SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
sipilfull.blogspot.com/2012/02/alat-bantu-bangunan-palu-obeng.html 1/2
Alat Sipil PALU, OBENG
Alat Sipil Berikut adalah Palu dan Obeng ,masih dalam fungsi umum yang sama yakni pembuatan plat talang
instalasi air baca juga (Alat Penggaria Busur dan Penggaris Siku) [http://sipilfull.blogspot.com/2012/02/alat-
penggaris-busur-siku.html] fungsi dan cara kerjanya :
PALU
Fungsi :
Sebagai alat pemukul benda-benda keras.
Cara kerja :
Pukulkan palu ke objek yang di tuju sesuai kebutuhan
OBENG
Fungsi :
Sebagai alat pengencang baut-baut dan bisa sebagai alat penekan pelat.
Cara kerja :
Pegang obeng lalu putar sampai baut tersebut menjadi kencang.
Posted 10th February 2012 by wbs
Labels: Praktek Plumbing
1/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/
Konsultasi Islam
Mengatasi Masalah dengan Syariah
Betulkah Khilafah akan Kembali?
Posted by Farid Ma'ruf pada 1 Desember 2012
Soal:
Ada sebagian pihak yang mempersoalkan QS. an-Nur: 55 yang berisi janji Allah tentang akan
berdirinya kembali Khilafah, dengan menyatakan, bahwa janji tersebut sudah berlalu bagi Nabi saw.
dan para Sahabat, sehingga tidak akan terjadi lagi.Benarkah demikian?
Jawab:
Pertama: al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
saw., berisi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia hingga Hari Kiamat. Itu artinya, al-
Quran, tidak hanya berlaku untuk zaman Nabi dan para sahabat, tetapi hingga akhir zaman.
Karena itu, meski ada momentum tertentu yang terjadi pada zaman itu, dan karenanya ayat
atau surat tertentu diturunkan, ayat atau surat itu tidak hanya berlaku untuk saat itu, jika
maknanya umum. Dari sinilah para ulama kemudian menggariskan kaidah:
«ِ‫ﺐ‬َ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫اﻟ‬І ِ‫ص‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺼ‬ُ‫ﺨ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻻ‬Іِ‫ﻆ‬ْ‫ﻔ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іِ‫م‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬ُ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬Іُ‫ة‬ َ‫ْﺮ‬‫ﺒ‬ِ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬َ◌‫»ا‬
Yang menjadi patokan makna adalah mengikuti keumuman lafal, bukan berdasarkan sebabnya yang
spesifik.
Sebagai contoh, ayat li’an (QS an-Nur [24]: 6) yang diturunkan terkait dengan kasus Hilâl bin
Umayyah yang menuduh istrinya berzina dengan Syarîk bin Sahmâ’.[1] Meski peristiwanya
terkait dengan kasus Hilâl bin Umayyah dan istrinya, ayat ini berlaku umum, dan tetap berlaku
hingga Hari Kiamat.
Kedua: seruan (khithâb) yang dinyatakan oleh Allah kepada Nabi saw., tidak hanya berlaku
untuk beliau, tetapi juga berlaku bagi umatnya, kecuali apa yang ditetapkan sebagai
kekhususan bagi Nabi saw.[2] Dalam hal ini, para ulama menyatakan:
2/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/
«ِ‫ﮫ‬ِ‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻷ‬Іٌ‫ﺎب‬َ‫ﻄ‬ ِ‫ﺧ‬Іِ‫ل‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ ‫ﱠ‬‫ﻠﺮ‬ِ‫ﻟ‬Іٌ‫ﺎب‬َ‫ط‬ِ◌‫»خ‬
Seruan untuk Rasul saw. merupakan seruan yang juga berlaku bagi umatnya.[3]
Ketiga: mengenai QS an-Nur [24] ayat 55:
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І ٰ‫ﻰ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﺗ‬ْ‫ار‬І‫ي‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻨ‬‫ﯾ‬ِ‫د‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І‫ﱠ‬‫َﻦ‬‫ﻨ‬ِّ‫ﻜ‬َ‫ﻤ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬ َ‫و‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬І‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іَ‫ﯾﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іَ‫ﻒ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬‫ا‬І‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻛ‬І ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َْ‫اﻷ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻓ‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻔ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬Іِ‫ت‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬І‫ﻮا‬ُ‫ﻠ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫و‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬І‫ﻮا‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫آ‬Іَ‫ﯾﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﱠ‬‫ا‬Іَ‫ﺪ‬َ‫ﻋ‬َ◌‫و‬
﴾٥٥﴿Іَ‫ﻮن‬ُ‫ﻘ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﻢ‬ُ‫ھ‬Іَ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َٰ‫ﻟ‬‫و‬ُ‫ﺄ‬َ‫ﻓ‬Іَ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َٰ‫ذ‬Іَ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬Іَ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻛ‬І‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬ َ‫و‬ІۚІ‫ﺎ‬ً‫ﺌ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺷ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻮن‬ُ‫ﻛ‬ ِ‫ﺮ‬ْ‫ﺸ‬ُ‫ﯾ‬І َ‫ﻻ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﻧ‬‫ُو‬‫ﺪ‬ُ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﯾ‬ІۚІ‫ﺎ‬ً‫ﻨ‬ْ‫ﻣ‬َ‫أ‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﻓ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﺧ‬Іِ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬І‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬І‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻟ‬ِّ‫ﺪ‬َ‫ﺒ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬ َ‫و‬
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal salih di antara
kalian bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku
dengan dengan sesuatu pun. Siapa saja yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, mereka itulah orang-
orang yang fasik.
