Dokumen tersebut membahas tentang percobaan ayunan matematis untuk menentukan besar percepatan gravitasi. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang tujuan percobaan, alat dan bahan yang digunakan, dasar teori ayunan matematis dan rumus untuk menghitung percepatan gravitasi berdasarkan panjang tali dan periode ayunan.
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
Β
Laporan praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan gravitasi bumi melalui percobaan ayunan bandul sederhana dengan mengukur periode gerak bandul pada beberapa panjang tali. Hasil pengukuran menunjukkan nilai rata-rata gravitasi sebesar 9,3 m/s^2 yang berbeda dengan nilai acuan 9,8 m/s^2 karena gravitasi bervariasi di setiap lokasi.
Laporan praktikum kimia mengenai pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalisator terhadap laju reaksi. Percobaan menunjukkan bahwa laju reaksi akan meningkat dengan konsentrasi dan luas permukaan yang lebih besar, suhu yang lebih tinggi, dan penambahan katalisator.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan ayunan matematis untuk menentukan besar percepatan gravitasi. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang tujuan percobaan, alat dan bahan yang digunakan, dasar teori ayunan matematis dan rumus untuk menghitung percepatan gravitasi berdasarkan panjang tali dan periode ayunan.
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
Β
Laporan praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan gravitasi bumi melalui percobaan ayunan bandul sederhana dengan mengukur periode gerak bandul pada beberapa panjang tali. Hasil pengukuran menunjukkan nilai rata-rata gravitasi sebesar 9,3 m/s^2 yang berbeda dengan nilai acuan 9,8 m/s^2 karena gravitasi bervariasi di setiap lokasi.
Laporan praktikum kimia mengenai pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalisator terhadap laju reaksi. Percobaan menunjukkan bahwa laju reaksi akan meningkat dengan konsentrasi dan luas permukaan yang lebih besar, suhu yang lebih tinggi, dan penambahan katalisator.
MATERI PRESENTASI FISIKA UNTUK ANAK SMA KELAS X PADA SEMESTER GANJIL. SUDAH SAYA SUSUN DENGAN RINCI, MENARIK DAN DETAIL, SEHINGGA MEMUDAHKAN ANDA UNTUK MEMPELAJARINYA. Kunjungi saya di http://aguspurnomosite.blogspot.com
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
Β
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk. Fluida terdiri atas cairan dan gas, dimana cairan tak kompresibel sedangkan gas dapat dimampatkan. Massa jenis merupakan ukuran kerapatan suatu benda yang didefinisikan sebagai massa per satuan volume.
This document summarizes an experiment to determine the viscosity or thickness of a liquid substance. The experiment uses the falling ball method, dropping aluminum balls of different sizes into glycerin and measuring the time taken to fall between two reference points. For the large ball, the viscosity coefficient was found to be 0.684 Pa.S with 45% error. For the medium ball, the viscosity coefficient was 1.17 Pa.S with 46% error. The document discusses viscosity, viscometers, factors affecting viscosity, and classifications of fluids.
Alkena dan alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Alkena memiliki rumus umum CnH2n dan ikatan rangkap tunggal, sedangkan alkuna memiliki ikatan rangkap ganda dengan rumus umum CnH2n-2. Keduanya lebih reaktif dibandingkan alkana karena adanya ikatan rangkap.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Makalah ini membahas penerapan hukum-hukum termodinamika pada lempengan dielektrik, dimana dirumuskan persamaan-persamaan yang menghubungkan perubahan panas, intensitas listrik, dan polarisasi pada sistem tersebut. Beberapa besaran fisis seperti kapasitas panas juga dihubungkan dengan variabel-variabel tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas analisis pengaruh penyumbatan aliran fluida pada pipa dengan metode Fast Fourier Transform berdasarkan hasil pengukuran getaran pada pipa. Pengukuran dilakukan dengan dan tanpa penghalang aliran serta variasi jumlah dukungan pipa untuk mengetahui pengaruhnya terhadap frekuensi getaran yang dihasilkan. Kesimpulannya, semakin banyak dukun
MATERI PRESENTASI FISIKA UNTUK ANAK SMA KELAS X PADA SEMESTER GANJIL. SUDAH SAYA SUSUN DENGAN RINCI, MENARIK DAN DETAIL, SEHINGGA MEMUDAHKAN ANDA UNTUK MEMPELAJARINYA. Kunjungi saya di http://aguspurnomosite.blogspot.com
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
Β
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk. Fluida terdiri atas cairan dan gas, dimana cairan tak kompresibel sedangkan gas dapat dimampatkan. Massa jenis merupakan ukuran kerapatan suatu benda yang didefinisikan sebagai massa per satuan volume.
