SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Ringkasan Materi
PSIKOLOGI
SASTRA
Oleh: Siti Nurfaizah
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya
Universitas Negeri Yogyakarta
1. Pengertian
Psikologi sastra lahir sebagai salah satu jenis
kajian sastra yang digunakan untuk membaca dan
menginterprestasikan karya sastra, pengarang
karya sastra dan pembacanya dengan
menggunakan berbagai konsep dan kerangka
teori yang ada dalam psikologi.
Menurut Wiyatmi (2011:13), untuk menguji karakter tokoh-tokoh
yang terdapat dalam sebuah novel atau drama, seorang peneliti
atau kritikus perlu menguasai berbagai konsep psikologi,
utamanya yang berhubungan dengan watak dan kondisi kejiwaan
tokoh
Kajian sastra yang menggunakan pendekatan
psikologi sastra menghubungan antara sastra dan
psikologi.
Peneliti atau kritikus sastra membaca
dan mengkaji karya sastra, pengarang
yang menciptakan karya sastra, dan
pembaca yang mengalami proses
kejiwaan ketika membaca dan
menanggapi karya yang dibacanya.
Analisis Psikologi
terhadap Karya Sastra
Sastra dan psikologi pada hakikatnya sama-sama
membicarakan hidup dan kehidupan manusia.
Hal yang membedakan adalah sastra
membicarakan manusia yang diciptakan pengarang
(manusia imajiner), sedangkan psikologi
membicarakan manusia yang nyata sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tokoh dalam Analisis Psikologi Sastra
Sifat-sifat manusia dalam karya sastra
berisfat imajiner, tetapi di dalam
menggambarkan karakter dan jiwa tokoh,
pengarang menjadikan manusia yang nyata
(hidup) sebagai model kreativitas. Dalam
perspektif proses kreatif, ada tuntutan
bahwa karakter tokoh dalam karya sastra
harus memiliki dimensi psikologis,
sosiologis, dan fisiologis sebagaimana
layaknya manusia nyata.
Kegiatan analisis tokoh dalam
karya sastra dan perwatakan
tokoh, seorang peneliti perlu
mendasarkan pada teori dan
hukum-hukum psikologi
untuk menjelaskan perilaku
dan karakter manusia
(Wiyatmi, 2011:14).
Menurut Wellek dan Warren (1988)
berkenaan dengan penerapan pendekatan
psikologi dalam analsisis karya sastra, yang
perlu diperhatikan adalah bahwa
seandainya pun seorang pengarang
berhasil membuat tokoh-tokohnya berlaku
sesuai dengan “kebenaran psikologis”,
perlu dipertanyakan apakah kebenaran itu
bernilai artistik.
Hal itu dikarenakan ada kemungkinan sejumlah karya
sastra yang besar justru menyimpang dari standar
psikologi sezamannya.
Karya sastra disebut sebagai salah satu
gejala (penyakit) kejiwaan. Menurut
Ratna (20014:62), intensitas terhadap
gejala-gejala individual di satu pihak dan
dominasi aspek psikis di pihak lain,
menyebabkan pendekatan psikologis lebih
banyak membicarakan aspek penokohan
dan kecenderungan munculnya aliran
aliran (romantisme, ekspresionisme, dan
absurditas)
Proses kreatif merupakan salah
satu model yang banyak
dibicarakan dalam rangka
pendekatan atau teori psikologi
sastra.
Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas
penulis, yang sering dikaitkan dengan gejala
kejiwaan, seperti: obsesi, kontemplasi,
kompensasi, sublimasi, bahkan
neurosis.
Proses Kreatif Karya Sastra
Proses Kreatif Karya Sastra
Pengarang menghadirkan
situasi-situasi yang tidak
masuk akal dan motif-
motif yang fantastis.
Bahkan, upaya untuk
mendramatisir sebuah
peristiwa dalam buku-
buku nonsastra lebih
dominan.
Pemikiran psikologi dapat
menambah keartistikan
karya sastra karena
menunjang koherensi dan
kompleksitas.
Kebenaran psikologi yang
terdapat dalam karya
sastra akan bernilai artistik
jika menambah koherensi
dan kompleksitas karya
sastra.
Pemahaman terhadap proses kreatif karya
tertentu dari seorang pengarang dapat juga
dilakukan melalui keadaan jiwa pengarang.
Pengarang (sastrawan) adalah manusia biasa
yang bicara pada manusia lain.
Manusia yang benar-benar memiliki rasa
tanggap yang lebih peka, kegairahan, dan
kelembutan jiwa yang lebih mendalam tentang
kodrat manusia dan memiliki jiwa yang lebih
tajam dari pada manusia manusia lain. Keadaan
jiwa yang khusus tersebut akan melahirkan
