Sirah Nabawiyah 105: Pembangunan Kota Madinah - Desain Urban IslamiAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 97: Membangun Masjid NabawyAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 102: Kaum Munafiq di MadinahAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 95: Tiba di Madinah (Bag. 2)AbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 110: Rampungnya Rumah Nabi SAWAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 61: Duka Bertumpuk dan Pelajaran KesabaranAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 105: Pembangunan Kota Madinah - Desain Urban IslamiAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 97: Membangun Masjid NabawyAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 102: Kaum Munafiq di MadinahAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 95: Tiba di Madinah (Bag. 2)AbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 110: Rampungnya Rumah Nabi SAWAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 61: Duka Bertumpuk dan Pelajaran KesabaranAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga TerdekatAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang AgungAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus PendudukAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di YatsribAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 30: Dakwah Jahriyah Kepada Keluarga TerdekatAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 65: Kepribadian yang AgungAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 106: Membangun Kekuatan Ekonomi dan Sensus PendudukAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 83: Kelanjutan Dakwah di YatsribAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptxnuzzayineffendi52
**Budaya Populer (Pop Culture)**
Budaya populer adalah serangkaian praktik, kepercayaan, dan objek yang dominan dalam masyarakat pada waktu tertentu. Ini mencakup berbagai aspek seperti musik, film, fashion, teknologi, dan media sosial yang dinikmati oleh banyak orang. Budaya populer sering dipengaruhi oleh selebriti, tren media, dan perkembangan teknologi, serta cepat berubah sesuai dengan preferensi publik. Contoh budaya populer meliputi fenomena seperti K-pop, serial TV seperti "Game of Thrones," dan aplikasi seperti TikTok. Budaya populer seringkali mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma yang diterima secara luas dalam masyarakat, tetapi juga bisa menjadi tempat bagi inovasi dan perubahan sosial.
**Budaya Massa (Mass Culture)**
Budaya massa adalah budaya yang diproduksi dan didistribusikan secara massal kepada publik oleh industri media dan hiburan. Ini mencakup produk-produk seperti film Hollywood, musik pop, acara TV, dan iklan yang dirancang untuk menjangkau audiens yang luas. Budaya massa sering kali diproduksi dengan tujuan komersial dan cenderung mengikuti formula yang dapat diterima secara luas untuk memaksimalkan daya tarik dan keuntungan. Karakteristik utama dari budaya massa adalah homogenisasi konten, di mana produk budaya yang dihasilkan cenderung seragam dan dapat diterima oleh berbagai kelompok masyarakat. Budaya massa seringkali dikritik karena dianggap mengurangi keragaman budaya dan mempromosikan konsumerisme.
Meskipun keduanya saling berkaitan, perbedaan utama antara budaya populer dan budaya massa terletak pada bagaimana budaya tersebut diproduksi, didistribusikan, dan diterima oleh publik. Budaya populer lebih bersifat dinamis dan reflektif terhadap tren yang muncul dari masyarakat itu sendiri, sementara budaya massa lebih bersifat terorganisir dan diproduksi untuk konsumsi massal.
2. ADAB BERPAKAIAN SESUAI SYARI’AT ISLAM
Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang
Allah berikan kepada para hambanya, Islam mengajarkan
agar seorang muslim berpakain dengan pakaian islami
dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan.
Lalu, bagaimana Islam mengatur dalam urusan
berpakaian?
2
3. DALAM BERPAKAIAN HENDAKNYA
MENYANGKUP 3 ASPEK NILAI:
1. Nilai Religius
Maksudnya pakaian yang hendak dipakai harus
sesuai dengan ketentuan Islam, baik fungsi maupun
tujuannya.
Dalam hal ini fungsinya menutup aurat dan tujuannya
menjaga kehormatan dan harga diri manusia.
3
4. 2. NILAI ESTETIKA
Hendaknya pakaian seorang muslim memiliki nilai
estetika yakni nilai kepatutan, keindahan, dan
kebaikan bagi pemakainya.