This document summarizes an experiment to determine the viscosity or thickness of a liquid substance. The experiment uses the falling ball method, dropping aluminum balls of different sizes into glycerin and measuring the time taken to fall between two reference points. For the large ball, the viscosity coefficient was found to be 0.684 Pa.S with 45% error. For the medium ball, the viscosity coefficient was 1.17 Pa.S with 46% error. The document discusses viscosity, viscometers, factors affecting viscosity, and classifications of fluids.
Alkena dan alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Alkena memiliki rumus umum CnH2n dan ikatan rangkap tunggal, sedangkan alkuna memiliki ikatan rangkap ganda dengan rumus umum CnH2n-2. Keduanya lebih reaktif dibandingkan alkana karena adanya ikatan rangkap.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Makalah ini membahas penerapan hukum-hukum termodinamika pada lempengan dielektrik, dimana dirumuskan persamaan-persamaan yang menghubungkan perubahan panas, intensitas listrik, dan polarisasi pada sistem tersebut. Beberapa besaran fisis seperti kapasitas panas juga dihubungkan dengan variabel-variabel tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas analisis pengaruh penyumbatan aliran fluida pada pipa dengan metode Fast Fourier Transform berdasarkan hasil pengukuran getaran pada pipa. Pengukuran dilakukan dengan dan tanpa penghalang aliran serta variasi jumlah dukungan pipa untuk mengetahui pengaruhnya terhadap frekuensi getaran yang dihasilkan. Kesimpulannya, semakin banyak dukun
geostudio,Hush
When no one is around, my dear
You'll find me on my tallest tiptoes
Spinning in my highest heels, love
Shining just for you
Hush
I know they said the end is near
But I'm still on my tallest tiptoes
Spinning in my highest heels, love
Shining just for you
I want you to know
I'm a mirrorball
I can change everything about me to fit in
You are not like the regulars
The masquerade revelers
Drunk as they watch my shattered edges glisten
Mekanika fluida membahas perilaku cairan dan gas, baik dalam keadaan diam maupun bergerak. Mekanika fluida terbagi menjadi fluida kompresibel dan inkompresibel, serta menerapkan analisis sistem dan volume kontrol untuk mempelajari aliran fluida.
Mekanika fluida membahas perilaku cairan dan gas, baik dalam keadaan diam maupun bergerak. Mekanika fluida terbagi menjadi fluida kompresibel dan inkompresibel, serta menerapkan analisis sistem dan volume kontrol untuk mempelajari aliran fluida.
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yangGusti Rusmayadi
Β
Dokumen tersebut membahas berbagai metode perhitungan penguapan air dari permukaan, termasuk metode pemindahan massa, metode aerodinamika, metode korelasi eddy, dan metode nisbah Bowen."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis spektrum bunyi kematangan buah melon pada berbagai tingkat kematangan menggunakan software SpectraPLUS-DT. 2. Hasilnya menunjukkan nilai frekuensi rerata pada melon mentah, setengah matang, dan matang secara berurutan adalah 281Β±20 Hz, 220Β±20 Hz, 90Β±25 Hz. 3. Nilai ini dapat dijadikan acuan kematangan buah melon.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip pengawalan buka/tutup tanpa tindihan, termasuk definisi susulan, jenis-jenis susulan, dan analisis matematika dari sistem pengawalan buka/tutup. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan konsep susul jarak/kecepatan, susulan pemindahan, dan rumus untuk menghitung nilai suhu rata-rata dan laju kenaikan/penurunan suhu dalam sistem pen
Dokumen tersebut membahas tentang dekomposisi dan penghalusan data. Metode dekomposisi digunakan untuk memisahkan komponen trend dan musiman pada suatu time series data. Beberapa teknik yang dijelaskan meliputi moving average untuk menghaluskan data, analisis harmonik untuk merepresentasikan data melalui fungsi sinus dan kosinus, serta empirical mode decomposition untuk memecah data menjadi mode intrinsik.