bahasa puisi yang khusus pula.
2. Cakupan Psikologi Sastra
(Wellek dan Warren, 2000:81)
Psikologi sastra yang berfokus
pada studi tipe-tipe dan hukum-
hukum psikologi yang
diterapkan pada karya sastra.
Pertama
Psikologi
sastra yang berfokus pada
pengarang sebagai tipe atau
sebagai pribadi.
Kedua
Psikologi sastra
yang berfokus pada proses
kreatif penciptaan karya
sastra.
Ketiga Keempat
Psikologi sastra yang berfokus
pada kajian dampak sastra
bagi pembaca (psikologi
pembaca)
Psikologi Karya Sastra
Karya
Sastra
Kaitan Psikologi Sastra
Pengarang
Psikologi Pengarang
Pembaca
Psikologi Pembaca
Proses
Kreatif
a. Psikologi Pengarang
Pengertian
Salah satu wilayah psikologi kesenian yang membahas aspek kejiwaan pengarang sebagai suatu tipe
maupun sebagai seorang pribadi (Wellek & Warren, 1990:90). Dalam kajian ini yang menjadi fokus
adalah aspek kejiwaan pengarang yang memiliki hubungan dengan proses lahirnya karya sastra.
Wordsworth menjelaskan bahwa “keadaan jiwa” dengan psikologi khususnya, akan
melahirkan pengungkapan bahasa puisi yang khusus pula. Pendirian Wordsworth
mengenai proses penciptaan puisi yang dikatakannya sebagai pengungkapan alamiah
dari perasaan-perasaan yang meluap-luap, dari getaran hati yang berkembang dalam
kesyahduan, juga menunjukan adanya hubungan antara aspek psikologi dalam
proses penciptaan puisi (Hardjana 1984:62).
Salah satu wilayah kajian psikologi pengarang adalah aspek kejiwaan
pengarang. Aspek kejiwaan berhubungan dengan proses penciptaan
karya sastra, pengalaman individual, lingkungan sosial dan alam, serta
tujuan khusus yang mendorong penciptaan karya sastra.
b. Psikologi Karya
Sastra
Psikologi karya sastra mengkaji tipe dan hukum-hukum
psikologi dengan dua cara.
Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi,
kemudian diadakan analisis terhadap karya sastra.
Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah
karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditemukan
teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk
melakukan analisis karya sastra (Ratna, 2004:334).
Psikologi Karya Sastra
Cara Pertama
Karya sastra cenderung ditempatkan
sebgai gejala sekunder, karena karya
sastra dianggap sebagai gejala yang
pasif atau semata-mata sebagai
objek untuk mengaplikasikan teori
Cara Kedua
Menempatkan karya sastra
sebagai gejala yang
dinamis. Karya sastralah
yang menentukan teori,
bukan sebaliknya.
c. Psikologi Pembaca
● Psikologi pembaca merupakan salah satu jenis kajian
psikologi sastra yang memfokuskan pada pembaca,
yang ketika membaca dan menginterpretasikan karya
sastra mengalami berbagai situasi kejiwaan.
● Objek kajian dalam psikologi pembaca adalah pembaca
yang secara nyata membaca, menghayati, dan
menginterpretasikan karya sastra.
Iser (1979) mengatakan bahwa suatu karya
sastra akan menimbulkan kesan tertentu pada
pembaca. Kesan ini didapat melalui “hakikat”
yang ada pada karya itu yang dibaca oleh
pembacanya. Dalam proses pembacaan ini kala
ada interaksi antara hakikat karya itu dengan
“teks luar” yang mungkin memberikan kaidah
yang berbeda. Bahkan dapat dikatakan bahwa
kaidah dan nilai “teks luar” akan sangat
menentukan kesan yang akan muncul pada
seseorang sewaktu membaca sebuah teks,
karena fenomena ini akan menentukan
imajinasi pembaca dalam
membaca teks itu.
Sebagai manusia yang
memiliki aspek kejiwaan, maka
ketika membaca, menghayati,
dan mengintpresikan karya
sastra yang dibacanya, pembaca
akan mengadakan interaksi
dan dialog dengan karya sastra
yang dibacanya.
Psikologi Pembaca
Psikologi Pembaca
● Psikologi pembaca memiliki keterkaitan dengan teori
resepsi pembaca.
● Resepsi sastra juga membahas siapa pembaca, apa yang
dialami ketika dia membaca, faktor-faktor apa yang
mempengaruhi bagaimana dia memilih karya sastra
yang dibaca, dan bagaimana ia menanggapi karya
sastra. Bahasan itu juga dilakukan dalam kajian
psikologi pembaca.
● Hal itulah menjadi dasar pernyataan bahwa psikologi
pembaca berkaitan dengan kajian resepsi sastra.
3. Psikoanalisa dalam Kajian Sastra
