SlideShare a Scribd company logo
LOGO
DASAR KONVERSI ENERGI
Indri Yaningsih, S.T, M.T
www.themegallery.com
Telur dapat melayang di dalam
zat cair. Menurut hukum
Archimedes pada keadaan itu
massa jenis telur sama dengan
massa jenis zat cair. Zat cair
sebagai fluida memiliki gaya
tekan ke atas sebesar tekanan
dikalikan dengan luas
penampang telur
www.themegallery.com
Menurut Pascal tekanan
itu akan ditruskan ke
segala arah dengan sama
besarnya. Pernahkah
kamu melihat alat hidrolik
pengangkat mobil di
tempat pencucian mobil?
Mobil dapat dinaikkan di
atas pengisap yang
didorong oleh gaya
hidrostatik dan gaya ini
hasil kali dari tekanan
dengan luas penampang
pengisap yang dipakai
landasan mobil.
MEKANIKA FLUIDA
1.1 Mekanika Fluida (Fluid Mechanics)
Adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida, baik
dalam keadaan bergerak (dinamika fluida) atau
diam (statika fluida) dan pengaruh-pengaruh
fluida tersebut terhadap batas-batasnya, dimana
bisa berupa permukaan-permukaan padatan atau
antarmuka dengan fluida yang lain.
Aplikasi ilmu mekanika fluida banyak dipakai
dalam bidang teknik, misalnya : pompa, turbin,
kompresor, pesawat terbang, kapal, bendungan
dsb.
1.2 Konsep Fluida
Dari sudut pandang mekanika fluida, semua zat
hanya terdiri dari 2 keadaan, yaitu fluida dan
padatan (solid).
Perbedaan pada keduanya adalah sebuah
padatan (solid) dapat menahan sebuah tegangan
geser (shear stress), sedangkan fluida tidak dapat
menahan tegangan geser.
Sembarang tegangan geser yang diberikan ke
fluida, akan menghasilkan gerakan fluida.
Fluida bergerak dan berubah bentuk secara terus-
menerus selama tegangan geser diberlakukan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu fluida itu
dikatakan diam pasti dalam keadaan tegangan
gesernya nol, sebuah keadaan yang disebut kondisi
tegangan hidrostatik (hydrostatic stress condition).
Dari definisi fluida diatas, dikenal 2 jenis fluida;
yaitu cairan (liquids) dan gas (gases).
BAB I PENDAHULUAN
Kebanyakan persoalan teknis mekanika fluida
berhubungan dengan kasus-kasus cairan yang umum,
seperti air, minyak, bensin (gasoline), air raksa, dan
alkohol dan gas-gas yang umum, seperti udara, helium,
hidrogen, dan uap (steam).
1.3. Dimensi dan Satuan
Dalam mekanika fluida ada 4 dimensi utama, yaitu :
massa (mass), panjang (length), waktu (time),dan
temperatur (temperature).
Dimensi tersebut mempunyai satuan dalam sistem
satuan Internasional (International System of Units) atau
SI dan sistem satuan British Gravitational (BG).
Dimana faktor konversi untuk satuan-satuan
tersebut adalah :
Dimensi yang lain (dimensi sekunder) dapat
diturunkan dari dimensi utama tersebut. Dimensi
sekunder dalam mekanika fluida sbb:
BAB I PENDAHULUAN
Dimana faktor konversi untuk satuan-satuan tersebut sbb 1.4. Sifat-Sifat Fluida
Tiga sifat utama dari fluida adalah; tekanan (P),
densitas () dan temperatur (T).
Tekanan adalah sebuah gaya normal yang bekerja
pada suatu fluida per satuan luas. Istilah tekanan
hanya berhubungan dengan gas atau cairan, tidak
untuk benda padat. Untuk benda padat istilah untuk
tekanan adalah tegangan normal (normal stress).
Karena tekanan adalah gaya per satuan luas, maka
satuan tekanan adalah Newton per meter persegi
dimana disebut sebagai Pascal (Pa), atau :
1 Pa = 1 N/m2
Karena satuan Pascal terlalu kecil untuk tekanan
yang ditemukan dalam praktek, biasanya dipakai
satuan kilopascal (1 kPa = 103 Pa) dan megapascal
(1 MPa = 106 Pa).
BAB I PENDAHULUAN
Satuan tekanan lain yang biasa digunakan dalam praktek
(terutama di Eropa) adalah bar, standard atmosphere
(atm), dan kilogram-force per square centimeter
(kgf/cm2), dimana :
Dalam sistem British, satuan tekanan adalah pound-force
per square inch (lbf/in2, atau psi), dan 1 atm = 14,696 psi.
Satuan tekanan kgf/cm2 dan lbf/in2 berturut-turut juga
dinotasikan dengan kg/cm2 dan lb/in2. Didapatkan bahwa
1 kgf/cm2 = 14,223 psi.
Tekanan aktual pada suatu posisi yang diberikan disebut
tekanan absolut (absolute pressure), dan diukur relatif
terhadap vakum absolut (absolute vacuum) (tekanan nol
absolut). Kebanyakan alat pengukur tekanan dikalibrasi
untuk membaca nol di atmosfer.
Alat ukur tekanan (pressure gage) menunjukkan
perbedaan antara antara tekanan absolut dan
tekanan atmosfer lokal. Perbedaan ini disebut
tekanan terukur (gage pressure).
Tekanan dibawah atmosfer disebut tekanan vakum
(vacuum pressure) dan diukur dengan vacuum
gage yang menunjukkan perbedaan antara tekanan
atmosfer dan tekanan absolut.
Tekanan absolut, terukur dan vakum semuanya
bernilai positif dan dihubungkan dengan persamaan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pgage = Pabs – Patm
Pvac = Patm - Pabs
Sebagai contoh pressure gage yang
digunakan untuk mengukur tekanan
udara dalam ban mobil membaca
tekanan terukur (gage pressure).
Sehingga jika pembacaannya 32 psi
(2,25 kgf/cm2) menunjukkan tekanan
32 psi diatas tekanan atmosfer. Jika
tekanan atmosfer di tempat tersebut
14.3 psi, maka tekanan absolut
dalam ban adalah = 32 + 14,3 = 46,3
psi
Dalam tabel dan persamaan
mekanika fluida selalu digunakan
tekanan absolut.
Sering ditambahkan huruf “a” (untuk
tekanan absolut) dan huruf “g” (untuk
tekanan terukur) dalam satuan
tekanan, mis; psia atau psig
BAB I PENDAHULUAN
Contoh soal :
Sebuah vakum gage dihubungkan ke sebuah ruangan
membaca 5,8 psi pada sebuah lokasi dimana tekanan
atmosfer adalah 14,5 psi. Tentukan tekanan absolut
dalam ruangan tersebut.
Jawab :
Tekanan absolut dapat dengan mudah ditentukan dari
persamaan :
Pabs = Patm – Pvac
Pabs = 14,5 – 5,8 = 8,7 psi
Temperatur adalah sebuah ukuran tingkat energi dalam
(internal energy) dari sebuah fluida.
Skala temperatur yang dikenal antara skala Celcius (oC),
Fahrenheit (oF), Kelvin (K) dan Rankine (R), dimana
terdapat hubungan sbb :
°R = °F + 459,69
K = °C + 273,16
BAB I PENDAHULUAN
Perbedaan temperatur, T, interval temperatur pada
kedua skala sama, sehingga kenaikan temperatur
suatu zat sebesar 10oC sama dengan kenaikan
sebesar 10 K. Maka :
T (K) = T (°C)
T (R) = T (°F)
Densitas (massa jenis) sebuah fluida,  , adalah
massa fluida persatuan volume atau :
Densitas suatu zat secara umum tergantung pada
temperatur dan tekanan. Densitas hampir semua gas
sebanding dengan tekanan dan berbanding terbalik
dengan temperatur.
Densitas cairan cenderung konstan dan perubahan
densitas terhadap tekanan biasanya diabaikan, misal
densitas air pada 20oC, berubah dari 998 kg/m3 at 1atm
menjadi 1003 kg/m3 at 100 atm, sebuah perubahan
yang hanya sebesar 0,5 persen.
)
/
( 3
m
kg
V
m


Densitas cairan lebih dipengaruhi temperatur
dibandingkan tekanan. Pada 1 atm, sebagai
contoh densitas air berubah dari 998 kg/m3 pada
20°C menjadi 975 kg/m3 pada 75°C, sebuah
perubahan 2,3 persen.
Cairan umum yang paling berat adalah air raksa
(mercury) dan gas yang paling ringan adalah
hidrogen. Perbandingan densitas mereka pada
20°C dan 1 atm adalah mercury 13.580 kg/m3 dan
hidrogen 0,0838 kg/m3.
Kebalikan dari densitas adalah volume jenis
(specific volume), , didefinisikan sebagai volume
persatuan massa atau :
dimana :
m = massa fluida (kg)
V = volume fluida (m3)
)
/
( 3
kg
m
m
V


BAB I PENDAHULUAN
Berat jenis (specific weight) sebuah fluida, , adalah berat
fluida persatuan volume.
Karena sebuah massa, m, mempunyai berat, W = m.g,
maka densitas dan berat jenis dihubungkan dengan
gravitasi sebagai berikut :
Satuan berat jenis adalah berat persatuan volume, dalam
lbf/ft3 atau N/m3. Jika nilai gravitasi bumi standard,
g = 32,174 ft/s2 = 9,807 m/s2 maka berat jenis udara dan
air pada 20°C and 1 atm berturut-turut adalah :
udara= (1,205 kg/m3)(9,807 m/s2)=11,8 N/m3 = 0,0752 lbf/ft3
air = (998 kg/m3)(9,807 m/s2) = 9790 N/m3 = 62,4 lbf/ft3
Specific gravity atau densitas relatif (relative density)
didefinisikan sebagai perbandingan densitas suatu zat
dengan densitas zat standard pada temperatur tertentu
(biasanya air atau udara).
g
V
g
m
V
W
.
.

