SlideShare a Scribd company logo
ADAB BERPAKAIAN DALAM ISLAM
HandOut
Nama :
Kelas :
SMANSAKU2019/ 2020
1
ADAB BERPAKAIAN SESUAI SYARI’AT ISLAM
Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang
Allah berikan kepada para hambanya, Islam mengajarkan
agar seorang muslim berpakain dengan pakaian islami
dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan.
Lalu, bagaimana Islam mengatur dalam urusan
berpakaian?
2
DALAM BERPAKAIAN HENDAKNYA
MENYANGKUP 3 ASPEK NILAI:
1. Nilai Religius
Maksudnya pakaian yang hendak dipakai harus
sesuai dengan ketentuan Islam, baik fungsi maupun
tujuannya.
Dalam hal ini fungsinya menutup aurat dan tujuannya
menjaga kehormatan dan harga diri manusia.
3
2. NILAI ESTETIKA
Hendaknya pakaian seorang muslim memiliki nilai
estetika yakni nilai kepatutan, keindahan, dan
kebaikan bagi pemakainya.
Contohnya: pergi shalat berjamaah dengan memakai
kaos distro dan sarung memang sah. Tapi
estetikanya kurang, dan hal ini perlu untuk dihindari.
4
3. NILAI MEDIS
 Hendaknya pakaian yg dipakai bisa mencegah dari
berbagai macam penyakit, bukan menimbulkan
penyakit.
 Contoh: celana jeans terlalu ketat bisa
menimbulkan sakit kulit, kanker serviks,
kemandulan dsb
5
MENGAPA ISLAM MENGATUR DALAM HAL
BERPAKAIAN.....?
Mungkin ada yang berfikiran, kenapa Islam apa apa
diatur, ini ga boleh, itu ga boleh...
Tentulah dalam segala hal Islam menginginkan kebaikan
untuk umatnya. Dibalik setiap kejadian ada hikmahnya....
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
.... ً
‫ل‬ِ‫اط‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ََٰ‫ه‬ َ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ....
Artinya: “....Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia....” (QS. Ali Imran: 191)
6
1. BERPAKAIAN SYAR’I BERARTI BAGIAN DARI MENJAGA ALLAH,
MENCARI SEBAB- SEBAB TURUNNYA PENJAGAAN ALLAH
 ِ
‫ض‬َ‫ر‬ ٍ
‫َّاس‬‫ب‬َ‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫هللا‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ِ
‫َّاس‬‫ب‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬
:
ْ‫َل‬‫خ‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬
َ‫ف‬
َ‫ف‬ ،ً‫ا‬‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
:
َ‫ك‬ َ‫ك‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ُ‫غ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬
:
َ‫ج‬ُ‫ت‬ ُ‫ه‬ْ‫د‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ َ‫هللا‬ ِ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫اح‬ ،َ‫ك‬ْ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫هللا‬ ِ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫ح‬ْ‫ا‬
،َ‫ك‬َ‫ه‬‫ا‬
ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫هللا‬ ِ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫أ‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬
‫ا‬َ‫ذ‬
ُ‫ل‬ْ‫ا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫ا‬ َ‫و‬ ،ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬
َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫ة‬َّ‫م‬
َ‫ك‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬
َ‫ت‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ِ‫ب‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ِ‫ب‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ،َ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬
ْ‫ن‬َ‫أ‬
َ‫ش‬ِ‫ب‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ ْ‫و‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬ ْ‫و‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬
ِ‫ف‬ُ‫ر‬ ،َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬
ِ‫ت‬َ‫ع‬
ِ‫ف‬ُ‫ح‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ت‬َّ‫ف‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ل‬ْ‫ا‬
[
‫وقال‬ ‫الترمذي‬ ‫رواه‬
:
‫صحيح‬ ‫حسن‬ ‫حديث‬
.] 7
Dari Abul Abbas bin Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma dia
berkata: Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau bersabda, “Hai anak muda, aku
akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya
Allah menjagamu, Jagalah Allah, niscaya engkau dapati Dia di hadapanmu.
Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta
pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah,
sesungguhnya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan suatu
kemanfaatan kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberinya,
kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Dan seandainya
mereka bersatu untuk mendatangkan suatu kemudharatan kepadamu,
maka mereka tidak dapat mendatangkannya, kecuali dengan sesuatu yang
telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran
telah mengering.”
(HR. Tirmidzi, Derajat Hadits Hasan)
8
2. KASIH SAYANG ALLAH KEPADA HAMBANYA
‫بولدها‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫بعباده‬ ‫أرحم‬ ‫هلل‬
”
.
‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬
“Sungguh, Allah jauh lebih penyayang kepada hamba-
hamba-Nya daripada ibu kepada anaknya.” (HR. Bukhari
dalam Kitab al-Adab [5999] dan Muslim dalam Kitab at-
Taubah [2754])
Begitu juga, dibalik berpakaian syar’i terdapat banyak
hikmahnya. Sebagai bentuk penjagaan Allah serta
kemuliaan terhadap hambaNya.
9
3. ISLAM MENGINGINKAN SEMUA PERBUATAN MANUSIA
MENJADI IBADAH/ BERPAHALA
Allah ingin perkara perkara yang biasa menjadi perkara yang
berpahala. Lihatlah dalam hal suami mencari nafkah juga dinilai
pahala

َ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬
َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫د‬َ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ ‫ا‬
‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬
َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ت‬َ‫ج‬ ْ‫و‬ َ‫ز‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫أ‬
َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫م‬ِ‫د‬‫َا‬‫خ‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬
ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬
Artinya: “Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai
sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri
pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang
engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga
makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk
sedekah” (HR. Ahmad).
Maka berpakaian syari’pun ada pahalanya tersendiri.
10
4. MENUTUP CELAH BAGI SYAITAN UNTUK MENGGODA
MANUSIA
Segala perkara, telah diatur oleh Islam termasuk
dalam hal berpakaian. Aturan tersebut
dilaksanakan agar manusia tertutup celahnya dari
godaan syetan.
Lihatlah hadis tentang adab masuk rumah dan
makan
11
Hadits Jabir bin ‘Abdillah, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