Contohnya: pergi shalat berjamaah dengan memakai
kaos distro dan sarung memang sah. Tapi
estetikanya kurang, dan hal ini perlu untuk dihindari.
4
5. 3. NILAI MEDIS
Hendaknya pakaian yg dipakai bisa mencegah dari
berbagai macam penyakit, bukan menimbulkan
penyakit.
Contoh: celana jeans terlalu ketat bisa
menimbulkan sakit kulit, kanker serviks,
kemandulan dsb
5
6. MENGAPA ISLAM MENGATUR DALAM HAL
BERPAKAIAN.....?
Mungkin ada yang berfikiran, kenapa Islam apa apa
diatur, ini ga boleh, itu ga boleh...
Tentulah dalam segala hal Islam menginginkan kebaikan
untuk umatnya. Dibalik setiap kejadian ada hikmahnya....
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
.... ً
لِاطَب اَذََٰه َتْقَلَخ اَم َانَّبَر ....
Artinya: “....Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia....” (QS. Ali Imran: 191)
6
8. Dari Abul Abbas bin Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma dia
berkata: Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau bersabda, “Hai anak muda, aku
akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya
Allah menjagamu, Jagalah Allah, niscaya engkau dapati Dia di hadapanmu.
Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta
pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah,
sesungguhnya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan suatu
kemanfaatan kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberinya,
kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Dan seandainya
mereka bersatu untuk mendatangkan suatu kemudharatan kepadamu,
maka mereka tidak dapat mendatangkannya, kecuali dengan sesuatu yang
telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran
telah mengering.”
(HR. Tirmidzi, Derajat Hadits Hasan)
8
9. 2. KASIH SAYANG ALLAH KEPADA HAMBANYA
بولدها هذه من بعباده أرحم هلل
”
.
ومسلم البخاري رواه
“Sungguh, Allah jauh lebih penyayang kepada hamba-
hamba-Nya daripada ibu kepada anaknya.” (HR. Bukhari
dalam Kitab al-Adab [5999] dan Muslim dalam Kitab at-
Taubah [2754])
Begitu juga, dibalik berpakaian syar’i terdapat banyak
hikmahnya. Sebagai bentuk penjagaan Allah serta
kemuliaan terhadap hambaNya.
9
10. 3. ISLAM MENGINGINKAN SEMUA PERBUATAN MANUSIA
MENJADI IBADAH/ BERPAHALA
Allah ingin perkara perkara yang biasa menjadi perkara yang
berpahala. Lihatlah dalam hal suami mencari nafkah juga dinilai
pahala
َم َو ٌةَقَدَص َكَل َوُهَف َكَسْفَن َتْمَعْطَأ اَم
َص َكَل َوُهَف َكَدَل َو َتْمَعْطَأ ا
اَم َو ٌةَقَد
َأ اَم َو ٌةَقَدَص َكَل َوُهَف َكَتَج ْو َز َتْمَعْطَأ
َص َكَل َوُهَف َكَمِدَاخ َتْمَعْط
ٌةَقَد
Artinya: “Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai
sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri
pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang
engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga
makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk
sedekah” (HR. Ahmad).
Maka berpakaian syari’pun ada pahalanya tersendiri.
10
11. 4. MENUTUP CELAH BAGI SYAITAN UNTUK MENGGODA
MANUSIA
Segala perkara, telah diatur oleh Islam termasuk
dalam hal berpakaian. Aturan tersebut
dilaksanakan agar manusia tertutup celahnya dari
godaan syetan.
Lihatlah hadis tentang adab masuk rumah dan
makan
11
12. Hadits Jabir bin ‘Abdillah, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
َ َّ
اَلل َرَكَذَف ُهَتْيَب ُلُجَّالر َلَخَد اَذِإ
َط َدْنِع َو ِهِلوُخُد َدْنِع
َلاَق ِهِامَع
َاشَع َال َو ْمُكَل َيتِبَم َال ُانَطْيَّشال
َء
.
