Dokumen tersebut membahas fisiologi dan patofisiologi sistem fonasi mulai dari anatomi organ penghasil suara seperti faring dan laring hingga berbagai kondisi gangguan seperti radang faring-laring, hipertrofi adenoid, tonsilitis, laringitis, dan kelainan laring lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan hidung dan gangguan-gangguan yang terkait dengan hidung dan telinga, seperti rinitis alergi, rinitis vasomotor, sinusitis, polip hidung, epistaksis, dan otitis media akuta. Dokumen ini memberikan informasi mengenai gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural serta tanda-tandanya, tes diagnostik pendengaran, dan penatalaksanaannya yang meliputi membersihkan telinga, pemberian antibiotika, dan tindakan operasi."
Dokumen tersebut membahas tentang masalah pada sistem pernapasan seperti sumbatan saluran pernapasan, gangguan pusat pernapasan, dan gangguan ventilasi paru. Dokumen ini juga menjelaskan cara diagnosis dan penanganan awal masalah pernapasan seperti pembebasan saluran napas, manajemen ventilasi, dan tanda-tanda keadaan darurat pernapasan.
Dokumen tersebut membahas fisiologi dan patofisiologi sistem fonasi mulai dari anatomi organ penghasil suara seperti faring dan laring hingga berbagai kondisi gangguan seperti radang faring-laring, hipertrofi adenoid, tonsilitis, laringitis, dan kelainan laring lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan hidung dan gangguan-gangguan yang terkait dengan hidung dan telinga, seperti rinitis alergi, rinitis vasomotor, sinusitis, polip hidung, epistaksis, dan otitis media akuta. Dokumen ini memberikan informasi mengenai gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural serta tanda-tandanya, tes diagnostik pendengaran, dan penatalaksanaannya yang meliputi membersihkan telinga, pemberian antibiotika, dan tindakan operasi."
Dokumen tersebut membahas tentang masalah pada sistem pernapasan seperti sumbatan saluran pernapasan, gangguan pusat pernapasan, dan gangguan ventilasi paru. Dokumen ini juga menjelaskan cara diagnosis dan penanganan awal masalah pernapasan seperti pembebasan saluran napas, manajemen ventilasi, dan tanda-tanda keadaan darurat pernapasan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penatalaksanaan gangguan pendengaran yang meliputi impaksi serumen, korpus alienum telinga, otitis media akut, otitis media kronik, dan labirintitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan penatalaksanaan dari berbagai gangguan pendengaran tersebut.
Ludwig angina adalah infeksi jaringan ikat pada dasar mulut yang disebabkan oleh infeksi gigi. Gejalanya berupa bengkak pada leher bawah yang menyebabkan obstruksi saluran napas. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan radiologi. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, antibiotik, dan tindakan untuk mengamankan saluran napas seperti trakeostomi.
Dokumen tersebut membahas tentang otitis media akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMA adalah peradangan telinga tengah akibat infeksi, sedangkan OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani. Penatalaksanaan OMA meliputi pemberian antibiotik, obat tetes hidung, dan miringotomi bila diperlukan. Sedangkan penatalaksanaan OMSK meliputi pemberian
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Pertusis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejalanya berupa batuk terus menerus yang diawali batuk kering dan berlanjut menjadi batuk berdahak disertai bunyi "whoop" ketika menghirup napas. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penatalaksanaan gangguan pendengaran yang meliputi impaksi serumen, korpus alienum telinga, otitis media akut, otitis media kronik, dan labirintitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan penatalaksanaan dari berbagai gangguan pendengaran tersebut.
Ludwig angina adalah infeksi jaringan ikat pada dasar mulut yang disebabkan oleh infeksi gigi. Gejalanya berupa bengkak pada leher bawah yang menyebabkan obstruksi saluran napas. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan radiologi. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, antibiotik, dan tindakan untuk mengamankan saluran napas seperti trakeostomi.
Dokumen tersebut membahas tentang otitis media akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMA adalah peradangan telinga tengah akibat infeksi, sedangkan OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani. Penatalaksanaan OMA meliputi pemberian antibiotik, obat tetes hidung, dan miringotomi bila diperlukan. Sedangkan penatalaksanaan OMSK meliputi pemberian
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Pertusis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejalanya berupa batuk terus menerus yang diawali batuk kering dan berlanjut menjadi batuk berdahak disertai bunyi "whoop" ketika menghirup napas. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium."