َ َّ
‫اَلل‬ َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬
َ‫ط‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫خ‬ُ‫د‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ع‬
‫َا‬‫ش‬َ‫ع‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫يت‬ِ‫ب‬َ‫م‬ َ‫ال‬ ُ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬
َ‫ء‬
.
ُ‫ك‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬
َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ َّ
‫اَلل‬ ِ
‫ر‬
ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫د‬َ‫أ‬ ُ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫خ‬ُ‫د‬
َ‫يت‬ِ‫ب‬َ‫م‬
.
‫ا‬ ِ
‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬
َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ َّ
‫َلل‬
ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫يت‬ِ‫ب‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ع‬َ‫ط‬
َ‫ء‬‫َا‬‫ش‬َ‫ع‬
Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya,
lalu ia berdzikir pada Allah ketika memasukinya dan ketika hendak
makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Sungguh
kalian tidak mendapat tempat bermalam dan tidak mendapat makan
malam.” Namun ketika seseorang memasuki rumah dan tidak berdzikir
pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya), “Akhirnya,
kalian mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama
Allah ketika makan, setan pun berucap (pada teman-temannya), “Kalian
akhirnya mendapat tempat bermalam dan makan malam.”
(HR. Muslim no. 2018). 12
BERPAKAIAN SYARI’ KETIKA IBADAH JUGA MENUTUP
CELAH SYETAN MENGGODA MANUSIA.
Hal tersebut pernah juga dialami oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
‘Aisyah Radhiyallaha berkata :
َّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬
َ‫ظ‬َ‫ن‬َ‫ف‬ ٌ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ ٍ‫ة‬َ‫ص‬ْ‫ي‬ِ‫َم‬‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ى‬
‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ر‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ص‬ْ‫ن‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ً‫ة‬ َ‫ر‬ْ‫َظ‬‫ن‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أ‬
:
‫و‬ُ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬‫ا‬
َ‫ج‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ت‬َ‫ص‬‫ي‬ِ‫َم‬‫خ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬
ٍ‫م‬ْ‫ه‬
َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ،ٍ‫م‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ن‬‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬ َ‫و‬
‫ي‬ِ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ف‬ِ‫ن‬‫ن‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ت‬َ‫ه‬ْ‫ل‬
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan pakaian khamishah yang
bercorak. Dalam shalatnya beliau memandang sekilas corak pakaian tersebut. Setelah
selesai shalat, beliaupun berkata: "Serahkan khamishah ini kepada Abu Jahm, dan ambilkan
untukku pakaian ambijaniyah hadiah dari Abu Jahm. Karena, pakaian khamishah tadi
melalaikan khusyuk shalatku”. [HR al-Bukhâri, no. 373]
Pakaian anbijâniyyah yang diminta Rasûlullâh adalah pakaian kasar yang tidak bercorak.
Berbeda dengan pakaian khamishah yang dikembalikan oleh beliau, pakaian itu memiliki
corak ataupun gambar.
13
ADAB BERPAKAIAN LELAKI MUSLIM:
Pakaian merupakan nikmat agung yang telah Allah
anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, supaya
mereka menutup aurat mereka dengannya. Kemudian,
Allah menambahkan kenikmatan tersebut dengan
menganugerahkan ‘riyaasy’ (pakaian indah) sebagai
perhiasan.
14
ALLAH TA’ALA BERFIRMAN DALAM
(QS. A’RAAF: 26 ):
15
OLEH KARENA ITU, SEORANG MUSLIM HENDAKNYA MEMPERHATIKAN ADAB-ADAB
YANG BERKAITAN DENGAN PAKAIAN, DIANTARANYA :
1. Wajib menutup aurat
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam
tafsirnya terhadap ayat Al- A’raaf 26, “Allah telah
memberikan kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya
berupa pakaian dan raisy (pakaian indah). Pakaian
digunakan untuk menutup aurat, dimana hal ini
merupakan perkara yang wajib; sedangkan raisy
digunakan untuk perhiasan, dimana hal ini merupakan
penyempurna dan tambahan.” (Tafsirul Quranil ‘Adziim).
16
Menutup aurat merupakan adab mulia yang
diperintahkan dalam agama islam. Bahkan, seseorang
dilarang melihat aurat orang lain, karena hal tersebut
dapat menimbulkan kerusakan, dimana syariat
menutup semua celah terjadinya kerusakan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki
lainnya. ….” (HR. Muslim, 338) Jumhur ulama
mengatakan bahwa aurat laki-laki ialah dari lutut
hingga pusar.
17
2. MENGENAKAN PAKAIAN SEDERHANA
Hendaknya seorang muslim meninggalkan pakaian mewah dan
mahal. Hal ini dapat menjauhkannya dari sifat sombong, dan
menjadikannya dekat dengan orang-orang sederhana dan miskin.
Selain itu, Allah akan menjauhkannya dari sifat suka berfoya-foya,
serta perasaan iri dan dengki dari sesama muslim.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah,
sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan
memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas
ia diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin
ia pakai.” (HR. Ahmad, dan Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadist ash-
Shahiihah : 718) 18
3. MEMULAI DARI SEBELAH KANAN
 Ummul mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
ُّ
‫ى‬ِ
‫ب‬َّ
‫الن‬ َ
‫ان‬َ
‫ك‬
–
‫وس‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬
‫لم‬
–
ُّ
‫ع‬َ
‫ن‬َ
‫ت‬ ‫ى‬ِ
‫ف‬ ُ
‫ن‬ُّ
‫م‬َ
‫ي‬َّ
‫الت‬ ُ
‫ه‬ُ
‫ب‬ ِ
‫ج‬ْ
‫ع‬ُ
‫ي‬
ُ
‫ط‬َ
‫و‬ ِ
‫ه‬ِ
‫ل‬ُّ
‫ج‬َ
‫ر‬َ
‫ت‬َ
‫و‬ ِ
‫ه‬ِ
‫ل‬
‫ى‬ِ
‫ف‬َ
‫و‬ ِ
‫ه‬ِ
‫ور‬ُ
‫ه‬
ِ
‫ه‬ِّ
ِ
‫ل‬ُ
‫ك‬ ِ
‫ه‬ِ
‫ن‬ْ‫أ‬ َ
‫ش‬
 “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai
mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika menyisir
rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik-
baik).” (HR. Bukhari no. 186 dan Muslim no. 268).
19
 Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini
mengandung kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang
mulia dan bernilai maka dianjurkan untuk mendahulukan yang kanan
pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang, sepatu, masuk ke
dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting kumis,
menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala,
mengucapkan salam sebagai tanda selesai shalat, membasuh anggota
wudhu, keluar dari WC, makan dan minum, berjabat tangan, menyentuh
hajar aswad dan lain-lain.
 Sedangkan hal-hal yang berkebalikan dari hal yang diatas dianjurkan
untuk menggunakan sisi kiri semisal masuk WC, keluar dari masjid,
membuang ingus, istinjak, mencopot baju, celana panjang dan sepatu.
Ini semua dikarenakan sisi kanan itu memiliki kelebihan dan
kemuliaan.” (Syarah Muslim, 3/131) 20
4. MEMAKAI PAKAIAN PUTIH
Pakaian berwarna putih lebih baik dari pakaian
berwarna lain, walaupun itu tidak
terlarang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Pakailah pakaian berwarna
putih, karena pakaian berwana putih lebih suci dan
lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan kain
putih” (HR. Ahmad, an-Nasaa’i, dan selain
keduanya, lihat Shahiihul Jaami’ : 1235)
21
5. TIDAK MENGENAKAN
PAKAIAN SYUHRAH (SENSASIONAL)
 Dikatakan pakaian syuhrah karena pakaian tersebut membuat
pemakainya menjadi pusat perhatian, baik karena jenis pakaian
tersebut sangat mewah, atau sangat berbeda dengan kebanyakan
orang, atau pakaian tersebut sudah sangat lusuh dan compang-
camping, atau pakaian tertentu yang dipakai agar menjadi
terkenal.
 Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
memakai pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian
yang serupa pada hari kiamat nanti. Kemudian, dalam pakaian
tersebut akan dinyalakan api Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu
Majah, lihat Shahiihul Jaami’ : 6526)
22
6. TIDAK MEMAKAI EMAS DAN PAKAIAN
SUTRA
Emas dan pakaian sutra haram dipakai oleh
kaum laki-laki, tetapi boleh bagi kaum wanita.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Emas dan sutra dihalalkan bagi kaum wanita dari
umatku, dan diharamkan bagi kaum laki-laki.” (HR.
Ahmad dan Nasaa’i, lihat Shahiihul Jaami’ : 209)
23
7. TIDAK MENYERUPAI WANITA
 Disadari atau tidak, perkara ini telah tersebar di zaman sekarang
ini. Kita banyak mendapatkan sebagian pemuda yang menyerupai
kaum wanita dalam berpakaian, berhias, dan memilih warna.
Padahal, perkara itu merupakan perkara yang dilaknat oleh Allah
Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
ِ‫ب‬ ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ َّ
‫اَلل‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬
َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ، ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬
ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫الر‬ِ‫ب‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬
Artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu
pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151.
Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari).
 Laknat diartikan dijauhkan dari Rahmat Allah
24
8. BERDOA DENGAN DOA-DOA YANG BERKAITAN DENGANNYA
 Doa memakai pakaian
َ‫ز‬َ‫ر‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ ْ‫و‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ِ َّ ِ
‫َلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬
َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ح‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ق‬
ٍ‫ة‬ َّ‫و‬ُ‫ق‬
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian
ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”
 Doa memakai pakaian baru
َ‫أ‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫س‬َ‫ك‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬
ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ
‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ
‫َر‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬
Artinya: Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian. Engkaulah yang
memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada-Mu agar
memperoleh kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan yang ia diciptakan
karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan
kejahatan yang diciptakan karenanya).
 Doa melihat orang lain memakai pakaian baru

‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬
Artinya: “Kenakanlah sampai lusuh. Semoga Allah Ta’ala memberikan
gantinya kepadamu.”
25
9. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN UMAT LAIN
 Diantara sikap yang seharusnya dimiliki seorang muslim
ialah berusaha menyelisihi setiap urusan orang-orang
Yahudi, Nashrani, dan orang-orang Musyrik (hindu, budha,
dan selainnya). Penyelisihan ini mencakup juga
penyelisihan dalam hal berpakaian.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia
termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)
26
ADAB BERBUSANA MUSLIMAH
1. Menutup aurat
Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka & telapak tangan.
َ‫ل‬ َ
‫يض‬ ِ‫ح‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ
‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ى‬ َ‫ر‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ح‬ُ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ ْ‫م‬
‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ‫ا‬
Artinya: “Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh
maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini
(beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan)”.
[HR. Abu Dâwud 4104]
Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al-Ahzab: 59 yang
artinya: "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mumin: 'Hendaklah mereka
mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'“
27
TAFSIR QS AL- AHZAB: 59

َ‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ ِ‫اج‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ ِ
‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ْ‫د‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ِ‫ت‬‫ا‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬
َ‫ن‬ْ‫ف‬َ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ب‬ َ
‫ل‬َ‫ج‬
َ‫غ‬ ُ َّ
‫اَلل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ذ‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ
‫ل‬َ‫ف‬
‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬
(
59
)
 Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-
Ahzab:59)
28
RINGKASAN TAFSIR SYEKH ABD. BIN NASHIR AS- SA’DI :
Ayat ini disebut juga ayat hijab. Allah memerintahkan kepada
kaum wanita secara umum, dan dimulai dari keuarga nabi
istri2 dan putri2nya. Ini menunjukan bahwa sebelum
memerintah orang lain semestinya dimulai sebuah
keteladanan dari keluarga terlebih dahulu.
ْ‫ه‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ن‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ً‫َار‬‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫ل‬
“wahai org2 yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari
api neraka”
29
 َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ب‬ َ
‫ل‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ْ‫د‬ُ‫ي‬ “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Jilbab ini adl kain yg melapisi pakaian
berupa selimut, khimar (kerudung), kain sorban/ serupa dengannya.
Maksudnya mereka menutup dari kepala ke dadanya.
 Kemudian Allah menyebutkan hikmahnya,
 َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ذ‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ
‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ن‬ْ‫ف‬ َ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu”. Hal ini
menunjukan adanya ganguan jika wanita tidak mengenakan hijab.
Karena orang2 menduga ia bukan wanita suci (terhormat), sehingga
mudah didatangi laki2 untuk mengganggu mereka, dan bisa saja
mereka dilecehkan. Dan akibatnya mereka diremehkan. Jadi Hijab
itu memutuskan hasrat buruk terhadap mereka.
30
2. TIDAK BERTABARUJ
(BERDANDAN BERHIAS DIRI SAAT KELUAR RUMAH)
َ‫ب‬َ‫ت‬ َ
‫ال‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ق‬ َ‫و‬
ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫ج‬ُّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ‫ن‬ْ‫ج‬َّ‫ر‬
‫ى‬َ‫ل‬‫و‬ُ ْ
‫ال‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬
 ”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah
kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan
seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang
dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)
31
TAFISR QS AL AHZAB: 33
 َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ق‬ َ‫و‬ “Dan hendaklah kalian dirumah kalian”:
anjuran lebih banyak dirumah, sebab demikian lebih
selamat dan lebih menjaga kehormatan wanita
 ُ ْ
‫ال‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫ج‬ُّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ‫ن‬ْ‫ج‬َّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ
‫ال‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬
‫ى‬َ‫ل‬‫و‬ “Dan janganlah kalian
berhias dan bertingkah laku sperti orang2 jahiliyah yg
dahulu”: janganlah suka keluar rumah dg berhias dan
memakai wangi2an sebagaimana kebiasaan wanita
jahiliyah dahulu. Semua ini adalah untuk mencegah
keburukan dan segala pemicunya.
32
3. TIDAK MEMAKAI PAKAIAN TIPIS
Dalam sebuah hadits Rasulullah telah bersabda: "Pada akhir
umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun
(hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti
terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena
sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk." Di
dalam hadits lain terdapat tambahan: "Mereka tidak akan
masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya." (HR.
Muslim dari riwayat Abu Hurairah).
33
4. TIDAK KETAT HINGGA MEMPERLIHATKAN LEKUK TUBUHNYA
Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah pernah memberiku baju
Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh
Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku.
Nabi bertanya kepadaku: "Mengapa kamu tidak mengenakan baju
Quthbiyah?" Aku menjawab: "Aku pakaikan baju itu pada istriku." Nabi
lalu bersabda: "Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik
Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa
menggambarkan bentuk tulangnya." (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi
dengan sanad Hasan).
34
5. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN LAKI-LAKI
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ِ‫ب‬ ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ َّ
‫اَلل‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬
َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ، ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬
ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫الر‬ِ‫ب‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬
Artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula
wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151. Sanad hadits
ini shahih sesuai syarat Bukhari).
Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai
diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula
sebaiknya. Tidak menyerupai pakaian pria disini, misalnya seorang muslimah
memakai celana panjang yang layaknya dipakai oleh seorang laki-laki,
memakai kemeja laki-laki dll. Sehingga secara psikologis terpengaruh pada
pribadi pemakainya, misalnya merasa sekuat pria, merasa tomboy dll.
35
6. MEMANJANGKAN PAKAIAN SAMPAI
MENUTUPI TELAPAK KAKINYA
Karena kaki wanita merupakan aurat, maka Wanita
hendaknya menjulurkan pakaian sampai menutup
telapak kakinya. 1 jengkal sampai 1 hasta dibawah
mata kaki. Jika tidak hendaknya memakai kaos
kaki.
Bagaimana jika terkena najis ketika berjalan?
Maka akan disucikan dengan tanah/ debu
setelahnya 36
7. BERDOA DENGAN DOA-DOA YANG BERKAITAN DENGANNYA
 Doa memakai pakaian
َ‫ز‬َ‫ر‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ ْ‫و‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ِ َّ ِ
‫َلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬
َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ح‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ق‬
ٍ‫ة‬ َّ‫و‬ُ‫ق‬
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian
ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”
 Doa memakai pakaian baru
َ‫أ‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫س‬َ‫ك‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬
ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ
‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ
‫َر‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬
Artinya: Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian. Engkaulah yang
memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada-Mu agar
memperoleh kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan yang ia diciptakan
karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan
kejahatan yang diciptakan karenanya).
 Doa melihat orang lain memakai pakaian baru

‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬
Artinya: “Kenakanlah sampai lusuh. Semoga Allah Ta’ala memberikan
gantinya kepadamu.”
37
ADAB BERHIAS
Islam mencintai keindahan , namun yg tidak
bertentangan dg norma norma agama.
Al- Qur’an maupun Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam berhias memberi ketentuan sbb:
38
DIANTARA ADAB BERHIAS DALAM ISLAM
ADALAH:
1. Anjuran untuk memotong kuku, memotong kumis,
menyisir rambut, dan merapikan jenggot (bila
berjenggot)
2. Anjuran untuk memakai wangi- wangian (terkhusus
ketika mau shalat, untuk laki” boleh memakai kapan
saja dimana saja), sedangkan perempuan dilarang
untuk memakai wangi”an yg menyengat ketika keluar
rumah, {ada parfum khusus muslimah}
39
3. Larangan Qoza (mencukur botak sebagian kepala dan sebagian lain tidak
di cukur.
Contoh: {******?!?!?!! }, potong Punker, dsb)
 Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata,

ِ َّ
‫اَلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬
–
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬
–
َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬
ِ‫ع‬َ‫ز‬
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang qaza’.” (HR.
Bukhari no. 5921 dan Muslim no. 2120)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jg bersabda,
“Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.”
pffftttt
40
4. LARANGAN BERHIAS DIRI DG MENGUBAH APA
YANG TELAH DICIPTAKAN ALLAH.
Misal: mengeritingkan rambut, mencukur alis mata,
membuat tahi lalat, dsb)
 firman Allah,