 


Specific gravity dinotasikan dengan SG,
sehingga :
Spesific gravity suatu zat tidak mempunyai
dimensi.
3
3
/
998
/
205
,
1
m
kg
SG
m
kg
SG
cairan
air
cairan
cairan
gas
udara
gas
gas










BAB I PENDAHULUAN
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan (viskositas) suatu fluida adalah sifat yang
menentukan besar daya tahannya terhadap gaya geser.
Kekentalan terutama diakibatkan oleh saling pengaruh
antara molekul-molekul fluida.
Lihat gambar, 2 plat luas A sejajar terpisah
sejarak h, ruang antara plat diisi dengan suatu
fluida. Plat atas digerakkan oleh sutu gaya tetap
F dan karenanya bergerak dengan kecepatan
tetap V.
Fluida yang bersentuhan dengan plat atas akan
melekat padanya dan begerak dengan
kecepatan V, dan fluida yang bersentuhan
dengan plat yag diam (fixed plate) akan
mempunyai kecepatan nol. Jika jarak h dan
kecepatan V tidak terlalu besar, variasi
kecepatan (gradien) akan merupakan suatu
garis lurus.
Ketika fluida digeser, akan mulai bergerak pada
laju regangan (strain rate) yang berbanding
terbalik dengan koefisien kekentalan mutlak
(dinamik), . Tegangan geser (shear stress),
yang ditimbulkan oleh gaya F sebesar :  = F/A.
BAB I PENDAHULUAN
Didapatkan hubungan bahwa :
Jika jarak antar plat y, maka persamaan menjadi :
dy
dV
atau
dy
dV 


 

dh
dV
atau
dh
dV 


 

dimana :
 = tegangan geser (Pa)
= viskositas dinamik (mutlak) (Pa.s)
dV/dy = gradien kecepatan (m/s)/m = 1/s
Fluida yang mengikuti hubungan persamaan diatas
disebut fluida Newtonian. Sedangkan fluida yang tidak
mengikuti persamaan diatas disebut fluida non-
Newtonian.
Kekentalan yang lain adalah kekentalan (viskositas)
kinematik, didfinisikan sebagai :
Dimana  = viskositas kinematik (m2/s)


 

densitas
dinamik
viskositas
kinematis
Viskositas
BAB I PENDAHULUAN
Satuan viskositas kadang-kadang dalam satuan
Poise dan Stoke atau Saybolt.detik.
Viskositas cairan berkurang dengan bertambahnya
temperatur dan tak terlalu signifikan berubah dengan
perubahan tekanan.
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan suatu cairan adalah kerja
yang harus dilakukan untuk membawa cukup
banyak molekul dari sebelah dalam cairan tersebut
ke permukaan untuk membentuk satu satuan luas
yang baru dari permukaan itu (Nm/m2).
Peristiwa adanya tegangan permukaan bisa pula ditunjukkan
pada percobaan sebagai berikut jika cincin kawat yang diberi benang
seperti pada Gambar a dicelupkan kedalam larutan air sabun,
kemudian dikeluarkan akan terjadi selaput sabun dan benang dapat
bergerak bebas. Jika selaput sabun yang ada diantara benang
dipecahkan, maka benang akan terentang membentuk suatu lingkaran.
Jelas bahwa pada benang sekarang bekerja gaya-gaya keluar pada arah
radial (Gambar b), gaya per dimensi panjang inilah yang dikenal
dengan tegangan permukaan.
BAB I PENDAHULUAN
Kapilaritas
Naik atau turunnya cairan dalam suatu tabung
kapiler disebabkan tegangan permukaan dan
tergantung pada besarnya kohesi relatif cairan dan
adhesi cairan ke dinding wadah tempatnya.
Cairan naik dalam tabung yang dibasahi (adhesi >
kohesi) dan turun dalam tabung yang tak
dibasahinya (kohesi > adhesi).
Kapilaritas menjadi penting jika menggunakan
tabung-tabung berdiameter < 10 mm.
Persamaan Keadaan untuk Gas
Semua gas pada temperatur tinggi dan tekanan
rendah (relatif terhadap temperatur dan tekanan
kritisnya) berlaku hukum gas ideal :
p = .R.T
Dimana :
P = tekanan mutlak (Pa)
 = massa jenis (kg/m3)
R = konstanta gas (J/kg.K)
T = temperatur mutlak (K)
Persamaan diatas bisa berubah menjadi :
p.V = M.R.T
Dimana :
M = massa (kg)
V = volume (m3)
Untuk massa yang sama yang mengalami 2
keadaan berbeda berlaku :
T
R
V
M
p .
.

R
T
p
T
p
dan
R
M
T
V
p
T
V
p




2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
.
.
.
.
.


• Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik-menarik
antara partikel-partikel zat yang sejenis. Pada saat air
bersentuhan dengan benda lain maka molekul-molekul
bagian luarnya tarik-menarik dengan molekul-molekul
luar benda lain tersebut.
• Gaya tarik-menarik antara partikel zat yang tidak sejenis
disebut gaya adhesi. Gaya adhesi antara molekul air
dengan molekul kaca berbeda dibandingkan gaya
adhesi antara molekul air dengan molekul daun talas.
Demikian pula gaya kohesi antar molekul air lebih kecil
daripada gaya adhesi antara molekul air dengan
molekul kaca.
BAB I PENDAHULUAN
Untuk kondisi-kondisi isothermal (temperatur tetap),
berlaku :
Untuk kondisi-kondisi adiabatik reversibel atau
isentropik, berlaku :
Juga :
Dimana :
k = perbandingan panas jenis pada tekanan tetap (Cp)
dengan panas jenis pada volume tetap (Cv).
tan
.
.
2
1
2
1
2
2
1
1 kons
p
p
dan
V
p
V
p 




tan
.
.
2
1
2
1
2
2
1
1 kons
p
p
dan
V
p
V
p
k
k
k













  k
k
p
p
T
T
1
1
2
1
2










k = cp/cv
k dikenal juga sebagai pangkat isentropik.
Hubungan untuk cp dan cv :
R = cp – cv
Persamaan Keadaan untuk Cairan
Cairan mendekati tak mampu mampat
(incompressible), sehingga hanya mempunyai satu
nilai panas jenis yang konstan.
Persamaan keadaan yang diidealkan untuk cairan
  konstan, cp  cv
1
.
1




k
R
k
c
k
R
c
p
v
BAB I PENDAHULUAN
Soal-soal :
1. Hitunglah densitas  dan volume jenis  metana pada
tekanan mutlak 8,3 bar dan 40o C, jika diketahui R = 518
J/kg.K
Jawab :
2. Jika 5,6 m3 minyak beratnya 46.800 N, hitunglah densitas
dan densitas relatifnya.
Jawab:
kg
m
jenis
Volume
m
kg
K
x
K
kg
J
m
N
x
T
R
p
Densitas
/
196
,
0
1
,
5
1
1
/
1
,
5
)
40
273
(
.
/
518
/
10
3
,
8
.
3
3
2
5












3
3
/
8360
6
,
5
46800
.
.
.
m
N
m
N
g
g
V
g
m
volume
persatuan
Berat






852
,
0
/
1000
/
852
/
852
/
81
,
9
/
83600
.
3
3
min
3
2
3








m
kg
m
kg
SG
SG
relatif
Densitas
m
kg
s
m
m
N
g
g
Densitas
m
air
yak
m





3. Pada 32oC dan 2 bar mutlak, volume
jenis suatu gas tertentu 0,74 m3/kg.
Tentukan konstanta gasnya (R) dan
densitasnya.
Jawab :
T
R
p
Karena
.


BAB I PENDAHULUAN
Maka :
4. Sebuah silinder berisi 0,35 m3 udara pada 50oC dan
2,76 bar mutlak. Udara tersebut ditekan menjadi
0,071 m3 (kudara = 1,4).
(a). Anggap kondisi isotermal, berapakah tekanan pada
volume yang baru?
(b). Anggap kondisi isentropik, berapa tekanan dan
temperatur akhirnya?
Jawab :
(a) Kondisi isotermal :
p1.V1 = p2 .V2
(2,76 x 105) Pa. 0,35 m3 = (p2 x 105) Pa . 0,07 m3
3
3
3
5
/
35
,
1
/
74
,
0
1
1
.
/
2
,
485
)
273
32
(
/
74
,
0
.
)
10
2
(
.
.
m
kg
kg
m
Densitas
K
kg
J
K
kg
m
Pa
x
T
p
T
p
R












 Maka p2 = 13,6 bar
(b) Kondisi isentropik
K
T
T
p
p
T
T
Temperatur
bar
p
Pa
x
p
Pa
x
V
p
V
p
k
k
k
k
612
76
,
2
8
,
25
)
273
50
(
8
,
25
)
07
,
0
(
.
)
10
(
)
35
,
0
(
.
)
10
76
,
2
(
.
.
2
4
,
1
4
,
0
2
)
1
(
1
2
1
2
2
4
,
1
5
2
4
,
1
5
2
2
1
1






















BAB I PENDAHULUAN
5. Andaikan fluida yang mengalir pada gambar
dibawah adalah minyak SAE 30 pada 20oC. Hitung
tegangan geser (shear stress) minyak jika V = 3
m/s dan h = 2 cm.
Jawab :
Tegangan geser diperoleh dari persamaan :
Dari tabel diperoleh nilai  = 0,29 kg/(m.s), sehingga
6. Dari tabel, kekentalan (viskositas) air pada 20oC
besarnya 0,01008 poise. Hitung :
(a) Kekentalan mutlak dalam satuan Pa.s.
(b) Jika densitas relatif pada 20oC besarnya 0,998,
hitung harga viskositas kinematik dalam satuan
m2/s.
Jawab :
Poise diukur dalam dyne.s/cm2.
Karena 1 dyne = 1 g.cm/s2 = 10-5 N, diperoleh ;
s
Pa
m
s
N
cm
s
N
poise .
10
)
10
(
.
10
.
10
1 1
2
2
2
5
2
5







BAB I PENDAHULUAN
(a).  dalam Pa.s = 0,01008/10 = 1,008 x 10-3 Pa.s
(b). s
m
x
m
kg
x
s
Pa
x
/
10
01
,
1
/
1000
998
,
0
.
10
008
,
1 2
6
3
3








