Teknologi Internet of Things (IoT) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian dengan mengumpulkan data lingkungan secara real-time melalui sensor, memungkinkan manajemen lahan yang lebih baik, dan meningkatkan kualitas hasil pertanian. Contoh penerapannya adalah sistem Farmer Edge yang menggunakan sensor untuk memantau kondisi tanah dan cuaca guna meningkatkan hasil pertanian. Investasi IoT di sektor pert
4. Suatu hal yang paling mendasar yang
masih belum diperhatikan dalam pengembangan
teknologi pertanian di Indonesia hingga kini
adalah kurang memadainya dukungan
prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita
belum dikelola secara baik, sehingga masih agak
sulit atau lambat dalam melakukan introduksi
mesin-mesin pertanian. Pengelolaan lahan,
pengaturan dan manejemen pengairan yang
meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan
jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan
masih banyak lagi aspek lainnya yang belum
disentuh secara sungguh-sungguh dan
profesional.
Jenis teknologi yang cocok tidak mesti
harus yang muthakir dan canggih, tetapi
teknologi tersebut dapat diterapkan dan
dikembangkan sendiri oleh masyarakat kita.
Terkadang kita tidak dapat menghindarkan dari
proses alih teknologi. Namun demikian dalam
alih teknologi tersebut kita tidak boleh hanya
mengadopsi teknologi secara mentah-mentah
untuk langsung diterapkan pada masyarakat
petani kita. Melainkan teknologi tersebut harus
dipelajari, dimodifikasi, dikembangkan, dan
selanjutnya baru diterapkan ke dalam sistem
pertanian kita.
Dalam pengembangan teknologi alat dan mesin
pertanian perlu menyiapkan perangkat peraturan perundang-
undangan tentang alat dan mesin pertanian, menumbuh
kembangkan industri dan penerapan alsintan, mengembangkan
kelembagaan yang mandiri untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan alat dan mesin pertanian, memberikan modal bagi
petani yang tidak mampu dalam membeli aat dan mesin
pertanian, mengembangkan alat dan mesin pertanian sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
alsintan.
11. Revolusi industri 4.0 merupakan penerapan teknologi canggih seperti kecerdasan
buatan, Internet of Thing (IoT), data raksasa, augmented reality/virtual reality dan teknologi
lainnya. Salah satu aspek teknologi 4.0 yang berpengaruh penting pada sektor pertanian
adalah teknologi IoT. Kunci utama dari peran IoT di dalam sektor pertanian adalah
menghubungkan mesin dengan pertanian melalui jaringan digital. Model pertanian
berbasis IoT akan meningkatkan pertumbuhan petani, mengurangi limbah dan
meningkatkan produktivitas dari utilisasi pupuk sampai peran dari mesin pertanian itu
sendiri. Bagaimana IoT dapat membantu pertanian? Eastern Peak menjelaskan 5 peran IoT
untuk membantu sektor pertanian.
Pertama adalah pengumpulan data melalui sensor pertanian yang cerdas. Peran
dari sensor pertanian tersebut dapat mengetahui kondisi cuaca, kualitas pupuk, dan
kesehatan ternak. Kedua, dengan menggunakan IoT di pertanian, para petani memiliki
kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi dan mampu mengurangi risiko dari
produksi. Kemampuan untuk memprediksi output dari produksi sangat berguna bagi petani
agar mampu merencanakan distribusi hasil pertanian dengan lebih baik. Jika para petani
mampu mengetahui seberapa banyak hasil dari pertanian secara presisi, maka perencanaan
distribusi produk pertanian akan semakin mudah. Ketiga, dengan peran sensor, para petani
dapat melakukan manajemen biaya dan pengurangan limbah dengan efisien. Sensor
tersebut tentu sangat membantu petani dalam melihat berbagai anomali di produk
pertaniannya sehigga mitigasi risiko dapat dilakukan. Keempat adalah meningkatkan
efisiensi dari sistem pertanian melalui automasi. Hal tersebut dapat dilakukan karena
melalui IoT, para petani dapat mengontrol sistem irigasi dan pupuk melalui peralatan
canggih. Kelima adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Melalui sistem
pengawasan yang lebih baik, produksi pertanian akan lebih efisien dan optimal. Produksi
yang semakin banyak akan meningkatkan pendapatan dari petani.
12. Efisiensi dan produktivitas akan meningkat ketika masa ”precision agriculture” akan
semakin besar dan pertanian semakin terhubung. Hasil estimasi menunjukan bahwa di
tahun 2020, lebih dari 75 juta alat IoT pertanian akan digunakan dan rata-rata petani akan
menghasilkan data sebanyak 4,1 juta data di tahun 2050. Salah satu penerapan IoT di
dunia nyata dilakukan oleh Farmer Edge. Farmer Edge menerapkan IoT untuk membantu
petani agar mampu melakukan manajemen operasi secara lebih efektif dan mampu merekan
tren data historis mengenai pola cuaca, produktivitas lahan dan kondisi pasar.
Farmer Edge menggunakan stasiun cuaca dan perangkat telematika di lahan
petani. Perangkat ini selanjutnya mengirimkan data ke Azure IoT Hub dan dianalisis
menggunakan kecerdasan buatan dan algoritma pembelajaran mesin. Dengan data yang
mereka kumpulkan, petani dapat lebih mudah memantau kondisi tanah dan berbagai
variabel lingkungan seperti arah angin dan tingkat curah hujan. Penggunaan data real-
timemembantu petani dalam mereka meningkatkan kualitas produk pertanian seperti varian
benih terbaik untuk ditanam, atau jenis dan jumlah pupuk yang digunakan dalam bidang
atau kuadran lapangan tertentu, berdasarkan tingkat nutrisi saat di produk pertanian.
Farmer Edge membuktikan bahwa IoT dapat membantu petani dalam meningkatkan
produktivitas pertanian.
“Investment in agriculture are the best weapons against hunger and poverty and they
have made life better for billions people” kata Bill & Melinda Gates Foundation. Investasi
berbentuk IoT tentu akan sangat berdampak kepada sektor pertanian di Indonesia. Sektor
pertanian yang modern merupakan kunci bagi ketahanan pangan dan kemandirian bangsa
Indonesia. Tidak boleh terlambat, pemerintah harus segera berinvestasi untuk
mengaplikasikan IoT di sektor pertanian Indonesia.