ْ‫م‬ُ‫َّنه‬َ‫ر‬ُ‫م‬َ‫أل‬َ‫و‬
ُِّ
‫َي‬‫غ‬ُ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ف‬
َ ْ‫ل‬َْ ‫ه‬‫خ َّن‬
ِ‫للا‬
 “Dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
merubahnya.” (QS. An-Nisa: 119). 41
5. Dilarang berhias diri menyerupai lawan jenisnya.
6. laki” dilarang memakai cincin/ perhiasan yg terbuat dari
emas serta kain sutera.
7. Dilarang bertato dan mengikir gigi
8. Dilarang menyambung rambut
42
 Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ‫ن‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬
‫ا‬
 “Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain
kami” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan).
 Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan, “Adapun hukum mewarnai
rambut wanita yang masih berwarna hitam diubah ke warna lainnya,
seperti itu menurutku tidak boleh karena tidak ada faktor pendorong
untuk melakukannya. Karena warna hitam sendiri sudah
menunjukkan kecantikan. Kalau beruban barulah butuh akan warna
(selain hitam). Yang ada dari gaya mewarnai rambut hanyalah meniru
mode orang kafir.” (Tanbihaat ‘ala Ahkami Takhtasshu bil Mu’minaat,
hal. 14). 43
9. Dilarang berlebih lebihan dalam berhias karena
termasuk perbuatan syaitan.
Penekanan terhadap perempuan untuk lebih berhati- hati,
berhias hanya untuk suaminya, bukan yg lain.
10. Menjaga aurat
hendaknya seseorg mukmin itu menjaga auratnya.
Batasan batasan aurat. Dengan cara mempelajari
pembahasan tentang aurat & mahram.
****Materi belum selesai...
44
MAHRAM
 Penggunaan istilah yang benar adalah mahram bukan
muhrim. Karena muhrim artinya orang yang melakukan
ihram, baik untuk umrah atau haji. Sedangkan mahram,
Imam an-Nawawi memberi batasan dalam sebuah definisi
berikut,
‫لحرمتها‬ ‫مباح‬ ‫بسبب‬ ‫التأبيد‬ ‫على‬ ‫نكاحها‬ ‫حرم‬ ‫من‬ ‫كل‬
 Setiap wanita yang haram untuk dinikahi selamanya,
disebab sesuatu yang mubah, karena statusnya yang
haram. (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 9:105)
45
Adapun wanita yang tidak boleh dinikahi karena selamanya ada 11 orang
ditambah karena faktor persusuan. Tujuh diantaranya, menjadi mahram karena
hubungan nasab, dan empat sisanya menjadi mahram karena hubungan
pernikahan.
 Pertama, tujuh wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan nasab:
1. Ibu, nenek, buyut perempuan dan seterusnya ke atas.
2. Anak perempuan, cucu perempuan, dan seterusnya ke bawah.
3. Saudara perempuan, baik saudari kandung, sebapak, atau seibu.
4. Keponakan perempuan dari saudara perempuan dan keturunannya ke
bawah.
5. Keponakan perempuan dari saudara laki-laki dan keturunannya ke bawah.
6. Bibi dari jalur bapak (‘ammaat).
7. Bibi dari jalur ibu (Khalaat).
46
 Kedua, empat wanita yang tidak boleh dinikahi karena
hubungan pernikahan:
1) Ibu istri (ibu mertua), nenek istri dan seterusnya ke atas,
meskipun hanya dengan akad
2) Anak perempuan istri (anak tiri), jika si lelaki telah
melakukan hubungan dengan ibunya
3) Istri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri), dan seterusnya
ke atas
4) Istri anak (menantu perempuan), istri cucu, dan seterusnya
kebawah.
 Demikian pula karena sebab persusuan, bisa menjadikan
mahram sebagaimana nasab. (Taisirul ‘Alam, Syarh Umdatul
Ahkam 47
CATATAN TENTANG MAHRAM
 Pertama, Saudara Ipar bukanlah mahram
 Kedua, Sepupu bukan mahram
Karena itu, dalam islam kita dibolehkan menikahi sepupu
(Meski hal ini tabu di masyarakat). Oleh karenanya,
alangkah bijaknya menikah dg selain sepupu karena
lawan jenis di dunia ini banyak.
 Ketiga, istri paman atau suami bibi, bukan mahram.
Misal: Adi punya paman (Rudi), istri Rudi bukan mahram
bagi Adi. Atau Wati punya bibi (Ida), suami Ida bukan
mahram bagi Wati.
Allahu a’lam 48
49
RENUNGAN
Agama Islam tidak bermaksud untuk membatasi atau mempersulit
gerak dan langkah umatnya. Justru dg aturan & syariat tersebut,
manusia akan terhindar dari berbagai kemungkinan yg akan
mendatangkan bencana & kemudharatan bagi dirinya.
Sekarang kita mengetahui ilmunya, mari kita mengamalkan dg
penuh keikhlasan...
^_^
50

More Related Content

What's hot

Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga Terdekat
Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga TerdekatSirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga Terdekat
Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga Terdekat
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-terangan
Sirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-teranganSirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-terangan
Sirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-terangan
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang Agung
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang AgungSirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang Agung
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang Agung
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat Quraisy
Sirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat QuraisySirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat Quraisy
Sirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat Quraisy
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin BakrSirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAWSirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)
AbuNailah
 
Akidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaianAkidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaian
Azzahra Azzahra
 
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus Penduduk
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus PendudukSirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus Penduduk
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus Penduduk
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa Arab
Sirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa ArabSirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa Arab
Sirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa Arab
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 96: Sekilas Madinah
Sirah Nabawiyah 96: Sekilas MadinahSirah Nabawiyah 96: Sekilas Madinah
Sirah Nabawiyah 96: Sekilas Madinah
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAWSirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAW
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bah
Sirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bahSirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bah
Sirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bah
AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di Yatsrib
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di YatsribSirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di Yatsrib
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di Yatsrib
AbuNailah
 
Tata cara berpakaian dan berhias dlm Islam
Tata cara berpakaian dan berhias dlm IslamTata cara berpakaian dan berhias dlm Islam
Tata cara berpakaian dan berhias dlm Islam
Lathifa Miftahul
 
Bab iii s2
Bab iii s2Bab iii s2
Bab iii s2
adeboy123
 
Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)
Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)
Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)AbuNailah
 
Sirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan Pembimbing
Sirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan PembimbingSirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan Pembimbing
Sirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan Pembimbing
AbuNailah
 

What's hot (20)

Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga Terdekat
Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga TerdekatSirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga Terdekat
Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga Terdekat
 
Sirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-terangan
Sirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-teranganSirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-terangan
Sirah Nabawiyah 31: Dakwah Jahriyah_Terang-terangan
 
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang Agung
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang AgungSirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang Agung
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang Agung
 
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
 
Sirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat Quraisy
Sirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat QuraisySirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat Quraisy
Sirah Nabawiyah 12: Perjalanan ke Syam 01_Surat Quraisy
 
Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 54: Negosiasi Kolektif (Bag.1)
 
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin BakrSirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
 
Sirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAWSirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 09: Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
 
Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)
Sirah Nabawiyah 23: Perintah Dakwah (Bag.1)
 
Akidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaianAkidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaian
 
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus Penduduk
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus PendudukSirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus Penduduk
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus Penduduk
 
Sirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa Arab
Sirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa ArabSirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa Arab
Sirah Nabawiyah 02: Sekilas Bangsa Arab
 
Sirah Nabawiyah 96: Sekilas Madinah
Sirah Nabawiyah 96: Sekilas MadinahSirah Nabawiyah 96: Sekilas Madinah
Sirah Nabawiyah 96: Sekilas Madinah
 
Sirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAWSirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Sirah Nabawiyah 08: Kelahiran Nabi Muhammad SAW
 
Sirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bah
Sirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bahSirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bah
Sirah Nabawiyah 17: Renovasi Ka'bah
 
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di Yatsrib
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di YatsribSirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di Yatsrib
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di Yatsrib
 
Tata cara berpakaian dan berhias dlm Islam
Tata cara berpakaian dan berhias dlm IslamTata cara berpakaian dan berhias dlm Islam
Tata cara berpakaian dan berhias dlm Islam
 
