Dokumen tersebut membahas struktur organisasi proyek konstruksi dengan sistem tradisional. Sistem ini melibatkan pemilik proyek, konsultan perencana, dan kontraktor yang bekerja secara terpisah. Dokumen ini juga menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam sistem organisasi proyek tradisional tersebut.
Tugas ini membahas tentang penambahan item pekerja pada proyek konstruksi yang tidak termasuk dalam RAB, perbedaan antara pre contract meeting dan progress hand over serta final hand over, dampak penggunaan satu nama SKA untuk beberapa proyek, penjelasan mengenai surat perintah mulai kerja, dan tujuan dibuatnya rencana mutu proyek. Juga dibahas contoh sengketa pra kontrak, pasca kontrak, dan upaya yang dapat dilakukan untuk
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2infosanitasi
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pelaksanaan konstruksi sistem drainase perkotaan yang mencakup persiapan lapangan, lingkup pekerjaan, acuan-acuan pelaksanaan, dan pengujian sistem drainase."
Dokumen tersebut membahas struktur organisasi proyek konstruksi dengan sistem tradisional. Sistem ini melibatkan pemilik proyek, konsultan perencana, dan kontraktor yang bekerja secara terpisah. Dokumen ini juga menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam sistem organisasi proyek tradisional tersebut.
Tugas ini membahas tentang penambahan item pekerja pada proyek konstruksi yang tidak termasuk dalam RAB, perbedaan antara pre contract meeting dan progress hand over serta final hand over, dampak penggunaan satu nama SKA untuk beberapa proyek, penjelasan mengenai surat perintah mulai kerja, dan tujuan dibuatnya rencana mutu proyek. Juga dibahas contoh sengketa pra kontrak, pasca kontrak, dan upaya yang dapat dilakukan untuk
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2infosanitasi
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pelaksanaan konstruksi sistem drainase perkotaan yang mencakup persiapan lapangan, lingkup pekerjaan, acuan-acuan pelaksanaan, dan pengujian sistem drainase."
PSAK 34 mengatur perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi. Kontrak konstruksi dapat berupa kontrak harga tetap atau biaya plus. Pendapatan dan biaya kontrak diakui sepanjang hasil kontrak dapat diestimasi secara andal berdasarkan persentase penyelesaian. Jika hasil tidak dapat diestimasi, pendapatan hanya diakui sebesar biaya yang terjadi. Standar ini mendefinisikan kontrak konstruksi dan mengatur pengakuan pendapatan, biaya,
Tugas mk pertemuan ke 6 up sladeshare convertedgoogle
Makalah ini membahas tentang mata kuliah Manajemen Konstruksi II. Terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan seperti penambahan item pekerjaan, penjelasan PCM, PHO, dan FHO, dampak penggunaan SKA untuk lebih dari satu proyek, pengertian SPMK dan addendum, serta rencana mutu kontrak.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pengawasan mutu pelaksanaan pekerjaan jalan, mata pelatihan pengawasan konstruksi, dan dokumen kontrak. Dibahas pula berbagai bagian dokumen kontrak seperti definisi, pihak-pihak, jenis kontrak konstruksi, dan syarat-syarat umum kontrak."
Makalah ini membahas tentang mata kuliah Manajemen Konstruksi II. Terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan seperti menanggapi penambahan item pekerjaan dari perspektif konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek. Selain itu, dijelaskan tentang rapat persiapan kontrak, serah terima pertama dan akhir pekerjaan, dampak penggunaan SKA ganda, pengertian SPMK dan addendum, serta unsur-unsur yang terdapat
Undang-undang No. 18/1999 mengatur tentang para pihak dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam proyek konstruksi, pengikatan kontrak antara para pihak, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, tanggung jawab atas kegagalan bangunan, serta peran dan kewajiban masyarakat terkait pelaksanaan proyek konstruksi. Undang-undang ini mengatur pengguna jasa, penyedia jasa, pengikatan kontrak, tanggung jaw
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen konstruksi dimana dijelaskan beberapa hal seperti:
1. Langkah yang harus diambil jika terjadi penambahan item pekerjaan yang tidak ada di RAB rencana untuk konsultan, kontraktor, dan pemilik pekerjaan.
2. Perbedaan pre contract meeting, progres hand over dan final hand over.
3. Dampak penggunaan satu nama SKA untuk lebih dari satu proyek.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Dokumen ini berisi hasil percobaan aliran air melalui pintu air dengan tiga debit yang berbeda beserta grafik energi spesifik dan hubungan antara berbagai parameter aliran seperti koefisien kontraksi, koefisien variasi kecepatan, dan rasio kecepatan maksimum terhadap rata-rata.