Al-‘Allâmah al-Qurthûbî menyatakan, bahwa ayat ini diturunkan kepada Nabi saw. dan para
sahabat saat mereka mengeluhkan beratnya perjuangan memerangi musuh hingga nyaris tak
pernah meletakkan senjata. Lalu Allah pun menurunkan ayat ini, dan memenangkan Nabi-Nya
atas seluruh Jazirah Arab. Mereka pun bisa meletakkan senjata dan hidup aman.[4]
Meski demikian, janji yang dinyatakan oleh Allah SWT di dalam ayat ini tidak hanya untuk
Nabi saw. dan para Sahabat, tetapi juga berlaku untuk seluruh umat Muhammad saw.
sepeninggal mereka.[5] Al-‘Allâmah al-Hâfidh as-Syaukânî menyatakan:
َ‫ﻞ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬‫آ‬Іْ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬Іُ‫ﮫ‬َ‫ﻧ‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﺒ‬ُ‫ﺳ‬Іِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іَ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іٌ‫ﺪ‬ْ‫ﻋ‬ َ‫و‬І‫ا‬َ‫ﺬ‬َ‫ھ‬ َ‫و‬І،ْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﺘ‬َ‫ﯾ‬‫ا‬َ‫ﺪ‬ِ‫ﮭ‬‫ـ‬ِ‫ﻟ‬Іٌ‫ﺐ‬َ‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬ [‫]ﺻﻠﻢ‬Іِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іِ‫ل‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫ﺮ‬ِ‫ﻟ‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻋ‬‫ﺎ‬َ‫ط‬І‫ﱠ‬‫ن‬َ‫أ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬І‫ﺎ‬َ‫ﮭ‬‫ـ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬І‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬Іٌ‫ة‬ َ‫ر‬ِّ‫ﺮ‬َ‫ﻘ‬ُ‫ﻣ‬Іُ‫ﺔ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﺠ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬Іِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ◌‫»ه‬
‫ﱞ‬‫َﺎص‬‫ﺧ‬Іَ‫ﻮ‬ُ‫ھ‬ :َ‫ﻞ‬ْ‫ﯿ‬ِ‫ﻗ‬ َ‫و‬ .ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫اﻷ‬Іَ‫ﻊ‬ْ‫ﯿ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﺟ‬І‫ﱡ‬‫ﻢ‬ُ‫ﻌ‬َ‫ﯾ‬Іٌ‫ﺪ‬ْ‫ﻋ‬ َ‫و‬Іَ‫ﻮ‬ُ‫ھ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﻢ‬َ‫ﻣ‬ُ‫اﻷ‬Іَ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬‫ـ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іَ‫ْﻦ‬‫ﯾ‬ِّ‫ﺬ‬‫اﻟ‬Іَ‫ﻒ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬ِ‫ا‬І‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬І ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫ﻷ‬‫ا‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻓ‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ـ‬َ‫ﻟ‬Іِ‫ف‬َ‫ﻼ‬ْ‫ﺨ‬ِ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬ ِ‫ﺎﻻ‬ِ‫ﺑ‬Іِ‫ت‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬Іَ‫ل‬‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﻷ‬‫ا‬
َ‫ﻞ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬Іْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫اﻷ‬Іِ‫ه‬ِ‫ﺬ‬َ‫ھ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іٍ‫ﺪ‬ ِ‫اﺣ‬ َ‫و‬Іِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іَ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ذ‬Іُ‫ع‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻗ‬ ُ‫و‬Іُ‫ﻦ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﯾ‬Іْ‫ﻞ‬َ‫ﺑ‬І،ْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﺑ‬І‫ﱡ‬‫ﺺ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺨ‬ُ‫ﯾ‬Іَ‫ﻻ‬Іِ‫ت‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬Іَ‫ﻞ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫و‬І،َ‫ﺎن‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﯾ‬‫اﻹ‬І‫ﱠ‬‫ن‬ِ‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬І،َ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ﻟ‬Іَ‫ﮫ‬ْ‫ﺟ‬ َ‫و‬Іَ‫ﻻ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﺔ‬َ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬
«ُ‫ﮫ‬‫ـ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫ر‬ َ‫و‬Іَ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іَ‫ع‬َ‫ﺎ‬‫ط‬َ‫أ‬Іْ‫ﺪ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬І،‫ﮫ‬ِ‫ـ‬ِ‫ﻟ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫ر‬Іِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іِ‫ب‬‫ﺎ‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ِ‫ﺑ‬
Kalimat ini menegaskan apa yang dinyatakan sebelumnya, bahwa ketaatan mereka kepada
Rasulullah saw. merupakan sebab bagi mereka mendapatkan hidayah. Ini merupakan janji dari Allah
SWT bagi siapa saja yang beriman kepada Allah dan beramal salih untuk memberikan kekuasaan
(Khilafah) di muka bumi kepada mereka, sebagaimana Dia memberikan kekuasaan kepada umat-
umat sebelum mereka. Ini merupakan janji yang berlaku umum untuk seluruh umat. Ada yang
mengatakan, “Ini khusus untuk sahabat.” Namun, tidak ada alasan untuk mengartikan demikian,
karena iman dan amal salih itu tidak hanya khusus untuk mereka. Sebaliknya, janji itu bisa berlaku
bagi tiap umat, dan siapa saja yang mengamalkan Kitab Allah, Sunnah Rasul-Nya. dia sejatinya
telah mentaati Allah dan Rasul-Nya.[6]
Keumuman cakupan janji Allah tersebut tampak dari shîghat yang digunakan di dalam ayat
tersebut, antara lain: “al-Ladzîna âmanû minkum wa ‘amilû as-shâlihât” (orang-orang yang
3/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/
beriman dan beramal salih di antara kalian), serta kata ganti (dhamîr) yang berbentuk
jamak, “hum” (mereka) yang kembali kepada “al-Ladzîna âmanû minkum wa ‘amilû as-
shâlihât”. Karena itu, menurut ar-Razi, ayat ini berlaku bagi orang-orang yang mengumpulkan
sifat “iman dan amal salih” dalam dirinya.[7] Bahkan dengan tegas Imam al-Baidhâwî
menyatakan, bahwa ini merupakan khithâb (seruan) untuk Rasul saw. dan umatnya.[8]
Dengan demikian, pendapat yang menyatakan, bahwa janji Allah di dalam QS an-Nûr [24]: 55
ini telah dipenuhi oleh Allah SWT dengan memberikan kekuasaan kepada Nabi saw. dan para
sahabat memang benar. Namun, tidak berarti menafikan keumuman janji tersebut bagi