Bab iii s2
Bab iii s2Bab iii s2
Bab iii s2
 
Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)
Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)
Sirah Nabawiyah 44: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.2)
 
Sirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan Pembimbing
Sirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan PembimbingSirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan Pembimbing
Sirah Nabawiyah 18: Dunia Memerlukan Pembimbing
 

Similar to Adab berpakaian dalam islam 2018

Adab dalam berpakaian dan berhias
Adab dalam berpakaian dan berhiasAdab dalam berpakaian dan berhias
Adab dalam berpakaian dan berhias
yastofi royana putri
 
Adab berpakaian dan berhias
Adab berpakaian dan berhiasAdab berpakaian dan berhias
Adab berpakaian dan berhias
Linkin Park News
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
zaida.masruroh
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
zaida.masruroh
 
CONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docx
CONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docxCONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docx
CONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docx
sapudin2
 
Berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan Diri
Berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan DiriBerbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan Diri
Berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan Diri
Aulia Dina Wulandani
 
Adab berpakaian
Adab berpakaianAdab berpakaian
Adab berpakaian
ridwansyah218
 
Dasar hukum islam seputar busana muslim
Dasar hukum islam seputar busana muslimDasar hukum islam seputar busana muslim
Dasar hukum islam seputar busana muslim
Andi Uli
 
Berbusana sesuai syariat islam
Berbusana sesuai syariat islamBerbusana sesuai syariat islam
Berbusana sesuai syariat islam
aisha_emira
 
hukum berbusanah muslimah
hukum berbusanah muslimahhukum berbusanah muslimah
hukum berbusanah muslimah
Afdhal M
 
Ahlak berpakaian
Ahlak berpakaianAhlak berpakaian
Ahlak berpakaian
juniftha
 
15 dosa di kepala wanita
15 dosa di kepala wanita15 dosa di kepala wanita
15 dosa di kepala wanitaWadi Warkomtem
 
Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )Suryanee Djati
 
Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )Suryanee Djati
 
Adab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptx
Adab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptxAdab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptx
Adab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptx
RizkyYumasAhmad
 
Berbusana Muslim
Berbusana MuslimBerbusana Muslim
Berbusana Muslim
Palang Merah Remaja (PMR)
 
Islamic fashion
Islamic fashionIslamic fashion
Islamic fashion
Doddy Elzha Al Jambary
 
HUKUM BERCADAR
HUKUM BERCADARHUKUM BERCADAR
HUKUM BERCADAR
Syarief Abdurachman
 

Similar to Adab berpakaian dalam islam 2018 (20)

Adab dalam berpakaian dan berhias
Adab dalam berpakaian dan berhiasAdab dalam berpakaian dan berhias
Adab dalam berpakaian dan berhias
 
Adab berpakaian dan berhias
Adab berpakaian dan berhiasAdab berpakaian dan berhias
Adab berpakaian dan berhias
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
 
Al libas
Al libasAl libas
Al libas
 
CONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docx
CONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docxCONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docx
CONTOH CARA PRAKTIS MEMBUAT MAKALAH1.docx
 
Berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan Diri
Berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan DiriBerbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan Diri
Berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan Keindahan Diri
 
Adab berpakaian
Adab berpakaianAdab berpakaian
Adab berpakaian
 
Dasar hukum islam seputar busana muslim
Dasar hukum islam seputar busana muslimDasar hukum islam seputar busana muslim
Dasar hukum islam seputar busana muslim
 
Berbusana sesuai syariat islam
Berbusana sesuai syariat islamBerbusana sesuai syariat islam
Berbusana sesuai syariat islam
 
hukum berbusanah muslimah
hukum berbusanah muslimahhukum berbusanah muslimah
hukum berbusanah muslimah
 
Ahlak berpakaian
Ahlak berpakaianAhlak berpakaian
Ahlak berpakaian
 
15 dosa di kepala wanita
15 dosa di kepala wanita15 dosa di kepala wanita
15 dosa di kepala wanita
 
Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )
 
Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )Busana muslimah ( hijab )
Busana muslimah ( hijab )
 
Adab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptx
Adab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptxAdab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptx
Adab Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gamping.pptx
 
Berbusana Muslim
Berbusana MuslimBerbusana Muslim
Berbusana Muslim
 
Islamic fashion
Islamic fashionIslamic fashion
Islamic fashion
 
Tata krama makan
Tata krama makanTata krama makan
Tata krama makan
 
HUKUM BERCADAR
HUKUM BERCADARHUKUM BERCADAR
HUKUM BERCADAR
 

Recently uploaded

PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.ppt
HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.pptHUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.ppt
HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.ppt
LuhAriyani1
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptxSejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
LuhAriyani1
 
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptxMateri Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
nuzzayineffendi52
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
refandialim
 
tugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdf
tugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdftugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdf
tugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdf
JelitaMeizeraWellysy
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
Materi kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptx
Materi kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptxMateri kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptx
Materi kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptx
erlinahayati1
 
PPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdf
PPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdfPPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdf
PPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdf
queenta737
 

Recently uploaded (11)

PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.ppt
HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.pptHUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.ppt
HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM DAN DASAR HUKUMNYA.ppt
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptxSejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
 
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptxMateri Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
 
tugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdf
tugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdftugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdf
tugas Ppkn_2024043274444_150222_0000.pdf
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
Materi kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptx
Materi kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptxMateri kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptx
Materi kuliah tEORI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN.pptx
 
PPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdf
PPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdfPPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdf
PPT PERTEMUAN 12 AUDIT KELOMPOK 7 KELAS A.pdf
 

