
  • 3.
     Dari aspekkesehatan dan gizi, remaja sebagai generasi penerus merupakan kelompok yang perlu mendapat perhatian, Remaja putri secara normal akan mengalami kehilangan darah melalui menstruasi setiap bulan. Bersamaan dengan menstruasi akan dikeluarga sejumlah zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Oleh karena itu kebutuhan zat besi untuk remaja wanita > pria. Di lain pihak remaja putri cenderung untuk membatasi asupan makanan karena mereka ingin langsing. Shg penyebab prevalensi anemia cukup tinggi pada remaja wanita. Keadaan seperti ini sebaiknya tidak terjadi, karena masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih tinggi (Dep.Kes. 1998).
  • 4.
     Anemia kondisi dimana jumlah sel darah merah yg terkandung di dlm darah < batas normal. Kurangnya sel darah merah ini biasanya diindikasikan o/ hitungan hemoglobin yg lebih rendah dr N .  Kadar Normal Hemoglobin : Nilai ambang anemia menurut WHO th 1993 dengan pemeriksaan hemoglobine metode Cyan met hemoglobine adalah sebagai berikut : (temu karya Nasional anemia th 1993)  Ibu Hamil : 11 g/dl  Balita : 11 g/dl  Anak usia sekolah : 12 g/dl  Remaja putri /WUS : 12 g/dl  Ibu menyusui > 3 bln : 12 g/dl  Pria dewasa : 13 g/dl 
  • 5.
    5  5 –10 mgr / hari  Meningkat pada :  Bayi  Prasekolah  Remaja / pubertas  Penyakit infeksi Pertumbuhan meningkat Sangat sedikit Deskuamasi: sel-sel kulit, sal cerna Keringat, urine & empedu Pengeluaran besi
  • 6.
     Anemia megaloblastik,melibatkan pembentukan yg tidak normal dr sel darah merah, & sel darah putih, disebabkan pula o/ defisiensi vitamin B12 dan folat.  Anemia pernisiosa a/ defisiensi vitamin B12 yg disebabkan o/ turunnya sekresi faktor intrinsic o/ mukosa lambung yg berperanan penting pada absorpsi vitamin B12.   Anemia aplastik ditandai dg penurunan ekstrim pembentukan eritrosit dan hemoglobin yg biasanya dihubungkan dg granulositopenia dan trombositopenia akibat dr hipoplastik atau aplastik sumsum.  Anemia hemolitik disebabkan o/ eritrosit matang yg tidak bertahan lama dan kemampuan sumsum tulang  u/ penggantian sel yg hidup singkat. Dapat bersifat herediter atau didapat dan biasanya sbg akibat dari infeksi atau kemoterapi, atau tjd sbg bagian dari proses autoimun.  Anemia sel sabit, kadang-kadang disebut penyakit sel sabit, merupakan cacat genetis dr sintesa hemoglobin yg berhubungan dgn pertumbuhan fisik yg buruk dan kelainan skeletal . 
  • 7.
    7 KEBUTUHAN MENINGKAT Pertumbuhan Infeksi kronis/ berulang Wanita hamil & menyusui KEBUTUHAN MENINGKAT Pertumbuhan Infeksi kronis / berulang Wanita hamil & menyusui PENGELUARAN MENINGKAT Infeksi cacing Amubiasis wasir PENGELUARAN MENINGKAT Infeksi cacing Amubiasis wasir INTAKE KURANG •Pengetahuan < •Tingkat ekonomi •Pendidikan Ortu ↓ •Konsumsi zat gizi fe,prot,VitC< INTAKE KURANG •Pengetahuan < •Tingkat ekonomi •Pendidikan Ortu ↓ •Konsumsi zat gizi fe,prot,VitC< ABSORBSI KURANG Diare Sindr malabsorbsi Gizi buruk Byk zat penghambat (Fitat, asam oksalat, tanin bahkan fosfat ABSORBSI KURANG Diare Sindr malabsorbsi Gizi buruk Byk zat penghambat (Fitat, asam oksalat, tanin bahkan fosfat SINTESA BERKURANG Kongenital hipo- transferinemia SINTESA BERKURANG Kongenital hipo- transferinemia kekurangan zat gizi yg dibutuhkan dlm pembentukan eritrosit seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
  • 8.
    Gejala tjd karename kapasitas↓ pengangkutan oksigen oleh darah berupa :  Muka pucat,  Kurang bertenaga,  Mudah mengantuk dan  Sakit kepala.  Pada kondisi yang lebih parah, gejala yang muncul dapat berupa peningkatan denyut jantung, nafas tersenggal-senggal dan pingsan.
  • 9.
    9 Lesu, letih, pucat Mudahngantuk sering pingsan Sakit kepala Nafsu makan kurang Kulit kering ,kuku pucat, kuku spt sendok Lidah : iritasi Pembesaran jantung akibat menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah yi.
  • 14.
    Bayi dan Anak Gangguan perkembangan motorik dan koordinasi  Gangguan perkembangan bahasa dan kemajuan belajar  Pengaruh pada psikologis dan kemampuan belajar  Penurunan aktivitas fisik Orang Dewasa Pria dan Wanita  Penurunan kerja fisik dan daya pendapatan  Penurunan terhadap daya tahan terhadap keletihan Wanita Hamil  Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu  Peningkatan angka kesakitan dan kematian janin  Peningkatan risiko bayi BLR
  • 15.