ُكْذَي ْمَلَف َلَخَد اَذِإ َو
َدْنِع َ َّ
اَلل ِ
ر
ْال ُمُتْكَرْدَأ ُانَطْيَّشال َلاَق ِهِلوُخُد
َيتِبَم
.
ا ِ
رُكْذَي ْمَل اَذِإ َو
َدْنِع َ َّ
َلل
ْال َو َيتِبَمْال ُمُتْكَرْدَأ َلاَق ِهِامَعَط
َءَاشَع
Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya,
lalu ia berdzikir pada Allah ketika memasukinya dan ketika hendak
makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Sungguh
kalian tidak mendapat tempat bermalam dan tidak mendapat makan
malam.” Namun ketika seseorang memasuki rumah dan tidak berdzikir
pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya), “Akhirnya,
kalian mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama
Allah ketika makan, setan pun berucap (pada teman-temannya), “Kalian
akhirnya mendapat tempat bermalam dan makan malam.”
(HR. Muslim no. 2018). 12
13. BERPAKAIAN SYARI’ KETIKA IBADAH JUGA MENUTUP
CELAH SYETAN MENGGODA MANUSIA.
Hal tersebut pernah juga dialami oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
‘Aisyah Radhiyallaha berkata :
َّلَص َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص َيِبَّنال َّنَأ
َظَنَف ٌمَلْعَأ اَهَل ٍةَصْيَِمخ يِف ى
ىَلِإ َر
َلاَق َف َرَصْنا اَّمَلَف ًة َرَْظن اَهِمَلْعَأ
:
وُبَهْذا
َج يِبَأ ىَلِإ ِهِذَه يِتَصيَِمخِب ا
ٍمْه
َأ اَهَّنِإَف ،ٍمْهَج يِبَأ ِةَّيِناَجِبْنَأِب يِنوُتْأ َو
يِتَلَص ْنَع اًفِنن يِنْتَهْل
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan pakaian khamishah yang
bercorak. Dalam shalatnya beliau memandang sekilas corak pakaian tersebut. Setelah
selesai shalat, beliaupun berkata: "Serahkan khamishah ini kepada Abu Jahm, dan ambilkan
untukku pakaian ambijaniyah hadiah dari Abu Jahm. Karena, pakaian khamishah tadi
melalaikan khusyuk shalatku”. [HR al-Bukhâri, no. 373]
Pakaian anbijâniyyah yang diminta Rasûlullâh adalah pakaian kasar yang tidak bercorak.
Berbeda dengan pakaian khamishah yang dikembalikan oleh beliau, pakaian itu memiliki
corak ataupun gambar.
13
14. ADAB BERPAKAIAN LELAKI MUSLIM:
Pakaian merupakan nikmat agung yang telah Allah
anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, supaya
mereka menutup aurat mereka dengannya. Kemudian,
Allah menambahkan kenikmatan tersebut dengan
menganugerahkan ‘riyaasy’ (pakaian indah) sebagai
perhiasan.
14
16. OLEH KARENA ITU, SEORANG MUSLIM HENDAKNYA MEMPERHATIKAN ADAB-ADAB
YANG BERKAITAN DENGAN PAKAIAN, DIANTARANYA :
1. Wajib menutup aurat
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam
tafsirnya terhadap ayat Al- A’raaf 26, “Allah telah
memberikan kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya
berupa pakaian dan raisy (pakaian indah). Pakaian
digunakan untuk menutup aurat, dimana hal ini
merupakan perkara yang wajib; sedangkan raisy
digunakan untuk perhiasan, dimana hal ini merupakan
penyempurna dan tambahan.” (Tafsirul Quranil ‘Adziim).
16
17. Menutup aurat merupakan adab mulia yang
diperintahkan dalam agama islam. Bahkan, seseorang
dilarang melihat aurat orang lain, karena hal tersebut
dapat menimbulkan kerusakan, dimana syariat
menutup semua celah terjadinya kerusakan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki
lainnya. ….” (HR. Muslim, 338) Jumhur ulama
mengatakan bahwa aurat laki-laki ialah dari lutut
hingga pusar.