Adab berpakaian dalam islam 2018

  • 1. ADAB BERPAKAIAN DALAM ISLAM HandOut Nama : Kelas : SMANSAKU2019/ 2020 1
  • 2. ADAB BERPAKAIAN SESUAI SYARI’AT ISLAM Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang Allah berikan kepada para hambanya, Islam mengajarkan agar seorang muslim berpakain dengan pakaian islami dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Lalu, bagaimana Islam mengatur dalam urusan berpakaian? 2
  • 3. DALAM BERPAKAIAN HENDAKNYA MENYANGKUP 3 ASPEK NILAI: 1. Nilai Religius Maksudnya pakaian yang hendak dipakai harus sesuai dengan ketentuan Islam, baik fungsi maupun tujuannya. Dalam hal ini fungsinya menutup aurat dan tujuannya menjaga kehormatan dan harga diri manusia. 3
  • 4. 2. NILAI ESTETIKA Hendaknya pakaian seorang muslim memiliki nilai estetika yakni nilai kepatutan, keindahan, dan kebaikan bagi pemakainya. Contohnya: pergi shalat berjamaah dengan memakai kaos distro dan sarung memang sah. Tapi estetikanya kurang, dan hal ini perlu untuk dihindari. 4
  • 5. 3. NILAI MEDIS  Hendaknya pakaian yg dipakai bisa mencegah dari berbagai macam penyakit, bukan menimbulkan penyakit.  Contoh: celana jeans terlalu ketat bisa menimbulkan sakit kulit, kanker serviks, kemandulan dsb 5
  • 6. MENGAPA ISLAM MENGATUR DALAM HAL BERPAKAIAN.....? Mungkin ada yang berfikiran, kenapa Islam apa apa diatur, ini ga boleh, itu ga boleh... Tentulah dalam segala hal Islam menginginkan kebaikan untuk umatnya. Dibalik setiap kejadian ada hikmahnya.... Allah Subhanahu wata’ala berfirman: .... ً ‫ل‬ِ‫اط‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ََٰ‫ه‬ َ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ .... Artinya: “....Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia....” (QS. Ali Imran: 191) 6
  • 7. 1. BERPAKAIAN SYAR’I BERARTI BAGIAN DARI MENJAGA ALLAH, MENCARI SEBAB- SEBAB TURUNNYA PENJAGAAN ALLAH  ِ ‫ض‬َ‫ر‬ ٍ ‫َّاس‬‫ب‬َ‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫هللا‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ِ ‫َّاس‬‫ب‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ : ْ‫َل‬‫خ‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ َ‫ف‬ َ‫ف‬ ،ً‫ا‬‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ : َ‫ك‬ َ‫ك‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ُ‫غ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ : َ‫ج‬ُ‫ت‬ ُ‫ه‬ْ‫د‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ َ‫هللا‬ ِ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫اح‬ ،َ‫ك‬ْ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫هللا‬ ِ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫ح‬ْ‫ا‬ ،َ‫ك‬َ‫ه‬‫ا‬ ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫هللا‬ ِ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫أ‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ ُ‫ل‬ْ‫ا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫ا‬ َ‫و‬ ،ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫ة‬َّ‫م‬ َ‫ك‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ َ‫ت‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ِ‫ب‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ِ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ،َ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ش‬ِ‫ب‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ ْ‫و‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬ ْ‫و‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ ِ‫ف‬ُ‫ر‬ ،َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬ ِ‫ت‬َ‫ع‬ ِ‫ف‬ُ‫ح‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ت‬َّ‫ف‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ل‬ْ‫ا‬ [ ‫وقال‬ ‫الترمذي‬ ‫رواه‬ : ‫صحيح‬ ‫حسن‬ ‫حديث‬ .] 7
  • 8. Dari Abul Abbas bin Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma dia berkata: Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau bersabda, “Hai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu, Jagalah Allah, niscaya engkau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, sesungguhnya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberinya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk mendatangkan suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat mendatangkannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering.” (HR. Tirmidzi, Derajat Hadits Hasan) 8
  • 9. 2. KASIH SAYANG ALLAH KEPADA HAMBANYA ‫بولدها‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫بعباده‬ ‫أرحم‬ ‫هلل‬ ” . ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬ “Sungguh, Allah jauh lebih penyayang kepada hamba- hamba-Nya daripada ibu kepada anaknya.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Adab [5999] dan Muslim dalam Kitab at- Taubah [2754]) Begitu juga, dibalik berpakaian syar’i terdapat banyak hikmahnya. Sebagai bentuk penjagaan Allah serta kemuliaan terhadap hambaNya. 9
  • 10. 3. ISLAM MENGINGINKAN SEMUA PERBUATAN MANUSIA MENJADI IBADAH/ BERPAHALA Allah ingin perkara perkara yang biasa menjadi perkara yang berpahala. Lihatlah dalam hal suami mencari nafkah juga dinilai pahala  َ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫د‬َ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ ‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬ َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ت‬َ‫ج‬ ْ‫و‬ َ‫ز‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ َ‫ص‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫م‬ِ‫د‬‫َا‬‫خ‬ َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬ Artinya: “Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah” (HR. Ahmad). Maka berpakaian syari’pun ada pahalanya tersendiri. 10
  • 11. 4. MENUTUP CELAH BAGI SYAITAN UNTUK MENGGODA MANUSIA Segala perkara, telah diatur oleh Islam termasuk dalam hal berpakaian. Aturan tersebut dilaksanakan agar manusia tertutup celahnya dari godaan syetan. Lihatlah hadis tentang adab masuk rumah dan makan 11
  • 12. Hadits Jabir bin ‘Abdillah, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  َ َّ ‫اَلل‬ َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ط‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫خ‬ُ‫د‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ش‬َ‫ع‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫يت‬ِ‫ب‬َ‫م‬ َ‫ال‬ ُ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ء‬ . ُ‫ك‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ َّ ‫اَلل‬ ِ ‫ر‬ ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫د‬َ‫أ‬ ُ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫خ‬ُ‫د‬ َ‫يت‬ِ‫ب‬َ‫م‬ . ‫ا‬ ِ ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ َّ ‫َلل‬ ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫يت‬ِ‫ب‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ع‬َ‫ط‬ َ‫ء‬‫َا‬‫ش‬َ‫ع‬ Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya, lalu ia berdzikir pada Allah ketika memasukinya dan ketika hendak makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Sungguh kalian tidak mendapat tempat bermalam dan tidak mendapat makan malam.” Namun ketika seseorang memasuki rumah dan tidak berdzikir pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya), “Akhirnya, kalian mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan pun berucap (pada teman-temannya), “Kalian akhirnya mendapat tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim no. 2018). 12
  • 13. BERPAKAIAN SYARI’ KETIKA IBADAH JUGA MENUTUP CELAH SYETAN MENGGODA MANUSIA. Hal tersebut pernah juga dialami oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . ‘Aisyah Radhiyallaha berkata : َّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ظ‬َ‫ن‬َ‫ف‬ ٌ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ ٍ‫ة‬َ‫ص‬ْ‫ي‬ِ‫َم‬‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ى‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ص‬ْ‫ن‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ً‫ة‬ َ‫ر‬ْ‫َظ‬‫ن‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ : ‫و‬ُ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬‫ا‬ َ‫ج‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ت‬َ‫ص‬‫ي‬ِ‫َم‬‫خ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ٍ‫م‬ْ‫ه‬ َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ،ٍ‫م‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ن‬‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ف‬ِ‫ن‬‫ن‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ت‬َ‫ه‬ْ‫ل‬ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan pakaian khamishah yang bercorak. Dalam shalatnya beliau memandang sekilas corak pakaian tersebut. Setelah selesai shalat, beliaupun berkata: "Serahkan khamishah ini kepada Abu Jahm, dan ambilkan untukku pakaian ambijaniyah hadiah dari Abu Jahm. Karena, pakaian khamishah tadi melalaikan khusyuk shalatku”. [HR al-Bukhâri, no. 373] Pakaian anbijâniyyah yang diminta Rasûlullâh adalah pakaian kasar yang tidak bercorak. Berbeda dengan pakaian khamishah yang dikembalikan oleh beliau, pakaian itu memiliki corak ataupun gambar. 13
  • 14. ADAB BERPAKAIAN LELAKI MUSLIM: Pakaian merupakan nikmat agung yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, supaya mereka menutup aurat mereka dengannya. Kemudian, Allah menambahkan kenikmatan tersebut dengan menganugerahkan ‘riyaasy’ (pakaian indah) sebagai perhiasan. 14
  • 15. ALLAH TA’ALA BERFIRMAN DALAM (QS. A’RAAF: 26 ): 15