    JenisJenis MakananMakanan RendahRendah SedangSedang TinggiTinggi SerealMaizena gandum Shorgum beras Tepung Terigu Tepung Jagung Tepung Putih Katul giling beras Havermout Katul jagng Buah-buahan Apel Pir Alpukat plum Pisang stroberry Anggur Persik Blewah Mangga Nenas Jambu Biji pepaya Lemon tomat Jeruk Manis Sayuran Terung Polong-polongan Tepung Kedelai Wortel Kentang Brokoli labu Kol lobak Kembang Kol Minuman Teh Kopi Anggur Merah Anggur Putih Kacang- kacangan Almond kacang tanah Kelapa kenari Kacang arab Protein Hewani Keju Telur Susu Ikan Daging Unggas
  • 16.
     Mengandung banyakzat besi (Fe). Seperti daging merah, hati, havermout, kacang arab, kacang merah, salak, mangga, jahe, katul, dan sayuran hijau (daun ketela rambat, bawang, kacang panjang. Namun, batasi pemberian sayuran hijau, karena kandungan seratnya yang tinggi dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.  Makanan sumber protein, yang merupakan bahan baku pembentukan membrane sel darah merah.
  • 17.
     Mengandung zat-zatpenghambat proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Seperti, tanni (teh, cokelat, jus apel, kacang tanah), polifenol ( cokelat, kacang polong, dan serealia termasuk gandum), kalsium (di dalam susu), dan zat seng ( di dalam beras merah).  Makanan yang merangsang produksi asam lambung, misalnya makanan yang terlalu asam dan pedas.
  • 18.
     1. Zat pemacu(enhancers) Fe a. Vitamin C (asam askorbat) pada buah jambu monyet, jambu biji, pepaya,. b. Asam malat dan tartrat  sayuran: wortel, kentang, brokoli, tomat, kobis, labu kuning. c. Asam amino cystein  daging sapi, kambing, ayam, hati, ikan. akan membantu optimalisasi penyerapan zat besi. d. Protein hewani maupun protein nabati tdk meningkatkan absorpsi ttp walaupun dalam jumlah yang sedikit akan meningkatkan zat besi non heme yg berasal dari serealia dan tumbuh-tumbuhan yg disebut meat factor seperti daging, ikan dan ayam . Perlu diketahui bahwa susu, keju dan telur tidak meningkatkan absorpsi zat besi (Yanni, 2003) 2. Zat penghambat (inhibitors) Fe a. Fitat, asam oksalat, tanin bahkan fosfat yg ada dalam berbagai bahan makanan nabati cenderung membentuk endapan zat besi yang tidak larut yang menyebabkan zat besi tersebut tidak dapat diserap.  dedak, katul, jagung, protein kedelai, susu coklat dan kacang- kacangan. b. Senyawa polifenol pd makanan nabati, buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, kacang-kacangan, sereal dan yang paling tinggi terdapat dalam teh, kopi, anggur merah, kakao dan berbagai macam teh herbal (Hurrell, 1999).
  • 19.
     Teh banyakdisukai karena selain menyegarkan juga :  membantu seseorang mendapatkan energi yang dibutuhkan selama aktivitas sehari-hari.  meningkatkan kewaspadaan mental.  membantu meningkatkan laju metabolisme dan dengan demikian membantu menurunkan berat badan.  membantu menjaga tingkat kolesterol dalam darah. Minuman ini melindungi Anda tidak hanya dari penyakit jantung, tetapi juga dari diabetes dan beberapa jenis kanker.  membantu menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh dan dengan demikian membantu memerangi depresi. Zat Tanin  khas pd the, rasa yang sedikit sepat.
  • 20.
     Meskipun memilikibanyak manfaat kesehatan, mnrt penelitian yg dirilis oleh “Journal of Human Nutrition and Diabetics”, konsumsi tanin >> yg terdapat dlm teh menghambat penyerapan zat besi non-heme dlm tubuh. Penelitian di Amerika minum teh dpt me daya serap sel darah terhadap zat besi ±64 % . Padahal berguna u/ pembentukan sel darah merah memicu kekurangan zat besi.  lebih baik bila  dibiasakan untuk tidak  minum teh sambil makan.
  • 21.
    1.Mengkonsumsi makanan yangmengandung zat besi,  bagi wanita menstruasi atau sedang hamil. Zat besi yg paling mudah diserap bersumber dari hewani, spt daging, ayam dan ikan. Beberapa makanan spt sayuran, buah-buahan, sereal (yg diperkuat zat besi), telur dan kacang-kacangan juga mengandung zat besi, namun lebih sulit dicerna. 2.Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pemacu (enhancers) penyerapan zat besi. Beberapa jenis makanan dapat memacu penyerapan zat besi spt buah-buahan tinggi vitamin c, wortel, kentang, tomat, jambu biji dan pisang. 3.Mengurangi makanan yang mengandung zat penghambat (inhibitors) penyerapan zat besi. ada beberapa jenis makanan justru menghambat tubuh u/ menyerap zat besi spt Teh, kopi, dan kacang-kacangan. Karena jenis makanan tsbt mengandung zat aktif fitat dan polopenol. Makanan tinggi kalsium dan pospat seperti keju dan susu juga merupakan zat aktif penghambat penyerapan zat besi. Namun bukan berarti harus menghindari makanan-makanan tersebut, tetapi bisa memisahkan waktu dalam mengkonsumsi makanan tinggi zat besi dengan makanan penghambat penyerapan zat besi 4.Mengkonsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter. Beberapa kelompok individu yang rentan anemia seperti wanita hamil, menstruasi, perdarahan dan penyakit tertentu, membutuhkan asupan zat besi yang lebih. Tetapi asupan suplemen ini perlu pengawasan dokter karena dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam
  • 22.
     Pengobatan kausal/penyebab  Pemberian preparat besi :  Ferro sulfat, fosfat, fumarat  Suplementasi besi  Fortifikasi besi  Transfusi darah