17
18. 2. MENGENAKAN PAKAIAN SEDERHANA
Hendaknya seorang muslim meninggalkan pakaian mewah dan
mahal. Hal ini dapat menjauhkannya dari sifat sombong, dan
menjadikannya dekat dengan orang-orang sederhana dan miskin.
Selain itu, Allah akan menjauhkannya dari sifat suka berfoya-foya,
serta perasaan iri dan dengki dari sesama muslim.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah,
sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan
memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas
ia diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin
ia pakai.” (HR. Ahmad, dan Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadist ash-
Shahiihah : 718) 18
19. 3. MEMULAI DARI SEBELAH KANAN
Ummul mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
ُّ
ىِ
بَّ
الن َ
انَ
ك
–
وس عليه هللا صلى
لم
–
ُّ
عَ
نَ
ت ىِ
ف ُ
نُّ
مَ
يَّ
الت ُ
هُ
ب ِ
جْ
عُ
ي
ُ
طَ
و ِ
هِ
لُّ
جَ
رَ
تَ
و ِ
هِ
ل
ىِ
فَ
و ِ
هِ
ورُ
ه
ِ
هِّ
ِ
لُ
ك ِ
هِ
نْأ َ
ش
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai
mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika menyisir
rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik-
baik).” (HR. Bukhari no. 186 dan Muslim no. 268).
19
20. Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini
mengandung kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang
mulia dan bernilai maka dianjurkan untuk mendahulukan yang kanan
pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang, sepatu, masuk ke
dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting kumis,
menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala,
mengucapkan salam sebagai tanda selesai shalat, membasuh anggota
wudhu, keluar dari WC, makan dan minum, berjabat tangan, menyentuh
hajar aswad dan lain-lain.
Sedangkan hal-hal yang berkebalikan dari hal yang diatas dianjurkan
untuk menggunakan sisi kiri semisal masuk WC, keluar dari masjid,
membuang ingus, istinjak, mencopot baju, celana panjang dan sepatu.
Ini semua dikarenakan sisi kanan itu memiliki kelebihan dan
kemuliaan.” (Syarah Muslim, 3/131) 20
21. 4. MEMAKAI PAKAIAN PUTIH
Pakaian berwarna putih lebih baik dari pakaian
berwarna lain, walaupun itu tidak
terlarang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Pakailah pakaian berwarna
putih, karena pakaian berwana putih lebih suci dan
lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan kain
putih” (HR. Ahmad, an-Nasaa’i, dan selain
keduanya, lihat Shahiihul Jaami’ : 1235)
21
22. 5. TIDAK MENGENAKAN
PAKAIAN SYUHRAH (SENSASIONAL)
Dikatakan pakaian syuhrah karena pakaian tersebut membuat
pemakainya menjadi pusat perhatian, baik karena jenis pakaian
tersebut sangat mewah, atau sangat berbeda dengan kebanyakan
orang, atau pakaian tersebut sudah sangat lusuh dan compang-
camping, atau pakaian tertentu yang dipakai agar menjadi
terkenal.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
memakai pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian
yang serupa pada hari kiamat nanti. Kemudian, dalam pakaian
tersebut akan dinyalakan api Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu
Majah, lihat Shahiihul Jaami’ : 6526)
22
23. 6. TIDAK MEMAKAI EMAS DAN PAKAIAN
SUTRA
Emas dan pakaian sutra haram dipakai oleh
kaum laki-laki, tetapi boleh bagi kaum wanita.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Emas dan sutra dihalalkan bagi kaum wanita dari
umatku, dan diharamkan bagi kaum laki-laki.” (HR.
Ahmad dan Nasaa’i, lihat Shahiihul Jaami’ : 209)
23
24. 7. TIDAK MENYERUPAI WANITA
Disadari atau tidak, perkara ini telah tersebar di zaman sekarang
ini. Kita banyak mendapatkan sebagian pemuda yang menyerupai
kaum wanita dalam berpakaian, berhias, dan memilih warna.
