Critical Path Method (CPM) merupakan metode perancangan alur proyek
dengan menggunakan perkiraan waktu tetap untuk setiap kegiatannya. Dengan
demikian biaya proyek akan dapat dikendalikan secara efisien.
Metode ini banyak digunakan oleh kalangan industri manufakture dan jasa
konstruksi.
CPM membutuhkan syarat untuk penerapannya, yaitu durasi pekerjaan harus
dapat diketahui dan tidak berfluktuasi (berubah-ubah).
Analisa perancangan sistem 4
Pekerjaan yang besar agar dapar diselesaikan tepat pada waktunya memerlukan koordinasi & prosedur kerja yang baik sebagi berikut :
-Kapan proyek tersebut selesai
-Bagaimana urut-urutan pekerjaan untuk tiap-tiap bagian kapan mulainya & kapan selesainya
-Pekerjaan-pekerjaan mana sajakah yang membutuhkan waktu lama untuk selesainya proyek tersebut biasanya jalur ini disebut jalur kritis
-Pekerjaan-pekerjaan mana sajakah uang dapat ditunda dan berapa lamakah waktu maksimum penundaaan yang diijinkan
-Pekerjaan-pekerjaan manakah yang harus mendapat perhatian khusus
Critical Path Method (CPM) merupakan metode perancangan alur proyek
dengan menggunakan perkiraan waktu tetap untuk setiap kegiatannya. Dengan
demikian biaya proyek akan dapat dikendalikan secara efisien.
Metode ini banyak digunakan oleh kalangan industri manufakture dan jasa
konstruksi.
CPM membutuhkan syarat untuk penerapannya, yaitu durasi pekerjaan harus
dapat diketahui dan tidak berfluktuasi (berubah-ubah).
Analisa perancangan sistem 4
Pekerjaan yang besar agar dapar diselesaikan tepat pada waktunya memerlukan koordinasi & prosedur kerja yang baik sebagi berikut :
-Kapan proyek tersebut selesai
-Bagaimana urut-urutan pekerjaan untuk tiap-tiap bagian kapan mulainya & kapan selesainya
-Pekerjaan-pekerjaan mana sajakah yang membutuhkan waktu lama untuk selesainya proyek tersebut biasanya jalur ini disebut jalur kritis
-Pekerjaan-pekerjaan mana sajakah uang dapat ditunda dan berapa lamakah waktu maksimum penundaaan yang diijinkan
-Pekerjaan-pekerjaan manakah yang harus mendapat perhatian khusus
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. MANAJEMEN PROYEK
P7 - 27 Oktober 2020
Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf. SE., MS., MM., M.Ak
Email : assagaf29@yahoo.com
HP: 081343409
URL: https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=EFBaeOsAAAAJ
2. Informasi pendukung
• Materi tiap pertemuan, download dari: slideshare
• Reference, download melalui : gen.lib.rus.ec
• Jounral atau hasil penelitian, download dari: Google scholar.com
3.
4. References
Main Readings
1. Dennis Lock. 2007. Project Management. Ninth Edition. Gower Publishing Company, USA.
2. R.C. Mishra & Tarun Soota. 2005. Modern Project Management. New Age International (P) Limited,
Publisher.
3. John C. Goodpasture, PMP. 2004. Quantitative Methods In Project Management. J. Ross Publishing,
Inc., USA.
Supporting Readings
4. Harvey Maylor.2003. Project Management. Third Edition. Pearson Education, Ltd Gary R.
5. Heerkens, PMP. 2002. Project Management. MvGrow-Hill, USA.
6. Sidney M. Levi. 2005. Project Management in Construction. Fifth Edition. McGrow-Hill.
6. RPS Manajemen Proyek
1. Introduction to project management, factors for project success or
failure, defining the project task
2. Estimating the project cost
3. First steps in planning the timescale
4. Financial appraisal and the business plan (2x)
5. Uncertainty and Risk
6. Project organization
7. Work breakdown structure
8. Detailed Planning
9. Scheduling (2x)
10.Managing project strat-up and commercial
11.Managing procurement, progress, changes, and project costs
12.Earned-value analysis and reporting
8. PROJECT AUTHORIZATION
• Ch.8 Project Authorization
• Ch.9 Project organizational Structures
• Ch.10 Organizational of Business Change and IT Project s
9. Alasan utama untuk memiliki prosedur otorisasi proyek formal
Mengontrol penggunaan belanja modal
Untuk kepentingan pemegang saham dan lainnya pemangku kepentingan
Mengumumkan bahwa persetujuan telah diberikan untuk memulai proyek
Mengkomunikasikan rincian sifat dan ruang lingkup proyek di seluruh organisasi;
Mengumumkan nama dan nomor proyek seperti yang akan muncul di semua akun dan
laporan
Mengumumkan pencapaian proyek dan target keuangan utama
Mengumumkan nama manajer proyek dan menegaskan kewenangannya untuk mengelola
proyek
Menentukan batasan atau batasan pengeluaran, dalam kasus otorisasi sementara.