More Related Content
Similar to akuntansi-konstruksi-dalam-pengerjaan SIPIL
PSAK 34 mengatur perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi. Kontrak konstruksi dapat berupa kontrak harga tetap atau biaya plus. Pendapatan dan biaya kontrak diakui sepanjang hasil kontrak dapat diestimasi secara andal berdasarkan persentase penyelesaian. Jika hasil tidak dapat diestimasi, pendapatan hanya diakui sebesar biaya yang terjadi. Standar ini mendefinisikan kontrak konstruksi dan mengatur pengakuan pendapatan, biaya,
Tugas mk pertemuan ke 6 up sladeshare convertedgoogle
Makalah ini membahas tentang mata kuliah Manajemen Konstruksi II. Terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan seperti penambahan item pekerjaan, penjelasan PCM, PHO, dan FHO, dampak penggunaan SKA untuk lebih dari satu proyek, pengertian SPMK dan addendum, serta rencana mutu kontrak.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pengawasan mutu pelaksanaan pekerjaan jalan, mata pelatihan pengawasan konstruksi, dan dokumen kontrak. Dibahas pula berbagai bagian dokumen kontrak seperti definisi, pihak-pihak, jenis kontrak konstruksi, dan syarat-syarat umum kontrak."
Makalah ini membahas tentang mata kuliah Manajemen Konstruksi II. Terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan seperti menanggapi penambahan item pekerjaan dari perspektif konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek. Selain itu, dijelaskan tentang rapat persiapan kontrak, serah terima pertama dan akhir pekerjaan, dampak penggunaan SKA ganda, pengertian SPMK dan addendum, serta unsur-unsur yang terdapat
Undang-undang No. 18/1999 mengatur tentang para pihak dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam proyek konstruksi, pengikatan kontrak antara para pihak, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, tanggung jawab atas kegagalan bangunan, serta peran dan kewajiban masyarakat terkait pelaksanaan proyek konstruksi. Undang-undang ini mengatur pengguna jasa, penyedia jasa, pengikatan kontrak, tanggung jaw
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen konstruksi dimana dijelaskan beberapa hal seperti:
1. Langkah yang harus diambil jika terjadi penambahan item pekerjaan yang tidak ada di RAB rencana untuk konsultan, kontraktor, dan pemilik pekerjaan.
2. Perbedaan pre contract meeting, progres hand over dan final hand over.
3. Dampak penggunaan satu nama SKA untuk lebih dari satu proyek.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Dokumen ini berisi hasil percobaan aliran air melalui pintu air dengan tiga debit yang berbeda beserta grafik energi spesifik dan hubungan antara berbagai parameter aliran seperti koefisien kontraksi, koefisien variasi kecepatan, dan rasio kecepatan maksimum terhadap rata-rata.
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan MOSES HADUN
Dokumen tersebut membahas pentingnya melestarikan hutan dengan menanam pohon. Dokumen tersebut menjelaskan peran penting hutan bagi kehidupan manusia dan ekosistem serta ancaman yang dihadapi hutan akibat penebangan liar. Dokumen tersebut menyarankan beberapa upaya untuk melestarikan hutan seperti menerapkan tebang pilih, tebang tanam, mencegah penebangan liar, dan melakukan reboisasi.
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
Ringkasan dokumen tersebut adalah rencana bisnis untuk membuka usaha Banana Cup Cakes yang menjual kue kue kecil berbahan dasar pisang dengan berbagai variasi rasa. Usaha ini diharapkan dapat menjadi pilihan camilan baru bagi masyarakat dengan harga terjangkau.
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG MOSES HADUN
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan ringkasan eksekutif rencana induk jaringan jalan kota Malang tahun 2022 yang membahas latar belakang, tujuan, tinjauan kebijakan dan fungsi-fungsi jalan.
2. Kebijakan yang diatur antara lain Undang-Undang Jalan, Peraturan Pemerintah tentang jalan, dan Peraturan Menteri tentang pedoman penyusunan rencana umum jaringan
Dokumen tersebut membahas tentang rencana bisnis atau business plan. Business plan merupakan dokumen tertulis yang merinci informasi status saat ini, kebutuhan masa depan, dan hasil yang diharapkan dari suatu bisnis. Business plan umumnya memuat bagian-bagian seperti konsep bisnis, analisis pasar, strategi pemasaran, analisis persaingan, rencana operasi dan keuangan, serta kesimpulan bahwa business plan yang baik memiliki penampilan yang rapi dan men
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan struktur baja untuk sebuah bangunan kantor dua lantai. Dibahas mengenai sifat material baja, beban-beban yang mempengaruhi perencanaan struktur, dan perhitungan kapasitas penampang untuk gording atap bangunan tersebut menggunakan profil C.