Laporan praktikum mekanika fluida membahas aliran seragam dan kemiringan saluran. Tujuan praktikum adalah menentukan debit aktual, koefisien Chezy, dan Manning serta bilangan Reynold pada aliran seragam dengan kemiringan tertentu. Data pengukuran seperti massa, suhu, lebar saluran, dan kedalaman digunakan untuk menghitung volume air, luas penampang, debit aktual, dan jari-jari hidrolis saluran.
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...ayu bekti
Β
Analisis variabilitas iklim curah hujan di Arab Saudi menggunakan spektral density function menunjukkan adanya siklus bervariasi dengan periode 26 tahun pada tujuh stasiun pengamatan. Fungsi korelasi dan spektral density mengungkap pola yang berbeda di antara stasiun dengan skala integral waktu korelasi antara 0,7 hingga 1,8 tahun.
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Β
Analisis thorpe displacement
1. ANALISIS THORPE
(Modul Pelatihan)
Pendahuluan
Turbulen atau percampuran masaa air dalam fluida berlapis terjadi secara acak dimana salah
satunya adalah pecahnya (rupturing) gelombang internal. Adanya fluida berlapis memungkinkan
timbulnya shear yaitu adanya perbedaan sifat dinamik antar lapisan. Adanya shear menyebabkan
sistem fluida tersebut menjadi tidak stabil. Jika ketidakstabilan tersebut dibiarkan terus, maka akan
terjadi turbulen dan jika variabelnya kecepatan maka ketidakstabilan tersebut sering dinamakan
ketakstabilan Kelvin-Helmhotz. Suatu gangguan yang menjalar dalam sistem tersebut dinamakan
gelombang internal. Semakin besar shear yang terjadi semakin kuat gelombang internal yang
ditimbulkannya. Pada suatu saat shear akan mengalami kondisi kritis dan akhirnya setelah melewati
kondisi kritis ini yang ditandai dengan pecahnya gelombang internal, terjadilah turbulensi atau
proses mixing telah terjadi (Monin, A.S dan R.V Ozmidov, 1985 dalam Sulaiman A. 2000).
Kondisi fluida yang tidak stabil di laut akan menyebabkan fluida mengalami proses
percampuran (Stewart, 2002). Menurut Pond dan Pickard (1983) pada saat fluida berdensitas tinggi
berada di atas fluida berdensitas rendah, maka akan terjadi pergerakan secara vertikal untuk mencari
posisi stabil. Stewart (2003) menyatakan bahwa keadaan lautan yang mengalami ketidakstabilan akan
membawa fluida dalam proses percampuran yang dikelompokkan ke dalam dua bagian diantaranya
adalah stabilitas statik dan double-diffusion. Stabilitas statik ini menunjukkan perubahan densitas
terhadap kedalaman sedangkan stabilitas dinamik untuk shear kecepatan. Selanjutnya double-
diffusion ini berkaitan dengan gradien salinitas dan suhu lautan. Pergerakan massa air yang
diakibatkan oleh variasi aliran turbulen dapat membentuk percampuran fluida dengan fluktuasi yang
sangat tinggi dan adanya proses pelapisan atau stratifikasi massa air dipengaruh oleh perbedaan suhu,
salinitas dan densitas lautan. Stratifikasi vertikal sangat ditentukan oleh nilai stabilitas vertikal dengan
menguji gradien densitasnya secara vertikal.
Salah satu pendekatan untuk menentukan percampuran massa air adalah dengan
menggunakan metode skala Thorpe yang melakukan estimasi nilai percampuran turbulen berdasarkan
profil vertikal massa air yang diperoleh dari data CTD (Conductivity Temperature Depth). Pemilihan
penggunaan data CTD ini dilakukan berdasarkan Ffield dan Gordon (1996) yang menegaskan bahwa
percampuran turbulen yang terjadi di perairan Indonesia disebabkan oleh adanya pasut internal,
dimana salah satu cara untuk mengetahui adanya pasut internal ini adalah melalui pengukuran data
CTD secara deret waktu (minimal satu siklus pasut).