20. Balanced matrix
Matriks seimbang 'Matriks seimbang' (atau matriks hamparan) sangat mirip dengan matriks lemah dan
terkadang dijelaskan Dengan demikian.
Dalam matriks yang seimbang, terdapat keseimbangan kekuasaan dan otoritas antara proyek manajer
dan manajer departemen fungsional.
Manajer proyek dan fungsional diharapkan untuk berkolaborasi secara konstruktif dan mengalokasikan
personel dan sumber daya lainnya untuk tugas-tugas sesuai dengan aslinya prioritas untuk memastikan
hasil yang sukses dari semua proyek. Ini mungkin bentuk yang paling umum dari matriks.
Ia elegan dalam teori dan memiliki banyak keunggulan dibandingkan bentuk organisasi lainnya. Bukan
itu namun, seperti yang diklaim beberapa orang, solusi universal untuk semua proyek.
Semua bentuk organisasi memiliki keuntungan dan kerugian mereka (dibahas nanti dalam bab ini)
Seperti matriks lemah, matriks berimbang juga dapat menimbulkan konflik antara manajer proyek dan
manajer departemen.
Mungkin juga ada kesulitan motivasi bagi orang yang bekerja di dalamnya kelompok fungsional, yang
menemukan diri mereka dengan garis pelaporan ganda yang melanggar prinsip persatuan perintah.
Misalkan Anda adalah seorang insinyur listrik, dan Anda diberitahu oleh atasan Anda, sang kepala suku
insinyur listrik, untuk melakukan satu hal tetapi manajer proyek ingin Anda melakukan sesuatu yang
berbeda. Bos mana yang harus Anda patuhi?
21.
22.
23.
24.
25. Penjadwalan dan pengawasan proyek dengan PERT dan CPM
• Proyek
• Manajemen proyek membutuhkan sistem perencanaan, penjadwalan (scheduling) dan
pengawasan yang berbeda dengan manajemen kegiatan produksi barang/jasa
• PERT (program evaluation and review technique) sebagai metode analistik untuk
membantu dalam scheduling dan pengawasan kompleks yang memerlukan kegiatan
tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu, disamping adanya
ketergantungan antara kegiatan satu dengan lainnya.
• CPM (critikal path method) atau jalur kritis, yaitu jalur terpanjang pada network,
dan waktu penyelesaian minimum yang diharapkan proyek tsb selesai
• Proyek dapat dipercepat penyelsaiannya bila kegiatan pada jalur kritis dapat
dipercepat. Sementara kegiatan diluar jalur kritis dapat direlokasi sumberdayanya
kepada kegiatan di jalur kritis
• Langkah awal penyiapan PERT, yaitu inventarisasi seluruh kegiatan proyek, urutan
kegiatan, kegiatan mendahuluinya, dan waktu yang diperlukan. Kemudian
gambarkan network planningnya atau ajaringan kerja proyek tsb.
• Contoh aplikasi Model PERT dan CPM dapat dilihat pada chapter 5 diatas
26. • Biaya tambahan untuk mempercepat kegiatan pada jalur kritis harus
dibandingkan, sehingga bisa dipilih biaya percepatan yang paling murah,
• Jangka waktu percepatan harus memperhitungkan jalur non kritis, sehingga
percepatan waktu tsb lebih efektif.