Padahal, perkara itu merupakan perkara yang dilaknat oleh Allah
Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
ِب ِلاَج ِ
الر َنِم َينِهِبَشَتُمْال ُ َّ
اَلل َنَعَل
َنِم ِتاَهِبَشَتُمْال َو ، ِاءَسِنال
ِلاَج ِ
الرِب ِاءَسِنال
Artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu
pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151.
Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari).
Laknat diartikan dijauhkan dari Rahmat Allah
24
25. 8. BERDOA DENGAN DOA-DOA YANG BERKAITAN DENGANNYA
Doa memakai pakaian
َزَر َو َب ْوَّثال اَذَه ىِناَسَك ىِذَّال ِ َّ ِ
َلل ُدْمَحْال
َال َو ىِنِم ٍل ْوَح ِ
ْريَغ ْنِم ِهيِنَق
ٍة َّوُق
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian
ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”
Doa memakai pakaian baru
َأ ِهيِنَت ْوَسَك َتْنَأ ُدْمَحْال َكَل َّمُهَّالل
ُص اَم ِ
ْريَخ َو ِه ِ
ْريَخ ْنِم َكُلَأْس
ُذوُعَأ َو ُهَل َعِن
ُهَل َعِنُص اَم ِ
َرش َو ِه ِ
َرش ْنِم َكِب
Artinya: Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian. Engkaulah yang
memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada-Mu agar
memperoleh kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan yang ia diciptakan
karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan
kejahatan yang diciptakan karenanya).
Doa melihat orang lain memakai pakaian baru
ىَلاَعَت ُهللا ُفِلْخُي َو يِلْبُت
Artinya: “Kenakanlah sampai lusuh. Semoga Allah Ta’ala memberikan
gantinya kepadamu.”
25
26. 9. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN UMAT LAIN
Diantara sikap yang seharusnya dimiliki seorang muslim
ialah berusaha menyelisihi setiap urusan orang-orang
Yahudi, Nashrani, dan orang-orang Musyrik (hindu, budha,
dan selainnya). Penyelisihan ini mencakup juga
penyelisihan dalam hal berpakaian.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْمُهْنِم َوُهَف ٍم ْوَقِب َهَّبَشَت ْنَم
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia
termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)
26
27. ADAB BERBUSANA MUSLIMAH
1. Menutup aurat
Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka & telapak tangan.
َل َ
يض ِحَمْال ِتَغَلَب اَذِإ َةَأ ْرَمْال َّنِإ ُءاَمْسَأ اَي
َذَه َّ
الِإ اَهْنِم ى َرُي ْنَأ ْحُلْصَي ْم
اَذَه َو ا
Artinya: “Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh
maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini
(beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan)”.
[HR. Abu Dâwud 4104]
Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al-Ahzab: 59 yang
artinya: "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mumin: 'Hendaklah mereka
mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'“
27
28. TAFSIR QS AL- AHZAB: 59
َنَب َو َك ِاج َو ْزَ ِ
ل ْلُق ُّيِبَّنال اَهُّيَأ اَي
ْدُي َينِنِمْؤُمْال ِاءَسِن َو َكِتا
ْنِم َّنِهْيَلَع َينِن
َنْفَرْعُي ْنَأ َىنْدَأ َكِلَذ َّنِهِبيِب َ
لَج
َغ ُ َّ
اَلل َانَك َو َْنيَذْؤُي َ
لَف
اًمي ِحَر اًورُف
(
59
)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-
Ahzab:59)
28
29. RINGKASAN TAFSIR SYEKH ABD. BIN NASHIR AS- SA’DI :
Ayat ini disebut juga ayat hijab. Allah memerintahkan kepada
kaum wanita secara umum, dan dimulai dari keuarga nabi
istri2 dan putri2nya. Ini menunjukan bahwa sebelum
memerintah orang lain semestinya dimulai sebuah
keteladanan dari keluarga terlebih dahulu.