Tujuan
Adapun tujuan dari analisis Thorpe ini adalah :
a. Menganalisis percampuran massa air sebagai pengaruh interaksi proses fisik dengan
kontur dasar perairan terhadap frekuensi apung (Brunt-Vaisala) dan difusivitas vertikal
eddy
b. Menghitung nilai percampuran turbulen
Alat danBahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari :
1. Personal Computer (PC)atau Laptop
2. 2. Data mentah CTD (Raw Data) yang telah diunduh beserta file configurasinya (ekstensi
file mentah CTD umumnya adalah *.HEX sedangkan file konfigurasi berekstensi
*.xmlcon).
3. Perangkat lunak (software) yang terdiri dari aplikasi SBE Data Processing, Ocean Data
View(ODV), MATLAB,danMicrosoftExel
ProsedurKerja
1. Pengolahan Data CTD
Data yang diolah hanya berasal dari data downcast yaitu pengukuran profil sewaktu
CTD diturunkan pada kedalaman tertentu. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran di
lapangan dengan menggunakan CTD tidak dapat dianalisis langsung, maka harus dilakukan
pengolahan data terlebih dahulu karena data yang diperoleh dari keluaran CTD dalam bentuk
format HEX. Pengolahan data CTD dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SBE
Data Processing. Tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :
a. Konversi
Konversi berfungsi untuk mengubah data mentah keluaran dari CTD dalam format
HEX ke data dalam format ASCII (American Standard Code for Information Interchange)
dalam bentuk CNV. Pengkonversian data ini bertujuan agar data hasil perekaman CTD
dapat diolah menggunakan berbagai perangkat lunak, diantaranya adalah ODV, Microsoft
Exel dan Matlab 2015a.
b. Align CTD
Align CTD berfungsi untuk mensinkronkan semua parameter yang diukur berada
dalam waktu, takanan, dan massa air yang sama. Proses Align hanya dapat dilakukan pada
data oksigen sebesar 5 detik tergantung dari tekanan (McTaggaart et al., 2010).
c. Wild edit
Wild edit berfungsi untuk memperbaiki data yang memiliki nilai ekstrim setiap 100
scan bin. Proses perbaikan data dilakukan melalui dua tahap, diantaranya adalah dengan
cara memperbaiki data yang nilainya lebih besar dari dua kali standar deviasi rata-rata.
Selanjutnya dengan cara memperbaiki data hasil fase pertama yang lebih besar dari 20 kali
standar deviasi dari nilai rata-rata yang baru (McTaggaart et al., 2010).
d. Cell thermal mass
Cell thermal mass berfungsi untuk penapisan recursive untuk mengoreksi temperatur
pada sel konduktivitas pada saat pengukuran berlangsung. Nilai alfa (anomali amplitudo
temperatur) yang digunakan adalah 0.03 dan nilai beta (anomali kosntanta waktu
temperatur) adalah 7 (McTaggaart et al., 2010).
e. Filter
Filter yang digunakan adalah low pass filter yang berfungsi untuk menghilangkan
bias (noise) berupa frekuensi tinggi pada data tekanan. Cut-off frekuensi yang digunakan
adalah 0.03 detik pada low pass filter A dan 0.15 detik pada low pass filter B. Hal ini
berarti perekaman data yang lebih cepat dari Cut-off frekuensi akan melemahkan/
3. dihilangkan dan proses penapisan hanya dilakukan pada data tekanan dengan menerapkan
low pass filter B (McTaggaart et al. 2010).
f. Loopedit
Loopedit berfungsi untuk memperbaiki data CTD ketika penurunan CTD bergerak
kurang dari kecepatan minimum atau CTD bergerak naik turun akibat adanya guncangan
pada kapal. Kecepatan minimum yang dipakai adalah 0.25 ms-1 (McTaggaart et al., 2010).
g. Derive
Drive digunakan untuk menurunkan parameter selain yang sudah dikeluarkan
dikonversi data. Parameter yang diturunkan yaitu densitas (kg m-3), salinitas (psu),
kecepatan suara (ms-1), dan temperatur potensial ITS-90 (0C).
h. Bin avarage
Bin avarage digunakan untuk merata-ratakan data pada tekanan yang diinginkan.