  • 16. OLEH KARENA ITU, SEORANG MUSLIM HENDAKNYA MEMPERHATIKAN ADAB-ADAB YANG BERKAITAN DENGAN PAKAIAN, DIANTARANYA : 1. Wajib menutup aurat Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya terhadap ayat Al- A’raaf 26, “Allah telah memberikan kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya berupa pakaian dan raisy (pakaian indah). Pakaian digunakan untuk menutup aurat, dimana hal ini merupakan perkara yang wajib; sedangkan raisy digunakan untuk perhiasan, dimana hal ini merupakan penyempurna dan tambahan.” (Tafsirul Quranil ‘Adziim). 16
  • 17. Menutup aurat merupakan adab mulia yang diperintahkan dalam agama islam. Bahkan, seseorang dilarang melihat aurat orang lain, karena hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan, dimana syariat menutup semua celah terjadinya kerusakan. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lainnya. ….” (HR. Muslim, 338) Jumhur ulama mengatakan bahwa aurat laki-laki ialah dari lutut hingga pusar. 17
  • 18. 2. MENGENAKAN PAKAIAN SEDERHANA Hendaknya seorang muslim meninggalkan pakaian mewah dan mahal. Hal ini dapat menjauhkannya dari sifat sombong, dan menjadikannya dekat dengan orang-orang sederhana dan miskin. Selain itu, Allah akan menjauhkannya dari sifat suka berfoya-foya, serta perasaan iri dan dengki dari sesama muslim. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah, sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas ia diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin ia pakai.” (HR. Ahmad, dan Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadist ash- Shahiihah : 718) 18
  • 19. 3. MEMULAI DARI SEBELAH KANAN  Ummul mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, ُّ ‫ى‬ِ ‫ب‬َّ ‫الن‬ َ ‫ان‬َ ‫ك‬ – ‫وس‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫لم‬ – ُّ ‫ع‬َ ‫ن‬َ ‫ت‬ ‫ى‬ِ ‫ف‬ ُ ‫ن‬ُّ ‫م‬َ ‫ي‬َّ ‫الت‬ ُ ‫ه‬ُ ‫ب‬ ِ ‫ج‬ْ ‫ع‬ُ ‫ي‬ ُ ‫ط‬َ ‫و‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ل‬ُّ ‫ج‬َ ‫ر‬َ ‫ت‬َ ‫و‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ل‬ ‫ى‬ِ ‫ف‬َ ‫و‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ور‬ُ ‫ه‬ ِ ‫ه‬ِّ ِ ‫ل‬ُ ‫ك‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ن‬ْ‫أ‬ َ ‫ش‬  “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika menyisir rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik- baik).” (HR. Bukhari no. 186 dan Muslim no. 268). 19
  • 20.  Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini mengandung kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang mulia dan bernilai maka dianjurkan untuk mendahulukan yang kanan pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang, sepatu, masuk ke dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting kumis, menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala, mengucapkan salam sebagai tanda selesai shalat, membasuh anggota wudhu, keluar dari WC, makan dan minum, berjabat tangan, menyentuh hajar aswad dan lain-lain.  Sedangkan hal-hal yang berkebalikan dari hal yang diatas dianjurkan untuk menggunakan sisi kiri semisal masuk WC, keluar dari masjid, membuang ingus, istinjak, mencopot baju, celana panjang dan sepatu. Ini semua dikarenakan sisi kanan itu memiliki kelebihan dan kemuliaan.” (Syarah Muslim, 3/131) 20
  • 21. 4. MEMAKAI PAKAIAN PUTIH Pakaian berwarna putih lebih baik dari pakaian berwarna lain, walaupun itu tidak terlarang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian berwana putih lebih suci dan lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan kain putih” (HR. Ahmad, an-Nasaa’i, dan selain keduanya, lihat Shahiihul Jaami’ : 1235) 21
  • 22. 5. TIDAK MENGENAKAN PAKAIAN SYUHRAH (SENSASIONAL)  Dikatakan pakaian syuhrah karena pakaian tersebut membuat pemakainya menjadi pusat perhatian, baik karena jenis pakaian tersebut sangat mewah, atau sangat berbeda dengan kebanyakan orang, atau pakaian tersebut sudah sangat lusuh dan compang- camping, atau pakaian tertentu yang dipakai agar menjadi terkenal.  Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa memakai pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian yang serupa pada hari kiamat nanti. Kemudian, dalam pakaian tersebut akan dinyalakan api Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahiihul Jaami’ : 6526) 22
  • 23. 6. TIDAK MEMAKAI EMAS DAN PAKAIAN SUTRA Emas dan pakaian sutra haram dipakai oleh kaum laki-laki, tetapi boleh bagi kaum wanita. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Emas dan sutra dihalalkan bagi kaum wanita dari umatku, dan diharamkan bagi kaum laki-laki.” (HR. Ahmad dan Nasaa’i, lihat Shahiihul Jaami’ : 209) 23
  • 24. 7. TIDAK MENYERUPAI WANITA  Disadari atau tidak, perkara ini telah tersebar di zaman sekarang ini. Kita banyak mendapatkan sebagian pemuda yang menyerupai kaum wanita dalam berpakaian, berhias, dan memilih warna. Padahal, perkara itu merupakan perkara yang dilaknat oleh Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ِ‫ب‬ ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ َّ ‫اَلل‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ، ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫الر‬ِ‫ب‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬ Artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari).  Laknat diartikan dijauhkan dari Rahmat Allah 24
  • 25. 8. BERDOA DENGAN DOA-DOA YANG BERKAITAN DENGANNYA  Doa memakai pakaian َ‫ز‬َ‫ر‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ ْ‫و‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ِ َّ ِ ‫َلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ح‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ق‬ ٍ‫ة‬ َّ‫و‬ُ‫ق‬ Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”  Doa memakai pakaian baru َ‫أ‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫س‬َ‫ك‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬ ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ ‫َر‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬ Artinya: Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian. Engkaulah yang memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada-Mu agar memperoleh kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan yang ia diciptakan karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang diciptakan karenanya).  Doa melihat orang lain memakai pakaian baru  ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬ Artinya: “Kenakanlah sampai lusuh. Semoga Allah Ta’ala memberikan gantinya kepadamu.” 25
  • 26. 9. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN UMAT LAIN  Diantara sikap yang seharusnya dimiliki seorang muslim ialah berusaha menyelisihi setiap urusan orang-orang Yahudi, Nashrani, dan orang-orang Musyrik (hindu, budha, dan selainnya). Penyelisihan ini mencakup juga penyelisihan dalam hal berpakaian. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud) 26
  • 27. ADAB BERBUSANA MUSLIMAH 1. Menutup aurat Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka & telapak tangan. َ‫ل‬ َ ‫يض‬ ِ‫ح‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ى‬ َ‫ر‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ح‬ُ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ‫ا‬ Artinya: “Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan)”. [HR. Abu Dâwud 4104] Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al-Ahzab: 59 yang artinya: "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin: 'Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'“ 27
  • 28. TAFSIR QS AL- AHZAB: 59  َ‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ ِ‫اج‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ ِ ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ْ‫د‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ِ‫ت‬‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ َ‫ن‬ْ‫ف‬َ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ب‬ َ ‫ل‬َ‫ج‬ َ‫غ‬ ُ َّ ‫اَلل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ذ‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬ ( 59 )  Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al- Ahzab:59) 28
  • 29. RINGKASAN TAFSIR SYEKH ABD. BIN NASHIR AS- SA’DI : Ayat ini disebut juga ayat hijab. Allah memerintahkan kepada kaum wanita secara umum, dan dimulai dari keuarga nabi istri2 dan putri2nya. Ini menunjukan bahwa sebelum memerintah orang lain semestinya dimulai sebuah keteladanan dari keluarga terlebih dahulu. ْ‫ه‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ن‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ً‫َار‬‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫ل‬ “wahai org2 yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka” 29
  • 30.  َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ب‬ َ ‫ل‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ْ‫د‬ُ‫ي‬ “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Jilbab ini adl kain yg melapisi pakaian berupa selimut, khimar (kerudung), kain sorban/ serupa dengannya. Maksudnya mereka menutup dari kepala ke dadanya.  Kemudian Allah menyebutkan hikmahnya,  َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ذ‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ن‬ْ‫ف‬ َ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu”. Hal ini menunjukan adanya ganguan jika wanita tidak mengenakan hijab. Karena orang2 menduga ia bukan wanita suci (terhormat), sehingga mudah didatangi laki2 untuk mengganggu mereka, dan bisa saja mereka dilecehkan. Dan akibatnya mereka diremehkan. Jadi Hijab itu memutuskan hasrat buruk terhadap mereka. 30