ْهَأ َو ْمُكَسُفنَأ واُق واُنَمن َينِذَّال اَهُّيَأ اَي
ًَارن ْمُكيِل
“wahai org2 yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari
api neraka”
29
30. َّنِهِبيِب َ
لَج ْنِم َّنِهْيَلَع َينِنْدُي “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Jilbab ini adl kain yg melapisi pakaian
berupa selimut, khimar (kerudung), kain sorban/ serupa dengannya.
Maksudnya mereka menutup dari kepala ke dadanya.
Kemudian Allah menyebutkan hikmahnya,
َْنيَذْؤُي َ
لَف َنْف َرْعُي ْنَأ َىنْدَأ َكِلَذ “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu”. Hal ini
menunjukan adanya ganguan jika wanita tidak mengenakan hijab.
Karena orang2 menduga ia bukan wanita suci (terhormat), sehingga
mudah didatangi laki2 untuk mengganggu mereka, dan bisa saja
mereka dilecehkan. Dan akibatnya mereka diremehkan. Jadi Hijab
itu memutuskan hasrat buruk terhadap mereka.
30
31. 2. TIDAK BERTABARUJ
(BERDANDAN BERHIAS DIRI SAAT KELUAR RUMAH)
َبَت َ
ال َو َّنُكِتوُيُب يِف َن ْرَق َو
ِلِهاَجْال َجُّرَبَت َنْجَّر
ىَلوُ ْ
ال ِةَّي
”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah
kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan
seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang
dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)
31
32. TAFISR QS AL AHZAB: 33
َّنُكِتوُيُب يِف َن ْرَق َو “Dan hendaklah kalian dirumah kalian”:
anjuran lebih banyak dirumah, sebab demikian lebih
selamat dan lebih menjaga kehormatan wanita
ُ ْ
ال ِةَّيِلِهاَجْال َجُّرَبَت َنْجَّرَبَت َ
ال َو َّنُكِتوُيُب
ىَلو “Dan janganlah kalian
berhias dan bertingkah laku sperti orang2 jahiliyah yg
dahulu”: janganlah suka keluar rumah dg berhias dan
memakai wangi2an sebagaimana kebiasaan wanita
jahiliyah dahulu. Semua ini adalah untuk mencegah
keburukan dan segala pemicunya.
32
33. 3. TIDAK MEMAKAI PAKAIAN TIPIS
Dalam sebuah hadits Rasulullah telah bersabda: "Pada akhir
umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun
(hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti
terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena
sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk." Di
dalam hadits lain terdapat tambahan: "Mereka tidak akan
masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya." (HR.
Muslim dari riwayat Abu Hurairah).
33
34. 4. TIDAK KETAT HINGGA MEMPERLIHATKAN LEKUK TUBUHNYA
Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah pernah memberiku baju
Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh
Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku.
Nabi bertanya kepadaku: "Mengapa kamu tidak mengenakan baju
Quthbiyah?" Aku menjawab: "Aku pakaikan baju itu pada istriku." Nabi
lalu bersabda: "Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik
Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa
menggambarkan bentuk tulangnya." (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi
dengan sanad Hasan).
34
35. 5. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN LAKI-LAKI
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ِب ِلاَج ِ
الر َنِم َينِهِبَشَتُمْال ُ َّ
اَلل َنَعَل
َنِم ِتاَهِبَشَتُمْال َو ، ِاءَسِنال
ِلاَج ِ
الرِب ِاءَسِنال
Artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula
wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151. Sanad hadits
ini shahih sesuai syarat Bukhari).
Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai
diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula
sebaiknya. Tidak menyerupai pakaian pria disini, misalnya seorang muslimah
memakai celana panjang yang layaknya dipakai oleh seorang laki-laki,
memakai kemeja laki-laki dll. Sehingga secara psikologis terpengaruh pada
pribadi pemakainya, misalnya merasa sekuat pria, merasa tomboy dll.