Ukuran bin yang akan dipakai adalah 1 bin tanpa mengikutkan bin permukaan, sehingga
selang tekanan pada data adalah 1 db.
i. Koreksi Manual
Tahap manual ini dilakukan untuk memeriksa dan memperbaiki hasil keluaran dari
bin avarage untuk menghilangkan spike/ noise dan missing data, maka harus diinterpolasi
pada data yang mengalami error tersebut. Data error umumnya berada pada semua
ulangan terutama pada lapisan tercampur dan lapisan dalam dengan data error 1-3 m. Pada
umumnya dari data CTD yang dihasilkan banyak memiliki noise adalah pada salinitas,
sehingga perlunya koreksi manual dalam filter tambahan selain dari perangkat lunak SBE
Data Processing 7.21e.
j. Metode Filtering dari Medfilt Matlab
Tahap filtering dari Medfilt ini dilakukan untuk menghilangkan spike/ noise dan
missing data, terutama pada data salinitas yang kemudian hasil dari data tersebut disusun
kembali sehingga akan menghasilkan grafik yang smoothing. Metode medfilt pada Matlab
dengan panjang n, akan menggantikan setiap titik pada data ke-n dengan median dari
kumpulan data asli yang terdapat pada jendela data dengan panjang n yang titik tengahnya
terletak di titik yang akan diganti. Hal ini biasanya berkaitan dengan panjang jendela filter
yang ganjil. Jika digunakan Medfil dengan panjang jendela filter genap, maka dipakai rata-
rata dari 2 titik tengah sebagai keluaran filter (D. Jhonlighten, 2010).
3. Menghitung Percampuran Massa Air
Difusivitas Vertikal Eddy(πΎπ)
Sebelum perhitungan nilai difusivitas vertikal eddy (πΎπ), terlebih dahulu ditentukan nilai
Thorpe displacement (d), skala Thorpe (πΏ π), skala Ozmidov (πΏ π), frekuensi Brunt Vaisala (N2),
dan tingkat energi kinetik disipasi turbulen eddy (π). Nilai d ditentukan dari penyusunan ulang
densitas dalam bentuk stabilitas statis sesuai dengan densitas awal atau kedalaman, dimana
posisi massa air dengan densitas rendah berada di atas densitas tinggi sesuai konsep densitas
(Gambar 4). Thorpe displacement (d) dapat dihitung dengan persamaan (Dillon, 1982; Finnigan
et al., 2002; Thompson et al., 2007):
4. π = π§ π β π§ π (4)
Nilai π§ π menyatakan posisi tekanan awal dan π§ π menyatakan tekanan setelah penyusunan ulang.
Nilai d positif menunjukkan bahwa massa air akan bergerak ke atas untuk mencari kestabilan
statis, dimana kondisi ini terjadi jika massa air berdensitas rendah berada di bawah massa air
berdensitas tinggi dan nilai d negatif menunjukkan massa air bergerak ke bawah, hal ini terjadi
jika massa air densitas tinggi berada di atas massa air densitas rendah. Nilai d merupaka nilai
nol sehingga jika profil densitas pada kondisi stabilitas statis (π§ π = π§ π), maka nilai d dari
kedalaman tersebut tidak diikutsertakan untuk menghitung nilai πΏ π (Suteja, 2012).
Gambar 1. Ilustrasi proses pencarian nilai Thorpe displacement. Data densitas sebenarnya dengan
kondisi instabilitas statis (kotak dengan garis titik-titik), disusun ulang untuk mencari
densitas kondisi stabilitas statis (garis putus-putus merah). Jarak dari kedalaman π§ π ke
kedalaman π§ π merupakan nilai Thorpedisplacement(Suteja,2011).