generasi berikutnya. Buktinya, negara yang diwariskan oleh Nabi saw. dan para Sahabat itu,
yaitu Khilafah Islam, telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi hingga
negara itu dihancurkan tahun 1924 M.
Demikian juga, setelah janji tersebut dipenuhi oleh Allah SWT kepada generasi sebelum kita,
tidak berarti janji tersebut tidak lagi berlaku untuk kita, khususnya setelah negara yang
didirikan oleh Nabi saw. dan para Sahabat itu telah tiada. Sebaliknya, janji itu tetap berlaku
hingga Hari Kiamat, yang akan diberikan kepada orang yang memenuhi kriteria, “beriman dan
beramal salih”, sebagaimana yang dinyatakan oleh ar-Râzî, al-Baidhâwî hingga as-Syaukânî,
dan paramufassir lain.
Apalagi jika kita melihat makna ayat di atas, misalnya:
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І ٰ‫ﻰ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﺗ‬ْ‫ار‬І‫ي‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻨ‬‫ﯾ‬ِ‫د‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І‫ﱠ‬‫َﻦ‬‫ﻨ‬ِّ‫ﻜ‬َ‫ﻤ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬َ◌‫و‬
(Dia) sungguh-sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka.
Para mufassir menyatakan, bahwa makna “yumakkinanna lahum dînahum” (Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama mereka) adalah kemenangan Islam atas agama-agama lain.
Dalam konteks kemenangan Islam atas Yahudi, Nasrani, Majusi dan Paganisme jelas janji ini
telah dipenuhi oleh Allah SWT. Namun, dalam konteks kemenangan Islam atas Kapitalisme,
Sosialisme dan Komunisme jelas belum. Padahal isme-isme tersebut termasuk dalam cakupan
“dîn” yang dimaksud oleh ayat ini. Ini artinya, janji Allah di dalam ayat tersebut juga meliputi
janji memenangkan Islam atas Kapitalisme, Sosialisme dan Komunisme.
Demikian juga makna kalimat berikutnya:
ۚІ‫ﺎ‬ً‫ﺌ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺷ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻮن‬ُ‫ﻛ‬ ِ‫ﺮ‬ْ‫ﺸ‬ُ‫ﯾ‬І َ‫ﻻ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﻧ‬‫ُو‬‫ﺪ‬ُ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﯾ‬ІۚІ‫ﺎ‬ً‫ﻨ‬ْ‫ﻣ‬َ‫أ‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﻓ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﺧ‬Іِ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬І‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬І‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻟ‬ِّ‫ﺪ‬َ‫ﺒ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬َ◌ ‫و‬
(Dia) benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun.
Kondisi orang yang beriman dan beramal shalih saat ini tidak seperti yang dinyatakan dalam
ayat tersebut yang bisa hidup aman, tidak diliputi ketakutan dan kecemasan, serta menjalankan
agama mereka dengan aman, tidak dipaksa untuk menyekutukan Allah dengan yang lain.
Sebaliknya, mereka semuanya hidup di dalam dâr al-kufur, dan dipaksa oleh rezim boneka
4/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/
untuk menjalankan sistem kufur, menyukutukan Allah dalam aspek politik, ekonomi, sosial,
pendidikan, budaya, sanksi hukum, dan sebagainya. Ini juga membuktikan, bahwa janji Allah
tersebut tetap berlaku bagi kita.
Yang perlu dicatat, janji Allah untuk memberikan kemenangan dan kedaulatan kepada Islam,
keamanan dan kedamaian kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih tersebut
dihubungkan dengan huruf ‘athaf, berupa waw, yang berarti, tartîb (urut). Kalimat “wa
layumakkinanna lahum” dan “wa layubaddilannahum” jatuh setelah kalimat “la
yastakhlifannahum” (benar-benar Dia akan memberikan kekuasaan [Khilafah] kepada mereka).
Ini artinya, bahwa janji kemenangan dan kedaulatan Islam, keamanan dan kedamaian itu
terwujud setelah berdirinya Khilafah. Urut-urutannya demikian, yaitu Khilafah berdiri, baru
Islam teguh dan menang, kemudian hidup menjadi aman dan damai.
Tarkîb (konstruksi) kalimat ayat tersebut sekaligus menjelaskan kepada kita, bahwa Islam tidak
mungkin tegak dan berdaulat, tanpa Khilafah. Demikian juga, tidak mungkin kaum Muslim
bisa mengenyam kehidupan yang aman dan damai, kecuali dalam naungan Khilafah.
WalLahu a’lam. [www.konsultasi.wordpress.com]
Catatan kaki:
[1] Al-Qurthûbî, Al-Jâmi’ li Ahkâmi al-Qur’ân, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut, XII/182.
[2] Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddîn an-Nabhânî, Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah, Dâr al-
Ummah, Beirut, III/246-247; Abû al-Hayyân al-Andalûsi, Tafsîr al-Bahr al-Muhîth, Dâr al-Fikr,
Beirut, IV/204.
[3] Contoh: QS al-Ahzâb [33]: 50. Lihat: al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddîn an-
Nabhânî, Ibid, III/247.
[4] Al-Qurthûbî, Al-Jâmi’ li Ahkâmi al-Qur’ân, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut, XII/297.
[5] Muhammad Amîn as-Syinqîthî, Adhwâ’ al-Bayân, Dâr ‘Alam al-Kutub, Beirut, VI/126.
[6] Al-‘Allâmah al-Hâfidh as-Syaukânî, Tafsîr al-Qur’ân, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut,
1997, IV/43.
[7] Al-Fakhr ar-Râzî, Tafsîr ar-Râzî, Dâr Ihyâ’ at-Turâts al-‘Arabi, Beirut, XXIV/415.
[8] Al-Baidhâwî, Tafsîr al-Baidhâwi, Dâr al-Fikr, Beirut, IV/196.
Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2012/12/01/betulkah-khilafah-akan-kembali/
5/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/
Entri ini dituliskan pada 1 Desember 2012 pada 12:21 am dan disimpan dalam Politik. Dengan
kaitkata: khilafah akan berdiri. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui
RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.
« Islamic Law On Receiving The Title “Grand Knight Of The Cross”
Hukum Menerima Hadiah dari Bank »
Blog pada WordPress.com. | Tema: Andreas09 oleh Andreas Viklund.
About these ads