7. Ubahlah kekentalan sebesar 510 Saybolt detik pada
60o F menjadi kekentalan kinematik dalam satuan m2/s.
Jawab :
Rumus-rumus yang digunakan untuk pengubahan ini jika
digunakan Viscosimeter Universal Saybolt :
(a). Untuk t  100,  dalam poise = (0,00226t -1,95/t) x SG
Untuk t > 100,  dalam poise = (0,00220t -1,35/t) x SG
(b). Untuk t  100,  dalam stoke = (0,00226t – 1,95/t)
Untuk t >100,  dalam stoke = (0,00220t – 1,35/t)
Dimana t = satuan Saybolt.detik. Dan untuk mengubah
satuan stoke (cm2/detik) menjadi m2/detik, bagilah dengan
104.
Karena t > 100 maka dengan menggunakan
rumus (b), didapat kekentalan kinematik dalam
satuan m2/detik :
ik
m
x
x
x
det
/
10
19
,
11
10
510
35
,
1
510
00220
,
0
2
3
4













BAB I PENDAHULUAN
Viskositas kinematik () sering dinyatakan dalam stokes, St, dimana 104 St = 1 m2/s. Karena stoke adalah
satuan besar yang tidak praktis, biasanya dibagi 100 yang disebut dengan Centistokes (cSt), dimana :
1 St = 100 cSt
1 cSt = 10-6 m2/s
Satuan Viskositas lain yang umum dipakai adalah Saybolt Universal Seconds (SUS atau SSU). SSU
adalah satuan viskositas kinematik. Saybolt Universal Seconds juga disebut SSU number atau SSF
number (Saybolt Seconds Furol).
Viskositas kinematik SSU dinyatakan sbb :
 = 4,63. / SG
Dimana :
 = viskositas kinematik (SSU)
= viskositas dinamik atau absolut (cP)
SG =specific gravity
Tabel berikut menunjukkan satuan-satuan
viskositas yang umum dan faktor konversinya :
* Untuk centistokes lebih besar dari 50.
BAB I PENDAHULUAN
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Banyak persoalan fluid tidak melibatkan gerakan. Ini
menyangkut distribusi tekanan dalam fluida statik dan
pengaruhnya pada permukaan padatan dan benda-
benda yang mengapung (floating) dan dibawah
permukaan cairan.
Ketika kecepatan fluida nol, disebut sebagai kondisi
hidrostatik (hydrostatic condition), perbedaan tekanan
hanya karena berat fluida.
Variasi Tekanan dengan Kedalaman
Tekanan pada suatu fluida yang tenang tidak berubah
dalam arah horisontal, tetapi tidak berlaku dalam arah
vertikal.
Tekanan dalam suatu fluida meningkat
sebanding dengan kedalaman (lihat gambar),
sebagai hasil dari penambahan berat fluida.
Untuk mendapatkan hubungan variasi tekanan
tehadap kedalaman, anggaplah sebuah
elemen fluida segiempat dengan tinggi z,
panjang x. dan satu satuan kedalaman dalam
keseimbangan.
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Asumsi densitas fluida  konstan, sebuah
keseimbangan gaya dalam arah vertikal
memberikan :
Dimana W = m.g = .g.x.z adalah berat
elemen fluida. Pembagian dengan x
menghasilkan.
Dimana s = .g adalah berat jenis dari fluida.
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara 2
titik dalam suatu fluida dengan densitas konstan
adalah sebanding dengan jarak vertikal z antar
titik dan densitas  dari fluida.
Dengan kata lain, tekanan dalam suatu fluida
naik secara linear dengan kedalaman.
Untuk fluida yang diberikan, jarak vertikal z
kadang-kadang disebut sebagai pressure head .
Untuk jarak yang kecil atau sedang, variasi tekanan
pada gas dapat diabaikan karena rendahnya
densitas dari gas.
Sebagai contoh lihat gambar dibawah ini :
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Jika diambil titik 1 pada
permukaan bebas dari sebuah
cairan yang terbuka ke
atmosfer, dimana tekanan
atmosfer P atm .
Tekanan pada kedalaman h
dari permukaan bebas
menjadi :
Cairan pada dasarnya adalah tak mampu mampat
(incompressible), sehingga variasi / perubahan
densitas terhadap kedalaman dapat diabaikan.
Untuk fluida-fluida yang mempunyai perubahan
densitas terhadap ketinggian, maka jika perubahan
densitas terhadap ketinggian diketahui, perbedaan
tekanan antara titik 1 dan 2 dapat ditentukan dengan
integrasi ;
Tekanan dalam suatu fluida tidak tergantung
pada bentuk atau penampang wadahnya.
Tekanan hanya berubah terhadap jarak
vertikal, tetapi tetap konstan pada arah yang
lain.
Sehingga tekanan adalah sama pada semua
titik dalam arah/bidang horisontal untuk
sebuah fluida yang diberikan.
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Tekanan pada titik-titik A, B, C, D, E, F dan G
adalah sama karena terletak pada kedalaman
yang sama dan mereka dihubungkan dengan
fluida yang sama.
Tekanan di titik I dan H adalah tidak sama,
walaupun terletak pada kedalaman yang
sama, tetapi fluidanya berbeda.
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Hukum Pascal menyatakan bahwa “Tekanan yang
bekerja pada zat cair akan diteruskan ke semua arah
dengan besar yang sama.”.
Pascal juga menyatakan bahwa gaya yang bekerja
pada fluida sebanding terhadap luas permukaan.
P1 = P2 karena kedua piston berada pada level
ketinggian yang sama, dan perbandingan gaya
output dan gaya input ditentukan dengan :
Perbandingan luasan A2/A1 disebut keuntungan
mekanis ideal dari pengangkat hidrolik.
Sebagai contoh ; dengan menggunakan
dongkrak hidrolik dengan perbandingan luasan
piston A2/A1 = 10, orang dapat mengangkat
sebuah mobil 1000 kg dengan hanya
menggunakan gaya 100 kgf (981 N).
Manometer
Perubahan ketinggian z dalam suatu fluida
berhubungan dengan p/.g. , sehingga sebuah
kolom fluida dapat digunakan untuk mengukur
perbedaan tekanan.
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Sebuah alat yang berdasar prinsip ini disebut
manometer, dan biasanya digunakan untuk
mengukur perbedaan tekanan yang kecil dan
sedang.
Sebuah manometer pada dasarnya terdiri dari
sebuah pipa-U dari kaca atau plastik yang berisi satu
atau lebih fluida seperti ; air raksa, air, alkohol atau
minyak.
Sebuah manometer digunakan untuk mengukur
tekanan dalam tangki (lihat gambar).
Karena pengaruh gravitasi terhadap gas
diabaikan, maka tekanan di setiap tempat dalam
tangki dan pada posisi 1 adalah sama.
Tekanan di titik 1 dan 2 adalah sama atau P1 = P2.
Tekanan di titik 2 dapat ditentukan dari :
Dimana  adalah densitas dari fluida dalam pipa.
Contoh :
Sebuah manometer digunakan untuk mengukur
tekanan dalam sebuah tangki. Fluida yang
digunakan mempunyai specific gravity 0,85 dan
ketinggian kolom manometer 55 cm. Jika tekanan
atmosfer lokal 96 kPa, tentukan tekanan absolut
dalam tangki.
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Jawab :
www.themegallery.com
Banyak masalah teknik menggunakan manometer
dengan banyak fluida yang tak bercampur dengan
berbeda-beda densitasnya.
Tekanan di titik 1 dapat ditentukan :
Sebuah manometer cocok untuk mengukur
penurunan tekanan (pressure drop) melalui
bagian aliran mendatar antara 2 titik tertentu
karena kehadiran sebuah peralatan seperti katup,
penukar kalor atau sebuah tahanan aliran.
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Ini dilakukan dengan cara memasang 2 kaki
manometer di 2 titik tersebut.
Fluida kerja dapat berupa gas atau cairan yang
mempunyai densitas 1. Densitas fluida manometer
2 dan perbedaan ketinggian fluida h.
Perbedaan tekanan P1 – P2 dapat ditentukan :
Jika ditinjau dari titik A horisontal terhadap titik B,
persamaan dapat disederhanakan :
Terlihat bahwa jarak a tidak berpengaruh terhadap
hasil, tetapi harus diikutkan dalam analisis.
Jika fluida yang mengalir adalah gas, dimana 1 << 2
sehingga persamaan diatas dapat disederhanakan
menjadi :
Soal-soal :
1. Tentukan tekanan dalam bar pada satu
kedalaman 10 m di dalam minyak yang
densitas relatifnya 0,750
Jawab :
bar
h
g
SG
bar
h
g
p
Tekanan
air
oil
736
,
0
10
10
.
81
,
9
.
1000
.
750
,
0
10
.
.
.
)
(
10
.
.
5
5
5






2. Berapakah kedalaman minyak, densitas relatif
0,750 yang akan menghasilkan suatu tekanan
sebesar 2,75 bar?
Jawab :
g
p
h
oil
oil
.


www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
m
x
x
x
hoil 4
,
37
81
,
9
1000
750
,
0
10
75
,
2 5


3.
Luas piston A dan silinder B masing-masing 0,004
m2 dan 0,4 m2 dan berat B adalah 40 kN. Bejana
dan saluran penghubungnya diisi dengan minyak
yang densitas relatifnya 0,750. Berapakah besar
gaya P yang dibutuhkan untuk mempertahankan
keseimbangan bila berat A diabaikan?
Jawab :
Karena XL dan XR berada pada ketinggian yang
sama di dalam cairan yang sama, maka :
Tekanan di bawah A + tekanan karena 5 m
minyak = berat B/luas B
2
3
4
,
0
10
40
.
.
m
N
x
h
g
pA 
 
pA + (0,750 x 9810).5 = 105 Pa
pA = 63.200 Pa
Gaya P = tekanan seragam x luas A
Gaya P = 63200 Pa x 0,004 m2 = 253 N
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
www.themegallery.com
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
4.
Tentukan tekanan di A dalam bar (gage) akibat
penyimpangan air raksa, densitas relatif 13,57, dalam
manometer tabung U.
Jawab :
B dan C berada pada ketinggian yang sama dalam cairan
yang sama, air raksa, sehingga disamakan tekanan-
tekanan di B dan C dalam Pa (gage).
Tekanan di B = tekanan di C
pA + .g.h (untuk air) = pD + .g.h (air raksa)
pA + 9810 (3,6 – 3,0) = 0 + (13,57 x 9810)
(3,8 – 3,0)
Penyelesaian pA = 114000 Pa = 1,14 bar
5.
Minyak dengan SG 0,750 mengalir melalui
nosel dan mendesak air raksa (SG 13,57)
dalam manometer tabung U. Tentukan nilai h
jika tekanan di A besarnya 13,8 bar
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Jawab :
Tekanan di B = tekanan di C
)
(
10
.
.
)
(min
10
.
.
5
5
raksa
air
h
g
p
yak
h
g
p D
A