Setelah kalkulasi nilai d, selanjutnya dilakukan estimasi ketebalan minimal displacement
dari resolusi vertikal CTD. Hal ini bertujuan agar nilai d merupakan nilai displacement yang
sesungguhnya dan bukan berasal dari noise CTD. Prinsip estimasi ini dilakukan berdasarkan
pada kenyataan bahwa CTD memiliki keterbatasan kemampuan untuk mendeteksi pembalikkan
massa air. Hal ini mengacu pada Teori sampling Nyquist, dimana bila pembalikkan yang terjadi
adalah dua kali lebih rendah dibandingkan resolusi vertikal, maka pembalikkan tersebut tidak
dapat diukur. Penentuan pembalikan yang lebih kuat dapat dilakukan jika terdapat jumlah
sampel yang lebih banyak, berdasarkan pada peraturan jumlah sampel minimum yaitu lima
sampel (Koch et al., 1983) atau 7-8 sampel (Levitus, 1982 dalamGalbraith dan Kelley, 1996).
Selanjutnya penentuan batasan nilai pembalikan dari data yang telah disusun ulang
dengan menggunakan metode GK (Galbraith dan Kelley, 1996), berdasarkan metode GK nilai
yang kurang (5 π) akan diabaikan dan tidak akan diikutkan untuk perhitungan selanjutnya.
Interval kedalaman vertikal ( ππ§) data CTD dibuat 1 meter untuk mendukung batas pembalikkan
massa air berdasarkan metode GK :
πΏ π§ = 5ππ§ (5)
5. Penentuan nilai turbulen energi kinetik disipasi digunakan untuk menggamarkan jumlah energi
kinetik yang hilang atau berubah bentuk dalam perairan. Perhitungan besaran energi kinetik
yang mengalami proses disipasi berdasarkan skala Ozmidov (1965) dalam Part et al (2008)
adalah sebagai berikut :
π = πΏ π
2 ππ
3
(6)
dimana πΏ π dan π masing-masing menyatakan skala panjang ozmidov dan disipasi energi kinetik
turbulen.
Metode perhitungan percampuran massa air secara vertikal dari lapisan dalam perairan,
sebagai analisis awal dengan menghitung nilai frekuensi Brunt Vaisala dengan persamaan :
π2 =
π
π0
ππ
ππ§
(7)
dimana π0 menunjukkan rata-rata densitas perairan seluruh ulangan (1026,52 kg m-3), ππ
adalah perubahan (gradien) densitas terhadap perubahan kedalaman ππ§ (1 m), dan π adalah
percepatan gravitasi bumi (9,79423 m s-2). Menurut Ferron et al. (1998) nilai densitas yang
dipakai pada frekuensi Brunt Vaisala berasal dari data densitas yang sudah disusun dalam
kondisi stabil, yang berarti nilai Brunt Vaisala yang didapat dari perhitungan ini akan selalu
bernilai positif.
Untuk menghitung Persamaan (6), terlebih dahulu menentukan nilai skala panjang
ozmidov πΏ π pada setiap lapisan digunakan skala Thorpe ( πΏ π)dengan menggunakan persamaan
(Dilion, 1982) :
πΏ π
πΏ π
= 0.8 (8)
πΏ π = 0.8 β πΏ π (9)
Perhitungan skala Thorpe diperoleh dengan menggunakan persamaan (Dillon, 1962;
Finnigan et al., 2002; Cisewki et al., 2005; Park et al., 2008) :
πΏ π = (
1
π
β ππ
2
π
π=1
)
1/2
(10)
dimana ππ adalah Thorpe displacement pada kedalaman i dan n adalah jumlah sampel. Setiap
nilai πΏ π didapatkan dari hasil rata-rata n buah sampel pada kedalaman yang diinginkan. Rata-
rata nilai πΏ π pada penelitian ini dilakukan dengan caara membagi kedalaman perairan menjadi
tiga lapisan dengan ketebalan masing-masing lapisan sebesar H (m). ketiga lapisan tersebut
adalah lapisan tercampur, lapisan termoklin, dan lapisan homogen di bagian dalam. Kedalaman
setiap lapisan pada masing-masing ulangan berbeda-beda tergantung dari profil vertikal massa
air.
6. Nilai difusivitas vertikal eddy (πΎπ) pada tiap kedalaman diperoleh melalui persamaan
berikut (Cisewski et al., 2005; Park et al., 2008 ; Osborn, 1980 dalamSuteja, 2012) :
πΎππ =
Ξππ
ππ
2 (11)
dimana Ξ menyatakan efesiensi percampuran (0.2) (Osborn, 1980).