More Related Content

What's hot (20)

Ekonimi syariah
Ekonimi syariahEkonimi syariah
Ekonimi syariah
 
Ikhbat
IkhbatIkhbat
Ikhbat
 
Keautentikkan Al Quran
Keautentikkan Al QuranKeautentikkan Al Quran
Keautentikkan Al Quran
 
Dalil syara (2)
Dalil syara (2)Dalil syara (2)
Dalil syara (2)
 
Ikhbat
IkhbatIkhbat
Ikhbat
 
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
 
Penuhi Hidup dengan Karya & Inspirasi
Penuhi Hidup dengan Karya & InspirasiPenuhi Hidup dengan Karya & Inspirasi
Penuhi Hidup dengan Karya & Inspirasi
 
16 orang yang terkena laknat
16 orang yang terkena laknat16 orang yang terkena laknat
16 orang yang terkena laknat
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
 
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
 
Nuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 hNuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 h
 
Keutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmuKeutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmu
 
Lisa
LisaLisa
Lisa
 
Asbab An-Nuzul
Asbab An-NuzulAsbab An-Nuzul
Asbab An-Nuzul
 
kekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadistkekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadist
 
Hadits berdasarkan penyandaran
Hadits berdasarkan penyandaranHadits berdasarkan penyandaran
Hadits berdasarkan penyandaran
 
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atPengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’at
 
Tahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafiiTahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafii
 
sabar di Hudaibiyah
sabar di Hudaibiyah sabar di Hudaibiyah
sabar di Hudaibiyah
 
Mari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekah
 

More from Alat_Survey_Pemetaan

Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalMedia kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalAlat_Survey_Pemetaan
 
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...Alat_Survey_Pemetaan
 
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?Alat_Survey_Pemetaan
 
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �Alat_Survey_Pemetaan
 
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah FadhilahLaporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah FadhilahAlat_Survey_Pemetaan
 
Kelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negaraKelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negaraAlat_Survey_Pemetaan
 
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HPentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HAlat_Survey_Pemetaan
 
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastianSebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastianAlat_Survey_Pemetaan
 
Khilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalismeKhilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalismeAlat_Survey_Pemetaan
 
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah Alat_Survey_Pemetaan
 
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnyaKhilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnyaAlat_Survey_Pemetaan
 
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamNasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamAlat_Survey_Pemetaan
 
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks? Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks? Alat_Survey_Pemetaan
 
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...Alat_Survey_Pemetaan
 

More from Alat_Survey_Pemetaan (20)

Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalMedia kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
 
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...
 