13,8 + (0,75 x 9810) (0,825 + h) x 10-5
= 0 + (13,57 x 9810) h x 10-5
Didapat h = 1,14 m
5. Air dalam sebuah tangki diberi tekanan dengan
udara dan tekanan diukur dengan sebuah manometer
multi fluida. Tangki diletakkan pada sebuah ketinggian
1400 m dimana tekanan atmosfer adalah 85,6 kPa.
Tentukan tekanan udara dalam tangki jika h1 =0,1 m, h2
= 0,2 m dan h3 = 0,35 m, Ambil densitas air, minyak dan
air raksa adalah berturut-turut 1000 kg/m3, 850 kg/m3
dan 13600 kg/m3.
Jawab :
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
6. Pressure gage B untuk mengukur tekanan di titik
A dalam aliran air. Jika tekanan di B adalah 87
kPa, hitung tekanan di A (kPa). Asumsikan
seluruh fluida pada 20o C
Jawab :
Dari tabel didapat nilai berat jenis untuk masing-
masing fluida sbb :
BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
Menghitung perubahan tekanan dari A ke B untuk
setiap fluida dan ditambahkan :
Sehingga didapat tekanan di A
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Sebuah masalah yang umum dalam merancang
struktur (misalnya bangunan-bangunan penahan)
yang berinteraksi dengan fluida adalah menghitung
gaya hidrostatik yang diakibatkan oleh fluida pada
sebuah bidang permukaan.
Gaya P yang disebabkan oleh cairan pada suatu
luas bidang A sama dengan hasilkali berat jenis
cairan .g, kedalaman hcg dari pusat berat luasan
tersebut, dan luas bidang tersebut. Persamaannya
adalah :
P = .g.hcg.A
Ingat hasilkali berat jenis .g dan kedalaman pusat
berat luasan (titik berat luasan) memberkan
kekuatan tekanan pada pusat berat lluasan.
p = .g.hcg
Misalkan bidang AB (lihat gambar) menyatakan
sembarang luasan bidang yang didesak oleh fluida,
dan membuat sudut  dengan bdang datar.
Suatu elemen luas dA yang berjarak h di bawah
permukaan cairan. Tekanan di tas elemen luas ini
merata, maka gaya yang bekerja pada dA sama
dengan :
dP = p.dA = .g.h.dA
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Dengan mengintegrasikan (menjumlahkan) semua
gaya yang bekerja pada luasan bidang tersebut, dan
mengingat bahwa h = y sin , maka akan didapat
gaya P yang bekerja pada luasan bidang AB :

 




A
y
g
dA
y
g
P
dA
y
g
dA
h
g
P
cg .
).
sin
.
.
(
.
)
sin
.
.
(
)
sin
.(
.
.
.
.







Karena secara statika  y.dA = ycg.A dan hcg =
ycg.sin , maka gaya P menjadi :
P = .g.hcg.A
Cara menentukan letak gaya P ini seperti dalam
mekanika teknik menggunakan momen.
Sumbu O (lihat gambar) ditentukan dengan titik
potong garis luasan bidang dengan permukaan
fluida. Semua jarak-jarak y diukur dari sumbu O ini
dan jarak ke gaya resultannya disebut ycp , yang
merupakan jarak ke pusat tekanan.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
ycp ditentukan dengan rumus :
cg
cg
cg
cp y
A
y
I
y 

.
Dimana :
Icg = momen inersia luasan di sekitar
sumbu titik beratnya.
A = luasan bidang
ycg = jarak titik berat luasan yang
dihitung dari sumbu O
ycp = jarak pusat tekanan / resultan
gaya yang dihitung dari sumbu O
Posisi pusat tekanan ycp selalu
dibawah posisi titik berat luasan
tersebut atau (ycp – ycg) selalu positif
karena Icg slalu positif.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Contoh soal :
1. Tentukan gaya resultan P akibat air yang bekerja
pada luas segiempat AB 1 m x 2 m seperti pada
gambar dibawah.
Jawab :
P = .g.hcg.A
P = (9810 N/m3) x (1,22 + 1) m x (1 x 2) m2
P = 43.560 N
Gaya resultan ini bekerja di pusat tekanan yang
berada pada jarak ycp dari sumbu O1 :
1
3
37
,
2
22
,
2
)
2
1
(
22
,
2
12
/
)
2
(
1
.
O
dari
m
x
y
y
A
y
I
y
cp
cg
cg
cg
cp





2. Tentukan gaya resultan akibat air yang
bekerja pada luas segitiga CD 1,25 m x 2 m.
Puncak segitiga berada di C.
Jawab :
PCD = 9810.(1 + 2/3 x 0,707 x 2).(1/2 x1,25 x 2)
PCD = 23,8 x 103 N
Gaya ini bekerja pada jarak ycp dari sumbu O2
m
x
x
ycp 821
,
2
707
,
0
94
,
1
)
2
25
,
1
2
/
1
)(
707
,
0
/
94
,
1
(
36
/
)
2
(
25
,
1 3



BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
3. Pintu AB dengan lebar 5 ft diberi engsel pada titik
B, dan titik A bersandar pada dinding halus. Hitung :
(a) Gaya pada pintu karena tekanan air laut
(b) Gaya horisontal P yang didesak oleh dinding di
titik A
(c) Reaksi di engsel B
Jawab :
(a).Dari geometri pintu, maka panjang AB adalah 10
ft, dan titik berat adalah setengahnya atau pada
ketinggian 3 ft diatas titik B. Sehingga kedalaman
hCG = 15 – 3 = 12 ft. Luasan pintu A=(5).(10) = 50 ft2
Gaya hidrostatik pada pintu, F :
(b). Mencari pusat tekanan dari F. Sebuah diagram
benda bebas dari pintu AB :
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Karena pintu persegi empat, maka :
Jarak l dari CG ke CP adalah :
Jarak dari titik B ke gaya F adalah 10 – l – 5 =
4,583 ft. Jumlah momen berlawanan arah jarum
jam terhadap B memberikan :
(c). Dengan F dan P diketahui, reaksi Bx dan Bz
didapatkan dengan penjumlahan gaya-gaya pada
pintu :
4. Pintu AB dibawah lebarnya 1,2 m dan berengsel
di A. Pada G terbaca -0,147 bar dan densitas relatif
minyak di sebelah kanan tangki 0,750. Berapakah
besarnya gaya mendatar yang harus digunakan di B
untuk keseimbangan pintu AB?
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Jawab :
Gaya yang bekerja pada pintu akibat cairan harus
dihitung dan ditentukan letaknya. Untuk sisi sebelah
kanan :
Untuk sisi sebelah kiri perlu mengubah tekanan negatif
akibat udara ke ekivalennya dalam meter cairannya, air
Head tekanan negatif ini ekivalen dengan
mempunyai 1,5 m air kurang di atas ketinggian A.
Adalah mudah dan berguna untuk mempergunakan
suatu permukaan air khayal (PAK) 1,5 m di bawah
permukaan sebenarnya. Jadi gaya hidrostatik akibat
air adalah :
Untuk luasan segiempat yang tenggelam, pusat
tekanannya dihitung dari sumbu O
Atau pusat tekanannya (3,2 – 2,2) = 1 m dari A.
Diagram benda bebas dari pintu AB dibawah
memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Jumlah momen-momen di sekitar A harus sama dengan nol. Dengan menganggap searah jarum jam :
Soal no 5.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Soal no 6.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Soal no 7.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Soal no 8.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Soal no 9.
BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
Soal no 10.
BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
4.1 Prinsip Archimedes
• Volume suatu benda padat tak teratur dapat ditentukan dengan menentukan kehilangan berat nyatanya bila
benda tersebut ditenggelamkan seluruhnya dalam suatu cairan yang densitas relatifnya diketahui.
• Densitas relatif suatu cairan dapat ditentukan dengan menggunakan kedalaman pengambangan
hidrometer.
• Sembarang benda, mengambang atau tenggelam dalam suatu cairan, akan didesak ke atas oleh suatu
gaya apung sebesar berat cairan yang dipindahkan. Titik, dimana gaya ini bekerja disebut pusat
pengapungan. Titik ini terletak di pusat berat cairan dipindahkan.
Contoh soal :
1. Sebuah batu beratnya 400 N di udara dan ketika dicelupkan dalam air beratnya 222 N. Hitung volume
batu dan berat jenisnya.
BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN

More Related Content

What's hot

Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Aswar Amiruddin
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Ibrahim Husain
 
Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)
Wedha Ratu Della
 
Fluida Hukum Bernoulli dan Penerapannya
Fluida Hukum Bernoulli dan PenerapannyaFluida Hukum Bernoulli dan Penerapannya
Fluida Hukum Bernoulli dan Penerapannya
amaliadeww
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Sonitehe Waruwu
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Ppt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhyaPpt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhya
Husain Anker
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagramSyahrir Qoim
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Marfizal Marfizal
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Marfizal Marfizal
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
Dwi Ratna
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
Venturimeter dan tabung pitot
Venturimeter dan tabung pitotVenturimeter dan tabung pitot
Venturimeter dan tabung pitotNur Latifah
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Marfizal Marfizal
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
Wildan Noer Fargiant
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Marfizal Marfizal
 
fluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMAfluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMA
Ajeng Rizki Rahmawati
 

What's hot (20)

Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)
 
Goptik gelombang bunyi
Goptik gelombang bunyiGoptik gelombang bunyi
Goptik gelombang bunyi
 
Fluida Hukum Bernoulli dan Penerapannya
Fluida Hukum Bernoulli dan PenerapannyaFluida Hukum Bernoulli dan Penerapannya
Fluida Hukum Bernoulli dan Penerapannya
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Ppt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhyaPpt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhya
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Venturimeter dan tabung pitot
Venturimeter dan tabung pitotVenturimeter dan tabung pitot
Venturimeter dan tabung pitot
 