Diagram Network PERT
1
2
4
3 6
5
7 8
3
2
4
4
2
3
2
3
- Jalur kritis : 1-2-3-6-7-8 =
3+2+4+4+2 =15 minggu
- Non jalur kritis : 1-2-4-5-7-8=
3+3+2+3+2=13
- Percepatan maksimum
2 minggu atau 15 – 13
- Biaya percepatan paling
murah 3 – 6 = Rp 15.000
perminggu
30.000
15.000
20.000
27. 15.10. KEGIATAN DAN LAMA KEGIATAN PROYEK
Kegiatan Deskripsi Kegiatan lama waktu
Mendahului (dlm minggu)
A - 1
B A 2
C A 3
D C 2
E B,D 1
F E 3
G F 2
H G 2
I H 1
J G,I 4
K D 6
L C 3
M L.G 7
N M 2
O N 2
P H 1
Q N,K 5
R G 4
S N,Q 1
T S,R,O 2
U J,K 1
V U,S 3
W J 1
X - 2
Y X 0
29. Kegiatan Proyek
No. Kegiatan Kegiatan Waktu ES EF LS LF S (LF-EF)
seblm Aktivitas or (LS-ES)
1 A - 1 0 1 0 1 0
2 B A 5 1 6 1 6 0
3 C A 5 1 6 5 10 4
4 D A 3 1 4 8 11 7
5 E A 10 1 11 7 17 6
6 F B 7 6 13 6 13 0
7 G B 6 6 12 7 13 1
8 H C 3 6 9 10 13 4
9 I D 6 4 10 11 17 7
10 J F,G,H 4 13 17 13 17 0
11 K E,I,J 3 17 20 17 20 0
31. Catatan:
- Dari awal ke akhir: ES sama dgn EF sebelumnya yg besar (mis ES: J= 13 dari F, bukan G, H),
demikian juga K dari J=17, bukan E,I
- Dari ahir ke awal: LF sama dgn LS seteleahnya yg kecil ( mis LF: B=6 dari F, bukan dari G),
demikian juga LF utk A=1 dari Bm bukan C,D,E
- Dari awal EF: ES + wkt aktivitas ybs (mis B: EF=6 dari ES=1 + 5)
- Dari akhir LS: LF - wkt aktivitas ybs (mis B: LS-1 dari LF=6 - 5)
- Awal: dimulai ES=0
-Akhir dmulai dari akhir LF=20 yg diperoleh dari EF=20
32. Catatan:
- Atas kegiatan Dd, dr awal: awal pada t=0, kegiatan D t=10, selesai t=0+10=10
- Atas kegiatan Bw, dr awal: awal pd t=10 kegiatan Bw t=5, selesai t=10+5=15…dst
- Bawah kegiatan Bw, dr akhir: akhir pd t=28 dr Mdf atau terendah sebelumnya Mdf (28), Mdd (29), Mdt (34); kegiatan Bw t=5; awal t=28-5=23; gap pd
selisih atas dan bawah t=23-10=13 atau 28-15=13
- Bawah kegiatan Dd dr akhir: akhir pd t=18 dr Bdfs atau terendah sebelumnya Bdfs (18), Bwfd (23); kegiatan Dd t=10; awal t=18-10=8; gap pd selisih atas
dan bawah t=8-0=8 atau 18-10=8
- Pada jalur kriris; gap=0; gap ada wkt luang
33. PERT/CPM : PROYEK “XYZ”
No. Kegiatan Description Kegiatan Waktu
Kegiatan Proyek Mendahului (Minggu)
1 A Project Start 15
2 B Project Start 10
3 C Project Start 10
4 D A 5
5 E B 8
6 F C 10
7 G C 5
8 H D 6
9 I D 5
10 J D 10
11 K F,G 5
12 L G 6
13 M G 1
14 N H 3
15 O J 3
16 P E,O 2
17 Q E,K 2
18 R I, P 1
19 S L, Q, M 1
20 T R 2
21 U S 2
22 V T, U 5
RENCANA KEGIATAN PROYEK
35. Contoh: Isi kotak kegiatan “atas dan bawah”
- Atas kegiatan C, dr awal: awal pada t=0, kegiatan C t=10, selesai t=0+10=10
- Atas kegiatan G, dr awal: awal pd t=10 kegiatan G t=5, selesai t=10+5=15…dst
- Bawah kegiatan G, dr akhir: akhir pd t=28 dr K atau terendah sebelumnya K
(28), L (29), M (34); kegiatan G t=5; awal t=28-5=23; gap pd selisih atas dan
bawah t=23-10=13 atau 28-15=13
- Bawah kegiatan C dr akhir: akhir pd t=18 dr F atau terendah sebelumnya F(18),
G(23); kegiatan C t=10; awal t=18-10=8; gap pd selisih atas dan bawah t=8-0=8
atau 18-10=8
- Pada jalur kriris, maka gap=0; sedangkan makna gap yaitu ada wkt luang pd
kegiatan tsb.