Langkah-Langkah Menghitung Percampuran Massa Air
1. Tahap awal dalam penentuan percampuran massa air adalah mencari nilai potensial
densitas dengan menyusun data kedalaman, temperatur dan densitas seperti di bawah ini :
2. Setalah nilai potensial didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai Brunt
Vaisaladengan langkah sebagai berikut
a. Susun data kedalaman, temperatur, salinitas, densitas dan potensial densitas seperti
pada gambar di bawah ini :
7. b. Kemudian disimpan dalam format .txt untuk dipanggil menggunakan aplikasi MATLAB
c. Buka aplikasi MATLAB, dengan menuliskan sintak seperti pada gambar di bawah ini :
d. Kemudian dijalankan akan tampak seperti pada gambar berikut :
8. 3. Tahap selanjutnya adalah menentukan nilai dari ThorpeDisplacement
a. Data yang dipakai untuk mencari nilai ini adalah data densitas dari CTD, dimana dari
data densitas sebenarnya dengan kondisi instabilitas statis disusun ulang untuk mencari
densitas kondisi stabilitas statis (Gambar 1).
b. Jarak kedalaman awal (π§ π)ke kedalaman pada saat kondisi stabilitas statis (π§ π)
merupakan nilai Thorpedisplacement,yangdidapatkan dengan cara :
c. Ploting hasil displacement terhadap kedalaman menggunakan MATLAB dimana
sintaknya sama seperti plot hasil Brunt Vaisala pada point 2c yang hasilnya
didapatkan seperti pada gambar di bawah ini :
9. 4. Langkah selanjutnya setelah didapatkan nilai displacement yaitu mencari nilai skala thorpe
menggunakan Persamaan (9) yang bisa dihitung dari MATLAB dengan menyusun ulang data
kedalaman, Brun Vaisala dan displacement yang telah didapatkan sebelumnya, seperti pada
contoh berikut :
Selanjutnya simpan dalam format .txt untuk dipanggil menggunakan program MATLAB sama
seperti cara sebelumnya.
Kemudian disusun ulang dengan format sebagai berikut :
10. Langkah untuk menghitung epsilon tersebut terlihat pada gambar berikut, dimana stelah
didapatkan masing-masing nilai disusun kembali seperti tabel yang telah ditentukan di atas,
kemudian di plot nilai epsilon (π) terhadap kedalaman.
5. Terakhir adalah menentukan nilai difusivitas vertikal eddy (πΎπ§), dimana untuk menghitung
nilai dari πΎπ§ menggunakan Persamaan 11 dari hasil Brun Vaisala, epsilon dan efesiensi
percampuran (0.2) yang hasilnya juga diplotkan terhadap kedalaman.
12. Lane-Serff G F. 2004. Topographic and boundary effects on steady and unsteady flow through
straits.Topical Studies in Oceanography.Deep-Sea Research II
McTaggart K.E., et al. 2010. Notes on CTD/O2 Data Acquisition and Processing Using Sea-Bird
Hardware and Software (as available). U.S.A
Pond S, GL Pickard. 1983. Introductory Dynamical Oceanography.Ed ke-2. Oxford: Pergamon
Press.
Purwandana A. 2012. Transformasi dan Percampuran Massa Air di Perairan Selat Alor pada
Bulan Juni 2011. [Tesis]. IPBBogor
Stewart RH. 2003. Introduction to Phisycal Oceanography. Departement of Oceanography. Texas
A & M University.
Sulaiman A. 2000. Turbulensi Laut Banda. Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam
(TISDA).Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).Jakarta
Susanto R. et al. 2012. Variability of Indonesian throughflow within Makassar Strait, 2004β2009.
Lamont-Doherty Earth Observatory, Columbia University, Palisades, New York,
USA.JOURNALOF GEOPHYSICALRESEARCH,VOL. 117
Suteja Y. 2011. Percampuran Turbulen Akibat Pasang Surut Internal Dan Implikasinya Terhadap
Nutrien DiSelat Ombai.[Tesis]. IPB Bogor
Thompson AF, et al. 2007. Spatial and temporal patterns of small-scale mixing in Drake Passage.J
PhysOceanogr 37:572-592
Wyrtki, K. 1961. The physical oceanography of south east Asian waters. Naga Report Vol. 2.
University California Press. La Jolla, California. 195p