[8] momen kopel
[8] momen kopel[8] momen kopel
[8] momen kopel
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
fluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMAfluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMA
 

Similar to fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt

Kuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptxKuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptx
endangpurnamadewi
 
Fluida Statis
Fluida StatisFluida Statis
Fluida Statis
Hedwigis Octavia
 
Bahan Ajar Fluida Statis
Bahan Ajar Fluida StatisBahan Ajar Fluida Statis
Bahan Ajar Fluida Statis
MAFIA '11
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Marfizal Marfizal
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Marfizal Marfizal
 
Bab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakumBab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakum
luthfiyyahadelia
 
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluidaBab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
ADHI SURYA
 
Fluida tidak bergerak
Fluida tidak bergerakFluida tidak bergerak
Fluida tidak bergerak
prawibawazka
 
Fluida Statis.pptx
Fluida Statis.pptxFluida Statis.pptx
Fluida Statis.pptx
WidodoKurniawan4
 
Maklumat reza bernaz ana uul
Maklumat reza bernaz ana uulMaklumat reza bernaz ana uul
Maklumat reza bernaz ana uulMuhammad Rezza
 
Mekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawanMekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawan
TiaSetiawan5
 
Pressure measurement
Pressure measurementPressure measurement
Pressure measurement
Ibnu Hanafi
 
Fisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaFisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : Fluida
Klik Bayoe
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Marfizal Marfizal
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
NovaPriyanaLestari
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
FluidaFluida
Fluida
Elsa Friska
 
Tekanan pada zat cair
Tekanan pada zat cairTekanan pada zat cair
Tekanan pada zat cair
Dian Mellati
 

Similar to fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt (20)

Kuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptxKuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptx
 
Fluida Statis
Fluida StatisFluida Statis
Fluida Statis
 
Bahan Ajar Fluida Statis
Bahan Ajar Fluida StatisBahan Ajar Fluida Statis
Bahan Ajar Fluida Statis
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01Mekanika fluida 1 pertemuan 01
Mekanika fluida 1 pertemuan 01
 
Bab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakumBab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakum
 
Bab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakumBab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakum
 
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluidaBab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
 
Fluida tidak bergerak
Fluida tidak bergerakFluida tidak bergerak
Fluida tidak bergerak
 
Fluida Statis.pptx
Fluida Statis.pptxFluida Statis.pptx
Fluida Statis.pptx
 
Maklumat reza bernaz ana uul
Maklumat reza bernaz ana uulMaklumat reza bernaz ana uul
Maklumat reza bernaz ana uul
 
Mekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawanMekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawan
 
Tekanan
TekananTekanan
Tekanan
 
Pressure measurement
Pressure measurementPressure measurement
Pressure measurement
 
Fisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaFisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : Fluida
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02Mekanika fluida 1 pertemuan 02
Mekanika fluida 1 pertemuan 02
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Tekanan pada zat cair
Tekanan pada zat cairTekanan pada zat cair
Tekanan pada zat cair
 