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan, teori tekuk EULER, pengaruh panjang dan perletakan batang terhadap panjang tekuk, serta pengaruh tegangan sisa pada batang tekan."
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanMOSES HADUN
Tabel 11 menunjukkan kelas kekuatan dan keawetan enam jenis kayu yang diperdagangkan di Medan. Jenis kayu terkuat adalah jati kelas I untuk kekuatan dan kelas II untuk keawetan, sedangkan kayu terlemah adalah durian kelas IV untuk keawetan. Kelas kekuatan dan keawetan menentukan penggunaan kayu, seperti untuk bangunan, furnitur, lantai dan keperluan lain.
Bagian-bagian utama kayu meliputi kulit, kambium, kayu gubal, kayu teras, hati, serat, pori-pori, jari-jari kayu, dan lingkaran tumbuh. Setiap bagian memiliki fungsi penting dalam pertumbuhan dan struktur pohon.
Kata pengantar pedoman teknis ini menjelaskan bahwa pedoman ini disusun untuk membantu perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan bangunan gedung dan rumah tinggal yang tahan gempa dengan mengacu pada peraturan dan pedoman terkait. Pedoman ini mencakup struktur, konstruksi, dan metode perbaikan berbagai jenis bangunan.
Modul ini membahas tentang vektor, termasuk definisi vektor, komponen vektor, dan penjumlahan vektor. Vektor didefinisikan sebagai besaran yang mempunyai arah seperti gaya dan kecepatan, berbeda dengan skalar yang tidak mempunyai arah seperti waktu dan massa. Komponen vektor dan penjumlahan vektor dapat dihitung dengan metode grafis, jajaran genjang, dan komponen.
Bangunan portal adalah konstruksi yang umum digunakan untuk gudang, hangar, dan jembatan. Prinsip perhitungannya sama dengan balok di atas dua perletakan, yaitu kesetimbangan gaya vertikal, horizontal, dan momen. Bentuknya dapat simetris maupun tidak.
1. LAMPIRAN X
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2005
TANGGAL 13 JUNI 2005
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERNYATAAN NO. 08
AKUNTANSI
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
2. DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN…………………………………………..………………… 1 -4
Tujuan………………… ……………………………...….…………..…. 1-2
Ruang Lingkup…………………………………………………....…..... 3-4
DEFINISI………………………………………………………………………. 5
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN …..………………………..…….. 6-7
KONTRAK KONSTRUKSI.…….……………………….……………..……. 8 - 9
PENYATUAN DAN SEGMENTASI KONTRAK KONSTRUKSI......…… 10-12
PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN……………...…. 13-16
PENGUKURAN…………………………………………..………………...… 17-32
PENGUNGKAPAN ………….………………………………………...…….. 33-35
TANGGAL EFEKTIF…………………………………………………………. 36
3. PSAP 08 - 1
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN1
PERNYATAAN NO. 082
AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN3
Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah4
paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf5
penjelasan yang ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual6
Akuntansi Pemerintahan.7
PENDAHULUAN8
TUJUAN9
1. Tujuan Pernyataan Standar Konstruksi Dalam Pengerjaan10
adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan11
dengan metode nilai historis. Masalah utama akuntansi untuk Konstruksi12
Dalam Pengerjaan adalah jumlah biaya yang diakui sebagai aset yang harus13
dicatat sampai dengan konstruksi tersebut selesai dikerjakan.14
2. Pernyataan Standar ini memberikan panduan untuk:15
(a) identifikasi pekerjaan yang dapat diklasifikasikan sebagai Konstruksi16
Dalam Pengerjaan;17
(b) penetapan besarnya biaya yang dikapitalisasi dan disajikan di neraca;18
(c) penetapan basis pengakuan dan pengungkapan biaya konstruksi.19
RUANG LINGKUP20
3. Suatu entitas akuntansi yang melaksanakan21
pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan22
kegiatan pemerintahan dan/atau masyarakat, dalam suatu jangka waktu23
tertentu, baik pelaksanaan pembangunannya dilakukan secara24
swakelola atau oleh pihak ketiga wajib menerapkan standar ini.25
4. Sifat aktivitas yang dilaksanakan untuk konstruksi pada26
umumnya berjangka panjang sehingga tanggal mulai pelaksanaan aktivitas27
dan tanggal selesainya aktivitas tersebut biasanya jatuh pada periode28
akuntansi yang berlainan.29
DEFINISI30
5. Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam31
Pernyataan Standar dengan pengertia:32
Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam33
proses pembangunan.34
4. PSAP 08 - 2
Kontrak konstruksi adalah perikatan yang dilakukan secara khusus1
untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi yang berhubungan2
erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan,3
teknologi, dan fungsi atau tujuan atau penggunaan utama.4
Kontraktor adalah suatu entitas yang mengadakan kontrak untuk5
membangun aset atau memberikan jasa konstruksi untuk kepentingan6
entitas lain sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak7
konstruksi.8
Uang muka kerja adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum9
pekerjaan dilakukan dalam rangka kontrak konstruksi.10
Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pemberi kerja11
sebagai penggantian biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai12
kontrak.13
Pemberi kerja adalah entitas yang mengadakan kontrak konstruksi14
dengan pihak ketiga untuk membangun atau memberikan jasa15