  • 31. 2. TIDAK BERTABARUJ (BERDANDAN BERHIAS DIRI SAAT KELUAR RUMAH) َ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫ال‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫ج‬ُّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ‫ن‬ْ‫ج‬َّ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫و‬ُ ْ ‫ال‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬  ”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33) 31
  • 32. TAFISR QS AL AHZAB: 33  َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ق‬ َ‫و‬ “Dan hendaklah kalian dirumah kalian”: anjuran lebih banyak dirumah, sebab demikian lebih selamat dan lebih menjaga kehormatan wanita  ُ ْ ‫ال‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫ج‬ُّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ‫ن‬ْ‫ج‬َّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫ال‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫و‬ “Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku sperti orang2 jahiliyah yg dahulu”: janganlah suka keluar rumah dg berhias dan memakai wangi2an sebagaimana kebiasaan wanita jahiliyah dahulu. Semua ini adalah untuk mencegah keburukan dan segala pemicunya. 32
  • 33. 3. TIDAK MEMAKAI PAKAIAN TIPIS Dalam sebuah hadits Rasulullah telah bersabda: "Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk." Di dalam hadits lain terdapat tambahan: "Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya." (HR. Muslim dari riwayat Abu Hurairah). 33
  • 34. 4. TIDAK KETAT HINGGA MEMPERLIHATKAN LEKUK TUBUHNYA Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku: "Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah?" Aku menjawab: "Aku pakaikan baju itu pada istriku." Nabi lalu bersabda: "Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya." (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan). 34
  • 35. 5. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN LAKI-LAKI Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ِ‫ب‬ ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ َّ ‫اَلل‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ، ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫الر‬ِ‫ب‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫ن‬‫ال‬ Artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari). Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula sebaiknya. Tidak menyerupai pakaian pria disini, misalnya seorang muslimah memakai celana panjang yang layaknya dipakai oleh seorang laki-laki, memakai kemeja laki-laki dll. Sehingga secara psikologis terpengaruh pada pribadi pemakainya, misalnya merasa sekuat pria, merasa tomboy dll. 35
  • 36. 6. MEMANJANGKAN PAKAIAN SAMPAI MENUTUPI TELAPAK KAKINYA Karena kaki wanita merupakan aurat, maka Wanita hendaknya menjulurkan pakaian sampai menutup telapak kakinya. 1 jengkal sampai 1 hasta dibawah mata kaki. Jika tidak hendaknya memakai kaos kaki. Bagaimana jika terkena najis ketika berjalan? Maka akan disucikan dengan tanah/ debu setelahnya 36
  • 37. 7. BERDOA DENGAN DOA-DOA YANG BERKAITAN DENGANNYA  Doa memakai pakaian َ‫ز‬َ‫ر‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ ْ‫و‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ِ َّ ِ ‫َلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ح‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ق‬ ٍ‫ة‬ َّ‫و‬ُ‫ق‬ Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”  Doa memakai pakaian baru َ‫أ‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫س‬َ‫ك‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬ ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬ِ‫ن‬ُ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ ‫َر‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬ Artinya: Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian. Engkaulah yang memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada-Mu agar memperoleh kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan yang ia diciptakan karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang diciptakan karenanya).  Doa melihat orang lain memakai pakaian baru  ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬ُ‫ت‬ Artinya: “Kenakanlah sampai lusuh. Semoga Allah Ta’ala memberikan gantinya kepadamu.” 37
  • 38. ADAB BERHIAS Islam mencintai keindahan , namun yg tidak bertentangan dg norma norma agama. Al- Qur’an maupun Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berhias memberi ketentuan sbb: 38
  • 39. DIANTARA ADAB BERHIAS DALAM ISLAM ADALAH: 1. Anjuran untuk memotong kuku, memotong kumis, menyisir rambut, dan merapikan jenggot (bila berjenggot) 2. Anjuran untuk memakai wangi- wangian (terkhusus ketika mau shalat, untuk laki” boleh memakai kapan saja dimana saja), sedangkan perempuan dilarang untuk memakai wangi”an yg menyengat ketika keluar rumah, {ada parfum khusus muslimah} 39
  • 40. 3. Larangan Qoza (mencukur botak sebagian kepala dan sebagian lain tidak di cukur. Contoh: {******?!?!?!! }, potong Punker, dsb)  Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata,  ِ َّ ‫اَلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ – ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ – َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ ِ‫ع‬َ‫ز‬ Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang qaza’.” (HR. Bukhari no. 5921 dan Muslim no. 2120) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jg bersabda, “Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” pffftttt 40
  • 41. 4. LARANGAN BERHIAS DIRI DG MENGUBAH APA YANG TELAH DICIPTAKAN ALLAH. Misal: mengeritingkan rambut, mencukur alis mata, membuat tahi lalat, dsb)  firman Allah,  ْ‫م‬ُ‫َّنه‬َ‫ر‬ُ‫م‬َ‫أل‬َ‫و‬ ُِّ ‫َي‬‫غ‬ُ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ ْ‫ل‬َْ ‫ه‬‫خ َّن‬ ِ‫للا‬  “Dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya.” (QS. An-Nisa: 119). 41
  • 42. 5. Dilarang berhias diri menyerupai lawan jenisnya. 6. laki” dilarang memakai cincin/ perhiasan yg terbuat dari emas serta kain sutera. 7. Dilarang bertato dan mengikir gigi 8. Dilarang menyambung rambut 42
  • 43.  Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  َ‫ن‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ ‫ا‬  “Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).  Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan, “Adapun hukum mewarnai rambut wanita yang masih berwarna hitam diubah ke warna lainnya, seperti itu menurutku tidak boleh karena tidak ada faktor pendorong untuk melakukannya. Karena warna hitam sendiri sudah menunjukkan kecantikan. Kalau beruban barulah butuh akan warna (selain hitam). Yang ada dari gaya mewarnai rambut hanyalah meniru mode orang kafir.” (Tanbihaat ‘ala Ahkami Takhtasshu bil Mu’minaat, hal. 14). 43
  • 44. 9. Dilarang berlebih lebihan dalam berhias karena termasuk perbuatan syaitan. Penekanan terhadap perempuan untuk lebih berhati- hati, berhias hanya untuk suaminya, bukan yg lain. 10. Menjaga aurat hendaknya seseorg mukmin itu menjaga auratnya. Batasan batasan aurat. Dengan cara mempelajari pembahasan tentang aurat & mahram. ****Materi belum selesai... 44
  • 45. MAHRAM  Penggunaan istilah yang benar adalah mahram bukan muhrim. Karena muhrim artinya orang yang melakukan ihram, baik untuk umrah atau haji. Sedangkan mahram, Imam an-Nawawi memberi batasan dalam sebuah definisi berikut, ‫لحرمتها‬ ‫مباح‬ ‫بسبب‬ ‫التأبيد‬ ‫على‬ ‫نكاحها‬ ‫حرم‬ ‫من‬ ‫كل‬  Setiap wanita yang haram untuk dinikahi selamanya, disebab sesuatu yang mubah, karena statusnya yang haram. (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 9:105) 45
  • 46. Adapun wanita yang tidak boleh dinikahi karena selamanya ada 11 orang ditambah karena faktor persusuan. Tujuh diantaranya, menjadi mahram karena hubungan nasab, dan empat sisanya menjadi mahram karena hubungan pernikahan.  Pertama, tujuh wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan nasab: 1. Ibu, nenek, buyut perempuan dan seterusnya ke atas. 2. Anak perempuan, cucu perempuan, dan seterusnya ke bawah. 3. Saudara perempuan, baik saudari kandung, sebapak, atau seibu. 4. Keponakan perempuan dari saudara perempuan dan keturunannya ke bawah. 5. Keponakan perempuan dari saudara laki-laki dan keturunannya ke bawah. 6. Bibi dari jalur bapak (‘ammaat). 7. Bibi dari jalur ibu (Khalaat). 46
  • 47.  Kedua, empat wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan pernikahan: 1) Ibu istri (ibu mertua), nenek istri dan seterusnya ke atas, meskipun hanya dengan akad 2) Anak perempuan istri (anak tiri), jika si lelaki telah melakukan hubungan dengan ibunya 3) Istri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri), dan seterusnya ke atas 4) Istri anak (menantu perempuan), istri cucu, dan seterusnya kebawah.  Demikian pula karena sebab persusuan, bisa menjadikan mahram sebagaimana nasab. (Taisirul ‘Alam, Syarh Umdatul Ahkam 47
  • 48. CATATAN TENTANG MAHRAM  Pertama, Saudara Ipar bukanlah mahram  Kedua, Sepupu bukan mahram Karena itu, dalam islam kita dibolehkan menikahi sepupu (Meski hal ini tabu di masyarakat). Oleh karenanya, alangkah bijaknya menikah dg selain sepupu karena lawan jenis di dunia ini banyak.  Ketiga, istri paman atau suami bibi, bukan mahram. Misal: Adi punya paman (Rudi), istri Rudi bukan mahram bagi Adi. Atau Wati punya bibi (Ida), suami Ida bukan mahram bagi Wati. Allahu a’lam 48
  • 49. 49
  • 50. RENUNGAN Agama Islam tidak bermaksud untuk membatasi atau mempersulit gerak dan langkah umatnya. Justru dg aturan & syariat tersebut, manusia akan terhindar dari berbagai kemungkinan yg akan mendatangkan bencana & kemudharatan bagi dirinya. Sekarang kita mengetahui ilmunya, mari kita mengamalkan dg penuh keikhlasan... ^_^ 50