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. proses bersuara, suara
parau dan obstruksi jalan
nafas atas
I PUTU AGUNG MAHENDRA
21710175
SMF ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK – KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO 2022
2. Secara umum, mekanisme untuk menghasilkan suara manusia
dapat dibagi menjadi tiga bagian :
●Paru-paru
●Pita suara dalam laring
●Artikulatir
Stadium fonasi : korda vokalis ke medial oleh muskulus golongan
adductor secara simetris di garis median.
Proses Bersuara
3. Suara terbentuk karena tiupan udara dari paru yang
menggetarkan korda
vokalis.
Syarat :
1. Anatomi korda vokalis : normal, rata
2. Fisiologi korda vokalis : harus dapat bergerak ke medial dan
merapat dengan baik di median
3. Harus ada arus udara cukup kuat dari paru
Syarat tidak lengkap : SUARA PARAU
.
Proses Bersuara
4. Membuat suara dan menentukan tinggi rendahnya nada :
Plika fokalis aduksi → m. Krikotiroid merotasi kartilago tiroid ke
bawah dan
depan menjauhi kartilago aritenoid, saat yang bersamaan, m.
krikoaritenoid
posterior menahan / menarik kartilago aritenoid ke belakang →
plika vokalis Berkontraksi
Kontraksi m. Krikoaritenoid akan mendorong kartilago aritenoid
ke depan →
plika vokalis relaksasi
Proses Bersuara
5. Proses Bersuara
Organ Resonansi
Rongga faring, rongga hidung
> sebagai resonansi untuk
variasi frekuensi, intensitas
meningkat, dan kualitas suara
Organ Artikulasi
Bibir, palatum mole-durum,
lidah gigi, mandibula
6. Proses Bersuara
Stadium Respirasi
! Korda vokalis masing-
masing ditarik ke lateral
oleh muskulus golongan
abduktor
! Sehingga rima glotis
melebar
Stadium Fonasi
! Korda vokalis akan
bergerak ke arah medial
oleh muskulus golongan
adduktor secara simetris
! Terbentuk suara oleh
karena tiupan udara yg
menggetarkan korda
vokalis
7. Proses Suara
Saat bernafas kemudian terjadi
Pertukaran oksigen di paru dan
Udara meninggalkan paru
Udara mengalir ke laring dan
menggetarka korda vokalis
Pita suara teregang diregangkan
oleh otot abductor terbentuk celah
Menghasilkan suara
8.
9. SUARA
PARAU
BARU LAMA
Panas
YA TIDAK
SESAK
TERUS
LARINGITIS
AKUT PADA
ANAK
LARINGITIS
AKUT PADA
DEWASA
-
+
CORPUS ALINEUM
KORDA VOKALIS
Usia
ANAK DEWASA
SESAK
TERUS
SESAK
+ - +
-
PAPILOMA
LARING
VOKAL
NODUL
LARINGITIS
HIPERPLASIA
LARINGITIS
TUBERKULOSA
CA LARING
PARALISE
ABDUKTOR
10. Tanda Obstruksi Jalan Napas Bagian Atas:
1.Sesak ketika inspirasi, inspirator stridor
2.Tanda-tanda retraksi di (supraklavikula, epigastrium, interkostal)
Diagnosis
Umumnya dengan pemeriksaan laringoskopia, kecuali pada laringitis
akuta, pada anak-anak cukup dengan pemeriksaan luar.
Suara parau
11. Gangguan pada sumber
suara
Introduction
SUARA PARAU
Merupakan gejala yang dini
dari penyakit yang terjadi di laring
Gangguan anatomi korda vokalis Korda vokalis menebal
Gangguan fisiologi korda vokalis Paralisa bilateral, unilateral,
fiksasi arytenoid Korda vokalis
tak dapat merapat ke median(korda vokalis
cekung dan ada halangan
13. Laringitis akut pada dewasa
Introduction
Sering terjadi saat batuk pilek – parau
Etiologi : virus, bakteri
Patologi : korda vokalis & supraglotis merah, oedem
Gejala : (pagi baik – sore parau)
1. Suara membesar, nada rendah – parau – afoni
2. Tenggorokan gatal, kering, sakit untuk bicara – batuk
3. Sub-febris
1. VOICE REST
Tidak boleh berbicara atau berbisik
2. ANTIBIOTIK
Kalau panas tinggi, sekret banyak
3. TERAPI INFLUENZA
Makan, minum hangat, mandi air hangat
4. SELF LIMITING DISEASE (kalau ringan)
Terapi
14. Laringitis akut pada dewasa
Korda vokalis merah dan oedem
Normal Laringitis Akut
15. Laringitis akut pada anak
Introduction
Terapi
Perlu perhatian → dapat fatal karena :
1. Rima glotis kecil
2. Banyak jaringan ikat kendor, terutama subglotis
pada infiltrasi radang mudah oedem
Gejala khas pada bayi:
● Sesak nafas hebat saat inspirasi
● Parau seperti pada dewasa
● Panas
KORTIKOSTEROID
Dexametasone dosis tinggi 0,3 mg/kgBB IM, dapat di ulang 2x – selang 30
menit – (tidak membaik) – trakeotomi – (tidak membaik) – biasanya difteri
ANTIBIOTIKA
Setelah tidak sesak, perhatikan alergi
STOOM AIR
Dengan kelembapan tinggi – sekret encer
16. Laringitis TB
Introduction
Gejala klinis
Hampir selalu sebagai akibat TB paru
Setelah pengobatan → TB paru sembuh tapi
laringitis TB menetap karena struktur mukosa
laring sangat lekat pada kartilago & vaskularisasinya
tidak sebaik paru
Patogenesis: Infeksi kuman ke laring melalui udara
pernafasan, sputum yang mengandung kuman,
atau melalui aliran darah / limfa
Rasa kering, panas, tertekan di daerah laring
Suara parau berminggu-minggu → afoni
Hemoptisis
Nyeri telan hebat
Keadaan umum buruk
Pada pemeriksaan paru – proses aktif
17. Vokal Nodul
Introduction
Benjolan kecil, bilateral, simetris, timbul pada perbatasan 1/3 anterior
& 1/3 tengah dari bagian medial korda vokalis
Sering pada guru, penyanyi SINGER’S NODE
Gambaran klinis
Suara parau kronis atau suara parau akut berulang
Keluhan penyanyi: Kelelahan vokal (penurunan daya tahan vokal),
kesulitan dalam menyanyikan nada tinggi dengan lembut, bisa
timbul sesak napas, dan peningkatan usaha untuk bernyanyi.
Nyeri di leher pada fonasi berkepanjangan
18. Vokal Nodul
Introduction
PEMERIKSAAN:
●Tampak benjolan kecil pada titik pertemuan 1/3 anterior &
1/3 tengah bagian medial korda vokalis, bilateral, simetris
PENATALAKSANAAN:
Istirahat suara 1-2 minggu
Re-edukasi suara
Kontrol pemeriksaan laring – melihat kemajuan
Bila tidak ada kemajuan / nodul bertambah besar
ekstirpasi nodul
19. Papiloma laring
Introduction
Tumor jinak laring, biasanya pada anak < 8 tahun
• Tumbuhnya PROGRESIF – menutup rima glotis – sesak
• Penyebab : diduga virus/hormonal
• Gejala :
- Suara parau
-Lanjut: sumbatan jalan nafas atas (saat inspirasi +
retraksi)
• Pemeriksaan : Laringoskopi direk, indirek
- Tampak tumor kecil berdungkul warna pucat kemerahan
20. Obstruksi jalan napas
Introduction
Obstruksi laring adalah keadaan tersumbatnya laring oleh
bermacam sebab seperti:
• Laringomalacia
• Epiglotitis akut
• Paralisa abduktor bilateral Trauma
• Benda asing yang menyumbat laring
21. Epiglotitis
Introduction
Epiglotitis adalah suatu infeksi pada epiglotitis , yang dapat menyebabkan penyumbatan
saluran pernafasan dan kematian.
Gejala :
Mendadak
Sakit saat menelan yang mendadak dan hebat
Panas tinggi
Lama-lama sesak -> obstruksi jalan nafas
Pemeriksaan fisik
Tampak epiglotis oedem – merah seperti bola
22. Paralisa abductor bilateral
Introduction
Keadaan yang ditimbulkan oleh cedera nervus laringis rekuren, sehingga otot –
otot abduktor yang dipersarafinya tidak dapat berkontraksi dan rima glotis
menyempit.
Gejala :
Keluhan sesak napas disertai dengan stridor, suara serak dan melemah.
Pemeriksaan Fisik
Dalam stadium respirasi, korda vokalis berada di median, tak dapat bergerak ke
lateral.
23. Laring
Introduction
Trauma mekanik eksternal : trauma tumpul, trauma tajam
Trauma akibat luka bakar oleh panas
Trauma otogen akibat pemakaian suara yang berlebihan (vocal abuse)
misalnya akibat berteriak, menjerit keras, atau bernyanyi
dengan keras