Recently uploaded

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt

  • 1. LOGO DASAR KONVERSI ENERGI Indri Yaningsih, S.T, M.T
  • 2. www.themegallery.com Telur dapat melayang di dalam zat cair. Menurut hukum Archimedes pada keadaan itu massa jenis telur sama dengan massa jenis zat cair. Zat cair sebagai fluida memiliki gaya tekan ke atas sebesar tekanan dikalikan dengan luas penampang telur
  • 3. www.themegallery.com Menurut Pascal tekanan itu akan ditruskan ke segala arah dengan sama besarnya. Pernahkah kamu melihat alat hidrolik pengangkat mobil di tempat pencucian mobil? Mobil dapat dinaikkan di atas pengisap yang didorong oleh gaya hidrostatik dan gaya ini hasil kali dari tekanan dengan luas penampang pengisap yang dipakai landasan mobil.
  • 4. MEKANIKA FLUIDA 1.1 Mekanika Fluida (Fluid Mechanics) Adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida, baik dalam keadaan bergerak (dinamika fluida) atau diam (statika fluida) dan pengaruh-pengaruh fluida tersebut terhadap batas-batasnya, dimana bisa berupa permukaan-permukaan padatan atau antarmuka dengan fluida yang lain. Aplikasi ilmu mekanika fluida banyak dipakai dalam bidang teknik, misalnya : pompa, turbin, kompresor, pesawat terbang, kapal, bendungan dsb. 1.2 Konsep Fluida Dari sudut pandang mekanika fluida, semua zat hanya terdiri dari 2 keadaan, yaitu fluida dan padatan (solid). Perbedaan pada keduanya adalah sebuah padatan (solid) dapat menahan sebuah tegangan geser (shear stress), sedangkan fluida tidak dapat menahan tegangan geser. Sembarang tegangan geser yang diberikan ke fluida, akan menghasilkan gerakan fluida. Fluida bergerak dan berubah bentuk secara terus- menerus selama tegangan geser diberlakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu fluida itu dikatakan diam pasti dalam keadaan tegangan gesernya nol, sebuah keadaan yang disebut kondisi tegangan hidrostatik (hydrostatic stress condition). Dari definisi fluida diatas, dikenal 2 jenis fluida; yaitu cairan (liquids) dan gas (gases).
  • 5. BAB I PENDAHULUAN Kebanyakan persoalan teknis mekanika fluida berhubungan dengan kasus-kasus cairan yang umum, seperti air, minyak, bensin (gasoline), air raksa, dan alkohol dan gas-gas yang umum, seperti udara, helium, hidrogen, dan uap (steam). 1.3. Dimensi dan Satuan Dalam mekanika fluida ada 4 dimensi utama, yaitu : massa (mass), panjang (length), waktu (time),dan temperatur (temperature). Dimensi tersebut mempunyai satuan dalam sistem satuan Internasional (International System of Units) atau SI dan sistem satuan British Gravitational (BG). Dimana faktor konversi untuk satuan-satuan tersebut adalah : Dimensi yang lain (dimensi sekunder) dapat diturunkan dari dimensi utama tersebut. Dimensi sekunder dalam mekanika fluida sbb:
  • 6. BAB I PENDAHULUAN Dimana faktor konversi untuk satuan-satuan tersebut sbb 1.4. Sifat-Sifat Fluida Tiga sifat utama dari fluida adalah; tekanan (P), densitas () dan temperatur (T). Tekanan adalah sebuah gaya normal yang bekerja pada suatu fluida per satuan luas. Istilah tekanan hanya berhubungan dengan gas atau cairan, tidak untuk benda padat. Untuk benda padat istilah untuk tekanan adalah tegangan normal (normal stress). Karena tekanan adalah gaya per satuan luas, maka satuan tekanan adalah Newton per meter persegi dimana disebut sebagai Pascal (Pa), atau : 1 Pa = 1 N/m2 Karena satuan Pascal terlalu kecil untuk tekanan yang ditemukan dalam praktek, biasanya dipakai satuan kilopascal (1 kPa = 103 Pa) dan megapascal (1 MPa = 106 Pa).
  • 7. BAB I PENDAHULUAN Satuan tekanan lain yang biasa digunakan dalam praktek (terutama di Eropa) adalah bar, standard atmosphere (atm), dan kilogram-force per square centimeter (kgf/cm2), dimana : Dalam sistem British, satuan tekanan adalah pound-force per square inch (lbf/in2, atau psi), dan 1 atm = 14,696 psi. Satuan tekanan kgf/cm2 dan lbf/in2 berturut-turut juga dinotasikan dengan kg/cm2 dan lb/in2. Didapatkan bahwa 1 kgf/cm2 = 14,223 psi. Tekanan aktual pada suatu posisi yang diberikan disebut tekanan absolut (absolute pressure), dan diukur relatif terhadap vakum absolut (absolute vacuum) (tekanan nol absolut). Kebanyakan alat pengukur tekanan dikalibrasi untuk membaca nol di atmosfer. Alat ukur tekanan (pressure gage) menunjukkan perbedaan antara antara tekanan absolut dan tekanan atmosfer lokal. Perbedaan ini disebut tekanan terukur (gage pressure). Tekanan dibawah atmosfer disebut tekanan vakum (vacuum pressure) dan diukur dengan vacuum gage yang menunjukkan perbedaan antara tekanan atmosfer dan tekanan absolut. Tekanan absolut, terukur dan vakum semuanya bernilai positif dan dihubungkan dengan persamaan sebagai berikut :
  • 8. BAB I PENDAHULUAN Pgage = Pabs – Patm Pvac = Patm - Pabs Sebagai contoh pressure gage yang digunakan untuk mengukur tekanan udara dalam ban mobil membaca tekanan terukur (gage pressure). Sehingga jika pembacaannya 32 psi (2,25 kgf/cm2) menunjukkan tekanan 32 psi diatas tekanan atmosfer. Jika tekanan atmosfer di tempat tersebut 14.3 psi, maka tekanan absolut dalam ban adalah = 32 + 14,3 = 46,3 psi Dalam tabel dan persamaan mekanika fluida selalu digunakan tekanan absolut. Sering ditambahkan huruf “a” (untuk tekanan absolut) dan huruf “g” (untuk tekanan terukur) dalam satuan tekanan, mis; psia atau psig
  • 9. BAB I PENDAHULUAN Contoh soal : Sebuah vakum gage dihubungkan ke sebuah ruangan membaca 5,8 psi pada sebuah lokasi dimana tekanan atmosfer adalah 14,5 psi. Tentukan tekanan absolut dalam ruangan tersebut. Jawab : Tekanan absolut dapat dengan mudah ditentukan dari persamaan : Pabs = Patm – Pvac Pabs = 14,5 – 5,8 = 8,7 psi Temperatur adalah sebuah ukuran tingkat energi dalam (internal energy) dari sebuah fluida. Skala temperatur yang dikenal antara skala Celcius (oC), Fahrenheit (oF), Kelvin (K) dan Rankine (R), dimana terdapat hubungan sbb : °R = °F + 459,69 K = °C + 273,16
  • 10. BAB I PENDAHULUAN Perbedaan temperatur, T, interval temperatur pada kedua skala sama, sehingga kenaikan temperatur suatu zat sebesar 10oC sama dengan kenaikan sebesar 10 K. Maka : T (K) = T (°C) T (R) = T (°F) Densitas (massa jenis) sebuah fluida,  , adalah massa fluida persatuan volume atau : Densitas suatu zat secara umum tergantung pada temperatur dan tekanan. Densitas hampir semua gas sebanding dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan temperatur. Densitas cairan cenderung konstan dan perubahan densitas terhadap tekanan biasanya diabaikan, misal densitas air pada 20oC, berubah dari 998 kg/m3 at 1atm menjadi 1003 kg/m3 at 100 atm, sebuah perubahan yang hanya sebesar 0,5 persen. ) / ( 3 m kg V m   Densitas cairan lebih dipengaruhi temperatur dibandingkan tekanan. Pada 1 atm, sebagai contoh densitas air berubah dari 998 kg/m3 pada 20°C menjadi 975 kg/m3 pada 75°C, sebuah perubahan 2,3 persen. Cairan umum yang paling berat adalah air raksa (mercury) dan gas yang paling ringan adalah hidrogen. Perbandingan densitas mereka pada 20°C dan 1 atm adalah mercury 13.580 kg/m3 dan hidrogen 0,0838 kg/m3. Kebalikan dari densitas adalah volume jenis (specific volume), , didefinisikan sebagai volume persatuan massa atau : dimana : m = massa fluida (kg) V = volume fluida (m3) ) / ( 3 kg m m V  
  • 11. BAB I PENDAHULUAN Berat jenis (specific weight) sebuah fluida, , adalah berat fluida persatuan volume. Karena sebuah massa, m, mempunyai berat, W = m.g, maka densitas dan berat jenis dihubungkan dengan gravitasi sebagai berikut : Satuan berat jenis adalah berat persatuan volume, dalam lbf/ft3 atau N/m3. Jika nilai gravitasi bumi standard, g = 32,174 ft/s2 = 9,807 m/s2 maka berat jenis udara dan air pada 20°C and 1 atm berturut-turut adalah : udara= (1,205 kg/m3)(9,807 m/s2)=11,8 N/m3 = 0,0752 lbf/ft3 air = (998 kg/m3)(9,807 m/s2) = 9790 N/m3 = 62,4 lbf/ft3 Specific gravity atau densitas relatif (relative density) didefinisikan sebagai perbandingan densitas suatu zat dengan densitas zat standard pada temperatur tertentu (biasanya air atau udara). g V g m V W . .      Specific gravity dinotasikan dengan SG, sehingga : Spesific gravity suatu zat tidak mempunyai dimensi. 3 3 / 998 / 205 , 1 m kg SG m kg SG cairan air cairan cairan gas udara gas gas          
  • 12. BAB I PENDAHULUAN Kekentalan (Viskositas) Kekentalan (viskositas) suatu fluida adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya terhadap gaya geser. Kekentalan terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antara molekul-molekul fluida. Lihat gambar, 2 plat luas A sejajar terpisah sejarak h, ruang antara plat diisi dengan suatu fluida. Plat atas digerakkan oleh sutu gaya tetap F dan karenanya bergerak dengan kecepatan tetap V. Fluida yang bersentuhan dengan plat atas akan melekat padanya dan begerak dengan kecepatan V, dan fluida yang bersentuhan dengan plat yag diam (fixed plate) akan mempunyai kecepatan nol. Jika jarak h dan kecepatan V tidak terlalu besar, variasi kecepatan (gradien) akan merupakan suatu garis lurus. Ketika fluida digeser, akan mulai bergerak pada laju regangan (strain rate) yang berbanding terbalik dengan koefisien kekentalan mutlak (dinamik), . Tegangan geser (shear stress), yang ditimbulkan oleh gaya F sebesar :  = F/A.
  • 13. BAB I PENDAHULUAN Didapatkan hubungan bahwa : Jika jarak antar plat y, maka persamaan menjadi : dy dV atau dy dV       dh dV atau dh dV       dimana :  = tegangan geser (Pa) = viskositas dinamik (mutlak) (Pa.s) dV/dy = gradien kecepatan (m/s)/m = 1/s Fluida yang mengikuti hubungan persamaan diatas disebut fluida Newtonian. Sedangkan fluida yang tidak mengikuti persamaan diatas disebut fluida non- Newtonian. Kekentalan yang lain adalah kekentalan (viskositas) kinematik, didfinisikan sebagai : Dimana  = viskositas kinematik (m2/s)      densitas dinamik viskositas kinematis Viskositas
  • 14. BAB I PENDAHULUAN Satuan viskositas kadang-kadang dalam satuan Poise dan Stoke atau Saybolt.detik. Viskositas cairan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan tak terlalu signifikan berubah dengan perubahan tekanan. Tegangan permukaan Tegangan permukaan suatu cairan adalah kerja yang harus dilakukan untuk membawa cukup banyak molekul dari sebelah dalam cairan tersebut ke permukaan untuk membentuk satu satuan luas yang baru dari permukaan itu (Nm/m2).
  • 15. Peristiwa adanya tegangan permukaan bisa pula ditunjukkan pada percobaan sebagai berikut jika cincin kawat yang diberi benang seperti pada Gambar a dicelupkan kedalam larutan air sabun, kemudian dikeluarkan akan terjadi selaput sabun dan benang dapat bergerak bebas. Jika selaput sabun yang ada diantara benang dipecahkan, maka benang akan terentang membentuk suatu lingkaran. Jelas bahwa pada benang sekarang bekerja gaya-gaya keluar pada arah radial (Gambar b), gaya per dimensi panjang inilah yang dikenal dengan tegangan permukaan.