konstruksi.16
Retensi adalah jumlah termin (progress billing) yang belum dibayar17
hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk18
pembayaran jumlah tersebut.19
Termin (progress billing) adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan20
yang dilakukan dalam suatu kontrak baik yang telah dibayar ataupun21
yang belum dibayar oleh pemberi kerja.22
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN23
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan24
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap25
lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya26
membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai. Perolehan27
melalui kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu periode waktu28
tertentu. Periode waktu perolehan tersebut bisa kurang atau lebih dari satu29
periode akuntansi.30
7. Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri31
(swakelola) atau melalui pihak ketiga dengan kontrak konstruksi.32
KONTRAK KONSTRUKSI33
8. Kontrak konstruksi dapat berkaitan dengan perolehan34
sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain35
dalam hal rancangan, teknologi, fungsi atau tujuan, dan penggunaan utama.36
Kontrak seperti ini misalnya konstruksi jaringan irigasi.37
9. Kontrak konstruksi dapat meliputi:38
(a) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan39
perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;40
5. PSAP 08 - 3
(b) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;1
(c) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung pengawasan2
konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value3
engineering;4
(d) kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi5
lingkungan.6
PENYATUAN DAN SEGMENTASI KONTRAK KONSTRUKSI7
10. Ketentuan-ketentuan dalam standar ini diterapkan secara8
terpisah untuk setiap kontrak konstruksi. Namun, dalam keadaan tertentu,9
adalah perlu untuk menerapkan pernyataan ini pada suatu komponen kontrak10
konstruksi tunggal yang dapat diidentifikasi secara terpisah atau suatu11
kelompok kontrak konstruksi secara bersama agar mencerminkan hakikat12
suatu kontrak konstruksi atau kelompok kontrak konstruksi.13
11. Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset,14
konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak15
konstruksi yang terpisah apabila semua syarat di bawah ini terpenuhi:16
(a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;17
(b) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor18
serta pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak19
yang berhubungan dengan masing-masing aset tersebut;20
(c) Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan.21
12. Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan22
konstruksi aset tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat23
diubah sehingga konstruksi aset tambahan dapat dimasukkan ke dalam24
kontrak tersebut. Konstruksi tambahan diperlakukan sebagai suatu25
kontrak konstruksi terpisah jika:26
(a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam27
rancangan, teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup28
dalam kontrak semula; atau29
(b) harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan30
harga kontrak semula.31
PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN32
13. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi33
Dalam Pengerjaan jika:34
(a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan35
datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;36
(b) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan37
(c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.38
6. PSAP 08 - 4
14. Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset1
yang dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah atau2
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh3
karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.4
15. Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset5
tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:6
(a) Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan7
(b) Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;8
16. Suatu Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset9
tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan10
selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.11
PENGUKURAN12
17. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya13
perolehan.14
15
Biaya Konstruksi16
18. Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antara17
lain:18
(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi;19
(b) biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan20
dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan21
(c) biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi22
yang bersangkutan.23
19. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu24
kegiatan konstruksi antara lain meliputi:25
(a) Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia;26
(b) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;27
(c) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke28
lokasi pelaksanaan konstruksi;29
(d) Biaya penyewaan sarana dan peralatan;30
(e) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung31
berhubungan dengan konstruksi.32
20. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke kegiatan konstruksi33
pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tertentu meliputi:34
(a) Asuransi;35
(b) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung36
berhubungan dengan konstruksi tertentu;37
7. PSAP 08 - 5
(c) Biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi1
yang bersangkutan seperti biaya inspeksi.2
Biaya semacam itu dialokasikan dengan menggunakan metode yang3
sistematis dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya4
yang mempunyai karakteristik yang sama. Metode alokasi biaya yang5
dianjurkan adalah metode rata-rata tertimbang atas dasar proporsi biaya6
langsung.7
21. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui8
kontrak konstruksi meliputi:9
(a) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan10
dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;11
(b) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor12
berhubung dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum13
dibayar pada tanggal pelaporan;14
(c) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga15
sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.16
22. Kontraktor meliputi kontraktor utama dan subkontraktor.17
23. Pembayaran atas kontrak konstruksi pada umumnya dilakukan18
secara bertahap (termin) berdasarkan tingkat penyelesaian yang ditetapkan19
dalam kontrak konstruksi. Setiap pembayaran yang dilakukan dicatat sebagai20
penambah nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan.21
24. Klaim dapat timbul, umpamanya, dari keterlambatan yang22
disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan23
dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak.24
25. Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya25
pinjaman yang timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi dan26
menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya tersebut dapat27
diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.28
26. Biaya pinjaman mencakup biaya bunga dan biaya lainnya yang29
timbul sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membiayai30
konstruksi.31
27. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh32
melebihi jumlah biaya bunga yang dibayarkan pada periode yang33
bersangkutan.34
28. Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa35
jenis aset yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman36
periode yang bersangkutan dialokasikan ke masing-masing konstruksi37
dengan metode rata-rata tertimbang atas total pengeluaran biaya38
konstruksi.39
29. Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan40
sementara tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat force majeur41
maka biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa pemberhentian42
sementara pembangunan konstruksi dikapitalisasi.43
8. PSAP 08 - 6
30. Pemberhentian sementara`pekerjaan kontrak konstruksi dapat1
terjadi karena beberapa hal seperti kondisi force majeur atau adanya campur2
tangan dari pemberi kerja atau pihak yang berwenang karena berbagai hal.3
Jika pemberhentian tersebut dikarenakan adanya campur tangan dari4
pemberi kerja atau pihak yang berwenang, biaya pinjaman selama5
pemberhentian sementara dikapitalisasi. Sebaliknya jika pemberhentian6
sementara karena kondisi force majeur, biaya pinjaman tidak dikapitalisasi7
tetapi dicatat sebagai biaya bunga pada periode yang bersangkutan.8
31. Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis9
pekerjaan yang penyelesaiannya jatuh pada waktu yang berbeda-beda,10
maka jenis pekerjaan yang sudah selesai tidak diperhitungkan biaya11
pinjaman. Biaya pinjaman hanya dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan12
yang masih dalam proses pengerjaan.13
32. Suatu kontrak konstruksi dapat mencakup beberapa jenis aset14
yang masing-masing dapat diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam15
paragraf 12. Jika jenis-jenis pekerjaan tersebut diselesaikan pada titik waktu16
yang berlainan maka biaya pinjaman yang dikapitalisasi hanya biaya17
pinjaman untuk bagian kontrak konstruksi atau jenis pekerjaan yang belum18
selesai. Bagian pekerjaan yang telah diselesaikan tidak diperhitungkan lagi19
biaya pinjaman.20
PENGUNGKAPAN21
33. Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai22
Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:23
(a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat24
penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;25
(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;26
(c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;27
(d) Uang muka kerja yang diberikan;28
(e) Retensi.29
34. Kontrak konstruksi pada umumnya memuat ketentuan tentang30
retensi. Misalnya, termin yang masih ditahan oleh pemberi kerja selama31
masa pemeliharaan. Jumlah retensi diungkapkan dalam Catatan atas32
Laporan Keuangan.33
35. Aset dapat dibiayai dari sumber dana tertentu. Pencantuman34
sumber dana dimaksudkan memberi gambaran sumber dana dan35
penyerapannya sampai tanggal tertentu.36
9. PSAP 08 - 7
TANGGAL EFEKTIF1
36. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini berlaku2
efektif untuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan3
anggaran mulai Tahun Anggaran 2005.4
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
Dr. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Tata Usaha,
ttd
Sugiri, S.H.