35
36. 6. MEMANJANGKAN PAKAIAN SAMPAI
MENUTUPI TELAPAK KAKINYA
Karena kaki wanita merupakan aurat, maka Wanita
hendaknya menjulurkan pakaian sampai menutup
telapak kakinya. 1 jengkal sampai 1 hasta dibawah
mata kaki. Jika tidak hendaknya memakai kaos
kaki.
Bagaimana jika terkena najis ketika berjalan?
Maka akan disucikan dengan tanah/ debu
setelahnya 36
37. 7. BERDOA DENGAN DOA-DOA YANG BERKAITAN DENGANNYA
Doa memakai pakaian
َزَر َو َب ْوَّثال اَذَه ىِناَسَك ىِذَّال ِ َّ ِ
َلل ُدْمَحْال
َال َو ىِنِم ٍل ْوَح ِ
ْريَغ ْنِم ِهيِنَق
ٍة َّوُق
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian
ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”
Doa memakai pakaian baru
َأ ِهيِنَت ْوَسَك َتْنَأ ُدْمَحْال َكَل َّمُهَّالل
ُص اَم ِ
ْريَخ َو ِه ِ
ْريَخ ْنِم َكُلَأْس
ُذوُعَأ َو ُهَل َعِن
ُهَل َعِنُص اَم ِ
َرش َو ِه ِ
َرش ْنِم َكِب
Artinya: Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian. Engkaulah yang
memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada-Mu agar
memperoleh kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan yang ia diciptakan
karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan
kejahatan yang diciptakan karenanya).
Doa melihat orang lain memakai pakaian baru
ىَلاَعَت ُهللا ُفِلْخُي َو يِلْبُت
Artinya: “Kenakanlah sampai lusuh. Semoga Allah Ta’ala memberikan
gantinya kepadamu.”
37
38. ADAB BERHIAS
Islam mencintai keindahan , namun yg tidak
bertentangan dg norma norma agama.
Al- Qur’an maupun Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam berhias memberi ketentuan sbb:
38
39. DIANTARA ADAB BERHIAS DALAM ISLAM
ADALAH:
1. Anjuran untuk memotong kuku, memotong kumis,
menyisir rambut, dan merapikan jenggot (bila
berjenggot)
2. Anjuran untuk memakai wangi- wangian (terkhusus
ketika mau shalat, untuk laki” boleh memakai kapan
saja dimana saja), sedangkan perempuan dilarang
untuk memakai wangi”an yg menyengat ketika keluar
rumah, {ada parfum khusus muslimah}
39
40. 3. Larangan Qoza (mencukur botak sebagian kepala dan sebagian lain tidak
di cukur.
Contoh: {******?!?!?!! }, potong Punker, dsb)
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata,
ِ َّ
اَلل َلوُسَر َّنَأ
–
وسلم عليه هللا صلى
–
َقْال ِنَع ىَهَن
ِعَز
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang qaza’.” (HR.
Bukhari no. 5921 dan Muslim no. 2120)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jg bersabda,
“Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.”
pffftttt
40
41. 4. LARANGAN BERHIAS DIRI DG MENGUBAH APA
YANG TELAH DICIPTAKAN ALLAH.
Misal: mengeritingkan rambut, mencukur alis mata,
membuat tahi lalat, dsb)
firman Allah,
ْمَُّنهَرُمَألَو
ُِّ
َيغُيَلَف
َ ْلَْ هخ َّن
ِللا
“Dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
merubahnya.” (QS. An-Nisa: 119). 41
42. 5. Dilarang berhias diri menyerupai lawan jenisnya.
6. laki” dilarang memakai cincin/ perhiasan yg terbuat dari
emas serta kain sutera.
7. Dilarang bertato dan mengikir gigi
8. Dilarang menyambung rambut
42
43. Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َن ِ
ْريَغِب َهَّبَشَت ْنَم اَّنِم َْسيَل
ا
“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain
kami” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan).
Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan, “Adapun hukum mewarnai
rambut wanita yang masih berwarna hitam diubah ke warna lainnya,
seperti itu menurutku tidak boleh karena tidak ada faktor pendorong
untuk melakukannya. Karena warna hitam sendiri sudah
menunjukkan kecantikan. Kalau beruban barulah butuh akan warna
(selain hitam). Yang ada dari gaya mewarnai rambut hanyalah meniru
mode orang kafir.” (Tanbihaat ‘ala Ahkami Takhtasshu bil Mu’minaat,
hal. 14). 43
44. 9. Dilarang berlebih lebihan dalam berhias karena
termasuk perbuatan syaitan.
Penekanan terhadap perempuan untuk lebih berhati- hati,
berhias hanya untuk suaminya, bukan yg lain.
10. Menjaga aurat
hendaknya seseorg mukmin itu menjaga auratnya.
Batasan batasan aurat. Dengan cara mempelajari
pembahasan tentang aurat & mahram.
****Materi belum selesai...
44
45. MAHRAM
Penggunaan istilah yang benar adalah mahram bukan
muhrim. Karena muhrim artinya orang yang melakukan
ihram, baik untuk umrah atau haji. Sedangkan mahram,
Imam an-Nawawi memberi batasan dalam sebuah definisi
berikut,
لحرمتها مباح بسبب التأبيد على نكاحها حرم من كل
Setiap wanita yang haram untuk dinikahi selamanya,
disebab sesuatu yang mubah, karena statusnya yang
haram. (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 9:105)
45
46. Adapun wanita yang tidak boleh dinikahi karena selamanya ada 11 orang
ditambah karena faktor persusuan. Tujuh diantaranya, menjadi mahram karena
hubungan nasab, dan empat sisanya menjadi mahram karena hubungan
pernikahan.
Pertama, tujuh wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan nasab:
1. Ibu, nenek, buyut perempuan dan seterusnya ke atas.
2. Anak perempuan, cucu perempuan, dan seterusnya ke bawah.
3. Saudara perempuan, baik saudari kandung, sebapak, atau seibu.
4. Keponakan perempuan dari saudara perempuan dan keturunannya ke
bawah.
5. Keponakan perempuan dari saudara laki-laki dan keturunannya ke bawah.
6. Bibi dari jalur bapak (‘ammaat).
7. Bibi dari jalur ibu (Khalaat).
46
47. Kedua, empat wanita yang tidak boleh dinikahi karena
hubungan pernikahan:
1) Ibu istri (ibu mertua), nenek istri dan seterusnya ke atas,
meskipun hanya dengan akad
2) Anak perempuan istri (anak tiri), jika si lelaki telah
melakukan hubungan dengan ibunya
3) Istri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri), dan seterusnya
ke atas
4) Istri anak (menantu perempuan), istri cucu, dan seterusnya
kebawah.
Demikian pula karena sebab persusuan, bisa menjadikan
mahram sebagaimana nasab. (Taisirul ‘Alam, Syarh Umdatul
Ahkam 47
48. CATATAN TENTANG MAHRAM
Pertama, Saudara Ipar bukanlah mahram
Kedua, Sepupu bukan mahram
Karena itu, dalam islam kita dibolehkan menikahi sepupu
(Meski hal ini tabu di masyarakat). Oleh karenanya,
alangkah bijaknya menikah dg selain sepupu karena
lawan jenis di dunia ini banyak.
Ketiga, istri paman atau suami bibi, bukan mahram.
Misal: Adi punya paman (Rudi), istri Rudi bukan mahram
bagi Adi. Atau Wati punya bibi (Ida), suami Ida bukan
mahram bagi Wati.
Allahu a’lam 48
50. RENUNGAN
Agama Islam tidak bermaksud untuk membatasi atau mempersulit
gerak dan langkah umatnya. Justru dg aturan & syariat tersebut,
manusia akan terhindar dari berbagai kemungkinan yg akan
mendatangkan bencana & kemudharatan bagi dirinya.
Sekarang kita mengetahui ilmunya, mari kita mengamalkan dg
penuh keikhlasan...
^_^
50