  • 16. BAB I PENDAHULUAN Kapilaritas Naik atau turunnya cairan dalam suatu tabung kapiler disebabkan tegangan permukaan dan tergantung pada besarnya kohesi relatif cairan dan adhesi cairan ke dinding wadah tempatnya. Cairan naik dalam tabung yang dibasahi (adhesi > kohesi) dan turun dalam tabung yang tak dibasahinya (kohesi > adhesi). Kapilaritas menjadi penting jika menggunakan tabung-tabung berdiameter < 10 mm. Persamaan Keadaan untuk Gas Semua gas pada temperatur tinggi dan tekanan rendah (relatif terhadap temperatur dan tekanan kritisnya) berlaku hukum gas ideal : p = .R.T Dimana : P = tekanan mutlak (Pa)  = massa jenis (kg/m3) R = konstanta gas (J/kg.K) T = temperatur mutlak (K) Persamaan diatas bisa berubah menjadi : p.V = M.R.T Dimana : M = massa (kg) V = volume (m3) Untuk massa yang sama yang mengalami 2 keadaan berbeda berlaku : T R V M p . .  R T p T p dan R M T V p T V p     2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 . . . . .  
  • 17. • Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang sejenis. Pada saat air bersentuhan dengan benda lain maka molekul-molekul bagian luarnya tarik-menarik dengan molekul-molekul luar benda lain tersebut. • Gaya tarik-menarik antara partikel zat yang tidak sejenis disebut gaya adhesi. Gaya adhesi antara molekul air dengan molekul kaca berbeda dibandingkan gaya adhesi antara molekul air dengan molekul daun talas. Demikian pula gaya kohesi antar molekul air lebih kecil daripada gaya adhesi antara molekul air dengan molekul kaca.
  • 18. BAB I PENDAHULUAN Untuk kondisi-kondisi isothermal (temperatur tetap), berlaku : Untuk kondisi-kondisi adiabatik reversibel atau isentropik, berlaku : Juga : Dimana : k = perbandingan panas jenis pada tekanan tetap (Cp) dengan panas jenis pada volume tetap (Cv). tan . . 2 1 2 1 2 2 1 1 kons p p dan V p V p      tan . . 2 1 2 1 2 2 1 1 kons p p dan V p V p k k k                k k p p T T 1 1 2 1 2           k = cp/cv k dikenal juga sebagai pangkat isentropik. Hubungan untuk cp dan cv : R = cp – cv Persamaan Keadaan untuk Cairan Cairan mendekati tak mampu mampat (incompressible), sehingga hanya mempunyai satu nilai panas jenis yang konstan. Persamaan keadaan yang diidealkan untuk cairan   konstan, cp  cv 1 . 1     k R k c k R c p v
  • 19. BAB I PENDAHULUAN Soal-soal : 1. Hitunglah densitas  dan volume jenis  metana pada tekanan mutlak 8,3 bar dan 40o C, jika diketahui R = 518 J/kg.K Jawab : 2. Jika 5,6 m3 minyak beratnya 46.800 N, hitunglah densitas dan densitas relatifnya. Jawab: kg m jenis Volume m kg K x K kg J m N x T R p Densitas / 196 , 0 1 , 5 1 1 / 1 , 5 ) 40 273 ( . / 518 / 10 3 , 8 . 3 3 2 5             3 3 / 8360 6 , 5 46800 . . . m N m N g g V g m volume persatuan Berat       852 , 0 / 1000 / 852 / 852 / 81 , 9 / 83600 . 3 3 min 3 2 3         m kg m kg SG SG relatif Densitas m kg s m m N g g Densitas m air yak m      3. Pada 32oC dan 2 bar mutlak, volume jenis suatu gas tertentu 0,74 m3/kg. Tentukan konstanta gasnya (R) dan densitasnya. Jawab : T R p Karena .  
  • 20. BAB I PENDAHULUAN Maka : 4. Sebuah silinder berisi 0,35 m3 udara pada 50oC dan 2,76 bar mutlak. Udara tersebut ditekan menjadi 0,071 m3 (kudara = 1,4). (a). Anggap kondisi isotermal, berapakah tekanan pada volume yang baru? (b). Anggap kondisi isentropik, berapa tekanan dan temperatur akhirnya? Jawab : (a) Kondisi isotermal : p1.V1 = p2 .V2 (2,76 x 105) Pa. 0,35 m3 = (p2 x 105) Pa . 0,07 m3 3 3 3 5 / 35 , 1 / 74 , 0 1 1 . / 2 , 485 ) 273 32 ( / 74 , 0 . ) 10 2 ( . . m kg kg m Densitas K kg J K kg m Pa x T p T p R              Maka p2 = 13,6 bar (b) Kondisi isentropik K T T p p T T Temperatur bar p Pa x p Pa x V p V p k k k k 612 76 , 2 8 , 25 ) 273 50 ( 8 , 25 ) 07 , 0 ( . ) 10 ( ) 35 , 0 ( . ) 10 76 , 2 ( . . 2 4 , 1 4 , 0 2 ) 1 ( 1 2 1 2 2 4 , 1 5 2 4 , 1 5 2 2 1 1                      
  • 21. BAB I PENDAHULUAN 5. Andaikan fluida yang mengalir pada gambar dibawah adalah minyak SAE 30 pada 20oC. Hitung tegangan geser (shear stress) minyak jika V = 3 m/s dan h = 2 cm. Jawab : Tegangan geser diperoleh dari persamaan : Dari tabel diperoleh nilai  = 0,29 kg/(m.s), sehingga 6. Dari tabel, kekentalan (viskositas) air pada 20oC besarnya 0,01008 poise. Hitung : (a) Kekentalan mutlak dalam satuan Pa.s. (b) Jika densitas relatif pada 20oC besarnya 0,998, hitung harga viskositas kinematik dalam satuan m2/s. Jawab : Poise diukur dalam dyne.s/cm2. Karena 1 dyne = 1 g.cm/s2 = 10-5 N, diperoleh ; s Pa m s N cm s N poise . 10 ) 10 ( . 10 . 10 1 1 2 2 2 5 2 5       
  • 22. BAB I PENDAHULUAN (a).  dalam Pa.s = 0,01008/10 = 1,008 x 10-3 Pa.s (b). s m x m kg x s Pa x / 10 01 , 1 / 1000 998 , 0 . 10 008 , 1 2 6 3 3         7. Ubahlah kekentalan sebesar 510 Saybolt detik pada 60o F menjadi kekentalan kinematik dalam satuan m2/s. Jawab : Rumus-rumus yang digunakan untuk pengubahan ini jika digunakan Viscosimeter Universal Saybolt : (a). Untuk t  100,  dalam poise = (0,00226t -1,95/t) x SG Untuk t > 100,  dalam poise = (0,00220t -1,35/t) x SG (b). Untuk t  100,  dalam stoke = (0,00226t – 1,95/t) Untuk t >100,  dalam stoke = (0,00220t – 1,35/t) Dimana t = satuan Saybolt.detik. Dan untuk mengubah satuan stoke (cm2/detik) menjadi m2/detik, bagilah dengan 104. Karena t > 100 maka dengan menggunakan rumus (b), didapat kekentalan kinematik dalam satuan m2/detik : ik m x x x det / 10 19 , 11 10 510 35 , 1 510 00220 , 0 2 3 4             
  • 23. BAB I PENDAHULUAN Viskositas kinematik () sering dinyatakan dalam stokes, St, dimana 104 St = 1 m2/s. Karena stoke adalah satuan besar yang tidak praktis, biasanya dibagi 100 yang disebut dengan Centistokes (cSt), dimana : 1 St = 100 cSt 1 cSt = 10-6 m2/s Satuan Viskositas lain yang umum dipakai adalah Saybolt Universal Seconds (SUS atau SSU). SSU adalah satuan viskositas kinematik. Saybolt Universal Seconds juga disebut SSU number atau SSF number (Saybolt Seconds Furol). Viskositas kinematik SSU dinyatakan sbb :  = 4,63. / SG Dimana :  = viskositas kinematik (SSU) = viskositas dinamik atau absolut (cP) SG =specific gravity Tabel berikut menunjukkan satuan-satuan viskositas yang umum dan faktor konversinya : * Untuk centistokes lebih besar dari 50.
  • 25. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Banyak persoalan fluid tidak melibatkan gerakan. Ini menyangkut distribusi tekanan dalam fluida statik dan pengaruhnya pada permukaan padatan dan benda- benda yang mengapung (floating) dan dibawah permukaan cairan. Ketika kecepatan fluida nol, disebut sebagai kondisi hidrostatik (hydrostatic condition), perbedaan tekanan hanya karena berat fluida. Variasi Tekanan dengan Kedalaman Tekanan pada suatu fluida yang tenang tidak berubah dalam arah horisontal, tetapi tidak berlaku dalam arah vertikal. Tekanan dalam suatu fluida meningkat sebanding dengan kedalaman (lihat gambar), sebagai hasil dari penambahan berat fluida. Untuk mendapatkan hubungan variasi tekanan tehadap kedalaman, anggaplah sebuah elemen fluida segiempat dengan tinggi z, panjang x. dan satu satuan kedalaman dalam keseimbangan.
  • 26. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Asumsi densitas fluida  konstan, sebuah keseimbangan gaya dalam arah vertikal memberikan : Dimana W = m.g = .g.x.z adalah berat elemen fluida. Pembagian dengan x menghasilkan. Dimana s = .g adalah berat jenis dari fluida. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara 2 titik dalam suatu fluida dengan densitas konstan adalah sebanding dengan jarak vertikal z antar titik dan densitas  dari fluida. Dengan kata lain, tekanan dalam suatu fluida naik secara linear dengan kedalaman. Untuk fluida yang diberikan, jarak vertikal z kadang-kadang disebut sebagai pressure head . Untuk jarak yang kecil atau sedang, variasi tekanan pada gas dapat diabaikan karena rendahnya densitas dari gas. Sebagai contoh lihat gambar dibawah ini :
  • 27. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Jika diambil titik 1 pada permukaan bebas dari sebuah cairan yang terbuka ke atmosfer, dimana tekanan atmosfer P atm . Tekanan pada kedalaman h dari permukaan bebas menjadi : Cairan pada dasarnya adalah tak mampu mampat (incompressible), sehingga variasi / perubahan densitas terhadap kedalaman dapat diabaikan. Untuk fluida-fluida yang mempunyai perubahan densitas terhadap ketinggian, maka jika perubahan densitas terhadap ketinggian diketahui, perbedaan tekanan antara titik 1 dan 2 dapat ditentukan dengan integrasi ; Tekanan dalam suatu fluida tidak tergantung pada bentuk atau penampang wadahnya. Tekanan hanya berubah terhadap jarak vertikal, tetapi tetap konstan pada arah yang lain. Sehingga tekanan adalah sama pada semua titik dalam arah/bidang horisontal untuk sebuah fluida yang diberikan.
  • 28. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Tekanan pada titik-titik A, B, C, D, E, F dan G adalah sama karena terletak pada kedalaman yang sama dan mereka dihubungkan dengan fluida yang sama. Tekanan di titik I dan H adalah tidak sama, walaupun terletak pada kedalaman yang sama, tetapi fluidanya berbeda.
  • 29. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Hukum Pascal menyatakan bahwa “Tekanan yang bekerja pada zat cair akan diteruskan ke semua arah dengan besar yang sama.”. Pascal juga menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada fluida sebanding terhadap luas permukaan. P1 = P2 karena kedua piston berada pada level ketinggian yang sama, dan perbandingan gaya output dan gaya input ditentukan dengan : Perbandingan luasan A2/A1 disebut keuntungan mekanis ideal dari pengangkat hidrolik. Sebagai contoh ; dengan menggunakan dongkrak hidrolik dengan perbandingan luasan piston A2/A1 = 10, orang dapat mengangkat sebuah mobil 1000 kg dengan hanya menggunakan gaya 100 kgf (981 N). Manometer Perubahan ketinggian z dalam suatu fluida berhubungan dengan p/.g. , sehingga sebuah kolom fluida dapat digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan.
  • 30. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Sebuah alat yang berdasar prinsip ini disebut manometer, dan biasanya digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan yang kecil dan sedang. Sebuah manometer pada dasarnya terdiri dari sebuah pipa-U dari kaca atau plastik yang berisi satu atau lebih fluida seperti ; air raksa, air, alkohol atau minyak. Sebuah manometer digunakan untuk mengukur tekanan dalam tangki (lihat gambar). Karena pengaruh gravitasi terhadap gas diabaikan, maka tekanan di setiap tempat dalam tangki dan pada posisi 1 adalah sama. Tekanan di titik 1 dan 2 adalah sama atau P1 = P2. Tekanan di titik 2 dapat ditentukan dari : Dimana  adalah densitas dari fluida dalam pipa. Contoh : Sebuah manometer digunakan untuk mengukur tekanan dalam sebuah tangki. Fluida yang digunakan mempunyai specific gravity 0,85 dan ketinggian kolom manometer 55 cm. Jika tekanan atmosfer lokal 96 kPa, tentukan tekanan absolut dalam tangki.