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
 
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
 
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah FadhilahLaporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
 
Kelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negaraKelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negara
 
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HPentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
 
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastianSebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
 
Nasionalisme dan persatuan bangsa
Nasionalisme dan persatuan bangsaNasionalisme dan persatuan bangsa
Nasionalisme dan persatuan bangsa
 
Khilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalismeKhilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalisme
 
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
 
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnyaKhilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
 
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamNasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
 
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks? Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
 
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
 
Menggugat Toleransi
Menggugat ToleransiMenggugat Toleransi
Menggugat Toleransi
 
Islam dan peradaban barat
Islam dan peradaban baratIslam dan peradaban barat
Islam dan peradaban barat
 
Seputar Nasionalisme
Seputar NasionalismeSeputar Nasionalisme
Seputar Nasionalisme
 
Seputar Sekularisme
Seputar SekularismeSeputar Sekularisme
Seputar Sekularisme
 
Nation State dan Khilafah
Nation State dan KhilafahNation State dan Khilafah
Nation State dan Khilafah
 

Alat Sipil Palu dan Obeng

  • 1. sipilfull.blogspot.com/2012/02/alat-bantu-bangunan-palu-obeng.html 1/2 Alat Sipil PALU, OBENG Alat Sipil Berikut adalah Palu dan Obeng ,masih dalam fungsi umum yang sama yakni pembuatan plat talang instalasi air baca juga (Alat Penggaria Busur dan Penggaris Siku) [http://sipilfull.blogspot.com/2012/02/alat- penggaris-busur-siku.html] fungsi dan cara kerjanya : PALU Fungsi : Sebagai alat pemukul benda-benda keras. Cara kerja : Pukulkan palu ke objek yang di tuju sesuai kebutuhan OBENG Fungsi : Sebagai alat pengencang baut-baut dan bisa sebagai alat penekan pelat. Cara kerja : Pegang obeng lalu putar sampai baut tersebut menjadi kencang. Posted 10th February 2012 by wbs Labels: Praktek Plumbing
  • 2. 1/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/ Konsultasi Islam Mengatasi Masalah dengan Syariah Betulkah Khilafah akan Kembali? Posted by Farid Ma'ruf pada 1 Desember 2012 Soal: Ada sebagian pihak yang mempersoalkan QS. an-Nur: 55 yang berisi janji Allah tentang akan berdirinya kembali Khilafah, dengan menyatakan, bahwa janji tersebut sudah berlalu bagi Nabi saw. dan para Sahabat, sehingga tidak akan terjadi lagi.Benarkah demikian? Jawab: Pertama: al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw., berisi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia hingga Hari Kiamat. Itu artinya, al- Quran, tidak hanya berlaku untuk zaman Nabi dan para sahabat, tetapi hingga akhir zaman. Karena itu, meski ada momentum tertentu yang terjadi pada zaman itu, dan karenanya ayat atau surat tertentu diturunkan, ayat atau surat itu tidak hanya berlaku untuk saat itu, jika maknanya umum. Dari sinilah para ulama kemudian menggariskan kaidah: «ِ‫ﺐ‬َ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫اﻟ‬І ِ‫ص‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺼ‬ُ‫ﺨ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻻ‬Іِ‫ﻆ‬ْ‫ﻔ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іِ‫م‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬ُ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬Іُ‫ة‬ َ‫ْﺮ‬‫ﺒ‬ِ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬َ◌‫»ا‬ Yang menjadi patokan makna adalah mengikuti keumuman lafal, bukan berdasarkan sebabnya yang spesifik. Sebagai contoh, ayat li’an (QS an-Nur [24]: 6) yang diturunkan terkait dengan kasus Hilâl bin Umayyah yang menuduh istrinya berzina dengan Syarîk bin Sahmâ’.[1] Meski peristiwanya terkait dengan kasus Hilâl bin Umayyah dan istrinya, ayat ini berlaku umum, dan tetap berlaku hingga Hari Kiamat. Kedua: seruan (khithâb) yang dinyatakan oleh Allah kepada Nabi saw., tidak hanya berlaku untuk beliau, tetapi juga berlaku bagi umatnya, kecuali apa yang ditetapkan sebagai kekhususan bagi Nabi saw.[2] Dalam hal ini, para ulama menyatakan:
  • 3. 2/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/ «ِ‫ﮫ‬ِ‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻷ‬Іٌ‫ﺎب‬َ‫ﻄ‬ ِ‫ﺧ‬Іِ‫ل‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ ‫ﱠ‬‫ﻠﺮ‬ِ‫ﻟ‬Іٌ‫ﺎب‬َ‫ط‬ِ◌‫»خ‬ Seruan untuk Rasul saw. merupakan seruan yang juga berlaku bagi umatnya.[3] Ketiga: mengenai QS an-Nur [24] ayat 55: ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І ٰ‫ﻰ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﺗ‬ْ‫ار‬І‫ي‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻨ‬‫ﯾ‬ِ‫د‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І‫ﱠ‬‫َﻦ‬‫ﻨ‬ِّ‫ﻜ‬َ‫ﻤ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬ َ‫و‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬І‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іَ‫ﯾﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іَ‫ﻒ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬‫ا‬І‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻛ‬І ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َْ‫اﻷ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻓ‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻔ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬Іِ‫ت‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬І‫ﻮا‬ُ‫ﻠ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫و‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬І‫ﻮا‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫آ‬Іَ‫ﯾﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﱠ‬‫ا‬Іَ‫ﺪ‬َ‫ﻋ‬َ◌‫و‬ ﴾٥٥﴿Іَ‫ﻮن‬ُ‫ﻘ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﻢ‬ُ‫ھ‬Іَ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َٰ‫ﻟ‬‫و‬ُ‫ﺄ‬َ‫ﻓ‬Іَ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َٰ‫ذ‬Іَ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬Іَ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻛ‬І‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬ َ‫و‬ІۚІ‫ﺎ‬ً‫ﺌ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺷ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻮن‬ُ‫ﻛ‬ ِ‫ﺮ‬ْ‫ﺸ‬ُ‫ﯾ‬І َ‫ﻻ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﻧ‬‫ُو‬‫ﺪ‬ُ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﯾ‬ІۚІ‫ﺎ‬ً‫ﻨ‬ْ‫ﻣ‬َ‫أ‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﻓ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﺧ‬Іِ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬І‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬І‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻟ‬ِّ‫ﺪ‬َ‫ﺒ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬ َ‫و‬ Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal salih di antara kalian bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku dengan dengan sesuatu pun. Siapa saja yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, mereka itulah orang- orang yang fasik. Al-‘Allâmah al-Qurthûbî menyatakan, bahwa ayat ini diturunkan kepada Nabi saw. dan para sahabat saat mereka mengeluhkan beratnya perjuangan memerangi musuh hingga nyaris tak pernah meletakkan senjata. Lalu Allah pun menurunkan ayat ini, dan memenangkan Nabi-Nya atas seluruh Jazirah Arab. Mereka pun bisa meletakkan senjata dan hidup aman.[4] Meski demikian, janji yang dinyatakan oleh Allah SWT di dalam ayat ini tidak hanya untuk Nabi saw. dan para Sahabat, tetapi juga berlaku untuk seluruh umat Muhammad saw. sepeninggal mereka.[5] Al-‘Allâmah al-Hâfidh as-Syaukânî menyatakan: َ‫ﻞ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬‫آ‬Іْ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬Іُ‫ﮫ‬َ‫ﻧ‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﺒ‬ُ‫ﺳ‬Іِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іَ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іٌ‫ﺪ‬ْ‫ﻋ‬ َ‫و‬І‫ا‬َ‫ﺬ‬َ‫ھ‬ َ‫و‬І،ْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﺘ‬َ‫ﯾ‬‫ا‬َ‫ﺪ‬ِ‫ﮭ‬‫ـ‬ِ‫ﻟ‬Іٌ‫ﺐ‬َ‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬ [‫]ﺻﻠﻢ‬Іِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іِ‫ل‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫ﺮ‬ِ‫ﻟ‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻋ‬‫ﺎ‬َ‫ط‬І‫ﱠ‬‫ن‬َ‫أ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬І‫ﺎ‬َ‫ﮭ‬‫ـ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬І‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬Іٌ‫ة‬ َ‫ر‬ِّ‫ﺮ‬َ‫ﻘ‬ُ‫ﻣ‬Іُ‫ﺔ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﺠ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬Іِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ◌‫»ه‬ ‫ﱞ‬‫َﺎص‬‫ﺧ‬Іَ‫ﻮ‬ُ‫ھ‬ :َ‫ﻞ‬ْ‫ﯿ‬ِ‫ﻗ‬ َ‫و‬ .ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫اﻷ‬Іَ‫ﻊ‬ْ‫ﯿ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﺟ‬І‫ﱡ‬‫ﻢ‬ُ‫ﻌ‬َ‫ﯾ‬Іٌ‫ﺪ‬ْ‫ﻋ‬ َ‫و‬Іَ‫ﻮ‬ُ‫ھ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﻢ‬َ‫ﻣ‬ُ‫اﻷ‬Іَ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬‫ـ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іَ‫ْﻦ‬‫ﯾ‬ِّ‫ﺬ‬‫اﻟ‬Іَ‫ﻒ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬ِ‫ا‬І‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬І ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫ﻷ‬‫ا‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻓ‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ـ‬َ‫ﻟ‬Іِ‫ف‬َ‫ﻼ‬ْ‫ﺨ‬ِ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬ ِ‫ﺎﻻ‬ِ‫ﺑ‬Іِ‫ت‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬Іَ‫ل‬‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﻷ‬‫ا‬ َ‫ﻞ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬Іْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫اﻷ‬Іِ‫ه‬ِ‫ﺬ‬َ‫ھ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іٍ‫ﺪ‬ ِ‫اﺣ‬ َ‫و‬Іِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬Іْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬Іَ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ذ‬Іُ‫ع‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻗ‬ ُ‫و‬Іُ‫ﻦ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﯾ‬Іْ‫ﻞ‬َ‫ﺑ‬І،ْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﺑ‬І‫ﱡ‬‫ﺺ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺨ‬ُ‫ﯾ‬Іَ‫ﻻ‬Іِ‫ت‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬Іَ‫ﻞ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫و‬І،َ‫ﺎن‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﯾ‬‫اﻹ‬І‫ﱠ‬‫ن‬ِ‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬І،َ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ﻟ‬Іَ‫ﮫ‬ْ‫ﺟ‬ َ‫و‬Іَ‫ﻻ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﺔ‬َ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬ «ُ‫ﮫ‬‫ـ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫ر‬ َ‫و‬Іَ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іَ‫ع‬َ‫ﺎ‬‫ط‬َ‫أ‬Іْ‫ﺪ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬І،‫ﮫ‬ِ‫ـ‬ِ‫ﻟ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫ر‬Іِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ُ‫ﺳ‬ َ‫و‬І،ِ‫ﮫ‬‫ـ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫اﻟ‬Іِ‫ب‬‫ﺎ‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ِ‫ﺑ‬ Kalimat ini menegaskan apa yang dinyatakan sebelumnya, bahwa ketaatan mereka kepada Rasulullah saw. merupakan sebab bagi mereka mendapatkan hidayah. Ini merupakan janji dari Allah SWT bagi siapa saja yang beriman kepada Allah dan beramal salih untuk memberikan kekuasaan (Khilafah) di muka bumi kepada mereka, sebagaimana Dia memberikan kekuasaan kepada umat- umat sebelum mereka. Ini merupakan janji yang berlaku umum untuk seluruh umat. Ada yang mengatakan, “Ini khusus untuk sahabat.” Namun, tidak ada alasan untuk mengartikan demikian, karena iman dan amal salih itu tidak hanya khusus untuk mereka. Sebaliknya, janji itu bisa berlaku bagi tiap umat, dan siapa saja yang mengamalkan Kitab Allah, Sunnah Rasul-Nya. dia sejatinya telah mentaati Allah dan Rasul-Nya.[6] Keumuman cakupan janji Allah tersebut tampak dari shîghat yang digunakan di dalam ayat tersebut, antara lain: “al-Ladzîna âmanû minkum wa ‘amilû as-shâlihât” (orang-orang yang
  • 4. 3/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/ beriman dan beramal salih di antara kalian), serta kata ganti (dhamîr) yang berbentuk jamak, “hum” (mereka) yang kembali kepada “al-Ladzîna âmanû minkum wa ‘amilû as- shâlihât”. Karena itu, menurut ar-Razi, ayat ini berlaku bagi orang-orang yang mengumpulkan sifat “iman dan amal salih” dalam dirinya.[7] Bahkan dengan tegas Imam al-Baidhâwî menyatakan, bahwa ini merupakan khithâb (seruan) untuk Rasul saw. dan umatnya.[8] Dengan demikian, pendapat yang menyatakan, bahwa janji Allah di dalam QS an-Nûr [24]: 55 ini telah dipenuhi oleh Allah SWT dengan memberikan kekuasaan kepada Nabi saw. dan para sahabat memang benar. Namun, tidak berarti menafikan keumuman janji tersebut bagi generasi berikutnya. Buktinya, negara yang diwariskan oleh Nabi saw. dan para Sahabat itu, yaitu Khilafah Islam, telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi hingga negara itu dihancurkan tahun 1924 M. Demikian juga, setelah janji tersebut dipenuhi oleh Allah SWT kepada generasi sebelum kita, tidak berarti janji tersebut tidak lagi berlaku untuk kita, khususnya setelah negara yang didirikan oleh Nabi saw. dan para Sahabat itu telah tiada. Sebaliknya, janji itu tetap berlaku hingga Hari Kiamat, yang akan diberikan kepada orang yang memenuhi kriteria, “beriman dan beramal salih”, sebagaimana yang dinyatakan oleh ar-Râzî, al-Baidhâwî hingga as-Syaukânî, dan paramufassir lain. Apalagi jika kita melihat makna ayat di atas, misalnya: ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І ٰ‫ﻰ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﺗ‬ْ‫ار‬І‫ي‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬Іُ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻨ‬‫ﯾ‬ِ‫د‬Іْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻟ‬І‫ﱠ‬‫َﻦ‬‫ﻨ‬ِّ‫ﻜ‬َ‫ﻤ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬َ◌‫و‬ (Dia) sungguh-sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka. Para mufassir menyatakan, bahwa makna “yumakkinanna lahum dînahum” (Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka) adalah kemenangan Islam atas agama-agama lain. Dalam konteks kemenangan Islam atas Yahudi, Nasrani, Majusi dan Paganisme jelas janji ini telah dipenuhi oleh Allah SWT. Namun, dalam konteks kemenangan Islam atas Kapitalisme, Sosialisme dan Komunisme jelas belum. Padahal isme-isme tersebut termasuk dalam cakupan “dîn” yang dimaksud oleh ayat ini. Ini artinya, janji Allah di dalam ayat tersebut juga meliputi janji memenangkan Islam atas Kapitalisme, Sosialisme dan Komunisme. Demikian juga makna kalimat berikutnya: ۚІ‫ﺎ‬ً‫ﺌ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺷ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬Іَ‫ﻮن‬ُ‫ﻛ‬ ِ‫ﺮ‬ْ‫ﺸ‬ُ‫ﯾ‬І َ‫ﻻ‬І‫ﻲ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﻧ‬‫ُو‬‫ﺪ‬ُ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﯾ‬ІۚІ‫ﺎ‬ً‫ﻨ‬ْ‫ﻣ‬َ‫أ‬Іْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﻓ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﺧ‬Іِ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬І‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬І‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻟ‬ِّ‫ﺪ‬َ‫ﺒ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬َ◌ ‫و‬ (Dia) benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Kondisi orang yang beriman dan beramal shalih saat ini tidak seperti yang dinyatakan dalam ayat tersebut yang bisa hidup aman, tidak diliputi ketakutan dan kecemasan, serta menjalankan agama mereka dengan aman, tidak dipaksa untuk menyekutukan Allah dengan yang lain. Sebaliknya, mereka semuanya hidup di dalam dâr al-kufur, dan dipaksa oleh rezim boneka
  • 5. 4/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/ untuk menjalankan sistem kufur, menyukutukan Allah dalam aspek politik, ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, sanksi hukum, dan sebagainya. Ini juga membuktikan, bahwa janji Allah tersebut tetap berlaku bagi kita. Yang perlu dicatat, janji Allah untuk memberikan kemenangan dan kedaulatan kepada Islam, keamanan dan kedamaian kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih tersebut dihubungkan dengan huruf ‘athaf, berupa waw, yang berarti, tartîb (urut). Kalimat “wa layumakkinanna lahum” dan “wa layubaddilannahum” jatuh setelah kalimat “la yastakhlifannahum” (benar-benar Dia akan memberikan kekuasaan [Khilafah] kepada mereka). Ini artinya, bahwa janji kemenangan dan kedaulatan Islam, keamanan dan kedamaian itu terwujud setelah berdirinya Khilafah. Urut-urutannya demikian, yaitu Khilafah berdiri, baru Islam teguh dan menang, kemudian hidup menjadi aman dan damai. Tarkîb (konstruksi) kalimat ayat tersebut sekaligus menjelaskan kepada kita, bahwa Islam tidak mungkin tegak dan berdaulat, tanpa Khilafah. Demikian juga, tidak mungkin kaum Muslim bisa mengenyam kehidupan yang aman dan damai, kecuali dalam naungan Khilafah. WalLahu a’lam. [www.konsultasi.wordpress.com] Catatan kaki: [1] Al-Qurthûbî, Al-Jâmi’ li Ahkâmi al-Qur’ân, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut, XII/182. [2] Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddîn an-Nabhânî, Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah, Dâr al- Ummah, Beirut, III/246-247; Abû al-Hayyân al-Andalûsi, Tafsîr al-Bahr al-Muhîth, Dâr al-Fikr, Beirut, IV/204. [3] Contoh: QS al-Ahzâb [33]: 50. Lihat: al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddîn an- Nabhânî, Ibid, III/247. [4] Al-Qurthûbî, Al-Jâmi’ li Ahkâmi al-Qur’ân, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut, XII/297. [5] Muhammad Amîn as-Syinqîthî, Adhwâ’ al-Bayân, Dâr ‘Alam al-Kutub, Beirut, VI/126. [6] Al-‘Allâmah al-Hâfidh as-Syaukânî, Tafsîr al-Qur’ân, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut, 1997, IV/43. [7] Al-Fakhr ar-Râzî, Tafsîr ar-Râzî, Dâr Ihyâ’ at-Turâts al-‘Arabi, Beirut, XXIV/415. [8] Al-Baidhâwî, Tafsîr al-Baidhâwi, Dâr al-Fikr, Beirut, IV/196. Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2012/12/01/betulkah-khilafah-akan-kembali/
  • 6. 5/5konsultasi.wordpress.com/2012/12/01/betulkah-khilaf ah-akan-kembali/ Entri ini dituliskan pada 1 Desember 2012 pada 12:21 am dan disimpan dalam Politik. Dengan kaitkata: khilafah akan berdiri. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri. « Islamic Law On Receiving The Title “Grand Knight Of The Cross” Hukum Menerima Hadiah dari Bank » Blog pada WordPress.com. | Tema: Andreas09 oleh Andreas Viklund. About these ads