● Perkembangan bidang ilmu psikologi mada abad ke-20 didominasi oleh tiga teori,
(1) psikologi analisa dengan tokohnya Freud, Jung, dan Lacan; (2) psikologi
behaviorisme dengan tokoh-tokoh antara lain BF Skinner dan JB Watson; (3)
psikologi humanistik dengan tokohnya Abraham Maslow dan Carl Rogers.
● Secara singkat dapat disebutkan karaktistik tiga teori tersebut. Psikologi analisa
(psikoanalisa) dipergunakan untuk menjelaskan dan mengungkapkan manusia
dalam keadaan tidak normal. Psikologi behaviorisme digunakan untuk menjelaskan
bahwa manusia selamanya dikondisikan oleh lingkungan. Psikologi humanistik
digunakan untuk menjelaskan orang-orang normal yang ingin mendapat
pencapaian maksimal atau aktualisasi diri (Darma, 2004:134).
Pertama, psikologi analisa. Titik awal psikologi analisa
adalah pertanyaan tentang: “Siapa aku sebenarnya”. Manusia
selalu diliputi oleh keraguan karena, tanpa disadari, ada yang
tidak beres dalam dirinya. Karena itu, sadar atau tidak sadar,
selalu mempertanyakan siapa dirinya dan pertanyaan itu
memuncak dalam ungkapan to be or not to be atau that is the
question.
Kedua, psikologi behaviorisme. Titik awal psikologi
behaviorisme oleh pertanyaan: “Mengapa saya menjadi
demikian?” Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah, dia
menjadi demikian, karena lingkungannya. Misalnya,
orang-orang di daerah tertentu cenderung kasar,
sementara di daerah lain halus, karena lingkungan telah
membentuk perilaku mereka.
Ketiga, psikologi humanistik. Titik awal psikologi
humanistik adalah pertanyaan bagi orang-orang
normal berkenaan dengan pencapaian dirinya.
Misalnya, “Saya tentara, dapatkah saya kelak
menjadi jenderal?” atau “Saya pemain bola,
dapatkan saya menjadi pemain tingkat dunia?”.
Darma (2004:135) menegaskan bahwa pertanyaan
“mengapa saya menjadi demikian” (behaviorisme) dan
pertanyaan “dapatkah saya kelak menjadi jenderal”
(humanistik) pada hakikatnya bertolak dari pertanyaan
yang sama dalam psikoanalisa, yakni “siapakah aku
sebenarnya”. Pertanyaan tersebut pada intinya
menyangkut masalah jati diri atau identitas diri.
Salah satu tokoh penting dalam teori psikoanalisa adalah Sigmund
Freud. Freud berhasil mempelajari riwayat hidup para seniman
besar dan sastrawan besar, dan berusaha mencari hubungan yang
signifikan atara riwayat hidup mereka dengan karya-karya yang
dihasilkannya. Pengarang besar yang diteliti oleh Freud adalah
Shakespeare dengan karya dramanya Hamlet; dan pengarang Rusia
abad ke-19, Fyodor Dostoevsky, khusus karya yang berjudul Note
from Underground (Catatan dari Bawah Tani – terjemahan Asrul
Sani) (Darma, 2004:133).
Perspektif Psikoanalisa (tripartit)
Dorongan alamiah jiwa
manusia untuk berpikir
dan bertindak sesuai
kehendaknya sendiri tanpa
kendali dan tidak ada
pembatasan diri. Sumber
utama id terletak dalam
pikiran kanak-kanak (the
infantile mind).
Perwujudan wewenang
“ayah” dan masyarakat,
yakni wewenang untuk
mengendalikan dan
membatasi dengan keras
keinginankeinginan tanpa
kendali dan tanpa
pembatasan dari id.
Superego adalah
pengendali
komponen id.
Penyeimbang antara
tuntutan-tuntutan
pengendalian
diri dan pembatasan diri milik
superego, dan dorongan
tanpa kendali dan tanpa
batas milik id.
Ego adalah kepanjangan
kesadaran pikiran (the
conscious tinking mind).
Kesadaran inilah yang mengedalikan
kata-kata, tindakan-tindakan, dan
pikiran-pikiran seseorang dalam
menghadapi masyarakat sebagai
sebuah dunia di luar dunia
dirinya sendiri
id
superego
ego
Kegunaan interpretasi adalah melihat motivasi di
balik ketiga komponen yang dari luar tampak
satu, namun sebenarnya bukan satu. Oleh karena
itu, khususnya dalam sastra, metode interpretasi
digunakan untuk menemukan motivasi yang
tersembunyi dalam jiwa tokoh dalam karya
sastra/sastrawan yang muncul melalui perilaku
tokoh-tokoh. Peneliti harus mencari dan
menemukan kunci-kunci perilaku (kata-kata,
pikiran, dan tindakan) dalam karya sastra untuk
melihat motuvasi apa sebenarnya yang berada di
balik kunci-kunci tersebut (Darma, 2004:153).
Sekian
Terima Kasih

More Related Content

Similar to PSIKOLOGI SASTRA-SITI NURFAIZAH.pptx

Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)Nuril anwar
 
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIHTEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIHMomee Rain
 
Teori Struktural Genetik.ppt
Teori Struktural Genetik.pptTeori Struktural Genetik.ppt
Teori Struktural Genetik.pptCiciLidaPutri
 
pengantar pengkajian sastra
pengantar pengkajian sastrapengantar pengkajian sastra
pengantar pengkajian sastraRico Aprisa
 
Jurnal Kajian Puisi Indonesia
Jurnal Kajian Puisi IndonesiaJurnal Kajian Puisi Indonesia
Jurnal Kajian Puisi IndonesiaDesy Sri Cahyani
 
3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبيرMulyadi O
 
Mengingatkan Kembali tentang Karya Sastra
Mengingatkan Kembali tentang Karya SastraMengingatkan Kembali tentang Karya Sastra
Mengingatkan Kembali tentang Karya SastraLestari Moerdijat
 
Tugas kajian cerita anak..
Tugas kajian cerita anak..Tugas kajian cerita anak..
Tugas kajian cerita anak..Arwifach Reza
 
Piyan sosiologi sastra
Piyan sosiologi sastraPiyan sosiologi sastra
Piyan sosiologi sastrapiyanumaild
 
Afinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptx
Afinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptxAfinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptx
Afinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptxDinaAngreani
 
Psikologis tokoh novel novel burung burung manyar karya y.b.mangunwijaya
Psikologis tokoh novel novel burung   burung manyar karya y.b.mangunwijayaPsikologis tokoh novel novel burung   burung manyar karya y.b.mangunwijaya
Psikologis tokoh novel novel burung burung manyar karya y.b.mangunwijayamujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1ErFani RetNo
 

Similar to PSIKOLOGI SASTRA-SITI NURFAIZAH.pptx (20)

Makalah sosiologi
Makalah sosiologiMakalah sosiologi
Makalah sosiologi
 
Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)
 
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIHTEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
 
Teori Struktural Genetik.ppt
Teori Struktural Genetik.pptTeori Struktural Genetik.ppt
Teori Struktural Genetik.ppt
 
pengantar pengkajian sastra
pengantar pengkajian sastrapengantar pengkajian sastra
pengantar pengkajian sastra
 
Jurnal Kajian Puisi Indonesia
Jurnal Kajian Puisi IndonesiaJurnal Kajian Puisi Indonesia
Jurnal Kajian Puisi Indonesia
 
3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير
 
Mengingatkan Kembali tentang Karya Sastra
Mengingatkan Kembali tentang Karya SastraMengingatkan Kembali tentang Karya Sastra
Mengingatkan Kembali tentang Karya Sastra
 
Tugas kajian cerita anak..
Tugas kajian cerita anak..Tugas kajian cerita anak..
Tugas kajian cerita anak..
 
Tugas kajian cerita anak..
Tugas kajian cerita anak..Tugas kajian cerita anak..
Tugas kajian cerita anak..
 
SOSIOSASTRA.ppt
SOSIOSASTRA.pptSOSIOSASTRA.ppt
SOSIOSASTRA.ppt
 
A310060126
A310060126A310060126
A310060126
 
Piyan sosiologi sastra
Piyan sosiologi sastraPiyan sosiologi sastra
Piyan sosiologi sastra
 
Afinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptx
Afinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptxAfinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptx
Afinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptx
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastra
 
Makalah psikoanalisis prosa sastra mika
Makalah psikoanalisis prosa sastra mikaMakalah psikoanalisis prosa sastra mika
Makalah psikoanalisis prosa sastra mika
 
Psikologis tokoh novel novel burung burung manyar karya y.b.mangunwijaya
Psikologis tokoh novel novel burung   burung manyar karya y.b.mangunwijayaPsikologis tokoh novel novel burung   burung manyar karya y.b.mangunwijaya
Psikologis tokoh novel novel burung burung manyar karya y.b.mangunwijaya
 
Sosiologi sastra
Sosiologi sastraSosiologi sastra
Sosiologi sastra
 
aliran teori sastra
aliran teori sastraaliran teori sastra
aliran teori sastra
 
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

PSIKOLOGI SASTRA-SITI NURFAIZAH.pptx

  • 1. Ringkasan Materi PSIKOLOGI SASTRA Oleh: Siti Nurfaizah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta
  • 2. 1. Pengertian Psikologi sastra lahir sebagai salah satu jenis kajian sastra yang digunakan untuk membaca dan menginterprestasikan karya sastra, pengarang karya sastra dan pembacanya dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam psikologi.
  • 3. Menurut Wiyatmi (2011:13), untuk menguji karakter tokoh-tokoh yang terdapat dalam sebuah novel atau drama, seorang peneliti atau kritikus perlu menguasai berbagai konsep psikologi, utamanya yang berhubungan dengan watak dan kondisi kejiwaan tokoh Kajian sastra yang menggunakan pendekatan psikologi sastra menghubungan antara sastra dan psikologi. Peneliti atau kritikus sastra membaca dan mengkaji karya sastra, pengarang yang menciptakan karya sastra, dan pembaca yang mengalami proses kejiwaan ketika membaca dan menanggapi karya yang dibacanya.
  • 4. Analisis Psikologi terhadap Karya Sastra Sastra dan psikologi pada hakikatnya sama-sama membicarakan hidup dan kehidupan manusia. Hal yang membedakan adalah sastra membicarakan manusia yang diciptakan pengarang (manusia imajiner), sedangkan psikologi membicarakan manusia yang nyata sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
  • 5. Tokoh dalam Analisis Psikologi Sastra Sifat-sifat manusia dalam karya sastra berisfat imajiner, tetapi di dalam menggambarkan karakter dan jiwa tokoh, pengarang menjadikan manusia yang nyata (hidup) sebagai model kreativitas. Dalam perspektif proses kreatif, ada tuntutan bahwa karakter tokoh dalam karya sastra harus memiliki dimensi psikologis, sosiologis, dan fisiologis sebagaimana layaknya manusia nyata. Kegiatan analisis tokoh dalam karya sastra dan perwatakan tokoh, seorang peneliti perlu mendasarkan pada teori dan hukum-hukum psikologi untuk menjelaskan perilaku dan karakter manusia (Wiyatmi, 2011:14).
  • 6. Menurut Wellek dan Warren (1988) berkenaan dengan penerapan pendekatan psikologi dalam analsisis karya sastra, yang perlu diperhatikan adalah bahwa seandainya pun seorang pengarang berhasil membuat tokoh-tokohnya berlaku sesuai dengan “kebenaran psikologis”, perlu dipertanyakan apakah kebenaran itu bernilai artistik. Hal itu dikarenakan ada kemungkinan sejumlah karya sastra yang besar justru menyimpang dari standar psikologi sezamannya.
  • 7. Karya sastra disebut sebagai salah satu gejala (penyakit) kejiwaan. Menurut Ratna (20014:62), intensitas terhadap gejala-gejala individual di satu pihak dan dominasi aspek psikis di pihak lain, menyebabkan pendekatan psikologis lebih banyak membicarakan aspek penokohan dan kecenderungan munculnya aliran aliran (romantisme, ekspresionisme, dan absurditas) Proses kreatif merupakan salah satu model yang banyak dibicarakan dalam rangka pendekatan atau teori psikologi sastra. Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas penulis, yang sering dikaitkan dengan gejala kejiwaan, seperti: obsesi, kontemplasi, kompensasi, sublimasi, bahkan neurosis. Proses Kreatif Karya Sastra
  • 8. Proses Kreatif Karya Sastra Pengarang menghadirkan situasi-situasi yang tidak masuk akal dan motif- motif yang fantastis. Bahkan, upaya untuk mendramatisir sebuah peristiwa dalam buku- buku nonsastra lebih dominan. Pemikiran psikologi dapat menambah keartistikan karya sastra karena menunjang koherensi dan kompleksitas. Kebenaran psikologi yang terdapat dalam karya sastra akan bernilai artistik jika menambah koherensi dan kompleksitas karya sastra.
  • 9. Pemahaman terhadap proses kreatif karya tertentu dari seorang pengarang dapat juga dilakukan melalui keadaan jiwa pengarang. Pengarang (sastrawan) adalah manusia biasa yang bicara pada manusia lain. Manusia yang benar-benar memiliki rasa tanggap yang lebih peka, kegairahan, dan kelembutan jiwa yang lebih mendalam tentang kodrat manusia dan memiliki jiwa yang lebih tajam dari pada manusia manusia lain. Keadaan jiwa yang khusus tersebut akan melahirkan bahasa puisi yang khusus pula.
  • 10. 2. Cakupan Psikologi Sastra (Wellek dan Warren, 2000:81) Psikologi sastra yang berfokus pada studi tipe-tipe dan hukum- hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Pertama Psikologi sastra yang berfokus pada pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua Psikologi sastra yang berfokus pada proses kreatif penciptaan karya sastra. Ketiga Keempat Psikologi sastra yang berfokus pada kajian dampak sastra bagi pembaca (psikologi pembaca)
  • 11. Psikologi Karya Sastra Karya Sastra Kaitan Psikologi Sastra Pengarang Psikologi Pengarang Pembaca Psikologi Pembaca Proses Kreatif
  • 12. a. Psikologi Pengarang Pengertian Salah satu wilayah psikologi kesenian yang membahas aspek kejiwaan pengarang sebagai suatu tipe maupun sebagai seorang pribadi (Wellek & Warren, 1990:90). Dalam kajian ini yang menjadi fokus adalah aspek kejiwaan pengarang yang memiliki hubungan dengan proses lahirnya karya sastra. Wordsworth menjelaskan bahwa “keadaan jiwa” dengan psikologi khususnya, akan melahirkan pengungkapan bahasa puisi yang khusus pula. Pendirian Wordsworth mengenai proses penciptaan puisi yang dikatakannya sebagai pengungkapan alamiah dari perasaan-perasaan yang meluap-luap, dari getaran hati yang berkembang dalam kesyahduan, juga menunjukan adanya hubungan antara aspek psikologi dalam proses penciptaan puisi (Hardjana 1984:62). Salah satu wilayah kajian psikologi pengarang adalah aspek kejiwaan pengarang. Aspek kejiwaan berhubungan dengan proses penciptaan karya sastra, pengalaman individual, lingkungan sosial dan alam, serta tujuan khusus yang mendorong penciptaan karya sastra.
  • 13. b. Psikologi Karya Sastra Psikologi karya sastra mengkaji tipe dan hukum-hukum psikologi dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi, kemudian diadakan analisis terhadap karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditemukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis karya sastra (Ratna, 2004:334).
  • 14. Psikologi Karya Sastra Cara Pertama Karya sastra cenderung ditempatkan sebgai gejala sekunder, karena karya sastra dianggap sebagai gejala yang pasif atau semata-mata sebagai objek untuk mengaplikasikan teori Cara Kedua Menempatkan karya sastra sebagai gejala yang dinamis. Karya sastralah yang menentukan teori, bukan sebaliknya.
  • 15. c. Psikologi Pembaca ● Psikologi pembaca merupakan salah satu jenis kajian psikologi sastra yang memfokuskan pada pembaca, yang ketika membaca dan menginterpretasikan karya sastra mengalami berbagai situasi kejiwaan. ● Objek kajian dalam psikologi pembaca adalah pembaca yang secara nyata membaca, menghayati, dan menginterpretasikan karya sastra.
  • 16. Iser (1979) mengatakan bahwa suatu karya sastra akan menimbulkan kesan tertentu pada pembaca. Kesan ini didapat melalui “hakikat” yang ada pada karya itu yang dibaca oleh pembacanya. Dalam proses pembacaan ini kala ada interaksi antara hakikat karya itu dengan “teks luar” yang mungkin memberikan kaidah yang berbeda. Bahkan dapat dikatakan bahwa kaidah dan nilai “teks luar” akan sangat menentukan kesan yang akan muncul pada seseorang sewaktu membaca sebuah teks, karena fenomena ini akan menentukan imajinasi pembaca dalam membaca teks itu. Sebagai manusia yang memiliki aspek kejiwaan, maka ketika membaca, menghayati, dan mengintpresikan karya sastra yang dibacanya, pembaca akan mengadakan interaksi dan dialog dengan karya sastra yang dibacanya. Psikologi Pembaca
  • 17. Psikologi Pembaca ● Psikologi pembaca memiliki keterkaitan dengan teori resepsi pembaca. ● Resepsi sastra juga membahas siapa pembaca, apa yang dialami ketika dia membaca, faktor-faktor apa yang mempengaruhi bagaimana dia memilih karya sastra yang dibaca, dan bagaimana ia menanggapi karya sastra. Bahasan itu juga dilakukan dalam kajian psikologi pembaca. ● Hal itulah menjadi dasar pernyataan bahwa psikologi pembaca berkaitan dengan kajian resepsi sastra.
  • 18. 3. Psikoanalisa dalam Kajian Sastra ● Perkembangan bidang ilmu psikologi mada abad ke-20 didominasi oleh tiga teori, (1) psikologi analisa dengan tokohnya Freud, Jung, dan Lacan; (2) psikologi behaviorisme dengan tokoh-tokoh antara lain BF Skinner dan JB Watson; (3) psikologi humanistik dengan tokohnya Abraham Maslow dan Carl Rogers. ● Secara singkat dapat disebutkan karaktistik tiga teori tersebut. Psikologi analisa (psikoanalisa) dipergunakan untuk menjelaskan dan mengungkapkan manusia dalam keadaan tidak normal. Psikologi behaviorisme digunakan untuk menjelaskan bahwa manusia selamanya dikondisikan oleh lingkungan. Psikologi humanistik digunakan untuk menjelaskan orang-orang normal yang ingin mendapat pencapaian maksimal atau aktualisasi diri (Darma, 2004:134).
  • 19. Pertama, psikologi analisa. Titik awal psikologi analisa adalah pertanyaan tentang: “Siapa aku sebenarnya”. Manusia selalu diliputi oleh keraguan karena, tanpa disadari, ada yang tidak beres dalam dirinya. Karena itu, sadar atau tidak sadar, selalu mempertanyakan siapa dirinya dan pertanyaan itu memuncak dalam ungkapan to be or not to be atau that is the question.
  • 20. Kedua, psikologi behaviorisme. Titik awal psikologi behaviorisme oleh pertanyaan: “Mengapa saya menjadi demikian?” Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah, dia menjadi demikian, karena lingkungannya. Misalnya, orang-orang di daerah tertentu cenderung kasar, sementara di daerah lain halus, karena lingkungan telah membentuk perilaku mereka.
  • 21. Ketiga, psikologi humanistik. Titik awal psikologi humanistik adalah pertanyaan bagi orang-orang normal berkenaan dengan pencapaian dirinya. Misalnya, “Saya tentara, dapatkah saya kelak menjadi jenderal?” atau “Saya pemain bola, dapatkan saya menjadi pemain tingkat dunia?”.
  • 22. Darma (2004:135) menegaskan bahwa pertanyaan “mengapa saya menjadi demikian” (behaviorisme) dan pertanyaan “dapatkah saya kelak menjadi jenderal” (humanistik) pada hakikatnya bertolak dari pertanyaan yang sama dalam psikoanalisa, yakni “siapakah aku sebenarnya”. Pertanyaan tersebut pada intinya menyangkut masalah jati diri atau identitas diri.
  • 23. Salah satu tokoh penting dalam teori psikoanalisa adalah Sigmund Freud. Freud berhasil mempelajari riwayat hidup para seniman besar dan sastrawan besar, dan berusaha mencari hubungan yang signifikan atara riwayat hidup mereka dengan karya-karya yang dihasilkannya. Pengarang besar yang diteliti oleh Freud adalah Shakespeare dengan karya dramanya Hamlet; dan pengarang Rusia abad ke-19, Fyodor Dostoevsky, khusus karya yang berjudul Note from Underground (Catatan dari Bawah Tani – terjemahan Asrul Sani) (Darma, 2004:133).
  • 24. Perspektif Psikoanalisa (tripartit) Dorongan alamiah jiwa manusia untuk berpikir dan bertindak sesuai kehendaknya sendiri tanpa kendali dan tidak ada pembatasan diri. Sumber utama id terletak dalam pikiran kanak-kanak (the infantile mind). Perwujudan wewenang “ayah” dan masyarakat, yakni wewenang untuk mengendalikan dan membatasi dengan keras keinginankeinginan tanpa kendali dan tanpa pembatasan dari id. Superego adalah pengendali komponen id. Penyeimbang antara tuntutan-tuntutan pengendalian diri dan pembatasan diri milik superego, dan dorongan tanpa kendali dan tanpa batas milik id. Ego adalah kepanjangan kesadaran pikiran (the conscious tinking mind). Kesadaran inilah yang mengedalikan kata-kata, tindakan-tindakan, dan pikiran-pikiran seseorang dalam menghadapi masyarakat sebagai sebuah dunia di luar dunia dirinya sendiri id superego ego
  • 25. Kegunaan interpretasi adalah melihat motivasi di balik ketiga komponen yang dari luar tampak satu, namun sebenarnya bukan satu. Oleh karena itu, khususnya dalam sastra, metode interpretasi digunakan untuk menemukan motivasi yang tersembunyi dalam jiwa tokoh dalam karya sastra/sastrawan yang muncul melalui perilaku tokoh-tokoh. Peneliti harus mencari dan menemukan kunci-kunci perilaku (kata-kata, pikiran, dan tindakan) dalam karya sastra untuk melihat motuvasi apa sebenarnya yang berada di balik kunci-kunci tersebut (Darma, 2004:153).