  • 31. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Jawab :
  • 32. www.themegallery.com Banyak masalah teknik menggunakan manometer dengan banyak fluida yang tak bercampur dengan berbeda-beda densitasnya. Tekanan di titik 1 dapat ditentukan : Sebuah manometer cocok untuk mengukur penurunan tekanan (pressure drop) melalui bagian aliran mendatar antara 2 titik tertentu karena kehadiran sebuah peralatan seperti katup, penukar kalor atau sebuah tahanan aliran. BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA
  • 33. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Ini dilakukan dengan cara memasang 2 kaki manometer di 2 titik tersebut. Fluida kerja dapat berupa gas atau cairan yang mempunyai densitas 1. Densitas fluida manometer 2 dan perbedaan ketinggian fluida h. Perbedaan tekanan P1 – P2 dapat ditentukan : Jika ditinjau dari titik A horisontal terhadap titik B, persamaan dapat disederhanakan : Terlihat bahwa jarak a tidak berpengaruh terhadap hasil, tetapi harus diikutkan dalam analisis. Jika fluida yang mengalir adalah gas, dimana 1 << 2 sehingga persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi : Soal-soal : 1. Tentukan tekanan dalam bar pada satu kedalaman 10 m di dalam minyak yang densitas relatifnya 0,750 Jawab : bar h g SG bar h g p Tekanan air oil 736 , 0 10 10 . 81 , 9 . 1000 . 750 , 0 10 . . . ) ( 10 . . 5 5 5       2. Berapakah kedalaman minyak, densitas relatif 0,750 yang akan menghasilkan suatu tekanan sebesar 2,75 bar? Jawab : g p h oil oil .  
  • 34. www.themegallery.com BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA m x x x hoil 4 , 37 81 , 9 1000 750 , 0 10 75 , 2 5   3. Luas piston A dan silinder B masing-masing 0,004 m2 dan 0,4 m2 dan berat B adalah 40 kN. Bejana dan saluran penghubungnya diisi dengan minyak yang densitas relatifnya 0,750. Berapakah besar gaya P yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan bila berat A diabaikan? Jawab : Karena XL dan XR berada pada ketinggian yang sama di dalam cairan yang sama, maka : Tekanan di bawah A + tekanan karena 5 m minyak = berat B/luas B 2 3 4 , 0 10 40 . . m N x h g pA    pA + (0,750 x 9810).5 = 105 Pa pA = 63.200 Pa Gaya P = tekanan seragam x luas A Gaya P = 63200 Pa x 0,004 m2 = 253 N
  • 37. BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA 4. Tentukan tekanan di A dalam bar (gage) akibat penyimpangan air raksa, densitas relatif 13,57, dalam manometer tabung U. Jawab : B dan C berada pada ketinggian yang sama dalam cairan yang sama, air raksa, sehingga disamakan tekanan- tekanan di B dan C dalam Pa (gage). Tekanan di B = tekanan di C pA + .g.h (untuk air) = pD + .g.h (air raksa) pA + 9810 (3,6 – 3,0) = 0 + (13,57 x 9810) (3,8 – 3,0) Penyelesaian pA = 114000 Pa = 1,14 bar 5. Minyak dengan SG 0,750 mengalir melalui nosel dan mendesak air raksa (SG 13,57) dalam manometer tabung U. Tentukan nilai h jika tekanan di A besarnya 13,8 bar
  • 38. BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Jawab : Tekanan di B = tekanan di C ) ( 10 . . ) (min 10 . . 5 5 raksa air h g p yak h g p D A      13,8 + (0,75 x 9810) (0,825 + h) x 10-5 = 0 + (13,57 x 9810) h x 10-5 Didapat h = 1,14 m 5. Air dalam sebuah tangki diberi tekanan dengan udara dan tekanan diukur dengan sebuah manometer multi fluida. Tangki diletakkan pada sebuah ketinggian 1400 m dimana tekanan atmosfer adalah 85,6 kPa. Tentukan tekanan udara dalam tangki jika h1 =0,1 m, h2 = 0,2 m dan h3 = 0,35 m, Ambil densitas air, minyak dan air raksa adalah berturut-turut 1000 kg/m3, 850 kg/m3 dan 13600 kg/m3. Jawab :
  • 39. BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA 6. Pressure gage B untuk mengukur tekanan di titik A dalam aliran air. Jika tekanan di B adalah 87 kPa, hitung tekanan di A (kPa). Asumsikan seluruh fluida pada 20o C Jawab : Dari tabel didapat nilai berat jenis untuk masing- masing fluida sbb :
  • 40. BAB II DISTRIBUSI TEKANAN DALAM FLUIDA Menghitung perubahan tekanan dari A ke B untuk setiap fluida dan ditambahkan : Sehingga didapat tekanan di A
  • 41. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Sebuah masalah yang umum dalam merancang struktur (misalnya bangunan-bangunan penahan) yang berinteraksi dengan fluida adalah menghitung gaya hidrostatik yang diakibatkan oleh fluida pada sebuah bidang permukaan. Gaya P yang disebabkan oleh cairan pada suatu luas bidang A sama dengan hasilkali berat jenis cairan .g, kedalaman hcg dari pusat berat luasan tersebut, dan luas bidang tersebut. Persamaannya adalah : P = .g.hcg.A Ingat hasilkali berat jenis .g dan kedalaman pusat berat luasan (titik berat luasan) memberkan kekuatan tekanan pada pusat berat lluasan. p = .g.hcg Misalkan bidang AB (lihat gambar) menyatakan sembarang luasan bidang yang didesak oleh fluida, dan membuat sudut  dengan bdang datar. Suatu elemen luas dA yang berjarak h di bawah permukaan cairan. Tekanan di tas elemen luas ini merata, maka gaya yang bekerja pada dA sama dengan : dP = p.dA = .g.h.dA
  • 42. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Dengan mengintegrasikan (menjumlahkan) semua gaya yang bekerja pada luasan bidang tersebut, dan mengingat bahwa h = y sin , maka akan didapat gaya P yang bekerja pada luasan bidang AB :        A y g dA y g P dA y g dA h g P cg . ). sin . . ( . ) sin . . ( ) sin .( . . . .        Karena secara statika  y.dA = ycg.A dan hcg = ycg.sin , maka gaya P menjadi : P = .g.hcg.A Cara menentukan letak gaya P ini seperti dalam mekanika teknik menggunakan momen. Sumbu O (lihat gambar) ditentukan dengan titik potong garis luasan bidang dengan permukaan fluida. Semua jarak-jarak y diukur dari sumbu O ini dan jarak ke gaya resultannya disebut ycp , yang merupakan jarak ke pusat tekanan.
  • 43. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN ycp ditentukan dengan rumus : cg cg cg cp y A y I y   . Dimana : Icg = momen inersia luasan di sekitar sumbu titik beratnya. A = luasan bidang ycg = jarak titik berat luasan yang dihitung dari sumbu O ycp = jarak pusat tekanan / resultan gaya yang dihitung dari sumbu O Posisi pusat tekanan ycp selalu dibawah posisi titik berat luasan tersebut atau (ycp – ycg) selalu positif karena Icg slalu positif.
  • 44. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Contoh soal : 1. Tentukan gaya resultan P akibat air yang bekerja pada luas segiempat AB 1 m x 2 m seperti pada gambar dibawah. Jawab : P = .g.hcg.A P = (9810 N/m3) x (1,22 + 1) m x (1 x 2) m2 P = 43.560 N Gaya resultan ini bekerja di pusat tekanan yang berada pada jarak ycp dari sumbu O1 : 1 3 37 , 2 22 , 2 ) 2 1 ( 22 , 2 12 / ) 2 ( 1 . O dari m x y y A y I y cp cg cg cg cp      2. Tentukan gaya resultan akibat air yang bekerja pada luas segitiga CD 1,25 m x 2 m. Puncak segitiga berada di C. Jawab : PCD = 9810.(1 + 2/3 x 0,707 x 2).(1/2 x1,25 x 2) PCD = 23,8 x 103 N Gaya ini bekerja pada jarak ycp dari sumbu O2 m x x ycp 821 , 2 707 , 0 94 , 1 ) 2 25 , 1 2 / 1 )( 707 , 0 / 94 , 1 ( 36 / ) 2 ( 25 , 1 3   
  • 45. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN 3. Pintu AB dengan lebar 5 ft diberi engsel pada titik B, dan titik A bersandar pada dinding halus. Hitung : (a) Gaya pada pintu karena tekanan air laut (b) Gaya horisontal P yang didesak oleh dinding di titik A (c) Reaksi di engsel B Jawab : (a).Dari geometri pintu, maka panjang AB adalah 10 ft, dan titik berat adalah setengahnya atau pada ketinggian 3 ft diatas titik B. Sehingga kedalaman hCG = 15 – 3 = 12 ft. Luasan pintu A=(5).(10) = 50 ft2 Gaya hidrostatik pada pintu, F : (b). Mencari pusat tekanan dari F. Sebuah diagram benda bebas dari pintu AB :
  • 46. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Karena pintu persegi empat, maka : Jarak l dari CG ke CP adalah : Jarak dari titik B ke gaya F adalah 10 – l – 5 = 4,583 ft. Jumlah momen berlawanan arah jarum jam terhadap B memberikan : (c). Dengan F dan P diketahui, reaksi Bx dan Bz didapatkan dengan penjumlahan gaya-gaya pada pintu : 4. Pintu AB dibawah lebarnya 1,2 m dan berengsel di A. Pada G terbaca -0,147 bar dan densitas relatif minyak di sebelah kanan tangki 0,750. Berapakah besarnya gaya mendatar yang harus digunakan di B untuk keseimbangan pintu AB?
  • 47. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Jawab : Gaya yang bekerja pada pintu akibat cairan harus dihitung dan ditentukan letaknya. Untuk sisi sebelah kanan : Untuk sisi sebelah kiri perlu mengubah tekanan negatif akibat udara ke ekivalennya dalam meter cairannya, air Head tekanan negatif ini ekivalen dengan mempunyai 1,5 m air kurang di atas ketinggian A. Adalah mudah dan berguna untuk mempergunakan suatu permukaan air khayal (PAK) 1,5 m di bawah permukaan sebenarnya. Jadi gaya hidrostatik akibat air adalah : Untuk luasan segiempat yang tenggelam, pusat tekanannya dihitung dari sumbu O Atau pusat tekanannya (3,2 – 2,2) = 1 m dari A. Diagram benda bebas dari pintu AB dibawah memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja.
  • 48. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Jumlah momen-momen di sekitar A harus sama dengan nol. Dengan menganggap searah jarum jam : Soal no 5.
  • 49. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Soal no 6.
  • 50. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Soal no 7.
  • 51. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Soal no 8.
  • 52. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN
  • 53. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Soal no 9.
  • 54. BAB III GAYA HIDROSTATIK PADA PERMUKAAN Soal no 10.
  • 55. BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN 4.1 Prinsip Archimedes • Volume suatu benda padat tak teratur dapat ditentukan dengan menentukan kehilangan berat nyatanya bila benda tersebut ditenggelamkan seluruhnya dalam suatu cairan yang densitas relatifnya diketahui. • Densitas relatif suatu cairan dapat ditentukan dengan menggunakan kedalaman pengambangan hidrometer. • Sembarang benda, mengambang atau tenggelam dalam suatu cairan, akan didesak ke atas oleh suatu gaya apung sebesar berat cairan yang dipindahkan. Titik, dimana gaya ini bekerja disebut pusat pengapungan. Titik ini terletak di pusat berat cairan dipindahkan. Contoh soal : 1. Sebuah batu beratnya 400 N di udara dan ketika dicelupkan dalam air beratnya 222 N. Hitung volume batu dan berat jenisnya.
  • 56. BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
  • 57. BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
  • 58. BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
  • 59. BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
  • 60. BAB IV. PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN